Volume 1. No. 1 Desember 2013
MOTIVASI DAN SEMANGAT KERJA DENGAN BERWIRAUSAHA BAGI MAHASISWA Mohammad Cipto Alim Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Madura
Abstract
Entrepreneurial activity is to improve the welfare of society in the sense to further improve people's lives better and quality . Entrepreneurship is very large role in the development of economic growth . The role of entrepreneurship has been tested by the economic crisis that hit Indonesia. To the university as an institution that became one of the community role models to encourage a culture of entrepreneurship . Universities are expected to also be able to create entrepreneurs who are reliable and ready to face all challenges , so as to give a boost to entrepreneurship intentions public , especially students to entrepreneurship as stock later . Based on this background, the purpose of this study was " to determine the motivation and morale through entrepreneurship bagimahasiswa " . Keywords : Entrepreneurial, Motivation and Moral
untuk
PENDAHULUAN
untuk meningkatkan kesejahteraan Masyarakat dalam arti untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat yang lebih baik dan bermutu. Kewirausahaan sangat besar dalam
perkembangan
Oleh karena itu, peran mahasiswa khususnya mahasiswa manajemen sangat maknanya
ekonomi
nasional.
bagi
dan usaha. Wira berarti pejuang, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Peran
pertumbuhan ekonomi.
besar
dengan
Kewirausahaan berasal dari kata wira
Kewirausahaan merupakan kegiatan
di
bisnis
kemadirian tinggi. (Tjahjono, 2008:2)
Latar Belakang
peranannya
menjalankan
pengembangan
Dengan
demikian
seharusnya mahasiswa lebih memiliki niat
kewirausahaan telah teruji dengan adanya krisis ekonomi yang
melanda
bangsa
Indonesia. Kewirausahaan yang berbasis pada ekonomi rakyat ternyata mampu bertahan dalam situasi yang sulit. Untuk itu perguruan tinggi sebagai lembaga yang
88
Volume 1. No. 1 Desember 2013
menjadi salah satu panutan masyarakat karena dalam mengambil keputusan akan dapat mendorong budaya berwirausaha.
melibatkan
faktor
Perguruan tinggi diharapkan juga kepribadian,
internal
persepsi,
seperti motivasi,
mampu menciptakan wirausaha- wirausaha pembelajaran (sikap), faktor eksternal yang handal dan siap menghadapi segala seperti keluarga, teman, tetangga dan lain macam tantangan,
sehingga mampu sebagainya (norma subyektif). Kemudian
memberi
niat
dorongan
masyarakat mengukur
kontrol
keperilakuan
yang
khususnya mahasiswa untuk berwirausaha. dirasakan (perceived control behavior) Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yaitu suatu kondisi bahwa orang percaya yang terdidik, sebagai harapan masyarakat tindakan itu mudah atau sulit untuk dapat membuka lapangan kerja, dengan dilakukan dengan memahami berbagai menumbuhkan
niat
berwirausaha. risiko atau rintangan-rintangan yang ada
(Tjahjono, 2008:2) Mahasiswa
apabila
mengambil
tindakan
tersebut.
diharap dan mampu (Tjahjono, 2008:2)
memiliki jiwa wirausaha yang tinggi,
Di samping itu, menurut pengamat
sehingga hal ini akan mampu membuka aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial lapangan kerja yang lebih luas. Dengan activity)
yang
kondisi tersebut, maka perguruan tinggi Entrepreneurial
relatif
masih
activity
rendah.
diterjemahkan
negeri maupun swasta untuk mampu sebagai individu aktif dalam memulai menyiapkan anak didiknya, khususnya bisnis baru dan dinyatakan dalam persen jurusan
manajemen
untuk
menjadi total penduduk aktif bekerja. Semakin
wirausaha yang unggul. Mahasiswa, supaya rendah indek entrepreneurial activity maka tidak menggantungkan kerja di orang lain, semakin rendah level entrepreneurship tetapi diperlukan sebuah keberanian untuk suatu
negara,
dan
dampaknya
pada
membuka usaha sendiri atau berwirausaha. tingginya pengangguran. Kondisi di atas (Tjahjono,
2008:2).
Kondisi
seperti mengisaratkan
dijelaskan di atas, tentu menjadikan para pengangguran
betapa menjadi
masalah
masalah
yang
mahasiswa berani mengambil keputusan sangat serius. untuk berwirausaha. Bagi
banyak
Beberapa pihak menyoal keberadaan lulusan orang,
keputusan perguruan tinggi saat ini (Siswoyo, 2009:
berwirausaha merupakan perilaku dengan 114). keterlibatan tinggi (high
Menurut
Hendarman,
Direktur
involvement) Kelembagaan Dikti Depdiknas menyatakan
89
Volume 1. No. 1 Desember 2013
”data pengangguran terdidik di Indonesia menggunakan prinsip belajar untuk tahu, menunjukkan pendidikan
bahwa
semakin
seseorang,
semakin
tinggi bukan untuk melakukan sesuatu. rendah Fenomena di atas seharusnya dapat dijadikan
kemandirian dan semangat kewirausahaan- bahan pemikiran, bagaimana agar dapat nya.” Pemerhati kewirausahaan menyatakan menciptakan lapangan kerja baru yang dapat bahwa sebagian besar lulusan Perguruan menampung karyawan, tidak lagi berpikir Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja untuk mempersiapkan diri menjadi calon (job seeker) daripada pencipta lapangan karyawan yang mencari pekerjaan, terutama pekerjaan job creator).
bagi individu yang terdidik, misalnya
Hal ini disebabkan sistem pembelajaran mahasiswa. yang diterapkan di berbagai perguruan Berdasarkan latar belakang yang telah tinggi
saat
ini, yang umumnya
lebih dikemukakan di atas,maka dapat dirumuskan
terfokus pada ketepatan lulus dan kecepatan bahwa pentingya motivasi, dan semangat memperoleh pekerjaan, dan memarginalkan kerja melalui berwirausaha di kalangan kesiapan untuk menciptakan pekerjaan mahasiswa. Ciputra (dalam
Direktorat Kelembagaan
Dikti, 2009) menyatakan: ” Mahasiswa dari TINJAUAN PUSTAKA berbagai
disiplin
ilmu
jangan
hanya Pengertian Wirausaha
diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan
Pengertian wirausaha lebih lengkap
baik, tetapi dipacu untuk bisa menjadi dinyatakan pemilik dari
usaha-usaha
sesuai
belakang ilmu mereka,”. Pendidikan
harus
dijalankan
oleh
Schumpeter
adalah
latar entrepreneur as the person who destroys the existing economic order by introducing
dengan new products and services, by creating new
kreatif. Pendidikan kewirausahaan harusnya forms of organization, or by exploiting new membekali mahasiswa untuk mandiri dan raw materials. ( Buchari Alma, 2004:21). tidak berorientasi menjadi pencari kerja Jadi menurut Schumpeter wirausaha adalah ketika yang bersangkutan menyelesaikan orang yang mendobrak sistem ekonomi studinya. Hal ini menurut Sadino (2008) yang ada dengan memperkenalkan barang dalam
Siswoyo (2009: 115) mengatakan dan jasa yang baru, dengan menciptakan
sebagai dampak dari sistem pendidikan bentuk organisasi baru atau mengolah Indonesia
yang
kebanyakan
masih bahan baku baru. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis yang
90
Volume 1. No. 1 Desember 2013
baru ataupun bisa pula dilakukandalam 2. The corporate refugee. Pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungan
organisasi bisnis yang sudah ada. Para ekonom klasik, termasuk Karl Marx,
wirausaha
kerjanya
akan
meningkat
dengan
(wirausaha-kapitalis).
memolai
dan
menjalankan
bisnis
mengidentifikasikan
sebagai
kapitalis
Sedangkan
para
mengidentifikasi
perusahaannya merasa bahwa kepuasan
ekonom
lainnya,
sendiri.
sebagai 3. The
wirausaha
parental
(paternal)
refugee.
pengelola
Banyak individu yang memperoleh
perusahaan (wirausaha manajer/pekerja).
pendididkan dan pengalaman dari bisnis
(Röpke, 1995:16) .
yang dibangun oleh keluarganya sejak
seorang
pekerja
khusus
kemampuan
ia masih anak-anak. Mereka biasanya
seseorang dalam menciptakan nilai tambah
akan berusaha untuk mencoba bisnis
dengan kreativitas dan inovasi dengan
lain
segala
dikerjakan oleh keluarga.
Wirausaha
keberanian
adalah
untuk
menanggung
daripada
yang
selama
ini
segala resiko dengan visi yang jelas, lebih 4. The feminist refugee. Para wanita yang menyukai untuk mencoba sesuatu tanpa
merasa telah mendapatkan perlakuan
banyak beralasan.
diskriminatif dibandingkan kaum pria,
Motivasi
baik
Menurut Russell M. Knight (1983),
dalam
sistem
pendidikan,
lingukngan perusahaan, maupun dalam
dalam studinya di Kanada motivasi seorang
masyarakat,
wirausaha tidak hanya financial incentive ,
membuktikan bahwa dirinya mampu.
tetapi oleh keinginan untuk melepaskan diri
Caranya dengan mendirikan sendiri
dari
perusahaan.
lingkungan
yang
tidak
sesuai,
akan
berusaha
disamping guna menemukan arti baru bagi 5. The housewife refugee. Para ibu rumah kehidupannya. Faktor motivasi tersebut
tangga yang pada awalnya sibuk
dapat diringkas sebagai berikut:
mengurus rumah tangganya mencoba
1. The forign refugee. Peluang-peluang
membantu suaminya dalam keuangan
ekonomi dinegara lain yang lebih
karena kebutuhan-kebutuhan anak-anak
menguntungkan sering kali mendorong
yang makin dewasa makin besar.
orang untuk meninggalkan negaranya
Mereka biasanya akan mencoba bisnis
yang tidak stabil secara politis untuk
kecil-kecilan
berwirausaha disana.
anggota keluarga lainnya.
91
dengan
dibantu
oleh
Volume 1. No. 1 Desember 2013
6. The
society
Anggota umumnya memiliki karakteristik atau ciri-
refugee.
masyarakat yang tidak setuju dengan ciri yang merupakan proses jangka panjang kondisi lingkungannya biasanya akan berdasarkan pengalaman dan pendidikan. mencoba usaha yang tidak terikat Beberapa karakteristik yang melekat pada diri
dengan lingkungan yang ada.
wirausahawan
(Zimmerer,
and
7. The educational refugee. Banyak orang Scarborough, 1998; Kuratko & Hoodgets, yang gagal dalam studinya atau mereka 2007) sebagai berikut: yang
tidak
cocok
dengan
sistem 1. Desire for responsibility
pendidikan yang ada menjadi terpacu
Wirausaha
untuk berwirausaha.
bertanggungjawab secara pribadi atas
Banyak memptivasi
faktor
yang
seseorang
merasa
hasil usaha yang dia lakukan. Mereka
menjadi
lebih dapat mengendalikan sumberdaya sumberdaya
mengetahui
menggunakan
tersebut
unggul
dapat
wirausaha, salah satu kunci untuk dapat faktor
yang
adalah
yang
dimiliki
sumberdaya
dan
tersebut
dengan memahami apa yang orang
untuk mencapai cita-cita. Wirausaha
butuhkan. Orang dapat dimotivasi oleh
yang berhasil dalam jangka panjang
apa
haruslah memiliki rasa tanggung jawab
saja,
tetapi
tidak
semuanya
dimotivasi oleh sesuatu yang sama.
atas usaha yang dilakukan. Kemampuan untuk menanggung risiko usaha se perti: risiko keuangan, risiko teknik
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian
adakalanya
muncul,
sehingga
library reseach dan studi pustaka yang
wirausaha harus mampu meminimalkan
mengemukakan
risiko.
kajian
teori
tentang
bagaimana menumbuhkan motivasi dan 2. Tolerance for ambiguity semangat
kerja
mahasiswa
dalam
berwirausaha.
Ketika kegiatan usaha dilakukan, mautidak mau harus berhubungan dengan orang lain, baik dengan karyawan,
PEMBAHASAN
pelanggan, pemasok bahan, pemasok
Karakteristik Kewirausahaan
barang, penyalur, masyarakat, maupun
Wirausahawan yang unggul mampu
aturan legal formal. Wirausaha harus
menciptakan kreativitas dan inovasi sebagai
mampu menjaga dan mem pertahankan
dasar untuk hidup, tumbuh dan berkembang
hubungan baik dengan stakeholder.
92
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Keberagaman bagi wirausaha adalah 5. Internal locus of control sesuatu hat yang biasa. Kemampuan un
Didalam diri manusia ada kemampuan
tuk menerima keberagaman merupakan
untuk
.suatu ciri khas wirausaha guna menjaga
dipengaruhi oleh internal diri sendiri.
kelangsungan
Wirausaha yang unggul adalah yang
hidup
bisnis
atau
perusahaan dalam jangka panjang.
mengendalikan
memiliki
3. Vision
diri
kemampuan
yang
untuk
mengendalikan diri dari dalam dirinya
Wirausaha
yang
berhasil
selalu
sendiri. Kerasnya tekanan kehidupan,
memiliki cita-cita, tujuan yang jelas
persaingan
kedepan yang harus dicapai secara
begitu cepat dalam dunia bisnis akan
terukur. Visi merupakan filosofi, cita-
meningkatkan tekanan ke jiwaan balk
cita dan motivasi mengapa perusahaan
mental,
hidup,
akan
kehidupan kesehari an. Wirausaha yang
tujuan,
mampu mengendalikan dirinya sendiri
kebijakan, ang garan, dan prosedur
akan mampu bertahan dalam dunia
kerja yang jelas. Wirausaha yang tidak
bisnis yang makin komplek.
dan
wirausaha
menterjemahkan
ke
dalam
binis,
maupun
perubahan
moral
yang
dalam
jelas visi kedepan ibarat orang yang 6. Continuous Improvement berjalan tanpa arah yang jelas, se hingga
Wirausaha yang berhasil selalu bersikap
kecenderungan untuk gagal sangat
positif, mengangap pengalaman sebagai
tinggi.
sesuatu yang berharga dan melakukan
4. Tolerance for failure
perbaikan terus-menerus. Pengusaha
Usaha yang berhasil membutuhkan
selalu mencarihal-hal baru yang akan
kerja keras, pengorbanan baik waktu
memberikan manfaat balk dalam jangka
biaya dan tenaga. Wirausaha yang
pendek
terbiasa dengan kreativitas dan inovasi
Wirausaha memiliki tenaga, keinginan
kadangkala
untuk
atau
bahkan
sering
maupun
terlibat
panjang.
dalam
petualangan
akan
membawa
mengalami ketidakberhasilan. Proses
inovatif
yang cukup panjang dalam mencapai
konsekuensi menguntungkan dimasa
kesuksesan tersebut akan meningkatkan
depan.
kepribadian
toleransi
yang
jangka
terhadap 7. Preference for moderate risk
kegagalan usaha.
Dalam kehidupan berusaha, wirausaha selalu berhadapan dengan intensitas
93
Volume 1. No. 1 Desember 2013
risiko.
Sifat
wirausaha
dalam
dan mampu menghadapi tantangan akan
menghadapi resiko dapat digolongkan
menurunkan semangat juang dalam
ke dalam 3 macam sifat mengambil
melakukan bisnis.
resiko, yaitu Risk Seeking (orang yang 9. Desire for immediate feedback suka dengan risiko tinggi), Moderat
Perkembangan yang begitu cepat dalam
Risk (orang yang memiliki sifat suka
kehidupan usaha wirausaha untuk cepat
mengambil risiko sedang), dan Risk
mengantisipasi perubahan yang terjadi
Averse (orang memiliki sifat suka
agar mampu bertahan dan berkembang.
menghindari risiko). Pada umumnya
Wirausaha pada umumnya memiliki
wirausaha
memiliki
keinginan untuk mendapatkan respon
kemampuan untuk memilih risiko yang
atau umpan balik terhadap suatu
moderate/sedang,
ketika
permasalahan. Persaingan yang begitu
memerlukan
ketat dalam dunia usaha menuntut
yang
mengambil
berhasil
di
mana
keputusan
pertimbangan yang matang, hal ini seja
untuk
lan dengan risiko wirausaha yang
menanggapi
apabila
memiliki
mengalami
tanggung sendiri.
kegagalan
cerdas,
perubahan.
cepat
Wirausaha
kecenderungan
untuk
akan
mengetahui sebaik apa ia bekerja dan
melihat sebuah bisnis dengan tingkat
mencari pengakuan atas prestasi secara
pemahaman pribadi yang disesuaikan
terus-menerus.
dengan
Wirausaha
di
berpikir
perubahan
lingkungan 10. High energy level
(Zimmerer, and Scarborough, 1998)
Wirausaha pada umumnya memiliki
8. Confidence in their ability to success Wirausaha
umumnya
energi
memiliki
yang
melakukan
cukup
tinggi
dalam
kegiatan
usaha
sejalan
keyakinan yang cukup tinggi atas
dengan
kemampuan diri untuk berhasil. Mereka
Wirausaha memiliki semangat atau
memiliki kepercayaan
yang tinggi
energi yang cukup tinggi dibanding
untuk meiakukan banyak hal dengan
kebanyakan orang. Risiko yang harus
baik dan sukses. Mereka cenderung
ditanggung
untuk
peluang
wirausaha untuk bekerja keras dan
keberhasilan dan optimisme, biasanya
dalam jangka waktu yang cukup lama.
berdasarkan
Bergairah dan mampu menggunakan
optimis
terhadap
kenyataan.
Tanpa
keyakinan kepercayaan untuk sukses
94
risiko
yang
sendiri
ia
tanggung.
mendorong
Volume 1. No. 1 Desember 2013
daya geraknya, ulet tekun dan tidak
bekerja dan pada umumnya wirausaha
mudah putus asa.
membenamkan diri dalam kegiatan
11. Future orientation
tersebut guna keberhasilan cita-citanya.
Keuntungan usaha yang tidak pasti
Scarborough, et.all (2006) mengungkap
mendorong wirausaha selalu melihat
kan step, langkah terakhir seorang
peluang,
wirausaha
menghargai
waktu
dan
berorientasi kemasa depan. Wirausaha
untuk
meningkat
kan
kreativitas pendorong kewirausahaan adalah “work, work, work,….”
memiliki kecenderungan melihat apa
yang akan dilakukan sekarang dan 14. Flexibility besuk, tidak begitu mempersoalkan apa
Perubahan yang begitu cepat dalam
yang
dunia usaha mengharuskan wirausaha
telah
dilakukan
kemarin.
Wirausaha yang unggui selalu berusaha
untuk
memprediksi perubahan dimasa depan
dengan perubahan apabila tetap ingin
guna meningkat kan kinerja usaha.
berhasil.
Kemampuan
beradaptasi
dengan
perubahan
lingkungan
12. Skill at organizing Membangun memerlukan
usaha
dari
kemampuan
awal
mampu
merupakan
mengor-
berusaha,
dasar
dalam
bertumbuh
dan
sukses.
berhubungan
dengan
Fleksibilitas
berupa
kolega
ekonomi
diri
modal
ganisasi sumber daya yang dimiliki sumber-sumber
menyesuaikan
seperti;
kemampuan
berujud maupun sumber ekonomi tak
menyesuaikan diri dengan perilaku
berujud
wirausaha
untuk
maksimal.
mendapat
Wirausaha
manfaat memiliki
lain,
bernegosiasi
kemampuan
dengan
kolega
keahlian dalam melakukan organisasi
mencerminkan kompetensi wirausaha
balk orang maupun barang. Wirausaha
yang unggul.
yang
unggul
ketika
memiliki Motivasi Menurut
kemampuan portofolio sumber daya
Merle
J.
Moskowits:
yang cukup tinggi untuk dapat bertahan Motivasi adalah inisiasi dan pengarah tingkah laku, dan studi tentang motivasi
dan berkembang. 13. High Commitment Memunculkan
adalah merupakan studi tentang ilmu usaha
baru tingkah laku manusia.
membutuhkan komitmen penuh yang tinggi agar berhasil. Disiplin dalam
95
Volume 1. No. 1 Desember 2013
Faktor-faktor yang mempengaruhi
- Kondisi kerja
motivasi kerja
- Keamanan kerja
1. Faktor Bawaan (heredity)
- Status
Seseorang bekerja keras karena faktor
Pemaknaan terhadap“kerja” secara
bawaan seperti halnya bermain pada
utuh
masa anak. Bekerja adalah bentuk
- Bekerja adalah ibadahnya manusia
aktivitas yang melibatkan fungsi fisik
- Bekerja adalah kesempatan mengabdi dan menjadi berguna bagi
dan mental dalam upaya mendapatkan
- keluarga,masyarakat dan negara.
kepuasan (Mc. Gregor).
- Pekerjaan adalah karunia Tuhan yang
2. Faktor Kebutuhan Manusia
patut disyukuri dengan cara bekerja
Besar kecilnya usaha mencapai tujuan dipengaruhi oleh mendesak-tidaknya
- sebaik-baiknya.
kebutuhan individu terhadap sesuatu.
- Bekerja
dapat
meningkatkan
kesejahteraan hidup.
Makin mendesak kebutuhannya (needs) makin besar motif (dorongan) sehingga
makin besar usaha untuk mencapainya. Penerapan “hadiah” dan “hukuman” 3. Faktor Kepuasan Kerja
Penerapan pemberian hadiah (reward) dan
Sumber kepuasan kerja (satisfier
hukuman
(punishment)
atau motivator):
konsisten dan tidak tepat bisa berakibat
- Prestasi kerja
menurunnya motif kerja karyawan.
- Penghargaan/pengakuan
Asumsi
- Pekerjaan itu sendiri
(bawahan)
pimpinan
yang
terhadap
tidak
staf
Mc. Gregor mengemukakan Teori X
- Tanggung jawab
dan Teori Y
- Kemajuan - Pengembangan potensi individu.
Teori X :
Sumber ketidakpuasan kerja
a. Rata-rata karyawan malas tak suka bekerja.
adalah: - Kebijakan (policy) organisasi dan
b. Karyawan
administrasi
cenderung
tak
berambisi meraih prestasi optimal
- Cara-cara pengawasan
dan menghindar dari tanggung
- Upah
jawab.
- Hubungan
96
Volume 1. No. 1 Desember 2013
c. Karyawan
suka
diperintah,
dibimbing,
diawasi
- Berorientasi ke masa depan
dalam
- Jujur dan tekun
bekerja.
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
d. Karyawan lebih mementingkan
- Memiliki
diri sendiri dari pada tujuan
kemandirian,
organisasi.
optimisme.
sifat
keyakinan, individualitas,
- Selalu berusaha untuk berprestasi, Teori Y :
berorientasi pada laba, memiliki
a. Karyawan rata-rata rajin bekerja
ketekunan dan ketabahan, memiliki
dan merasa kesal kalau tak
tekad yang kuat, suka bekerja keras,
bekerja.
energik ddan memiliki inisiatif.
b. Umumnya
karyawan
suka
- Memiliki kemampuan mengambil
memikul tanggung jawab dan mencari
metode
kerja
risiko dan suka pada tantangan.
yang
- Bertingkah laku sebagai pemimpin,
terbaik.
dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang
c. Umumnya karyawan berusaha
membangun.
mewujudkan tujuan organisasi, dengan
memberi
kontribusi
- Memiliki inovasi dan kreativitas
dalam
tinggi, fleksibel, serba bisa dan
sebesar-besarnya
memiliki jaringan bisnis yang luas.
pencapaian tujuan.
- Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan,
maka
setiap
- Memiliki keyakinan bahwa hidup itu
orang
sama dengan kerja keras.
memerlukan ciri-`ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan.
Sikap Wirausaha Dari daftar ciri dan sifat watak
Ciri-ciri seorang wirausaha adalah: - Percaya diri
seorang wirausahawan di atas, dapat kita
- Berorientasikan tugas dan hasil
identifikasi sikap seorang wirausahawan
- Pengambil risiko
yang dapat diangkat dari kegiatannya
- Kepemimpinan
sehari-hari, sebagai berikut:
- Keorisinilan
97
Volume 1. No. 1 Desember 2013
maupun orang lain. Dalam melaksanakan
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, kegiatannya, seorang wirausahawan harus seorang wirausahawan harus memiliki memiliki komitmen yang jelas, terarah dan kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata bersifat disiplin
itu
sendiri
adalah
progresif
(berorientasi
pada
ketepatan kemajuan). Komitmen terhadap dirinya
komitmen wirausahawan terhadap tugas sendiri dapat dibuat dengan identifikasi dan
pekerjaannya.
dimaksud
bersifat
ketepatan
terhadap
Ketepatan
yang cita-cita, harapan dan target-target yang
menyeluruh,
yaitu direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan
waktu,
kualitas contoh komitmen wirausahawan terhadap
pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. orang lain terutama konsumennya adalah Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina pelayanan prima yang berorientasi pada dalam diri seseorang dengan berusaha kepuasan konsumen, kualitas produk yang menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan sesuai
dengan
harga
produk
yang
waktu yang direncanakan. Sifat sering ditawarkan, penyelesaian bagi masalah menunda
pekerjaan
dengan
berbagai konsumen,
dan
macam alasan, adalah kendala yang dapat wirausahawan
sebagainya. yang
teguh
Seorang menjaga
menghambat seorang wirausahawan meraih komitmennya terhadap konsumen, akan keberhasilan.
Kedisiplinan
terhadap memiliki nama baik di mata konsumen
komitmen akan kualitas pekerjaan dapat yang akhirnya wirausahawan tersebut akan dibina dengan ketaatan wirausahawan akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, komitmen tersebut. Wirausahawan harus dengan dampak pembelian terus meningkat taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai sehingga pada akhirnya tercapai target jika wirausahawan memiliki kedisiplinan perusahaan yaitu memperoleh laba yang yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah diharapkan. ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan Jujur kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya
Kejujuran
merupakan
landasan
adalah contoh dari kedisiplinan akan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
seorang wirausahawan. Kejujuran dalam
Komitmen Tinggi
berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran
Komitmen
adalah
kesepakatan mengenai karakteristik produk (barang dan
mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai seseorang, baik terhadap dirinya sendiri promosi
98
yang
dilakukan,
kejujuran
Volume 1. No. 1 Desember 2013
mengenai
pelayanan
purnajual
yang mandiri
dalam
memenuhi
kegiatan
dijanjikan dan kejujuran mengenai segala usahanya. kegiatan yang terkait dengan penjualan Realistis produk yang dilakukan oleh wirausahawan. orang
Kreatif dan Inovatif Untuk maka
memenangkan
seorang
Seseorang dikatakan realistis bila tersebut
mampu
menggunakan
persaingan, fakta/realita sebagai landasan berpikir yang
wirausahawan
harus rasional
dalam
setiap
pengambilan
memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya keputusan maupun tindakan/ perbuatannya. kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi Banyak seorang calon wirausahawan yang oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan berpotensi tinggi, namun pada akhirnya gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan mengalami
kegagalan
produk-produk yang telah ada selama ini di wirausahawan pasar.
Gagasan-gagasan
yang
tersebut
hanya
karena
tidak
realistis,
kreatif obyektif dan rasional dalam pengambilan
umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan bentuk ataupun waktu. Justru seringkali kecerdasan ide-ide jenius yang memberikan terobosan- terhadap
dalam
melakukan
masukan-masukan/
seleksi sumbang
terobosan baru dalam dunia usaha awalnya saran yang ada keterkaitan erat dengan adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan tingkat keberhasilan usaha yang sedang kreatif yang kelihatannya mustahil.
dirintis.
Mandiri
Semangat kerja
Seseorang
dikatakan
“mandiri”
Hasley (2001) menyatakan bahwa
apabila orang tersebut dapat melakukan semangat kerja atau moral kerja itu adalah keinginan dengan baik tanpa adanya sikap ketergantungan
pihak
kesediaan
kekerasan
yang
lain memungkinkan seorang karyawan untuk
dalammengambil keputusan atau bertindak, menghasilkan kerja yang lebih baik tanpa termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, menambah keletihan, yang menyebabkan tanpa adanya ketergantungan dengan pihak karyawan
antusias
lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak kegiatan-kegiatan yang
harus
dimiliki
oleh
seorang kelompok
ikut
serta
dan
sekerjanya,
dalam
usaha-usaha dan
membuat
wirausahawan. Pada prinsipnya seorang karyawan tidak mudah kena pengaruh dari wirausahawan
harus
memiliki
sikap luar, terutama dari orang-orang yang mendasarkan sasaran mereka itu atas
99
Volume 1. No. 1 Desember 2013
tanggapan bahwa satu-satunya kepentingan berkelompok.
Menurut
Maier
(1999,
pemimpin perusahaan itu terhadap dirinya p.184), ada empat aspek yang menunjukkan untuk
memperoleh
keuntungan
yang seseorang mempunyai semangat kerja yang
sebesar-besarnya darinya dan memberikan tinggi, yaitu : sedikit mungkin kerugian.
a. Kegairahan
Sedangkan Siswanto (2000, p.35), b. Kekuatan untuk melawan frustasi mendefinisikan semangat kerja sebagai c. Kualitas untuk bertahan psikologis
seseorang.
Semangat
kerja d. Semangat kelompok
dianggap sebagai keadaan psikologis yang baik
bila
semangat
kerja
tersebut
menimbulkan kesenangan yang mendorong PENUTUP seseorang untuk bekerja dengan giat dan Kesimpulan konsekuen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
Motivasi dan semangat kerja sangat memberikan pengaruh yang sangat besar
Menurut Nitisemito (2002, p.56), terhadap definisi
dari
semangat
kerja
adalah khususnya
minat
wirausaha
para
seseorang yang menunjang dirinya untuk kewirausahaan
seseorang
mahasiswa. memberikan
Materi ilmu
melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih pengetahuan mengenai wirausaha sangatlah baik di dalama sebuah perusahaan.
penting untuk diajarkan oleh para pendidik khususnya para dosen pengajar mata kuliah kewirausahaan tersebut kepada mahasiswa.
Aspek-aspek Semangat Kerja
Aspek-aspek semangat kerja perlu Disatu pihak ini menjadi sebuah tantangan untuk dipelajari karena
aspek-aspek ini bagaimana caranya untuk menumbuhkan
mengukur tinggi rendahnya semangat kerja. jiwa
berwirausaha
terhadap
orang
Menurut Maier (1999, p.180), Seseorang banyak,namun dilain pihak ini menjadi yang memiliki semangat kerja tinggi sebuah keharusan bagi para pendidik untuk mempunyai alasan tersendiri untuk bekerja memperkenalkan,
mengajarkan,
dan
yaitu benar-benar menginginkannya. Hal memberikan ilmu pengetahuan mengenai ini mengakibatkan orang tersebut memiliki wrausaha dan bagaimana kita bisa terjun ke kegairahan
kualitas
bertahan
dalam dunia tersebut dalam hal ini dunia usaha itu
menghadapi kesulitan untuk melawan sendiri. frustasi, dan untuk memiliki semangat
100
Volume 1. No. 1 Desember 2013
memperkenalkan bagaimana sebenarnya
Saran
Sebagai mahasiswa, pengetahuan dunia
usaha
tersebut.
Untuk
itu,
tentang kewirausahaan memang harus mengajarkan ilmu pengetahuan tentang dimiliki, karena memang setiap mahasiswa wirausaha tidak hanya berdasarkan teori, memperoleh
mata
kuliah
tentang akan
tetapi
harusnya
kewirausahaan. Namun untuk menumbuh- pengimplementasiannya.
lebih
pada
Karena
setiap
kan jiwa wirausahawan terhadap setiap orang khususnya para mahasiswa memiliki orang khususnya para mahasiswa memang cara pandang tersendiri mengenai hal sangat sulit, apa lagi bisa sampai terjun ke bagaimana ia bisa terjun dan memerankan dunia tersebut yaitu dunia usaha. Dalam hal peran sebagai wirausahawan. ini peran pendidik sangatlah penting untuk
101
Volume 1. No. 1 Desember 2013
DAFTAR PUSTAKA Avin Fadilla Helmi, Modul Kewirausahaan, Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. 2007 Buchari, Alma, Kewirausahaan, Bandung :Alfabeta. 2009 Daft, Richard, Manajemen, Salemba 4, 2006. Irawan, Andi, Kewirausahaan UKM Pemikiran dan Pengalaman, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2007 Kuntjoro Mudrajad, Modul MK Kewirausahaan, Yogyakarta: FE UGM.. 2008 Kasali Rhenald, dkk, Modul Kewirausahaan, Bandung : Hikmah. 2010 Kasmir, Kewirausahaan, Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada, 2007 Yukl, Gary, Kepemimpinan dalam Kewirausahaan, Jakarta : Prehallindo, 1996
102