PERAN TENAGA PENDIDIK DALAM PENCAPAIAN ASPEK PENGEMBANGAN FISIK/MOTORIK DI PAUD SE KOTA GORONTALO RAPI US. DJUKO Dosen UNG
PENDAHULUAN Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Selama ini pendidikan di Indonesia masih menggunakan metode tradisional dan dikhotomis (terjadi pemisahan) antara pendidikan yang berorientasi iman dan taqwa (Imtaq) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Pendidikan seperti ini tidak memadai lagi untuk merespon perkembangan masyarakat yang sangat dinamis. Metode pendidikan yang harus diterapkan sekarang adalah dengan mengembangkan pendidikan yang integralistik yang memadukan antara iman dan taqwa(Imtaq) dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Oleh karena itu, pendidik dituntut untuk meningkatkan peran aktifnya dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas melalui berbagai upaya, diantaranya senantiasa meningkatkan profesionalismenya sebagai pengajar dalam berbagai bidang seperti bidang pedagogi, social, professional, dan kepribadian melalui berbagai kegiatan workshop, seminar, dan diklat kependidikan. Pendidik hendaknya senantiasa menciptakan dan mengintegrasikan pendidikan berkarakter dan berbudaya bangsa sehingga mampu menciptakan pribadi anak yang berakhlak mulia, jujur, disiplin dan bertanggung jawab. Harus mampu menjadi suri teladan yang baik bagi anak dan lingkungan masyarakat sekitarnya sehingga dari keteladanan ini lahirlah pribadi anak generasi penerus bangsa yang seimbang antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosionalnya, serta pengembangan aspek fisik motorik anak. Pada perkembangan seorang manusia, perkembangan fisik/motorik memegang peran yang sama pentingnya dengan perkembangan kognisi, perilaku social dan kepribadian, sejalan dengan perkembangannya fisik-motorik seorang anak, mereka akan menjadi lebih mandiri. Mereka tidak lagi membutuhkan bantuan orang tuanya untuk menuju suatu tempat atau mengambil barang yang diinginkan. Dari kegiatan survey awal yang dilakukan peneliti terhadap 379 tenaga pendidik yang tersebar di 5 kecamatan yang membiina kurang lebih 60 Paud dan TK di Kota Gorontalo, diperoleh informasi bahwa hanya sekitar 25% pendidik yang sudah mampu memahami tentang pentingnya perkembangan aspek fisik/motorik bagi anak usia dini. 75% belum maksimal melakukan perannya dalam mengembangkan aspek fisik/motorik anak usia dini dalam pembelajaran. Hal ini diduga disebabkan kurangnya wawasan keilmuan pendidik dalam pengembangan kecerdasan anak, guru mengajar asal gugur kewajiban saja tanpa memperhatikan tanggung jawabnya dalam mencerdaskan anak bangsa, kurang bervariasinya strategi pembelajaran yang digunakan guru sehingga menyebabkan kecerdasan fisik/motorik anak rendah. KAJIAN PUSTAKA 2.1. Tugas dan Peran Guru dalam Proses Belajar Mengajar 2.1.1. Tugas Guru Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian, meliputi : bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Dalam bidang profesi terdiri dari mendidik, mengajar dan melatih.mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan anak didiknya. Dalam bidang kemanusiaan, tugasnya adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua kedua. Dimana ia hatrus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Dalam bidang kemasyarakatan, guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. 2.1.2. Peran Guru Peran seorang guru sangat signifikan dalam proses belajar mengajar, meliputi: sebagai pengajar, demonstrator, manajer kelas, supervisor, motivator, konselor, eksplorator, dan masih
banyak lagi peran yang lain. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan antara lain : 1). Demonstrator Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa 2). Manajer/Pengelola Kelas Mengajar dengan sukses berarti harus ada keterlibatan siswa secara aktifg untuk belajar. Menurut Sagala (2003:12), belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku, dan ketrampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik jika guru dan anak didik sama-sama mengerti bahan apa yang akan dipelajari sehingga terjadi interaksi yang aktif dalam PBM. Dengan kata lain pembelajaran merupakan suatu proses dimana lingkungan seseorang sengaja dikelola untuk memungkinkan anak didik turut merespon situasi tertentu yang ia hadapi. 3). Mediator/Fasilitator Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar. Sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajarmengajar. Baik yang berupa narasumber, buku teks, majalah ataupun surat kabar. 4). Evaluator. Penilaian perlu dilakukan, karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan anak didik terhadap pelajaran serta ketepatan atau keefektifan metode mengajar. 5). Pengajar dan Pembimbing Setiap guru harus memberikan pengetahuan dan ketrampilan dasar untuk hidup dalam masyarakat dan pengetahuan untuk mengembangkan kemampuannya lebih lanjut. 2.2. Berbagai pandangan Mengenai Perkembangan Fisik/Motorik Anak Kuhlen dan Thomshon (dalam Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individual meliputi empat aspek, yaitu : 1). Sistim syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi, 2). Otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik, 3) kelenjar endokrin yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis, 4). Struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proporsi. Motorik adalah semua gerakan yang mungkin didapatkan oleh seluruh tubuh. Sedangkan perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsure kematangan dan pengendalian gerak tubuh (Sudjiono, 2005: 13). Menurut Curtis (1998) dan Hurlock (1957) dalam Yusuf (2002) dikemukakan bahwa perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua Yaitu : 1). Ketrampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga, 2). Ketrampilan motorik halus atau ketrampilan manipulasi sep[erti menulis, menggambar, memoptong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benada-benda atau alat-alat mainan. Untuk keperluan penelitian ini maka pembahasan mengenai kemampuan motorik anak dititik beratkan pada aspek motorik kasar. Ketrampilan motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup ketrampilan otot-otot besar. Gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan, seperti : merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang. 2.3. Pentingnya Peran Pendidik Dalam Pencapaian Perkembangan Fisik/Motorik Dalam menerapkan dan mengimplementasikan pendidikan, tidak hanya terpaku kepada satu tujuan misalnya kecerdasan saja, namun harus bersifat holistic dengan tujuan yang lain agar bias membentuk satu karakter manusia Indonesia seutuhnya. Peran dan tanggung jawab seorang pendidik di dalam mengembangkan kecerdasan anak usia dini khususnya pada aspek fisik/motorik sangat penting didalam usaha mewujudkan anak Indonesia yang tidak hanya sehat jasmani dan rokhasni juga memiliki keseimbangan dalam melakukan tugas-tugas kehidupannya nanti sehingga menjadikan anak usia dini yang cerdas paripurna akan terwujud seperti yang kita harapkan bersama.
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Paud se Kota Gorontalo. Dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian berdasarkan pada pertimbangan bahwa masalah ini nyata ada dilapangan sehingga peneliti tertarik untuk membahasnya dalam sebuah kajian ilmiah. 3.2. Metode dan Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu sekedar memberikan gambaran tentang bagaimana peran seorang tenaga pendidik dalam pencapaian aspek pengembangan fisik motorik anak di Paud 3.3. Populasi dan Sampel Jumlah populasi yang peneliti tetapkan sebanyak 379 orang tenaga pendidik. Sedangkan sampel penelitian sebesar 10% dari anggota populasi. Jadi sebanyak 37 orang. 3.4. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik penelitian yang digunakan terdiri dari : 3.4.1. Observasi. Metode ini peneliti gunakan untuk mengadakan pengamatan mengenai : peran pendidik/guru dalam pencapaian aspek perkembangan fisik/motorik, sarana dan prasarana lainnya yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran di sekolah dan melihat bagaimana peran aktif para pendidik dalam meningkatkan aspek fisik/motorik anak 3.4.2. Wawancara. Peneliti melakukan wawancara yang bersifat informal terhadap pihak-pihak yang memiliki relevansi informasi dengan rumusan masalah. 3.4.3. Angket. Pengedaran angket ini bertujuan agar peneliti bias mendapatkan jawaban-jawaban atas pertanyaan yang berisi tentang bagaimana peran pendidik atau peran guru dalam pencapaian aspek pengembangan fisik/motorik anak
3.5. Teknik Analisa Data Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dan analisis secara prosentase berdasarkan data penyebaran angket yang telah diisi oleh para responden yang nama-namanya dirahasiakan
PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Paud se Kota Gorontalo dengan beberapa pertimbangan antara lain : masalah ini banyak ditemui di lokasi penelitian, mudah dijangkau dan tersedia sumber daya manusia pendukung kegiatan penelitian. Adapun keadaan pendidik Paud/TK di Kota Gorontalo dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.1. Sebaran jumlah pendidik se Kota Gorontalo No. Kecamatan Jumlah Pendidik Keterangan 1. Kota Utara 50 orang 2. Kota Selatan 97 orang 3. Kota Timur 101 orang 4. Kota Barat 26 orang 5. Kota Tengah 70 orang 6. Dungingi 35 orang Total 379 orang 4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Data yang telah terkumpul diperiksa kelengkapannya. Ternyata 37 eksemplar daftar angket yang disebarkan, semuanya kembali. Selanjutnya data dianalisis secara prosentase. Analisis data didahului dengan mencari frekuensi masing-masing item pertanyaan sesuai dengan jawaban responden. Setelah itu dicari prosentase jawaban masing-masing responden dengnan menggunakan rumus : P=f/n. Peran Guru Sebagai perencana Untuk data peran guru sebagai perencana dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.2.Peran Guru sebagai Perencana No .
Indikator
1. 2.
Menyusun rencana pembelajrn Penetapan tema berkaitan dgn aspek fisik/motorik Pencapaian kompetensi dasr untuk kelenturn, keseimbangn, dn kelincahn Rata-rata
3.
F 35 22
% 94,60 59,46
Alternatif Jawaban Sering Kadang 2 F % F % 1 2,70 1 2,70 13 35,14 1 2,70
22
59,46
11
29,73
3
8,11
1
2,70
26
70,27
8
21,62
2
5,40
1
2,70
Selalu
TdkPerna h F % 1 2,70
Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa peran guru sebagai perencana pembelajaran dilihat pada indicator kegiatan menyusun rencana pembelajaran, penetapan tema berkaitan dengan aspek fisik/motorik dan pencapaian kompetensi dasar untuk kelenturan, keseimbangan dan kelincahan dapat dihitung rata-rata responden yang menjawab sebanyak 26 orang (71,17%) menyatakan selalu dilaksanakan ,sering 8 orang (22,52%), kadang-kadang sebanyak 2 orang (4,50%), dan 1 orang (1,8%) menyatakan bahwa kegiatan itu tidak pernah dilakukan. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa guru sudah berperan dalam menyusun rencana pembelajaran yang ada kaitannya dengan pengembangan aspek fisik/motoric. Peran Guru Sebagai Pendidik/Pembimbing Aspek-aspek yang akan dicapai pada indicator penelitian ini meliputi :pemberian bantuan kepada anak yang melakukan aktivitas fisik/motoric, membimbing anak melakukan aktivitas untuk kelenturan otot dan koordinasi, membimbing anak dalam rangka keseimbangan dan koordinasi. Untuk indicator peran guru sebagai pendidik/pembimbing dapat dilihat pada table 4.3 berikut ini. Tabel 4.3.Peran Guru sebagai Pendidik/Pembimbing N o. 1. 2.
3.
Indikator
Pemberian bantuan pd anak melakukan aktivits fisik Membimbing anak melakukan aktivtas utk kelenturn otot dn koordinsi Membimbig ank untk keseimbagn dn koordinasi Rata-rata
Selalu
Alternatif Jawaban Sering Kadang2
F 3
% 8,11
F 24
% 64,86
F 10
% 27,03
TdkPe rnah F % -
4
10,81
23
62,16
10
27,03
-
-
25
67,57
7
18,92
5
13,51
-
-
11
29,73
18
48,65
8
21,62
-
-
Selanjutnya peran guru sebagai pendidik/pembimbing dilihat dari indicator pemberian bantuan pada anak dalam melakukan aktivitas fisik/motoric, membimbing anak melakukan aktivitas untuk kelenturan otot dan koordinasi dan kegiatan membimbing anak untuk keseimbangan dan koordinasi datanya dapat dianalisis rata-ratanya sebagai berikut bahwa sebanyak 11 responden (28,83%) menyatakan selalu, 18 responden (48,65%) menyatakan seringkali kegiatan itu dilakukan, dan 8 responden (22,52%) menyatakan bahwa kegiatan itu kadang-kadang dilaksanakan, serta tidak ada responden yang menyatakan tidak pernah. Hal ini berarti bahwa peran guru sebagai pendidik/pembimbing sudah dilaksanakan namun belum optimal pelaksanaannya sehingga masih perlu ditingkatkan lagi agar anak usia dini dapat berkembang seperti yang kita harapkan khususnya padaa spek fisik/motoric. Peran Guru Sebagai Model/Contoh.
Indikator yang dapat kita amati pada peran ini meliputi : menyuruha nakmelakukan kegiatan berjalan di atas papan titian; member contoh kepada anak dalam menirukan gerakan; menyuruh anak melakukan kegiatan berjalan maju pada garis lurus, berjalan jinjit dan sejenisnya. Data lengkap tentang peran guru sebagai model/contoh dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.4.Peran Guru sebagai Model/Contoh AlternatifJawaban No. Indikator Selalu Sering Kadang2 TdkPernah F % F % F % F % 1. Menyuruh anak berjaln di ats 3 8,11 16 43,24 11 29,73 7 18,92 papan titian 2. Memberi conth menirukan suatu 16 43,24 10 27,03 11 29,73 gerakan 3. Menyuruh anak berjaln maju pd gars lurus, jaln jinjit, dan 3 8,11 13 35,13 3 8,11 18 48,65 sejenisnya Rata-rata 7 18,92 13 35,14 8 21,62 8 21,62 Peran guru sebagai model/contoh dilihat pada indicator: menyuruh anak berjalan di atas papan titian, membericontoh menirukan suatu gerakan dan menyuruh anak berjalan maju pada garis lurus, berjalan jinjit dan sejenisnya, datanya dapat dianalisis rata-rata sebagai beriut :sebanyak 7 responden (18,92%) menyatakan selalu; seringkali 13 responden (35,14%); kadang-kadang 8 responden (21,62%) dan sebanyak 8 responden (21,62%) menyatakan bahwa kegiatan itu tidak pernah dilakukan. Hal ini berarti masih sebagian kecil responden menyatakan bahwa guru sudah berperan sebagai model/contoh dalam pembelajaran yang menitik beratkan pada pengembangan aspek fisik/motoric Peran Guru Sebagai pelajar Peran ini dapat dilihat pada indicator berikut : kegiatan guru memperluas wawasan berpikir tentang pengembangan aspek fisik/motoric anak melalui membaca; aktif ikut sosialisasi tentang senam yang baru; sikap guru pada saat menemukan seorang anak yang sukanya memanjat. Untuk peran guru sebagai pelajar, data lengkapnya dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.5.Peran Guru sebagai Pelajar No. 1. 2. 3.
Indikator Memperluas wawasn berpikir melalui membaca Aktif ikut sosialisasi tentag sesuatu yg baru Sikap guru pada anak yang sukanya memanjat Rata-rata
Selalu F % 6 16,22
AlternatifJawaban Sering Kadang2 F % F % 23 62,16 4 10,81
TdkPernah F % 4 10,81
15
40,54
19
51,35
2
5,41
1
2,70
7
1892
8
21,62
15
40,54
7
18,92
9
24,32
17
45,95
7
18,92
4
10,81
Adapun peran guru sebagai pelajar dilihat pada memperluas wawasan berpikir melalui kegiatan membaca; aktif ikut sosialisasi tentang hal yang baru; dan sikap guru pada saat menemukan anak yang sukanya memanjat, datanya dapat dianalisis secara rata-rata sebagai berikut : sebanyak 9 orang (24,32%) menyatakan bahwa kegiatan itu selalu dilaksanakan; sebanyak 17 orang (45,95%) menyatakan sering; kadang-kadang sebanak 7 orang (18,92%) serta tidak pernah 4 orang (10,81%). Hal ini mengandung implikasi bahwa guru melaksanakn peran sebagai pelajar belum optimal. Hal ini terbukti bahwa masih sebagian kecil responden menyatakan bahwa kegiatan tersebut selalu dilaksanakan. Kesadara n akan hal ini perlu ditanamkan dalam diri kita demi mencerdaskan anak bangsa yang menjadi tanggung jawab bersama di dunia pendidikan. Peran Guru Sebagai Komunikator Indikator peran guru ini dapat diamati melalui :implementasi pelatihan terhadap kegiatan pembelajaran; sikap guru menjadi pendengar yang baik pada setiap pendapat maupun keinginan anak. Data lengkap tentang peran guru sebagai komunikator dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.6. Peran Guru sebagai Komunikator
No . 1. 2.
Indikator Implementasi pelatihn terhadap keg. pembeljn Sikap guru menjdi pendengr yg baik pd pendpat anak Rata-rata
Alternatif Jawaban Sering Kadang2 F % F % 10 27,03 7 18,92
Selalu F % 20 54,05
TdkPernah F % -
23
62,16
7
18,92
6
16,22
1
2,70
22
59,46
9
24,32
7
18,92
0
0
Peran guru sebagai komunikator dilihat pada aspek implementasi pelatihan terhadap kegiatan pembelajaran dan sikap guru menjadi pendengar yang baik pada setiap pendapat anak, data lengkapnya dapat dianalisis rata-ratanya sebagai berikut bahwa sebanyak 22 responden (59,46%) menyatakan kegiatan itu selalu dilaksanakan, sering dilaksanakan 9 responden (24,32%), dan 7 responden (18,92%) menyatakan kadang-kadang serta tidak ada responden yang menyatakan bahwa kegiatan itu tidak pernah dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa guru sudah berperan sebagai komunikator yang baik bagi peserta didiknya baik dalam hal pengimplementasian kegiatan pelatihan pada kegiatan pembelajara maupun pada responnya terhadap pendapat anak. Peran Guru Sebagai Administrator Aspek yang dapat diamati lewat peran ini antara lain :pengarsipan kedalam porto folio semua hasil kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan aspek fisik/motoric dan pengarsipan semua data pendukung pada pengembangan aspek fisik/motoric. Data lengkapnya tentang peran ini dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.7. PeranGuru sebagai Administrator No. 1. 2.
Indikator Pengarsipn kedlm porto folio keg. pembeljn Pengarsipn semua data kaitannya dg fisik/motorik Rata-rata
Selalu F % 26 70,27
Alternatif Jawaban Sering Kadang2 F % F % 7 18,92 4 10,81
25
67,56
6
16,22
6
16,22
-
-
26
70,27
7
18,92
5
13,51
-
-
TdkPernah F % -
Data tentang peran guru sebagai administrator yang dapat diamati melalui pengarsipan kedalam portofolio semua kegiatan pembelajaran serta pengarsipan semua data yang ada kaitannya dengan pengembangan aspek fisik/motoric, dapat dianalisis rata-ratanya sebagai berikut :sebanyak 26 responden (70,27%) menyatakan kegiatan itu selalu dilaksanakan, sering 7 responden (18,92%), kadang-kadang 5 responden (13,51%) serta tidak ada responden yang menyatakan bahwa kegiatan itu tidak pernah dilaksanakan. Hal ini berarti bahwa guru sudah dapat dikatakan berperan dengan baik sebagai administrator pendidikan. Dalam arti bahwa guru sudah sepenuhnya mengadakan pengarsipan terhadap semua data yang ada kaitannya dengan kegiatan pembelajaran khususnya menyangkut pengembangan aspek fisik/motoric. Hasil analisis akhir keenam indicator penelitian dapat dilihat pada table 4.8 yang berisi indicator penelitian, nomor table dan prosentase peran guru dalam tiap bidang kegiatan. Adapun peran guru tersebut dibagi dalam dua kategori jawaban, yakni: (1) dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dan (2) belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Selanjutnya dihitung prosentase rata-rata masing-masing kategori jawaban tersebut. Dengan demikian dapat diketahui prosentase yang menonjol pada kedua kategori jawaban. Untuk jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini : Tabel 4.8.Prosentase data Peran Guru dalam PencapaianAspek Fisik/Motorik Peran Guru (%) Indikator Penelitian Tabel ++ -Perencana 4.2 91,89 8,11 Pendidik/Pembimbing 4.3 78,38 21,62 Model/Contoh 4.4 94,59 5,41 Pelajar 4.5 70,27 29,73 Komunikator 4.6 83,78 18,92
Administrator
4.7 Rata-rata
86,49 84,23
13,51 15,77
Keterangan : ++ = dilaksanakan sepenuhnya = belum dilaksanakan sepenuhnya Berdasarkan table di atas, dapat dianalisis bahwa guru sudah melaksanakan sepenuhnya perannya dalam pencapaian aspek perkembangan fisik/motorik. Hal ini dapat dilihat pada prosentase rata-rata dua kategori jawaban, yakni untuk kategori sudah dilaksanakan sepenuhnya sebesar 84,23. Hal ini berarti guru sudah sepenuhnya memiliki kesadaran untuk melaksanakan perannya di dalam pencapaian semua aspek pengembangan anak khususnya pada aspek fisik/motorik. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil penelitian, maka dapatlah dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kegiatan guru di Kota Gorontalo dalam pencapaian aspek pengembangan fisik/motorik sudah dilaksanakan sepenuhnya oleh para guru. Dalam arti bahwa guru sudah memiliki kesadaran penuh di dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran demi tercapainya perkembangan anak usia dini secara optimal 2. Peran yang ditunjukkan para guru di dalam pencapaian aspek pengembangan fisik/motorik seperti : perannya sebagai perencana, pendidik/pembimbing, model/contoh, pelajar, komunikator dan administrator B. Saran 1. Guru sebagai pendidik dan pembimbing anak usia dini di lembaga Paud maupun TK, hendaknya lebih mampu menunjukkan peranannya dalam pencapaian semua aspek pengembangan pengembangan utamanya pada pengembangan aspek fisik/motorik 2. Demi peningkatan profesionalitas, hendaknya para guru melengkapi dirinya dengan berbagai pelatihan, workshop, membaca literature, diskusi-diskusi ilmiah dengan teman sejawat, dan kegiatan-kegiatan lain untuk menambah wawasan keilmuannya.
Daftar Pustaka Anggoro, Mohammad Toha, 2001. “Tutorial Elektronik melalui Internet dan Fax Internet” dalam Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh, Volume 2, No.1 Gunarsah, Singgih, Dasar dan teori Perkembangan Anak, PT BPK Gunung Mulia Kartono, Kartini, 1997, Tinjauan Politik Mengenai Sistim Pendidikan Nasional, Jakarta : Anem Kosong Anem Makmun, Syamsudin Abin, 1999, Psikologi Pendidikan, Bandung: CV Algesindo Sidi, Djati Indra, 2003, Menuju masyarakat belajar, Jakarta: Paramadina Sugiyanto, dkk, Perkembangan dan belajar motorik, departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Sudjana, Nana, 2004, Proses belajar Mengajar, Bandung: CV Algesindo Sudjiono, Bambang, dkk, Metode pengembangan Fisik, Jakarta, Universitas Terbuka