Motivasi Pustakawan UGM Mengikuti Penelitian Hibah Kompetisi Dalam Upaya Mencapai Peningkatkan Profesionalisme Dan Peningkatkan Prestasi Nurhayati1, Joko Santoso2 ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa tinggi motivasi pustakawan UGM dalam mengikuti penelitian hibah kompetisi sebagai upaya meningkatkan profesionalisme dan prestasi karena perilaku berprestasi diperlukan oleh situasi perubahan yang cepat di bidang perpustakaan dan informasi. Dinamika motivasi yang dideskripsikan dalam penelitian ini meliputi tingkat motivasi mengikuti penelitian hibah kompetisi, pengaruh dana hibah penelitian terhadap motivasi melakukan penelitian, dan faktor-faktor yang membuat pustakawan termotivasi melakukan penelitian. Subjek penelitian diwakili oleh 13 orang pustakawan ahli. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi lengkap mengenai fenomena yang ada dalam kehidupan partisipan. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi, serta angket sederhana. Hasil wawancara ditransfer ke dalam transkrip kemudian dianalisis secara naratif atau dalam bentuk teks. Penelitian ini menghasilkan temuan yakni partisipan memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti penelitian hibah kompetisi, dana hibah menarik dan berpengaruh terhadap timbulnya motivasi meneliti tetapi bukan menjadi tujuan utama, sedangkan faktor-faktor yang membuat partisipan termotivasi untuk meneliti adalah untuk memperoleh angka kredit yang besar, memperoleh tambahan pendapatan, memiliki karya tulis ilmiah, berkesempatan melakukan penelitian, dan pengembangan diri. Hasil penelitian diharapkan mampu menjadi referensi bagi Perpustakaan Nasional RI sebagai lembaga tertinggi yang merumuskan kebijakan pengembangan pustakawan di masa mendatang. Kata kunci: Pustakawan, motivasi meneliti, peningkatan profesionalisme, peningkatan prestasi
ABSTRACT The purpose of this study is to identify how high motivation UGM librarian in the following research grants competition as an effort to increase professionalism and achievement for outstanding behavior required by the situation of rapid changes in the field of library and information . Motivational dynamics described in this study include the level of motivation to follow the research grant competition , the effect of a research grant to conduct research motivation , and the factors that make librarian motivated to do research . The research subject is represented by 13 expert librarians . This study is a descriptive study using a qualitative approach to obtain complete information on the phenomenon exists in the participant 's life . Data were collected through interviews , observation and documentation , as well as a simple questionnaire . The results are transferred to the interview transcripts were analyzed in a narrative or in text form . This research resulted in findings that participants have a high motivation to participate in the research grant competitions , grants attract and influence the onset of researching motivation but not the primary goal , while the factors that make the participants were motivated to investigate is to obtain a great credit score , obtaining additional revenue , have scientific papers , the opportunity to conduct research and development. The results of the study are expected to be a reference to the National Library as the highest institution formulating development policies in the future librarians . Keywords : Librarian , researching motivation , increased professionalism , performance improvement
PENDAHULUAN Saat ini peningkatan prestasi menjadi isu pengembangan profesionalisme pustakawan yang sangat penting dan dapat ditempuh dari bermacam aspek kegiatan kepustakawanan. Berbagai lomba kepustakawanan yang pada dasarnya merupakan ruang bagi pustakawan untuk menstimulasi berprestasi, diselenggarakan untuk mengukur pencapaian dari kebijakankebijakan dan program-program pengembangan pustakawan. Salah satu kegiatan berskala nasional yang selama ini diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI adalah lomba 1 2
Pustakawan Madya pada Perpustakaan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Kepala Bidang Kerjasama Perpustakaan dan Otomasi Paan Nasional RI
1
penulisan karya tulis ilmiah pustakawan berbasis kompetisi. Kegiatan ini sejalan dengan Kepmenpan No. 132 tahun 2002 yang menyebutkan bahwa salah satu rincian kegiatan pustakawan adalah melakukan kajian. Karya tulis ilmiah, merupakan hasil luaran dari kegiatan penelitian atau kajian yang dilakukan oleh pustakawan, mengandung manfaat yang besar terlebih-lebih untuk pemustaka yang mengharapkan perpustakaan, melalui pustakawannya, bisa berjalan seirama dengan perkembangan trend. Sejalan dengan tantangan jaman semangat pustakawan sesungguhnya bisa digunakan sebagai semangat kebersamaan untuk memajukan perpustakaan di lingkungan kerjanya di mana memahami dan mengetahui kebutuhan pemustaka adalah inti dari layanan perpustakaan yang sukses. Mengetahui benar-benar secara riil bukan hanya berdasarkan asumsi yang dibangun pustakawan dan berkaitan dengan itu, diperlukan adanya penelitian. Pustakawan perlu melakukan penelitian untuk menjawab permasalahan atau persoalan di perpustakaan. Pertanyaan mengapa ini, bagaimana itu bagi orang awam merupakan hal mudah untuk dijawab, tetapi bagi pustakawan pertanyaan semacam itu memerlukan kajian untuk menjawabnya. Oleh karena itu, diperlukan motivasi pustakawan untuk dapat mengembangkan budaya meneliti terutama bagi pustakawan tingkat ahli sehingga budaya meneliti yang bernuansa temuan, konfirmasi teori, atau usulan teori secara berkelanjutan akan tumbuh di dunia perpustakaan Indonesia. Kesadaran akan pentingnya melakukan penelitian hendaknya menjadi arus keutamaan (mainstream) bagi pustakawan mengingat dana hibah bersaing untuk penelitian pustakawan juga telah ditawarkan. Jika motivasi untuk ini sudah ada maka faktor lingkungan kerja pustakawan akan menjadi pendukung keberhasilan pustakawan dalam berprestasi melalui kegiatan penelitian. Dalam berbagai kesempatn berinteraksi dengan para pustakawan di Universitas Gadjah Mada diperoleh informasi bahwa kegiatan penelitian perpustakaan belum dilakukan secara rutin. Kondisi ini menunjukkan bahwa perlu adanya semangat dan minat sebagai dasar timbulnya motivasi meneliti dalam diri pustakawan. Berkaitan dengan motivasi melakukan penelitian, maka penelitian ini mencoba mengkaji seberapa tinggi tingkat motivasi pustakawan UGM mengikuti penelitian hibah kompetisi. Mengenai pentingnya pustakawan melakukan penelitian, Narendra (2012) menyampaikan bahwa: •
•
•
Secara sederhana, melalui survei dan penelitian pemustaka akan mencurahkan isi hatinya dalam bentuk pendapat tertulis mengenai harapan-harapannya terhadap perpustakaan. Sebagai sebuah lembaga milik publik perpustakaan harus menyediakan sesuatu untuk semua orang. Melalui survei dan penelitian, perpustakaan mampu melakukan identifikasi terhadap siapa saja yang dilayani. Identifikasi pengguna perpustakaan juga dapat dijadikan acuan dalam rangka pemberian variasi layanan berdasarkan tingkat heterogenitas pustakawannya. Survei dan penelitian juga dapat dijadikan jembatan antara pengelola perpustakaan dan pemustaka untuk meningkatkan kualitas layanan. Melalui survei dan penelitian akan banyak masukan-masukan dari pemustaka berkaitan dengan penyelenggaraan sebuah perpustakaan.
Atas dasar pendapat tersebut maka penulis menyadari bahwa aktivitas meneliti perlu dilakukan oleh pustakawan akan tetapi terjadi kecenderungan bahwa waktu yang dimiliki pustakawan didominasi pekerjaan rutin perpustakaan. Berdasarkan kecenderungan tersebut menimbulkan minat bagi peneliti untuk mengkaji lebih dalam motivasi meneliti yang ada pada pustakawan UGM. 2
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dirancang dan diarahkan untuk memperoleh temuan terkait dengan pengembangan motivasi pustakawan untuk meneliti. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman makna dan temuan dari lapangan dengan cara membangun pandangan partisipan yang diteliti dalam bentuk katakata atau narasi, dan bukan untuk menyintesis teori yang diketahui sebelumnya, serta untuk menghasilkan luaran berupa laporan hasil penelitian dan publikasi ilmiah. Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mengkaji tingkat motivasi pustakawan UGM dalam mengikuti penelitian hibah kompetisi 2. Mengkaji pengaruh dana hibah penelitian terhadap timbulnya motivasi melakukan penelitian bagi pustakawan UGM. 3. Mengkaji faktor-faktor yang membuat pustakawan UGM termotivasi melakukan penelitian. TINJAUAN PUSTAKA 1. Minat dan Motivasi Orang yang aktif melakukan sesuatu pasti ada yang mendasarinya dan orang yang tidak mau melakukan sesuatu pasti ada alasannya. Dorongan yang ada pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu disebut motif. Slameto (1988) mengatakan bahwa minat adalah suatu rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Sementara itu Cony Semiawan (1988) mengemukakan bahwa minat atau interest adalah keadaan yang menghasilkan respon terarah terhadap suatu situasi atau objek tertentu yang menyenangkan dan memberikan suatu kepuasan kepadanya, demikian juga minat dapat menumbuhkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulan sesuai. Tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas adalah yang dikemukakan oleh Hurlock (1993) bahwa minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas memilih, dan dikemukakan juga oleh Ormrod (2009) bahwa minat merupakan bentuk motivasi intrinsik karena ketika seseorang memiliki minat pada topik atau aktivitas tertentu mereka beranggapan bahwa aktivitas tersebut menarik dan menantang untuk dikerjakan atau diperhatikan. Kemudian apa yang dimaksud dengan motivasi. Motif berasal dari kata latin movere yang artinya dorongan atau pergerakan. Motif akan berubah menjadi motivasi apabila ada stimulasi. Pengertian motivasi dikemukakan oleh Yuniarti (1993) bahwa motivasi adalah hasil antara motif khusus seseorang dengan adanya kemudahan dari situasi lingkungan, sehingga lingkungan yang mendukung akan memungkinkan munculnya motivasi. Ahli lain, yaitu Abraham Maslow (1994) mengatakan bahwa seseorang akan termotivasi melakukan suatu aktivitas apabila dengan aktivitas tersebut ia dapat memenuhi kebutuhannya yang dominan pada waktu itu. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi pustakawan adalah aktivitas yang dilakukan pustakawan terhadap minat yang dimiliki terhadap aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan yang menuntut tantangan intelektual yang bermakna bagi dirinya yaitu prestasi, di mana tujuan ini sebelumnya tidak ada atau hanya sedikit aktivitas yang mengarah pada pencapaian tersebut.
3
2. Profesionalisme Menurut Sulistyo-Basuki (1991) profesi merupakan sebuah pekerjaan yang memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari teori dan bukan hanya praktik dan diuji dalam bentuk ujian sebuah universitas atau lembaga yang berwenang dan memberikan hak kepada orang yang bersngkutan untuk berhubungan dengan klien. Selanjutnya apa yang dimaksud profesionalisme, Purwono (2013) mengemukakan bahwa kata pustakawan berasal dari kata pustaka dengan demikian kata wan diartikan sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya terkait erat dengan pustaka atau bahan pustaka. Atas dasar pengertian tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa profesionalisme pustakawan merupakan komitmen para pustakawan anggota profesi pustakawan untuk meningkatkan potensi yang dimiliki dan mengembangkan kemampuannya dengan melakukan hal baru secara terus menerus. 3. Peningkatan Prestasi Seperti tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil yang dicapai dari apa yang telah dikerjakan. Sedangkan berhasil diartikan sebagai hal yang mendatangkan hasil. Prantiya (2008) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu usaha yang mendorong seseorang untuk bersaing dengan standar keunggulan di mana standar keunggulan ini bisa berupa kesempatan tugas, dapat diri sendiri atau keunggulan prestasi orang lain. Salah satu ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi disampaikan oleh Mangkunegara (2000) yaitu orang tersebut selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk bergiat lagi, kalau pun toh gagal berprestasi dalam satu kesempatan maka orang yang memiliki motivasi berprestasi bersedia mengevaluasi diri dan akan membuat perbaikaan untuk kesempatan yang berikutnya. Dalam penelitian ini, hubungan antara profesionalisme dan prestasi tinggi adalah apabila kemampuan profesionalisme pustakawan berkadar tinggi maka kesempatan untuk berprestasi tinggi pula. Pustakawan yang memiliki motivasi intrinsik cenderung lebih berkomitmen pada tugasnya, lebih menikmati pekerjaannya dan lebih gigih dalam menghadapi kesulitan atau kegagalan. 4. Penelitian Hibah Kompetisi Moleong (2013) mengartikan bahwa penelitian pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Jadi pada prinsipnya kegiatan penelitian berarti melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial atau fenomena alam. Pendapat lainnya disampaikan oleh Santoso (2007) bahwa penelitian pada hakekatnya merupakan suatu way of thinking yaitu cara bagaimana menelaah suatu fenomena permasalahan dengan menggunakan dasar-dasar teori yang ada sehingga teridentifikasi dan terumuskan permasalahan utama yang dihadapi oleh peneliti kemudian mencari solusi yang akurat bagi permasalahan tersebut, Beberapa kriteria yang harus dimiki oleh seorang peneliti dikemukakan oleh Nazir (1988) yakni: a. Daya nalar: yaitu kemampuan yang tinggi dalam memberikan alasan untuk memecahkan masalah baik secara induktif maupun deduktif. b. Originalitas: yaitu harus mempunyai daya khayal ilmiah, brilian, kreatif, inisiatif, kaya akan ide yang rasional dan original atau menghindari jiplakan. 4
c. Daya ingat: yaitu memiliki tingkat ingatan yang kuat, selalu ekstensif dan logis, siap dalam menangani masalah serta menguasai fakta-fakta. d. Waspada: yaitu cepat tanggap dan responsif terhadap perubahan yang terjadi atas fenomena serta mempunyai daya intai yang tajam. e. Akurat: yaitu mempunyai derajat pengamatan dan perhitungan yang cermat, tajam dan beraturan. f. Konsentrasi: yaitu kemampuan concern yang tinggi, kemauan keras dan tidak cepat bosan. g. Bekerjasama: yaitu kemampuan kooperatif secara intelektual dengan siapa pun, dapat bekerja dalam tim. h. Sehat: yaitu memiliki keadaan fisik dan mental sehat, stabil, sabar dan penuh fitalitas. i. Semangat: yaitu dedikasi, kreatifitas dan hasrat yang tinggi untuk meneliti. j. Pandangan moral: yaitu memiliki kejujuran intelektual, moral yang tinggi beriman dan dapat dipercaya. Sedangkan yang dimaksud dengan hibah, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dituliskan bahwa hibah adalah pemberian dengan sukarela dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain. Dalam bahasa Inggris disebut grant yang menurut New webater Dictionary of the Engglish Language adalah act of granting the property, yaitu tindakan pemberian barang. Ariadi (2009) menyampaikan bahwa secara implisit dapat dipahami bahwa penerima hibah berarti menambah hak milik, hibah dapat diberikan oleh siapa saja kepada siapa saja, dengan bagaimana pun dan dalam bentuk apa pun, yang membedakan biasanya dari segi bentuk misalnya berupa uang cash berupa barang atau jasa, dan dari segi peruntukan dan penyalurannya misalnya hibah beasiswa, hibah kerjasama perguruan tinggi, hibah bahtuan kemanusiaan, atau hibah penelitian. Selanjutnya kompetisi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya pertandingan untuk merebut kejuaraan atau persaingan, sedangkan berkompetisi artinya bersaing atau bertanding (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2008) Berdasarkan ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian hibah kompetisi adalah penelitian yang dibiayai dana hibah yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya yakni diberikan oleh pemberi dana kepada pustakawan melalui seleksi proposal untuk melakukan kegiatan penelitian dengan memberlakukan persyaratan tertentu yang telah ditetapkan oleh pemberi dana dengan tujuan untuk membantu kelancaran penelitian serta memberikan dorongan kepada pustakawan untuk meningkatkan kualitas kajian dan sekaligus mengembangkan budaya meneliti pustakawan dan hasilnya bermanfaat bagi orang banyak. Sifatnya tidak wajib dan tidak mengikat namun demikian penerima hibah harus mentaati ketentuan yang berlaku. PROSEDUR DAN TEKNIK PENELITIAN 1. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yakni tidak membandingkan atau menghubungkan dengan variabel lain. Untuk mengetahui bagaimana dinamika motivasi pustakawan UGM dalam melakukan penelitian hibah kompetisi dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka digunakanlah metode kualitatif.
5
Penggunaan metode kualitatif mengacu pada pendapat Moleong (2013) yang menyampaikan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik (menyeluruh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata. Serta pendapat Prastowo (2012) yang menerangkan bahwa fenomenologi digunakan sebagai pendekatan dalam metodologi kualitatif untuk penelitian sosial termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial. Sementara itu Alsa (2011) menjelaskan bahwa observasi partisipan dan interview secara mendalam sebagai teknik utama dalam penelitian kualitatif secara reguler dipakai dalam penelitian ilmu-ilmu sosial terutama bidang antropologi, sosiologi, dan belakangan psikologi. 2. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Gadjah Mada yang memiliki pustakawan sebanyak 81 orang sebagai objek penelitian, selama 3 bulan dari bulan Oktober sampai dengan Desember 2013. Secara rinci mengenai pustakawan UGM dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1: Data Pustakawan Perpustakaan UGM Kelompok Pustakawan Ahli Pustakawan Madya Pustakawan Muda Pustakawan Pertama Jumlah Jumlah
4 orang 19 orang 16 orang 8 orang 17 orang 17 orang 37 orang 44 orang 81 orang
Kelompok Pustakawan Terampil Pustakawan Penyelia Pustakawan Pelaksana Lanjutan Pustakawan Pelaksana
Sumber: Bagian Kepegawaian Perpustakaan UGM
Patton (2006) menerangkan bahwa penetapan partisipan metode kualitatif tidak didasarkan atas keterwakilan dalam hal jumlah responden tetapi berdasarkan kualitas dan ciri-ciri responden yang ingin diwakili. Sementara itu Mountakas (1994) mengemukakan bahwa dalam penelitian fenomenologi setidaknya dibutuhkan 3 sampai 10 responden penelitian. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis menetapkan partisipan penelitian diambil dari kelompok ahli sebanyak 10 orang. Tetapi setelah memasuki lapangan ditemukan hasil wawancara yang kurang memuaskan sehingga perlu ditetapkan partisipan pengganti sebanyak 3 orang, dengan demikian sampai pengambilan data di lapangan berakhir jumlah partisipan seluruhnya menjadi 13 orang. Ketiga belas partisipan ini delapan di antaranya pernah mengikuti penelitian hibah kompetisi sedangkan lima partisipan belum pernah. Seperti diketahui, bahwa beberapa pustakawan UGM telah memenangkan atau telah menerima dana hibah kompetisi untuk penelitian, seperti terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 2: Data Penerima Hibah Untuk Penelitian Tahun 2010 2011 2012 2013
Dari Perpustakaan Nasional RI 1 peneliti 2 (Ketua dan anggota peneliti) 1 peneliti
Dari LPPM UGM Belum memberikan 13 peneliti 6 peneliti Tidak memberikan
Sumber: Data primer diolah (2013)
6
3. Instrumen Penelitian dan Sumber Data Yang menjadi instrumen dalam penelitian ini adalah: peneliti sendiri, pedoman wawancara, angket sederhana, dokumen dan buku penunjang, alat perekam suara, kamera, buku catatan, komputer dan printer. Sedangkan yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: a. hasil pengamatan atau obersvasi yang dilakukan sebelum dan selama pelaksanaan penelitian; b. Kata-kata atau hasil wawancara mendalam dengan partisipan; c. sumber tertulis berupa arsip penerima hibah penelitian dan data kepegawaian pustakawan UGM; d. sumber tertulis berupa buku, tesis dan jurnal; e. sumber digital memuat kondisi lokasi kerja partisipan. 4. Teknik Analisis Data Stainback (1988, dalam Sugiyono, 2013) mengemukakan bahwa belum ada panduan penelitian kualitatif untuk menentukan berapa banyak data dan analisis yang diperlukan untuk mendukung kesimpulan atau teori. Kemudian Sugiyono (2013) menjelaskan bahwa analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Berdasarkan petunjuk di atas maka dalam penelitian ini analisis data dilakukan selama penelitian berlangsung, secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas hingga datanya sudah mencukupi bahkan sudah jenuh.Yang dimaksud data jenuh yaitu ketika sudah tidak ada lagi informasi baru yang diberikan partisipan (Mountakas, 1994). Data yang diperoleh dari lapangan banyak sekali corak, ragam maupun jumlahnya maka perlu dilakukan kategorisasi, dan mereduksi data. Mereduksi data dalam penelitian ini adalah merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, menumpuk-numpuk pernyataan yang maknanya sama sehingga memudahkan penulis dalam memberikan gambaran yang lebih jelas. Setelah diperoleh data reduksi, maka data disajikan dalam bentuk teks yang sifatnya naratif atau cerita singkat yang memuat petikan wawancara. Selanjutnya diambil langkah teknik triangulasi dengan menggabungkan data dari pengamatan/dokumentasi, hasil wawancara dan jawaban angket sederhana untuk merumuskan kesimpulan dan saran. ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Temuan penelitian merupakan laporan dari hasil observasi, hasil perbincangan tidak resmi, dan jawaban angket sederhana. Peneliti membagi hasil penelitian menjadi tiga kategori yakni: hasil penilitian dalam preliminary study, hasil wawancara dan angket sederhana, serta hasil penelitian secara umum. 1. Hasil Preliminary Study Hasil preliminary study diperoleh dari dialog tidak resmi yang dilakukan penulis dengan dua pustakawan tingkat terampil yang belum pernah melakukan penelitian, menggambarkan bahwa masing-masing individu memiliki hasrat meneliti perpustakaan dengan tujuan yang berbeda-beda, yaitu ingin melatih diri karena pendidikannya diploma 7
perpustakaan dan sekarang sedang melanjutkan S1, sementara pustakawan satunya lagi ingin meneliti tentang kepustakawanan karena pendidikan yang dimiliki S1 bidang umum ditambah diklat pustakawan ahli. Lingkungan kerja telah mempengaruhi minat mereka untuk melakukan penelitian. 2. Hasil Penelitian Secara Individual. a. Hasil Wawancara 1) Untuk mengkaji seberapa tinggi motivasi partisipan dalam melakukan penelitian. a) Seluruh partisipan menjawab bahwa mereka telah mengetahui adanya pengumuman lomba karya tulis ilmah berbasis kompetisi baik dari rekan kerja, atasan, maupun dari website. b) Seluruh responden menjawab bahwa mereka senang ketika melihat pengumuman karena itu merupakan peluang dan sekaligus tantangan. Salah satu jawaban responden seperti berikut: “Saya senang ketika melihat pengumuman itu karena saya sebenarnya senang melakukan kajian perpustakaan karena di situ saya bisa menuangkan apa yang ada di pikiran saya.”(10)
c) Dominannya jawabannya partisipan mengenai dana hibah penelitian yakni untuk meneliti pustakawan perlu diberi dana hibah. Salah satu jawaban dari mereka seperti berikut: ”Sepertinya harus diberi supaya penelitiannya lancar, mungkin perlu biaya ke sana ke mari, perlu alat-alat tulis atau perlengkapan penelitian, tetapi sesungguhnya perlu diingat itu hanya sekedar bantuan jadi misalnya tanpa ada hibah pun semestinya pustakawan harus tetap bisa melakukan kajian.”(07)
d) Kesiapan yang dilakukan partisipan dalam menghadapi lomba yakni mencari referensi, membaca-baca literatur yang terkait dengan tema yang dilombakan. e) Apabila proposal tidak lolos seleksi, ketiga belas partisipan memberikan jawaban yang seragam yakni tidak kecewa, tidak patah semangat atau tidak down. Salah satu jawaban dari mereka adalah: ”Kalau tidak lolos seleksi, sama sekali tidak berpengaruh terhadap semangat saya, saya tetap bersemangat kan namanya juga kompetisi saya menyadari itu, tak mungkin semua proposal diterima, jadi pasti ada yang ditolak atau tersisih. Jika proposal saya ditolak itu mungkin permasalahannya tidak menarik atau kasusnya sudah basi atau metodenya yang belum mengena. Bagi saya nggak apa-apa.”(09)
f) Bangunan motivasi yang didirikan oleh partisipan, temuan dalam penelitian ini adalah: tiga orang di level 10, lima orang di level 8, dua orang di level 7 dan tiga orang di level 5, jika dirata-rata level motivasi mereka di 7,6 g) Mengenai rencana partisipan meneliti misalnya dalam satu tahun ada 4 kali dana hibah ditawarkan, maka tiga partisipan menjawab 4 kali, tujuh partisipan menjawab 3 kali, dua partisipan menjawab 2 kali, dan satu partisipan menjawab 1 kali. h) Alasan yang mendorong meningkatkan profesionalisme melalui kegiatan penelitian, jawaban dominan mereka adalah untuk memenuhi tuntutan user dan kemajuan jaman. Salah satu contoh jawabannya sebagai berikut: 8
“Saya sebagai pustakawan harus selalu menaikkan profesionalisme dan meningkatkan prestasi itu karena tuntutan user, mengapa, karena user mengharapkan kinerja yang professional sesuai dengan kemajuan jaman dan user saat ini benar-benar mengandalkan koleksi e-boook, e-journal.”(11,13) i) Tanggapan partisipan terhadap Kepmenpan no. 132 tahun 2002 tentang jabatan pustakawan dan rincian angka kreditnya, mengenai kegiatan kajian itu sangat bagus agar pustakawan terus belajar, mau mengembangkan diri, selalu meningkatkan kinerja, menambah pengetahuan dan wawasan, agar setara dengan profesi lain. Salah satu jawab dari mereka seperti berikut ini: ”Ya itu sangat bagus dalam pengembangan diri pustakawan melakukan kajian dalam arti begini, perkembangan perpustakaan atau sumber informasi itu sangat cepat nah agar pustakawan nggak tertinggal maka harus melakukan pengembangan profesi buat karya tulis ilmiah, kajian, dan semacamnya karena dengan demikian pustakawan mau tidak mau harus banyak membaca atau belajar agar inovasi-inovasi terus datang silih berganti.”(05, 06, 07) j) Menurut seluruh partisipan mengikuti penelitian hibah kompetisi merupakan salah satu wujud nyata dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan prestasi. Salah satu jawaban dari mereka seperti berikut: “Saya menyadari bahwa pengaruh perkembangan teknonoli informasi terhadap gaya hidup mahasiswa sekarang ini besar sekali, perpustakaan tempat saya ini teknologi informasinya belum secanggih seperti yang diharapkan mahasiswa hingga mungkin ini yang menyebabkan pengunjung berkurang. Saya ingin meneliti itu sebenarnya di samping untuk meningkatkan profesionalitas juga dalam upaya berkomitmen terhadap profesi kita pustakawan yang harus memberikan layanan prima, user menjadi nomor satu. Jadi mudah-mudahan tanpa saya sadari kalau nanti penelitian saya terlaksana dengan hibah atau tidak, itu untuk kepuasan user.(07)
k) Ketiga belas partisipan tidak pandang bulu siapa pemberi hibah, mereka mengajukan proposal saja. Contoh salah satu jawaban dari mereka seperti berikut: ”Saya tidak memilih—ilih siapa yang akan memberi hibah sebab kalau memilih-milih itu sama dengan membatasi diri sedangkan di situ ada kompetisi, maksudnya kalau yang kita pilih itu malah menolak kita bagaimana, jadi pilih-pilih itu tidak perlu sebab diterima saja belum tentu.”(09).
l) Sesuai dengan tuntutan profesi pustakawan ahli idealnya melakukan kajian paling tidak satu kali jika hendak mngusulkan kenaikan jabatan/pangkat, demikian menurut seluruh partisipan. Salah satu alasan mereka adalah: “Idealnya pustakawan ahli itu melakukan kajian begitu, kan dari waktu masih kuliah sudah dihembuskan istilah kajian pustakawan, kajian-kajian, tetapi setelah bekerja dari awal sampai pensiun nggak pernah melakukan kajian satu kali pun, berarti itu tidak ideal, adakan yang seperti itu? Jadi intinya pustakawan ahli kan sudah berpengalaman menyusun skripsi.”(05, 09, 13)
m)Seluruh partisipan menyatakan setuju seandainya ada ketetapan baru bahwa untuk pustakawan ahli wajib ada unsur kajian dalam angka kredit yang diajukan untuk naik jabatan/pangkat. Jadi, ketiga belas partisipan memberi jawaban yang sama tetapi dengan alasan yang berbeda-beda yang maknanya ke arah perbaikan. Contohnya seperti berikut: “ Saya setuju jika nanti kajian itu merupakan unsur wajib. Tidak perlu ada catatan harus didanai. Bagi pustakawan ahli itu tidak berat dan biasa hanya harus belajar mengatur waktu. Mengapa saya bilang setuju antara lain agar pustakawan itu mengikuti trend, sekarang yang sedang trendy di dunia perpustakaan dan informasi 9
itu apa itu harus diketahui oleh pustakawan, mengikuti kemajuan TI misalnya, perpustakaan di tempat saya ini sepertinya pengunjungnya nggak ramai tetapi mereka minta kopian koleksi fia online jadi bentuknya fille, kita kirim, kalau kebetulan koleksi yang dimaksud wujudnya cetak ya kita scan dulu baru dikirim. Jadi atmosfirnya sangat berubah dibanding 10 atau 15 tahun yang lalu, ini pustakawan harus memahami.”(11)
Berdasarkan jawaban-jawaban partisipan yang telah diuraikan tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti penelitian hibah kompetisi. 2) Untuk mengkaji pengaruh dana hibah terhadap timbulnya motivasi meneliti. a) Semua partisipan yang pernah memenangkan penelitian hibah menyampaikan perasaan senang karena berkesempatan meneliti sekaligus mendapat tambahan uang saku. b) Dominannya jawaban mereka adalah bahwa dana hibah menarik bagi mereka karena itu merupakan wahana untuk pengembangan diri. c) dapat menimbulkan motivasi untuk melakukan penelitian, jadi dana hibah penelitian meskipun bukan menjadi tujuan utama, sangat berpengaruh dalam munculnya hasrat meneliti Salah satu contoh pernyataan dari mereka adalah: ”Penelitian melalui hibah seperti dari Perpusnas sudah pasti jelas diakui oleh tim penilai angka kredit tetapi kalau kita sendiri melakukan penelitian jangan-jangan nggak diakui.”(13)
d) Menurut partisipan dana hibah merupakan motivator, salah satu partisipan menyatakan demikian: “Menurut saya sebagai motivator, buktinya ketika UGM belum membuka pengumuman ada dana hibah penelitian nggak ada pustakawan yang meneliti tetapi setelah diumumkan yang daftar berduyun-duyun.”(05)
Berdasarkan pernyataan-pernyataan partisipan maka temuan dalam penelitian ini adalah dana hibah berpengaruh terhadap timbulnya motivasi partisipan dalam melakukan penelitian meskipun bukan menjadi tujuan utama. 3) Untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi partisipan termotivasi dalam melakukan penelitian.
a) Yang membuat partitisipan termotivasi untuk mengikuti penelitian hibah kompetisi antara lain: memperoleh angka kredit yang besar, memperoleh tambahan uang saku, memiliki karya tulis ilmiah, berkesempatan melakukan kajian, menambah pengetahuan baru, mengetahui pendapat orang per orang, mendapat prestis, dan karena senang melakukan penelitian. b) Partisipan memperoleh dukungan dari lingkungan kerja, serta sambutan yang menggembirakan sebab nantinya diharapkan menjadi semangat bagi pustakawan lain. c) Satu hal yang sangat menggembirakan adalah bahwa tidak ditemukan faktor-faktor yang membuat partisipan tidak termotivasi untuk melakukan penelitian, dan partisipan memiliki kesadaran tinggi akan pentingnya kegiatan penelitian. 10
b. Jawaban Angket Sederhana
Dari jawaban angket sederhana terlihat bahwa partisipan menilai bahwa program penelitian hibah kompetisi yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional RI sangat bagus ditinjau dari segi kemanfaatannya maupun cara penyelenggaraannya yang transparan untuk memotivasi pustakawan melakukan kajian. Pustakawan berharap program semacam ini juga terselenggara secara rutin di UGM agar motivasi meneliti pustakawan tidak mengalami pasang surut. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa partisipan memiliki motivasi yang tinggi dalam mengikuti penelitian hibah kompetisi. Dana hibah penelitian berpengaruh terhadap munculnya motivasi melakukan penelitian meskipun dana hibah bukan menjadi tujuan utama, adapun yang menjadi faktor-faktor pendorong motivasi dalam melakukan penelitian adalah untuk memperoleh angka kredit yang besar, memperoleh tambahan uang saku, memiliki karya tulis ilmiah, berkesempatan melakukan kajian, menambah pengetahuan baru, mengetahui pendapat orang. Seluruh responden penelitian mengemukakan persetujuannya apabila kegiatan kajian menjadi unsur wajib sedikitnya satu kali dalam masa kenaikan jabatan/pangkat demi peningkatan kualitas diri, dan kemanfaatan penelitian terhadap pengembangan perpustakan secara berkelanjutan. 2. Saran Beberapa saran yang dapat penulis ajukan adalah hendaknya perpustakaan atau organisasi profesi pustakawan memfasilitasi dan memotivasi pustakawannya untuk pengembangan profesi melalui kegiatan kajian guna mengevaluasi kinerjanya dalam upaya meningkatkan mutu layanan agar menjadi lebih baik dari sisi efisiensi maupun manfaat untuk jangka panjang. Agar kepuasan pemustaka tercapai pustakawan hendaknya selalu optimis dan meningkatkan prestasi sesuai kompetensi yang dimiliki mengingat lingkungan kerja membutuhkan kinerja yang selalu harus dikembangkan. Bagi peneliti sendiri disarankan untuk meneliti mengenai perpustakaan yang bagaimana yang diidolakan pemustaka masa kini. Pustakawan dan pemustaka merupakan objek yang menarik untuk diteliti. DAFTAR PUSTAKA Alsa, Asmadi. 2011. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Serta Kombinasinya Dalam Penelitiann Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ariadi, Kurniawan. 2009. Hibah Luar Negeri, APBN dan grant trap. Diakses tanggal 2 Desember 2013 dari http:www.bappenas.go.id/files/6313/5185/0724/kurniawan. Hurlock, Elizabeth B.1993. Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Mangkunegara, A.A; Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rusda Karya. 11
Maslow, Abraham H. 1995. Motivasi dan Kepribadian 1: teori motivasi dengan pendekatan hierarki kebutuhan manusia. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo. Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi revisi. Ccetakan ketiga puluh satu. Bandung: Remaja Rusdakarya. Mountakas, C. 1994. Phenomenological Research Methods. London: Thousand Oaks. Narendra, Pramkuti. 2012. Survei dan Penelitian Perpustakaan Untuk Mengetahui Kebutuhan Pemustaka. Diakses tanggal 29 Mopember 2013 dari: http:pramuktinarendra.wordpress.com/survey Nazir, M. 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Galia Indonesia. Ormond, Jeanne Elli. 2009. Psikologi Pendidikan: Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Edisi keenam. Jakarta: Erlangga. Patton, M.Q. 2006. Metode Evaluasi Kualitatif. Terjemahan Priyadi, Budi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Prantiya, 2008. Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Siswa SMA 1 Karangnongko Kabupaten Klaten. Tesis. Tidak diterbitkan. Surakarta: Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Yogyakarta Ar-Ruzz Media.
Dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rusdakarya. Santoso, Hary. 2007. Hakekat Penelitian dan Analisis Kebijakan. Dalam: Prosiding Workshop Penulisan Ilmiah. Bogor: Puslitbang Hutan Tanaman, Departemen Kehutanan. Semiawan, Cony. 1988. Pendekatan Keterampilan Proses Bagaimana Mengaktifkan Siswa Dalam Belajar. Jakarta : Gramedia. Slameto. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara. Sugiyono. 2013. Memahami Penelitian Kualitatif Cetakan Kedelapan. Bandung: Alpabeta. Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia. Yuniarti, Kwartarini W. 1993. Studi Eksplorasi Tentang Motivasi Berprestasi Pada Staf Akademik Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
12