Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
MOTIVASI BERPRESTASI PETERNAK SAPI PERAH DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN USAHA THE ACHIEVEMENT MOTIVATION OF DAIRY FARMER IN ACHIEVING BUSINESS SUCCEED Asep Rahayu Nugraha*, Marina Sulistyati**, dan Lilis Nurlina** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung Sumedang KM 21 Sumedang 45363 *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun 2015 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran E-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian tentang motivasi berprestasi peternak sapi perah dalam mencapai keberhasilan usaha di TPK Los Cimaung, Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Pangalengan, Kabupaten Bandung ini telah dilaksanakan dari tanggal 28 Januari 2015 sampai 11 Februari 2015. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui motivasi berprestasi yang dimiliki oleh peternak sapi perah di TPK Los Cimaung dalam mencapai keberhasilan usaha dan mengetahui proses belajar peternak dalam mencapai keberhasilan usaha. Teknik penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam kepada 12 informan peternak yang dianggap maju oleh ketua kelompok dan peternak yang tersebar di TPK Los Cimaung secara sosiometri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder dilanjutkan dengan metode analisis kualitatif yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukkan bahwa para peternak sapi perah di TPK Los Cimaung KPBS memiliki motivasi berprestasi yang dapat dilihat dari adanya semangat kerja dan keinginan untuk berhasil. Semangat kerja yang dimiliki peternak berupa kedisiplinan waktu pemerahan dan pemberian pakan serta keuletan dalam menghadapi masalah. Peternak memiliki indikator keberhasilan usaha yang dapat dilihat dari pertambahan populasi, peningkatan produksi dan kualitas susu, mampu membeli tanah, rumah dan kendaraan serta kemampuan menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi. Proses belajar (learning process) peternak di TPK Los Cimaung dalam mencapai keberhasilan usaha diperoleh melalui pengalaman beternak, aktivitas mengikuti penyuluhan dan pelatihan bidang beternak sapi perah. Keberhasilan peternak juga dapat dilihat dari adanya peningkatan kompetensi dalam penerapan“Sapta Usaha”, adanya etika dalam menjalankan usaha dan adanya peningkatan produksi dan kualitas susu yang dihasilkan. Kata Kunci
: Motivasi Berprestasi, Keberhasilan Usaha Ternak Sapi Perah 1
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
ABSTRACT The research about the achievement motivation of dairy farmer in achieving business succeed at TPK Los Cimaung, KPBS Pangalengan, Bandung District was held from January 28th, 2015 to February 11th, 2015. The purpose of this research was to find out the achievement motivation of small holders at the TPK Los Cimaung and their process in the achieving business success. The technique of this tresearch was conducted with in-depth interview to the informant as much as 12 farmers who were considered advanced by the chairman of the group and farmers scattered around TPK Los Cimaung in sociometry. The method of this research was case study with primary data collection techniques and secondary data followed by a qualitative analysis method with followed some phases, conclude data reduction, data presentation and conclusion. Based on the results of the study showed that achievement motivation hich owned by farmers in TPK Los Cimaung in the achieving business success include morale and desire to succeed. Owned morale form of the discipline breeders milking and feeding time and tenacity in the face of the problems. The business succeed indicators can be seen from the increase in population, milk production and quality, being able to buy the land, houses and vehicles as well as the ability to send their childrens to college. The process breeders at the TPK Los Cimaung to achieve business success are based on the experience of raising, education and training activities follow the field of dairy cattle breeding. And then, the succeed of the farmers can be seen from the increase competence in the application of the “Sapta Usaha”, their ethics of doing business and an increase in the milk production and quality of milk produced. Keywords: Achievement Motivation, Business Success Dairy Cattle
1.
PENDAHULUAN Sapi perah merupakan ternak ruminansia yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat. Sapi perah merupakan salah satu penghasil sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan masyarakat. Susu merupakan sumber protein utama yang dihasilkan selain dari daging. Tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia sampai saat ini mengalami peningkatan walaupun tidak signifikan. Hal tersebut merupakan peluang usaha bagi masyarakat peternak di Desa Margamukti. Masyarakat di Desa Margamukti menjadikan sapi perah sebagai kegiatan usaha, baik sebagai usaha pokok maupun sampingan dan saat ini masih bertahan. Kegiatan usaha ternak sapi perah yang masih bertahan ini karena adanya motivasi yang timbul dari seorang peternak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Peternak 2
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
didaerah Pangalengan merupakan anggota KPBS. Pihak koperasi mendirikan Tempat Pengumpulan Kelompok (TPK) untuk mempermudah peternak dalam penyetoran susu. Salah satu TPK yang didirikan oleh KPBS adalah TPK Los Cimaung 1 dan 2. Hal tersebut sangat membantu peternak dalam menjalankan usahanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan primer merupakan salah satu hal yang harus dipenuhi oleh peternak sapi perah di pedesaan. Pemenuhan kebutuhan tersebut dapat terlaksana jika didukung oleh motivasi tinggi yang dimiliki oleh seorang peternak dalam menjalankan usaha ternak sapi perahnya.Motivasi menjadi suatu kekuatan dalam diri peternak untuk bergerak ke arah pemenuhan kebutuhannya. Hal tersebut berarti motivasi merupakan hal penting bagi peternak agar berhasil dalam menjalankan usahanya, yang ditunjukkan dengan penambahan populasi sapi perah produktif. Motivasi berprestasi para peternak timbul karena adanya motif dari peternak untuk memenuhi kebutuhan dan keberhasilan usahanya. Motivasi berprestasi yang tinggi, timbul pada diri seorang peternak jika ingin mencapai suatu keberhasilan usaha. Motivasi berprestasi peternak sapi perah dipedesaan ditunjukan dengan semangat kerja, keuletan dan keinginan untuk berhasil dalam usahanya. Salah satu indikator keberhasilan usaha usaha peternakan sapi perah ditunjukkan dengan pemilikan jumlah sapi perah betina produktif minimal 7 ekor. Jumlah sapi perah betina produktif yang dimiliki beberapa peternak di TPK Los Cimaung I dan II tidak langsung berjumlah 7 ekor, namun dimulai dari 1 – 2 ekor dan akhirnya memiliki jumlah sapi perah betina produktif 7 ekor bahkan lebih. Peternak sapi perah di TPK Los Cimaung I dan II yang memiliki sapi perah betina produktif minimal 7 ekor dapat menyimpan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Keberhasilan peternak di Desa Margamukti akan terlihat dari adanya etika dalam menjalankan usahanya sehingga tidak merugikan orang lain serta kompetensi yang dimiliki peternak dalam menjalankan usahanya yang akan dipertahankan. Selain itu, produktivitas usaha peternak tetap ditingkatkan untuk mencapai keberhasilan usaha. Hal tersebut sebagai bukti keseriusan peternak dalam mencapai dan menjaga keberhasilan usahanya. 3
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
Dalam mencapai keberhasilan usaha, setiap peternak mempunyai proses yang berbeda satu dengan yang lainnya. Peternak dalam mencapai keberhasilan usaha dengan merintisnya dari awal sampai berhasil dan dengan motivasi berprestasi yang dimiliki peternak merupakan hal yang dianggap sangat penting untuk diteliti.
2.
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang memiliki minimal 7 ekor sapi perah betina produktif dan tergabung dalam TPK Los Cimaung I dan II yang merupakan anggota KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung. Metode Penelitian Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan penelitian yang menggunakan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus – kasus khusus yang terjadi pada objek analisis (Burhan, 2010). Srategi studi kasus dianggap tepat untuk digunakan dalam sebuah studi yang ingin mengetahui “bagaimana (how)” dan “mengapa (why)”, akan diarahkan kepada serangkaian peristiwa kontemporer, dimana penelitinya hanya memiliki peluang yang sangat kecil atau tidak mempunyai peluang sama sekali untuk melakukan kontrol terhadap peristiwa tersebut (Yin, 1997:13) dalam Mauludin, 2014). Variabel yang Diamati Variabel yang diamati adalah motivasi berprestasi peternak dan keberhasilan usahanya yang terdiri dari semangat kerja (disiplin dan keuletan), keinginan untuk berhasil (sikap dan usaha), kompetensi peternak (pengetahuan dan keterampilan), etika usaha (etika usaha ekonomi dan etika usaha peraturan khusus), produktivitas usaha (produksi susu per ekor per hari dan kualitas produksi setara dengan tingkat harga susu yang dicapai). Analisis Data Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) dalam Moleong (2007) adalah upaya pencarian data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi 4
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Untuk lebih memperjelas, data dibuat dalam bentuk presentase, kemudian dikategorikan untuk dilakukan organisir data menurut satuan pola, kemudian dilakukan interpretative. Metode interpretative yaitu memahami secara mendalam terhadap makna – makna dan variabel yang ada dalam penelitian ini (Munandar, 2004). Selanjutnya dengan adanya metode deskriptif kualitatif maka teknik analisa data dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan secara administratif termasuk wilayah Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat. Ditinjau dari ketinggiannya wilayah Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung terletak pada ketinggian ± 1.200 m dari permukaan laut, dan karena tingginya letak wilayah ini dari permukaan laut, maka suhu rata-rata pun rendah. Desa Margamukti secara administratif di sebelah utara, selatan dan barat dengan Desa Pangalengan, dan di sebelah timur dengan Desa Kertasari. Penggunaan lahan terluas adalah untuk berkebun/ladang. Perkebunan/ladang dimanfaatkan penduduk untuk bercocok tanam, seperti teh, tomat, bawang merah, dan lain-lain. Luasnya ladang yang tersedia di Desa Margamukti dimanfaatkan juga oleh penduduk untuk ditanami rumput sebagai pakan ternak, sehingga kebutuhan hijauan untuk ternak sapi perah cukup memadai. Umumnya peternakan sapi perah rakyat di desa ini berada di pemukiman penduduk dan ada juga yang dekat dengan kali sehingga sebagain peternak ada yang membuang limbahnya ke kali. Berdasarkan mata pencaharian, sebagian besar pekerjaan pokok penduduk Desa Margamukti adalah buruh tani. Hal tersebut disebabkan oleh keadaan fisik 5
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
desa ini yang mendukung untuk dijadikan areal pertanian. Sebanyak 23,481% masyarakat di Desa Margamukti menjadi peternak sapi perah.
Motivasi Berprestasi Peternak yang memiliki motivasi berprestasi menjalankan usaha ternak sapi perahnya dengan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang diinginkannya. Peternak yang memiliki motivasi berprestasi dapat dilihat dari semangat kerja dalam menjalankan usaha dan adanya keinginan untuk berhasil. Nitisemito dalam Aswani (2009) mengemukakan bahwa semangat kerja seseorang dapat dilihat dari sejauh mana ia melakukan pekerjaan dengan giat untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Semangat kerja yang dimiliki peternak dapat dilihat dari kedisiplinan dalam menjalankan usaha dan keuletan dalam menghadapi permasalahan di dalam usaha ternaknya. Seseorang dikatakan disiplin apabila bekerja dengan giat dan sadar terhadap peraturan-peraturan dalam perusahaan (Sugiyono dalam Utomo, 2002). Peraturan yang dimaksud adalah prosedur yang selalu diterapkan dalam menjalankan usaha. Sebanyak 91,67% informan menganggap pemerahan merupakan hal penting dan harus disiplin dalam pelaksanaannya. Jika sapi tersebut waktu pemerahannya terlalu cepat, maka produksi susu akan berkurang, tidak seperti biasanya dan juga menyebabkan ambing menjadi bengkak. Peternak dalam menjalankan usahanya tidak lepas dari permasalahan yang harus dihadapi. Seorang peternak yang memiliki semangat kerja tinggi akan tetap ulet untuk menyelesaikan permasalahnya. Keuletan adalah kemampuan atau kekuatan untuk bertahan dalam suatu teakanan dan permasalahan. Permasalahan yang dihadapi peternak meliputi harga konsentrat, harga susu dan ketersediaan rumput. Permasalahan harga konsentrat berupa harga yang tidak sesuai dengan kualitas konsentrat dan jumlah timbangan yang tidak sesuai dengan yang tertera pada karung konsentrat. Peternak memiliki keuletan dalam menghadapi masalah ini 6
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
dengan cara meningkatkan kualitas konsentrat dengan menambahkan bahan pakan tambahan berupa onggok, pellet, ampas tahu dan bubuk kue, dalam upaya meningkatkan produksi dan kualitas susu. Dalam menjalankan usahanya, seluruh peternak mengalami permasalahan pada harga susu yaitu adanya penurunan harga susu secara mendadak. Para peternak berupaya untuk menyelesaikan masalahnya dengan cara melakukan pengaduan kepada pihak koperasi. Namun tidak semua pengaduan dari peternak tersebut langsung ditanggapi pihak koperasi. Biasanya dalam jangka waktu 1 – 2 bulan harga susu kembali normal seperti semula. Hal tersebut yang membuat warga memiliki pandangan negative kepada pihak koperasi. Pada musim kemarau ketersediaan hijauan sedikit dan sulit didapat. Permasalahan tersebut dirasakan oleh seluruh peternak. Beberapa cara yang dilakukan peternak untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan membeli pakan tambahan berupa limbah pertanian seperti kol, daun jagung, pohon pisang, sisa panen wortel dan tomat serta membuat silase. Bob Proctor dalam Ismail (2014) menyatakan bahwa sebelum sesuatu menjadi kenyataan, maka seseorang harus mempunyai pemikiran mengenai sesuatu yang diinginkannya. Sebagian peternak (58,33%) beranggapan bahwa usaha sapi perah dikatakan berhasil apabila mampu membeli tanah, rumah dan kendaraan serta mampu menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi. Keinginan untuk berhasil dijalani peternak baik dengan keiukutsertaanya dalam kegiatan penyuluhan guna menambah ilmu dan wawasan peternak sekaligus sebagai pedoman dalam melakukan teknis beternak, maupun belajar dari pengalaman peternak sendiri dan peternak lain. Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha merupakan pencapaian target dari kerja keras peternak. Peternak sapi perah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan usahanya ketika kompetensi yang dimilikinya bertambah, menjalankan etika usaha yang tidak merugikan orang lain dan dapat meningkatkan produktivitas dalam usaha ternaknya. 7
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
Kompetensi terjadi karena adanya akumulasi pengetahuan dan pengalaman dalam bidangnya, sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman (Noor, 2007). Kompetensi yang dimiliki peternak dalam menjalankan usaha ternak sapi perah dapat dilihat dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam sapta usaha beternak sapi perah. Seluruh peternak mulai mengawinkan dara untuk pertama kali pada umur 1718 bulan. Sedangkan menurut Utami, dkk (2004) sapi akan dikawinkan pertama kali pada umur 15-18 bulan. Peternak memiliki anggapan untuk mengawinkan dara pada umur tersebut dikarenakan tubuhnya sudah siap untuk melakukan perkawinan. Tanda-tanda birahi pada sapi perah merupakan salah satu hal yang harus diketahui oleh peternak. Peternak mempunyai keterampilan dalam mendeteksi tanda-tanda birahi pada sapi perah sebelum dikawinkan. Tanda-tanda birahi pada sapi perah yang diketahui peternak, meliputi sering mengeluarkan suara “babaung”, keluar lendir dari vulva berwarna putih telur, 3B “beureum, bareuh, baseuh”, nafsu makan menurun, produksi susu menurun dan sering menaiki atau mau dinaiki oleh kawannya ”rarangkul”. Proses perkawinan dan pemeriksaan kebuntingan dilakukan oleh mantri hewan, sedangkan proses melahirkan biasanya dilakukan sendiri oleh peternak dan dibantu oleh peternak lain. Proses seleksi bibit yang dilakukan peternak sapi perah meliputi bentuk tubuh, produksi dan sifat. Sedangkan menurut Makin (2011) dalam mengadakan seleksi perlu diperhitungkan beberapa faktor antara lain: Breed (bangsa); Physical appearance (keadaan fisik); Pedigree (silsilah/keturunan); Production record (catatan produksi); Healt (kesehatan). Pakan yang diberikan peternak adalah hijauan dan konsentrat. Para peternak biasa menggunakan rumput gajah sebagai pakan hijauan.Rumput gajah berkualitas menengah karena mempunyai protein tercerna antara 10-15% (Bamualim dkk dalam Firman, 2010).Terdapat dua kategori konsentrat yang digunakan peternak, yaitu konsentrat utama dan konsentrat tambahan. Mayoritas peternak informan (91,67%) menggunakan RC sebagai konsentrat utama dikarenakan harganya paling murah namun kandungan proteinnya masih rendah. Konsentrat utama dicampur 8
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
dengan konsentrat tambahan untuk mengejar produksi susu. Hal tersebut sudah diperhitungkan peternak untuk mencegah timbulnya kerugian. Campuran konsentrat tersebut disebut dengan lolohan. Peternak mempunyai keterampilan dalam mendeteksi ciri-ciri penyakit yang menyerang sapinya. Penyakit kembung merupakan penyakit yang paling sering dialami oleh sapi perah milik peternak. Proses pengobatan dilakukan oleh mantri. Perawatan pada sapi perah merupakan salah satu hal yang penting untuk menjaga kesehatan sapi perah. Terdapat beberapa perawatan yang biasa dilakukan oleh peternak, yaitu pemotongan tanduk dan kuku serta memandikan sapi. Secara umum perkandangan yang dibuat oleh peternak masih tradisional. Namun ada juga seorang peternak di TPK Los Cimaung yang menggunakan kandang Demo Farm. Kandang Demo Farm adalah kandang yang digunakan di Negara Belanda sekitar tahun 1960an. Pemerintah Belanda memberikan bantuan dengan membangunkan kandang Demo Farm untuk 7 orang peternak di KPBS. Hal tersebut dikarenakan peternak yang terpilih produksi dan kualitas susunya lebih baik dibandingkan peternak lainnya. Air susu sangat sensitif terhadap kontaminasi bakteri maupun terhadap baubauan (Makin, 2011). Oleh karena itu, proses pemerahan harus dilakukan dengan baik karena berpengaruh terhadap kualitas susu yang dihasilkan. Sebelum proses pemerahan peternak melakukan pembersihan kandang dan sapi. Dalam proses pemerahan peternak dalam keadaan sehat, menggunakan topi untuk menghindari jatuhnya rambut kedalam susu dan proses pemerahannya dilakukan dua kali sehari dengan cara tradisional. Susu hasil pemerahan yang ditampung didalam ember perah, selanjutnya dituangkan kedalam milkcan yang terlebih dahulu disaring dengan menggunakan kain penyaring dan selanjutnya disetorkan ke TPK. Noor (2007) menyatakan bahwa etika usaha menurut ekonomi dilihat dari adanya pengelolaan sumber daya alam secara efisien tanpa merugikan masyarakat sekitar. Hal tersebut sudah dilakukan peternak dalam melakukan pengelolaan sumber daya alam tanah dan air untuk menjalankan usahanya. Adanya lahan milik perhutani dimanfaatkan oleh peternak sebagai kebun rumput dengan membayar 9
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
biaya sebesar Rp. 2.500,00/patok setiap bulannya. Sumber daya air yang dikelola masyarakat adalah mata air gunung yang diberi nama kinceuh. Etika usaha peraturan khusus adalah aturan – aturan yang dibuat dan telah disepakati sebelumnya dalam menjalankan usaha serta telah dipatuhi (Noor, 2007). Peternak di TPK Los Cimaung I dan II merupakan anggota KPBS dan telah menjalankan usahanya dengan mematuhi peraturan dari KPBS berupa menjual susu kepada pihak koperasi dan terus meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan. Sebanyak 58,33% peternak memiliki sapi perah yang rata-rata menghasilkan susu sebanyak 15 liter per ekor per hari. Sedangkan 41,67% peternak memiliki sapi perah dengan produksi susu rata-rata per ekor per hari hanya 10 liter, Beberapa hasil penelitian menunujukkan bahwa produksi susu rata-rata sapi perah FH di tingkat peternak adalah 10 liter/ekor/hari atau setara dengan 3.050 liter/laktasi (Priyatin, dkk., 2009; Hadiana, dkk., 2005; dan Rahayu, dkk., 2005 dalam Firman, 2010). Harga susu yang diterima peternak pada saat ini seluruhnya diatas harga standar (Rp. 3.650).Sebagian besar peternak 83,33% mendapatkan harga susu kisaran 4.300 – 4.400 rupiah setiap liternya. Hanya sedikit peternak (16,67%) mendapatkan harga susu yang berkisar dari 4.500 – 4.700 rupiah. Harga tersebut merupakan harga tertinggi dibanding peternak lainnya. 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Motivasi berprestasi yang dimiliki peternak di TPK Los Cimaung dalam mencapai keberhasilan usaha meliputi semangat kerja dan keinginan untuk berhasil. Semangat kerja yang dimiliki peternak berupa kedisiplinan waktu pemerahan dan pemberian pakan serta keuletan dalam menghadapi masalah. Indikator keberhasilan usaha menurut peternak dapat dilihat dari pertambahan populasi, peningkatan produksi dan kualitas susu, mampu membeli tanah, rumah dan kendaran serta kemampuan menyekolahkan anak sampai perguruan tinggi. 2. Proses peternak di TPK Los Cimaung untuk mencapai keberhasilan usaha di dapat berdasarkan pengalaman beternak, aktivitas mengikuti penyuluhan dan 10
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
pelatihan dalam bidang beternak sapi perah. Keberhasilan peternak dapat dilihat dari adanya peningkatan kompetensi dalam penerapan sapta usaha beternak sapi perah, etika dalam menjalankan usaha dan peningkatan produksi susu dan kualitas susu yang dihasilkan. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas disarankan agar peternak lebih meningkatkan semangat kerja dalam menjalankan usaha sapi perahnya, sehingga motivasi berprestasinya bisa lebih baik lagi. Proses pencapaian keberhasilan usaha yang diraih peternak maju dapat disosialisasikan kepada peternak lain yang mau bekerja keras untuk meningkatkan skala pemilikannya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam kajian penelitian ini agar informasi yang yang didapat saling melengkapi. 5.
DAFTAR PUSTAKA
Aswani, Ashari. 2009. Pengaruh Motivasi dan Kepeminpinan Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Rimbang. Analisis Manajemen Vol. 1-3 Jakarta. Bungin, Burhan. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Firman, Achmad. 2010. Agribisnis Sapi Perah. Widya Padjadjaran. Bandung. Islami, Iqbal. 2014. Keinginan untuk Sukses. Pusdiklat PSDM. Jakarta. Makin, M. 2011. Tata Laksana Peternakan Sapi Perah. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. Mauludin, Mochamad A. 2014. Pengembangan Peternakan Sapi Perah Dan Perubahan Struktur Sosial. Thesis IPB. Bogor. Moleong, Lexy J. 2007. Metodelogi Penelitian KualitatifCet.24. Rosda: Bandung. Munandar Sulaeman. 2004. Metode Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatif. Laboratorium Sosiologi Penyuluhan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT Rajagrasindo Persada: Jakarta. 11
Motivasi Berprestasi Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha Asep Rahayu Nugraha
Sri Utami, Siswandi dan Abunganar Yahya. 2004. Lucture Note Manajemen Ternak Perah. Fakultas Peternakan Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto. Utomo, Budi. 2002. Menentukan Faktor – faktor Kepuasan Kerja dan Tingkat Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Loyalitas Karyawan PT P. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 7 (2).
12