Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina MOTIVASI BERPRESTASI PETERNAK KAMBING PERAH DALAM MENCAPAI KEBERHASILAN USAHA (Studi Kasus di Bangun Karso Farm Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor Jawa Barat) THE ACHIEVEMENT MOTIVATION OF DAIRY GOAT FARMER IN ACHIEVING BUSINESS SUCCED (Case Study at Bangun Karso Farm Cijeruk Sub-District Bogor District West Java)
Catherine Alferina*, Lilis Nurlina**, Hermawan** Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinnagor-Sumedang 45363
*Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 ** Staff Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadajaran E-mail:
[email protected] ABSTRAK Penelitian mengenai “Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah Dalam Mencapai Keberhasilan Usaha” dilaksanakan pada tanggal 25 Mei sampai 8 Juni 2016 di Bangun Karso Farm Kecamatan Cijeruk Bogor. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji motivasi peternak (pemilik) Bangun Karso Farm dalam mencapai keberhasilan usaha, mengkaji kinerja pegawai di Bangun Karso Farm, dan mengkaji tingkat keberhasilan usaha kambing perah Bangun Karso Farm. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus melalui pendekatan kualitatif. Sasaran informan penelitian adalah pemilik Bangun Karso Farm dan pegawai Bangun Karso Farm yang bekerja di bagian pemeliharaan kambing perah. Informan terdiri dari 1 orang pemilik Bangun Karso Farm, 1 dokter hewan dan 3 orang pegawai yang bekerja di bagian pemeliharaan kambing perah. Total informan yaitu 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berprestasi yang dimiliki pemilik Bangun Karso Farm dinilai baik, dilihat dari adanya semangat kerja dan keinginan untuk berhasil. Semangat kerja dilihat dari kedisiplinan dalam bekerja berupa waktu pemerahan, waktu pemberian pakan dan keuletan peternak dalam mencari solusi ketika ada masalah. Kinerja pegawai dinilai baik yang dapat dilihat dari kualitas kerja berupa pengetahuan dalam sapta usaha beternak kambing perah dan kemampuan pegawai dalam pelaksanaannya serta kepatuhan terhadap perintah dan ketepatan waktu. Bangun Karso Farm dinilai telah mencapai keberhasilan usaha, hal ini dapat dilihat dari adanya etika dalam menjalankan usaha dan dimulainya pembangunan kandang yang lebih modern. Kata kunci : Motivasi Berprestasi, Keberhasilan Usaha Ternak Kambing Perah
ABSTRACT The Research of “The Achievement Motivation of Dairy Goat Farmer in Achieving Business succed” was held from Mei 25th until June 8th, 2016 at Bangun Karso Farm, Cijeruk Sub-District Bogor. The purposed of this research were to analyzed the achievement motivation of Bangun Karso Farm owner, reviewing performance of employees at Bangun Karso Farm, and analyzed the level of business succed dairy goats at Bangun Karso Farm. The method used case study with qualitative of approach. The informants of the research owner of Bangun Karso Page 1
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina Farm and employees Bangun Karso Farm who worked at the diary goat rearing. Informants consisted of 1 owner Bangun Karso Farm, 1 veterinarian, and 3 employees Bangun Karso Farm who worked at the diary goat rearing. Total informant in this study were 5 person. The results of the research showed that achievement motivation of the owner of Bangun Karso Farm is considered good that was showed from their morale and desire to succed, the highest of spirit work the owner could showed from discipline breeders milking, feeding time and tenacity farmers in searching solution when had a problem. Performance of employees can be seen from the quality of work in the form of knowledge and ability in the application of the “Sapta Usaha” and obedience to the orders and timeliness. Bangun Karso Farm assessed has achieved business success, it can be seen from the ethics of doing business and the commencement of construction of modern cage. Keywords : Achievement Motivation, Business Succes Dairy Goat Farm PENDAHULUAN Kambing perah merupakan salah satu ternak penghasil susu. Susu merupakan sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan masyarakat. Susu merupakan sumber protein utama yang dihasilkan selain dari daging. Susu kambing memiliki keunggulan spesifik yang tidak dimiliki produk susu dari ternak lain seperti sapi perah, walaupun masing-masing produk susu memiliki nutrisi yang lengkap dan berguna untuk kesehatan, namun susu kambing tidak dapat ditandingi keunggulannya, selain bermanfaat untuk kesehatan, susu kambing berkhasiat untuk pengobatan. Tidak semua jenis kambing dapat menghasilkan susu. Tipe kambing perah yang menghasilkan susu yaitu, Saanen, Sapera dan Ettawa atau keturunannya (Peranakan Etawa, PE). Kambing PE sudah banyak diternakkan di Indonesia. Kambing perah dapat menghasilkan susu sebanyak 1-2 liter/ekor/hari, panjang masa laktasi beragam yaitu 101-228 hari, kambing ini dapat diperah antara 210-252 hari dalam setahun, apalagi dikelola dengan baik, tingkat produksi susu juga akan tinggi. Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra peternakan kambing perah di Jawa Barat. Kambing PE merupakan komoditi dari subsektor peternakan yang sedang dikembangkan dan diprioritaskan untuk menjadi komoditas unggulan. Pengembangan usaha ternak kambing perah di Kabupaten Bogor memiliki potensi yang tinggi karena didukung iklim yang sesuai (di wilayah pegunungan) dan kedekatan dengan konsumen potensial. Suksesnya pembangunan peternakan selain ditentukan oleh tersedianya fasilitas atau sarana dan prasarana, tetapi juga bergantung pada motivasi yang dimiliki peternak tersebut. Motivasi merupakan salah satu aspek penentu keberhasilan usaha ternak dalam meningkatkan pendapatan dan pemenuhan kebutuhan keluarga. Motivasi menjadi suatu Page 2
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina kekuatan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan. Peternak yang motivasinya tinggi akan berusaha keras untuk mengembangkan usahanya melalui keaktifannya dalam mengadopsi ilmu dan teknologi guna meningkatkan produktivitas usahanya, sebaliknya peternak yang motivasinya rendah akan lamban pula dalam mengadopsi ilmu seperti ketidakseriusan dan kurang terarahnya kegiatan yang berpengaruh terhadap produktivitas usaha, kurang tanggap serta kurang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kreativitas yang rendah, sehingga pada akhirnya keuntungan usaha tidak optimal. Bangun Karso Farm merupakan salah satu pelaku usaha kambing perah di daerah Bogor, Jawa Barat, dengan jumlah populasi 125 ekor kambing perah dengan luas lahan 18 hektar. Pemilik peternakan ini bernama Bangun Dioro, yang ternyata adalah seorang tentara dengan pangkat Sersan Kepala. Di lahan peternakannya, Bangun Dioro memelihara kambing PE, Saanen, dan Sapera. Selain kambing perah, Bangun Karso Farm beternak domba dan sapi potong. Bangun Karso Farm memiliki 8 pegawai yang berasal dari orang-orang yang tinggal sekitar peternakan. Berbekal keinginan untuk menjadi lebih sukses akhirnya Bangun Dioro memulai usahanya dengan beternak kambing hingga sekarang bahkan mengembangkan ternak lain seperti, domba, sapi potong dan beberapa sapi perah. Motivasi Bangun Dioro sebagai pemilik Bangun Karso Farm tentunya harus dapat mempengaruhi kinerja para pegawainya agar tercapai usaha kambing perah yang mencapai keberhasilan. Kinerja merupakan kesediaan seseorang atau sekelompok orang untuk melakukan suatu kegiatan untuk menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan. Kinerja seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh kemampuan, motivasi prestasi, dan komunikasi, oleh karena itu, agar mempunyai kinerja yang baik, seorang peternak harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengetahui dan melakukan pekerjaannya. Kinerja yang dilakukan pegawai akan memberikan dukungan terhadap keberhasilan usaha peternakan. Motivasi seseorang akan berdampak pada besarnya skala usaha yang sedang dilakukannya. Dalam mencapai keberhasilan usaha, setiap peternak mempunyai proses yang berbeda satu dengan yang lainnya. Keberhasilan usaha para peternak dapat terlihat dari perkembangan peternakan itu sendiri dari awal mendirikan peternakan hingga keadaan peternakan saat ini. Tingkat keberhasilan usaha seseorang berbeda tergantung dari ketercapaian keinginannya sesuai target yang ditetapkan. Penacapaian keberhasilan usaha dengan merintisnya dari awal hingga dikatakan berhasil yang dimotori motivasi berprestasi dari seorang peternak merupakan hal yang menarik untuk diteliti. Untuk itu dilakukan penelitian mengenai “Motivasi berprestasi peternak kambing perah dalam mencapai keberhasilan usaha”. Page 3
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah informan, yaitu peternak yang mendirikan Bangun Karso Farm dan pegawai yang bekerja di Bangun Karso Farm. Objek penelitian ini adalah motivasi pemilik dan pekerja atau pegawai dalam mencapai keberhasilan usaha kambing perah yang berada di Bangun Karso Farm, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu objek dan hasil penelitian tersebut hanya dapat digunakan oleh objek yang diteliti (Moleong,2007). Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilaksanakan di peternakan Bangun Karso Farm, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat yang dipilih secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa peternakan tersebut sebagai salah satu peternakan kambing perah yang tergolong maju dan berkembang karena sudah menjalankan pemasarannya sendiri. Penentuan Informan Informan dipilih secara purposive artinya informan diambil berdasarkan kebutuhan sesuai dengan permasalahan penelitian Total informan yang ditentukan 5 orang, terdiri dari 1 orang pemilik Bangun Karso Farm, 1 orang manajer pemeliharaan, 1 orang dokter hewan, dan 2 orang pegawai. Pemilihan 2 orang pegawai ini berdasarkan pekerjaannya yang berkaitan dengan pemeliharaan kambing perah di Bangun Karso Farm. Operasionalisasi Variabel dan Indikator yang Diteliti 1.
Variabel Motivasi Berprestasi Motivasi berprestasi merupakan suatu usaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya
dengan berpedoman pada suatu standar keunggulan tertentu (standards of excellence) (McClelland, 1961). Motivasi berprestasi dapat dilihat dari semangat kerja dan keinginan untuk berhasil. Indikator dari semangat kerja adalah disiplin yang tinggi dan keuletan peternak. Indikator dari keinginan untuk berhasil adalah keinginan untuk meningkatkan usaha da tindakan yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan usaha. 2.
Variabel Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang
dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu (Hasibuan, 2004). Kinerja pegawai dapat dilihat dari kualitas kerja seseorang dengan Page 4
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina indikator yag diamati adalah: (1) Pengetahuan dan kemampuan peternak dalam sapta usaha beternak kambing perah, (2) Kepatuhan terhadap perintah dan waktu. 3.
Variabel Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha adalah suatu pencapaian yang didapatkan oleh seseorang dalam
mengerjakan usaha sesuai dengan tujuannya. Keberhasilan usaha dapat dilihat dari etika usaha ekonomi, dan produktivitas usaha ternak. Indikator etika usaha ekonomi yang diamati adalah pemanfaatan air dan tanah. Indikator produktivitas usaha ternak yang diamati adalah (1) Total produksi susu per hari, (2) Pendapatan bulan Maret 2015 – April 2016.
HASIL DAN PEMBAHASAN Motivasi Berprestasi Peternak yang memiliki motivasi berprestasi menjalankan usaha ternak kambing perah dengan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan yang dihasilkannya. Motivasi berprestasi pemilik Bangun Karso Farm dapat dilihat dari semangat kerja dan kedisiplinan dalam bekerja yang beliau miliki. Semangat kerja peternak dapat dilihat dari kedisiplinan yang tinggi dan keuletan peternak dalam menghadapi masalah. Bangun Karso Farm tidak memiliki aturan tertulis untuk para pegawai, namun Bangun Dioro sebagai pemilik peternakan tersebut menegaskan kepada pegawai agar bekerja dengan giat dan disiplin. Jam kerja di Bangun Karso Farm dimulai dari pukul 07.00 sampai dengan pukul 16.00 dengan waktu istirahat dimulai pukul 12.00 hingga pukul 13.00. Pukul 07.00 pegawai sudah harus bekerja di kandang dengan pakaian yang bersih. Hal penting yang harus dilakukan secara disiplin diantaranya yaitu waktu pemerahan dan waktu pemberian pakan. Pemerahan susu dan pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, pagi dan sore hari. Pemberian pakan pada pagi hari harus dilakukan pada pukul 08.00 pagi dan pemerahan susu dilakukan pukul 09.00. Kedisiplinan pada pemberian pakan yaitu dengan tidak telat memberikan makan dan tidak merubah pakan secara mendadak. Konsistensi pemberian pakan, baik dalam waktu pemberian pakan, jenis pakan, dan jumlah pakan yang diberikan pada kambing perah setiap harinya sangatlah penting. Setiap peternak pasti akan menghadapi masalah ketika sedang menjalankan usaha, begitu pula dengan Bangun Dioro sebegai pemilik Bangun Karso Farm yang tidak terlepas dari masalah beternak. Permasalahan yang paling sering dihadapi Bangun Dioro ketika menjalankan usaha ini adalah ketersediaan hijauan. Walaupun Bangun Dioro memiliki lahan untuk hijauan pakan ternak namun apabila sedang musim kemarau, hijauan dari lahan tersebut belum dapat memenuhi kebutuhan ternak, sehingga Bangun Dioro Farm juga membeli hijauan Page 5
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina dari luar kota seperti dari Cianjur dan Sukabumi. Berikut penuturan salah satu informan yang berstatus sebagai pemilik Bangun Karso Farm: “Sejauh ini beternak kambing perah belum menghadapi permasalahan yang berat terkecuali untuk ketersediaan hijauan untuk ternak.” (BD, 45 tahun). Bangun Karso Farm tergolong kedalam peternakan besar, namun Bangun Dioro tetap memiliki keinginan untuk meningkatkan usaha ternak kambing perah ini. Bangun Dioro berencana untuk lebih meningkatkan penggunaan teknologi dalam beternak agar dapat menunjang pekerjaan para pegawai dan mengefisienkan SDM yang ada. Ringkasan motivasi berprestasi pemilik Bangun Karso Farm dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Motivasi Berprestasi Pemilik Peternakan Nama
Karakteristik
Bangun Dioro
Informan a. Umur 45 tahun (Produktif) b. Pengalaman beternak: 19 tahun c. Pendidikan Formal: SMA d. Pekerjaan Utama: Tentara
Motivasi Berprestasi a. Semangat Kerja: Terlihat dari kedisiplinan pengontrolan dalam pemberian pakan dan pemerahan dan keuletan dalam menghadapi masalah. b. Keinginan untuk berhasil: Memiliki keinginan untuk mengingkatkan usaha, memotivasi pegawai agar semangat bekerja, memiliki indikator keberhasilan usaha yang berupa mensejahterakan keluarga sendiri dan keluarga para pegawai. Keinginannya diraih dengan cara meningkatkan penggunaan teknologi di dalam perawatan ternak.
Kinerja Pegawai Dalam mencapai kesuksesan yang diinginkan oleh Bangun Dioro, maka perlu pegawai agar bekerja lebih produktif. Salah satu faktor penting dalam meningkatkan produktivitas pegawai adalah ditingkatkannya kinerja pegawai. Motivasi Bangun Dioro dan keinginannya tentunya harus dipahami oleh para pegawai agar mencapai titik kesuksesan. Kualitas kerja pegawai dilihat dari pengetahuan dan keterampilan peternak tentang sapta usaha beternak kambing perah. Selain itu kualitas kerja dilihat dari kepatuhan terhadap perintah dan ketepatan waktu. 1.
Pembibitan dan Penyeleksian Pemilik dan pegawai Bangun Karso Farm mengawinkan kambing perah pertama kali
pada umur sekitar antara 10-11 bulan. Hal ini sesuai dengan teori, bahwa kambing perah siap Page 6
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina dikawinkan pertama kali pada umur 10-12 bulan (Atabany, 2013). Bangun Karso Farm, mengawinkan kambing perah tidak hanya dilihat dari umur ternak saja melainkan dilihat juga dari berat badan kambing perah. Berat badan kambing perah yang siap dikawinkan minimal 25 kg, hal ini berbeda dengan pendapat Atabany (2013), yang menyatakan berat badan kambing perah yang siap dikawinkan sekitar 30-35kg. Hal penting yang harus diketahui pemilik dan pegawai adalah mendeteksi birahi pada kambing perah, seperti yang diungkapkan oleh salah satu informan yang bekerja di Bangun Karso Farm. “Kambing yang ingin kawin memiliki tanda-tanda seperti sering mengembik, tidak tenang, vulva bengkak dan merah, serta sering dinaiki betina lain” (DD, 42 tahun). Pemilik memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mendeteksi tanda-tanda birahi kambing perah. Pegawai yang mengetahui tanda-tanda tersebut akan memindahkan kambing tersebut ke dalam kandang kawin. 2.
Pakan Ketika sedang dalam pembangunan kandang, pakan yang diberikan pegawai Bangun
Karso Farm saat ini adalah pakan komplit (complete feed) dan hijauan. Pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari, pada pagi hari pukul 07.00 dan pada sore hari pada pukul 16.00. Pada pagi hari, kambing perah diberi pakan komplit, sedangkan pada sore hari, kambing perah diberi pakan hijauan. Berikut penuturan informan yang bekerja di bagian pakan kambing perah Bangun Karso Farm. “Pagi hari diberikan pakan komplit dengan campuran silase jagung, ampas tahu dan ampas bir. Sedangkan sore hari diberikan pakan hijauan yang terdiri dari leguminosa dan rumput-rumputan” (DL, 66 tahun). Pakan komplit diberikan kepada ternak untuk melengkapi gizi kambing perah. Informan berkeyakinan bahwa apabila ternak hanya diberikan hijauan tanpa konsentrat maka produksi susu yang dihasilkan akan rendah. Menurut Sarwono (2002), pakan komplit disebut juga pakan penguat yang diharapkan dapat memberikan tambahan berat badan per hari dan juga akan meningkatkan mutu serta jumlah produksi susu bagi kambing perah. Pakan komplit yang diberikan adalah campuran dari silase jagung, ampas tahu dan ampas bir. 3.
Pengendalian Penyakit Penyakit yang sering menyerang kambing perah cukup banyak macamnya.
Pengontrolan kesehatan dilakukan sehari dua kali pada pagi hari dan sore hari kemudian dilakukan pencatatan apabila ada ternak yang sakit dan dilaporkan kepada dokter hewan. Hal ini sesuai dengan teori bahwa sebaiknya pengontrolan kesehatan kandang dilakukan dua kali
Page 7
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina dalam sehari (Makin, 2014). Kesehatan ternak kambing perah di Bangun Karso Farm tergantung pemeliharaan. Hal ini diperkuat oleh pendapat salah satu informan yang bekerja sebagai dokter hewan. “Tindakan preventif sangat diutamakan untuk menjaga kesehatan ternak. Manajemen pakan, perkandangan, sangat berpengaruh terhadap ternak, apabila hal tersebut sudah dikelola dengan baik maka resiko ternak terkena sakit akan dapat diminimalisasi.” (BB, 28 tahun). Obat yang sering digunakan dalam pengobatan berbagai macam tergantung penyakitnya. Obat cacing biasanya diberikan saat kering kandang dan setelah melahirkan. Kambing perah yang terkena penyakit mencret diberikan antibiotic sulfadiazine trimetocream yang diberikan lewat injeksi intramuskuler, dan apabila yang terkena penyakit mastitis diberikan antibiotic cloxcasilin yang diberikan lewat intramamari setelah kambing diperah. 4.
Pemeliharaan atau Perawatan Perawatan kambing perah di Bangun Karso Farm yang biasa dilakukan yaitu
pemotongan kuku dan memandikan ternak. Pemotongan kuku di Bangun Karso Farm dilakukan dua bulan sekali. Selain pemotongan kuku, kambing perah juga dimandikan seminggu sekali. Kegiatan memandikan ternak perah sangatlah penting agar menjaga kebersihan, kesehatan dan menjaga kualitas susu. Pemotongan tanduk tidak dilakukan di Bangun Karso Farm, hal tersebut diungkapkan oleh pemilik peternakan. “Pemotongan tanduk kambing perah hingga saat ini belum dilakukan karena beranggapan bahwa tanduk kambing perah dapat menjadi daya tarik lawan jenisnya” (BD, 45 tahun). Berdasarkan informan tersebut, diketahui bahwa alasan tidak dilakukannya pemotongan tanduk adalah sebagai daya tarik lawan jenis. Hal tersebut berbeda dengan teori yang telah ada. Menurut Makin (2014) pemotongan tanduk merupakan salah satu perawatan yang harus dilakukan karena kambing perah dewasa terlebih kambing perah jantan memiliki kebiasaan untuk berkelahi. 5.
Perkandangan Kandang berfungsi sebagai tempat tinggal ternak untuk melindungi ternak dari
pengaruh buruk iklim, gangguan hewan liar, dan pencurian ternak. Secara umum, perkandangan di Bangun Karso Farm untuk kambing perah dibagi menjadi 2 kandang. Kandang pertama untuk kandang betina produksi dan kandang kedua untuk kandang pejantan. Model perkandangan yang digunakan adalah model panggung. Konstruksi kandang terbuat dari baja ringan dan besi, sedangkan lantai kandang terbuat dari papan kayu yang dibuat Page 8
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina renggang 1-1,5 cm satu sama lain dengan tujuan agar kotoran kambing dapat jatuh langsung ke permukaan lantai bawah sehingga mudah untuk dibersihkan. Kandang kambing perah yang baru dibangun memiliki luas kandang 48x10 m2. Hal ini diungkapan oleh informan yang bekerja di Bangun Karso Farm. “Ketinggian atap kurang lebih 2 meter sehingga sinar matahari dapat masuk dan udara dapat mengalir dengan bebas”. (DD, 42 tahun). Berdasarkan pernyataan informan, ketinggian kandang menjadi salah satu pertimbangan agar sinar matahari dapat masuk ke kandang. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dinding kandang dibuat dengan tinggi 1-2 meter dari lantai kandang agar sinar matahari dapat masuk dan menjaga sirkulasi udara (Mulyono, 2003). 6.
Penanganan Pasca Panen Proses pemerahan berkaitan dengan kualitas susu. Pemerahan yang baik akan
melakukan pemeriksaan penyakit mastitis terlebih dahulu sebelum mulai memerah. Berikut penuturan informan yang bekerja dalam bidang penanganan pasca panen: “Sebelum pemerahan, susu dibuang sedikit untuk memeriksa apakah susu tersebut pecah atau tidak.” (DD, 42 tahun). Pegawai Bangun Karso Farm juga harus memperhatikan kebersihan ketika bekerja. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Atabany (2013), bahwa kebersihan pekerja juga penting ketika melakukan pemerahan. Sebelum melakukan proses pemerahan, kambing perah diberi pakan konsentrat. Susu hasil pemerahan selanjutnya disaring menggunakan saringan. Hal tersebut bertujuan agar bulu-bulu halus ataupun benda asing yang terbawa saat pemerahan dapat disaring dahulu sebelum dikemas dan dibekukan (Makin, 2014). “Susu yang telah disaring harus langsung dikemas, setelah itu susu tersebut dibekukan dalam freezer sebelum dijual ke konsumen” (DD, 42 tahun). 7.
Pemasaran Bangun Karso Farm tidak menjual produk olahan, peternakan ini hanya menjual susu
murni yang telah dibekukan. Konsumen susu Bangun Karso Farm ini berasal dari dalam kota maupun luar kota Bogor. Selain itu, Bangun Karso Farm mendistribusikan susu kepada konsumen yang mengolah susu tersebut menjadi kefir dan produk kosmetik, yang akan dijual kembali ke konsumen lain. Bangun Karso Farm tidak miliki aturan bekerja secara tertulis, namun terdapat aturan secara lisan yang diberikan pemiliki peternakan tersebut untuk para pegawainya. Jam kerja pegawai dimulai pukul 07.00 pagi hingga pukul 17.00 sore. Pegawai Bangun Karso tinggal di Page 9
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina sekitar peternakan tersebut, hal ini meminimalisasi keterlambatan pergi bekerja. Ringkasan kinerja pegawai dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kinerja Pegawai Nama Karakteristik Informan Benedictus a. Umur: 28 tahun (Produktif) Bobby C. b. Pengalaman bekerja: 3,5 tahun c. Pendidikan Formal: PPDH d. Pekerjaan Utama: Dokter Hewan a. b. c. d.
Umur: 24 tahun Pengalaman bekerja: 4 tahun Pendidikan formal: S1 Pekerjaan utama: Manajer Pemeliharaan di Bangun Karso Farm
Dullo
a. b. c. d.
Umur: 66 tahun Pengalaman bekerja: 1 tahun Pendidikan formal: SD Pekerjaan Utama: Pegawai Bangun Karso Farm di bagian pakan kambing perah
Didi
a. b. c. d.
Umur: 42 tahun Pengalaman bekerja: 15 tahun Pendidikan formal: SD Pekerjaan Utama: Kepala kandang kambing perah di Bangun Karso Farm
Tendi Ristiandi
Kinerja Pegawai a. Kualitas Kerja: Terlihat dari pengetahuan dan kemampuan pegawai dalam sapta usaha beternak dan kepatuan terhadap perintah dan ketepatan waktu. Para pegawai mampu bekerja dengan baik dengan pengetahuan yang dimiliki dan juga pengetahuan yang diajarkan oleh pemilik. Para pegawai mayoritas tepat waktu untuk bekerja dan patuh pada aturan yang diberikan pemilik.
Keberhasilan Usaha Keberhasilan usaha adalah titik pencapaian seseorang yang didapatkan dalam mengerjakan suatu usaha sesuai dengan tujuan berusaha. Keberhasilan usaha dapat dilihat dari etika usahanya dalam bidang ekonomi dan dari besarnya pendapatan yang diperoleh oleh peternak atau pemilik dalam mengelola suatu usaha ternak. Peternak yang memiliki etika usaha ekonomi menggunakan sumber daya alam secara efisien dan obyektif tanpa merugikan masyarakat sekitar (Noor, 2007). Bangun Karso Farm memanfaatkan air dan tanah yang tersedia. Sumber daya air yang dikelola pemilik Bangun Karso Farm adalah mata air gunung. Mata air gunung tersebut digunakan sebagai sumber air utama untuk memenuhi kebutuhan ternaknya. Tanah juga merupakan salah satu sumber daya yang dikelola dan dimanfaatkan pemilik sebagai lahan untuk penanaman rumput atau tumbuhan hijau (legume) untuk pakan ternak. Limbah peternakan berupa feses kambing perah yang telah ditampung di bawah kolong kandang
Page 10
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina kambing perah itu sendiri, dimasukkan ke dalam karung, dijual ke petani untuk dijadikan pupuk organik. Pendapatan pendugaan adalah hasil yang didapatkan peternak selama kurun waktu tertentu. Penjualan kambing perah, susu, dan feses dapat dilihat selengkapnya di Tabel 3.
Tabel 3. Pendapatan Pendugaan Usaha Kambing Perah Selama 1 Tahun Penerimaan 1 Kambing Perah Rp 395.000.000,00 2 Susu Rp 219.000.000,00 3 Feses Rp 7.200.000,00 Total Rp 621.200.000,00 Pengeluaran 1 Tenaga Kerja Rp 114.000.000,00 2 Obat-obatan Rp 7.085.000,00 3 Pakan Rp 377.090.625,00 Total Rp 498.175.625,00 Pendapatan Penerimaan – Pengeluaran Rp 123.024.375,00 Selama 1 tahun terakhir (Maret 2015 – April 2016), Bangun Karso Farm mendapatkan pendapatan sebesar Rp 123.024.375,00. Penerimaan terbesar didapat dari penjualan kambing perah karena Bangun Karso Farm sedang dalam pembangunan kandang baru sehingga pemeliharaan kambing perah kurang kondusif. Berikut ringkasan keberhasilan usaha: Tabel 4. Keberhasilan Usaha Nama Bangun Dioro
Keberhasilan Usaha a. Etika usaha: Dalam menjalankan usahanya tidak merugikan orang lain, mampu memanfaatkan sumber daya alam yang ada yang ada disekitar peternakan berupa tanah dan air. Selain itu limbah peternakan ditangani dengan baik. b. Produktivitas usaha: Produksi susunya 20 liter/hari. Kualitas susu menjadikan indikator susu yang sering dipesan konsumen untuk diolah menjadi produk kosmetik dan kesehatan.
SIMPULAN 1. Motivasi berprestasi yang dimiliki Bangun Dioro sebagai pemilik Bangun Karso Farm dinilai baik dalam mencapai keberhasilan usaha, hal ini dilihat dari semangat kerja yang ditunjukkan oleh kedisiplinan waktu ketika bekerja, keuletan dalam menghadapi masalah dan memiliki keinginan untuk berhasil. Page 11
Motivasi Berprestasi Peternak Kambing Perah ..…………………………. Catherine Alferina 2. Kinerja pegawai Bangun Karso Farm sudah baik dilihat dari kualitas kerja para pegawai yang meliputi pengetahuan dan kemampuan dalam sapta usaha beternak kambing perah dan kepatuhan terhadap perintah serta ketepatan waktu dalam bekerja. Pengetahuan dan kemampuan para pegawai mendukung usaha ternak kambing perah Bangun Karso Farm mencapai keberhasilan usaha. 3. Bangun Karso Farm dinilai telah mencapai keberhasilan usaha, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan produksi susu, adanya etika dalam menjalankan usaha dan dimulainya pembangunan kandang yang lebih modern.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis menyampaikan terimakasih kepada Dr. Ir. Lilis Nurlina MS., Ir. Hermawan, MS., Dekan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Ir. Husmy Yumiati, MS., Wakil Dekan 1 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Indrawati Yudha A, S.Pt.,MSi.,Ph.D., dan Dr. Ir. Marina Sulistyati, MS., Dr. Ir. Lia Budimulyati Salman, MP., serta Anita Fitriani, S.Pt, M.Sc. Kedua orangtua, Peter A. Hutagalung dan Agustina Perangin-angin, SH., serta adik-adik yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis.
DAFTAR PUSTAKA Atabany, Afton. 2013. Panduan Sukses Beternak Kambing Peranakan Etawah. IPB Press. Bogor. Makin, M. 2014. Manajemen Ternak Kambing Perah. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. Bandung Mulyono, S. 2003. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya, Jakarta. Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Penerbit PT Remaja Rosdakarya Offset. Bandung Noor, Henry Faizal. 2007. Ekonomi Manajerial. PT. Rajagrasindo Persada, Jakarta. Sarwono. 2002. Beternak Kambing Unggul. Penerbit Swadaya. Depok.
Page 12