MORFOMETRIK DAN MERISTIK IKAN BUNTAL PISANG (Tetraodon lunaris) DI PERAIRAN LAUT DAN PAYAU KABUPATEN BENGKALIS Syahrozi1, Yusfiati2, Roza Elvyra3 1
Mahasiswa Program Studi S1 Biologi Bidang Struktur Perkembangan Hewan Jurusan Biologi 3 Bidang Zoologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Pekanbaru, 28293, Indonesia
2
[email protected] ABSTRACT There are two kinds of morfologi, morfometrics and meristic. Morfometrics is characteristics which are associated with part size of fish body such as the total and standart length. Meristics is characteristics which are connected to the number of body part of fish such as the number of scales on the lateral line, the number of hard and sof dorsal fins. Morfometrics and meristic study of puffer fish (Tetraodon lunaris) was conducted at Bengkalis and Sungai Pakning waters. The aim of this study is to know the differentes between of morfometrics and meristics of puffer fish in waters with different salinity condition. This study was conducted from September to November 2012. Fish sampling was carried was at Bengkalis and Sungai Pakning waters which has 50 samples for each location. Research data was analyzed using excel and SPSS program. The total length of puffer fish in Bengkalis and Sungai Pakning ranges 45-160 mm and 45-151 mm. Puffer fish growth status in the both locations of research is positive allometrik, negative allometrik and isometric. There are no differences in shown puffer fish morfometrics character ratio between Bengkalis and Sungai Pakning waters.The T- test result shows character growth JSAPSE / PT significantly different between both locations of this research. There are no differences in puffer fish meristics for both locations, Bengkalis and Sungai Pakning waters keywords: Pufferfish (Tetraodon Lunaris), Morphometrics, meristic..
PENDAHULUAN Ikan buntal pisang (Tetraodon lunaris) merupakan jenis ikan perenang lambat yang bersifat karnivora. Ikan ini dapat hidup di laut, muara sungai dan perairan air tawar. Ikan ini menyebar hampir di seluruh perairan Indonesia termasuk di perairan Bengkalis. Di Asia ikan ini menyebar di India, Birma, Thailand, Singapura dan Philipina (Weber de Beufort 1962). Ikan buntal pisang merupakan salah satu jenis ikan Teleostei yang dikenal beracun. Tetrodotoxin (TTX) adalah racun pada ikan buntal yang terdapat pada hati, empedu dan saluran pencernaan. Walaupun demikian sebagian masyarakat telah memanfaatkanya karena daging ikan buntal yang enak, bahkan di Taiwan ikan buntal pisang merupakan komoditi dengan harga yang tinggi (Chen et al. 2002). 1
Perairan Bengkalis dan Sungai Pakning memiliki tipe perairan yang berbeda. Perairan Sungai Pakning merupakan daerah estuari, selain itu kedua perairan tersebut memiliki salinitas yang berbeda. Perairan Sungai Pakning memiliki salinitas yang lebih rendah dibandingkan dengan perairan Bengkalis. Perbedaan salinitas dan tipe perairan akan mempengaruhi ketersediaan makanan di perairan. Ketersediaan makananan di perairan diduga akan berpengaruh terhadap morfologi ikan buntal pisang, sehingga perlu dilakukan penelitian morfometrik dan meristik di kedua perairan tersebut.
METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan di perairan Bengkalis dan Sungai Pakning sebanyak 50 ekor di setiap lokasi penelitian. Ikan buntal pisang yang digunakan sebagai sampel adalah ikan buntal pisang yang sudah diawetkan dengan alkohol 70% dengan ukuran yang bervariasi. Ikan dalam keadaan awetan selanjutnya difoto dan dilakukan pengamatan morfometrik dan perhitungan meristik di laboratorium Zoologi FMIPA UR. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan di analisis dengan uji t (Independen Sampel t Test SPSS).
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Karakter Morfometrik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Nilai rata-rata nisbah morfometrik (N1-N21) ikan buntal di Bengkalis dan Sungai Pakning relatif sama (Tabel 1). Nilai rata-rata nisbah morfometrik N4 dan N7 ikan buntal pisang di Bengkalis yaitu masing-masing 0.63 dan 0.55, sedangkan di Sungai Pakning 0.65 dan 0.57. Nilai rata-rata kedua nisbah morfometrik (N4 dan N7) relatif sama, hal ini menunjukan bentuk badan ikan buntal pisang adalah bulat. Hal ini sesuai dengan Weber dan De Beaufort (1962) yang menyatakan ikan buntal pisang dicirikan dengan bentuk badan yang membulat, tidak mempunyai jari-jari keras pada sirip punggung, tidak bersirip perut, moncongnya tumpul, mulutnya kecil terletak di ujung. Dari hasi uji t nisbah karakter morfometrik di Perairan Bengkalis dan Sungai Pakning didapatkan bahwa morfometrik ikan buntal pisang tidak ada perbedaan, hanya karakter JSAPSE yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa morfometrik ikan buntal di kedua perairan tersebut tidak memiliki perbedaan. Hal ini diduga karena ikan buntal pisang termasuk jenis ikan euryhaline, karena mampu beradaptasi pada lingkungan perairan yang mempunyai kisaran salinitas yang luas yakni 3-30 Promil (Triwahyuni 2004).
2
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Nisbah Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) di Bengkalis dan Sungai Pakning
Simbol Nisbah N1 N2 N3 N4 N5 N6 N7 N8 N9 N10 N11 N12 N13 N14 N15 N16 N17 N18 N19 N20 N21
Karakter PS/PT PK/PT TK/PT TB/PT TBE/PT LK/PT LB/PT DM/PT JMM/PT JMTI/PT JMPSPg/PT JMPSD/PT JSAPSE/PT PDSP/PT TSP/PT PDSD/PT TSD/PT PDSA/PT TSA/PT PDSE/PT TSE/PT
Bengkalis
Sungai Pakning
Nilai Rata-rata Nisbah 0,95 0,61 0,61 0,63 0,32 0,57 0,55 0,41 0,50 0,39 0,85 0,68 0,57 0.40 0,54 0,39 0,55 0,36 0,53 0,58 0,43
Nilai Rata-rata Nisbah 0,95 0,60 0,62 0,65 0,35 0,57 0,57 0,41 0,50 0,39 0,86 0,69 0,55 0,41 0,54 0,40 0,54 0,37 0,54 0,57 0,42
b. Status Hubungan Karakter Morfometrik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Berdasarkan pengukuran terhadap morfometrik ikan buntal pisang di Bengkalis yang memiliki status allometrik positif yaitu hubungan PT dengan TB dan LB. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih lambat dari pada pertambahan tinggi badan dan lebar badan. Pada ikan buntal pisang di Sungai Pakning yang memiliki status allometrik positif yaitu hubungan PT dengan LB, PDSP, PDSD, dan TSE. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih lambat dibandingkan dengan panjang karakter morfometrik pembandingnya. Status allometrik negatif ikan buntal pisang di Bengkalis dapat dilihat pada PT dengan DM, JMTI dan PDSP. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih cepat dari pada pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Sementara itu pada ikan buntal 3
pisang yang terdapat di Sungai Pakning yang memiliki status allometrik negatif yaitu hubungan PT dengan TBE, DM, JSAPSE dan PDSE. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa pertambahan panjang total lebih cepat dari pada pertambahan karakter morfometrik pembandingnya. Status isometrik ikan buntal pisang di Bengkalis dapat dilihat pada PT dengan PK, TK, LK, JMM, TBE, JMPSD, JMPSPg, JSAPSE, TSP, TSD, PDSA, TSA, PDSD, PDSE dan TSE. Hubungan ini menunjukkan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembanding seimbang dengan pertambahan panjang total. Sedangkan pada ikan buntal pisang di Sungai Pakning yang memiliki status isometrik yaitu hubungan PT dengan PS, PK, TK, TB, LK, JMM, JMTI, JMPSPg, JMPSD, TSP, TSD, PDSA dan TSA. Hubungan ini menyatakan bahwa pertambahan karakter morfometrik pembandingnya seimbang dengan pertambahan panjang total. Tabel 2. Persamaan Regresi dan Status Pertumbuhan Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) di Bengkalis dan Sungai Pakning Bengkalis Karakter PS PK TK TB TBE LK LB DM JMM JMTI JMPSPg JMPSD JSAPSE PDSP TSP PDSD TSD PDSA TSA PDSE TSE
Log Persamaan Regresi = - 0.124+1.021PT = - 0.711+0.999PT = - 0.677+0.988PT = - 0.862+1.116PT = - 1.231+1.005PT =- 0.711+ 0.968PT = - 1.061+1.136PT = - 0.871+0.891PT = - 1.025+1.072PT = - 0.736+0.796PT = - 0.330+1.034PT = - 0.584+1.002PT = - 0.915+1.078PT = - 0.903+0.899PT = - 0.822+0.991PT = - 1.128+1.016PT = - 0.685+0.929PT = - 1.128+0.989PT = - 0.855+1.006PT = - 0.712+0.976PT = - 0.879+0.912PT
Sungai Pakning Status Pertumbuhan I I I AP I I AP AN I AN I I I AN I I I I I I I
Karakter PS PK TK TB TBE LK LB DM JMM JMTI JMPSPg JMPSD JSAPSE PDSP TSP PDSD TSD PDSA TSA PDSE TSE
Log Persamaan Regresi = - 0.024+0.966PT = - 0.622+0.939PT = - 0.715+1.012PT = - 0.652+1.009PT = - 0.904+0.848PT = - 0.792+1.003PT = - 1.107+1.180PT = - 0.890+0.899PT = - 0.809+0.949PT = - 1+0.943PT = - 0.228+0.981PT = - 0.587+1.012PT = - 0.601+0.880PT = - 1.279+1.109PT = - 0.854+1.006PT = - 1.311+1.117PT = - 0.908+1.040PT = - 1.074+0.962PT = - 0.789+0.974PT = - 0.563+0.884PT = - 1.536+1.267PT
Status Pertumbuhan I I I I AN I AP AN I I I I AN AP I AP I I I AN AP
Keterangan : Status pertumbuhan morfologi ikan buntal pisang yang berasal dari Bengkalis dan Sungai Pakning berdasarkan nilai b, AP (b>1) = allometrik positif, AN (b<1) = allometrik negatif dan I (b=1) = isometrik.
4
c. Hubungan Panjang Total (PT) Dengan Karakter Morfometrik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Hubungan panjang total dengan karakter PS, TK, PK, LK, PDSD dan TSD ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Pada hubungan panjang total dengan panjang standar memiliki nilai persamaan regresi linier ikan T. lunaris di Bengkalis yaitu PS = - 0.124+1.021 PT. Persamaan tersebut berarti setiap penambahan 1.021 log panjang total, maka panjang standar bertambah sebesar 0.124 log, sedangkan ikan yang di Sungai Pakning memiliki nilai persamaan regresi linear PS = - 0.024+0.966 PT. Persamaan tersebut menunjukan bahwa setiap pertambahan 0.966 log panjang total, maka panjang standar bertambah sebesar 0.024 log.
(a)
(b)
(c) (d) Gambar 1. Grafik hubungan panjang total dengan bagian kepala (a). PS, (b), PK, (c). TK, (d). LK, ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning 5
(e)
(f)
Gambar 2. Grafik hubungan panjang total dengan bagian kepala (e). PDSD, (f). TSD ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning Persamaan regresi linier hubungan antara panjang total dengan karakter pembanding bagian kepala (TK, PK, LK, PDSD dan TSD) ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning memiliki arti yang sama dengan hubungan antara panjang total dengan panjang standar, hanya saja nilai PT dan karakter pembandingnya yang berbeda dengan panjang standar. Setiap penambahan panjang total, maka panjang karakter pembandingnya juga bertambah. Nilai korelasi panjang total dengan panjang standar ikan T. lunaris di Bengkalis (Gambar 1a), yaitu R² = 0.984 r = 0.99. hal ini menunjukan hubungan yang sangat kuat. Sedangkan di Sungai Pakning korelasinya R² = 0.968 r = 0.98 yaitu memiliki hubungan yang sangat kuat. Keeratan hubungan panjang total dengan karakter pembanding bagian kepala di Bengkalis yang memiliki korelasi sangat kuat terdapat pada karakter PK, TK dan LK, korelasi kuat terdapat pada karakter PDSD dan TSD. Di Sungai Pakning korelasi sangat kuat terdapat pada karakter TK, LK dan TSD, korelasi kuat terdapat pada karakter PK dan PDSD. Keeratan hubungan dilihat dari nilai korelasi (r). keeratan hubungan korelasi tersebut dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu jika nilai r antara 0-0.20 berarti terdapat hubungan yang sangat lemah, nilai r antara 0.21-0.40 hubungan yang lemah, nilai r antara 0.41-0.70 hubungan yang sedang, nilai r 0.71-0.90 berarti hubungan yang kuat, dan apabila nilai r antara 0.91-1 berarti terdapat hubungan yang sangat kuat (Razak 2005). Persamaan regresi linier hubungan antara panjang total dengan karakter pembanding pada bagian sirip (PDSP, TSP, PDSA, TSA, PDSE dan TSE) ikan T. lunaris memiliki arti yang sama dengan hubungan antara panjang total dengan panjang standar, hanya saja nilai PT dan karakter pembandingnya yang berbeda dengan panjang standar. Setiap penambahan panjang total, maka panjang karakter pembandingnya juga bertambah. Nilai pertambahan panjang total dengan nilai karakter pembanding pada bagian sirip dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada Gambar 3. 6
(g)
(h)
(i)
(j)
(k)
(l)
Gambar 3. Grafik hubungan panjang total dengan bagian sirip (g). PDSP, (h). TSP, (i). PDSA, (j). TSA,(k). PDSE, (l). TSE ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning. 7
Keeratan hubungan antara PT dengan PDSP, TSP, PDSA, TSA, PDSE dan TSE yang terdapat di Bengkalis dan Sungai Pakning dapat dilihat pada grafik yang terdapat pada Gambar 3. Keeratan hubungan panjang total dengan karakter pembanding pada bagian sirip di Bengkalis yang memiliki korelasi sangat kuat terdapat pada karakter PDSP, TSP, TSA dan PDSE, korelasi kuat terdapat pada karakter PDSA dan TSE. Di Sungai Pakning korelasi sangat kuat terdapat pada karakter PDSE, korelasi kuat terdapat pada karakter PDSP, TSP, PDSA, TSA dan TSE. Persamaan regresi linier hubungan antara panjang total dengan karakter pembanding pada bagian tubuh (JMPSD, JMPSPg, JSAPSE, LB dan TB) ikan T. lunaris memiliki arti yang sama dengan hubungan antara panjang total dengan panjang standar, hanya saja nilai PT dan karakter pembandingnya yang berbeda dengan panjang standar. Setiap penambahan panjang total individu ikan T. lunaris, maka panjang karakter pembanding yang terdapat pada ikan tersebut juga bertambah sesuai dengan nilai pertumbuhan yang terdapat pada karakter pembanding tersebut.Hubungan panjang total dengan karakter pada bagian tubuh yaitu JMPSD, JMPSPg, JSAPSE, LB dan TB ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning disajikan pada Gambar 4 dan 5. Keeratan hubungan panjang total dengan karakter pembanding pada bagian tubuh di Bengkalis yang memiliki korelasi sangat kuat terdapat pada karakter JMPSPg, JSAPSE, LB dan TB, korelasi kuat terdapat pada karakter JMPSD. Di Sungai Pakning korelasi sangat kuat terdapat pada karakter JMPSD dan JMPSPg, korelasi kuat terdapat pada karakter JSAPSE dan LB.Status pertumbuhan dan hubungan keeratan dapat dilihat dari persamaan regresi linier dan nilai korelasi (r) di Bengkalis dan Sungai Pakning. Untuk mengetahui persamaan regresi linier pada karakter morfometrik ikan T. lunaris maka karakter pembanding dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu bagian kepala, bagian sirip dan bagian tubuh. Panjang total memiliki nilai yang paling tinggi dibanding karakter lainnya yang terdapat pada ikan buntal, oleh karena itu karakter pembanding dibandingkan dengan panjang total. Nilai r untuk melihat sejauh mana titik-titik mengumpul disekitar garis lurus dengan kemiringan positif yang tinggi antara dua peubah (Walpole 1995).
(m)
(n)
Gambar 4. Grafik hubungan panjang total dengan bagian tubuh (m). JMPSD, (n). JMPSPg ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning
8
(o)
(p)
(q)
Gambar 5. Grafik hubungan panjang total dengan bagian tubuh (o). JSAPSE, (p). LB, (q). TB ikan T. lunaris di Bengkalis dan Sungai Pakning
d. Meristik Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) Hasil pengamatan dan perhitungan meristik yang dilakukan, diketahui bahwa ikan T. lunaris yang terdapat di Bengkalis dan Sungai Pakning tidak memiliki perbedaan jumlah jari-jari lunak pada sirip. Hal ini karena karakter meristik merupakan ciri suatu spesies. Hasil perhitungan karakter meristik menunjukan bahwa sirip punggung mempunyai 12 jari-jari lunak, sirip dada 15 jari-jari lunak, sirip anus 10 jari-jari lunak dan sirip ekor 20 jari-jari lunak. Hal ini sesuai dengan Kottelat et al. (1993) yang menyatakan ikan T. lunaris mempunyai 12-13 jari-jari lunak pada sirip punggung, 10-11 jari-jari lunak pada sirip anus, dan 16 jari-jari lunak pada sirip dada.
9
Tabel 3. Karakteristik meristik ikan buntal pisang (Tetraodon lunaris) di Bengkalis dan Sungai Pakning lokasi
Karakter Meristik ((∑ Jari – jari lunak) Sirip Punggung
Sirip Dada
Sirip Anus
Sirip Ekor
Bengkalis
12
15
10
20
Sungai Pakning
12
15
10
20
KESIMPULAN DAN SARAN Analisis persamaan regresi linier karakter morfometrik ikan buntal pisang (T. lunaris) kedua lokasi penelitian memiliki keeratan hubungan yang sangat kuat dan kuat, sedangkan status hubungannya allometrik positif, isometrik dan allometrik negatif. Nisbah karakter morfometrik tidak menunjukan adanya perbedaan antara ikan buntal pisang di perairan Bengkalis dan Sungai Pakning. Uji t menunjukan pertumbuhan karakter JSAPSE/PT berbeda nyata antara kedua lokasi penelitian.Karakter meristik ikan buntal pisang (T. lunaris) yang terdapat di Bengkalis dan Sungai Pakning tidak memiliki perbedaan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat dilakukan pengukuran morfometrik dan meristik yang membandingkan jenis kelamin dan menganalisis variasi warna antar individu pada masing-masing lokasi penelitian.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Yusfiati dan ibu Roza Elvyra yang telah sabar membimbing saya serta memberikan banyak saran dan masukan demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan saran terhadap penulisan karya ilmiah ini. DAFTAR PUSTAKA Chen, T.Y., Hsieh, Y.W., Tsai, Y.H, Shiaun ,C.Y., Hwang, D.F. 2002. Identification of Species and Measurement of Tetraodontoxin in Dried Dressed Fillets of the Puffer Fish, Lagocepalus lunaris. J. Fish biol. 65 (10) : 1670-1673. Kotelat, M., Whitten A.J., Kartikasari, S.N. dan Wirjoatmojo, S. 1993. Ikan Air Tawar di Perairan Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Limited. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup RI. Jakarta. Razak, A. 2005. Statistika Pengolahan Data Sosial Sistem Manual. Penerbit Autografika. Pekanbaru.
10
Triwahyuni. 2004. Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Buntal Pisang (Tetraodon lunaris) di Perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan. Institut Pertanian Bogor. Walpole, R.E. 1995. Pengantar Statistik. Edisi Ke 3. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. Weber, M dan. de Beufort, L.F. 1962. The Fishes of The Indo-Australians Archipelago. Vol. Leiden E.J. brill. 481p.
11