EFEKTIFITAS KEMITRAAN USAHA PADA KOPERASI SUSU SAE UNIT PUJON DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK SAPI PERAH

EFEKTIFITAS KEMITRAAN USAHA PADA KOPERASI SUSU ”SAE” UNIT PUJON DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus Pada Desa Pandesari Kecamatan Pujon Kabupaten Malang )

Disusun oleh: Yunita Nur C. NIM. 0510210101

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010

PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Efektifitas Kemitraan Usaha Pada Koperasi Susu SAE Unit Pujon Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi Perah (Kasus Pada Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang). Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam mencapai derajat Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang. Tanpa bermaksud mengurangi arti bantuan pihak-pihak lain yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, penulis berterima kasih kepada: 1. Bapak Dr. Ghozali Maskie, SE., MS. selaku Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. 2. Bapak Drs. Supartono, SU. selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar telah banyak memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan dan saran dalam penyusunan skripsi ini hingga terselesaikan. 3. Bapak Drs. Umar Wahyu Widodo, M.Si. dan Ibu Dr. Asfi Manzilati, SE., ME. Sebagai dosen penguji yang telah memberi bantuan berupa koreksi dan saran agar dalam penyusunan skripsi ini menjadi lebih baik. 4. Staff Jurusan Ekonomi Pembangunan (Pak Rofik, Mbak Fitri, Pak Dim, dan Pak Imam) terimakasih telah banyak membantu dalam kelancaran mulai dari seminar proposal sampai dengan ujian komprehensif. 5. Bapak Bambang, selaku Humas Koperasi Susu SAE yang telah banyak memberikan informasi mengenai kondisi koperasi dan peternak di Pujon.

i


6. Bapak Lukman, selaku Lurah Desa Pandesari yang telah membantu dalam melakukan penelitian dilapangan sehingga

dapat berlangsung

dengan lancar. 7. Seluruh peternak di Desa Pandesari yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi responden dalam penelitian skripsi ini. 8. Keluarga saya terutama kedua orang tua saya (Alm Bpk. Sunyoto dan Ibu Susiami) yang tidak henti-hentinya dalam memberikan dukungan dan Doa sehingga proses penyusunan skripsi saya dapat berjalan dengan lancar. 9. Teman-teman

dari

Jurusan

Ekonomi

Pembangunan

yang

selalu

memberikan dukungan untuk menyelasaikan skripsi ini. 10. Semua Pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah membantu untuk penyelesaian skripsi ini, penulis mengucapkan terimakasih. Terakhir, meskipun dalam proses penulisan skripsi ini dimungkinkan bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak, namun setiap kesalahan yang terdapat di dalamnya merupakan kelalaian dan tanggung jawab penulis. Oleh karena itu, setiap kritik atau tanggapan dari pembaca untuk penyempurnaan skripsi ini akan diterima dengan penuh perhatian.

Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis maupun pembaca..

Malang, Februari 2009

Penulis

ii


DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ....................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii DAFTAR TABEL .............................................................................................. vi DAFTAR GAMBAR...........................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………..viii ABSTRAKSI ................................................................................................. ix

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...............................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 5 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 6

BAB II

1.3.1

Tujuan Penelitian .................................................... 6

1.3.2

Manfaat Penelitian ................................................... 6

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektifitas; Suatu Pengukuran

Atas

Sebuah Pencapaian

Tujuan.............................................................................................. 8 2.2 Kemitraan; Hubungan yang Saling Membutuhkan Antara Dua Pihak atau Lebih di Dalam Suatu Usaha ..................................... 9 2.3. Koperasi; Kumpulan Orang atau Badan Hukum Koperasi untuk Mencapai Tujuan (Ekonomi) yang Sama.................................... 11 2.3.1

Nilai-nilai Koperasi..................................................... 13

2.3.2

Prinsip-prinsip Koperasi .......................................... 15

2.3.3

Fungsi dan Peran Koperasi...................................... 17

iii


2.4 Koperasi Susu.............................................................................. 17 2.5 Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat....................................... 19 2.6 Kesejahteraan............................................................................. 21 2.7 Penelitian Terdahulu.................................................................. 23 2.8 Kerangka Pikir............................................................................ 25 2.9 Hipotesis..................................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian......................................................................... 26 3.2 Objek Penelitian....................................................................... 27 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian.. 27 3.4 Sumber Data............................................................................. 29 3.5 Teknik Pengumpulan Data...................................................... 29 3.6 Populasi dan Sampel.............................................................. 30 3.6.1

Populasi......................................................................... 30

3.6.2

Sampel........................................................................... 30

3.7 Analisa Data.............................................................................. 31 3.7.1

3.7.2

Analisa Kemitraan Usaha Pada Koperasi SAE.......... 31 3.7.1.1

Skala Guttman................................................ 32

3.7.1.2

Skala Linkert................................................... 33

Analisa Korelasi............................................................ 34

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1. Perkembangan Produksi susu Koperasi SAE ................ 35 4.1.1.1. Produksi Susu pada Koperasi SAE.................... 35 4.1.1.2. Nilai Penjualan Susu Koperasi SAE....................36

iv


4.1.1.3. Realisasi Nilai Pembayaran Susu Anggota........36 4.1.2. Karakteristik Respoden...................................................... 37 4.1.2.1 Jenis Kelamin Responden...................................... 37 4.1.2.2 Umur Responden…………………….…………..….. 38 4.1.2.3 Tingkat Pendidikan Responden…………..….…… 38 4.1.2.4 Jumlah Sapi Produktif Yang Dimiliki…..….....…... 39 4.1.2.5 Pendapatan Peternak………………………………. 40 4.2 Hasil Analisis..…………………………………….…..…….………. 41 4.2.1

Hasil Penghitungan Efektifitas Dengan SkalaGuttman................................................................... 41

4.2.2

Hasil Penghitungan Efektifitas dengan Skala Linkert…………….…………......……..…………….. 42

4.2.3

Hasil Pengujian Korelasi.................................................. 43

4.3 Pembahasan..…………………………………………………….….. 44 4.3.1

Kemitraan Usaha Koperasi Susu SAE Dengan Peternak Sapi Perah di Pujon ......................................................... 44

4.3.2

Implikasi Kemitraan Koperasi SAE terhadap kepastian harga, distribusi hasil produksi, pinjaman modal, dan edukasi Usaha Ternak Sapi Perah.................................. 46

4.3.3

Hambatan yang dihadapi Koperasi SAE dan Peternak..48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1

Kesimpulan............................................................................... 50

5.2

Saran.......................................................................................... 51

Daftar Pustaka ...................................................................................................54 Lampiran

v


DAFTAR TABEL

Tabel 3.7.a. Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Koefisien Korelasi.......... 34 Tabel 4.1.a. Perkembangan Produksi Susu........................................................ 35 Tabel 4.1.b. Nilai Penjualan Susu....................................................................... 36 Tabel 4.1.c. Nilai Pembayaran Susu Anggota.................................................... 36 Tabel 4.1.d. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……………….. 37 Tabel 4.1.e. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur……..…………………… 38 Tabel 4.1.f. Tingkat Pendidikan Responden……………………………………….38 Tabel 4.1.g. Jumlah Sapi Produktif yang dimiliki Responden.............................39 Tabel 4.1.h. Pendapatan Responden………………………………………………40 Tabel 4.2. Hasil uji Korelasi…………………………………………………….…...43

vi


DAFTAR GAMBAR Gambar 4.2. Pengukuran Efektifitas Pelaksanaan Kewajiban Anggota Koperasi SAE................................................................................................41 Gambar 4.3. Pengukuran Efektifitas Penerimaan Hak Anggota………………..42

vii


DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 :

Peta wilayah kerja Koperasi

LAMPIRAN 2 :

Kuisioner untuk responden

LAMPIRAN 3:

Tabel mengenai identitas responden

LAMPIRAN 4 :

Tabel hasil dari jawaban mengenai kewajiban peternak

LAMPIRAN 5 :

Tabel hasil dari jawaban mengenai kewajiban koperasi

LAMPIRAN 6 :

Tabel jawaban mengenai saran responden terhadap koperasi

viii


ABSTRAKSI Yunita Nur C, Efektifitas Kemitraan Usaha Pada Koperasi Susu SAE Unit Pujon Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Peternak Sapi Perah (Kasus Pada Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang), Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya, Malang. Pembimbing: Drs. Supartono, SU.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kemitraan usaha antara Koperasi Susu SAE dengan peternak sapi perah di daerah Pujon telah berjalan dengan efektif. Sehingga secara efektif juga berpengaruh dalam pencapaian kesejahteraan peternak sapi perah sebagai anggota koperasi. Dalam penelitian ini peneliti juga ingin mengetahui bagaimana hubungan kemitraan usaha yang terbentuk antara koperasi dengan peternak sapi perah yang tergabung dalam keanggotaan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraannya. Analisa efektifitas kemitraan dilakukan dengan menggunakan pengukuran melalalui skala Linkert dalam mengukur efektifitas pelaksanaan kewajiban peternak sedangkan efektifitas pelaksanaan kewajiban koperasi diukur melalui skala Guttman. Dari hasil analisa menyatakan bahwa hubungan kemitraan usaha antara Koperasi SAE dan peternak sapi perah anggota koperasi secara umum telah berjalan efektif. Dalam penelitian ini, efektifitas kemitraan usaha diukur dari telah terlaksana atau tidaknya kewajiban koperasi terhadap peternak anggota, serta kewajiban peternak sapi perah sebagai anggota koperasi. Keberadaan koperasi SAE juga sangat dibutuhkan dalam kelancaran usaha ternak sapi perah rakyat serta untuk pencapaian kesejahteraan peternak di Kecamatan Pujon, dan khususnya di Desa Pandesari. Oleh sebab itu diharapkan pelayanan koperasi terhadap peternak sapi perah dapat lebih ditingkatkan terutama dalam memberi solusi terhadap permasalahan yang dihadapi peternak sapi perah. Hal tersebut dapat dilakukan baik secara intern melalui organisasi koperasi sendiri, maupun dengan dukungan berbagai pihak terkait, serta pemerintah. Kata kunci: Efektifitas, Kemitraan Usaha, Koperasi, Kesejahteraan

ix PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan proses perubahan menuju arah yang lebih baik dari sebelumnya yang dilakukan di berbagai bidang seperti bidang ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya. Hampir seluruh negara didunia berlomba-lomba untuk melaksanakan pembangunan, hal ini juga dilakukan oleh Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang. Indonesia berupaya terus untuk melaksanakan pembangunan nasional agar apa yang menjadi cita-cita dan tujuan bangsa bisa tercapai. Pembangunan Indonesia bertujuan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat

Indonesia.

Sedangkan

hakekat

pembangunan

nasional

sebagai

pengamalan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pembangunan dikatakan berhasil apabila hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia secara adil dan merata. Maka, dalam pelaksanaan pembangunan saat ini harus diarahkan kepada upaya-upaya pemerataan,

pemberdayaan

masyarakat,

serta

memperluas

kesempatan

partisipasi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya. Dikarenakan pembangunan merupakan hal yang menjadi tujuan utama bangsa untuk mengarah kepada perbaikan masa depan sebuah negara, terutama untuk pencapaian kesejahteraan rakyatnya. Berbagai cara telah di tempuh agar tujuan tersebut tercapai. Untuk mencapai hal tersebut agar berjalan secara berkesinambungan maka dibutuhkan manusia-manusia yang berkualitas baik secara jasmani maupun rohani. Maka terdapat berbagai hal tersebut yang

1


2

menyebabkan timbulnya tingkat kesadaran pemerintah dan masyarakat untuk membekali generasi dengan perwujudan kesehatan dan pendidikan yang baik. Sebab, ukuran sebuah tingkat kesejahteraan tidak lagi hanya dari besarnya pendapatan perkapita yang diterima oleh suatu negara, melainkan juga indikatorindikator lain, yakni indikator sosial-ekonominya. Kebutuhan protein hewani masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal tersebut sangat diharapkan sebab konsumsi protein hewani per kapita per hari masuk dalam daftar indikator kunci pembangunan SosialEkonomi (Kuncoro, 1997:24) . Peningkatan konsumsi protein seiring dengan bertambahnya jumlah

penduduk dan

tingkat kesadaran

kebutuhan

gizi

masyarakat yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Konsumsi kebutuhan gizi tersebut tak terkecuali dalam hal ini adalah kebutuhan akan komoditas

susu.

Pembangunan

sub

sektor

peternakan,

khususnya

pengembangan usaha sapi perah, merupakan salah satu alternatif upaya peningkatan penyediaan sumber kebutuhan protein hewani. Melihat dari fenomena ini dapat semakin membuka peluang peternak yang mengusahakan produksi susu sapi perah untuk meningkatkan keuntungan dan meraih kesejahteraannya. Namun pada kenyataannya masih banyak kendala yang dihadapi oleh para peternak mulai dari ketersediaan modal, perawatan ternak, hingga masalah mendistribusikan hasil produksi susu. Hal tersebut dapat terjadi mengingat sebagian besar peternak sapi perah di Indonesia memiliki usahanya dalam skala kecil. Oleh sebab itu dibutuhkan suatu wadah atau suatu lembaga yang dapat menampung berbagai permasalahan mereka serta mencari solusi untuk memecahkan masalah-masalah tersebut hingga kesejahteraan para peternak dapat tercapai. Lembaga yang tepat untuk mewadahi suatu sistem ekonomi kerakyatan seperti ini adalah dalam bentuk koperasi.


3

Koperasi sebagai wadah pusat pelayanan kegiatan perekonomian harus didirikan serta dikembangkan dengan perhitungan masa depan. Koperasi harus pula melibatkan daya pikir masyarakat. Dimana bahwa tingkat pendidikan masyarakat terutama di pedesaan masih sangat rendah dan masih sangat kuat terikat oleh kehidupan dan alam berfikir yang masih tradisional. Oleh karena itu, mereka belum terbiasa menggunakan daya pikirnya untuk kemajuan dan amat sukar mengalihkan pemikiran tradisionalnya yang statis ke alam pikiran ekonomi yang nasional dinamis. Upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat terutama yang berada dipedesaan melalui suatu lembaga ekonomi yang berbentuk koperasi diharapkan dapat melindungi kepentingan mereka serta mampu menghimpun dan memberdayakan masyarakat, yang salah satunya adalah kelompok peternak sapi perah. Hal ini perlu diperhatikan karena usaha peternakan sapi perah yang banyak diusahakan oleh masyarakat pedesaan merupakan

salah

satu

bentuk

dukungan masyarakat

pedesaan

dalam

pembangunan nasional di sektor pertanian, dipihak lain usaha peternakan sapi perah ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat pedesaan. Koperasi sebagai salah satu bentuk badan usaha yang ada di Indonesia memegang peranan penting dalam membina usaha peternakan sapi perah masyarakat. Menurut Statistik Peternakan tahun 2003 dalam Priyanti (2004: 81), di Indonesia peternakan sapi perah terkonsentrasi pada pulau Jawa yaitu di Propinsi Jawa Barat dan Jawa Timur. Dimana produksi susu segarnya mencapai 98% dari total produksi nasional, sementara sisanya 2% diproduksi oleh propinsi lain. Propinsi Jawa Timur memiliki daerah penghasil susu terbesar yakni Kecamatan Pujon yang berada di Kabupaten Malang. Pujon sebenarnya merupakan daerah yang mayoritas penduduknya berkerja pada sektor pertanian,


4

namun disamping itu sebagian masyarakat Pujon memelihara sapi perah sebagai usaha untuk menghasilkan tambahan pendapatan. Keberadaan peternak tersebut tidak lepas dari peran Koperasi susu SAE unit Pujon. Koperasi tersebut merupakan koperasi produsen yang bertugas menampung dan memasarkan air susu sapi anggotanya, yakni para peternak di lingkup wilayah Pujon. Koperasi SAE memiliki daerah kerja yang merata di seluruh wilayah Pujon, hal tersebut dapat dilihat dengan keberadaan pos-pos penampungan di tiap-tiap desa yang ada di Kecamatan Pujon. Untuk lebih jelasnya mengenai daerah kerja koperasi dapat dilihat pada lampiran 1. Walaupun sampai saat ini pengelolaan usaha peternak sapi perah umumnya masih berskala kecil, namun dari waktu ke waktu jumlah peternak sapi perah di daerah Pujon mengalami peningkatan, dan pada tahun 2008 tercatat dalam buku tahunan koperasi SAE telah mencapai jumlah lebih dari 7.753 peternak aktif yang tergabung dalam keanggotaan koperasi SAE Pujon. Perkembangan ini juga tidak lepas dari peran koperasi, dimana

koperasi

dibentuk dengan maksud untuk lebih meningkatkan peranan golongan ekonomi lemah dalam kegiatan ekonomi agar tingkat kesejahteraan golongan tersebut semakin meningkat. Koperasi sapi perah merupakan perusahaan yang bergerak di dalam produksi susu segar dan kemudian dipasarkan ke industri susu sebagai bahan baku susu olahan dan produk asal susu lainnya. Koperasi dalam memproduksi susu segar bermitra dengan peternak rakyat yang menjadi anggota koperasi. Dalam

tempo

sepuluh

tahun

yaitu

pada

tahun

1990,

terjadi

perkembangan drastis, jumlah anggota koperasi SAE mencapai 3.601 orang dengan populasi ternak 16.774 ekor dan produksi susu 20.371.512,5 liter. Tahun 2005 jumlah sapi mencapai 21.069 ekor dengan jumlah anggota 7.243 orang. Tercatat pada awal tahun 2005 warga masyarakat yang bekerja sebagai


5

peternak sapi perah anggota Koperasi SAE Pujon sebanyak kurang lebih 7.243 kepala keluarga (kk). Setiap keluarga di Pujon, rata-rata terdiri dari 5 jiwa. Apabila sekitar 7.243 kk bekerja sebagai peternak sapi perah, berarti jumlah jiwa yang menggantungkan hidupnya dari ternak sapi perah sekitar 36.215 jiwa. Jika dihitung setiap kk mempunyai pekerjaan, maka angkatan kerja di Pujon bekerja sebagai peternak sapi perah sangat besar di 10 desa di Pujon. Maka tidak mengherankan kalau segenap aktivitas perekonomian didominasi oleh peredaran hasil dari ternak sapi perah. Sehingga kecamatan Pujon dikenal sebagai kota susu di Jawa Timur khususnya di wilayah Kabupaten Malang. Melihat dari perkembangan yang terjadi, koperasi susu sangat penting keberadaannya dikalangan para peternak sapi perah di kawasan Pujon. Salah satunya bagi Desa Pandesari yang merupakan desa penghasil susu di kecamatan Pujon dengan populasi ternak dan penghasil susu terbanyak pada koperasi SAE. Dimana koperasi berperan sebagai koordinator para peternak serta mediator penyalur hasil komoditas susu yang dihasilkan oleh peternak kepada pihak-pihak atau perusahaan susu yang menjadi mitra usaha koperasi. Selain itu mediator dalam memecahkan berbagai permasalahan lain yang dihadapi oleh para peternak dalam rangka mencapai kesejahteraannya. Hubungan antara koperasi SAE dan peternak sapi perah di daerah Pujon merupakan suatu hubungan kemitraan didalam usaha peternakan dalam mencapai tujuan bersama. Keberhasilan yang diharapkan dapat dicapai apabila masing-masing dapat memenuhi perannya secara berkesinambungan sehingga kemitraan antara koperasi dan peternak sebagai anggota koperasi dapat berjalan dengan baik dan mempermudah dalam pencapaian target dan tujuan bersama.hal tersebut juga tidak lepas dari upaya kedua belah pihak dengan kedudukan yang sejajar atau keadaan win-win solution (keadilan bagi semua) yang merupakan prinsip dari hubungan kemitraan, dalam memenuhi segala


6

kewajiban-kewajiban untuk pencapaian hak-hak merupakan target dalam upaya pensejahteraan masyarakat desa, dalam hal ini peternak sapi perah. Atas dasar pemikiran tersebut , maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “EFEKTIFITAS KEMITRAAN USAHA PADA KOPERASI SUSU ”SAE”

UNIT

PUJON

DALAM

MENINGKATKAN

KESEJAHTERAAN

PETERNAK SAPI PERAH”

1.2 Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah kemitraan usaha pada Koperasi susu SAE unit Pujon berjalan efektif dalam meningkatkan kesejahteraan peternak sapi perah di kecamatan Pujon? 2. Bagaimanakah hubungan kemitraan usaha antara Koperasi susu SAE unit Pujon dengan peternak sapi perah sebagai anggota dalam meningkatkan kesejahteraannya?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui efektifitas kemitraan usaha pada KUD susu unit Pujon dalam meningkatkann kesejahteraan peternak sapi perah. 2. Untuk mengetahui hubungan kemitraan usaha antara Koperasi susu SAE unit Pujon dengan peternak sapi perah sebagai anggota dalam meningkatkan kesejateraan. 1.3.2

Manfaat Penelitian

1. Memberikan gambaran yang lebih jelas kepada masyarakat umum mengenai sistem kemitraan usaha pada KUD susu unit Pujon


7

2. Sebagai masukan bagi instansi terkait dalam pengupayaan peningkatan kesejahteraan peternak sapi perah agar lebih optimum.


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Efektifitas ; Suatu Pengukuran Atas Sebuah Pencapaian Tujuan Berikut adalah konsep definisi dari efektifitas menurut beberapa ahli, yaitu : 1.

H. Emerson; efektifitas adalah pengukuran dalam arti pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Steers, 1985, 10).

2.

Chester I. Barnard; efektifitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama (Steers, 1985, 10).

3.

Muraref; efektifitas adalah tugas-tugas yang telah diselesaikan dengan tepat sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan (Steers, 1985, 10).

4.

James L. Price; efektifitas adalah tingkat pencapaian tujuan (Gibson et al., 1973, 11). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

pencapaian sasaran yang telah disepakati atas usaha bersama dapat diartikan sebagai efektifitas. Tingkat pencapaian sasaran itu menunjukkan tingkat efektifitas (Bernard dalam Gibson, 1996, 38). Dengan demikian efektifitas dapat diukur dari tingkat keberhasilan pencapaian tujuan yang diharapkan. Dalam kemitraan usaha pada Koperasi SAE dengan peternak sapi perah yang menjadi anggota koperasi. Jalinan kemitraan usaha dapat dikatakan efektif apabila antara pihak koperasi dengan peternak yang menjadi anggota koperasi dapat memenuhi kewajiban masing-masing

8


9

sesuai dengan yang telah disepakati dan yang diinginkan bersama. Yang nantinya apabila masing-masing pihak telah memenuhi kewajibannya maka proses kegiatan yang berlangsung antara koperasi dan peternak dalam kegiatan peternakan sapi perah dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan direncanakan. Sehingga hal tersebut juga dapat berimplikasi dalam keberhasilan

pencapaian

kesejahteraan

peternak sapi

perah

yang

diharapkan.

2.2. Kemitraan; Hubungan yang Saling Membutuhkan Antara 2 Pihak atau Lebih di Dalam Suatu Usaha Berikut ini merupakan beberapa definisi kemitraan menurut : a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Arti kata mitra adalah teman, kawan kerja, pasangan kerja, rekan. Kemitraan artinya : perihal hubungan atau jalinan kerjasama sebagai mitra. b. Menurut Franciscus Welirang dalam lokakarya nasional BAPPENAS (2002) : Kemitraan merupakan sikap menjalankan bisnis yang berorientasi pada hubungan kerjasama yang solid (kokoh dan mendalam), berjangka panjang, saling percaya dan dalam kedudukan yang setara. d. Dalam Ketentuan Umum Peraturan Pemerintah Nomor. 44 Tahun 1997 terutama dalam Pasal 1 menyatakan bahwa : “Kemitraan adalah kerjasama usaha antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah dan atau dengan Usaha Besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh Usaha Menengah dan atau Usaha Besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan”. e. Menurut

Keputusan

Menteri

Pertanian

menyatakan bahwa:


No.

940

Tahun

1997,

10

Kemitraan Usaha Pertanian adalah kerjasama usaha antara Perusahaan Mitra dengan kelompok mitra di bidang usaha pertanian. Tujuan Kemitraan Usaha

untuk

meningkatkan

pendapatan,

keseimbangan

usaha,

meningkatkan kualitas sumberdaya kelompok mitra, peningkatan skala usaha, dalam rangka menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan usaha kelompok mitra yang mandiri.

Dari beberapa pengertian diatas mengenai kemitraan dapat diambil kesimpulan bahwa kemitraan yang terjadi merupakan jalinan kerjasama usaha yang dilakukan antara dua pihak atau lebih dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperbesar dan saling menguntungkan, disertai adanya pembinaan oleh perusahaan mitra kepada kelompok mitra, serta sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara pihak yang bermitra. Bentuk kepatuhan yang ada dapat dilihat dari pemenuhan kewajiban pihakpihak yang bermitra. Dalam penelitian ini yang merupakan perusahaan mitra adalah koperasi susu SAE unit Pujon, sedangkan kelompok mitra meliputi peternak sapi perah di wilayah Pujon. Menurut SK Menteri No. 940 Tahun 1997 mengenai pedoman kemitraan usaha pertanian, pola kemitraan yang direkomendasikan yaitu: 1. Pola Inti Plasma Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra

dimana

kelompok

mitra

bertindak

sebagai

plasma

inti.

Perusahaan mitra juga melakukan pembinaan berupa: pelayanan dalam bidang teknologi; sarana produksi, permodalan atau kredit, dan pengolahan hasil, menampung produksi atau memasarkan hasil kelompok mitra.


11

2. Pola Sub Kontrak Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra; dimana kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan oleh perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. 3. Pola Dagang Umum Adalah hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, dimana perusahaan mitra memasarkan hasil produksi kelompok mitra memasok kebutuhan perusahaan mitra. 4. Pola Keagean Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok diberi hak khusus untuk memasarkan barang dan jasa usaha pengusaha mitra. 5. Pola Kerjasama Agribisnis Adalah hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra, dimana kelompok mitra menyediakan modal dan atau sarana untuk mengusahakan/budidaya pertanian.

2.3.

Koperasi; Kumpulan Orang atau Badan Hukum Koperasi untuk Mencapai Tujuan (Ekonomi) yang Sama Salah satu cara untuk mewujudkan pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945, yaitu tercapainya masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual adalah dengan berkoperasi. Istilah koperasi, dalam bahasa Inggris disebut cooperation, dimana Co berarti bersama, dan operation berarti kerja sama. Dalam hal ini, organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara


12

orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan bersama-sama dalam suatu wadah koperasi. Sebagai organisasi koperasi mempunyai tujuan organisasi yang merupakan kumpulan dari tujuan-tujuan individu dari anggotanya. Jadi tujuan koperasi sedapat mungkin harus mengacu dan memperjuangkan pemuasan tujuan individu anggotanya, dalam operasionalnya harus sinkron. Berikut adalah konsep definisi dari koperasi menurut beberapa ahli, yaitu : 1. Dr.

Mohammad

Hatta;

“Koperasi

adalah

usaha

bersama

untuk

memperbaiki nasib penghidupan ekonomi. Berdasarkan tolong-menolong diantara anggotanya”. (Sitio. 2001: 17)

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992: tentang Perkoperasian, koperasi didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau

badan

hokum

koperasi

dengan

melandaskan

kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan azas kekeluargaan. (Sitio. 2001: 18)

3. Arifinal

Chaniago;

” Koperasi

sebagai

suetu

beranggotakan orang-orang atau badan hukum,

perkumpulan yang

yang

memberikan

kebebasan kepada anggota untuk masuk dan kelua, dengan bekerja sama secara

kekeluargaan

menjalankan

usaha

untuk

mempertinggi

kesejahteraan jasmaniah para anggotanya. (Sitio. 2001: 17)

Berdasarkan batasan diatas, koperasi Indonesia dalam Arifin Sitio dan Halomoan Tamba (2001:18) mengandung lima unsur sebagai berikut:


13

a. Koperasi adalah Badan Usaha (Business Enterprise). Sebagai badan usaha, maka koperasi harus memperoleh laba. Laba merupakan elemen kunci dalam suatu sistem usaha bisnis, dimana sistem itu akan gagal bekerja tanpa memperoleh laba. b. Koperasi adalah kumpulan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi. Koperasi Indonesia bukan merupakan kumpulan modal. Dalam hal ini memberikan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian memberikan jumlah minimal orang-orang (anggota) yang ingin membentuk organisasi koperasi (minimal 20 orang) untuk koperasi primer dan tiga badan hukum koperasi untuk operasi sekunder. Dan syarat lain menjadi anggota koperasi, anggota-anggota tersebut mempunyai kepentingan ekonomi yang sama. c. Koperasi Indonesia adalah koperasi yang bekerja berdasarkan prinsipprinsip koperasi. d. Koperasi Indonesia adalah gerakan ekonomi rakyat Koperasi Indonesia merupakan bagian dari sistem Perekonomian nasional. Kegiatan usaha koperasi tidak semata-mata hanya ditujukan kepada anggota, tetapi juga kepada masyarakat umum. e. Koperasi Indonesia berazaskan kekeluargaan segala keputusan yang diambil berdasarkan musyawarah dan mufakat. Inti dari azas kekeluargaan ini adalah adanya rasa keadilan dan rasa cinta kasih dalam setiap aktivitas yang berkaitan dengan kehidupan berkoperasi. Dari berbagai pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa koperasi adalah suatu badan usaha yang beranggotakan orang-orang bukan merupakan perkumpulan modal, bekerjasama secara sukarela berdasarkan atas azas kekeluargaan untuk mencapai tujuan dalam memajukan ekonomi dan demi kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

2.3.1

Nilai-Nilai Koperasi

Nilai-nilai koperasi merupakan seperangkat landasan dan norma moral yang menjadi dasar keyakinan para pendiri dan seluruh anggota koperasi untuk menyelenggarakan kegiatan koperasi. Bersiifat integratif, yaitu antara nilai satu dengan yang lain tidak terpisahkan. Nilai-nilai koperasi tersebut antara lain: a.

Menolong diri sendiri

b.

Tanggung jawab sendiri


14

c.

Demokrasi

d. Persamaan, berarti bahwa setiap anggota memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi, mendapatkan informasi dan memberikan suara dalam pengambilan

keputusan,

serta

bertanggung

jawab

dalam

mengaktualisasikan dirinya dalam kegiatan koperasi. e. Keadilan, bahwa setiap anggota diperlakukan secara adil dalam hal penggunaan hak, pemikulan tanggung jawab dan partisipasi anggota yang antara lain tercermin dalam pembagian SHU sesuai dengan jasa anggota terhadap koperasinya. f.

Solidaritas, berarti koperasi memberikan makna terhadap kenyataan, bahwa koperasi adalah lebih dari sekedar perkumpulan individu-individu. Solidaritas dalam koperasi adalah nilai yang dapat berwujud menjadi kekuatan kolektif dan dalam bentuk tanggung jawab bersama. Bilamana solidaritas ini dalam arti tolong menolong berinteraksi dengan nilai swadaya dalam suatu kegiatan koperasi yang berimbang, maka kepentingan umum yang menjadi tujuan koperasi dapat diharapkan berwujud.

g. Kejujuran, merupakan nilai etis yang dicirikan adanya perilaku yang taat dan patuh dengan norma atau nilai social yang berlaku di masyarakat umum khususnya masyarakat koperasi. Kejujuran dalam koperasi dapat diwujudkan atau dilihat dari pengelolaan bidang usaha termasuk keuangan dan prinsip-prinsip keanggotaan yang tujuannya adalah pencapaian kinerja koperasi yang tinggi. h. Keterbukaan mengandung arti bahwa koperasi merupakan organisasi yang secara teratur membuka dan menyebarluaskan informasi yang berharga mengenai kegiatan koperasi kepada anggota-anggota, masyarakat, dan pemerintah.


15

i.

Tanggung jawab sosial merupakan nilai etis koperasi yang dicirikan adanya konsekuensi dari hubungan koperasi dengan komunitasnya.

2.3.2. Prinsip Koperasi Prinsip

koperasi

adalah

pedoman

bagi

koperasi

dalam

melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam prakteknya. Prinsip koperasi merupakan rule of the game dalam kehidupan koperasi, serta sekaligus merupakan jati diri atau ciri khas koperasi tersebut. Adanya prinsip koperasi ini menjadikan watak koperasi sebagai badan usaha berbeda dengan badan usaha lain. Berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, prinsip – prinsip tersebut antara lain : a. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. Prinsip ini mengandung pengertian bahwa, seseorang tidak boleh dipaksa untuk menjadi anggota koperasi, namun harus berdasar atas kesadaran sendiri. Serta sifat keterbukaan mengandung arti bahwa, didalam keanggotaan koperasi tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun, keanggotaan koperai terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat keanggotaan atas dasar persamaan kepentingan ekonominya dapat dilayani oleh koperasi. b. Pengelolaan dilakukan secara demokratis. Prinsip ini didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan para pengelola koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota. Para pengelola koperasi barasal dari para anggota koperasi itu sendiri. Setiap anggota mempunyai hak yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi anggota. c. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi.


16

Para anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara demokratis terhadap modal tersebut. d. Otonomi dan Kemandirian. Koperasi merupakan lembaga otonom, yakni memiliki kewenangan untuk mengatur diri sendiri, menolong diri sendiri dan mengurus kepentingan anggota atas dasar prakarsa dan aspirasi anggota. e. Pendidikan, pelatihan dan penerangan perkoperasian. Koperasi memberikan pendidikan pendidikan dan pelatihan kepada para anggota, wakil-wakil anggota yang dipiliholeh rapat anggota serta para manajer dan karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi perkembangan koperasinya. Mereka memberikan penerangan kepada masyarakat umum tentang hakikat perkoperasian dan manfaat berkoperasi. f.

Kerjasama antar koperasi. Koperasi melayani para anggotanya secara kolektif dan memperkuat gerakan koperasi dengan bekerjasama melalui orgaisasi koperasi tingkat lokal, nasional, regional dan internasional, hal ini dilaksanakan dengan

tujuan

untuk

meningkatkan

efisiensi,

efektifitas

dan

produktifitas. g. Kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi

melakukan

masyarakat

sekitarnya

melakukan secara

kegiatan

untuk

berkelanjutan,

kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota.


pengembangan

melalui

kebijakan-

17

2.3.3.

Fungsi dan peran koperasi

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan dan sosialnya. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat. c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya d. Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.4. Koperasi Susu Seperti halnya jenis usaha tani pada umumnya, peternakan sapi perah hanya memungkinkan diusahakan oleh masyarakat yang tinggal dipedesaan. Untuk memajukan usahanya pemerintah telah memperhatikan kepentingan masyarkat tani pedesaan yang salah satu diantaranya adalah berupa pembinaan usaha melalui lembaga ekonomi yang berupa koperasi. Koperasi yang menjadi objek penulis adalah koperasi susu yang berbadan hukum koperasi dan berada di daerah pedesaan terutama pada unit persusuan dan peternakan sapi perah. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1973 tentang Unit Desa, usaha koperasi susu termasuk usaha unit desa seperti makna pengertian unit desa dalam Instruksi Presiden tersebut. Adapun pengertian unit desa: “unit desa adalah suatu agro ekonomi dari masyarakat desa dalam suatu wilayah, yang memiliki fungsi-fungsi penyuluhan pertanian, perkreditan, penyaluran sarana produksi, pengolahan pemasaran hasil


18

pertanian yang dibentuk dan dibina dalam rangka program peningkatan produksi pertanian khususnya produksi pangan melalui usaha-usaha intensifikasi serta pengembangan perekonomian masyarakat desa yang diorganisir berdasarkan koperasi guna meningkatkan taraf hidup para petani produsen khususnya serta masyarakat umumnya”. Dari pengertian unit desa ini dapat ditegaskan lagi bahwa koperasi susu sebagai usaha unit desa harus dapat menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang harus dijalankan Koperasi Unit Desa yang dimaksud dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1973 tersebut. Sedangkan usaha peternakan sapi perah di desa-desa Kecamatan Pujon merupakan potensi ekonomi rakyat yang layak untuk dikelola dan dikembangkan secara efektif dan efisien. Selanjutnya dalam Lacto Media ( Maret, 2002 ) bahwa, “koperasi susu merupakan koperasi usaha tani hal ini dapat dilihat dari usaha yang dilakukan dan profesi dari anggotanya. Koperasi susu beranggotakan para petani ternak sapi perah. Dengan usaha yang dilakukan adalah menampung dan memasarkan air susu sapi anggota koperasi, disamping itu pula harus melakukan pembinaan tentang usaha peternakan sapi perah kepada para peternak.” (www.google.com) Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan tentang pengertian koperasi susu yang menjadi objek penulisan adalah merupakan jenis koperasi usaha tani yang beranggotakan para petani ternak sapi perah yang

mengkhususkan

dalam

pengelolaan

dan

pembinaan

usaha

peternakan sapi perah sesuai dengan potensi ekonomi masyarakat pedesaan. Melalui koperasi diharapkan dapat menumbuhkan peranan dan tanggung jawab masyarakat pedesaan untuk berperan serta dan dapat menikmati hasil pembangunan guna meningkatkan taraf hidupnya. Selanjutnya tujuan dari pembentukan koperasi susu adalah menjamin terlaksananya program peningkatan produksi peternakan, khususnya produksi susu. Memberikan kepastian bagi para peternak khususnya, serta masyarakat desa pada umumnya, bahwa mereka tidak


19

hanya mempunyai tanggung jawab untuk ikut serta meningkatkan produksi sendiri, tetapi juga secara nyata dapat memetik dan menikmati hasilnya guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraannya.

2.5.

Usaha Peternakan Sapi Perah Rakyat Peternakan sapi perah merupakan salah satu bagian dunia usaha untuk meningkatkan taraf hidup khususnya masyarakat pedesaan. Usaha peternakan sapi perah di Indonesia mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting. Usaha peternakan ini selain merupakan sumber penghasilan masyarakat dan juga merupakan sumber kesempatan kerja bagi sebagian besar masyarakat desa. Melihat beberapa alasan tersebut maka usaha peternakan perlu untuk didorong dan dikembangkan. Adapun pengertian usaha peternakan sapi perah dalam Anonimous (1995:19) dalah salah satu usaha yang dilakukan seseorang ditempat tertentu dimana perkembangbiakan ternaknya dan manfaatnya diatur dan diawasi oleh peternak tersebut. Sedangkan usaha ternak menurut Atmadilaga (1975:32) adalah suatu kegiatan dalam meningkatkan manfaat ternak sapi perah melalui operasional penerapan teknik tertentu yang secara ekonomis menguntungkan. Sehingga usaha peternakan sapi perah dapat dikatakan sebagai lapangan hidup, tempat seseorang dapat menanam modal untuk keperluan hidup keluarganya. Selanjutnya

menurut

Atmadilaga

(1975:16)

sebagian

besar

peternakan sapi perah dalam bentuk usaha peternakan rakyat. Dimana karakteristik peternakan rakyat ini adalah skala usahanya kecil (1-3 ekor), merupakan usaha rumah tangga dan dikelola sebagai usaha sampingan.


20

Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa usaha peternakan sapi perah merupakan suatu kegiatan dan lapangan hidup bagi seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya melalui ternak sapi perah. Dalam Anonimous (1984:21) usaha peternakan pada umumnya bertujuan untuk : a. mencukupi kebutuhan rakyat akan kebutuhan protein hewani dan bahan yang bermutu tinggi. b. Mewujudkan terbentuknya perkembangan industri serta perdagangan yang berasal dari ternak c. Mempertinggi taraf hidup rakyat terutama peternak.

Sedangkan tujuan dari usaha peternakan sapi perah dalam Anonimous (1984:22) yaitu usaha yang diharapkan dapat mendatangkan keuntungan dengan menggunakan prinsip ekonomi. Faktor-faktor penting dalam usaha beternak sapi perah terletak pada kemampuan peternak dalam menggabungkan beberapa faktor produksi antara lain tata laksana, besarnya usaha, dan biaya produksi. Selanjutnya menurut Atmadilaga (1975:15), karakteristik peternakan sapi perah rakyat meliputi: b. c. d.

ternak yang dipelihara oleh petani kecil, baik yang memiliki tanah atau tidak dan pada umumnya dilakukan sebagai usaha sambilan. Ternak dipelihara dalam jumlah kecil dengan cara semurah-murahnya dalam rangka pembagian kerja diantara anggota keluarga. Penjualan ternak dialkukan hanya bila membutuhkan uang tunai, jadi tidak didasrkan atas perhitungan ekonomi produksi. Peternakan sapi perah mempunyai sumbangan yang besar dalam pembangunan

perekonomian

nasional

pada

umumnya

dan

dalam

pembangunan pertanian pada khususnya, dimana usaha peternakan sapi perah ini dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui hasil penjualan produksi susu sapi. Peran subsektor peternakan dalam sektor pertanian akan terus meningkat. Peningkatan ini didorong oleh tingginya tingkat permintaan


21

terhadap

bahan

pangan asal

pendapatan

rakyat

penyediaan

gizi

dan

ternak,

kesadaran

melalui

protein

sebagai

akibat

masyarakat hewani.

akan

peningkatan pentingnya

Kesempatan

untuk

mengembangkan usaha peternakan sapi perah masih sangat terbuka lebar, hal ini diksrenakan produksi susu lokal masih belum mampu memenuhi permintaan susu secara nasional. Untuk itu usaha peternakan sapi perah harus terus dibina agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang benar-benar dapat menyokong kehidupan masyarakat. Dalam Anonimous (1984:48) keberhasilan usaha peternakan sapi tidak hanya dengan bantuan material dan biaya dari pemerintah, tetapi juga harus ditunjang oleh pengetahuan dan keterampilan serta pengertian dari semua pihak yang terkait dengan pengembangan produksi peternakan. Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa usaha ternak sapi perah dapat berhasil, tidak hanya tergantung pada bantuan modal saja tetapi yang lebih penting terdapat adanya kepedulian dari peternak terhadap usahanya. Upaya tersebut juga muncul bukan hanya dari dalam diri peternak tetapi juga harus dari semua pihak yang terkait. Salah satunya koperasi, sebagai salah satu badan usaha perekonomian rakyat yang disamping sebagai badan usaha yang dapat melaksanakan program pembangunan di pedesaan juga diharapkan dapat membimbing dan membina anggota-anggotanya menjadi lebih berkembang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.

2.6. Kesejahteraan Pada anggotanya

dasarnya

tujuan

badan

usaha

koperasi

adalah

agar

dapat meningkatkan harkat dan kesejahteraan hidupnya.

Banyak pengertian kesejahteraan yang telah dikemukakan oleh para ahli.


22

Seperti

yang

diungkapkan

Sumarnonugroho, T (1984:27),

oleh

W.J.S

Purwadarminta

dalam

bahwa kesejahteraan mempunyai arti

aman sentosa atau selamat ( terlepas dari segala gangguan, kesukaran dan sebagainya). Sedangkan pengertian mengenai kesejahteraan yang termaktub dalam UU No. 6 Tahun 1974 tentang ketentuan pokok Kesejahteraan Sosial, Pasal 2 (1) yang berbunyi sebagai berikut: ”kesejahteraan sosial ialah suatu tata kelola kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spirituil yang meliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir batin yang memungkinkan begi setiap warga negara untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial sebaik-baiknya bagi azasi serta kewajibn manusiaan dengan Pancasila.” Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah suatu keadaan masyarakat yang terlepas dari kemiskinan dan mampu menopang kehidupannya.


23

2.7. Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan penelitian terdahuluyang dijadikan referensi bagi penulis adalah: 1.

Suyanto (2007) dengan judul penelitian skripsi ” Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Anggota Dan

Berbagai Hambatannya”. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan peran dan upaya KUD dalam mensejahterakan anggotanya serta hambatan yang dihadapi. Berdasarkan penelitian yg telah dilakukan maka upaya-upaya yang telah dilakukan oleh KUD Mekar unggaran

yaitu dengan cara

memberikan kredit yang tidak berbelit-belit, pemberian SHU, pemberian santunan kepada anggota yang meninggal dunia, hingga kegiatan pemberian bingkisan serta beasiswa. Sedangkan hambatan yang dihadapi oleh KUD adalah kurangnya modal, letak kantor kurang strategis, kredit macet dan rendahnya partisipasi anggota 2.

Zulia Nurul Rachmi (2005), dengan judul penelitian skripsi ”Upaya Koperasi Dalam Peningkatan Kesejahteraan Anggota (Studi pada KUD Subur Kecamatan

Kedungkandang

Kota

Malang)”.

Penelitian ini

menyatakan bahwa upaya koperasi dlam meningkatkan kesejahteraan anggota masih belum maksimal dikarenakan keterbatasan sumber daya manusia, sarana, prasarana, maupun modal. Dibidang usaha hasil yang dicapai adalah adanya kemudahan-kemudahan yang didapatkan angota untuk meningkatkan pendapatannya antara lain adanya kemudahankemudahan untuk mendapatkan kredit. 3.

Ajeng Kartika Galuh (2008), dengan judul penelitian skripsi ”Peran Koperasi Simpan Pinjam Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan (Studi di Desa Prambon Kecamatan Prambon Kabupaten Sidoarjo)”. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa peran dan fungsi


24

koperasi simpan pinjam telah sesuai dengan bidang usahanya, yaitu memberi bantuan dana dalam membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk mengembangkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. Koperasi juga mampu memberi bantuan keuangan, serta kredit koperasi dapat bermanfaat bagi peningkatan ekonomi anggota baik peningkatan produksi, peningkatan pendapatan maupun pengembangan usahanya.

.


25

2.8.

Kerangka Pemikiran

KEMITRAAN USAHA

Kewajiban Anggota

Kewajiban Koperasi

EVALUASI EFEKTIFITAS

EFEKTIF

TIDAK EFEKTIF

Hak anggota terpenuhi

Kesejahteraan

2.9. Hipotesis Dari latar belakang, tinjauan pustaka maka hipotesa yang diajukan adalah diduga hubungan antara kewajiban Koperasi SAE dengan kewajiban peternak sapi perah sebagai kemitraan usaha sangat efektif dalam pencapaian kesejahteraan peternak.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian Dengan melihat permasalah penelitian serta sesuai dengan tujuan penelitian, yakni untuk menetahui apakah ada hubungan antara efektivitas kemitraan usaha koperasi susu SAE dengan kesejahteraan peternak sapi perah, maka penulis memilih jenis penelitian deskriptif dan pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang meneliti suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 1999:63). Sedangkan menurut Prasetyo (2005:42) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan mekanisme sebuah proses serta menciptakan seperangkat kategori atau pola (Prasetyo, 2005:43). Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam (Wikipedia). Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Indriantoro dan Soepomo (2001:50) adalah

penelitian

yang

menekankan

pada pengujian

teori-teori

melalui

pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melalukan analisis data dengan prosedur statistik. Hasil pengujian data digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian.

26


27

3.2 Objek Penelitian Objek penelitian adalah peternak sapi perah di Desa Pandesari Kecamatan Pujon dan juga Koperasi Susu ‘SAE’ Kecamatan Pujon.

3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesejahteraan peternak sapi perah yang menjadi anggota Koperasi ”SAE” Pujon, dan menjadi perhatian koperasi dalam mencapai kesejahteraan anggotanya antara lain: 1. Kewajiban peternak (X) Kewajiban merupakan segala sesuatu yang wajib atau harus kita lakukan, dan diatur dalam undang-undang. (www.wikipedia.com) Kewajiban peternak yang diukur dalam penelitian ini adalah kewajibankewajiban yang telah dilakukan oleh para peternak sapi perah yang tergabung dalam kemitraan usaha (sebagai anggota) dengan koperasi susu ”SAE”. Berikut merupakan sub-sub variabel kewajiban peternak anggota koperasi SAE yang diperhatikan dalam penelitian ini: a. membayar simpanan wajib dan pokok b. menjual produk susu yang dihasilkan kepada koperasi. c. Mengikuti arahan koperasi mengenai perawatan ternak, hal ini bertujuan agar terjadi peningakatan kualitas dan kuantitas produksi susu, dan secara otomatis dapat mengangkat pendapatan peternak. d. menggunakan produk-produk koperasi, yakni konsentrat pakan ternak,

memanfaatkan

keberadaan

waserda

untuk

membeli

kebutuhan pokok, memanfaatkan kredit simpan pinjam koperasi. e. Mengikuti program kegiatan yang diselenggarakan oleh koperasi.


28

2. Kewajiban koperasi (Y). Data kewajiban yang dilakukan koperasi kepada peternak diambil dari segala hak yang telah diberikan kepada peternak sapi perah yang menjadi anggotanya. Berikut merupakan komponen-komponen dalam kewajiban koperasi SAE yang telah diberikan kepada anggotanya: 1. selalu memperjuangkan tingginya harga jual susu dari peternak diberbagai kondisi, salah satu contohnya adalah kestabilan harga jual susu ditengah serbuan susu import, agar kesejahteraan anggota tidak menurun dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. 2. membantu menyediakan kebutuhan modal dan input yang dibutuhkan anggota untuk kelangsungan kegiatan produksi mereka. Dengan pemberian modal, koperasi dapat berperan aktif dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi, sebab memungkinkan

pengembangan

dengan modal yang diberikan usaha

anggotanya,

tentunya

perkembangan usaha anggota dapat memberikan sumbangan bagi ekonomi di daerah mereka. 3. memberikan pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota serta pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 4. melakukan pembinaan kepada para petenak yang menjadi anggota koperasi “SAE” mengenai pengelolaan usaha mereka agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan dengan tujuan dapat memenuhi target produksi koperasi serta agar anggota dapat meningkatkan pendapatannya agar dapat memenuhi kebutuhan sehariíhari dan tercapai kesejahteraannya.


29

Dalam penelitian ini hak merupakan segala sesuatu yang didapat setelah melaksanakan segala kewajiban akan sesuatu. Pencapaian atau perolehan hak peternak sebagai anggota koperasi digunakan sebagai indikator pencapaian kesejahteraannya. 3.4 Sumber Data Sumber data diperlukan untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. 1. Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari obyek yang diteliti. Data primer diperoleh melalui serangkaian wawancara dan memberi kuesioner kepada responden. Sumber data ini diperoleh dari penelitian lapang dengan menggunakan kuisioner kepada para peternak anggota koperasi SAE di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon. 2. Data sekunder Sedangkan data sekunder, yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti. Data sekunder diperoleh dari dokumen yang ada pada instansi yang bersangkutan dengan penelitian, disamping dari buku,internet serta dari media publikasi lainnya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yang berasal dari koperasi SAE.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Adapun beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah: a. Wawancara Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada pihak Koperasi susu SAE unit Pujon dan petrnak sapi perah yang ada


30

di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon. Wawancara ini ditujukan untuk lebih mendapat informasi yang lebih akurat dan mendalam. b. Kuesioner Pengumpulan data dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang disusun untuk diisi oleh responden. c. Dokumentasi Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mencatat dan mengumpulkan dokumen berupa arsip-arsip dan catatan lain baik dari buku literatur, jurnal dan internet yang berhubungan dengan data yang diperlukan dalam penelitian. 3.6 3.6.1

Populasi dan Penentuan Sampel Populasi Menurut Sugiyanto (2004:14) populasi adalah keseluruhan dari objek

penelitian, baik berupa karakteristik nilai-nilai, jumlah, maupun jenisnya. Sedangkan menurut Sugiyono (2006: 89) yang dimaksud dengan populasi adalah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh peternak sapi perah di Desa Pandesari yang menjadi anggota Koperasi SAE.

3.6.2

Sampel Menurut Sugiyanto (2004: 14) sampel adalah bagian dari populasi yang

bagian dari populasi yang diambil secara representatif. Sedangkan menurut Sugiyono (2006: 90) berpendapat bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Dari beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.


31

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel secara quota sampling, dimana peneliti terlebih dahulu telah menentukan jumlah responden yang akan diwawancara. Menurut Prasetyo (2007:135),

teknik penarikan sampel kuota

(quota sampling) merupakan teknik penarikan sampel menggunakan cara kemudahan (accidental ). Sedangkan menurut Sugiyono (2007:60) sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah yang di inginkan. Lalu yang dimaksud dengan sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber. Sementara sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sejumlah 60 orang dari total populasi yang ada yakni sebanyak 1404. Sampel barasal dari 3 pos pusat penyetoran susu di Desa Pandesari, yakni pos Pandesari, Jurangrejo, dan Sebaluh. Dari tiap pos pusat penulis mengambil 20 sampel, hingga dari tiga pos didapat jumlah 60 sampel. Jumlah tersebut dianggap telah mencukupi mengingat populasinya homogen, sebab jika keadaan populasi homogen, jumlah sampel hampir-hampir tidak menjadi persoalan (Grafura, 2010). Sehingga jumlah sampel yang ditentukan penulis diharapkan pula telah mewakili populasi dalam menggambarkan efektifitas kemitraan usaha pada koperasi susu SAE dalam meningkatkan keejahteraan peternak. 3.7 Analisa Data 3.7.1

Analisis Efektifitas Kemitraan Usaha Pada Koperasi SAE Perhitungan mengenai efektifitas suatu kemitraan usaha dilihat dari

pelaksanaan kewajiban-kewajiban serta perolehan hak oleh kedua pihak yang bermitra yakni disini antara peternak sapi perah dengan koperasi SAE Pujon.


32

3.7.1.1. Skala Guttman Salah satu tipe kuesioner tertutup yang paling sederhana dan hanya membutuhkan dua respon, yaitu “ya atau tidak” , disebut Skala Guttman yang menghasilkan jenis data dikotomis (interval). Lazimnya apabila jawaban responden “ya dengan bobot skor 1” dan “tidak bobot dengan skor 0 ” dan dapat diikuti dengan open questionare. Skala ini menghasilkan skala yang benar-benar berdimensi satu atau secara ekstrim menekankan skala sikap dalam satu dimensi. Skala jenis ini menghasilkan data interval, sehingga lebih leluasa dalam analisa dengan statistik deskriptif maupun inferensial. Penelitian dengan menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Penggunaan skala Guttman didalam penelitian ini adalah untuk mengukur apakah segala kewajiban peternak sebagaia anggota koperasi telah dipenuhi atau tidak. Berikut merupakan beberapa item variabel yang ditanyakan antara lain: a. Memenuhi kewajiban dalam membayar simpanan wajib dan pokok kepada koperasi. b. Menjual susu yang dihasilkan oleh sapi ternak milik mereka kepada koperasi. c. Membeli konsentrat untuk pakan ternak dari koperasi. d. Mematuhi segala peraturan yang ditetapkan koperasi agar dapat menjaga kualitas susu yang dihasilkan. e. Membeli kebutuhan pokok lewat koperasi f. Mengambil kredit simpan pinjam dari koperasi g. Menghadiri program yang diselenggarakan koperasi.


33

3.7.1.2. Skala Linkert Menurut Sugiyono (1999:86), skala Linkert merupakan suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian sosial ini telah ditetapkan oleh peneliti yang selanjutnya disenut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Linkert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pernyataan. Jawaban dari setiap item instrumen skala Linkert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata dengan perolehan skornya antara lain: 1. Sangat setuju/selalu/sangat positif, diberi skor

5

2. Setuju/sering/positif, diberi skor

4

3. Ragu-ragu/kadang-kadang/netral, diberi skor

3

4. Tidak setuju/hampir tidak pernah/negatif, diberi skor

2

5. Sangat tidak setuju/tidak pernah/sangat negatif, diberi skor

1

Dalam penelitian ini skala Linkert digunakan untuk mengukur kewajiban koperasi terhadap peternak yang indikator variabelnya antara lain: a. hasil penjualan susu ke koperasi dalam mencukupi pemenuhan kebutuhan sehari-hari anggota. b. harga susu yang dibayarkan koperasi kepada anggota. c. kemampuan koperasi menyediakan modal dan input bagi anggota yang membutuhkannya. d. bagi hasil keuntungan oleh koperasi kepada anggota.


34

e. besarnya

peran

program

pembinaan

oleh

koperasi

dalam

memajukan usaha ternak dan pencapaian kesejahteraan anggota 3.7.2 Analisa Korelasi Korelasi digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel. Terdapat bermacam-macam teknik korelasi salah satunya adalah Korelasi Pearson,yang merupakan suatu bentuk rumus yang digunakan untuk mencari hubungan variabel, yaitu variabel bebas atau independent variable dan variabel terikat atau dependent variable. Dimana umumnya variabel terikat diberi notasi Y dan variabel bebas diberi notasi X. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel Y adalah kewajiban koperasi yang juga merupakan hak dari peternak, dan variabel x adalah kewajiban peternak sebagai anggota koperasi. Rumusan Korelasi Produk Moment dalam Sugiyono (1999:182) untuk menguji hubungan adalah sebagai berikut:

rxy =

∑ xy

(∑ x )(∑ y ) 2

2

Untuk mengetahui interpretasi hasil perhitungan melalui rumus tersebut, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 3.7.a. Pedoman Untuk Memberikan Intepretasi Koefisien Korelasi. Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199

Sangat rendah

0,020 - 0,399

Rendah

0,40 – 0,599

Sedang

0,60 – 0,799

Kuat

0,80 – 1,000

Sangat kuat


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Perkembangan Usaha Susu Koperasi Susu SAE Koperasi susu SAE di daerah Pujon merupakan koperasi yang melakukan usaha menampung dan memasarkan hasil susu peternak. Disamping itu koperasi juga selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan oleh peternakan sapi perah diseluruh wilayah Pujon yang berada dalam wilayah kerjanya agar sesuai dengan target yang ingin dicapai. Berbagai hal yang telah dilakukan untuk perkembangan usaha serta produksi susu sapi perah di daerah Pujon. 4.1.1.1. Produksi Susu pada Koperasi SAE Berikut merupakan data perkembangan produksi susu yang telah dicapai oleh Koperasi Susu SAE Pujon: Tabel 4.1.a. Perkembangan Produksi Susu Tahun Rencana Realisasi 2006 35.418.000,00 Ltr. 33.003.396,00 Ltr. 2007 34.261.000,00 Ltr. 30.255.319,50 Ltr. 2008 30.475.000,00 Ltr. 34.230.221,30 Ltr. Sumber: Laporan Tahunan Koperasi SAE Tahun 2007-2009

Pencapaian Realisasi 93,2% 88,31% 112,32 %

Tabel diatas menunjukkan perkembangan produksi susu pada Koperasi SAE Pujon, dan menunjukkan adanya peningkatan jumlah produksi susu pada wilayah kerja koperasi pada tahun 2008 telah mampu mencapai realisasi sebesar 112,32% dari yang telah ditargetkan, dan peningkatan pencapaian target ini diharapkan dapat selalu dicapai setiap tahunnya oleh koperasi.

35


36

4.1.1.2. Nilai Penjualan Susu Koperasi SAE Target jumlah produksi susu dalam wilayah kerja koperasi susu SAE diikuti oleh target nilai penjualan susu yang dapat di peroleh koperasi, berikut merupakan data perkembangan nilai penjualan susu oleh koperasi: Tabel 4.1.b. Nilai Penjualan Susu Tahun Rencana Realisasi 2006 Rp. 70.006.883.641,95 Rp. 71.095.263.875,00 2007 Rp.77.963.947.801,00 Rp. 83.958.296.016,00 2008 Rp. 101.396.542.925,00 Rp. 127.614.373.691,00 Sumber: Laporan Tahunan Koperasi SAE Tahun 2007-2009

Pencapaian Realisasi 102% 107,69% 125,86%

Dari data diatas dapat diketahui bahwa pencapaian realisasi nilai penjualan susu telah mampu melampaui dari rencana awal yang ditargetkan, dan dari tahun ke tahun tingkat pencapaian realisasinya juga mengalami kenaikan, pada tahun 2006 sebesar 102%, tahun 2007 sebesar 107,69%, dan pada tahun 2008 tingkat realisasinya mencapai 125,86%.

4.1.1.3. Realisasi Nilai Pembayaran Susu Anggota Selanjutnya merupakan data mengenai nilai pembayaran susu kepada anggota oleh koperasi, yakni sebagai berikut: Tabel 4.1.c. Nilai Pembayaran Susu Anggota Tahun Rencana Realisasi 2006 Rp. 53.658.270.000,00 Rp. 56.662.229.833,00 2007 Rp. 61.498.495.000,00 Rp.73.114.888.266,00 2008 Rp. 87.615.625.000,00 Rp.111.178.506.639,00 Sumber: Laporan Tahunan Koperasi SAE Tahun 2007-2009

Pencapaian Realisasi 106% 118,89% 126,89%

Data di atas menunjukkan bahwa nilai pembayaran susu anggota dari tahun ke tahun pada tahun 2006 hingga 2008 pencapaian realisasinya selalu melampaui dari rencana awal yang di tergetkan, dan dari tahun ketahunnya rencana serta realisasi pembayaran susu kepada anggota selalu meningkat. Sehigga hal ini menggambarkan pembayaran hasil penjualan susu kepada


37

anggota tidak mengalami hambatan dan sesuai dengan hasil susu yang diproduksi anggota, serta dari tahun ke tahunnya produksi susu yang dihasilkan oleh peternak mengalami peningkatan.

4.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan

hasil

penelitian

yang

telah

dilakukan

terhadap

60

responden, melalui penyebaran kuisioner lepada peternak sapi perah di desa Pandesari kecamatan Pujon Kabupaten Madang, dapat diketahui beberapa gambaran tentang karakteristik dari responden sebagai berikut:

4.1.2.1. Jenis Kelamin Responden Gambaran mengenai jenis kelamin responden dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.1.d. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Jumlah Responden 53 7

Jumlah 60 Sumber: Data Primer Diolah 2010

PRESENTASE (%) 88.33 11.67 100

Tabel 4.1.d memberikan informasi bahwa 88.33% dari total responden adalah berjenis kelamin laki-laki, dan sisanya sejumlah 11.67% berjenis kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena mereka lebih memercayakan lepada responden laki-laki untuk memberikan informasi pada saat penulis mengadakan penelitian.

4.1.2.2. Umur Responden Umur yang dimaksudkan disini yaitu usia para responden dalam hal ini adalah para peternak sapi perah pada saat penulis melakukan penelitian


38

lapangan. Gambaran mengenai responden berdasarkan umurnya dapat dilihat dalam tabel 4.1b. dibawah ini: Tabel 4.1.e. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

Jumlah Responden

Prosentase (%)

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

14 19 13 11 2

23.33 31.67 21.67 18.33 3.33

76-85 Tahun

1

1.67

Umur 25-35 36-45 46-55 56-65 66-75

Jumlah 60 Sumber: Data Primer Diolah 2010

100

Tabel 4.1.e memberikan gambaran bahwa responden sebagian besar usiannya 25 tahun keatas. Usia terbanyak responden adalah usia antara 36-45 tahun yakni sebanyak 31,67 %. Dalam kenyataannya peternak sapi perah di Pujon terdiri dari beragam usia, dan menunjukkan pula banyaknya generasi muda yang ikut berpartisipasi dalam kelanjutan kegiatan beternak sapi perah di daerah Pujon.

4.1.2.3.Tingkat Pendidikan Responden Gambaran mengenai tingkat pendidikan yang ditempuh oleh tesponden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1.f. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Jumlah Pendidikan Responden Tidak Sekolah 2 SD 34 SMP 13 SMK/SMA 11 KULIAH 0 Jumlah 60 Sumber data primer diolah 2010

Presentase (%) 3 57 22 18 0 100


39

Berdasarkan data diatas, tingkat pendidikan responden adalah SD sebesar 57%, SMP sebesar 22%, SMA/SMK sebesar 18% , dan sisanya sebesar 2% tidak mengenyam jenjang pendidikan. Tingkat

pendidikan

responden

mayoritas

hanya

lulusan

SD,

menyebabkan mereka hanya mampu bekerja dalam sector informal, dan usaha peternakan sapi merupakan salah satu sector yang dapat menampung mereka dalam usaha memperoleh kesejahteraan hidup.

4.1.2.4. Jumlah Sapi Produktif Yang Dimiliki Berikut merupakan gambaran mengenai jumlah sapi perah produktif yang dimiliki oleh responden: Tabel 4.1.h. Jumlah Sapi Produktif yang dimiliki Responden Jumlah Jumlah Sapi Presentase Responden Produktif (%) 1-2 18 30 3-4 27 45 5-6 12 20 7-8 3 5 9-10 0 0 diatas 10 0 0 Jumlah 60 100 Sumber: data primer diolah 2010

Tabel 4.1.h memberikan gambaran bahwa sebanyak 30% responden memiliki sapi perah produktif sejumlah antara 1-2, lalu sejumlah 3-4 yang memiliki presentase paling tinggi yakni sebesar 45%, sebesar 20% memiliki sapi produktif bekisar 5-6, lalu sisanya sebesar 5% dari responden memiliki sapi perah produktif sejumlah 7-8. dari gambaran diatas dapat diketahui bahwa peternakan sapi perah di daerah Pujon merupakan peternakan rakyat.


40

4.1.2.5. Pendapatan Peternak Gambaran mengenai pendapatan yang diperoleh peternak dari hasil setor susu ke koperasi perharinya: Tabel 4.1.i. Pendapatan yang diperoleh peternak dari penjualan susu Tingkat Pendapatan Jumlah per.hari (Rp) Responden 0-19999 4 20000-39999 10 40000-59999 13 60000-79999 10 80000-99999 8 100000-129999 9 130000-149999 4 150000-169999 0 170000-189999 0 190000-229999 2 Jumlah 60 Sumber: data diolah 2010

Presentase (%) 7 17 22 17 13 15 7 0 0 3 100

Berdasarkan tabel diatas, menunukkan bahwa tingkat pendapatan yang diperoleh paling banyak menunjukkan presentase 22% (13 orang) yaitu pada range Rp. 40.000,- s,d. Rp. 59.999. , bekisar antara Rp.20.000,- s.d. 39.999,dengan presentase 17% (10orang), lalu pada range Rp. 60.000,- s.d. 79.999,sebesar 17% (10 orang). Menurut pengakuan sebagian besar responden jumlah pendapatan tersebut dapat berubah-ubah tergantung pada jumlah sapi yang dimiliki dalam keadaan produktif atau tidak, serta dalam keadaan baik atau tidak. Sebab hal tersebut menentukan jumlah susu yang dihasilkan.


41

4.2.

HASIL ANALISIS

4.2.1. Hasil Penghitungan Efektifitas dengan Skala Guttman Penggunaan skala Guttman ini digunakan oleh penulis untuk mengukur efektifitas dari sisi kewajiban peternak terhadap koperasi. Hasil pengukuran dengan skala ini telah ditampilkan dalam gambar sebagai berikut:

Skor total dari responden adalah: 387 B

A

0

210

420

Tidak Efektif

Efektif

Gambar 4.2. Pengukuran Efektifitas Pelaksanaan Kewajiban Anggota Koperasi SAE Sumber: Hasil Analis

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa tingkat pelaksanaan kewajiban dari peternak dinilai telah berjalan efektif, sebab dari skor total yang diperoleh dari responden yakni sebesar 387 telah berada pada sisi kanan titik tengah atau median garis dengan nilai 210. Hal ini menunjukkan bahwa para peternak

yang

menjadi

anggota

koperasi

SAE

sebagian

besar

telah

melaksanakan kewajibannya sebagai anggota. Untuk lebih jelasnya mengenai data perhitungan efektifitas kewajiban peternak dapat dilihat pada lampiran 2.


42

4.2.1.3. Hasil Penghitungan Efektifitas Dengan Skala Linkert Penggunaan skala Linkert oleh penulis adalah sebagai alat untuk mengukur efektifitas pencapaian hak-hak peternak oleh koperasi “SAE”. Hasil pengukuran dengan skala ini adalah sebagai berikut:

Skor total dari responden adalah: 1166

B

A

300

900

Tidak Efektif

1500

Efektif

Gambar 4.3. Pengukuran Efektifitas Penerimaan Hak Anggota Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan data item kuisioner dari responden total skor yang diperoleh adalah sebesar 1166, dan terletak sebelah kanan median atau titik tengah garis ukur, sehingga dapat diambil kesimpulan secara statistik bahwa penerimaan hakhak peternak telah berjalan secara efektif. Hal ini menggambarkan bahwa secara umum peternak sebagai anggota koperasi SAE telah terpenuhi hak-haknya sebagai anggota. Selaini itu hasil tersebut juga dapat menggambarkan bahwa koperasi SAE telah secara efektif memenuhi kewajibannya kepada anggota. Untuk perhitungan data efektifitas hak peternak terdapat pada lampiran 3.


43

4.2.2. Hasil Pengujian Korelasi Berikut merupakan hasil uji korelasi dengan menggunakan SPSS untik melihat hubungan antara variabel kewajiban anggota (x) dengan kewajiban koperasi (Y) : Tabel 4.2. Hasil uji Korelasi X X

Y

Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N

Y 1

.063

60 .063

.635 60 1

.635 60

60

Sumber: hasil korelasi diolah, 2010

Kesimpulan yang diperoleh dengan menggunakan korelasi di atas menunjukkan bahwa koefisien korelasi adalah 0,063, sehingga dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel kewajiban peternak (X) dan variabel kewajiban koperasi (Y) adalah positif dan ada hubungan. Lebih lanjut lagi dapat diketahui berdasarkan variable terikat (Y) yang merupakan kewajiban koperasi dan data tersebut penulis kumpulkan melalui responden peternak dan bagi responden yang bersangkutan kewajiban koperasi merupakan hak dari peternak yang didapat sebagai anggota koperasi. Apabila dalam hal ini analisa tersebut secara hipotetis dinyatakan ditolak, maka yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya yakni diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kewajiban peternak dan kewajiban koperasi menyatakan kaitan yang sangat berarti. Dapat digambarkan pula bahwa apabila peternak telah memenuhi segala kewajibannya maka sebagai timbal baliknya koperasi melakukan kewajibannya kepada anggota, pemenuhan kewajiban dari koperasi tersebut merupakan hak dari anggota sehingga apabila haknya terpenuhi maka diharapkan dapat


44

berdampak positif terhadap kesejahteraan yang didapat oleh peternak sebagai anggota koperasi.

4.3.

PEMBAHASAN

4.3.1. Kemitraan Usaha Koperasi Susu SAE Dengan Peternak Sapi Perah di Pujon Hubungan yang terjalin antara peternak sapi perah di wilayah Pujon , pada Desa Pandesari khususnya koperasi susu SAE adalah sebagai berikut: 1. Kemitraan usaha dalam hal produksi, antara lain: a. Koperasi berupaya agar para peternak yang menjadi anggotanya dapat memproduksi susu sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang ditargetkan. Oleh sebab itu koperasi bekerja sama dengan Dinas Peternakan dalam memberi informasi serta aturan mengenai cara perawatan yang baik kepada anggota. b.

Koperasi memberikan fasilitas pengobatan kepada ternak yang sakit serta layanan suntik IB (kawin) secara gratis kepada anggota.

c.

Koperasi SAE memproduksi sendiri konsentrat bagi ternak anggota, konsentrat tersebut telah teruji memenuhi kecukupan gizi agar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh ternak sehingga dapat berproduksi susu dengan baik sesuai dengan target.

2. Mitra usaha dalam distribusi/pemasaran hasil susu: Koperasi bertugas dalam pendistribusian susu yang dihasilkan oleh peternak. Susu yang dihasilkan oleh peternak ditampung dalam pos-pos penampungan yang tersebar diseluruh desa diwilayah Pujon, lalu oleh koperasi disalurkan kepada industri pengolahan susu. Saat ini hanya terdapat 1 industri pengolahan susu di Jaa Timur yang menerima susu yang dihasilkan oleh peternakan rakyat di Pujon yakni PT. Nestle dengan


45

harga yang telah ditentukan. Koperasi SAE yang tergabung dalam Gabungan

Koperasi

Susu

Indonesia

selalu

berusaha

dalam

meningkatkan harga jual susu peternak. 3. Mitra usaha dalam modal. Koperasi memberi bantuan modal kepada peternak yang membutuhkan dalam hal kepemilikan sapi perah serta mengembangkan usaha mereka.

Melihat hubungan yang terjadi antara Koperasi SAE dan peternak sapi perah di wilayah Pujon menunjukkan bahwa pola kemitraan yang dipakai adalah pola inti plasma. Sebab koperasi perusahaan mitra melakukan pembinaan kepada peternak anggota koperasi berupa: pelayanan dalam bidang teknologi; sarana produksi, permodalan atau kredit, dan pengolahan hasil, menampung produksi atau memasarkan hasil kelompok mitra. Dalam pelaksanaan hubungan kemitraan antara Koperasi SAE dan peternak sapi perah di wilayah Pujon, Desa Pandesari khususnya telah berjalan secara efektif, hal tersebut dapat terukur dari kesadaran akan kedua belah pihak dalam melakukan peran dan kewajiban masing-masing. Apabila salah satu peran tidak terlaksana dengan baik maka akan berpengaruh terhadap keberhasilan pencapaian target bersama yang telah disepakati. Dan secara umum berbagai target bersama tersebut dapat dicapai. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kewajiban peternak terhadap koperasi berhubungan dengan terselenggaranya kewajiban koperasi terhadap peternak. Dari sistem kemitraan yang telah terbentuk antara koperasi SAE dengan peternak sangatlah erat kaitannya dan saling mempengaruhi oleh sebab itu perlu terjaga keselarasannya.


46

4.3.2.

Implikasi Kemitraan Koperasi SAE Terhadap Kepastian Harga,

Distribusi Hasil Produksi, Pinjaman Modal, dan Edukasi Usaha Ternak Sapi Perah. Melihat pola kemitraan yang terbantuk antara Koperasi SAE dengan peternak sapi perah di Pujon, menggambarkan bahwa Koperasi SAE memiliki peran yang besar dalam kegiatan peternakan sapi perah yang ada di wilayah Pujon. Selain itu para peternak yang ada di wilayah Pujon sebagian besar bahkan seluruhnya ketika memiliki usaha ternak sapi perah akan memilih menjadi anggota koperasi sebab mereka menganggap bahwa bergabung menjadi anggota koperasi dapat membawa keuntungan lebih dibandingkan dengan tidak menjadi anggota. Hal tersebut dapat terjadi karena dengan bermitra dengan koperasi, mereka akan memperoleh berbagai fasilitas atau pelayanan yang dibutuhkan dalam usaha ternak sapi perah oleh koperasi. Hal tersebut mulai dari kepastian harga jual dan tingkat harga jualnya lebih tinggi dibanding harga jual di luar koperasi, distribusi hasil produksi ternak, modal, hingga pembinaan terhadap perawatan ternak yang baik untuk keberhasilan usaha ternak. Adanya kepastian harga jual hasil susu dari koperasi, menjadikan peternak lebih mudah dalam menghitung perkiraan biaya dan keuntungan usaha mereka. Penetapan harga jual koperasi juga lebih tinggi dibanding harga jual di luar koperasi, menyebabkan peternak lebih memilih untuk menjual hasil susu kepada koperasi, sebab tentunya dengan menjual hasil produksi susu mereka kepada koperasi mereka dapat memperoleh pendapatan yang lebih baik. Dengan ketersediaan pelayanan distribusi susu hasil poduksi peternak oleh koperasi, peternak tidak lagi perlu meneluarkan biaya extra serta kesulitan dalam mencari informasi mengenai pemasaran seluruh hasil susu mereka. Sebab, koperasi akan menampung seluruh hasil produksi susu peternak


47

anggota, dan kemudian menyalurkannya kepada industri pengolahan susu yang telah mengikat kontrak kerja sama dengan koperasi yakni PT.Nestle. Selain itu dengan melihat distribusi hasil susu yang telah dilakukan oleh koperasi menyebabkan adanya suatu kepastian bahwa peternak akan selalu memperoleh penghasilan dari usaha mereka. Penyediaan layanan pinjaman modal atau dana dari koperasi dapat membantu peternak anggota yang membutuhkan bantuan modal dalam meningkatkan kapasitas usahanya ataupun dana untuk keperluan mendesak yang lain bagi peternak. Cara pembayarannya pun juga mudah dan ringan yakni dengan memotong kupon jumlah pembayaran hasil penjualan susu peternak oleh koperasi. Cara ini juga efektif dalam mencagah adanya masalah pembayaran oleh peternak sendiri. Menjadi peternak anggota koperasi SAE juga akan memperoleh pembinaan usaha ternak yang baik oleh koperasi yang juga bekerjasama dengan dinas peternakan dalam pelaksanaannya. Peternak akan di bina tentang bagaimana cara perawatan ternak yang baik agar dapat memproduksi susu dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan. Apabila kualitas dan kuantitas susu yang dihasilkan perternak telah sesuai dengan strandart dan target yang diharapkan maka hal tersebut juga dapat membawa

pengaruh dalam

peningkatan penghasilan yang didapat oleh peternak. Seperti yang telah diulas pada bagian sebelumnya bahwa hubungan kemitraan yang baik adalah terpenuhinya segala kewajiban dari pihak-pihak yang bermitra. Apabila dilihat dari sisi peternak, ketika peternak telah melakukan kewajibannya dengan baik sesuai dengan ketentuan yang ada dan berakibat pada peningkatan keuntungan koperasi, maka keuntungan tersebut selain akan diberikan kepada peternak sebagai anggota koperasi juga akan digunakan untuk memperbesar usaha koperasi. Apabila koperasi semakin berkembang maka


48

pelayanan yang diberikan kepada peternak sebagai anggota koperasi

juga

diharapkan dapat lebih maksimal sehingga juga membawa efek serta dampak positif pada kesejahteraan peternak sebagai anggota koperasi.

4.3.3. Hambatan yang dihadapi Koperasi SAE dan Peternak Dari berbagai pencapaian akan hubungan kemitraan antara koperasi SAE dan peternak dalam keberhasilan peternakan rakyat diwilayah Pujon, juga tidak lepas dari beberapa kendala yang muncul didalam penyelenggaraan kegiatan peternakan sapi perah di Pujon, yang membutuhkan koordinasi dari pihak yang terkait untuk menemukan solusinya, permasalahan tersebut antara lain: 1. Industri pengolahan susu (IPS) di Indonesia yang menyerap sebagian besar kebutuhan susu nasional memiliki struktur pasar oligopoli, sehingga mereka memiliki peran dominan dalam menentukan harga susu segar nasional kepada peternak dan koperasi. Posisi tawar koperasi dan peternak sangat lemah dihadapan IPS. 2. Dalam era liberalisasi, tarif biaya impor akan produk susu dari luar sangat ringan, bahkan akan terlaksana sesuai kesepakatan antar negara yakni 0 persen. Menyebabkan serbuan produk susu segar impor dari luar lebih menarik bagi para IPS karena harganya lebih murah dan rata-rata bukan lagi berupa susu segar murni melainkan sudah dalam keadaan barang jadi. Hal ini dapat berimbas pada penurunan harga susu yang diberikan kepada koperasi dan peternak lokal. 3. Permasalahan yang dialami oleh peternak adalah mengenai pakan ternak. Secara rutin tiap musim kemarau tiba mereka kesulitan akan bahan pakan rumput, dan harus membelinya kepada pihak luar. Selain itu harga pakan konsentrat yang diproduksi koperasi dianggap masih mahal oleh peternak. Namun hal ini dikarenakan harga bahan baku konsentrat itu sendiri memang


49

tergolong mahal. Saat ini subsidi akan pakan ternak tersebut ada, namun bukan dari pemerintah melainkan atas inisiatif koperasi dan berasal dari SHU anggota.


BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian maka ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut: 5.1.

Kesimpulan Berikut ini merupakan kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian mengenai

efektifitas kemitraan usaha pada koperasi susu SAE Pujon terhadap kesejahteraan anggota: 1.

Kemitraan usaha antara koperasi SAE dengan peternak di Desa Pandesari telah berjalan secara efektif, ditinjau dari keefektifan pelaksanaan kewajiban peternak sebagai anggota koperasi dan kewajiban koperasi kepada anggotanya yang juga diposisikan sebagai hak peternak sebagai anggota koperasi SAE. Keberhasilan suatu hubungan kemitraan usaha dapat dilihat dari pelaksanaan segala kewajiban yang telah disepakati oleh pihak-pihak yang terikat hubungan mitra dalam mencapai tujuan bersama. Dimana tujuan bersama antara Koperasi susu SAE Pujon dengan para peternak sebagai anggota koperasi adalah peningkatan kualitas susu peternak serta kesejahteraan peternak di daerah Pujon.

2.

Keberadaan Koperasi SAE sangat krusial bagi kelangsungan peternakan sapi perah rakyat di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang dengan melihat pola kemitraan inti plasma yang terjadi. Karena koperasi berperan dalam pendistribusian hasil susu peternak untuk dijual kepada produsen susu besar, selain itu juga berperan agar usaha peternakan rakyat di daerah Pujon dapat semakin berkembang dan kualitas hasil susu yang hasilkan terjaga bahkan semakin baik. Dan otomatis hal tersebut dapat berdampak pada

50 PDF created with pdfFactory Pro trial version www.pdffactory.com

51 peningkatan penghasilan peternak. Sehingga dapat dikatakan hubungan yang terjalin antara koperasi SAE dengan peternak sapi perah yang menjadi anggotanya sangat kuat.

5.2.

Saran Mengingat keberadaan koperasi susu SAE unit Pujon sangat dibutuhkan

keberadaannya oleh para peternak sapi perah di seluruh wilayah kecamatan Pujon, maka peran kemitraan usaha pada koperasi dapat ditingkatkan melalui cara-cara antara lain sebagai berikut: 1. Kepada Pengelola Koperasi Susu SAE Pujon: a. Lebih membantu para peternak ketika mengalami masalah pada musim kemarau, yaitu dalam ketersediaan pakan ternak, sebab hal ini dapat mempengaruhi jumlah produksi serta kualitas susu yang dihasilkan. b. Mereview kembali kebijakan tentang penjualan konsentrat kepada anggota, karena harga konsentrat masih dianggap agak mahal oleh sebagian anggota, dan saat ini tidak dapat diperoleh dengan cara bon/kredit dan harus membeli secara tunai. c. Semakin memperbaiki dan meningkatkan pelayanan serta kinerjanya kepada anggota khususnya dan secara umum pada perkembangan peternakan sapi perah di Pujon.

2. Kepada Pemerintah: a. Pemerintah diharapkan membantu koperasi susu dalam mewujudkan misi jangka panjangnya, yaitu memiliki pabrik pengolahan susu mandiri, atau Pemerintah bisa membentuk industri pengolahan susu milik Negara, agar tidak ada IPS tunggal seperti yang kini terjadi di Jawa Timur. Dengan


52 begitu harga susu segar peternak dapat di beli dengan harga yang bersaing. Tidak adanya persaingan dalam penentuan harga beli susu segar menyebabkan koperasi dan petani tidak dapat berbuat apa-apa selain mengikuti mekanisme pasar yang ada sehingga distribusi hasil susu tidak hanya disalurkan kepada produsen (IPS) tunggal saja agar harga susu yang berlaku dapat dikontrol secara lebih stabil tidak hanya tergantung kepada harga yang diperoleh dari IPS saja. Apabila pendirian pabrik dapat tercapai diharapkan kesejahteraan peternak juga dapat ditingkatkan. b. Pemerintah berkoordinasi dalam melindungi harga susu dalam negeri ditengah serbuan susu import sehingga penurunan harga susu dalam negeri dapat dihindari. Salah satu kebijakan yang dapat di ambil adalah dengan manaikkan bea import susu dari luar. Sebab bea import susu dari luar masih dianggap sangat ringan. Hal tersebut dapat merugikan serta berpengaruh pada pengurangan kesejahteraan peternak sapi perah, karena cenderung mempengaruhi IPS dalam penentuan harga susu lokal lebih rendah lagi. c. Pemerintah diharapkan bersedia memberikan kebijakan subsidi pakan ternak kepada peternak, agar dapat memperingan beban mereka, terutama ketika menghadapi penurunan harga susu. d. Diharapkan

pemerintah

mampu

melindungi

dan

mengembangkan

keberadaan koperasi sebagai badan usaha yang mengembangkan potensi masyarakat dan merupakan bentuk konkrit dari sistem ekonomi kerakyatan serta melibatkannya dalam bagian dari pembangunan ekonomi.


DAFTAR PUSTAKA

Atmadilaga, D. 1975. Kedudukan Usaha Ternak Tradicional dan Permaasalahan Dalam Sistem Pembangunan Peternak. Bandung: Biro Reset FTP Universitas Padjajaran. ________,1974. anonimous. UU No. 6 Tahun 1974 Tentang Ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial. Boediono.1980. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. Yogyakarta. BPFE ________,1984. anonimous. Beternak Sapi Perah. Yogyakarta: Kanisius Galuh, Ajeng Kartika. 2008. Peran Koperasi Simpan Pinjam Dan Efektifitas Kredit Koperasi Simpan Pinjam Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pedesaan. Malang: Fakultas Ekonomi, Universitas Brawijaya. ________,1992. anonimous. Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian. Grafura, Lubis. Populasi dan Sampel. http://lubisgrafura.wordpress.com. Diakses pada tanggal 20 Januari 2010. Gibson, Donnelly, Ivancevich. 1996. Manajemen edisi 9 jilid 2. Jakarta: Erlangga. ________,1995. anonimous. Petunjuk Praktis Usaha Beternak Sapi Perah. Yogyakarta: Kanisius. Indriantoro Nur dan Bambang Supomo, 2002. Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Ismawan, Indra. 2001. Sukses di Era Ekonomi Liberal bagi Koperasi dan Perusahaan Kecil-Menengah. Jakarta: PT Grasindo. ________,1997. anonimous. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 Tentang Kemitraan.

Kuncoro, Mudrajad. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah, dan Kebijakan. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Mankiw, Greogery N, 2003, Makroeconomics, fifth edition, (Imam Nurmawan), 2003, Teori Makro Ekonomi, edisi 5, Erlangga, Jakarta.

53


54

_________,1997. anonimous. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 940/Kpts/OT.210/10/1997 Tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian. Nazir, Mochamad. 1999. Metode Penelitian, Cet. 3. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prasetyo, Bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Yakarta. PT Raja Grafindo Persada. _________,1997.

anonimous.

Keputusan

Menteri

Pertanian

Nomor

940/Kpts/OT.210/10/1997 Tentang Pedoman Kemitraan Usaha Pertanian. Priyanti, Atien et al. : Dampak Penerapan Kebijakan Industri Susu terhadap Kesejahteraan Masyarakat Vol. 14No. 2 Th . 2004. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2009. ________, 2004. anonimous. Efektifitas Usaha Anggota Koperasi Yang Peduli Lingkungan. INFOKOP Edisi 24. http://www.google.co.id/, diakses tanggal 16 Maret 2009. Ropke, Jochen. 2000. Ekonomi Koperasi (Teori dan Manajemen). Jakarta: Salemba Empat. Steers, M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: LPPM. Sugiyanto. 2004. Analisis Statistika Sosial. Madang: Bayumedia Publishing. ________,2009. anonimous. Laporan Tahunan Koperasi “SAE” Pujon, Tahun 2006,2007,2008,2009. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV ALFABETA.

Suyanto. 2007. Koperasi Unit Desa Mekar Ungaran Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota Dan Berbagai Hambatannya . Semarang:FISIP, UNNES. ________,2009.anonimous. Populasi dan Sampel Penelitian. http://lubisgrafura.wordpress.com/2009/01/20/populasi-dan-sampelpenelitian/, diakses pada 29 Januari 2010.

Sitio, Arifin ; dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2006. Statitiska Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Tambunan, Tulus. 2002. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.


55

Welirang, Franciscus. 2002. Lokakarya Nasional BAPPENAS Dengan Judul: POLAPOLA KEMITRAAN DALAM PENGEMBANGAN USAHA EKONOMI SKALA KECIL, MENENGAH DAN BESAR. Jakarta 4 November 2002. http://www.damandiri.or.id/file/arirahmathakimundipbab2a.pdf, diakses pada 20 September

2009. http://koperasi-jawatimur.net, diakses pada 20 September 2009. www.wikipedia.com, diakses pada 18 Januari 2010.


Lampiran 1. Peta Daerah Kerja Koperasi SAE Pujon


Lampiran 5. Kewajiban Koperasi

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47

Responden P. Juma'in Yunah Suroto Agus Juasin Sa'i Yarmi Kartono Kenari Susianing Ngali Markami Yayuk Truksi Rifai Seno Siswo Suci Sutarno Nurul Huda Juma'in Kasturi Marsino Narko Matkasdi Sulkan Suwaji Suyanto Sarpai Bunaim Busyin Agus Mariyono Sigit Ngateri Rokhim Palil Jiono Sumadi Siono Rosyid Slamet Markuat Rohman Saim Sutiyono Amin

a 5 4 5 3 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2

HAK Peternak (y) b c 5 4 4 4 4 5 2 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 5 4 5 2 4 2 4 4 5 3 4 2 1 5 5 4 4 4 5 2 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 5 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 5 4 5 2 5 2 3 2 4 3 4 2 4 2 3 4 3

d


∑

e 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3

5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 2 4 4 5 4 5

23 20 23 17 19 21 23 24 25 23 16 18 24 20 12 25 22 23 19 20 22 20 20 22 20 22 21 21 22 22 20 21 21 19 20 16 21 21 20 21 20 14 17 19 19 17 17

48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60

Pairi Supriyono Katri Suwardi Mulyono Supartik Warsidi Ngatini Slamet Sutiyanto Eko yulian Susanto Abdul Manab

2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 4 4 2

2 3 2 2 2 2 3 4 2 2 4 2 3

5 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 ∑

Batas Bawah (B) Batas Atas (A) Median

300 1500 900


4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2

3 5 3 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4

16 18 14 16 14 17 15 17 17 17 20 18 15 1166

Lampiran 2 KUISIONER

Pos: Kel.ternak:

Nama : Jenis Kelamin : L/ P Umur : Pendidikan terakhir :

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------A. Gambaran umum kegiatan peternak sapi perah: 1. -Jumlah sapi yang dimiliki :………….ekor, sapi produktif:……….ekor 2. Berapa biaya rata-rata yang dikeluarkan per hari untuk berproduksi? Rp................................ -Pakan ternak: Rp…………………… -obat-obatan: Rp……………………. -IB :Rp………………………… -lain-lain: Rp…………………. • Jumlah pegawai yang dimiliki : Upah: 3. Berapa liter rata-rata susu yang dihasilkan per hari?.............................................. ................................................................................................................................. 4. Rata-rata pendapatan yang diperoleh :................................................................... Penjualan susu perhari Rp. 5.

Apa saja kendala yang dihadapi selama menjadi peternak sapi perah? ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. B. Hubungan Kemitraan antara Koperasi SAE dengan peternak: 1. Lama menjadi anggota koperasi : .................tahun 2. Alasan menjadi anggota Koperasi SAE:.................................................................. ................................................................................................................................. 3. Kewajiban Peternak: i. Membayar simpanan wajib dan pokok? a. Ya b. Tidak ii. Apakah anda selalu menjual susu yang dihasilkan ke pihak Koperasi SAE? a. Ya b. Tidak • Alasan:………………………………………………………………………………… iii.

Apakah anda selalu membeli konsentrat dari Koperasi SAE? a. Ya b. Tidak iv. Mematuhi peraturan dari koperasi dalam menjaga koalitas susu a. Ya b. Tidak • Alasan:………………………………………………………………………………… v. Apakah anda membeli kebutuhan pokok melalui koperasi? a. Ya b. Tidak • Alasan:......................................................................................................... vi. Apakah anda pernah mengambil kredit simpan pinjam dari koperasi? a. Ya b. Tidak • Alasan:...............................................................................................................


vii. Apakah anda selalu datang/mengikuti program kegiatan yang diselenggarakan oleh Koperasi SAE? a. Ya b. Tidak • Alasan: ........................................................................................................................ 4. Kewajiban Koperasi/Hak Peternak: No.

Pertanyaan SS

S

Jawaban RR TS

STS

hasil penjualan susu ke koperasi bisa mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari 2 anda puas dengan harga susu yang dibayarkan oleh koperasi 3 koperasi SAE telah mampu menyediakan kebutuhan peternak (modal,input) 4 anda puas dengan bagian keuntungan (SHU, Sukarela) yang diberikan oleh koperasi 5 program kegiatan pembinaan oleh koperasi mampu berperan dengan baik dalam memajukan para peternak dan peningkatan kesejahteraan Keterangan: SS= sangat setuju TS= Tidak setuju TS= tidak setuju STS= Sanfat Tidak Setuju RR= ragu-ragu

1

C. Saran apa yang ingin anda berikan kepada Koperasi SAE: ............................. ................................................................................................................................. ................................................................................................................................. .................................................................................................................................


EFEKTIFITAS KEMITRAAN USAHA PADA KOPERASI SUSU SAE UNIT PUJON DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETERNAK SAPI PERAH

Recommend Documents