MOTIVASI KUNJUNGAN WISATAWAN TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO DI CIBODAS
HAYANI 102092026375
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M / 1428 H
MOTIVASI KUNJUNGAN WISATAWAN TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO DI CIBODAS
Oleh: Hayani 102092026375
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2007 M / 1428 H
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN / AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang ditulis oleh: Nama NIM Program Studi Judul Skripsi
: Hayani : 102092026375 : Sosial Ekonomi Pertanian / Agribisnis : Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas
Dapat diterima sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, Mei 2007 Mengetahui, Dosen Pembimbing Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Muhandis Natadiwirya MM, M.Si
Drs. Hilmi, MA
Mengetahui, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP: 150 317 956
Ketua Program Studi Sosek Pertanian/ Agribisnis
Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si NIP: 131 861 314
PENGESAHAN UJIAN Skripsi yang berjudul “Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas”, telah diuji dan dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari senin tanggal 21 Mei 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/ Agribisnis.
Jakarta, Mei 2007
Tim Penguji Penguji I
Penguji II
Ir. Mudatsir Najamuddin, MMA
Drh. Zulmanery, M.MA
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis NIP: 150 317 956
Ketua Program Studi Sosek Pertanian/ Agribisnis
Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si NIP: 131 861 314
PERNYATAAN DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENARBENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TUNGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Mei 2007
Hayani 102092026375
RINGKASAN
HAYANI, Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas. Dibawah Bimbingan MUHANDIS NATADIWIRYA dan HILMI. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak semakin ketatnya persaingan dalam semua aspek kehidupan. Setiap orang disibukkan dengan kegiatannya masing-masing. Rutinitas yang dialami manusia dalam kesehariannya menimbulkan ketegangan, kebosanan, dan kejenuhan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa waktu senggang yang mereka miliki akan dijadikan sebagai sarana untuk memulihkan kejernihan berfikir, mendapatkan inspirasi, dan mendapat kesegaran baru. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengisi waktu senggang tersebut adalah berwisata. Perjalanan wisata yang dilakukan dewasa ini memiliki motivasi yang bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan perjalanan wisata. Ada beberapa faktor yang menjadi motivasi perjalanan wisata yaitu: Faktor pertama adalah pendidikan, kedua hiburan, ketiga kesehatan, keempat adalah bisnis. Kegiatan pariwisata sangat erat hubungannya dengan motivasi pengunjung. Motivasi berwisata diantaranyan adalah: Berwisata untuk memperoleh kehidupan sementara dalam tata lingkungan alam, orientasi lingkungan alam, pendidikan dalam laboratorium alam, penelitian dalam mengkaji lingkungan alam, aspirasi dan gejala keunikan alam, olah raga, ziarah, dan pengobatan. Perumusan masalah dalam skripsi ini adalah : (1) Mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. (2) Faktor-faktor apa yang memotivasi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan upaya apa yang dilakukan pihak manajemen dalam meningkatkan motivasi wisatawan tersebut? (3) Sejauh manakah kinerja karyawan untuk dapat meningkatkan kepuasan wisatawan? Penelitian ini dilakukan di Taman Nasioanal Gunung Gede Pangrango yang berlokasi di Cibodas. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2006. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh melalui penyebaran quesioner, data sekunder di peroleh dari literatur yang terkait dengan penelitian. Pengolahan data menggunakan Importance Performance. Karekteristik wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Gede Pangrango, yang pertama yaitu jenis kelamin, wisatawan yang paling banyak berkunjung adalah yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 72 responden, usia wisatawan yang berkunjung berkisar antara 21-30 tahun sebanyak 50 responden. Kota asal kedatangan yang paling banyak berasal dari kota Jakarta sebesar 37
responden. Dari tingkat pendidikan, SMU/SMA menempati posisi pertama yaitu sebesar 50 responden. Dari segi pekerjaan ditempati oleh mahasiswa/ pelajar sebanyak 43 responden. Sedangkan untuk frekuensi berkunjung yang berkunjung lebih dari 3 kali sebanyak 44 responden. Variabel motivasi yang dianggap penting adalah yang masuk ke dalam kuadran A dan B. Variabel-variabel tersebut berada pada kuadran “pertahankan prestasi” dengan tingkat kepentingan lebih besar dari 3.16 dan “tingkat pelaksanaan” lebih besar dari 3.12. Variabel-variabel tersebut adalah motivasi hiburan dan kesehatan. Melalui analisis gap yang telah dilakukan, maka semua atribut yang dinilai wisatawan yakni kinerja Taman Nasional Gunug Gede Pangrango dan kepentingan wisatawan masih terdapat gap, walau pada hasilnya memiliki perbedaan yang sangat sedikit antara kinerja dan kepentingan. Dari keempat variabel ini maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu tingkat kepentingan wisatawan sebagian besar sudah terpenuhi.
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang diridhai Allah. Dalam pengantar ini penulis ingin mempersembahkan rasa terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung terhadap proses penyelesaian tulisan ini. 1. Kedua Orang Tua ku Bapak Yahya A Muhi dan Ibu Hadidjah, terimakasih atas doa, dukungan dan kasih sayangnya, pengertian dan cintanya, serta pengorbanan dan kesabarannya. 2. Suami tercintaku Abdullah Husein Sag, terimakasih atas doa, cinta, perhatian, kesabaran, dukungan, dan pengertiannya selama penulisan skripsi ini. 3. seluruh keluarga besarku, kaka-kakaku terimakasih atas doa dan motivasinya. Seluruh ponakanku yang selalu memberikan keceriaan, untuk Daus dan Lina Makasih ya teteh udah dipinjamkan komputernya 4. Ir. Lilis Imamah, M.Si dan Ir. Achmad Tjachja M.Si selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan sosial ekonomi pertanian. 5. Ir. Muhandis Natadiwirya M.Si dan Drs Hilmi MA, selaku dosen pembimbing, terima kasih atas masukan, bimbingan, dukungan, kesabaran, dan waktunya selama ini. 6. Ir. Mudatsir Najamuddin MMA dan Drh. Zulmanery MMA, selaku dosen penguji. Terima kasih atas koreksi, dan masukkannya agar skripsi ini menjadi lebih baik 7. Ir Andy Afandy, M.Si selaku dosen yang selalu menyediakan waktu dan memberikan arahan dalam proses penulisan skripsi, dan kepada dosendosen program studi sosial ekonomi pertanian/agribisnis lainnya yang telah memberikan ilmu kepada penulis dalam proses perkuliahan.
8. Seluruh jajaran Direksi dan Komisaris Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk penelitian dan mohon maaf karena telah mengganggu hari- hari kerja selama penelitian berlangsung. 9. Bapak Wadud, Ibu Ofa, Mba Naily dan seluruh staf tata usaha, dan seluruh staf perpustakaan fakultas sains dan teknologi yang telah memberikan fasilitas. 10. Sahabat-sahabat KKNku: Linu makasih banyak sudah menemani penulis dalam susah maupun senang, Eqi yang selalu memberikan support, Iman atas segala doanya, Hurin, Irma Marlina atas doa dan motivasinya, Cholik tetap semangat ya, Amel dan Nofa atas doa dan kebersamaannya. 11. Spesial thank to Husnul H dan Roni, yang telah banyak membantu dalam segala hal. 12. Agri Angkatan 2002: Risma, Arul, Iyah, Silva, Mpeh, Sheray, I Mauliyah, Marhona, Rani, Lulu, Lina, Qudsi, Dika, Topik, Patih, Zaki, Ema, Umi, Lala, Pras, Ari, Bowo, Jaink, Apri, Dora, Nana, Ano, Ridwan, Zami, Efi, Soy 13. Seluruh teman-teman Agri baik angkatan atas maupun angkatan bawah, yang telah memotivasi penulis menyelesaikan skripsi, suatu kebanggaan dapat mengenal kalian semua 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-mudahan apa yang telah diberikan kepada penulis dicatat sebagai amal saleh Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi hasil yang lebih baik. Akhirnya penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan mempunyai nilai guna. Amin Ya Robbal Alamin.
Jakarta, Mei 2007
Penulis
DAFTAR ISI Hala man HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..
i
……..………………………………………………………..
vi
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
…………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………
x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xiii DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………... xiv DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….. xv BAB I
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ……………………………………………… 1.2. Perumusan Masalah ………………………………………… 1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………… 1.4. Manfaat Penelitian ………………………………………….
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori …………………………………………... 2.1.1. Pengertian Pariwisata dan Ekowisata ……................. 2.1.2. Tujuan dan Macam-macam Pariwisata ……………….. 2.1.3. Tujuan dan Karakteristik Ekowisata ………………… 2.1.4. Usaha dan Produk Industri Pariwisata ……………… 2.1.5. Pengertian Motivasi …………………………………… 2.1.6. Motivasi Pengunjung ………………………………….. 2.1.7. Motivasi Pariwisata …………………………………… 2.1.8. Kepuasan Konsumen …………………………………. 2.2. Penelitian Terdahulu ………………………………………... 2.3. Kerangka Pemikiran …………………………………………
BAB III
1 3 4 4
6 6 9 12 13 15 15 16 19 19 21
METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………….. 3.2. Jenis dan Sumber Data ……………………………………… 3.3. Metode Pengumpulan Data …………………………………. 3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ……………………... 3.5. Analisis Kesenjangan…………………………………………
23 23 24 26 30
3.6. Definisi Operasional ………………………………………… 30 BAB IV
GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO
4.1. Sejarah Singkat ........................................................................ 4.2. Visi, Misi, Tujuan …………………………………………… 4.2.1. Visi ................................................................................. 4.2.2. Misi ............................................................................... 4.2.3. Tujuan ………………………………………………… 4.3. Struktur Organisasi ................................................................... 4.4. Kegiatan Usaha Pariwisata ...................................................... BAB V
32 34 34 34 35 36 39
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Wisatawan ……………………………………. 5.1.1. Jenis Kelamin …………………………………………. 5.1.2. Usia ……………………………….. 5.1.3. Kota Asal Kedatangan ……………………………….. 5.1.4. Tingkat Pendidikan ……………………………….. 5.1.5. Pekerjaan ……………………………….. 5.1.6. Frekuensi Berkunjung ……………………………….. 5.2. Faktor-faktor yang Menjadi Motivasi Wisatawan Berkunjung. 5.2.1 Alasan Pendidikan ............................................................ 5.2.2 Alasan Hiburan ................................................................ 5.2.3 Alasan Kesehatan ............................................................ 5.2.4 Alasan Bisnis ................................................................... 5.3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata ........... 5.3.1 Aksesibilitas ..................................................................... 5.3.2 Variasi Objek Wisata ....................................................... 5.3.3 Infra Struktur ................................................................... 5.3.4 Ekonomis ........................................................................ 5.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan (Importance Performance Analisys) ……………………….. 5.4.1. Diagram Kartesius ……………………………….. 5.4.1.1. Kuadran A (Prioritas Utama) …………… 5.4.1.2. Kuadran B (Pertahankan Prestasi) …………… 5.4.1.3. Kuadran C (Prioritas Rendah) …………… 5.4.2. Kuadran A (Prioritas Utama) …………… 5.4.3. Kuadran B (Pertahankan Prestasi) …………… 5.4.4. Kuadran C (Prioritas Rendah) …………… 5.5. Grafik Gap (Tingkat Kesenjangan) Antara Pelayanan Yang Diharapkan Dengan Pelayanan Yang Diterima Konsumen ….
41 41 41 42 43 44 45 45 46 47 48 49 50 50 51 53 54 55 55 57 57 58 59 60 61 61
5.6. Upaya Peningkatan Motivasi Wisatawan
…………… 65
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ............................................................................. 67 6.2 Saran ......................................................................................... 68 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 70 LAMPIRAN ................................................................................................... 72
DAFTAR TABEL Halaman 1. Jenis Kelamin Responden ……………………………….……………. 41 2. Usia Responden ……………………………………………………… 42 3. Kota Asal Kedatangan ………………………………………………… 43 4. Tingkat Pendidikan Responden ………………………………………. 44 5. Pekerjaan Responden ………………………………………………….. 44 6. Frekuensi Berkunjung ………………………………………………… 45 7. Motivasi Pendidikan ……………………………………..…………… 46 8. Motivasi Hiburan ………………………………………….…………… 47 9. Motivasi Kesehatan …………………………………………………… 48 10. Motivasi Bisnis …………………………………………….………… 49 11. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Aksesibilitas ………… 51 12. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Variasi Objek Wisata .. 52 13. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Infrastruktur ………… 53 14. Faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata: Ekonomis …………… 54 15. Skor Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja ……………. 55 16. Skor Rata-Rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata ………………………………. 58 17. Kesenjangan Antara Tingkat Kepentingan Dengan Kinerja ………….. 62 18. Kesenjangan Antara Tingkat Kepentingan Dengan Kinerja ………….. 63
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual …………………………. 22 2. Diagram Kartesius Kepuasan Pelanggan ………………………………. 29 3. Bagan Struktur Organisasi Balai TNGGP ………………………………. 38 4. Daigram Kartesius dari Variabel-variabel yang Mempengaruhi Motivasi Wisatawan Berkunjung ……………….……………………………… 56 5. Diagram Kartesius dari Variabel-variabel yang Mempengaruhi Perjalanan wisata ………………………………….……………………………… 59 6. Kesenjangan antara Pelayanan yang Diharapkan dengan Pelayanan yang Diterima Wisatawan ………………………………………………….. 62 7. Kesenjangan antara Pelayanan yang Diharapkan dengan Pelayanan yang Diterima Wisatawan …………………………………………………… 64
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Surat Izin Penelitiaan ………………..…………………………… …
72
2. Surat Keterangan Selesai Penelitiaan ……………………………..….
73
3. Kuesioner ……………………………………………… ………..….
74
4. Denah Lokasi………………………………………………………….
76
3. Brosur TNGGP …..………………………………………..…………
77
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa dampak semakin ketatnya persaingan dalam semua aspek kehidupan. Setiap orang disibukan dengan kegiatannya masing-masing. Rutinitas yang dialami manusia dalam kesehariannya menimbulkan ketegangan, kebosanan, dan kejenuhan. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa waktu senggang yang mereka miliki akan dijadikan sebagai sarana untuk memulihkan kejernihan berfikir, mendapatkan inspirasi, dan mendapat kesegaran baru. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengisi waktu senggang tersebut adalah berwisata (Suyitno, 2001:4). Berwisata ke taman nasional dan cagar alam menjadi alternatif lain yang dapat memberikan sejumlah perangsang ekonomi lokal untuk perlindungan yang berkesinambungan, dan sekaligus menawarkan pendapatan nasional yang cukup besar, yang sebaiknya digunakan pula untuk membantu pembiayaan pemeliharaan dan perawatan cagar alam (Yoeti, 2000:27). Permintaan akan sumber-sumber alam bertambah besar, baik untuk memenuhi kebutuhan akibat jumlah penduduk yang semakin meningkat maupun kenaikan pendapatan penduduk. Dalam pengolahan dan pengelolaan sumber alam perlu diperhatikan kelestarian sumber-sumber alam (Yoeti, 2000:35). Perjalanan wisata yang dilakukan dewasa ini memiliki motivasi yang bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan perjalanan wisata. Ada beberapa alasan seseorang yang mempengaruhi motivasi
perjalanan wisata yaitu: Alasan pertama adalah pendidikan, kedua hiburan, ketiga kesehatan, keempat adalah bisnis. Kegiatan pariwisata sangat erat hubungannya dengan motivasi pengunjung. Motivasi berwisata diantaranyan adalah: Berwisata untuk memperoleh kehidupan sementara dalam tata lingkungan alam, orientasi lingkungan alam, pendidikan dalam laboratorium alam, penelitian dalam mengkaji lingkungan alam, aspirasi dan gejala keunikan alam, olah raga, ziarah, dan pengobatan (Purwanto dan Hilmi, 1994:30). Sejak dua dasa warsa terakhir ini pariwisata di Indonesia telah menjadi andalan perolehan devisa negara seperti kawasan wisata pantai, laut, tebing, hutan, dan lembah yang indah menawan. Seringkali pesona wisata ini dipadukan dengan tersedianya budaya lokal. Para pengunjung yang berstatus wisatawan memberikan lapangan kerja dan menggerakkan roda ekonomi baik lokal maupun regional melalui kegiatan bisnis pariwisata. Sejalan
dengan
meningkatnya
semangat
kembali
ke
alam
dan
bertambahnya jumlah penduduk, juga berkembangnya industri di kota-kota besar, maka upaya konservasi melalui pengembangan taman nasional sebagai objek wisata alam sebagai wahana penelitian, pendidikan, dan pengembangan ilmu pengetahuan sangat menunjang terhadap budidaya, pariwisata dan rekreasi. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai posisi yang penting dalam sejarah cagar alam di Indonesia. Taman nasional ini dapat ditempuh dari Jakarta kurang lebih 2.5 jam (100 km), mempunyai luas hutan alam 21.975 Ha yang pada tahun 1982 diresmikan menjadi Taman Nasional di Indonesia. Kawasan TNGGP memiliki kekayaan flora yang tinggi, yaitu sekitar
1000 jenis flora, yang terdiri dari: tumbuhan berbunga sebanyak 925 jenis, tumbuhan paku 250 jenis, lumut 123 jenis. Di hutan tropis ini terdapat tumbuhan rasamala (Altingia Excelsa) yang merupakan salah satu pohon yang berukuran tinggi, disamping itu terdapat tumbuhan liar yang disebut kantong semar (Nepenthes: yang memiliki kemampuan menjerat serangga). Selain flora, ekosistem kawasan TNGGP menyediakan habitat bagi keanekaragaman fauna. Terdapat 251 jenis burung dan 110 jenis mamalia. Selain itu ada juga jenis lutung yang hampir punah, macan tutul, elang jawa dan lain sebagainya. Melalui aktivitas pendakian wisatawan berkesempatan untuk melihat ekologi hutan Indonesia yang menakjubkan (Data Statistik, 2005:16 dan 42). Berangkat dari fakta di atas dan mengingat Indonesia kaya akan sumberdaya alamnya, juga terkenal dengan hutan-hutannya, maka disamping dijadikan sebagai konsumsi pangan dan papan, penting pula dikembangkan dan dilestarikan dengan menjadikannya sebagai agrowisata dan ekowisata sehingga Indonesia semakin kaya, dan hutan sebagai paru-paru dunia terpelihara. Kebijakan ini akhirnya menjadikan kekhawatiran akan terjadinya bencana alam dapat terhindarkan. Memperhatikan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian sehubungan dengan obyek wisata dengan judul “Motivasi Kunjungan Wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Cibodas”.
1.2. Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang terjadi dalam motivasi wisatawan berkunjung adalah:
1. Bagaimanakah karakteristik wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango? 2. Faktor-faktor apa yang memotivasi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan upaya apa yang dilakukan pihak manajemen dalam meningkatkan motivasi wisatawan tersebut? 3. Sejauh manakah kinerja karyawan untuk dapat meningkatkan kepuasan wisatawan?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Mengidentifikasi karakteristik wisatawan yang mengunjungi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2. Menganalisis faktor-faktor apa saja yang memotivasi wisatawan berkunjung dan bagaimana upaya pihak manajemen dalam meningkatkan motivasi wisatawan berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango 3. Memperoleh gambaran kinerja karyawan dan kepuasan wisatawan
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Sebagai masukan kepada TNGGP untuk dapat mengembangkan obyek wisata ekowisata. 2. Mengembangkan ilmu agribisnis terutama yang berhubungan dengan kajian motivasi kunjungan wisatawan.
3. Sebagai bahan literatur bagi para peneliti berikutnya untuk lebih mengembangkan tentang pengembangan ekowisata.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pariwisata dan Ekowisata Secara etimologi, istilah pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali-kali atau lengkap, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian (Purwanto dan Hilmi, 1994:9). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 menyatakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Definisi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain, yang dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah “tour”. Marpaung (2001:13) mendefinisikan pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari kediamannya. Walaupun dari beberapa batasan yang telah disebutkan diatas nampaknya berbeda, tetapi mempunyai prinsip dan makna yang sama, bahwa pengertian pariwisata meliputi berbagai aspek : 1. Perjalanan dilakukan hanya untuk sementara waktu 2. Perjalanan dilakukan dari suatu tempat ketempat lain
3. perjalanan dilakukan dengan
maksud untuk melakukan rekreasi dan
tamasya 4. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak bertujuan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi dan di tempat tersebut hanya sematamata sebagai konsumen. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud tidak untuk mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi hanya semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk mencapai kepuasan. Dalam bahasa Indonesia istilah ecotourism diterjemahkan menjadi “Ekowisata”, yaitu jenis pariwisata yang berwawasaan lingkungan. Emil Salim ( 1991:36), mengatakan bahwa ekowisata adalah pariwisata yang berwawasan lingkungan dan pengembangannya selalu memperhatikan keseimbangan nilainilai. Entin Supriatin dalam tulisannya yang berjudul “Ada lima unsur dalam pengelolaan ekowisata” 21 oktober 1997, mendefinisikan ekowisata adalah sutau jenis pariwisata yang kegiatannya semata-mata menikmati aktivitas yang berkaitan dengan lingkungan alam dengan segala bentuk kehidupan dalam kondisi apa adanya dan berkecenderungan sebagai ajang atau sarana lingkungan bagi wisatawan dengan melibatkan masyarakat di sekitar kawasan proyek ekowisata. Batasan tentang ekowisata juga diberikan oleh beberapa organisasi atau pakar organisasi luar negeri seperti dijelaskan sebagai berikut:
1. Trilian, National Ecotourism Strategy, 1994. Ekowisata adalah wisata berbasis alam yang berkaitan degan pendidikan dan pemahaman lingkungan alam dan dikelola dengan prinsip berkelanjutan 2. Leq. The Ecotourism Market In The Asia Pacific Region, 1996. Ekowisata adalah kegiatan petualangan, wisata alam, budaya, dan alternatif yang mempunyai karakteristik. 3. Lascurain, 1987, Ekowisata adalah wisata ke alam perawan yang relatif belum terjamah atau tercemar dengan tujuan khusus mempelajari, mengagumi, seperti perwujudan bentuk budaya yang ada dalam kawasan tersebut. 4. Limberg and Harkins, The Ecotourism Society,1993, Ekowisata adalah wisata alam asli yang bertanggung jawab menghormati dan melestarikan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk setempat. Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat diberi batasan yang lebih sederhana sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat, menyaksikan, mempelajari, mengagumi alam, flora dan fauna, sosial budaya etnis setempat, dan wisatawan yang melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan alam di sekitarnya dengan melibatkan penduduk lokal (Oka Yoeti, 2000:38). Sementara agrowisata merupakan salah satu cabang kegiatan ekowisata yang saat ini menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan dalam berwisata yaitu dengan memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai obyek wisata dengan tujuan memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang
pertanian. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi No.KM.47/PW.DOW/MPPT-89 dan No.204/kpts/hk/050/4/1989). Menurut Zulkarnaen dalam Saputra, (2006:9), agrowisata adalah wisata minat khusus yang merupakan perpaduan antara usaha budidaya pertanian dan pariwisata yang merupakan wisata buatan atau rekayasa dari obyek pertanian untuk dijadikan sebagai obyek dengan daya tarik wisata.
2.1.2. Tujuan dan Macam-macam Pariwisata Tujuan pariwisata dapat ditinjau dari segi penyelenggaraan kepariwisataan dan wisatawan. 1. Penyelenggaraan Kepariwisataan Penyelenggaraan kegiatan kepariwisataan memuat Undang-Undang No.9 tahun 1990 bertujuan : a. Memperkenalkan,
mendayagunakan,
melestarikan
dan
meningkatkan mutu objek dan daya tarik wisata. b. Memupuk rasa cinta tanah air dan meningkatkan persahabatan antar bangsa. c. Memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja. d. Meningkatkan
pendapatan
nasional
dalam
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. e. Mendorong mendayagunakan produksi nasional.
rangka
2. Wisatawan Wisatawan atau konsumen pariwisata adalah orang yang melakukan perjalanan wisata, dalam kegiatannya memiliki alasan-alasan sebagai berikut : a. Untuk santai dan menyegarkan badan, fikiran yang karena aktivitas sehari-hari penuh dengan ketegangan dan tekanan (stress). b. Untuk tujuan kesehatan yaitu untuk mendapatkan udara segar, sinar matahari, mandi air panas, mandi air laut dan pengobatan khusus. c. Ikut aktif dalam berbagai kegiatan olahraga, seperti mendaki
gunung,
ski,
berlayar,
memancing,
berselancar dan sebagainya. d. Mencari hiburan untuk kesenangan dan kegembiraan. e. Menaruh perhatian terhadap negara lain, terutama pada tempat-tempat yang mempunyai nilai sejarah dan budaya tinggi, seni serta potensi lain. f. Mengunjungi
keluarga,
saudara,
sahabat
atau
mengurangi rasa jenuh karena aktivitas sehari-hari. g. Untuk tujuan yang bersifat spiritual, seperti belajar ilmu agama, kebatinan dan lain-lain. Untuk mengklasifikasikan macam-macam pariwisata, berikut ini tinjauan pariwisata yang digolongkan menjadi beberapa macam :
1. Pariwisata menurut letak geografi: a. Pariwisata lokal, adalah pariwisata setempat dengan ruang lingkup yang terbatas pada tempat-tempat tertentu saja. b. Pariwisata regional, adalah kegiatan kepariwisataan yang berkembang disuatu wilayah (regional) yang meliputi beberapa pariwisata lokal. c. Pariwisata nasional, adalah lingkup kepariwisataan yang berkembang dalam satu negara. d. Pariwisata regional internasional, adalah kegiatan kepariwisataan yang berkembang disuatu wilayah yang merupakan gabungan dari beberapa negara yang berdekatan. e. Pariwisata Internasional, adalah kegiatan periwisata yang berkembang dengan lingkup diseluruh negara di dunia. 2. Pariwisata Menurut Tujuan Perjalanan: a. Pariwisata bisnis, adalah jenis pariwisata dengan orang-orang yang melakukan perjalanasn wisata terdiri dari orang-orang yang bertujuan untuk dagang atau yang berhubungan dengan pekerjaannnya. b. Vacational tourism, adalah kegiatan pariwisata dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata dengan tujuan untuk berlibur atau memanfaatkan waktu libur. c. Educational tourism, adalah jenis pariwisata dengan orang-orang yang melakukan perjalanan wisata bertujuan untuk belajar. 3. Pariwisata menurut Waktu Berkunjung
a. Seasonal
tourism,
adalah
jenis
pariwisata
yang
kegiatannya
berlangsung pada musim-musim tertentu. b. Occasional tourism, adalah kegiatan pariwisata yang diselenggarakan dengan mengkaitkan dengan kejadian atau events tertentu. 4. Periwisata menurut objeknya: a. Cultural tourism, adalah jenis pariwisata yang disebabkan adanya daya tarik seni dan budaya disuatu daerah atau tempat. b. Recuperational
tourism,
adalah
orang-orang
yang
melakukan
perjalanan wisata bertujuan unuk penyembuhan suatu penyakit. c. Commercial tourism, adalah perjalanan yang dikaitkan dengan kegiatan perdagangan. d. Political tourism, adalah suatu perjalanan yang dilikukan dengan tujuan untuk melihat atau menyaksikan peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan kegiatan suatu negara. e. Sport tourism, adalah kegiatan peristiwa dengan tujuan untuk menyaksikan suatu pesta olah raga yang diselenggarakan di suatu tempat.
2.1.3. Tujuan dan Karakteristik Ekowisata Tujuan Ekowisata adalah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dengan cara mendiversifikasi atraksi dan optimalisasi pemanfaatan wilayah sebagai zona wisata guna meningkatkan pendapatan masyarakat dengan tetap mempertahankan daya dukung lingkungan. Beberapa karakteristik ekowisata yang dikemukakan oleh Alan A. Leg dalam Oka Yoeti (2000:37) yaitu: 1. Adanya pertimbangan yang kuat pada lingkungan dan budaya lokal 2. Kontribusi positif pada lingkungan dan sosial ekonomi lokal 3. Pendidikan dan pemahaman, baik untuk penyedia jasa maupun pengunjung mengenai konservasi alam dan lingkungan
2.1.4. Usaha dan Produk Industri Pariwisata Pariwisata sebagai suatu industri menghasilkan jasa-jasa (service) sebagai “product” yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan travelers pada umumnya. Industri pariwisata adalah kumpulan dari macam-macam perusahaan yang secara bersama menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa (goods and services) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan trevelers pada umumnya, selama dalam perjalanannya (Yoeti, 1979:9). Sedangkan RS Darmadji dalam Purwanto dan Hilmi, 1994:23, merumuskan bahwa industri atau usaha pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai usaha yang secara bersama-sama menghasilkan produk-produk maupun jasa atau layanan yang nantinya baik secara langsung maupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama dalam perjalanan. Produk industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya sampai ia kembali ke rumah dimana ia tinggal. Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk industri pariwisata (Yoeti 1990:14), yaitu : 1.
Tuorist objects atau objek pariwisata yang terdapat pada daerahdaerah tujuan wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
2.
Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar dan restoran, entertainment dan rekreasi.
3.
Transportasi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek pariwisata.
Produk adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Sedangkan produk dari usaha pariwisata adalah segala barang dan layanan jasa yang dibutuhkan oleh wisatawan sejak berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali ketempat tinggalnya. Secara garis besar cirri-ciri produk usaha pariwisata yaitu : 1.
Tidak dapat dipindah tangankan dari konsumen satu ke konsumen yang lain.
2.
Proses produksi dan konsumsi terjadi pada saat yang bersamaan.
3.
Tidak dapat ditimbun seperti pada usaha yang menghasilkan barang.
4.
Tidak mempunyai standard atau ukuran yang baku dan obyektif seperti pada industri barang.
5.
Permintaan terhadap produk sangat tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor ekonomis.
6.
Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibeli
7.
Kualitas produk sangat tergantung pada tenaga manusia yang tidak dapat digantikan dengan mesin. Penyediaan produk usaha pariwisata memerlukan biaya yang sangat besar,
dengan tingkat resiko yang tinggi karena perubahan elastisitas permintaan.
2.1.5. Pengertian Motivasi Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin, yakni movere, yang berarti “menggerakkan” (to move). Handoko (1984: 252), motivasi diartikan
sebagai keadaan dalam diri pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Mitchell dalam Winardi (2001: 1), motivasi mewakili proses-proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela yang diarahkan ke arah tujuan tertentu. Barata (2003: 182) mengatakan bahwa motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang menyebabkan mereka berprilaku atau mau melakukan sesuatu dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan. Secara singkat motivasi dapat diartikan sebagai kemauan untuk melakukan sesuatu. Menurut Cascio dalam Hasibuan (1996:95), motivasi adalah suatu kekuatan yang dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya.
2.1.6. Motivasi Pengunjung Kegiatan pariwisata sangat erat hubungannya dengan motivasi pengunjung. Motivasi untuk berwisata (Anonimous, 1984 ), meliputi: 1. Berwisata untuk memperoleh kehidupan sementara dalam tata lingkungan alam. 2. Orientasi ke lingkungan alam. 3. Pendidikan dalam laboratorium alam. 4. Penelitian dalam mengkaji alam lingkungan. 5. Aspirasi gejala dan keunikan alam. 6. Olahraga dengan berbagi jenisnya, yang merupakan hobby dalam rangka mendapatkan kesegaran jasmani dan rohani.
7. Ziarah dan pengobatan. Motivasi para wisatawan dalam menguji obyek-obyek pariwisata tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi para wisatawan untuk mendatangi suatu objek pariwisata adalah: 1) Faktor pendidikan, 2) Faktor pendapatan, 3) Faktor pengeluaran di lokasi wisata, 4) alasan berwisata, 5) Preferensi para wisatawan pada obyek wista tersebut dan 6) Kesiapan untuk berwisata (Tim LPPM-IPB,1991).
2.1.7. Motivasi Pariwisata Purwanto dan Hilmi (1994:30), motivasi pariwisata adalah keinginan seseorang untuk melakukan perjalan wisata. Mayo dan Jarvis dalam Gleen F Ross, (1998:33), mengatakan bahwa motivasi untuk berpariwisata dapat dibagi ke dalam empat kategori : 1.
Motivasi fisik: istirahat fisik, ikut berolah raga, rekreasi pantai, hiburan yang membuat tubuh tidak tegang, dan pertimbangan kesehatan.
2.
Motivasi Budaya: keinginan mengetahui negara lain, misalnya seni, adat istiadat, tari, lukisan, dan agama.
3.
Motivasi Antar pribadi: keinginan bertemu muka-muka baru, mengunjungi teman atau sanak saudara, melarikan diri dari kegiatan sehari-hari, atau menciptakan sahabat baru.
4.
Motivasi Status dan Martabat: kebutuhan akan pengakuan, perhatian, penghargaan dan reputasi. Motivasi seseorang untuk berwisata timbul oleh beberapa keinginan yang
sudah menjadi sifat manusia seperti menyelidiki atau mengenal hal-hal yang
belum dikenal. Perjalanan wisata yang dilakukan dewasa ini memiliki motivasi yang bervariasi dan setiap orang belum tentu sama motivasinya dalam melakukan perjalanan wisata. Dalam buku berjudul Pengantar Ilmu Pariwisata, Oka Yoeti dalam Purwanto dan Hilmi (1994:30), menyebutkan bahwa motivasi orang melakukan perjalanan wisata dapat dikelompokkan menjadi : 1.
Alasan pendidikan: a.
Ingin melihat bagaimana rakyat negara lain bekerja dan bagaimana cara hidupnya.
b.
Ingin melihat kemajuan-kemajuan yang telah dicapai negara lain.
c.
Ingin menyaksikan tempat-tempat bersejarah, peninggalanpeninggalan zaman kuno, monumen-monumen, kesenian rakyat, industri kerajinan, festival, keindahan alam dan sebagainya.
d.
Untuk mendapatkan saling pengertian dan ide-ide baru ataupun penemuan-penemuan baru.
e.
Untuk berpartisipasi dalam suatu festival kebudayaan, kesenian dan sebagainya.
2.
Alasan hiburan a.
Menghindarkan diri dari kesibukan sehari-hari dan kewajiban rutin.
b.
Untuk melihat daerah-daerah baru, masyarakat asing, dan untuk mendapatkan pengalaman.
c.
Untuk mendapatkan atau menggunakan kesempatan yang ada atau untuk memperoleh kegembiraan.
d.
Untuk mendapatkan suasana romantisme yang berkesan, terutama untuk pasangan yang sedang berbulan madu.
3.
Alasan kesehatan a.
Untuk beristirahat dan mengembalikan kekuatan setelah bekerja keras dan menghilangkan ketegangan pikiran.
b.
Untuk melatih diri dan ikut dalam pertandingan olah raga tertentu, seperti olimpiade
c.
Untuk menyembuhkan diri dari suatu penyakit tertentu.
d.
Melakukan rekreasi dalam menghabiskan masa liburan.
4.
Alasan bisnis a.
Untuk menyaksikan suatu pameran, kamar dagang, karya wisata, atau meninjau suatu proyek dan lain-lain.
b.
Menghadiri konferensi, seminar, simposium, dan pertemuan ilmiah lainnya.
c.
Mengikuti perjanjian kerjasama, pertemuan politik dan undangan negara lain yang berhubungan dengan kenegaraan.
d.
Untuk ikut kegiatan sosial.
2.1.8. Kepuasan Konsumen Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya, Oliver dalam Supranto (1997:233). Sedangkan kepuasan konsumen adalah persepsi pelanggan mengenai
kualitas pada dimensi jasa dan dimensi produk. Selain dimensi tersebut terdapat faktor lainnya seperti harga serta faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat, Rangkuti (2003:30)
2.2. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Riko Saputra, dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Kepuasan Wisatawan Hutan Kota Tanah Tinggal, dengan menggunakan metode Importance-Performance, menyimpulkan bahwa secara umum wisata hutan kota telah memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawannya, hal ini bisa dilihat dari jumlah pengunjungnya yang semakin meningkat pada periode tertentu. Selain itu diketahui pula bahwa terdapat beberapa variabel yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat kinerja yang tinggi, yaitu: kemudahan dalam menjangkau lokasi, sarana parkir yang memadai, dimensi tanggapan terhadap keluhan, keamanan area, dan kenyamanan. Berdasarkan posisi masing-masing variabel pada setiap kuadran, strategi yang dapat dilakukan antara lain menambah keragaman obyek wisata, membuat inovasi-inovasi baru dari obyek-obyek wisata yang telah ada, memberikan pengarahan kepada karyawan untuk melayani wisatawan dengan sebaik-baiknya. Delvin Raya Siregar, (2006) dalam penelitiannya yang bejudul Analisis Faktor Kepuasan Konsumen Ikan Konsumsi Di Pujaseri Muara Angke (Metode yang digunakan adalah Importance-Performance), menyimpulkan bahwa atribut atau faktor yang dianggap penting oleh responden adalah yang masuk kedalam kuadran A dan B (yaitu: rasa masakan, kondisi kesegaran ikan, respon pedagang, keramahan pedagang, kecepatan pelayanan, kebersehan tempat, tempat ibadah,
dan kamar mandi). Hal tersebut disebabkan kedua kuadran tersebut di posisi tingkat kepentingan konsumen yang tinggi, hanya saja pada kuadran A tingkat kinerja pedagang Pujaseri tidak bisa memenuhi harapan konsumen. Atribut tersebut adalah toilet, kebersihan tempat, tempat ibadah, kecepatan pelayanan, dan areal parkir. Untuk kuadran B, atribut yang tingkat kinerjanya tinggi diantara atribut-atribut lainnya, antara lain: rasa masakan, kondisi kesegaran, responden pedagang atau pelayanan dalam menanggapi keluhan, serta keramahan pedagang atau pelayan. Faktor atau atribut yang tingkat kinerja cukup tinggi dan hampir mendekati harapan atau tingkat konsumen adalah rasa masakan, aneka menu yang ditawarkan, dan respon pedagang dalam menangani keluhan. Akan tetapi secara umum dari semua faktor tersebut ternyata memiliki tingkat kinerja yang belum sepenuhnya dapat menyamai tingkat kepentingan atau harapan konsumen. Melalui analisis Gap yang telah dilakukan maka semua atribut yang dinilai konsumen, yaitu kinerja Pujaseri maupun kepentingan konsumen, masih terdapat gap yakni tingkat kinerja lebih rendah dibanding tingkat kepentingan. Bahkan beberapa atribut memiliki gap yang tinggi terutama kamar mandi atau toilet sebesar -1,46. Maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu tingkat kepuasan konsumen dari faktor keseluruhan faktor atau atribut belum sepenuhnya tercapai.
2.3. Kerangka pemikiran Dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah tingkat motivasi kunjungan wisatawan dan tingkat kepuasan wisatawan. Ada empat atribut motivasi dan empat atribut pelayanan. Atribut motivasi diantaranya adalah pendidikan, hiburan,
kesehatan, dan bisnis. Sedangkan untuk atribut pelayanan adalah aksesibilitas, variasi obyek wisata, infrastruktur, dan ekonomis. Atribut-atribut tersebut nantinya akan dinilai oleh wisatawan dengan menilai kinerjanya dalam memenuhi harapan wisatawan terhadap atribut tersebut. Kepuasan wisatawan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan dan harapan wisatawan serta pelaksanaan atau kinerja yang dilakukan suatu perusahaan harus sesuai. Untuk mengetahui kualitas pelayanan pada suatu perusahaan, apakah kinerjanya telah sesuai dengan tingkat kepentingan dan harapan wisatawan, bisa menggunakan metode importance performance. Bagan Kerangka pemikiran di lampiran berikutnya. Error!
Kunjungan Wisatawan ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Atribut Motivasi 1. Pendidikan 2. Hiburan 3. Kesehatan 4. Bisnis
Atribut Pelayanan 1. Aksesibilitas 2. Variasi Obyek Wisata 3. Infrastruktur 4. Ekonomis
Importance performance
Tingkat kepentingan / harapan konsumen (importance)
Tingkat kinerja / pelaksanaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (Performance) f ) Analisis Gap
Kepentingan / Motivasi Kunjungan Wisatawan
Gambar 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Konseptual
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang beralamat di Cibodas kabupaten Cianjur Jawa Barat. Lokasi ini dipilih karena Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan tempat wisata alam yang sangat menarik bagi wisatawan. Selain udara yang sejuk, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini juga salah satu tempat untuk menjernihkan fikiran dari aktivitas-aktivitas rutin yang dijalankan dalam kegiatan sehari-hari yang membuat jenuh, stress. Penelitian ini dilakukan dalam waktu tiga bulan, yaitu berkisar antara Bulan Oktober, November, Desember 2006. 3.2. Jenis dan Sumber Data Data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai sumber seperti literatur yang terkait dengan penelitian ini, dokumen yang relevan dan tertulis dipadukan sehubungan dengan penelitian ini. Adapun data primer yang dibutuhkan antara lain adalah: 1. Karakteristik responden a.
Jenis kelamin
b.
Umur
c.
Pendidikan
d.
Pekerjaan
e.
Asal wisatawan
2. Tingkat
kepentingan
menurut
persepsi
wisatawan
dan
yang
memotivasi wisatawan berkunjung. a.
Alasan pendidikan
b.
Alasan hiburan
c.
Alasan kesehatan
d.
Alasan bisnis
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata a.
Aksesibilitas
b.
Variasi Objek wisata
c.
Infrastruktur
d.
Ekonomis
Atribut yang akan diukur adalah motivasi pendidikan, hiburan, kesehatan, dan bisnis, yang selanjutnya atribut-atribut tersebut dipakai sebagai analisa dalam penelitian ini Berdasarkan data di atas, yaitu data primer dapat diketahui bahwa data bersifat kualitatif. Data kualitatif berisi uraian tentang identitas responden yang memuat pertanyaan yang berkaitan dengan motivasi berkunjung. Sedangkan data sekunder merupakan data kuantitatif.
3.3. Metode Pengumpulan Data Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden yang terpilih, dimana pertanyaan-pertayaan yang diajukan mengacu pada kuesioner yang telah disiapkan. Wawancara dilakukan dengan cara mendatangi pengunjung yang sedang berwisata di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur yang relevan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini, populasi adalah orang-orang yang berkunjung atau berwisata ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Sedangkan yang menjadi sampel adalah wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango pada saat penelitian dilakukan. Adapun metode penarikan sampel adalah accidential sampling. Metode ini dilakukan dengan memilih rersponden yang bersedia untuk diwawancarai dan tidak menggunakan penilaian pribadi penulis. Penentuan ukuran sampel dihitung dengan menggunakan rumus Slovin (dalam Kusmayadi, 2000:74), yaitu: n =
N 1+N (e)2
Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e2 = marjin error yang diperkenankan. Dalam ilmu sosial ekonomi, marjin error yang diperkenankan berkisar 5-10 persen. Pada penelitian ini populasi rata-rata jumlah pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango selama setahun terakhir tahun 2005, yaitu 5.314 pengunjung. Dengan nilai e sebesar 10% (nilai krisis untuk penelitian deskriptif), maka nilai n adalah sebagai berikut : n=
5314 1+5314 (0,01)
= 5314 54,14
= 98,15 ≈ 98
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus Slovin, dapat diketahui bahwa jumlah wisatawan yang akan dijadikan responden sebesar 100 orang.
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode yang digunakan untuk menganalisis tanggapan konsumen terhadap motivasi kunjungan wisatawan adalah deskriptif kuantitatif kualitatif. Untuk menjawab perumusan masalah mengenai sampai sejauh mana tingkat kepuasan pelanggan terhadap kinerja Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, maka digunakan Importance Perfonmance Analysis (John A. Matila dan Jhon C. James, dalam Supranto, 1977 : 239) atau analisis tingkat kepentingan dan kinerja serta kepuasan pelanggan. Tanggapan pelanggan dapat dilihat dari penilaian yang diberikan pelanggan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kunjungan wisatawan yang terdapat dalam kuesioner. Perusahaan seharusnya mencurahkan perhatiannya pada hal-hal yang memang dianggap penting oleh para pelanggan. Untuk mengukur tingkat kepentingan wisatawan dan tingkat kinerja perusahaan agar wisatawan mendapatkan kepuasan, maka digunakan skala likert 5 tingkat. Skala Likert ini terdiri dari sangat penting, penting, cukup penting, kurang penting, tidak penting. Kelima penilaian tersebut diberikan skor sebagai berikut : 1.
Jawaban sangat penting diberi skor 5
2.
Jawaban penting diberi skor 4
3.
Jawaban cukup penting diberi skor 3
4.
Jawaban kurang penting diberi skor 2
5.
Jawaban tidak penting diberi skor 1
Sedangkan tingkat pelaksanaan/kinerja adalah pelayanan dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang dirasakan pelanggan. Untuk tingkat pelaksanaannya digunakan skala likert 5 tingkat, yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, tidak baik. Kelima penilaian tersebut diberi skor sebagai berikut : 1.
Jawaban sangat baik diberi skor 5, berarti wisatawan sangat puas
2.
Jawaban baik diberi skor 4, berarti wisatawan puas
3.
Jawaban cukup baik diberi skor 3, berarti wisatawan cukup puas
4.
Jawaban kurang baik diberi skor 2, berarti wisatawan kurang puas
5.
Jawaban tidak baik diberi skor 1, berarti wisatawan tidak puas Ukuran/range untuk jawaban responden berdasarkan tingkat kepentingan
adalah: 1.
Nilai/skor terkecil yang mungkin diperloeh adalah 100 dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban tidak penting (skor 1) terhadap unsur kualitas pelayanan
2.
Nilai/skor terbesar yang mungkin diperoleh adalah 500 dengan asumsi bahwa semua responden memberikan jawaban sangat penting (skor 5) terhadap unsur kualitas pelayanan Besar range untuk setiap kelas (Martilla dan James, 1977) adalah: 500-100 = 80 5 Sehingga pembagian kelas berdasasrkan tingkat kepentingan adalah: a. 100 – 179 tidak penting b. 180 – 259 kurang penting
c. 260 – 339 cukup penting d. 340 – 419 penting e. 420 – 500 sangat penting Sedangkan pembagian kelas berdasarkan tingkat pelaksanaan adalah : a.
100 – 179 tidak baik
b.
180 – 259 kurang baik
c.
260 – 339 cukup baik
d.
340 – 419 baik
e.
420 – 500 sangat baik
Setelah diketahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan setiap atribut untuk seluruh responden, langkah selanjutnya adalah memplotkan hasil perhitungan ke dalam Diagram Kartesius. Untuk menyederhanakan angka-angka dalam Diagram Kartesius dapat dilakukan dengan cara membagi skor tingkat pelayanan dengan total responden yang dinotasikan dengan x sedangkan y merupakan hasil pembagian skor tingkat kepentingan dengan total responden. Xi = Σxi dan Yi = ΣYi n n Dimana : Xi = Skor rata-rata setiap variabel i pada tingkat pelaksanaannya. Yi = Skor rata-rata setiap variabel i pada tingkat kepentingannya Xi = Total skor setiap variabel i pada tingkat palaksanaan dari seluruh responden Yi = Total skor setiap variabel i pada tingkat kepentingan dari seluruh responden N
= Total responden
Diagram Kartesius yang dimaksud adalah diagram yang terdiri dari empat bagian yang dibatasi dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y), dengan rumus : X = Σ Xi k
dan
Y = Σ Yi k
Dimana : X = Rata-rata dari total rata-rata bobot tingkat pelaksanaannya Y = Rata-rata dari total rata-rata bobot tingkat kepentingan K = Jumlah variabel yang ditetapkan
A
B
Prioritas utama
Pertahankan Prestasi
Y Importance/
C
D
Kepentingan
Prioritas Rendah
Berlebiham
X Performance / Kinerja Gambar 2. Diagram Kartesius Kepuasan Pelanggan Diagram Kartesius di atas terbagi ke dalam empat kuadran. Masing-masing kuadran menggambarkan keadaan yang berbeda-beda, yaitu : 1.
Kuadran A (prioritas utama) Wilayah ini memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan. Tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah
2.
Kuadran B (pertahankan prestasi) Wilayah ini yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh pelanggan dan faktor-faktor ini sudah sesuai dengan apa yang di harapkan pelanggan.
3.
Kuadran C (prioritas rendah) Wilayah ini yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa.
4.
Kuadran D ( berlebihan) Wilayah ini yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh pelanggan dan dirasakan kinerja TNGGP terlalu berlebihan.
3.5. Analisis Kesenjangan (Gap) Untuk mengetahui tingkat kepuasan wisatawan, dilakukan analisis gap atau kesenjangan antara tingkat kepentingan wisatawan dengan tingkat kinerja TNGGP. Gap = Tingkat Kinerja – Tingkat Kepentingan 3.6. Definisi Operasional 1. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu dari satu tempat ke tempat lain dengan maksud tidak untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi hanya semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut untuk mencapai kepuasan. 2.
Ekowisata adalah suatu jenis pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan aktivitas melihat, menyaksikan, mempelajari, mengagumi alam, flora dan fauna, sosial budaya etnis setempat, dan wisatawan yang
melakukannya ikut membina kelestarian lingkungan alam disekitarnya dengan melibatkan penduduk lokal. 3.
Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
4.
Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan.
5.
Produk industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (service) yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan tempat kediamannya, sampai ia kembali kerumah dimana ia tinggal.
6.
Daerah tujuan wisata adalah suatu daerah yang memiliki daerah-daerah wisata yang ditunjang oleh sarana dan prasarana pariwisata serta masyarakat.
7.
Motivasi adalah keadaan dalam diri seseorang yang menyebabkan mereka berprilaku atau mau melakukan sesuatu dengan cara yang menjamin tercapainya suatu tujuan.
8.
Agrowisata adalah wisata minat khusus yang merupakan perpaduan antara usaha budidaya pertanian dan pariwisata yang merupakan usaha buatan atau rekayasa dari obyek pertanian untuk dijadikan obyek wisata atau kunjungan.
9.
Analisis
importance-performance adalah
analisis
yang
digunakan untuk mendapatkan informasi tentang tingkat kepuasan pelanggan terhadap suatu pelayanan dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya.
BAB IV GAMBARAN UMUM TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO 4.1. Sejarah Singkat Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu dari 5 kawasan konservasi pertama yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia sebagai taman nasional. Jauh sebelum ditetapkan sebagai Kawasan Taman Nasional, kawasan ini telah beberapa kali mengalami perubahan status kawasan. Kawasan Gunung Gede Pangrango secara geografis terletak antara 106° 51’–107° 02’ BT dan 6° 41’–6° 51’ LS dan secara administratif pemerintahan, wilayah TNGP mencakup kedalam 3 (tiga) Kabupaten, yaitu: Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Sukabumi. Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan rangkaian gunung berapi, terutama Gunung Gede (2.958 m dpl) dan Gunung Pangrango (3.019 m dpl). Topografi bervariasi mulai dari landai hingga bergunung, dengan kisaran ketinggian antara 700 m dan 3000 m dpl. Secara umum kondisi geologi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan lapisan batuan vulkanik seperti : andesit, tuff, busalt, lava breksi mekanik dan piroklasik, sedangkan lapisan dasarnya terdiri dari batuan non vulkanik. Kondisi curah hujan berkisar antara 3000 – 4000 mm, dengan suhu 10°C (siang hari) 5° C (malam hari). Kelembaban udara 80 – 90 %. Musim penghujan terjadi pada bulan Oktober sampai dengan bulan Mei, sedangkan musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan September.
Sejarah perkembangan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dimulai sejak masa pemerintahan Hindia Belanda yaitu semenjak dikeluarkannya surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.50 tanggal 17 Mei 1889, tentang penetapan Kebun Raya Cibodas dan areal hutan diatasnya seluas 240ha sebagai contoh flora pegunungan pulau jawa sekaligus sebagai cagar alam. Tahun 1919 melalui SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.33 tanggal 11 Juni 1919, kawasan ini diperluas hingga meliputi areal hutan disekitar air terjun Cibeureum. Kemudian melalui SK No. 83 tanggal 11 Juli 1919, ditetapkan penambahan luas kawasan hutan lindung tersebut dengan areal hutan di lereng Gunung Gede Pangrango dekat desa Caringin sebagai Cagar Alam Cimungkat seluas 56 ha. Pada tanggal 5 Januari 1925 melalui SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda No.7 tantang penetapan daerah puncak Gunung Gede, Gunung Gumuruh, Gunung Pangrango, serta DAS Ciwalen dan Cibodas sebagai Cagar Alam Cibodas-Gunung Gede seluas 1.040 ha. Tahun 1927 melalui SK Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 27 Juli 1927, tentang penunjukan komplek hutan Gunung Gede dan Gunung Pangrango di Kabupaten Daerah Tingkat II Bogor, Sukabumi, dan Cianjur sebagai kawasan hutan seluas + 14.000 ha. Melaui pengumuman Menteri Pertanian RI tanggal 6 Maret 1980 tentang penetapan kawasan CA Cibodas, CA Cimungkat, CA Gunung Gede pangrango, TWA situgunung dan areal hutan alam di lereng hutan gunung gede pangrango sebagai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango seluas 15.196 ha.
Setelah melalui beberapa kali penetapan, maka berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI No. 472/Kpts-II/1992 tanggal 22 Mei 1992, tentang penetapan komplek hutan Gunung Gede Pangrango yang terletak di Kabupaten Daerah Tinggkat II Bogor, Sukabumi, dan Cianjur seluas 14.100,75 ha sebagai kawasan hutan tetap dengan fungsi hutan Suaka Alam/Cagar Alam. Dan berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 147/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003, tentang perluasan kawasan Taman Nasiona Gunung Gede Pangrango menjadi 21.975 ha. 4.2. Visi, Misi, dan Tujuan 4.2.1. Visi Visi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Yaitu ”Mewujudkan kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang aman, mantap secara hukum dengan luas kawasan yang tetap, dengan memiliki kelembagaan yang kuat dalam menunjang pengelolaan yang mendapat dukungan dari para mitra, serta mampu mengoptimalkan pengembangan wisata alam berkelanjutan yang menberikan manfaat kepada masyarakat”. 4.2.2 Misi Dalam mewujudkan visi tahun 2005–2009, Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menetapkan misi sebagai berikut : 1.
Pemantapan batas luar kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang jelas berikut zonasinya.
2.
Pemanfaatan SDAHE (sumber daya alam hutan ekosistem) secara optimal berbasis ekowisata dan jasa lingkungan yang menunjang PNBP (pendapatan negara bukan pajak) dan memberikan manfaat kepada masyarakat.
3.
Penguatan kelembagaan dan pengembangan kemitraan melalui kepedulian dan peran aktif masyarakat di bidang konservasi SDAHE.
4.
Meningkatkan pengamanan dan perlindungan SDAHE serta penegakan hukum.
4.2.3. Tujuan Tujuan dari Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah: 1.
Meningkatkan efektifitas pengelolaan Taman Nasional Bunung Gede Pangrango sesuai dengan fungsi zonasinya.
2.
Meningkatkan upaya pengawetan tumbuhan, satwa liar, dan ekosistem kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
3.
Meningkatkan pemanfaatan objek dan daya tarik wisata serta jasa lingkungan di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang bermanfaat bagi masyarakat.
4.
Memantapkan organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dengan SDM yang mampu mendukung pengelolaan.
5.
Memantapkan perencanaan, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan program pembangunan Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
6.
Mewujudkan sarana dan prasarana pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango secara optimal
7.
Meningkatkan peran masyarakat dan para pihak dalam kemitraan pengelolaan Taman Nasioan Gunung Gede Pangrango
8.
Meningkatkan upaya perlindungan hutan beserta isinya dan pengendalian kebakaran hutan serta penegakan hukum di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
4.3. Strutur Organisasi Dalam menjabarkan tugas dan fungsi pengelolaan Balai Taman Nasional, diterbitkan SK Menteri Kehutanan No. 355/Kpts-II/2004 buku v tentang uraian tugas dan jabatan dari setiap personil Balai Taman Nasional, untuk itu Kepala Balai Taman Nasional Gunung Gede mengeluarkan Surat Keputusan No.28/IVT.12/2005 tangal 26 Juli 2006, tentang jabatan dan tugas pegawai lingkup Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang mengatur penempatan petugas sesuai jabatannya baik yang berada di kantor Balai maupun ketiga Seksi Konservasi Wilayah. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas pengelolaan kawasan serta mengoptimalkan tenaga fungsional yang berada di Balai Taman Nasional Gunung Gede pangrango, telah diambil kebijakan kelembagaan melalui Surat Keputusan Kepala Balai No. 09/IV-T.12/2005 tentang organisasi, wilayah kerja dan tata hubungan kerja, yang memasukkan unsur Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) sebagai satuan terdepan di dalam pengelolaan kawasan. Resort yang telah ditetapkan sebanyak 13 satuan dengan personil sebanyak 4-8 orang yang disesuaikan dengan tingkat permasalahannya. Setiap resort memiliki 2 tugas utama yang harus diemban yaitu tugas ke dalam kawasan untuk melakukan patroli rutin, fungsional, gabungan (tugas pengaman), dan tugas keluar kawasan untuk
pembinaan masyarakat, penyuluhan, pengalian permasalahan dan potensi desa sesuai wilayah kerjanya. Jumlah pegawai yang mendukung pengelolaan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebanyak 124 0rang yang terdiri dari 119 orang PNS dan 5 orang tenaga upah. Dari jumlah tersebut 5 orang tenaga srtuktural, 45 orang tenaga non struktural dan tenaga fungsional berjumlah 69 orang yang terdiri dari 39 orang polisi hutan dan 30 orang PEH (perlindungan ekosistem hutan). Struktur Organisasi Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sesuai SK Menhut No. 355/Kpts-II/2004 terlampir pada halaman berikutnya.
STRUKTUR ORGANISASI BALAI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO KEPALA BALAI TAMAN NASIONAL
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
PO. Umum
KELOMPOK PEH
KELOMPOK POLHUT PU. Keepegawaian
PU. Keuangan
PU. Perlengkapan & Rumah Tangga
PU. Penelaah & Penyususn data Perencanaan
SEKSI WILAYAH I Salabintana
SEKSI WILAYAH II Bodogol
SEKSI WILAYAH III Gunung Putri PU. Penyaji Evaluasi & Pelaporan
Resort PTN Goalpara
PU. Umum & Keunganba
Resort PTN Bodogol
PU. Umum & Keunganba
Resort PTN Salabintana
P. Renprog & Pelaporan
Resort PTN imande
Resort PTN Situgunung
P. Perlang & Rumah tangga
Resort PTN Cimungkad
P. Renprog & Pelaporan
Resort PTN Nagrak
P. Promosi & Humas
P. Promosi & Humas
P. Promosi & Humas
P. BWA & Kader Konservasi
P. BWA & Kader Konservasi
P. BWA & Kader Konservasi
P. Bina Kons. & Perlindungan i
P. Bina Kons. & Perlindungan i
P. Bina Kons. & Perlindungan i
Pengetik/Operator
Pengetik/Operator
Pengetik/Operator
Operator Rdio Komunikasi
Operator Rdio Komunikasi
Operator Rdio Komunikasi
Pengemudi
Pengemudi
Pengemudi
Mekanik
Mekanik
Mekanik
Pramu Kantor
Pramu Kantor
Pramu Kantor
Resort PTN Cibodas
PU. Umum & Keunganba
PU. Kerjasama & Hub. Masyarakat
P. Renprog & Pelaporan
Resort PTN Gunung Putri
P. Renprog & Pelaporan
PU. BCA dan Kader Konservasi
Resort PTN Bojongmurni
P. Perlang & Rumah tangga
Resort PTN Saro9ngge
P. Perlang & Rumah tangga
PU. Bina Kons. & Perlindungan
Resort PTN Cisarua
P. Renprog & Pelaporan
Resort PTN Gedeh
P. Renprog & Pelaporan
Pengetik & Operator
Operator Radio komunikasi
Pengemudi
Mekanik
Pramu Kantor
Pengaman Kantor
4.4. Kegiatan Usaha Pariwisata Kegiatan usaha pariwisata sangat erat kaitannya dengan obyek wisata. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memiliki obyek yang sangat menarik, baik untuk sekedar berekreasi ataupun untuk pendidikan dan menambah pengetahuan tentang alam. Beberapa obyek wisata yang banyak didatangi pengunjung antara lain: air terjun Cibereum, kawah biru, telaga biru, air panas, alun-alun, puncak pangrango dan puncak gede. •
Air terjun Obyek wisata air terjun Cibereum adalah obyek wisata yang jarak tempuhnya sangat dekat yaitu 2.9 km, dengan waktu 1 jam perjalanan. Air terjun ini sangat dekat jaraknya sehingga semua kalangan mulai dari remaja sanpai orang tua dapat mencapai lokasi ini. Air terjun ini pengunjungnya lebih banyak pelajar dan keluarga.
•
Telaga biru Telaga ini bentuknya seperti danau, warna air dalam telaga ini berwarna biru, kadang kala air ini berubah warna menjadi hijau, dan coklat. Perubahan warna ini terjadi tergantung pada alga yang berada di dalam telaga.
• Sumber air panas Setiap pengunjung yang akan mendaki ke puncak gunung gede pangrango akan melewati air panas, mereka hanya bisa melihat karena sumber air panas ini berada di tebing. • Alun-alun Suryakencana
Alun-alun Suryakencana ini banyak ditumbuhi bunga edelweis, bunga ini dilestarikan oleh pihak TNGGP. Pengunjung dilarang untuk memetik bunga ini. Pengunjung yang memetik bunga edelweis akan diberikan sangsi oleh petugas pemeriksa. Bunga ini tergolong tumbuhan langka dan hanya tumbuh di atas ketinggian. • Alun-alun Mandalawangi Alun-alun Mandalawangi merupakan tempat berkemah. Bagi para pendaki, mereka dapat mendirikan tenda di tempat ini. •
Puncak Gede Pangrango Puncak Gede Pangrango merupakan tujuan dari para pendaki. Untuk dapat mencapai puncak Gede Pangrango diperlukan kekuatan fisik yang baik, selain jarak yang cukup jauh, puncak Gede Pangrango ini hanya dikunjungi oleh remaja dan dewasa. Puncak gunung yang telah dikembangkan untuk obyek wisata adalah Puncak Gede dan Puncak Pangrango. Bagi para pendaki, mereka dapat menikmati atau melihat objek wisata hanya dengan melihat, karena objek wisata tersebut berada di tepi jurang. Selain itu juga keanakaragaman flora dan fauna serta udara yang segar menjadi salah satu daya tarik pengunjung.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Wisatawan 5.1.1. Jenis Kelamin Responden Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terdiri dari semua jenis kelamin, baik jenis kelamin pria maupun jenis kelamin wanita. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan jenis kelamin pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Tabel 1. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin
Responden
Persentase (%)
Pria
72
72
Wanita
28
28
Total
100
100
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 72 orang atau sebesar (72%) dan sebanyak 28 orang (28%) berjenis kelamin perempuan.
5.1.2. Usia Responden Dari segi usia, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dikunjungi hampir semua kelompok usia. Ini mengindikasikan bahwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat dikunjungi oleh semua golongan usia, mulai dari usia muda sampai usia tua. Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang dijadikan responden hanyalah mereka yang telah berusia 15 tahun ke atas. Hal ini berdasarkan dengan pertimbangan bahwa usia 15 tahun telah memahami
pertanyaan dan atribut yang ditanyakan. Daftar usia responden dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Usia Responden Usia
Responden
Persentase (%)
15 – 20 tahun
39
39
21 – 30 tahun
50
50
31 – 40 tahun
8
8
41 – 50 tahun
1
1
51 – 60 tahun
2
2
Total
100
100
Sumber : Data Primer diolah
Tabel 2 terlihat bahwa sebagian besar responden yaitu 50% berumur antara 21–30. Selanjutnya adalah responden yang berusia 15–20 tahun sebanyak 39 %. Tingginya kunjungan dari golongan yang berusia antara 15–30 tahun ini mengindikasikan bahwa Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat diminati oleh kalangan yang berusia muda. Sedangkan responden yang berusia 51–60 sebanyak 2%, hal ini disebabkan karena golongan usia tua berkunjung hanya untuk berlibur dan menikmati udara segar.
5.1.3. Kota asal kedatangan Pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berasal dari berbagai kota. Tabel 3 dibawah ini menunjukkan daerah asal kedatangan pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Tabel 3. Kota Asal Kedatangan Daerah Asal
Responden
Persentase (%)
Jakarta
37
37
Tangerang
20
20
Cianjur
17
17
Bogor
8
8
Bekasi
4
4
Depok
4
4
Sukabumi
3
3
Bandung
3
3
Jateng
1
1
Medan
2
2
Sumedang
1
1
Ciherang
1
1
Total
100
100
Sumber : Data Primer diolah
Responden yang berkunjung di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango secara umum berasal dari daerah Jakarta (37%), Tangerang (20%), Cianjur (17%), Bogor (8%), Bekasi (4%), Depok (4%), Sukabumi (3%), Bandung (2%), dan daerah lainnya berkisar antara (1%). Ini menandakan bahwa responden yang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango datang dari berbagai daerah.
5.1.4. Tingkat pendidikan Tingkat pendidikan para pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berbeda-beda. Tabel 4 dibawah ini menunjukkan tingkat pendidikan wisatawan
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Pendidikan
Responden
Persentase (%)
SMP
4
4
SMU/MA
50
50
Diploma
8
8
Sarjana
35
35
Pascasarjana
2
2
Doktor
1
1
Total
100
100
Sumber : Data Primer diolah
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran tingkat pendidikan responden sangat beragam. Tabel 4 menjelaskan bahwa sebagian besar responden yang ditemui berpendidikan SMU (50%), selanjutnya diikuti oleh responden yang berpendidikan sarjana sebesar (35%). 5.1.5. Pekerjaan Sangat beragamnya pekerjaan pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango erat hubungannya dengan motivasi mereka untuk berkunjung. Tabel 5 dibawah ini menunjukkan pekerjaan wisatawan. Tabel 5. Pekerjaan Pekerjaan
Responden
Persentase (%)
Mahasiswa/pelajar
43
43
Pegawai swasta
27
27
Lainnya
14
14
Wiraswasta
11
11
Ibu RT
4
4
Pegawai Negeri
1
1
Total
100
100
Sumber : Data Primer diolah
Dari hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa 43 responden yang ditemui merupakan mahasiswa/pelajar. Responden lainnya memiliki pekerjaan seperti: pegawai swasta (27%), wiraswastawan (11%), Ibu RT (4%), Guru (2%), Pegawai negeri (1%), dan lainnya sebesar (12%). Maksud dari kata lainnya adalah responden tidak mau status pekerjaannya diketahui. 5.1.6. Frekuensi Berkunjung Frekuensi
berkunjung
menunjukkan
seberapa
sering
wisatawan
mendatangi tempat wisata. Frekuensi kunjungan tinggi menunjukkan bahwa tempat wisata tersebut memiliki kualitas yang baik. Tabel 9 menunjukkan frekuensi berkunjung wisatawan. Tabel 6. Frekuensi Berkunjung Frekuensi berkunjung
Responden
Persentase (%)
1 kali
34
34
2 kali
22
22
> 3 kali
44
44
Total
100
100
Sumber : Data Primer diolah
Berdasarkan data yang diperoleh dari 100 responden, ternyata 34 responden baru pertama kali berkunjung, 22 responden menyatakan sudah 2 kali berkunjung dan 44 responden telah melakukan kunjungan lebih dari 3 kali. 5.2. Faktor-faktor yang Menjadi Motivasi Wisatawan Berkunjung Adapun variabel–variabel yang dianalisis di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango berdasarkan alasan motivasi adalah :
5.2.1. Pendidikan Pengunjung yang memiliki alasan berwisata sebagai pendidikan adalah pengunjung yang sedang studi lapangan atau mereka menganggap bahwa melihat alam sekitar dengan beraneka pohon dan hewan merupakan bagian kegiatan dari pendidikan. Berdasarkan hasil survei kepada 100 orang wisatawan, 27% responden menyatakan bahwa motivasi pendidikan cukup penting. Hasil penelitian mengenai motivasi pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Motivasi Pendidikan TINGKAT KEPENTINGAN Penilaian
Bobot
Responden
Jml
TINGKAT KINERJA Skor
Resp.
Penilaian
Bobot
Responden
Jml
Skor
Resp.
Tidak Penting
1
18
18
Tidak Baik
1
15
15
Kurang Penting
2
15
30
Kurang Baik
2
22
44
Cukup Penting
3
27
81
Cukup Baik
3
34
102
Penting
4
18
72
Baik
4
28
112
Sangat Penting
5
22
110
Sangat Baik
5
1
5
100
311
Total
100
278
Total Sumber : Data primer diolah
Total skor motivasi pendidikan sebesar 311 yang berarti bahwa tingkat motivasi pendidikan cukup penting. Wisatawan menganggap faktor pendidikan cukup penting karena wisatawan akan banyak tahu berbagai jenis tumbuhtumbuhan dan hewan langka. Namun total skor kinerja yang sebesar 278 menandakan bahwa faktor pendidikan cukup baik. 15% responden menyatakan bahwa faktor pendidikan kurang penting. Hal ini disebabkan karena pendidikan diperoleh dari lembaga pendidikan.
5.2.2. Hiburan Pengunjung yang datang ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango biasanya hanya untuk mendapatkan hiburan. Faktor hiburan merupakan faktor utama yang akan dinikmati oleh pengunjung. Biasanya pengunjung mencari hiburan setelah menjalankan aktivitas rutin, dan bagi mereka yang memiliki waktu senggang. Dari hasil survei terhadap 100 orang wisatawan, 62% menyatakan bahwa hiburan sangat penting bagi wisatawan yang berkunjung, sedangkan 53% responden menyatakan bahwa hiburan sangat baik. Hasil penelitian mengenai motivasi hiburan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Motivasi Hiburan TINGKAT KEPENTINGAN Penilaian
Bobot
Responden
Jml
TINGKAT KINERJA Skor
Resp
Penilaian
Bobot
Responden
Jml
Skor
Resp
Tidak Penting
1
3
3
Tidak Baik
1
1
1
Kurang Penting
2
3
6
Kurang Baik
2
1
2
Cukup Penting
3
7
21
Cukup Baik
3
7
21
Penting
4
25
100
Baik
4
38
152
Sangat Penting
5
62
310
Sangat Baik
5
53
265
100
440
Total
100
441
Total Sumber : Data primer diolah
Total skor kepentingan sebesar 440, berarti motivasi hiburan dianggap sangat penting oleh responden. Ini berarti responden sangat membutuhkan hiburan dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga dapat menenangkan fikiran dari berbagai masalah. Total skor kinerja sebesar 441, berarti responden menilai bahwa hiburan yang disediakan oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat baik.
Hiburan yang disediakan oleh pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango diantaranya adalah kawah biru, air terjun Cibereum, kandang badak, kawah air panas, alun-alun Suryakencana yang ditumbuhi oleh bunga edelweis, dan puncak Gede Pangrango. Namun 1% responden menilai hiburan kurang baik, hal itu disebabkan karena jalan untuk menempuh tempat wisata sanngat jauh, hanya para wisatawan yang memiliki fisik kuat yang dapat menjangkau lokasi ini. 5.2.3. Kesehatan Kesehatan merupakan hal penting dalam hidup. Selain udara yang sejuk, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango juga jauh dari pencemaran udara. Berdasarkan hasil survei terhadap 100 orang wisatawan, 35% menyatakan bahwa kesehatan cukup penting, dan 49% wisatawan menyatakan bahwa kesehatan cukup baik. Hasil penelitian mengenai kesehatan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Motivasi Kesehatan TINGKAT KEPENTINGAN Penilaian
Bobot
Responden
Jml
TINGKAT KINERJA Skor
Resp
Penilaian
Bobot
Responden
Jml
Skor
Resp
Tidak Penting
1
4
4
Tidak Baik
1
1
1
Kurang Penting
2
9
18
Kurang Baik
2
6
12
Cukup Penting
3
35
105
Cukup Baik
3
49
147
Penting
4
29
116
Baik
4
36
144
Sangat Penting
5
23
115
Sangat Baik
5
8
40
100
358
Total
100
344
Total Sumber : Data Primer diolah
Total skor kepentingan sebesar 358. Angka ini menunjukkan bahwa wisatawan menilai motivasi wisatawan berkunjung untuk memperoleh kesehatan adalah penting. Kondisi alam yang masih asri dan udara yang sejuk memotivasi wisatawan akan sering berkunjung ke taman ini.
Total skor kinerja sebesar 344. Angka ini menunjukkan bahwa motivasi wisatawan berkunjung untuk mendapatkan kesehatan adalah baik. Menurut wisatawan yang berkunjung, apabila Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tetap mempertahankan keasrian taman, maka wisatawan akan kembali untuk mendapatkan kesehatan. 5.2.4. Bisnis Wisatawan beranggapan bahwa bisnis tidak dilakukan di tempat rekreasi, karena rekreasi merupakan hal penting untuk menghilangkan kejenuhan dari aktivitas-aktivitas rutin. Dari hasil survei 100 responden, 70% menyatakan bahwa bisnis dinilai tidak penting. Sedangkan untuk kinerja TNGGP dalam hal bisnis, 44% responden menyatakan tidak baik. Hasil penelitian mengenai motivasi bisnis dapat dilihat pada tabel 10 di bawah ini. Tabel 10. Motivasi Bisnis TINGKAT KEPENTINGAN Penilaian
Bobot
Responden
Jml
TINGKAT KINERJA Skor
Resp
Penilaian
Bobot
Responden
Jml
Skor
Resp
Tidak Penting
1
70
70
Tidak Baik
1
44
44
Kurang Penting
2
13
26
Kurang Baik
2
29
58
Cukup Penting
3
12
36
Cukup Baik
3
22
66
Penting
4
2
8
Baik
4
5
20
Sangat Penting
5
3
15
Sangat Baik
5
0
0
10
155
Total
100
188
Total Sumber : Data Primer diolah
Total skor kepentingan sebesar 155. Berarti bisnis dinilai tidak penting oleh responden. Bisnis dinilai tidak penting karena mereka beranggapan bahwa
sarana yang disediakan tidak memadai dan tempat wisata bukan merupakan tempat berbisnis. Total skor kinerja sebesar 188, berarti responden menilai motivasi bisnis adalah kurang penting. Hal ini disebabkan karena motivasi bisnis jarang dilakukan di tempat wisata. Sedangkan 22% menyatakan bahwa motivasi bisnis dinilai cukup baik karena dilihat dari letaknya Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sangat strategis dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menyediakan tempat khusus bagi pengunjung yang berkepentingan untuk berbisnis. 5.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata 5.3.1. Aksesibilitas Kemudahan dalam menjangkau lokasi berarti tempat wisata itu dekat dengan konsumen, letaknya strategis, serta keadaan lalu lintas di sekitarnya yang tidak macet. Selain itu kemudahan dalam menjangkau lokasi juga ditentukan dengan adanya petunjuk jalan yang menunjukkan lokasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Berdasarkan hasil survei kepada 100 orang wisatawan, 36% responden menyatakan bahwa kemudahan menjangkau lokasi adalah penting. Atas penilaian kinerja, 50% responden menyatakan cukup baik. Hasil penelitian mengenai kemudahan dalam menjangkau lokasi/aksesibilitas dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Faktor Aksesibilitas TINGKAT KEPENTINGAN Penilaian
Bobot
Responden
Jml
TINGKAT KINERJA Skor
Resp
Penilaian
Bobot
Responden
Jml
Skor
Resp
Tidak Penting
1
4
4
Tidak Baik
1
1
1
Kurang Penting
2
9
18
Kurang Baik
2
12
24
Cukup Penting
3
32
96
Cukup Baik
3
50
150
Penting
4
36
144
Baik
4
34
136
Sangat Penting
5
19
95
Sangat Baik
5
3
15
100
357
Total
100
326
Total Sumber : Data Primer diolah
Total skor kepentingan sebesar 357, yang berarti bahwa dimensi kemudahan dalam menjangkau lokasi dianggap penting. Wisatawan lebih memilih lokasi yang strategis, aksesibilitas yang mudah dalam menjangkau lokasi, dan kondisi lalu lintas yang tidak macet. Total skor kinerja sebesar 326 yang berarti bahwa aksesibilitas dalam menjangkau lokasi adalah cukup baik. Namun 12% responden menyatakan bahwa lokasi tersebut kurang baik. Hal ini disebabkan tempat tinggal responden agak jauh dari lokasi wisata sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjangkau lokasi tersebut. 5.3.2. Variasi objek wisata Variasi obyek wisata sangat erat hubungannya dengan kedatangan wisatawan. Wisatawan akan berkunjung pada obyek wisata yang menarik untuk dinikmati. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango menyediakan berbagai variasi obyek wisata yang beragam.
Dari hasil survei terhadap 100 orang wisatawan, 35% menyatakan bahwa variasi obyek wisata sangat penting bagi wisatawan yang datang. Pada tingkat kinerja, 59% responden menyatakan bahwa variasi obyek wisata dinilai baik. Hasil penelitian mengenai variasi obyek wisata dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Variasi Obyek Wisata TINGKAT KEPENTINGAN
Penilaian
Bobot
Responden
Jml
TINGKAT KINERJA
Skor
Penilaian
Resp
Bobot
Responden
Jml
Skor
Resp
Tidak Penting
1
0
0
Tidak Baik
1
0
0
Kurang Penting
2
5
10
Kurang Baik
2
1
2
Cukup Penting
3
29
87
Cukup Baik
3
12
36
Penting
4
31
124
Baik
4
59
236
Sangat Penting
5
35
175
Sangat Baik
5
28
140
100
396
Total
100
414
Total Sumber : Data Primer diolah
Total skor kepentingan sebesar 396, berarti variasi obyek wisata dinilai penting oleh responden. Wisatawan mengharapkan objek wisata yang beragam sehinggga wisatawan tidak cepat bosan dan mempunyai banyak pilihan. Total skor kinerja sebesar 414. Angka ini menunjukkan bahwa keragaman objek wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dinilai sangat baik oleh wisatawan. Objek wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat dinikmati oleh setiap pengunjung. Namun ada 2% menyatakan bahwa variasi objek wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kurang baik. Hali ini disebabkan karena variasi objek wisata kurang beragam, sehingga Taman Nasional Gede Pangrangu dinilai kurang baik.
5.3.3. Infrastruktur Infrastruktur merupakan sarana yang dianggap cukup penting oleh responden. Infrastruktur yang tersedia pada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah cukup memadai misalnya tempat parkir, toilet, bangunan kantor, sarana jalan, dan fasilitas yang lainnya. Dari hasil survei 100 orang wisatawan, 28% menyatakan bahwa infrastruktur adalah sarana yang cukup penting bagi para wisatawan yang berkunjung. Pada tingkat kinerja, 40% responden menyatakan bahwa infrastruktur dinilai cukup baik. Hasil penelitian mengenai infrastruktur dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Infrastruktur TINGKAT KEPENTINGAN Penilaian
Bobot
Responden
Jml
TINGKAT KINERJA Skor Penilaian
Resp
Bobot Jml
Responden
Skor
Resp
Tidak Penting
1
17
17
Tidak Baik
1
7
7
Kurang
2
24
48
Kurang Baik
2
25
50
Cukup Penting
3
28
84
Cukup Baik
3
40
120
Penting
4
25
100
Baik
4
25
100
Sangat Penting
5
6
30
Sangat Baik
5
3
15
100
279
Total
100
292
Penting
Total Sumber : Data Primer diolah
Total skor kepentingan sebesar 279. Artinya angka ini menunjukkan bahwa infrastruktur dinilai cukup penting oleh wisatawan. Infrastruktur yang memadai akan menimbulkan citra yang baik terhadap tempat wisata.
Total skor kinerja sebesar 292, angka ini menunjukkan bahwa infrastruktur dari Taman Nasiomnal Gede Pangrango cukup baik. Namun 7% menyatakan bahwa infrastruktur Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dinilai kurang baik, artinya infrastruktur yang tersedia kurang memedai dan jarak terlalu jauh.
5.3.4. Ekonomis Ekonomis disini artinya adalah harga yang ditawarkan relatif murah, seperti harga tiket masuk, dan harga makanan. Harga merupakan faktor yang penting bagi wisatawan dalam mempertimbangkan pemilihan tempat wasata. Harga yang ditawarkan hendaknya sesuai dengan kualitas objek yang diterima oleh wisatawan. Dari hasil survei terhadap 100 orang wisatawan, 36% menyatakan bahwa harga merupakan faktor penting. Sedangkan untuk kinerja, 39% menilai bahwa harga adalah baik. Hasil penelitian mengenai harga berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Ekonomis TINGKAT KEPENTINGAN Penilaian
TINGKAT KINERJA
Bobot Jml Resp Skor
Responden
Penilaian
Bobot Jml Resp Skor
Responden
Tidak Penting
1
5
5 Tidak Baik
1
2
2
Kurang Penting
2
4
8 Kurang Baik
2
9
18
Cukup Penting
3
28
84 Cukup Baik
3
23
69
Penting
4
36
144 Baik
4
39
156
Sangat Penting
5
27
135 Sangat Baik
5
27
135
100
376 Total
100
380
Total Sumber : Data Primer diolah
Total skor tingkat kepentingan sebesar 376. Angka ini menunjukkan bahwa nilai ekonomis dinilai penting oleh wisatawan. Total skor kinerja sebesar 380. Angka ini menunjukkan bahwa faktor ekonomis dinilai baik oleh responden. Hal ini menunjukkan bahwa dengan harga yang ekonomis wisatawan akan kembali lagi untuk berkunjung. Namun 9% responden menyatakan harga ekonomis kurang baik. Hal ini disebabkan karena tingkat kesenjangan perekonomian wisatawan berbeda-beda. 5.4. Analisis Tingkat Kepentinganan dan Tingkat Pelaksanaan (Importance Performance Analysis) Alat analisa tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dapat digunakan untuk mengetahui posisi masing-masing variabel dan kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang diterima wisatawan dengan menggunakan diagram Kartesius. 5.4.1 Diagram Kartesius Setelah mendapat nilai rata-rata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja masing-masing variabel, langkah selanjutnya adalah memplotkan nilai-nilai tersebut kedalam diagram Kartesius. Tabel dibawah ini menggambarkan skor ratarata tingkat kepentingan dan tingkat kinerja secara keseluruhan. Tabel 15. Skor Rata-rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja No
Motivasi Kunjungan
X
Y
1
Motivasi Pendidikan
2,78
3,11
2
Motivasi Hiburan
4,41
4,40
3
Motivasi Kesehatan
3,44
3,58
4
Motivasi Bisnis
1,88
1,55
Rata-rata (X dan Y)
3,13
3,16
Sumber : Data Primer diolah
Untuk dapat melihat posisi penempatan masing-masing variabel di atas bisa menggunakan Diagram Kartesius. Diagram Kartesius dibagi menjadi empat kuadran dengan garis pembagi berdasarkan nilai total rata-rata tingkat kepentingan (Y) yaitu sebesar 3,16 dan total nilai tingkat rata-rata kinerja (X) yaitu sebesar 3,13. Gambar dibawah ini menunjukkan diagram Kartesius dari atribut-atribut yang mempengaruhi motivasi kunjungan wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Importance/Kepentingan
Y 4,5 4,40 4
2
3,5
3
3,12 3,11 3 2,78 2,5
1
2 1,5
4 X
1
1,88 2
2,5 2,78 3 3,1 3,44 4 4,41 4,5 Tingkat Kinerja Gambar 4. Diagram Kartesius dari variabel-variabel yang mempengaruhi motivasi wisatawan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
Keterangan: 1. Motivasi pendidikan 2. Motivasi hiburan 3. Motivasi kesehatan 4. Motivasi bisnis
5.4.1.1. Kuadran A (Prioritas Utama) Kuadran ini merupakan variabel-variabel yang menjadi prioritas utama dan harus dilaksanakan sesuai dengan harapan wisatawan, karena faktor-faktor tersebut menurut wisatawan tingkat kepentingannya tinggi namun kinerjanya rendah. 5.4.1.2. Kuadran B ( Pertahankan Prestasi) Kuadran ini menunjukkan variabel-variabel kualitas pelayanan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang perlu dipertahankan atau ditingkatkan karena tingkat kinerjanya pada umumnya telah sesuai dengan tingkat kepentingan atau harapan wisatawan. Walaupun variabel-variabel yang terletak pada kuadran ini merupakan variabel dengan tingkat kepentingan tinggi dan kinerja yang tinggi, tetapi bukan berarti variabel-variabel tersebut sudah memenuhi harapan wisatawan. Oleh karena itu variabel yang ada pada kuadran ini harus lebih ditingkatkan lagi kinerjanya sehingga dapat memenuhi kepuasan wisatawan. Adapun variabelvariabel tersebut adalah: 1. Motivasi Hiburan Motivasi hiburan ini dinilai sangat baik oleh wisatawan karena yang memotivasi wisatawan untuk berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango ini mayoritas adalah mendapatkan hiburan. 2. Motivasi Kesehatan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah salah satu tempat tujuan wisatawan untuk mendapatkan kesehatan. Karena salah satu faktor
yang membuat seseorang menjadi sehat adalah udara yang segar, bersih dan bebas polusi. 5.4.1.3. Kuadran C (Prioritas Rendah) Kuadran ini mununjukkan variabel-variabel yang kurang penting atau rendah pengaruhnya bagi wisatawan, dan tingkat kinerja pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terhadap variabel tersebut tidak terlalu istimewa, Sehingga prioritasnya juga rendah. Adapun variabel-variabel yang termasuk dalam kuadran ini adalah : 1. Motivasi Pendidikan Motivasi pendidikan dinggap cukup penting oleh wisatawan yang berkunjung, namun kinerja Taman Nasional Gunung Gede Pangrango juga belum sesuai harapan wisatawan. Oleh karena itu pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango harus meningkatkan kinerjanya. 2. Motivasi Bisnis Motivasi bisnis dianggap kurang penting oleh wisatawan karena kurangnya area dan komoditi bisnis. Jadi, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango harus terus meningkatkan kinerjanya agar wisatawan tertarik untuk berbisnis di tempat rekreasi. Tabel 16: Skor Rata-rata Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata No
Faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata
X
Y
1
Aksesibilitas
3,26
3,57
2
Variasi objek wisata
4,13
3.96
3
Infrastruktur
2,92
2,79
4
Ekonomis
3,80
3,76
Rata-rata (X dan Y)
3,53
3,52
Sumber : Data primer diolah Y
Importance/Kepentingan
5 4 3,96 3,76 3,57 3,52 3,5
2 4 1
3 2,79 2,5
3 X
2,6
2,8
2,92
3 3,26 3,5 3,80 4 4,13 Performance/Kinerja
4,5
5
Gambar 5. Diagram Kartesius dari Variabel-variabel yang Mempengaruhi Perjalanan Wisata Dari gambar diatas dapat dilihat posisi masing-masing variabel pelayanan wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan kuadrannya masingmasing yaitu: 1) Aksesibilitas, 2) Variasi obyek wisata, 3) Infra struktur, 4) Ekonomis. Setiap kuadran menggambarkan tinggi rendahnya kepentingan wisatawan terhadap variabel itu dan tingkat kinerja Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dalam pelaksanaan variabel ini.
5.4.2. Kuadran A ( Prioritas utama) Variabel yang ada pada kuadran A merupakan variabel-variabel yang menjadi prioritas utama. Kuadran A menunjukkan bahwa kinerja variabel-variabel pelayanan pada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah lebih rendah dari keinginan wisatawan, sedangkan tingkat kepentingan wisatawan tinggi. Sehingga
tempat
wisata
tersebut
harus
meningkatkann
kepuasan
bagi
wisatawannya. Pada kuadran A hanya memiliki satu variabel, yaitu : Aksesibilitas
Aksesibilitas dalam menjangkau lokasi ini dinilai sangat baik karena letaknya tidak terlalu jauh dari jalan besar dan tersedianya sarana transportasi umum menuju ke tempat wisata tersebut serta keadaan lalu lintas di sekitarnya yang tidak macet.
5.4.3. Kuadran B ( Pertahankan Prestasi) Variabel-variabel yang ada pada kuadran ini merupakan variabel yang akan ditingkatkan kinerjanya dan telah sesuai dengan tingkat kepentingan dan harapan wisatawan. Adapun variabel-variabel tersebut : 1. Variasi objek wisata Produk utama dari tempat wisata adalah objek wisata. Oleh karena itu perhatian pihak pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango harus bertumpu pada variabel ini, tanpa harus mengabaikan variabel lainnya. Wisatawan menganggap variasi objek wisata adalah hal yang sangat penting. Tapi pada kenyataannya wisatawan menilai variasi objek wisata Taman Nasional Gunung Gede Pangrango kurang baik. 2. Ekonomis Variabel ini memiliki nilai ekonomis karena harga yang ditawarkan relatif murah. Wisatawan menilai bahwa nilai ekonomis cukup penting, dan wisatawan menilai bahwa Taman Nasional Gunung Gede nilai ekonomisnya adalah baik.
5.4.4. Kuadran C (Prioritas Rendah) Pada kuadran ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang kurang penting atau rendah pengaruhnya bagi wisatawan, dan tingkat kinerja pihak
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango terhadap variabel tersebut juga tidak terlalu istimewa, sehingga prioritasnya juga rendah. Pada kuadran ini hanya terdapat satu variabel, yaitu : Infrastruktur Infrastruktur dinilai cukup penting oleh wisatawan, karena infrastuktur sangat dibutuhkan oleh wisatawan untuk mencari informasi penting tentang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
5.5. Grafik Gap (Tingkat kesenjangan) Antara Pelayanan yang Diharapkan dengan Pelayanan yang Diterima Konsumen Grafik kesenjangan digunakan untuk mengetahui seberapa besar kinerja pelayanan pada suatu tempat wisata telah memenuhi harapan wisatawan. Dengan mengetahui harapan konsumen terhadap pelayanan, pihak pengelola wisata dapat memperbaiki kinerja pelayanan agar kepuasan wisatawan dapat tercapai. Kesenjangan masing-masing variabel pelayanan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7. Apabila nilai kinerja suatu variabel lebih besar dari harapan, maka wisatawan akan merasa puas terhadap variabel tersebut, namun bila nilai kinerja suatu variabel lebih kecil dari nilai harapannya, maka konsumen belum sepenuhnya merasa puas dengan variabel tersebut.
Tabel 17. Kesenjangan Antara Tingkat Kepentingan Dengan Kinerja No
Motivasi Kunjungan
X
Y
Gap (Kesenjangan)
Motivasi Pendidikan
2.78
3.11
-0.33
2
Motivasi Hiburan
4.41
4.40
0.01
3
Motivasi Kesehatan
3.44
3.58
-0.14
4
Motivasi Bisnis
1.88
1.55
0.33
Nilai Rata-rata Tingkat Kepentingan dan Kinerja
1
4,41 4,40 4 3,58 3,44 3,11 3 2,78
Harapan Kinerja
2 1,88 1,55 1
0
1
2
3
4
Variabel Gambar 6 . Kesenjangan antara Pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang diterima Wisatawan Pada Taman Nasional Gunung Gede Pangrango
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa seluruh variabel yang dievaluasi belum sepenuhnya memberikan rasa puas bagi wisatawan. Ada empat variabel yang dapat dijelaskan mengenai motivasi kunjungan wisatawan Gunung Gede Pangrango, diantaranya adalah : 1. Motivasi pendidikan, dapat dilihat bahwa untuk tingkat pendidikan harapan lebih besar dari kinerja sehingga belum bisa memenuhi harapan wisatawan. 2. Motivasi Hiburan, Pada tingkat hiburan kinerja dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango lebih tinggi dari dari harapan wisatawan, sehingga harapan wisatawan dapat terpenuhi. Ini berarti kinerja dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah optimal. 3. Motivasi Kesehatan, pada tingkat kesehatan harapan wisatawan lebih besar dari kinerja sehingga harapan konsumen belum terpenuhi. 4. Motivasi Bisnis, Untuk tingkat bisnis harapan lebih rendah dari kinerja, sehingga harapan konsumen belum terpenuhi.
Tabel 18. Kesenjangan Antara Tingkat Kepentingan Dengan Kinerja No
Faktor yang mempengaruhi perjalanan wisata
X
Y
Gap
1
Aksesibilitas
3.26
3.57 -0.31
2
Variasi objek wisata
4.13
3.96 0.17
3
Infrastruktur
2.92
2.79 0.13
4
Ekonomis
3.80
3.76 0.04
Nilai Rata-rata Tingkat Kepentingan dan Kinerja
5 4,13 4 3,96 3,80 3,.76 3,57 3,26 3 2,92 2,79
Harapan Kinerja
2 1
0
1
2 3 4 Variabel Gambar 7. Kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan dengan yang ditetima wisatawan
pelayanan
Untuk Faktor-faktor yang mempengaruhi pejalanan wisata dapat dilihat grafik gap/kesenjangan. Di bawah ini penjelasan dari diagram gap untuk faktorfaktor yang mempengaruhi perjalanan wisata 1. Aksesibilitas. Untuk tingkat aksesibilitas harapan lebih tinggi dari kinerja. Sehingga pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango harus lebih meningkatkan kinerja secara maksimal agar aksesibilitas konsumen (harapan) tercapai. 2. Pada faktor variasi obyek wisata, dapat dilihat bahwa kinerja dari pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah melebihi harapan wisatawan (terpenuhi). 3. Harapan wisatawan akan adanya infrastruktur yang telah ada sudah terpenuhi bahkan melebihi harapan itu sendiri.
4. Harapan wisatawan akan nilai ekonomis sudah terpenuhi sedangkan kinerja yang telah di lakukan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sudah juga melibihi harapan wisatawan.
5.6. Upaya Peningkatan Motivasi Wisatawan Upaya peningkatan motivasi wisatawan harus terus ditingkatkan oleh pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Peningkatan motivasi wisatawan dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya adalah : 1. Motivasi Pendidikan. Disini pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango harus meningkatkan kinerja, misalnya penyediaan tempat untuk penelitian, penambahan obyek yang akan di teliti, dan lain sebagainya. Penambahan tempat dan fasilitas harus dikemas dengan baik seperti penambahan bangunan dan penambahan fasilitas pariwisata baru, agar dapat menarik wisatawan dan pelajar umumnya untuk dapat dijadikan obyek pendidikan. 2. Motivasi Hiburan. Untuk motivasi hiburan apabila dilihat dari diagram Kartesius, motivasi hiburan berada diposisi B (pertahankan Prestasi). Maksud dari pertahankan prestasi adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango harus mempertahankan obyek yang sudah ada agar wisatawan yang berkunjung merasa puas de bnngan hiburan yang telah di sediakan 3. Motivasi Kesehatan. Dapat dilihat bahwa motivasi wisatawan untuk berkunjung sebagai alasan kesehatan berada pada kuadran B. Motivasi kesehatan ini mempunyai posisi yang sama dengan motivasi hiburan. Dan yang harus dipertahankan disini adalah hutan dengan segala isinya agar
pasokan oksigen tetap terjaga, udara yang sejuk dan tidak tercemar polusi yang membuat wisatawan datang kembali ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 4. Motivasi Bisnis, dapat dilihat bahwa motivasi bisnis berada di kuadran C (prioritas rendah) maksud dari prioritas rendah adalah Motivasi bisnis tidak penting dibandingkan dengan yang lain, wisatawan yang berkunjung jarang atau hampir tidak memposisikan bisnis dalam berwisata.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan 1.
Karakteristik wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 72% responden, karena pengunjung Taman Nasional Gunung Gede Pangrango yang datang ke tempat ini memerlukan kekuatan fisik dimana laki-laki rata-rata memiliki kekuatan fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan permpuan. Untuk kategori usia yang paling besar persentase berkunjungnya adalah usia 21-30 th yaitu sebesar 50%. Disini dapat dilihat bahwa wisatawan yang berkunjung adalah remaja dan dewasa. Responden yang berkunjung banyak berasal dari luar daerah, yang menempati posisi pertama adalah Jakarta sebesar 37%, karena jarak yang ditempuh dari Jakarta ke Cibodas tidak terlalu jauh + 2 jam perjalanan. Pada tingkat pendidikan, SMU menempati posisi paling tinggi yaitu sebesar 50%. Untuk status pekerjaan, posisi tertinggi adalah mahasiswa/pelajar sebesar 43%. Frekuensi berkunjung wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Gunung Gede Pangrango lebih dari tiga kali sebesar 44%. Itu berarti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango telah menjadi andalan wisatawan untuk dikunjungi.
2.
Variabel motivasi yang dianggap penting adalah yang masuk ke dalam kuadran A dan B. Variabel-variabel tersebut berada pada kuadran “pertahankan prestasi” dengan tingkat kepentingan lebih besar dari 3.16 dan “tingkat pelaksanaan” lebih besar dari 3.12. variabel-variabel tersebut adalah
motivasi hiburan dan kesehatan. Variabel-bariabel ini yang kinerjanya cukup tinggi dan bahkan melebihi harapan/tingkat kepentingan wisatawan dimana kepentingan wisatawan adalah motivasi hiburan dan kesehatan. 3.
Berdasarkan posisi masing-masing variabel pada setiap kuadran yaitu perbandingan antara nilai motivasi (harapan) wisatawan dan tingkat kinerja TNGP, maka pihak manajemen TNGP perlu meningkatkan motivasi pengunjung pada nilai terendah dari penghitungan variabel pada setiap kuadran dan nilai terendah pada kinerja TNGP yaitu pada faktor pendidikan dan bisnis. Melalui analisis gap yang telah dilakukan, maka semua atribut yang dinilai wisatawan yakni kinerja Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan kepentingan wisatawan masih terdapat gap, walau pada hasilnya memiliki perbedaan yang sangat sedikit antara kinerja dan kepentingan. Dari ke empat variabel motivasi ini maka kesimpulan yang dapat ditarik yaitu: tingkat kepentingan wisatawan sudah sepenuhnya tercapai.
6.2 Saran Berdasarkan
kondisi
upaya-upaya
yang
telah
dirumuskan
di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai bahan masukan yang mungkin bermanfaat bagi pihak pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah sebagai berikut : 1.
Pentingnya pariwisata di TNGGP juga harus dimanifestasikan dengan pengembangannya untuk menjadi agrowisata dan ekowisata, yang memiliki daya tarik tersendiri seperti: Tanaman makanan, tanaman hias, dan tanaman
inti, sehingga TNGGP bisa terus memberikan kontribusi baik bagi wisatawan maupun untuk kelestarian alam. 2.
Beberapa upaya lain yang harus dilakukan antara lain adalah a. Pendidikan: Penambahan lokal penelitian dan objek penelitian. b. Hiburan
: Perawatan tempat wisata
c. Kesehatan : Penngkatan pelestarian hutan agar pasokan oksigen tetap terjaga d. Bisnis : Penyediaan tempat khusus untuk bisnis dan komoditi tanaman hutan
DAFTAR PUSTAKA Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. 2005, Data Statistik. TNGP, Cibodas. Barata, A Adya. 2003, Dasar-dasar pelayanan prima. Elex media komputindo, Jakarta Handoko, Hani. 1984, Manajemen. BPCE, Yogyakarta. Kusmayadi dan Sugiarto E. 2000, Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah Balai TNGP, 2005. Laporan Magang CPNS. Visitor Center Ideal Analisis Harapan Pengunjung Terhadap Wisata Cinta Alam TNGP 2005. Malayu, dan Hasibuan. 1996, Organisasi dan motivasi. Bumi Aksara, Jakarta Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Edisi Revisa. Cetakan ke Dua. Alfabet, Bandung Purwanto, Joko dan Hilmi. 1994, Pengantar Pariwisata. Angkasa, Bandung Rangkuti, F. 2003, Measuring Customer Satisfaction. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Rencana Pengelola TNGP Periode 1995-2019. Riyanto, Budi. 2004, Pokok-Pokok Masalah Pengusahaan Parawisata Alam di Kawasan Pelestarian Alam. Lembaga Pengkajian Hukum Kehutanan dan Lingkungan. Bogor Ross,Glenn R. 1998, Psikologi Pariwisata. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta Salim, Emil. 12 April 1991. Devinisi Ekowisata, Edisi Hari Jum’at. Penerbit Harian Karya. Saputra, Riko. 2006, Analisis Kepuasan Wisatawan Terhadap Kualitas Pelayanan Wisata Hutan Tanah Tingal. [Skripsi]. Jurusan Agribisnis. Fakultas Sains dan Teknologi. UIN. Jakarta Sihite, Richard. 2000, Tourism Industry, SIC, Surabaya Siregar, Delvin Raya. 2006, Analisis Faktor Kepuasan Konsumen Ikan Konsumsi di Pujasera Mas Murni Muara Angke. [Skripsi]. Jurusan Agribisnis. Fakultas Sains dan Teknologi. UIN. Jakarta Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung
Supranto, J. 1997, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. PT Rineka Jakarta Suradika, Agus. 2000, Metode Penelitian Sosial. UMJ, Jakarta Suyitno. 2001, Perencanaan Pariwisata. Kanisius, Yogyakarta Winardi, J. 2004, Motivasi Pemotivasi Dalam Manajemen. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Yoeti, Oka A. 1979, Pemasaran Pariwisata. Angkasa, Bandung Yoeti, Oka A. 2000, Ekowisata; Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. PT. Pertja, Jakarta.
Lampiran 3. Kuesioner KUESIONER PENGUNJUNG TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penyusunan skripsi: “Motivasi Kunjungan Wasatawan Taman Nasional Gede Pangrango” oleh Hayani, Mahasiswa jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. I.
Identitas Responden Pengunjung Taman Nasional Gede Pangrango
Nama Alamat Jenis Kelamin Usia Kota asal kedatangan Pendidikan terakhir (yang sedang ditempuh)
: : : : : :
Pekerjaan
:
a. SD/MI c. SMA/MA e. Sarjana
b. SMP/MTs d. Diploma f. Lainnya…..
a. Mahasiswa b. Pegawai negeri c. Ibu RT d. Wiraswasta e. Pegawai swasta f. Lainnya…..
Berapa kali anda telah berkunjung ke Taman Nasional Gede Pangrango? a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. lebih dari 4 kali 1. Menurut Bapak/Ibu/Saudara, alasan apa yang menjadi motivasi wisatawan berkunjung dan seperti apa kualitas pelayanan dari TNGGP? Nilai No Tingkat motivasi 1 2 3 4 5 1 Pendidikan 2 Hiburan 3 Kesehatan 4 Bisnis No
Kualitas Pelayanan 1
1 2 3 4
Pendidikan Hiburan Kesehatan Bisnis
2
Nilai 3
4
5
2. Menurut Bapak/Ibu/Saudara,Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi perjalanan wisata dan seperti apa kualitas pelayanan dari TNGGP? No Faktor-faktor yang Nilai mempengaruhi perjalanan 1 2 3 4 5 wisata 1 Aksesibilitas 2 Variasi Objek Wisata 3 Infra Struktur 4 Ekonomis No
Kualitas Pelayanan 1
1 2 3 4
2
Aksesibilitas Variasi Objek Wisata Infra Struktur Ekonomis
Keterangan dari tingkat kepentingan/ Motivasi: a. Jawaban sangat penting diberi skor 5 b. Jawaban penting diberi skor 3 c. Jawaban cukup penting diberi skor 3 d. Jawaban kurang penting diberi skor 2 e. Jawaban tidak penting diberi skor 1 Keterangan dari tingkat pelayanan: a. Jawaban sangat baik diberi skor 5 b. Jawaban baik diberi skor 4 c. Jawaban cukup baik diberi skor 3 d. Jawaban kurang baik diberi skor 2 e. Jawaban tidak baik diberi skor 1 Atas Segala Bantuannya, Saya Ucapkan Terimakasih
Nilai 3
4
5