UNIVERSITAS INDONESIA
MORFO-SEMANTIK KOSAKATA BAHASA ARAB LARAS OLAHRAGA Studi Kasus Koran Al-Rayat, Qatar
SKRIPSI
PANDU ARIFIN 0806355304
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARAB DEPOK JANUARI 2012
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
MORFO-SEMANTIK KOSAKATA BAHASA ARAB LARAS OLAHRAGA Studi Kasus Koran Al-Rayat, Qatar
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
PANDU ARIFIN 0806355304
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI ARAB DEPOK JANUARI 2012
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Ku persembahkan skripsi ini untuk Ibuku yang selama ini bekerja keras untuk anak-anaknya dan juga untuk doanya selama ini...
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
UCAPAN TERIMA KASIH
Puja dan puji syukur kehadirat Allah subhânahu wata’âlâ, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, walaupun berat penulis rasakan dan dengan teratih-tatih penulis selesaikan skripsi ini. Perjuangan 3,5 tahun yang akan segera berakhir dan ditutup dengan sebuah tugas pamungkas bernama skripsi tentu menyisakan kesedihan mendalam di hati penulis. Namun, mungkin inilah satu-satunya karya yang dapat penulis persembahkan selama 3,5 tahun menjadi bagian dari keluarga besar Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Sungguh, penulisan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan bimbingan dari pelbagai pihak, baik berupa dorongan semangat atau pun bantuan-bantuan lainnya seperti ide, arahan, peminjaman referensi pustaka dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis hendak menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: (1) Prof. Dr. derSoz. Gumilar R. Somantri, Rektor Universitas Indonesia (2) Dr. Bambang Wibawarta, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (3) Dr. Afdol Tharik Wastono, Ketua Program Studi Arab. (4) Dosen pengajar sekaligus pembimbing dalam penulisan skripsi ini, Dr. Basuni Imamuddin, yang di sela-sela kesibukan beliau berkenan membimbing penulis dengan sabar. Mungkin hanya lantunan doa kebaikan yang layak dijadikan pembalas atas jasa-jasa beliau. (5) Wiwin Triwinarti, MA selaku dosen pengajar dan pembibing akademik penulis semenjak awal perkuliahan hingga semester akhir ini. (6) Dosen-dosen pengajar Program Studi Arab FIB UI; Dr. Maman Lesmana, Dr. Apipudin, Dr. Letmiros, Suranta, M.Hum, Yon Machmudi, Ph.D, Juhdi Syarif, M.Hum, Minal Aidin, S.S, Aselih Asmawi, S.S, Dr. Fauzan Muslim, Siti Rohmah Soekarba, M.Hum, dan Ade Solihat, M.Hum atas pelajaran-pelajaran berharga yang telah mereka berikan.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(7) Para petugas Perpustakaan UI, khususnya Pak Harto, yang membantu dalam usaha untuk memperoleh data-data yang
telah penulis
perlukan. (8) Keluarga; Ibunda tercinta, yang dengan kesendiriannya terus berjuang untuk mendidik dan menyekolahkan putra-putrinya hingga menggapai gelar sarjana. Tekad dan doa penulis untuk membahagiakan Ibunda, semoga bisa menjadi setetes pembalas atas jasa-jasa yang telah dicurahkan. Ayahanda –rahimahullâh-, sosok penuh kagum di hati penulis, seorang yang baik hatinya dan pemaaf terhadap sesama. Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan menempatkannya di surga-Nya. Mba Pipit dan Kak Sur, kakak perempuan dan kakak sepupu penulis yang telah memberikan doa dan dukungan material kepada penulis selama penulis kuliah, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian selama ini, serta adikku tercinta, Reza Nur Yusuf, semoga kamu bisa menjadi orang yang sukses kelak, adikku. (9) Sahabat karib penulis; Trias Misi Sentani, terima kasih atas segala dukungan, doa, dan bantuannya selama ini kepada penulis, Fikri Fahmi, terimakasih atas motor pinjaman, ijin menginap di kos dan doanya. (10) Serta teman teman penulis di jurusan Sastra Arab dan SINTESA (Satu Ikatan Mahasiswa Tegal Bersaudara) yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu Penulis menyadari bahwa dalam penyajian skripsi ini masih sangat jauh dari nilai sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan saran dan masukan-masukan ilmiah yang bersifat membangun sebagai sarana untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Depok, 13 Januari 2012 Pandu Arifin
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
ABSTRAK
Nama : Pandu Arifin Program Studi : Arab Judul : Morfo-Semantik Kosakata Bahasa Arab Laras Olahraga, Studi Kasus Koran Al-Rayat, Qatar
Skripsi ini membahas tentang kosakata bahasa Arab laras olahraga yang dilihat dari segi morfologi dan semantik. Analisis ini adalah analisis kualitatif dengan desain deskriptif. Signifikansi analisis ini adalah untuk memaparkan kepada pembaca tentang bentuk-bentuk dan makna-makna dalam kosakata bahasa Arab laras olahraga. Data-data dalam skripsi ini secara garis besar didapatkan dari koran Al-Rayat dari Qatar dan kamus istilah olahraga dan sepakbola. Hasil analisis ini –dari sisi morfologi—menyatakan bahwa kosakata bahasa Arab laras olahraga ada yang berbentuk arabisasi, derivasi, abreviasi, singkatan, dan hibrida. Sedangkan dari sisi semantik, kosakata bahasa Arab laras olahraga ada yang berbentuk metafora dan penerjemahan. Jika ditinjau dari relasi makna yang ada, kosakata bahasa Arab laras olahraga tak berbeda dengan kosakata-kosakata pada laras lain, yaitu adanya homonimi, polisemi, sinonimi, hiponimi, antonimi, idiom, dan juga istilah. Kata kunci: Morfologi, semantik, olahraga
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
ABSTRACT
Name
: Pandu Arifin
Study Program
: Arabic Studies
Title
: The Morph-semantics of Arabic Sport Vocabularies, A Case Study of Al-Rayat Newspaper, Qatar
This research discusses about the analysis of Arabic sport registers from morphology and semantics perspective, by using qualitative method with a descriptive-analyzed. This research’s purpose is to explain about Arabic sport registers in the terms of morphology and semantics process. The data in this thesis largely obtained from the Al-Rayat newspaper that is released in Qatar, sports, and football terminology dictionary. The results of this research -in the sight of morphology- state that Arabic sport vocabularies were formed through arabization, derivation, abbreviations, and hybrid. In the terms of semantics, Arabic sports vocabularies emerged from metaphorical process and translation. However, when it is viewed from the meaning relation theory, the Arabic sport registers do not have any differences with other languages, namely, the existence of homonymy, polysemy, synonymy, hyponymy, antonymy, idioms, and terminology. Key words: morphology, semantics, and sports
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
اﻟﻤﻠﺨﺺ
اﻻﺳﻢ :ﻓﺎﻧﺪو ﻋﺎرﻓﲔ اﻟﻘﺴﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ وأدﻬﺑﺎ اﳌﻮﺿﻮع :اﻟﺼﺮﰲ واﻟﺪﻻﱄ ﻟﻠﻤﺼﻄﻠﺤﺎت اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﻤﻟﺎل اﻟﺮﻳﺎﺿﻲ ،دراﺳﺔ ﻗﻀﻴﺔ اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ ﺻﺤﻴﻔﺔ اﻟﺮاﻳﺔ ﻗﻄﺮ ﻫﺬﻩ اﻟﺮﺳﺎﻟﺔ ﺗﺮﻛﺰ ﻋﻠﻰ دراﺳﺔ اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﰲ ﻤﻟﺎل اﻟﺮﻳﺎﺿﻲ ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ اﻟﺼﺮﰲ واﻟﺪﻻﱄ .وإن ﻫﺬا اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﲢﻠﻴﻞ ﻧﻮﻋﻲ ووﺻﻔﻲ وﺗﻔﺴﲑي .وﻣﻦ أﳘﻴﺎت ﻫﺬا اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﻫﻲ ﺗﻔﺼﻴﻞ أﻧﻮاع اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت اﻟﻌﺮﺑﻴﺔ ﻟﻠﺮﻳﺎﺿﺔ وﻣﻌﺎﻧﻴﻬﺎ .وﻣﺼﺎدر اﳌﻌﻠﻮﻣﺎت ﳍﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ ﺣﺼﻞ ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻟﺒﺎﺣﺚ ﻣﻦ ﺻﺤﻴﻔﺔ اﻟﺮاﻳﺔ ﻣﻦ ﻗﻄﺮ وﻗﺎﻣﻮس اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت اﻟﺮﻳﺎﺿﻴﺔ وﻛﺮة اﻟﻘﺪم .وﺗﺸﲑ ﻧﺘﺎﺋﺞ ﻫﺬا اﻟﺘﺤﻠﻴﻞ ﺻﺮﻓﻴﺎ إﱃ أن أﺻﻨﺎف اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت ﻟﻠﺮﻳﺎﺿﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﺗﻌﺮﻳﺐ واﺷﺘﻘﺎق واﺧﺘﺼﺎر .وﺗﺸﲑ دﻻﻟﻴﺎ إﱃ أن أﺻﻨﺎف اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت ﻟﻠﺮﻳﺎﺿﺔ ﻣﻨﻬﺎ ﳎﺎز وﺗﺮﲨﺔ .وﺗﻮﺟﺪ ﰲ ﻫﺬﻩ اﳌﺼﻄﻠﺤﺎت ﺗﻌﺪد اﳌﻌﲏ واﺷﱰاك اﻟﻠﻔﻆ واﻟﱰادف واﻹﺷﺘﻤﺎل واﻟﺘﻨﺎﻗﺾ واﻟﺘﻌﺒﲑ اﻻﺻﻄﻼﺣﻲ وﻛﺬﻟﻚ ﻣﺼﻄﻠﺤﺎت. اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻟﺮﺋﻴﺴﻴﺔ : ﻋﻠﻢ اﻟﺼﺮف ،ﻋﻠﻢ اﻟﺪﻻﻟﺔ ،واﻟﺮﻳﺎﺿﺔ
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................... HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................. HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ......... ABSTRAK ........................................................................................ ABSTRACT ....................................................................................... ﺍﻟﻤﻠﺨﺺ............................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR TABEL .............................................................................. DAFTAR TRANSLITERASI ARAB-LATIN ................................... DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ..................................... GLOSARIUM ....................................................................................
i ii iii iv v vii viii ix x xi xiv xv xxi xxii
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................ 1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 1.4 Batasan Masalah ........................................................................... 1.5 Manfaat Penelitian ........................................................................ 1.6 Metodologi Penelitian .................................................................. 1.6.1 Korpus Data Penelitian ....................................................... 1.6.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 1.6.3 Metode Penelitian ............................................................... 1.6.4 Prosedur Penelitian Data .................................................... 1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................
1 1 8 8 9 9 10 10 10 11 11 12
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA ......................................................... 2.1 Pengantar ..................................................................................... 2.2 Bakalla (1884) .............................................................................. 2.3 Clive Holes (1995) ....................................................................... 2.4 Versteegh (1997) ......................................................................... 2.5 Lesmana (2010 dan 2002) ........................................................... 2.6 Fa’iq (2010) ................................................................................. 2.7 Sintesis .........................................................................................
13 13 13 14 16 20 25 28
BAB 3 KERANGKA TEORITIS ................................................... 3.1 Pengantar ..................................................................................... 3.2 Laras Olahraga ............................................................................. 3.2.1 Definisi Laras .....................................................................
29 29 29 29
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
3.2.2 Olahraga ............................................................................. 3.3 Morfologi Bahasa Arab ................................................................ 3.3.1 Definisi Morfologi ............................................................. 3.3.2 Morfem, Kata, dan Kelas Kata ........................................... 3.3.3 Infleksi ............................................................................... 3.3.4 Derivasi .............................................................................. 3.4 Sumber Pembentukan Kata dan Bentuk Kata dalam Bahasa Arab Moderen .............................................................................................. 3.4.1 Sumber Pembentukan Kata ............................................... 3.4.1.1 Kosakata Bahasa Arab .............................................. 3.4.1.2 Kosakata Bahasa Asing ............................................. 3.4.2 Bentuk Kata dan Frasa dalam Bahasa Arab Modern ......... 3.5 Semantik Bahasa Arab ................................................................ 3.5.1 Definisi Semantik .............................................................. 3.5.2 Peranan Semantik dalam Pembentukan Kosakata Baru .... 3.6 Relasi Makna ................................................................................ 3.6.1 Relasi Makna Keidentikan ................................................. 3.6.1.1 Homonimi .................................................................. 3.6.1.2 Polisemi ..................................................................... 3.6.1.3 Sinonimi .................................................................... 3.6.2 Relasi Makna Peliputan ..................................................... 3.6.3 Relasi Makna Pertentangan ............................................... 3.7 Idiom ............................................................................................ 3.8 Istilah ............................................................................................ BAB 4 ANALISIS MORFOLOGI KOSAKATA BAHASA ARAB LARAS OLAHRAGA ..................................................................... 4.1 Pengantar ..................................................................................... 4.2 Arabisasi ...................................................................................... 4.2.1 Transliterasi ....................................................................... 4.2.2 Transkripsi ......................................................................... 4.3 Derivasi ........................................................................................ 4.3.1 Akar Kata ........................................................................... 4.3.2 Pola Derivasi Kata ............................................................. 4.4 Relasi antara Arabisasi dan Derivasi ........................................... 4.5 Pluralisasi .................................................................................... 4.6 Gabungan Kata ............................................................................ 4.7 Hibrida ......................................................................................... 4.8 Singkatan Lambang Huruf .......................................................... BAB 5 ANALISIS SEMANTIK KOSAKATA BAHASA ARAB LARAS OLAHRAGA ...................................................................... 5.1 Pengantar ..................................................................................... 5.2 Peranan Semantik dalam Pembentukan Kosakata Bahasa Arab Laras Olahraga ................................................................................... 5.2.1 Metafora .............................................................................
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
30 31 31 32 35 36 39 39 39 40 43 45 45 46 48 48 48 49 49 50 51 51 52
53 53 53 53 55 64 65 65 68 69 70 73 74
76 76 76 76
5.2.2 Penerjemahan ..................................................................... 5.3 Perubahan Makna ........................................................................ 5.4 Relasi Makna ............................................................................... 5.4.1 Homonimi .......................................................................... 5.4.2 Polisemi ............................................................................. 5.4.3 Sinonimi ............................................................................. 5.4.4 Antonimi ............................................................................ 5.4.5 Hiponimi ............................................................................. 5.5 Idiom ............................................................................................ 5.6 Istilah ............................................................................................
77 78 78 78 79 79 81 82 83 84
BAB 6 KESIMPULAN ....................................................................
86
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... BIOGRAFI SINGKAT ....................................................................... LAMPIRAN .......................................................................................
87 90 91
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Pola Pembentukan Kosakata dalam MSA
18
Tabel 4.1 Penyesuaian Pelafalan Kosakata Bahasa Arab Laras Olahraga
63
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
DAFTAR TRANSLITERASI ARAB-LATIN
1. Konsonan Huruf Arab
Huruf Latin
Huruf Arab
Huruf Latin
ا
tidak
ط
th
dilambangkan
ب
b
ظ
zh
ت
t
ع
’ (apostrof)
ث
ts
غ
gh
ج
j
ف
f
ح
ḥ
ق
q
خ
kh
ك
k
د
d
ل
l
ذ
dz
م
m
ر
r
ن
n
ز
z
و
w
س
s
ه
h
ش
sy
ء
?
ص
sh
ي
y
ض
sh
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
2. Vokal Vokal bahasa Arab seperti bahasa Indonesia terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. 2.1 Vokal tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang dilambangkan berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut: Tanda
Nama
Huruf latin
- َ◌--
/fathah/
a
-◌ِ --
/kasrah/
i
-◌ُ --
/dhammah/
u
Contoh:
(1) ﺐ َ َ َﻛﺘ: /kataba/ (2) ذًﻛَِﺮ: /dzukira/ (3) ﺴ َﻦ ُ َﺣ: / ḥasuna/
2.2 Vokal Rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf
Contoh:
Tanda
Huruf latin
- َ◌ ْي--
ai
- َ◌ ْو--
au
(4) ﻒ َ َﻛْﻴ: /kaifa/ (5) ﻗَـ ْﻮٌل: /qaulun/
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
3. Vokal Panjang Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa
Contoh:
Tanda
Huruf latin
- َ◌ا--
â
- ِ◌ي--
î
- ُ◌و--
û
(6) ﺎل َ َﻗ
/qâla/
(7) ﻓِْﻴ ِﻪ
/fîhi/
(8) ُﻣ ْﺴﻠِ ُﻤ ْﻮ َن
/muslimûn/
4. Tâ? Marbûthah 1. ﺓ/tâ? Marbûthah/ non-asimilatif Tâ? marbûthah yang mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhammah. Contoh: (9) ُ اﳌ ِﺪﻳْـﻨَﺔ/al-madînatu/
َ
2. ﺓ/tâ? marbûthah/ asimilatif Tâ?
marbûthah
yang
mati
atau
mendapat
harakat
sukun,
transliterasinya adalah /h/. Transliterasi ini juga berlaku jika kata yang diakhiri dengan tâ? marbûthah merupakan kata terakhir pada sebuah frase atau kalimat. Contoh: (10) اﳌ ِﺪﻳﻨَﺔُ اﳌﻨَـ ﱠﻮَرة/al-madînatu l-munawwarah/
ُ
َ
5. Tanwin Tanda
Huruf latin
- ً◌--
an
- ٍ◌--
in
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
-◌ٌ --
un
Contoh: (11) ًﻟَْﻴﻼ
/lailan/
(12) ﻟَْﻴ ٍﻞ
/lailin/
(13) ﻟَْﻴ ٌﻞ
/lailun/
6. Syaddah (Tasydîd) ّ Syaddah atau tasydîd dilambangkan dengan tanda (-◌--). Dalam transliterasi ini, tanda syaddah dilambangkan dengan konsonan kembar. Contoh: (14) ﰊ ْ َرﱢ/rabbî/ 7. Artikel Artikel dilambangkan dengan ﺍﻝ/al / untuk artikel takrif, namun dalam transliterasi ini penulisan artikel dibedakan atas artikel yang diikuti oleh huruf syamsiyyah (huruf-huruf asimilatif) dan artikel yang diikuti oleh huruf qamariyyah (huruf-huruf tak asimilatif). /al / qamariyyah maupun syamsiyyah ditulis menurut pelafalan dan dipisah dengan kata yang mengikutinya dengan menggunakan tanda penghubung. 1. Artikel yang diikuti oleh huruf syamsiyyah Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah ditrasnsliterasikan secara asimilatif terhadap huruf awal dari nomina yang disandangnya. Contoh (15) ﱠﻤﺲ ْ اﻟﺸ/asy-syamsu/
ُ
2. Artikel yang diikuti oleh huruf qamariyyah Artikel ال/al / yang diikuti oleh huruf qamariyyah ditransliterasikan dengan cara tak asimilatif terhadap huruf awal dari nomina yang disandangnya sesuai dengan bunyinya. Contoh (15) اﻟ َﻘ َﻤ ُﺮ/al-qamaru/
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
3. Artikel ﺍﻝ/al / syamsiyyah ataupun qamariyyah yang didahului oleh kata lain dan pelafalannya disambung, maka transliterasinya tanpa didahului vokal /a/ Contoh:
(16) ﱠﻤﺲ ْ ﻧـُ ْﻮُر اﻟﺸ/nûru sy-syams/ (17) َﻣ ﱠﻜﺔُ اﳌ َﻜﱠﺮَﻣﺔ/Makkatu l-mukarramah/
ُ
8. Hamzah Hamzah ءdilambangkan bila terletak di tengah dan diakhir kata. Apabila terletak di awal kata, hamzah tidak dilambangkan karena tulisan Arab berupa ﺍ/alif/. -
Hamzah mati dan hamzah hidup yang terletak di belakang konsonan atau vokal rangkap (diftong) dalam suatu kata dilambangkan dengan tanda /?/ contoh (18) ﺄﺧ ُﺬ ُ َ ﺗ/ta?khudzu/, (19) َﺷْﻴ ٌﺊ/syai?un/
-
Hamzah yang terletak di akhir dilambangkan dengan tanda /?/ contoh (20) َ ﻗَـَﺮأ/qara?a/
-
Hamzah yang terletak di awal tidak dilambangkan dengan tanda /?/, tetapi dengan vokal /a/, /i/, /u/, contoh (21) إ ﱠن/inna/
-
Hamzah washal ditengah kalimat tidak dilambangkan; dan huruf setelahnya dipisahkan dengan tanda hubung, contoh (22) َو ْارﲪَْـ ِـﲏ/wْ arhamnî/
Keterangan: Transliterasi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158 tahun 1987 dan Nomor 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988. Namun penulis melakukan modifikasi pada huruf-huruf tertentu dikarenakan beberapa alasan teknis.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG
Daftar Singkatan b.A : bahasa Arab b.I : bahasa Indonesia b.Ing : bahasa Inggris Daftar Lambang /.../ : Mengapit transliterasi ‘...’ : Menunjukkan arti atau terjemahan cetak miring : Menunjukkan bahasa asing, judul buku, dan nama lembaga atau perusahaan
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
GLOSARIUM
Abreviasi
: pemendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap
Adverbia
: kata yang memberikan keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat,
Adjektiva
: kata sifat
Akronim
: kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yg wajar
Analogi
: kesepadanan antara bentuk bahasa yang menjadi dasar terjadinya bentuk lain
Antonimi
: oposisi makna dalam pasangan leksikal yang dapat dijenjangkan
Arabisasi
: proses pemungutan bahasa asing dengan pola morfologi dan fonologi Arab
Aspek
: kategori gramatikal verba yang menunjukkan lama dan jenis perbuatan
Calque (b.Ing)
: penerjemahan harfiah
Calque by ekstension (b.Ing): penerjemahan harfiah disertai perluasan makna Coinage (b.Ing)
: pembentukan kata
Compound calques (b.Ing) : penerjemahan bukan kata per kata Construct phrase (b.Ing)
: satu nomina diikuti oleh nomina lain yang menunjukkan
pembatasan
keterangan
atas
nomina yang sebelumnya hingga membuatnya menjadi definitif, sekalipun tanpa artikel (al-) Derivasi
: afiksasi yang tidak bersifat inflektif pada bentuk dasar untuk membentuk kata baru
Fleksi
: afiksasi pada dasar atau akar untuk membatasi makna gramatikalnya
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Hibrida
: kata kompleks yang bagian-bagiannya berasal dari bahasa berbeda
Hiponimi
: hubungan antara makna spesifik dan makna generik atau antara anggota taksonomi dan nama taksonomi
Homonimi
: hubungan antara dua kata yang ditulis dan/atau dilafalkan dengan cara sama, tetapi tidak mempunyai makna yang sama
Idiom
: konstruksi yang maknanya tidak sama dengan gabungan makna unsurnya
Idhâfah (b.A)
: bentuk penyandaran suatu isim dengan isim yang lain
Infleksi
: perubahan bentuk kata (dalam bahasa fleksi) yang menunjukkan berbagai hubungan gramatikal
Istiqâq (b.A)
: derivasi
Konsep
: gambaran mental dari objek, proses, atau apa pun yg ada di luar bahasa, yg digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain
Laras
: variasi
bahasa
menurut
pemakaian
yang
berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, dan menurut media pembicaraan Makna leksikal
: makna asli/semula suatu kata
Makna struktural
: makna kata yang sudah terkait dengan kata-kata lain yang bersamanya
Morfem
: satuan bentuk bahasa terkecil yg mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yg lebih kecil
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Morfologi
: cabang
ilmu
linguistik
yang
mempelajari
tentang morfem Metafora
: pemakaian kata atau ungkapan lain untuk obyek atau
konsep
lain
berdasarkan
kias
atau
persamaan Naḥt (b.A)
: akronim
Neologisme
: kata bentukan baru atau makna baru untuk kata lama yg dipakai dalam bahasa yang memberi ciri pribadi atau demi pengembangan kosakata
Parafrase
: pengungkapan kembali suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa yang sama, namun tanpa mengubah maknanya
Partial calque (b.Ing)
: pernerjemahan harfiah kata per kata
Preposisi
: kata depan
Polisemi
: bentuk bahasa (kata, frasa, dan sebagainya) yang mempunyai makna lebih dari satu
Qawâlib (b.A)
: kemurnian bahasa
Qiyâs (b.A)
: analogi
Relasi makna
: hubungan makna antar kata
Semantik
: cabang
ilmu
linguistik
yang
mempelajari
tentang makna Sinonimi
: hubungan antara bentuk bahasa yang mirip atau sama maknanya
Ta’rîb (b.A)
: Arabisasi
Transkripsi
: penyalinan teks dengan mengubah ejaannya ke dalam ejaan lain untuk menunjukkan lafal bunyi unsur bahasa yang bersangkutan
Transliterasi
: penggantian huruf demi huruf dari aksara Latin ke aksara Arab tanpa mengindahkan lafal bunyi kata yang sebenarnya
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, tidak ada satupun media massa, dalam hal ini koran, yang tidak memiliki rubrik olahraga termasuk di dalamnya koran berbahasa Arab. Misalnya dalam koran Al-Rayat dari Qatar yang dijadikan bahan kajian dalam penelitian penulis kali ini, pada saat mengunduh koran tersebut dari website-nya, terlihat terdapat tiga rubrik utama di dalamnya yaitu : Al-Raya Al-Yaumiyyah, AlRaya
Al-Riyadiyyah,
Riyadiyyat
(rubrik
Al-Raya olahraga)
Al-Iqtishaadiyyah 1. pada
koran
Rubrik
tersebut
Al-
terlihat
menempati salah satu dari tiga rubrik utama yang terdapat dalam koran yang berasal dari Qatar tersebut. Hal itu membuktikan bahwa rubrik olahraga pada koran Arab sangatlah penting dan utama keberadaannya.
Kecenderungan
ini
berkaitan
erat
dengan
minat masyarakat Arab terhadap berita olahraga yang berdampak pada tingkat penjualan koran tersebut, seperti yang dikatakan oleh Jon Ryan seorang editor The Sunday Telegraph: Newspaper has changed as sport has changed, take football, the game, for a host of reason, has moved up market. It’s now after dinner-conversation in a way it wasn’t not that long ago. The Daily Telegraph carries football news stories on its front page that would have been unthinkable not too long back. I mean the Sunday telegraph has always been a cricet paper, traditionally our number one sports, but the range of sportswriters has grown over recent years to the extent that a football writers like Paddy Barclay will have status that would not have been the case on a paper such as this previously. (interview with the author dalam Raymond Boyle, 2006:160)
1
Data ini diambil dari website resmi koran Al-Raya dari Qatar yaitu http://www.raya.com.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Rubrik olahraga merupakan alat untuk meningkatkan daya jual suatu koran. Nilai komersial yang dimiliki membuat rubrik ini diberi perhatian khusus. Jon Ryan pun, dalam buku yang sama, mengatakan bahwa meningkat
dan
belakangan ini jumlah penulis rubrik olahraga
tidak
jarang
pula
berita
olahraga
menduduki
headline suatu koran. Hal ini serupa dengan apa yang dikatakan oleh Bangun seorang wartawan dan redaktur olahraga di Indonesia, ‘dari survei pembaca dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah salah satu topik yang paling menarik minat’ (Bangun, 2007:43). Menurut data yang penulis peroleh, sekarang ini terdapat lebih dari 100 koran dan 120 majalah berbahasa Arab. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya bahasa Arab tidak hanya untuk orang yang berbicara bahasa Arab saja, tapi juga dunia seluruhnya (Bakalla, 1984:10). Seiring dengan rubrik olahraga pada koran Arab yang tak terbantahkan lagi keberadaannya, tentu menjadikan bahasa pers yang digunakan (dalam hal ini bahasa Arab) juga semakin
berkembang.
Rubrik
olah
raga
menduduki tempat khusus dalam segi
dalam
koran
Arab
morfo-semantik. Hal
ini
karena istilah olah raga yang mereka gunakan berbeda dengan yang
biasa
ditemukan
dalam
referensi
lainnya
sehingga
perlu
pengetahuan khusus untuk memahami istilah-istilah tersebut. Sebagai
perbandingan
penulis
ingin
menunjukkan
perkembangan bahasa laras olahraga yang terjadi di Indonesia. Menurut
Untung
Yuwono,
kosakata
bahasa
Indonesia
laras
olahraga yang ditampilkan dalam media massa cetak dewasa ini menunjukkan
perkembangan
asing
masuk
yang
perkembangan
dunia
ke
yang alam
olahraga
mencolok.
Derasnya
pengetahuan
orang
yang
pesat,
kosakata Indonesia,
kecenderungan
pers
dalam pemilihan dan penampilan berita, serta kebebasan pegiat pers
dalam
menulis
dianggap
sebagai
penyebab
perkembangan
yang mencolok itu. Data kosakata yang dianggap sebagai bagian
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
dari
khazanah
kata
laras
olahraga
sementara
ini
menunjukkan
bahwa khazanah kosakata bahasa Indonesia laras olahraga kaya akan metafora, kata serapan, dan kata asing. Kekayaan itu di satu sisi dapat memperumit penyusunan glosarium dan kamus istilah olahraga, namun di sisi lain dapat merupakan bahan baku bagi pembakuan istilah olahraga (Yuwono, 2009:1). Tercatat
oleh
Sugono
(Sugono
dalam
Yuwono,
2009:2)
bahwa sampai tahun 1999 saja telah dihasilkan 215.062 istilah bahasa Indonesia dari 134 bidang/subbidang ilmu. Namun, adakah di antara sekian istilah dan bidang itu istilah bidang olahraga? Istilah
dalam
beberapa
bidang
telah
disorot
dalam
berbagai
pertemuan ilmiah, terutama bidang ilmu dasar, seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi. Istilah bidang ilmu terapan, seperti pertanian
dan
peternakan,
pun
tidak
ketinggalan
dikembangkan
dan didokumentasi dalam bentuk glosarium dan kamus istilah. Agaknya bidang olahraga menjadi “anak tiri” sehingga hingga kini tak satu pun glosarium dan kamus istilah bidang olahraga dijumpai di pasar atau sumber pustaka. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa prioritas pengembangan kosakata dewasa ini diberikan pada bidang ilmu dan teknologi. Kuat asumsi bahwa bidang ilmu tertentu, seperti ilmu alam, ekonomi, sosial, dan humaniora, serta teknologi menguasai hajat hidup orang banyak. Bidang olahraga, yang sejak masa
sekolah
dasar
telah
dipelajari,
tentu
tidak
termasuk
di
dalamnya. Hal yang kedua, yang boleh jadi lebih objektif, adalah makin
banyaknya
subbidang
dalam
bidang
olahraga.
Cabang
olahraga bertambah dari waktu ke waktu. Perkembangan bidang olahraga yang pesat dengan aneka cabang atau subbidangnya itu— yang
diperkuat
penikmat
oleh
makin
olahraga dan
menyebabkan
khazanah
beragamnya
kebutuhan
berkembangnya teknologi kata
bidang
masyarakat
keolahragaan—
olahraga
bertambah
melimpah, yang pada ujungnya memperumit inventarisasi istilah
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
bidang olahraga itu. Hal
tersebut
di atas,
yang
menyebabkan
pengembangan dan inventarisasi khazanah bahasa Indonesia laras olahraga tidak secepat laras yang lain. Pemaparan dalam tulisan ini ditekankan
pada
pemakaian
kosakata
dalam
teks-teks
berlaras
olahraga dewasa ini di dalam media massa cetak. Pemuatan teksteks berlaras olahraga dalam media massa cetak memperlihatkan bahwa bidang olahraga termasuk bidang yang diberikan perhatian secara istimewa. Surat kabar harian apapun yang terbit hingga saat ini, sebagai contoh, menyediakan halaman khusus untuk teks-teks tentang olahraga. Belum lagi media khusus, seperti tabloid dan majalah olahraga, yang menunjukkan bahwa bidang ini diminati secara
luas
oleh
masyarakat.
Dengan
demikian,
telaah
tentang
perkembangan kosakata laras olahraga perlu diajukan. “Kekhasan” kosakata
laras
mempermudah
olahraga,
apabila
penyusunan
diketahui,
glosarium
akan
ataupun
membantu
kamus
istilah
olahraga. Kenyataan
yang
terjadi
dalam
bahasa
Indonesia
tersebut
nampaknya juga terjadi di negara-negara berbahasa Arab. Seiring dengan masuknya macam-macam olahraga ke dunia Arab, maka muncul pula istilah-istilah baru dalam sebuah bahasa (dalam hal ini bahasa Arab). Istilah-istilah baru tersebut dapat dibentuk sendiri atau pun dipungut dari bahasa asing, baik direncanakan atau pun tidak
direncanakan 2.
Hal
ini
seperti
yang
dikemukakan
Sakri
(1993:230), dia berpendapat bahwa setiap bahasa alami memiliki kemampuan untuk berkembang ke segala arah dan menyesuaikan diri dengan mampu
tuntutan
menemukan
komunikasi. cara
Setiap
untuk
bahasa alami
menciptakan
kata
ternyata atau
ungkapannya. 2
Dalam perkembangan bahasa dikenal istilah perencanaan bahasa. Perencanaan bahasa adalah sebuah kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Pusat Bahasa, untuk menentukan variasi bahasa mana yang dikukuhkan sebagai bahasa nasional, menyeleksi kata-kata baru, dan semacamnya.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Sebelumnya telah penulis ungkapkan, perkembangan dunia olahraga yang begitu besar membawa pengaruh nyata terhadap perkembangan bahasa, yaitu dengan munculnya kosakata-kosakata baru di pelbagai bahasa, tak terkecuali bahasa Arab. Dalam hal ini bahasa Arab, suatu bahasa yang paling kaya literaturnya menurut para linguis (Gray, 1971:6), harus memainkan peranannya yang dalam hal ini membentuk peristilahan kata dalam ranah olahraga mengingat fungsi bahasa Arab sebagai bahasa internasional, ilmu pengetahuan, seni, dan pembawa kebudayaan yang besar (Bakalla, 1984: 10). Hal inilah yang membuat bahasa Arab memungut ide dan konsep dari bahasa dimana olahraga yang kini populer di negeri-negeri
Arab
distandardisasi
berasal.
oleh
Ide dan
konsep
akademisi-akademisi
Damaskus, Baghdad, Amman
tersebut Arab
kemudian
di
Kairo,
selanjutnya dimasukkan ke dalam
bahasa Arab. Proses penerjemahan istilah-istilah baru ke dalam bahasa Arab atau pengkonstruksian sebuah kosakata bahasa Arab baru dikenal sebagai coinage atau penciptaan kata baru (Bakalla, 1984: 14). Dalam upaya membentuk kosakata baru dapat ditempuh dengan berbagai cara, Usman (1978: 11, dalam Lesmana, 2010: 33)
dalam
bukunya
yang
berjudul
Pengantar
Ilmu
Kosakata
mengungkapan, “Cara pembentukan kata baru pada dasarnya ada dua, yaitu katakata yang dibentuk dari sumber bahasa itu sendiri dan kata-kata yang dipungut dari sumber bahasa lain, atau kadang-kadang gabungan dari kedua sumber tersebut.” Adapun contoh kosakata bahasa Arab laras olahraga adalah sebagai berikut : (1) ﻓﺮﻳﻖ
/farîq/
‘tim’
(2) ﺑﺎدﻣﻴﻨﺘﻮن
/bâdmîntûn/
‘bulu tangkis’
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(3) ﻣﺒﺎراة
/mubârâh/
‘pertandingan’
(4) ﻣﺮﻣﻰ
/marma/
‘gawang’
(5) ﺧﻄﻒ ﻫﺪف
/khathf hadaf/
‘membuat gol’
(6) ﺑﺪاﻳﺔ اﳌﻮﺳﻢ
/bidâyatu l-mawsim/
‘awal musim’
(7) ﻛﺄس اﻟﻌﺎﱂ
/ka?su l-‘âlam/
‘piala dunia’
(8) إﻟﻜﱰوﱐ
/’adâd i?liktirûnî /
‘jam elektronik’
/hadaf/
‘gol’
(9) ﻫﺪف
ﻋﺪاد
Pada contoh kata-kata di atas ada yang dibentuk dari bahasa Arab sendiri (contoh 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9), dari bahasa asing melalui proses transkripsi (contoh 2), atau pun gabungan dari dua bahasa (contoh 8). Ada yang bentuk tunggal (contoh 1, 2, 3, 4, 9), ada juga yang berupa gabungan kata (contoh 5, 6, 7, 8). Gabungan kata pun terbagi menjadi beberapa subbentuk lagi, ada yang berupa frase nomina (contoh 5 dan 8) dan ada yang berupa frase nomina idhâfah (Contoh 6 dan 7). Dari segi semantis, keunikan terjadi pada contoh 9, kata ﻫـﺪف/hadaf/ yang artinya ‘gol’ atau ‘goal’. Kata tersebut sebenarnya memiliki arti ‘tujuan’ akan tetapi dalam laras olahraga mengalami perubahan makna menjadi ‘gol’. Mengenal bentuk kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses penerjemahan. Karena dengan mengenal bentuk kata itulah, makna kata dapat lebih mudah dimengerti (Lesmana, 2010: 31). Oleh sebab itu, penulis beranggapan bahwa dibutuhkan kajian morfologi dan semantik (yang merupakan subsistem bahasa) untuk lebih memahami istilah-istilah bahasa Arab laras olahraga. Aspek morfo-semantik
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
merupakan aspek bahasa yang sangat penting bagi bahasa-bahasa flektif 3 seperti bahasa Arab (Katamba, 1993: 58-59). Morfologi adalah proses pengubahan bentuk kata yang mencakup bagian-bagiannya dan pembentukannya. Pembentukan kata dalam proses morfologis selalu diikuti perubahan yang mengakibakan timbulnya kelas kata baru, namun ada juga berupa infleksi yaitu perubahan yang tidak mengakibatkan timbulnya kelas kata baru (Kentjono, 1984: 46). Dalam bahasa Arab, umumnya proses morfologis terjadi dengan penambahan internal, perubahan internal atau modifikasi internal, contoh ﻛﺘـﺐ/ktb/ dapat dibentuk menjadi beberapa verba, antara lain ﻛﺘـﺐ/kataba/ ‘menulis’,
ﻳﻜﺘـﺐ/yaktubu/ ‘menulis,’ اﻛﺘـﺐ/uktub/ ‘tulislah’, ﻛﺎﺗـﺐ/kâtib/ ‘penulis’, dan ﻣﻜﺘﺒﺔ/maktabah/ ‘perpustakaan’. Proses morfologis tidak hanya menghasilkan bentuk baru melainkan juga memperoleh makna baru yang disebut makna gramatikal, sedangkan makna semula adalah makna leksikal (Kridalaksana, 1996: 10). Pemaknaan tersebut dikaji dalam ilmu tentang makna yaitu semantik. Apabila digabungkan antara morfologi dan semantik maka terbentuklah morfo-semantik yang berarti perubahan-perubahan makna suatu kata dengan diikuti perubahan makna kata itu sendiri. Pengertian tersebut diartikan bahwa pembentukan suatu makna dapat melibatkan proses morfologis di dalamnya. Hal tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Bakalla (1990: 14) dalam sebuah bukunya yang berjudul, Arabic Culture; Through Its Lanuguage and Literature, Building a new vocabulary involves two main linguistik levels, namely semantics and morphology. Semantics concern itself with the study of the meaning of the word coined, while morphology involves 3
Fleksi (Flection) adalah proses/hasil penambahan afiks pada dasar atau akar untuk membatasi makna gramatikalnya. (Kridalaksana, 1993: 55)
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
the study of the information of words or terms. Wheareas semantics is the study of the internal content of words; morphology concentrates on the external shape of words. ‘pembentukan sebuah kosakata baru meliputi dua tingkat linguistik yang utama, yaitu semantik dan morfologi. Semantik menyangkut kajian tentang arti dari kata yang diciptakan, sedangkan morfologi menyangkut kajian tentang pembentukan kata atau istilah. Jadi semantik merupakan kajian tentang isi kata bagian dalam dan morfologi memusatkan perhatian pada bentuk kata bagian luar.’ Kekhasan inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji istilah-istilah dalam laras olahraga dalam koran Arab yaitu Al-Rayat dari segi morfo-semantik.
1.2 Rumusan Masalah Kosakata bahasa Arab laras olahraga memiliki kekhasan secara bentuk dan makna dengan bahasa Arab pada umumnya. Bagaimanakah pembentukan dan makna kosakata bahasa Arab laras olahraga tersebut dalam koran Al-Rayat ditinjau dari segi morfo-semantik merupakan permasalahan pokok dalam penelitian yang penulis lakukan ini.
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Menjelaskan proses morfologis dan semantis pembentukan kosakata bahasa Arab laras olahraga. 2. Memaparkan bentuk-bentuk kosakata bahasa Arab laras olahraga. 3. Menjelaskan makna-makna kosakata bahasa Arab laras olahraga, baik makna bentuk tunggal, gabungan kata, idiom, atau pun beberapa relasi makna yang terkandung di dalamnya.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
1.4 Batasan Masalah Secara kuantitatif, kosakata bahasa Arab laras olahraga sangat banyak karena begitu banyak pula cabang olahraga yang ada di dunia ini. Menyebutkan semua kosakata bahasa Arab laras olahraga sama halnya dengan menyebutkan semua kosakata olahraga yang ada dalam semua cabang olahraga. Bahkan, terdapat kamus olahraga khusus sepakbola yang dibuat oleh Samir Shanawiy yang dapat diunduh di internet dengan mudah 4. Terdapat pula kamus olahraga di semua bidang yang ada, artinya jumlah lema atau entry dalam kamus olahraga tersebut tidaklah sedikit. Oleh karena itu, agar ruang lingkup pembahasan dalam analisis ini lebih fokus dan tidak terlalu luas, maka istilah-istilah yang akan dianalisis penulis adalah istilah-istilah yang terdapat di koran Al-Rayah pada rubrik Al-Riyadiyyah-nya. Selain itu, penulis menggunakan kamus olahraga seperti kamus yang penulis sudah sebutkan di atas serta kamus bahasa Arab karya Munawwir dan Hans Wehr sebagai referensi tambahan.
1.5 Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan, 1. Dapat dijadikan acuan bagi mahasiswa untuk memahami istilahistilah dan kosakata olahraga berbahasa Arab yang biasa dipakai di koran Arab. 2. Dapat dijadikan panduan bagi pembaca koran berbahasa Arab terkhusus rubrik olahraganya ketika mencari arti atau makna istilah tersebut di dalam kamus. 3. Dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang mempunyai minat terhadap bidang linguistik Arab (aspek teoretis).
4
Dapat diunduh di website http://cdn.almaany.com/dicload/sport_dictionary.pdf
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
4. Dalam bidang penerjemahan, dapat dijadikan referensi dalam penerjemahan kosakata bahasa Arab laras olahraga bagi pembelajar bahasa Arab lainnya (aspek praktis).
1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Korpus Data Penelitian Korpus data penelitian ini adalah kosakata bahasa Arab laras olahraga. Data yang terdapat dalam skripsi ini sebagian besar diambil dari koran Al-Rayat dari negara Qatar rubrik Al-Riyadiyyah. Lebih lengkapnya, penulis menggunakan rubrik koran tersebut yang terbit pada tanggal 12, 13, 15, 16, 17, 18, 23, 31 pada bulan Oktober untuk mencari kosakata bahasa Arab laras olahraga yang akan penulis jadikan input kata di dalam skripsi ini. Sementara itu, penulis juga mengambil data dari The Sport Dictionary dan Soccer Glossary.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan, penulis menggunakan beberapa cara pengumpulan data, yaitu: 1. Studi Kepustakaan Studi ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder, telaah kepustakaan, kerangka pemikiran, serta teori yang dianggap
relevan
dengan
permasalahan.
Melalui
studi
kepustakaan ini diperoleh pernyataan, pemikiran beserta teori yang digunakan untuk memecahkan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini. Data-data ini digunakan untuk membentuk suatu kerangka teoritis atas permasalahan yang akan dibahas. Data-data
kepustakaan
tersebut
diperoleh
di
Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, atau pun buku-buku
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
koleksi pribadi penulis, dan sisanya melalui internet. Selain itu, ada juga data primer yang didapatkan melalui studi kepustakaan ini, salah satunya melalui daftar kosakata olahraga yang terdapat di dalam kamus khusus olahraga maupun umum berbahasa Arab yang telah penulis sebutkan di atas.
2. Pengamatan Metode ini dilakukan untuk memperoleh data primer. Penulis mengamati rubrik Al-riyadiyyah pada koran Qatar tersebut pada beberapa edisi yang telah diterbitkan dengan merujuk kepada kamus olahraga yang
telah penulis miliki.
Selanjutnya penulis pilah dan pilih kata-kata apa saja yang akan dijadikan objek penelitian.
1.6.3 Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah prosedur analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang dapat diamati. Alasan penulis memilih metode ini adalah keinginan penulis untuk melakukan analisis dan eksplorasi terhadap bentuk dan makna kosakata bahasa Arab laras olahraga yang sampai saat ini –sepanjang pengetahuan penulis- belum dikaji secara linguistik oleh penelitipeneliti lain, terutama peneliti dari Indonesia.
1.6.4 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, 1. Mencari kosakata laras olahraga dalam bahasa Arab di koran AlRaya dan kamus khusus olahraga.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
2. Mengelompokkan kosakata tersebut berdasarkan kategorikategorinya. 3. Menganalisis
kosakata
tersebut
berdasarkan
bentuk
dan
maknanya. Penulis menarik kesimpulan penelitian berdasarkan hasil penelitan dan kerangka teoritis. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban dari rumusan masalah sekaligus merupakan hasil akhir yang dicapai penulis dalam penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan Tulisan dalam skripsi ini akan disajikan dalam enam bab. Bab pertama adalah bab pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metodologi penelitian; korpus data penelitian, teknik pengumpulan data, metode penelitian, prosedur penelitian. Subbab terakhir berkenaan dengan sistematika penulisan skripsi. Bab kedua berisikan tinjauan pustaka dari buku-buku yang dijadikan referensi untuk analisis ini. Bab ini juga mengupas kajiankajian terdahulu oleh peneliti-peneliti lain yang masih erat kaitannya dengan kajian dalam skripsi ini. Selanjutnya penulis menjelaskan garis kesinambungan dari
buku/penelitian tersebut yang berkaitan dengan
penulisan skripsi ini. Bab ketiga adalah kerangka teoritis. Bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang dijadikan penulis sebagai rujukan dalam analisis ini. Bab keempat adalah kajian morfologi kosakata bahasa Arab laras olahraga. Bab kelima, kajian semantik kosakata bahasa Arab laras olahraga. Bab terakhir, keenam adalah kesimpulan. Kesimpulan data dan permasalahan yang penulis analisis.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengantar Seharusnya bab ini membahas mengenai buku-buku dan kajian terdahulu yang berkaitan erat dengan topik dan korpus analisis skripsi penulis. Akan tetapi, sepengetahuan penulis, belum ada buku-buku ataupun kajian terdahulu yang secara khusus membahas mengenai kosakata bahasa Arab laras olahraga, terutama analisis dalam bidang linguistiknya (morfologi dan semantik). Oleh karena itu, pada bab ini, penulis memuat buku-buku dan kajian terdahulu yang masih berkaitan dengan bahasa Arab modern karena menurut penulis kajian mengenai kosakata bahasa Arab laras olahraga masih erat hubungannya dengan kajian bahasa Arab modern. Dalam penyajiannya, penulis akan memuat buku-buku dan kajian terdahulu tersebut dimulai dari karya terlama sampai yang terbaru.
2.2 Bakalla (1984) Sebuah buku yang berjudul Arabic Culture Through Its Language and Literature adalah buku karya M.H Bakalla yang diterbitkan oleh Kegan Paul International , London, Boston, Melbourne, dan Henley. Isi buku ini terdiri dari dua bagian yaitu yang pertama membicarakan tentang bahasa arab dan yang kedua membicarakan tentang kesusastraan Arab. Pada
tahun 1990,
Maman Lesmana telah menerjemahkan buku ini ke dalam bahasa Indonesia akan tetapi dia memisahkan dua bagian dari buku ini menjadi dua buku. Buku pertama adalah buku yang membicarakan tentang bahasa Arab yang dia beri judul Pengantar Penelitian Studi Bahasa Arab. Sementara itu buku yang kedua adalah buku yang membicarakan tentang kesusastraan Arab yang dia beri judul Pengantar Penelitian Studi Sastra Arab. Alasan Lesmana memisahkan dua bagian ini menjadi dua buku karena menurutnya para peminat masalah ilmu bahasa Arab, khususnya mahasiswa, berbeda dengan
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
para peminat ilmu sastra Arab. Buku yang penulis jadikan sebagai pendamping dari buku utama Bakalla (versi berbahasa Inggris) yang berjudul ‘Arabic Culture Through Its Language and Literature’ adalah buku Lesmana yang pertama yang berjudul Pengantar Penelitian Studi Bahasa Arab. Setelah penulis membaca dan mengamati isi buku karangan Bakalla ini, terdapat dua bab yang penulis jadikan acuan untuk penulisan skripsi ini karena bab tersebut membahas tentang kajian bahasa Arab modern. Bab tersebut adalah bab “The Modernization of Arabic ‘Modernisasi Bahasa Arab’” dan bab “Loan-Words in Arabic ‘Kata Pinjaman dalam Bahasa Arab’”. Pada bab tersebut, Bakalla menjelaskan bahwa Bahasa Arab Modern tidak hanya berupa bahasa tulisan yang dipakai oleh penerbit dan pengarang ketika akan membuat buku, surat menyurat ataupun administrasi, tetapi juga berupa bahasa lisan yang
dipakai
oleh
orang-orang
yang
berpendidikan
dan
setengah
berpendidikan di dunia perkuliahan, serta dipakai secara luas oleh media cetak maupun elektronik seperti di koran, radio, dan televisi. Pada pertengahan abad ke-19, bahasa Arab telah memasuki fase baru dalam perkembangannya. Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa bahasa Arab telah memainkan peranannya sebagai pembawa ide-ide modern. Pelopornya tidak lain adalah para jurnalis, penulis, dan novelis Arab yang telah membuka jalan bagi bahasa Arab untuk mengambil tempat sebagai bahasa yang modern yang mampu mengungkapkan pemikiran modern dan cara hidup pada zaman modern. Saat ini bahasa Arab berada pada pengaruh tetap kebudayaan dari bangsa lain. Hasil kontak ini mengakibatkan bahasa Arab telah meminjam beberapa kata, ide, dan konsep dari bahasa lain. Para linguis Arab yang menyadari akan hal ini, menjadikan mereka aktif untuk menstandardisasikan bahasa Arab dan memasukkan istilah-istilah dan konsep baru ke dalam bahasa Arab. Proses penerjemahan istilah-istilah baru ke dalam bahasa Arab tersebutlah yang kemudian dikenal dengan coinage atau penciptaan kata baru. Bakalla
menyebutkan,
terdapat
dua
tingakatan
utama
dalam
pembentukan sebuah kosakata baru, yaitu semantik dan morfologi. Semantik
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
menyangkut studi tentang arti dan kata yang diciptakan (kata bagian dalam), sedangkan morfologi menyangkut studi tentang pembentukan kata atau istilah (kata bagian luar). Pada tingkat semantik, pembentukan kata-kata baru meliputi; penggunaan kata-kata Arab yang telah lama atau tidak terpakai lagi, metafora, dan penerjemahan. Sedangkan penciptaan kata-kata baru melalui proses morfologi meliputi; derivasi, penggabungan, dan arabisasi. 5 Selain ketiga bentuk tersebut, Bakalla juga sedikit membahas tentang bentuk hibrida dalam bahasa Arab, yaitu pencampuran bahasa Arab dan bahasa asing. Dalam karyanya tersebut, Bakalla banyak merujuk pada buku Prof. J. Stetkevych (1970) yang berjudul The Modern Arabic Literary Language terutama yang berkaitan dengan proses arabisasi. Dalam buku Stetkevych terdapat banyak teori mengenai arabisasi dari para linguis klasik dan modern seperti; Al-Hariri, Al-Maghribi dan Al-Jawhari. Ada suatu pendapat dari Sibawaihi dalam bukunya al-Kitab yang menyebutkan bahwa cara orang-orang Arab dalam mengarabisasi kosakata asing yang tidak sesuai dengan bahasa mereka yaitu dengan mengasimilasikan 6 huruf-huruf bahasa asing tersebut ke P1F
P
dalam huruf-huruf bahasa Arab baik konsonan maupun vokal tanpa mencapai struktur kata bahasa Arab. Bahkan seorang leksikografer Muslim terkenal sekaligus pengarang buku Sihah (abad 10), Al-Jawhari, memberikan sebuah pendekatan yang lebih keras dan berbeda dalam mengasimilasikan kata-kata asing ini yaitu dengan berpegang pada pola-pola kata atau ﻗﻮاﻟـﺐ/qawâlib/ yang terdapat dalam bahasa Arab. Jika proses ta’rîb (arabisasi) kosakata asing tidak memerhatikan kemurnian ﻗﻮاﻟـﺐ/qawâlib/ (pola kata asli bahasa Arab) maka kosakata asing itu akan tetap dianggap sebagai sebuah kosakata asing. Bakalla berpendapat bahwa jika dipandang dari segi linguistik, pengenalan kata-kata pinjaman modern ke dalam bahasa Arab akan 5 6
Lihat pada buku Bakalla halaman 14 dan 15. Asimilasi adalah proses penyesuaian (peleburan) kata dari sifat asli yang dimiliki (bahasa asal)
dengan sifat lingkungan sekitar (bahasa Arab).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
memperkaya bahasa Arab karena bahasa asing tersebut akan melengkapi bahasa Arab dengan kata-kata atau konsep yang tidak dimiliki oleh bahasa Arab. Bakalla juga menyebutkan beberapa contoh kata pinjaman ada yang berangsur-angsur hilang dan digantikan oleh bahasa Arab itu sendiri, seperti kata ﻫــﺎﺗﻒ/hâtif/ /telepon/ yang berangsur-angsur diperkenalkan untuk menggantikan kata ﺗﻠﻔ��ﻮﻥ/tilîfûn/, kata أﲤﺒﻴــﻞ/utumbîl/ digantikan ﺳ��ﻴّﺎﺭﺓ /sayyârah/ yang berarti ‘mobil’, dan أﺗــﺒﺲ/utubis/ atau ﺑــﺲ/bas/ yang digantikan dengan ﺣﺎﻓﻠـﺔ/hâfilah/ ‘bus’. Hal itulah yang disebut dengan istiqâq atau derivasi. Linguis-linguis modern cenderung kepada penggunaan bentuk istiqâq daripada ta’rîb, walaupun mereka juga tidak menolak arabisasi sepenuhnya.
2.3 Clive Holes (1995) Modern Arabic; Structures, Function, and Varieties adalah buku karya Clive Holes yang diterbitkan oleh Longman Linguistics Library di London dan New York pada tahun 1995. Buku setebal 343 halaman ini menjelaskan tentang garis besar dari struktur bahasa Arab modern yang digunakan oleh orang Arab mulai akhir abad ke-19. Dalam buku ini, terdapat 3 subbab yang menurut hemat penulis berkaitan dengan skripsi ini. Ketiga subbab tersebut adalah Verb Morphology, The Language of The Media, dan Journalism. Holes menjelaskan tentang prinsip derivasi morfologi bahasa Arab itu berhubungan dengan root (akar) dan pattern (pola) kosakata bahasa Arab. Sebagian besar akar kata tersebut disimbolisasi oleh Holes dengan tiga konsonan yaitu C1C2C3 yang diperoleh dari lapisan kata dari akar kata bahasa Arab. Menurutnya, sebuah kata bahasa Arab dibentuk dengan cara struktural dan semantis berkaitan dengan akar katanya. Contohnya, akar kata dari kataba dapat disimbolisasi dengan KTB yang berarti menulis. Apabila dilihat dari penyingkatan ini akan didapat kata-kata seperti
KiTa:B (buku), maKTaB
(meja), maKTaBa (perpustakaan) dan lain sebagainya.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Holes juga menambahkan bahwa makna akar kata bahasa Arab diekspresikan dalam bentuk paling sederhana dari akar kata verba yang tidak mengalami konjugasi yang mana kata tersebut terdiri dari konsonan itu sendiri serta pola vokal yang terinterdigitasi (ditandai). Terdapat peraturan dan pembatasan yang diberikan oleh Holes dalam kombinasi ketiga konsonan tersebut yaitu: 1. Sonorants 7 ( /l/, /n/, /r/, /w/, /y/) huruf-huruf tersebut dapat ditempatkan di posisi manapun dengan diikuti atau mengikuti konsonan yang lain. 2. C1 dan C2 tidak boleh 2 konsonan yang sama (homorganic). 3. C2 dan C3 boleh identik, tetapi tidak boleh sama (homorganic). 4. Ada beberapa akar kata dimana C1 dan C3 itu identik bahkan sama (homorganic). Pola-pola yang telah ditandai (terinterdigitasi) dengan akar katanya ada dua tipe yaitu yang diistilahkan dengan morfo-semantik dan morfosintaksis. Dalam hal ini, penulis hanya akan menjelaskan secara singkat tipe yang diistilahkan dengan morfo-semantik karena studi yang penulis lakukan untuk skripsi ini adalah studi morfo-semantik. Holes menyatakan dalam bukunya bahwa pola morfo-semantik terdiri dari sebuah model akarakar konsonan yang tertata dan memodifikasi akar katanya tersebut secara semantis dengan cara-cara yang dapat diprediksi (menjadi tingkatan yang lebih luas). Secara morfologi, model tadi memperluas akar kata dengan memanjangkan radikal yang ada ditengah dengan cara: 1. Memasukkan vokal panjang diantara radikal tersebut, 2. menambah prefiks konsonan, dan 3. mengombinasikan proses-proses ini.
7
Sonorants adalah huruf-huruf yang dianggap menghasilkan bunyi yang nyaring, rendah, dan
bagus.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Hasil dari cara tersebut, sebuah akar kata bahasa Arab mengalami perluasan tetapi hanya sebuah abstraksi semantik, bukan sebuah kata yang sebenarnya. Oleh karena itu, Holes menambahkan bahwa bentuk akar verba bila dilekati sejumlah afiks maka akan menambah makna akar verba yang dia sebut sebagai pola morfo-semantik. Dalam MSA Modern Standard Arabic), morfologi Arab mengenal 15 pola, namun hanya sepuluh pola yang dipakai secara aktif menurut Holes. Kesepuluh pola tersebut adalah; 1. C1C2C3, pola ini merupakan pola dasar dalam derivasi morfologi Arab, sama sekali tanpa huruf tambahan (unaugmented verbal root). (C1 melambangkan radikal pertama, C2 melambangkan radikal kedua, dan C3 melambangkan radikal ketiga). Harakah radikal kedua dapat berupa fathah, kasrah, ataupun dhammah. Contoh: verba ﺧـﺮج/kharaja/ ‘keluar’ yang berpola C1aC2aC3a, verba ﻋﻠــﻢ/’alima/ ‘mengetahui’ yang berpola C1aC2iC3a, dan verba ﺣﺴـﻦ/ḥasuna/ ‘baik’ yang berpola C1aC2uC3a. 2. C1aC2C2aC3a, pola yang menunjukkan radikal kedua digandakan. Pola ini bermakna kausatif seperti verba ﻋﻠّـﻢ/’allama/ ‘mengajarkan’, atau bisa juga bermakna perbuatan yang dilakukan secara intensif, contohnya adalah verba ﲨّﻊ
/jamma’a/ ‘mengumpulkan’.
3. C1âC2aC3a, /â/ melambangkan vokal panjang atau dengan kata lain pola ini mendapat penambahan ﺍ/alif/ setelah konsonan radikal pertama. Pola ini menggambarkan perbuatan yang melibatkan patient (penerima tindakan), aksi-reaksi, atau resiprokal. Contohnya adalah ﻗﺎﺑﻞ /qâbala/ ‘menemui’.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
4. aC1C2aC3a, akar diimbuhi dengan prefiks ﺃ/hamzah/ dan radikal pertamanya tidak berharakat. Pola ini bisa bermakna kausatif 8, seperti P3F
P
أﻋﻠﻢ/a’lama/ ‘menginformasikan’. 5. taC1aC2C2aC3a, akar ditambah prefiks ت/ta/ dan konsonan radikal kedua digandakan. Pola ini dapat bermakna refleksif 9, contoh: ﲢﺴـﻦ ّ P4F
P
/taḥassana/ ‘menjadi lebih baik’. 6. taC1âC2aC3a, akar diawali dengan prefiks ت/ta/ dan infiks ﺍ/alif/ setelah radikal pertama. Pola ini diantaranya mengandung makna yang bersifat resiprokal, seperti verba ﺗﻌﺎون/ta’âwana/ ‘saling menolong’. 7. inC1aC2aC3a, akar ditambah prefiks ﺍ/alif/ dan ن/nûn/. Bentuk alif dalam pola ini merupakan alif konjungtif. Pola ini dapat bermakna suatu perbuatan yang merupakan efek tak langsung dari perbuatan kausatif atau bersifat refleksif dari bentuk I. Pada umumnya, bentuk pasif lebih sering dipergunakan dalam pola ini, seperti اﻧﻜﺸــﻒ /inkasyafa/ ‘terungkap’. 8. iC1taC2aC3a, akar diberi prefiks alif konjungtif dan infiks ت/tâ?/ setelah konsonan pertama (konsonan pertama tidak berharakat); pola ini bermakna refleksif dari bentuk I atau bisa juga bermakna resiprokal, sepeti kata اﺟﺘﻤﻊ/ijtama’a/ ‘berkumpul’. 9. iC1C2aC3C3a, akar diberi prefiks alif konjungtif dan menghilangkan vokal atau harakat pada radikal pertama serta penggandaan huruf pada radikal ketiga. Pola ini dapat bermakna inkoatif dari akar kata yang menyatakan warna, contohnya adalah kata اﲪ ّـﺮ/iḥmarra/ yang artinya ‘menjadi merah’. 8 9
Perbuatan yang menyebabkan suatu keadaan atau kejadian (Kridalaksana, 1993: 101) Relasi antara satu argumen dengan argumen itu sendiri (Kridalaksana, 1993: 186).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
10. istaC1C2aC3a, akar ditambah tiga prefiks; ﺍ/alif/, س/sîn/ dan ت/ta. Makna pola ini adalah memohon sesuatu. Contoh: اﺳـﺘﻐﻔﺮ/istaghfara/ ‘memohon ampun’. Dalam bukunya tersebut, Holes juga menulis tentang The Language of The Media ‘Bahasa Media’ dan Journalism ‘Jurnalisme’. Dua subbab ini akan penulis jabarkan ke dalam tinjauan pustaka skripsi ini karena dirasa masih berhubungan dengan topik skrisi penulis. Clive Holes menyatakan bahwa koran-koran berbahasa Arab pada akhir abad 19 memunculkan sebuah inovasi secara sintaktis dan frase yang berbeda dengan gaya bahasa arab di abad 19. Bahasa di media antara lain bahasa dalam media cetak dan elektronik. Bahasa yang digunakan dalam media cetak dan elektronik itulah yang disebut oleh Holes dengan media Modern Standard Arabic (MSA). Selain MSA, masuknya bahasa lisan dalam koran-koran Arab juga terjadi walaupun kebanyakan masuk secara tidak langsung. Dalam penulisan jurnalistik, para jurnalis Arab terkadang mengabaikan struktur dan kosakata Arab fusha akan tetapi semua itu dianggap benar dan diterima sebagai MSA. Contoh dari fenomena tersebut, berita-berita internasional yang disajikan berita Arab misalnya, berita tersebut diproduksi secara tepat oleh jurnalis dan media akan tetapi hanya sebuah penerjemahan dari berita Inggris atau Prancis. Frasa-frasa asing digunakan begitu saja oleh jurnalis Arab dalam penyajian beritanya. Bahkan, terkadang para jurnalis juga menyajikan berita dengan bahasa dialek setempat dengan mengikuti kebiasaan setiap hari tanpa adanya kajian secara akademis. Holes memberikan ilustrasi penyebab terjadinya bahasa tulis dalam koran atau majalah Arab yang kurang sesuai dengan bahasa Arab fusha yaitu apabila para jurnalis atau wartawan melakukan wawancara dengan politisi misalnya, maka politisi tersebut akan menjawab secara spontan dengan menggunakan dialek setempat. Akan tetapi apa yang politisi katakan, ditulis oleh para jurnalis dalam bentuk bahasa Arab fusha. Bahkan terdapat pula kejadian dimana pertanyaan dari jurnalis dan jawaban dari politisi ditulis persis dengan dialog yang terjadi antara jurnalis dan politisi.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
2.4 Versteegh (1997) The Arabic Language adalah buku karya Kees Versteegh yang diterbitkan oleh Edinburg University Press pada tahun 1997. Buku setebal 278 halaman ini menjelaskan tentang uraian sejarah bahasa Arab sebagai bahasa yang digunakan lebih dari 150 juta orang dan gambaran bahasa Arab secara umum. Dalam penulisan buku ini, Versteegh membaginya ke dalam 14 bab, yang dimulai dengan sebuah bab yang berjudul The Development of The Study of Arabic ‘Perkembangan Studi Bahasa Arab’ dan diakhiri dengan bab yang berjudul Arabic as a World Language ‘Bahasa Arab Sebagai Bahasa Dunia’. Di antara ke-14 bab yang terdapat dalam buku ini, bab yang menjadi perhatian penulis karena dianggap berkaitan erat dengan skripsi penulis adalah bab kesebelas yaitu bab yang berjudul The Emergence of Modern Standard Arabic ‘Kemunculan Bahasa Arab Modern’. Pada halaman 179 pada bab tersebut, Versteegh menyebutkan tentang metode-metode dalam pembentukan kosakata baru dalam bahasa Arab. Versteegh mengatakan, The following methods may be distinguished in the creation of new vocabulary: (1) borrowing of the foreign word, (2) integration of the foreign word morphologically and/or phonologically, (3) analogical extension of an existing root, (4) translation of the foreign word, (5) semantic extension of an existing word. ‘Metode-metode
berikut
kosakata
(1)
baru;
dibedakan
meminjam
dari
dalam bahasa
pembentukan asing,
(2)
menggabungkan kata-kata asing baik secara morfologis dan atau fonologis, (3) memperluas akar kata dari kata-kata yang sudah ada, (4) menerjemahkan kata-kata asing, (5) memperluas makna dari kata-kata yang sudah ada.’
Selain tersebut di atas, Versteegh juga menjelaskan tentang cara bahasa Arab dalam menyerap kata yang berasal dari bahasa asing dapat dilakukan
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
dengan cara arabisasi (transkripsi atau transliterasi) dan juga qiyâs (analogi). Menyikapi hal tersebut, linguis Arab modern lebih memilih cara qiyâs dibandingkan dengan arabisasi. Alasannya adalah demi menjaga kemurnian bahasa Arab itu sendiri. Sehubungan dengan hal itu, Versteegh memberikan contoh kata yang dibentuk dari qiyâs,
اﺷـﱰاﻛﻲ/?isytirâkî/ ‘sosialis’, yang
menggantikan kata yang dibentuk dari arabisasi, ﺳﻮﺷـﺎل/sûsyâl/. Selain itu, Versteegh juga menjelaskan tentang pembentukan kosakata baru dalam bahasa Arab juga dilakukan dengan cara menderivasikan kosakata asing ke dalam bentuk kata murni bahasa Arab. Contohnya adalah verba ﺗﻠﻔــﺰ/talfaza/ ‘menonton televisi’ dan ﺗﻠﻔـﻦ/talfana/ ‘menelefon’ yang diturunkan dari kata
ﺗﻠﻔــﺰون/tilifizyûn/ dan ﺗﻠﻔــﻮن/tilifûn/ ‘telepon’. Atau juga bentuk jamak tak beraturan أﻓـﻼم/?aflâm/ dan ﺑﻨـﻮك/bunûk/ dari bentuk tunggal ﻓﻠـﻢ/film/ dan ﺑﻨـﻚ /bank/. Dalam bab tersebut, Veerstegh juga menunjukkan pola pembentukan kosakata baru yang digunakan dalam Modern Standard Arabic “MSA”.
Pola
Makna
Contoh
ﻣﻔﻌﻞ/mif’al/
Alat
ﳎﻬﺮ/mijhar/ ‘mikroskop’
ﻣﻔﻌﺎل/mif’âl/
Alat
ﻣﻨﻈﺎر/minzhâr/ ‘teleskop’
ﻣﻔﻌﻠﺔ/mif’alah/
Alat
ﻣﺮوﺣــﺔ/mirwaḥah/ ‘kipas angin’
ﻳّﺔ- /-iyyah/
kata benda abstrak
ﻓﻌﺎﻟﺔ/fi’âlah/
jenis pekerjaan
اﺣﱰاﻗﻴّ ـ ـ ــﺔ
/iḥtirâqiyyah/
‘combustibility’
ﻗﻴ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ــﺎدة
/qiyâdah/
‘kepemimpinan’
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
ﺻـ ـ ـ ـ ـ ــﺤﺎﻓﺔ
/shiḥâfah/
‘jurnalistik’
ﻓﻌﺎل ّ /fa’’âl/
ﻓﻌﺎل/fu’âl/
pekerja/ ahli
ﺳﻮاق ّ /sawwâq/ ‘supir’ ﻃﻴّﺎر/thayyâr/ ‘pilot’ ﺑﻮال/buwâl/ ‘diabetes’
Penyakit
ﲝﺎر/buḥâr/ ‘mabuk laut’
Tabel 2.1 Pola kata baru bahasa Arab modern.
Secara semantis, dalam penyerapan istilah yang berbentuk idiom, frasa atau kombinasi kosakata, biasanya struktur dan ekspresi kata yang digunakan masih sama modelnya dengan bentuk kata asing yang diadopsi. Versteegh memberikan contoh istilah dalam laras olahraga seperti ﻛــﺮة اﻟﻘــﺪم/kuratu lqadam/ ‘sepak bola’ yang mengikuti ekspresi bahasa Inggris kata football. Contoh lain, - اﻟﺘﻘـﻰ ب/iltaqa bi-/ ‘bertemu dengan’, idiom tersebut dipengaruhi oleh idiom bahasa Inggris to meet with. Versteegh juga menjelaskan tentang pemakaian kata-kata lama yang digunakan untuk mengistilahkan konsep baru (neologisme). Contohnya kata ﻗﻄــﺎر/qithâr/ dalam mengartikan ‘kereta’. Dahulunya, kata ﻗﻄـﺎر/qithâr/ bermakna rombongan kafilah badui, akan tetapi kata tersebut dipakai untuk menyatakan kata ‘train’/’kereta’. Selanjutnya kata
ﺟﺮﻳـﺪة/jarîdah/ yang dipakai untuk mengartikan kosep kata ‘newspaper’ atau ‘koran’, makna asli kata tersebut adalah daun palem yang digunakan untuk menulis.Ada juga kata ﻫـﺎﺗﻒ/hâtif/ yang makna dahulunya adalah ‘teriakan dari seseorang yang tidak diketahui keberadaannya’ untuk mengartikan kata ‘telephone’ ‘telefon’. Sebelumnya Veerstegh telah menunjukkan pola pembentukan kosakata baru yang digunakan dalam Modern Standard Arabic
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
‘MSA’. Selanjutnya, terdapat pula metode-metode yang digunakan oleh Veerstegh dalam pembentukan kosakata baru dari sisi semantik, disertai contoh-contohnya dalam kosakata laras olahraga - sepak bola, yaitu: 1. Calque by ekstension, contoh ﺿﺮﺑﺔ/dharbah/ ‘kick/tendangan’ 2. Partial
calque,
contoh
ﻣﺮاﻗ ـ ــﺐ اﳋﻄ ـ ــﻮط
/murâqib
l-khuthuth/
‘linesman/hakim garis’ 3. Compound
calques,
‘goalkeeper/penjaga
contoh gawang’,
ﺣ ـ ــﺎرس اﳌﺮﻣ ـ ــﻰ ﺿ ـ ـﺮﺑﺔ اﳌﺮﻣ ـ ــﻰ
/ḥâris
l-marmâ/
/dharbatu
l-marmâ/
‘goalkick/tendangan gawang’ 4. Neologisms, contoh ﻣﺮﻣ ــﻰ/marmâ/ ‘goal/gawang’, ﲤﺮﻳ ــﺮ/tamrîr/ ‘pass/operan’ 5. Paraphrases, contoh ﻟﻌــﺐ اﻟﻜــﺮة ﺑــﺎﻟﺮأس/la’iba l-kurata bi r-ra’si/ ‘to head/menyundul’ 6. Semantic extension, contoh ﺗﺴ ـﻠّﻞ/tasallul/ yang berarti ‘offside’ (diperluas dari makna ‘infiltrasi’), ﳏــﺎورة/muhâwarah/ ‘menggiring’ (diperluas maknanya dari ‘trik dalam perdebatan’).
Selain itu, Versteegh juga menjelaskan tentang naḥt, baik yang ada di masa klasik atau pun di masa modern. Contoh naḥt di masa klasik adalah kata ﺑﺴـﻤﻠﻪ /basmalah/ yang merupakan singkatan dari ungkapan ﺑﺴــﻢ اﷲ اﻟـ ّـﺮﲪﻦ اﻟـ ّـﺮﺣﻴﻢ /bismillâhi r-rahmâni r-rahîm/, ﲪﺪﻟـﻪ/ḥamdalah/ yang merupakan singkatan dari اﳊﻤـﺪ ﷲ/al-ḥamdu lillah/. Contoh naḥt pada istilah modern adalah ﻓﺤﻤﺎﺋﻴّـﺎت /faḥmâ?iyyât/ ‘karbohidrat’ yang merupakan gabungan dari kata ﻓﺤـﻢ/faḥm/ ‘karbon’ dan ﻣﺎء/mâ?/ ‘air’.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
2.5 Lesmana (2010 dan 2002) Buku Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab adalah buku karya Maman Lesmana yang diterbitkan tahun 2010 oleh Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Buku ini merupakan kumpulan dari tulisan ilmiah Lesmana yang pernah diterbitkan dalam jurnal ilmiah dan dipresentasikan dalam seminar nasional ataupun internasional. Isi buku ini terdiri dari 3 bahasan utama yaitu bahasa Arab, sastra Arab, dan budaya Arab. Terdapat sebuah bab di dalam buku ini yang penulis jadikan tinjauan pustaka bagi skripsi penulis. Judul bab tersebut ialah Beberapa Gangguan Morfologis dalam Penerjemahan Arab-Indonesia. Pada bab ini Lesmana menyatakan bahwa penyebab kesulitan para mahasiswa yang sedang menekuni studi tentang bahasa Arab dalam menerjemahkan teks-teks bahasa Arab modern adalah karena mereka belum mengenal dengan baik bentuk-bentuk kata atau frasa baru dalam bahasa Arab. Dalam bab ini, Lesmana menjelaskan tentang cara bagaimana menelaah kosakata bahasa Arab modern yang sukar diterjemahkan. Bab tersebut ternyata merupakan intisari dari sebuah bukunya yang berjudul Beberapa Gangguan Morfologis dalam Penerjemahan ArabIndonesia. Buku ini merupakan hasil penelitian Lesmana pada tahun 2002, diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Lesmana menyebutkan bahwa penelitian ini merujuk pada teori yang disampaikan oleh Samsuri (1987:50-53), Versteegh (1997:93-114), AsSa’rani 10, dan Ya’qub 11. Teori-teori tersebut membahas tentang kata pungutan dan perubahan makna kata, pembentukan bahasa Arab modern, perubahan makna kata dalam bahasa Arab, pembentukan kata melalui arabisasi dan derivasi. Bahasan tersebut itulah yang dijadikan oleh Lesmana sebagai dasar dalam penelitiannya. Hal-hal itulah yang dimanfaatkan penulis untuk menganalisis 10
Dr. Muhammad As-Sa’rani, ‘Ilmu l-Lughât, (Dâru n-Nahdhati l-Arabiyyah). Amil Badi’ Ya’ qub, Fiqhu l-Lughati l-‘Arabiyyati wa Khashâ?ishuhâ. (Dâru tsTsaqafah). 11
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
pokok permasalahan dalam skripsi ini. Salah satu contoh kata dalam bahasa Arab yang berkaitan dengan perubahan makna yang disebutkan Lesmana dalam penelitiannya tersebut adalah kata ﺷـﺒﻜﺔ/syabakah/ yang pada mulanya berarti ‘jaring’, sebuah alat yang biasa digunakan untuk menangkap binatang. Kata ﺷــﺒﻜﺔ/syabakah/ mengalami perubahan makna yang bersifat meluas karena cakupan arti sekarang lebih luas dari arti yang dulu. Kata ﺷــﺒﻜﺔ /syabakah/ sekarang bermakna ‘jaringan’. Contoh ﺷــﺒﻜﺔ اﻟﺘﻠﻴﻔــﻮن/syabakatu ttilîfûn/ ‘jaringan telepon’. Penelitian tersebut merupakan sebuah penelitian lanjutan Lesmana dari penelitian sebelumnya di dalam sebuah skripsinya (1985). Pada skripsinya tersebut, Lesmana mengadopsi teori dari sebuah buku karya Abdurrahim (1975) yang berjudul ad-Dâkhil fî l-lughati l-‘Arabiyyati l-Hadîtsati wa Lahjâtihâ yang membahas tentang pemungutan kata dalam bahasa Arab yang dianalisis dari sisi morfologi dan semantik. Lesmana menyimpulkan bahwa kata-kata dalam bahasa Arab modern bersumber pada dua buah kosakata, yaitu kosakata bahasa Arab dan kosakata bahasa asing. Kata-kata yang bersumber dari bahasa Arab dapat dibagi menjadi beberapa bentuk. Bentuk-bentuk kata tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: lambang, akronim, nomina, verba, verba-preposisi, nomina-ajektif nisbah, nomina-nomina, nomina-nominaajektif nisbah, nomina-nomina-nomina, nomina-nomina-ajektif nisbah-ajektif nisbah, adverbia-nomina, preposisi-nomina, nomina-preposisi, preposisinomina-preposisi,
preposisi-nomina-kata
penegas,
preposisi-adverbia,
adverbia-kata penegas, preposisi-nomina-ajektiva, kata penyangkal-ajektif nisbah, preposisi-ajektif, preposisi-ajektiva, dan preposisi-kata penegas. Kata-kata yang bersumber pada kosakata bahasa asing dibentuk melalui proses penyerapan dan penerjemahan. Proses penyerapan tersebut ada yang melalui transkripsi, transliterasi, atau melalui penyesuaian ejaan. Untuk mengetahui makna sebuah kata harus dilihat terlebih dahulu sumbernya. Jika
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
sumbernya berasal dari kosa kata bahasa Arab, maka harus dilihat dahulu makna kata itu sebelum menjadi kosakata bahasa Arab Pers. Pada sisi semantik, Lesmana menyebutkan bahwa tidak ada perbedaan antara bahasa Arab dan bahasa lainnya, yaitu ada arti primer dan arti sekunder, perubahan makna, arti leksikal dan struktural, sinonimi, polisemi, homonimi, arti idiom, dan arti istilah.
2.6 Fa’iq (2010) Sebuah penelitian dalam skripsi yang berjudul Kosakata Bahasa Arab Laras Teknologi Informasi, Sebuah Analisis Morfo-Semantik adalah karya Akhmad Imamudin Fa’iq pada tahun 2010 di FIB Universitas Indonesia. Skripsi bimbingan Afdol Tharik Wastono ini membahas tentang bentuk dan makna kosakata bahasa Arab laras teknologi informasi. Menurutnya pengaruh globalisasi di segala bidang di dunia Arab, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ekuivalen terhadap perkembangan bahasa. Oleh karena itu, seiring dengan pengaruh globalisasi yang terjadi di dunia Arab, akan muncul pula istilah-istilah baru dalam bahasa Arab di berbagai bidang. Dalam penelitiannya ini, Fa’iq mengkhususkannya pada aspek morfologi dan semantik. Dari sisi morfologi, Fa’iq menyatakan bahwa kosakata bahasa Arab modern, khususnya laras teknologi informasi ada yang berbentuk arabisasi, derivasi, abreviasi, singkatan, dan hibrida. Sedangkan dari sisi semantik, kosakata bahasa Arab laras teknologi informasi ada yang berbentuk metafora dan penerjemahan. Jika ditinjau dari relasi makna yang ada, kosakata bahasa Arab laras teknologi informasi tak berbeda dengan kosakata-kosakata pada laras lain, yaitu adanya homonimi, polisemi, sinonimi, hiponimi, meronimi, antonimi, kontranimi, dan juga idiom. Sementara ini, aspek-aspek itulah yang umum dibahas dalam penelitian bahasa Arab modern dari kajian linguistiknya, terkhusus sisi morfologi dan semantik. Oleh karena penelitian yang dilakukan penulis juga berhubungan dengan kajian bahasa Arab modern, penulis mengadopsi buku-buku serta
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
pembahasan teori linguistik khususnya morfologi dan semantik dari penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh Fa’iq dalam karyanya ini.
2.7 Sintesis Setelah penulis membahas tentang buku-buku kajian terdahulu, dan referensi di atas, penulis mengambil suatu kesatuan tentang analisis bahasa Arab modern, baik dari sisi morfologi maupun semantik. Berkaitan dengan mekanisme penulisan penelitian ini, penulis merujuk kepada penelitian yang dilakukan oleh Fa’iq. Sementara itu, dalam hal teori pembentukan kata bahasa Arab, penulis lebih condong merujuk kepada teori yang disampaikan oleh Bakalla (1984) daripada teori yang disampaikan oleh Versteegh (2007) karena Bakalla dalam teorinya tersebut membagi secara jelas mana yang termasuk ke dalam aspek semantik dan mana yang termasuk ke dalam aspek morfologi. Sementara itu, teori-teori yang diungkapkan Versteegh (2007) lebih cocok digunakan untuk merinci setiap bahasan yang dikemukakan oleh Bakalla (1984). Pada kajian morfologi, Versteegh menjabarkan tentang pola-pola yang biasa digunakan dalam bahasa Arab modern pada umumnya. Sementara itu, pada kajian semantik, Versteegh menjelaskan qiyâs (analogi), neologisme, dan calque (calque by extension, partial calque, compound calques), parafrase, dan perluasan makna dengan sangat jelas. Selanjutnya pendapat dari Lesmana (2010 dan 2002) tentang transliterasi dan transkripsi, menurutpenulis cocok untuk dijadikan sebagai penjelas dari metode arabisasi yang dikemukakan oleh Bakalla. Bentuk-bentuk kata yang dirumuskan oleh Lesmana juga dapat digunakan untuk mempermudah menginventarisasi kata dalam korpus data pada penelitian penulis.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
BAB 3 KERANGKA TEORITIS
3.1 Pengantar Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang dipergunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi ini. Manfaat dari penjelasan teori ini dapat dijadikan sebagai acuan penulis dengan maksud agar mendapatkan gambaran umum yang jelas sebelum masuk ke dalam tahap analisis. Seperti yang telah penulis paparkan sebelumya, korpus penelitian skripsi ini adalah kosakata bahasa Arab laras olahraga. Sedangkan studi yang dipergunakan untuk menganalisis korpus tersebut adalah bidang morfologi dan semantik yang keduanya merupakan subsistem dari ilmu linguistik dan tataran analisis bahasa.
3.2
Laras Olahraga
3.2.1 Definisi Laras Sebelumnya penulis ingin menyampaikan bahwa penggunaan kata ‘laras’ dalam judul skripsi penulis, penulis adopsi dari judul skripsi yang dibuat oleh Fa’iq (2010). Laras bahasa ﻤﻟـﺎل/al-majâl/ secara garis besar terdiri atas: (1) laras bahasa dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan; (2) laras bahasa menurut sarana pengungkapannya; lazimnya dibagi atas ragam lisan dan ragam tulisan, dan (3) laras bahasa berdasarkan tata hubungan di antara penyerta peristiwa bahasa; ragam ini dapat disebut langgam atau gaya (Wastono, 2005: 129). Dalam buku Kamus Linguistik karya Kridalakasana (1993: 184) juga terdapat pengertian laras (yang dalam kamus disebut juga dengan ragam), dijelaskan bahwa laras bahasa (register, manner of discourse, dan key) adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
orang yang dibicarakan, dan menurut medium pembicaraan. Misalnya, laras kesusastraan, agama, politik, sosial, dan sebagainya. Menurut Umar (Umar dalam Fa’iq: 2010:21), masing-masing bidang mempunyai kosakata dan ungkapan yang khusus dipergunakan dalam bidang yang bersangkutan. Contohnya adalah (1) kata ﺣﻜـﻢ/hukm/ dan (2) ﺷـﺮﻳﻌﺔ/syarî’ah/, keduanya sama-sama bermakna ‘peraturan’. Akan tetapi kata yang pertama berlaku pada laras hukum dan kata yang kedua berlaku pada laras agama (Wastono, 2005: 130). Selain itu, satu kata yang sama juga bisa menimbulkan makna-makna yang berbeda pada setiap laras. Contoh yang dikemukakan oleh Versteegh (1997: 182) (3) kata ﺿـﺮﺑﺔ /dharbah/ dalam laras umum bermakna pukulan, akan tetapi dalam laras olahraga bermakna tendangan. Hal ini menunjukkan adanya perluasan makna.
3.2.2 Olahraga Dalam KBBI dijelaskan pengertian olahraga adalah gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Sedangkan jika kita amati kata olahraga terdiri dari dua sub kata yaitu olah dan raga. Olah yang berarti laku atau perbuatan dan raga yang berarti badan. Istilah-istilah dalam dunia olahraga adalah bagian dari mata rantai panjang dari perkembangan istilah dari bidang atau subbidang ilmu yang ada. Kosakata bahasa Arab laras olahraga yang ditampilkan dalam media cetak khususnya koran Al Rayat dari Qatar ini menunjukkan perkembangan yang mencolok. Derasnya kosakata asing yang masuk ke dalam suatu bahasa (dalam hal ini bahasa Arab), perkembangan dunia olahraga yang pesat, kecenderungan pers dalam pemilihan dan penampilan berita, serta kebebasan pegiat pers dalam menulis dianggap sebagai penyebab perkembangan yang mencolok itu (Yuwono, 2009: 1) . Data kosakata yang dianggap sebagai bagian dari khazanah kata laras olahraga sementara ini menunjukkan bahwa khazanah kosakata bahasa Arab laras olahraga kaya akan metafora, kata serapan, dan
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
kata asing. Kekayaan itu di satu sisi dapat memperumit penyusunan glosarium dan kamus istilah olahraga. Akan tetapi di sisi lain dapat merupakan bahan baku bagi pembakuan istilah olahraga oleh para linguis Arab. Dengan demikian, secara sederhana dapat dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan bahasa Arab laras olahraga adalah kesesuaian antara bahasa Arab dan penggunaannya di dalam bidang olahraga.
3.3
Morfologi Bahasa Arab
3.3.1 Definisi Morfologi Secara etimologi, kata morph berasal dari bahasa Yunani yang bermakna ‘bentuk’ (Aronoff dalam Fa’iq, 2010:23), sedangkan secara terminologi, menurut Eugene A. Nida, morfologi diartikan sebagai kajian tentang morfem-morfem dan pengaturannya dalam pembentukan kata. Masih menurutnya, morfem itu sendiri dijelaskan sebagai satuan terkecil yang mungkin merupakan kata-kata atau bagian dari kata (Nida, 1949: 18). Singkatnya, morfem dapat diartikan sebagai satuan gramatikal yang terkecil yang dapat membentuk satuan yang lebih besar dan mempunyai makna. Morfem inilah yang merupakan bahan dasar pembentukan kata, yang selanjutnya kata tersebut akan menjadi bahan dasar dalam pembentukan satuan-satuan yang lebih besar daripadanya seperti frasa dan kalimat (Kentjono dalam Pesona Bahasa, 2009: 157). Dalam suatu bahasa, khususnya bahasa Arab, suatu kata tersusun berdasarkan sekumpulan pola morfologis. Setiap pola morfologis pasti memiliki bentuk kata tersendiri dengan konsekuensi makna tertentu sesuai dengan bentuknya tersebut. Misalnya pola ﻓﺎﻋـﻞ, pola ini mengacu pada participant active atau pelaku (Fa’iq, 2010: 23). Dalam linguistik Arab, morfologi dikenal dengan istilah اﻟﺘﺼـﺮﻳﻒ/at-tashrîf/ yaitu perubahan bentuk (asal) kata menjadi bermacam-macam bentukan untuk mendapatkan makna yang berbeda, yang tanpa perubahan ini, makna berbeda itu tidak akan terlahirkan (Wasîlah dalam Fa’iq, 2010: 24).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Ghulâyainî (2005: 163) dalam bukunya, Jâmi’u d-Durûsi l‘Arabiyyah, mendefisikan at-tashrîf sebagai berikut,
ﻫــﻮ اﻟﻌﻠــﻢ: ً واﺻـﻄﻼﺣﺎ. ﺗﻐﻴﲑﻫــﺎ: أي, اﻟﺮﻳـﺎح ّ وﻣﻨــﻪ ﺗﺼـﺮﻳﻒ. اﻟﺘﻐﻴـﲑ: ًاﻟﺘﺼـﺮﻳﻒ ﻟﻐـﺔ وﺻﺤﺔ وإﻋﻼل وإﺑـﺪال وﺷـﺒﻪ ذﻟـﻚ ّ وﲟﺎ ﻷﺣﺮﻓﻬﺎ ﻣﻦ أﺻﺎﻟﺔ وزﻳﺎدة, ﺑﺄﺣﻜﺎم ﺑﻨﻴﺔ اﻟﻜﻠﻤﺔ . /At-tashrîfu lughatan: at-taghyîr. Waminhu tashrîfu r-riyâḥ, ay: taghyîruhâ. Waishtilâhan: huwa l-‘ilmu bi?ahkâmi buniyyati l-kalimah, wabimâ li?aḥrafihâ min ashâlatin waziyâdatin washiḥḥatin wa?i’lâlin wa?ibdâlin wasyibhi dzâlik/ ‘At-tashrîf secara etimologis bermakna at-taghyîr (perubahan). Misal, tashrîfu r-riyâh (perubahan arah angin) maknanya sama dengan taghyîru r-riyâh. Secara terminologis adalah ilmu yang mengkaji tentang pembentukan kata dan juga tentang huruf-hurufnya baik yang asli ataupun ziyâdah (augmented), shahîh ataupun cacat, pergantian dan yang sejenisnya.
3.3.2 Morfem, Kata, dan Kelas Kata Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pengertian morfem adalah satuan gramatikal yang terkecil yang dapat membentuk satuan yang lebih besar dan mempunyai makna. Morfem inilah yang merupakan bahan dasar pembentukan kata, yang selanjutnya kata tersebut akan menjadi bahan dasar dalam pembentukan satuan-satuan yang lebih besar daripadanya seperti frasa dan kalimat (Kentjono dalam Pesona Bahasa, 2009:157). Masih menurutnya, sementara kata ialah satuan gramatikal bebas yang terkecil yang disusun atas satu atau beberapa morfem. Salah satu contoh proses morfologis dapat dilihat dari penambahan afiks baik di sisi depan, tengah, atau belakang morfem dasar. Afiks yang ditambahkan di depan disebut prefiks, yang di tengah disebut infiks, dan yang di belakang disebut sufiks. El-Dahdah (1990: 3) menyatakan bahwa bahasa Arab terbagi menjadi 3 kelas kata ﻧـﻮع اﻟﻜﻠﻤـﺔ/naw’u l-kalimah/ ; nomina اﺳـﻢ/ism/, verba
ﻓﻌـﻞ/fi’il/ dan partikel ﺣـﺮف/harf/. Hal tersebut dipertegas oleh Wastono
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(1997: 47-48) menyatakan bahwa kelas kata dalam bahasa Arab ada yang bersifat deklinatif ﻣﻌـﺮب/mu’rab/ dan ada yang bersifat non-deklinatif ﻣﺒـﲏ /mabnî/. Fi’il (verba) merupakan kelas kata yang deklinatif, di samping ism (nomina). Kelas kata yang non-deklinatif adalah harf (partikel). Lihat contoh-contoh berikut, (4) ﻣﻦ
/min/
‘dari’
(5) ﻻ
/lâ/
‘tidak’
(6) و
/wa/
‘dan’
(7) أ ّن
/anna/
‘bahwa’
(8) ّإﻻ
/illâ/
‘kecuali’
(9) رﻳﺎﺿﺔ
/rîyâdhah/
‘olahraga’
(10) ﺿﺮﺑﺔ
/dharbah/
‘menendang’
Contoh (4) sampai (8) adalah partikel. Partikel dalam contoh (4) adalah preposisi (kata depan). Partikel-partikel lain yang berupa preposisi adalah ل/li/ ‘untuk’, ﻣــﻊ/ma’a/ ‘bersama’, ﻋــﻦ/’an/ tentang, ب/bi/ ‘dengan’, إﱃ/ila/ ‘ke, kepada’, و/wa/ ‘demi’, ك/ka/ ‘seperti’, ﰲ/fî/ ‘pada, di’, dan ﻋﻠــﻰ/’ala/ ‘di atas’. Partikel dalam contoh (5) adalah kata penyangkal, sama halnya dengan partikel-partikel berikut; ﱂ/lam/ ‘tidak’,
ﳌـﺎ/lammâ/ ‘belum’, ﻣـﺎ/mâ/ ‘tidak’. Contoh (6) adalah partikel yang berupa ّ kata sambung. Partikel-partikel lain yang merupakan kata sambung adalah
أم- أو/aw/-/am/ ‘atau’, ﻟﻜـﻦ- ﺑـﻞ/bal/-/lakin/ ‘tetapi’, ف/fa/ ‘maka’, dan ّﰒ /tsumma/ ‘kemudian’. Partikel pada contoh (7) adalah kata penegas, dan terakhir; contoh (8) adalah partikel yang merupakan kata pengecualian,
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
sama halnya dengan kata ﺳــﻮى/siwâ/ ‘kecuali’ (Lesmana, 2010: 2-3). Contoh (9) adalah nomina. Ghulâyainî (2005: 3) mendefinisikan ism/nomina sebagai kata yang mempunyai makna dan tidak terkait dengan kekalaan. Contoh (10) adalah verba. Verba adalah kata kerja yang secara semantis mengungkapkan makna perbuatan, proses, atau keadaan (Kridalaksana, 1993: 226). Verba dalam bahasa Arab sangat berkaitan dengan aspek atau kekalaan. Berdasarkan keaspekaan/kekalaan 12, verba bahasa Arab terbagi P0F
P
menjadi tiga; 1. Verba perfektif اﻟﻔﻌﻞ اﳌﺎﺿـﻲ/al-fi’lu l-mâdhî/ yaitu verba yang digunakan, diantaranya untuk mengungkapkan tindakan yang telah sempurna dilaksanakan (completed actions). Contohnya seperti verba
ﺿــﺮب
/dharaba/ ‘dia (maskulin) telah menendang’. 2. Verba imperfektif اﻟﻔﻌــﻞ اﳌﻀــﺎرع/al-fi’lu l-mudhâri’/ yaitu verba yang digunakan untuk tindakan yang masih atau akan berlangsung (incompleted actions). Contohnya adalah verba ﻳﻀـﺮب/yadhribuu/ ‘dia (maskulin) sedang/akan menendang’. 3. Verba imperatif ﻓﻌــﻞ اﻷﻣــﺮ/fi’lu l-amr/ yaitu verba yang menyatakan perintah. Contoh: اﺿﺮب/idhrib/ ‘tendang/tendanglah!’. Dalam buku Pesona Bahasa, Kentjono menyebutkan bahwa dalam proses morfologis Arab, terdapat proses yang disebut penambahan intern, perubahan intern, atau modifikasi intern. Penambahan atau modifikasi tersebut tejadi dalam morfem dasar yang berkerangka tetap atau biasa disebut akar kata. Misalnya, dari kerangka akar kata ktb ‘tulis’ dapat dibentuk beberapa kata seperti 12
Aspek adalah kategori gramatikal yang menunjukkan lamanya dan jenis perbuatan, apakah akan dimulai, telah selesai, sedang berlangsung, berulang-ulang, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993: 19).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
katab
‘menulis(lampau)’,
yaktubu
‘menulis(sedang)’,
uktub
‘tulislah(perintah)’, kitâb ‘buku’, kitâbah ‘tulisan’, kâtib ‘penulis’, maktab ‘meja/kantor’, maktabah ‘perpustakaan/toko buku’, miktâb ‘mesin ketik’, kutayyib ‘buklet’, mukâtabah ‘korespondensi’, iktitâb ‘pendaftaran’, istiktâb ‘dikte’, dan maktȗb ‘tertulis’. Kentjono
(dalam
Pesona
Bahasa,
2009:152)
juga
menyebutkan pengertian proses morfologis yaitu proses yang mengubah bentuk kata dan memberikan kedudukan gramatikal yang tertentu kepada kata yang dibentuknya, yang selanjutnya memungkinkan kata itu berperan dalam kalimat atau dalam menandai hubungan sintaktik. Dalam banyak bahasa, proses morfologis –pada umumnya afiksasi—dibagi menjadi dua tipe yaitu infleksi dan derivasi.
3.3.3 Infleksi Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa dalam proses morfologi dikenal dua tipe yaitu infleksi dan derivasi. Pun demikian dengan bahasa Arab, dikenal adanya infleksi dan derivasi dalam proses morfologisnya. Infleksi adalah alat gramatikal untuk mengungkapkan konsep semantis kekalaan atau keaspekan (Kridalaksana, 1993: 101). Sementara itu, menurut Kentjono (dalam Pesona bahasa, 2009:152) menyebutkan bahwa infleksi mengubah bentuk suatu kata untuk menetapkan hubungannya dengan kata-kata lain dalam kalimat. Jadi, infleksi menentukan dan membatasi tugas gramatikal kata yang dibentuknya. Pemakaian penanda jamak dalam bahasa Inggris dapat dilakukan dijadikan contoh proses infleksi. Dengan menambahkan penanda jamak –s kepada suatu kata benda misalnya pada girl, kata yang dihasilkan dari infleksi yakni girls. Kata girls tersebut dibatasi kedudukannya dalam kalimat. Infleksi ini juga berlaku pada bahasa Arab, seperti penambahan _ ُ◌ﻭﻥ/ûna/ pada kata ﻣــﺪرب/mudarrib/ ‘coach’
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
sehingga bentuknya berubah menjadi ﻣــﺪرﺑﻮن/mudarribûna/ ‘coaches’. Kedua penambahan tadi merupakan penanda jamak; kelas katanya tidak berubah, tetap sebagai kata benda. Kridalaksana (1993: 90) menambahkan, Infleksi tidak hanya dapat terjadi pada kata benda, tetapi juga kata kerja yang disebut dengan infleksi kata kerja atau konjugasi.
3.3.4 Derivasi Masih menurut Kentjono (dalam Pesona bahasa, 2009:153), derivasi yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah اﺷـﺘﻘﺎق/isytiqâq/ mempunyai arti mengubah suatu kata menjadi kata baru. Kridalaksana (1993: 40) menjelaskan bahwa derivasi adalah proses pembentukan suatu kata dengan cara pengimbuhan afiks non inflektif. Holes dalam bukunya, menyatakan bahwa bahasa Arab yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit, merupakan bahasa yang berprinsip pada akar dan pola (root and pattern). Setiap perubahan baik akar maupun pola memiliki arti. Perubahan tersebut berlaku pada verba dan nomina (Holes, 1995: 81). Root atau akar kata dalam bahasa Arab ditandai dengan tiga konsonan sebagai dasar pembentukan kata tersebut, yang sekaligus menjadi pembentuk makna kata. Bentuk-bentuk kata tersebut tidak hanya dapat berkomposisi, tetapi juga dapat melakukan modifikasi internal (Hal ini selaras dengan apa yang telah dikatakan Kentjono bahwa dalam proses morfologis Arab, terdapat proses yang disebut penambahan intern, perubahan intern, atau modifikasi intern) 13 .Masih menurut Holes, root P1F
P
atau akar kata dalam bahasa Arab terbagi menjadi dua, yaitu unaugmented root (akar yang belum mendapat tambahan) dan augmented root (akar yang sudah mendapat tambahan). Holes (1995: 81) mengatakan bahwa bentuk akar verba bila dilekati sejumlah afiks maka akan menambah makna akar verba yang disebut sebagai pola morfo-semantik.
13
Lihat subbab 3.3.2 hal 30.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Morfologi Arab mengenal 15 pola, namun dalam MSA (Modern Standard Arabic), hanya sepuluh pola yang dipakai secara aktif (Holes, 1995: 85). Kesepuluh pola tersebut adalah; 1. FML, pola ini merupakan pola dasar dalam derivasi morfologi Arab, sama sekali tanpa huruf tambahan (unaugmented verbal root). (F melambangkan radikal pertama, M melambangkan radikal kedua, dan C melambangkan radikal ketiga) 14 Harakat radikal kedua dapat P2F
P
berupa fathah, kasrah, ataupun dhammah. Contoh: verba ﺧـﺮج/kharaja/ ‘keluar’ yang berpola FaMaLa, verba ﻋﻠـﻢ/’alima/ ‘mengetahui’ yang berpola FaMiLa, dan verba ﺣﺴﻦ/ḥasuna/ ‘baik’ yang berpola FaMuLa. 2. FaMMaLa radikal kedua digandakan. Pola ini bermakna kausatif seperti verba ﻋﻠّـﻢ/’allama/ ‘mengajarkan’, atau bisa juga bermakna perbuatan yang dilakukan secara intensif, contohnya adalah verba
ﲨّﻊ/jamma’a/ ‘mengumpulkan’. 3. FâMaLa, /â/ melambangkan vokal panjang atau dengan kata lain pola ini mendapat penambahan ﺍ/alif/ setelah konsonan radikal pertama. Pola ini menggambarkan perbuatan yang melibatkan patient (penerima tindakan), aksi-reaksi, atau resiprokal. Contohnya adalah ﻗﺎﺑـﻞ/qâbala/ ‘menemui’. 4. aFMaLa, akar diimbuhi dengan prefiks ﺃ/hamzah/ dan radikal pertamanya tidak berharakat. Pola ini bisa bermakna kausatif 15, seperti P3F
أﻋﻠﻢ/a’lama/ ‘menginformasikan’.
14
15
Penulis mengikuti lambang yang digunakan Abboud (1971). Perbuatan yang menyebabkan suatu keadaan atau kejadian (Kridalaksana, 1993: 101)
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
P
5. taFaMMaLa, akar ditambah prefiks ت/ta/ dan konsonan radikal kedua digandakan. Pola ini dapat bermakna refleksif 16, contoh: ﲢﺴ ــﻦ ّ P4F
P
/taḥassana/ ‘menjadi lebih baik’. 6. taFâMaLa, akar diawali dengan prefiks ت/ta/ dan infiks ﺍ/alif/ setelah radikal pertama. Pola ini mengandung makna yang bersifat resiprokal, seperti verba ﺗﻌﺎون/ta’âwana/ ‘saling menolong’. 7. inFaMaLa, akar ditambah prefiks ﺍ/alif/ dan ﻥ/nûn/. Bentuk alif dalam pola ini merupakan alif konjungtif. Pola ini dapat bermakna suatu perbuatan yang merupakan efek tak langsung dari perbuatan kausatif atau bersifat refleksif dari bentuk I. Pada umumnya, bentuk pasif lebih sering dipergunakan dalam pola ini, seperti اﻧﻜﺸــﻒ /inkasyafa/ ‘terungkap’. 8. iFtaMaLa, akar diberi prefiks alif konjungtif dan infiks ت/tâ?/ setelah konsonan pertama (konsonan pertama tidak berharakat); pola ini bermakna refleksif dari bentuk I atau bisa juga bermakna resiprokal, sepeti kata اﺟﺘﻤﻊ/ijtama’a/ ‘berkumpul’. 9. iFMaLLa, akar
diberi prefiks alif konjungtif dan menghilangkan
vokal atau harakat pada radikal pertama serta penggandaan huruf pada radikal ketiga. Pola ini dapat bermakna inkoatif dari akar kata yang menyatakan warna, contohnya adalah kata اﲪ ّـﺮ/iḥmarra/ yang artinya ‘menjadi merah’. 10. istaFMaLa, akar ditambah tiga prefiks; ﺍ/alif/, س/sîn/ dan ت/ta. Makna pola ini adalah memohon sesuatu. Contoh: اﺳـﺘﻐﻔﺮ/istaghfara/ ‘memohon ampun’.
16
Relasi antara satu argumen dengan argumen itu sendiri (Kridalaksana, 1993: 186).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Pola-pola di atas dapat mengalami proses derivasi menjadi nomina verba اﳌﺼـﺪر/mashdar/, partisipan aktif اﺳـﻢ اﻟﻔﺎﻋـﻞ/ism fâ’il/ atau pasif اﺳـﻢ
اﳌﻔﻌـﻮل/ism maf’ûl/ dan lain sebagainya. Misalnya pola dasar ﺣﺴـﺐ/ḥasaba/ ‘menghitung’
yang
dapat
menjadi ﺣﺴ ـ ــﺒﺎن/ḥusbânun/
berderivasi
‘perhitungan’, ﺣﺎﺳــﺐ/ḥâsib/ ‘yang menghitung’, ﳏﺴــﻮب/maḥsûb/ ‘yang dihitung’ dan lain sebagianya (Fa’iq, 2010: 10).
3.4 Sumber Pembentukan Kata dan Bentuk Kata dalam Bahasa Arab Modern 3.4.1 Sumber Pembentukan Kata Pada sebuah buku yang berjudul Analisa Bahasa, Samsuri menerangkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan sebuah bahasa dunia tidak mungkin dapat lepas dari pergaulan antara bahasa itu sendiri dengan bahasa dunia lainnya. Semua bahasa yang masih hidup di dunia ini, tentu mengalami perubahan yang mungkin tidak akan terlihat oleh pemakai-pemakai bahasa itu sendiri di dalam waktu pendek, tetapi secara kumulatif dan dalam waktu yang cukup lama, perubahan itu akan terlihat dengan jelas. (Samsuri, 1980: 50 dalam Fa’iq, 2010: 30). Pada buku Bahasa, Sastra, dan Budaya Arab, Lesmana menyebutkan sumber pembentukan kata dalam bahasa Arab ada dua yaitu kosakata bahasa Arab dan kosakata bahasa asing. 3.4.1.1 Kosakata Bahasa Arab Kosakata
bahasa
Arab
dapat
dijadikan
sumber
pembentukan kata dalam bahasa Arab modern. Pembentukan kata baru pada pada dasarnya ada dua, yaitu kata-kata baru yang dibentuk dari sumber bahasa itu sendiri dan kata-kata yang dipungut dari bahasa lain, atau kadang-kadang gabungan dari kedua sumber tersebut (Usman, 1978: 11 dalam Lesmana, 2010: 33).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
3.4.1.2 Kosakata Bahasa Asing Selanjutnya Usman (Usman, 1978: 11 dalam Lesmana, 2010: 33) menjelaskan bahwa memungut kosakata dari bahasa lain dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yaitu bentuk tetap, bentuk serapan dan bentuk terjemahan. Jika yang dimaksud Usman adalah bentuk seperti kata take off dalam bahasa Indonesia, yang ejaan dan lafalnya harus ditulis dan diucapkan sama, maka sulit untuk menentukan apakah kata-kata asing yang masuk ke dalam bahasa Arab berbentuk tetap atau tidak karena huruf-huruf dalam bahasa Arab lain dengan yang dipungutnya. Oleh karena itu, Lesmana (2010: 35) menjelaskan bahwa katakata bahasa asing yang masuk ke dalam bahasa Arab hanya melalui proses penyerapan dan penerjemahan, karena hurufhuruf dalam bahasa Arab lain dengan huruf yang dipungutnya. Sementara itu, Versteegh (1997: 179) menyebutkan ada lima cara dalam membentuk kata atau frase baru dalam bahasa Arab, yaitu meminjam dari bahasa asing, menggabungkan katakata asing, baik secara morfologis dan atau fonologis, menerjemahkan kata-kata asing, memperluas akar kata dari katakata yang sudah ada, dan memperluas makna dari kata-kata yang sudah ada. Singkatnya, Chejne (1969: 163 dalam Lesmana, 2002: 2) mengatakan bahwa ada empat cara dalam pembentukan kata-kata baru dalam bahasa Arab, yaitu dengan arabisasi atau
ﺗﻌﺮﻳـﺐ/ta’rîb/, derivasi atau اﺷـﺘﻘﺎق/isytiqâq/, membentuk satu kata dari gabungan kata, ﳓــﺖ/naḥt/ dan pembentukan kata sesuai dengan arti kiasannya, ﳎــﺎز/majâz/. Teori Chejne inilah yang akan penulis jadikan sebagai acuan dasar dalam analisis morfologi. Akan tetapi Fa’iq (2010:31) mengecualikan majâs
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
yang menurutnya masuk ke dalam lingkup semantik. Ketiga cara tersebut dapat dengan detail diperinci sebagai berikut, 1. Arabisasi atau ﺗﻌﺮﻳــﺐ/ta’rîb/. Bakalla (1990: 16) menjelaskan bahwa arabisasi biasanya diartikan memungut bahasa asing dengan perubahan seperlunya untuk disesuaikan dengan pola morfologi dan fonologi Arab. Proses pemungutan dalam bahasa Arab bukanlah merupakan suatu hal yang baru, dalam beberapa buku yang telah ditulis lebih dari 1000 tahun yang lalu disebutkan bahwa bahasa Arab telah meminjam kata dari bahasa Parsi dan lainnya. Pemungutan adalah proses masuknya unsur fonologis, gramatikal, atau leksikal, atau leksikal dari suatu bahasa ke dalam bahasa lain akibat adanya kontak/peniruan (Kridalaksana, 1993: 159). Sedangkan Thomason (1988: 37) mengartikan pemungutan sebagai suatu proses penyatuan atau pemasukan unsur-unsur asing ke dalam sebuah kelompok bahasa yang dilakukan oleh penutur bahasa tersebut, bahasa asli tetap dipertahankan, tetapi sedikit diubah dengan menambahkan unsur-unsur asing. Crystal (1980: 214 dalam Wastono, 2000: 35) mendefinisikan pungutan sebagai. “a loan is a linguistic unit (usually a lexical item) which has come to be used in a language or dialect other than the one where it originated”. Dalam bahasa Arab, peminjaman dikenal dengan istilah اﻹﻗـﱰاض/al-iqtirâdh/. Pemungutan disebabkan oleh beberapa hal, berikut ini adalah sebab-sebab/motivasi pemungutan yang dikemukakan oleh beberapa ahli lingustik, a. Sapir (1949: 192) menyatakan bahwa pemungutan unsur bahasa asing terjadi karena adanya kontak budaya. b. Jones (1984: 38) berpendapat bahwa pemahaman terhadap proses pemungutan kata-kata asing menyangkut pemahaman
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
terhadap kontak budaya yang menyebabkan terjadinya pemungutan tersebut. c. Menurut Charles F. Hocket (1958: 404-405) -
Keinginan agar lebih bergaya (the prestige motive)
-
Kebutukan akan kata-kata yang belum ada istilah atau padanannya dalam bahasa peminjam (the need filling motive).
d. Menurut Nababan (1993: 39), suatu kata, ungkapan, atau konsep yang ada dalam bahasa suatu kebudayaan dipinjam oleh bahasa lain karena tidak adanya padanan yang sesuai dalam bahasa tersebut. Apabila kata, ungkapan, konsep asing tersebut diterjemahkan, artinya sering terlalu jauh dari apa yang akan diungkapkan. Contoh hasil dari proses arabisasi adalah nomina (11) ﺳـﻮﻓﺖ ﺑـﻮل /sûftbûl/ ‘softball’ dan (12) ﻫﺎﺗﺮﻳﻚ/hâtrîk/ ‘hatrick’. 2.
Derivasi atau اﺷـﺘﻘﺎق/isytiqâq/. Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, setiap kata dalam bahasa Arab biasanya dibentuk dari akar kata dan pola. Pola-pola tertentu menunjukkan makna tertentu, seperti pola ﻣﻔﻌﻠـﻞ/mufa’lil/ yang menunjukkan makna pelaku. Misalnya seperti yang tertera pada contoh (11) ﻣــﺪرب /mudarrib/ ‘coach’.
3. Penggabungan atau ﳓـﺖ/naḥt/, yaitu suatu proses di mana dua buah kata atau lebih dibuat menjadi satu kesatuan (Bakalla, 1984: 15). Singkatan dapat juga dianggap sebagai salah satu dari penggabungan ini, seperti ARAMCO merupakan abreviasi dari ‘Arabian American Oil Company’. Penggabungan seperti ini telah dikenal oleh orang-orang Arab sejak dahulu. Contoh lain dari naḥt yang sudah ada sejak dahulu adalah kata ﺑﺴــﻤﻠﻪ
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
/basmalah/ yang merupakan abreviasi dari ungkapan
ﺑﺴـﻢ اﷲ
اﻟـ ّـﺮﲪﻦ اﻟـ ّـﺮﺣﻴﻢ/bismillâhi r-raḥmâni r-raḥîm/. Sedangkan untuk bahasa Arab modern, Lesmana (2002: 10) memberikan satu contoh berikut, ب. صsingkatan dari ﺻـﻨﺪوق اﻟﱪﻳـﺪ/shundûqu lbarîd/ kotak pos yang merupakan padanan dari bahasa asing P.O. Box.
3.4.2 Bentuk Kata dan Frasa dalam Bahasa Arab Modern Lesmana (2010: 46) juga menyebutkan bahwa kata-kata yang bersumber dari bahasa Arab dapat dibagi menjadi beberapa bentuk; 1. Lambang Contohnya adalah ﺳــﻢyang berati ‘centimeter’ dan كyang bermakna ‘kwintal’. 2. Akronim 3. Nomina 4. Verba 5. Verba-preposisi Contohnya adalah ﻗــﺎم ب/qâma bi/ yang bermakna ‘melaksanakan’. Lesmana (2010: 38) menjelaskan bahwa bentuk kata seperti ini dapat dimasukkan ke dalam kategori frase verbal. 6. Nomina-ajektif nisbah Contohnya adalah اﻟﻘﻤـﺮ اﻟﺼـﻨﺎﻋﻲ/al-qamaru sh-shanâ’î/, artinya ‘satelit’. Bentuk kara seperti ini dapat dimasukkan ke dalam kategori frase nominal. 7. Nomina-nomina Contoh: ﺣﺎﻣﻠـﺔ اﻟﻄـﺎﺋﺮة/ḥamilatu th-thâirah/ ‘kapal induk’. Nomina pertama berbentuk definite (takrif), sekalipun tanpa artikel al-, karena pengertiannya dibatasi oleh nomina kedua. Nomina kedua boleh
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
indefinite (tak takrif), tapi kasusnya harus genitif. Apabila satu nomina diikuti oleh nomina lain yang sebelumnya hingga membuatnya menjadi definitif, sekalipun tanpa artikel al-, disebut construct phrase. Bentuk kata seperti ini (nomina-nomina) dapat juga dimasukkan ke dalam frase nominal. Makna dari hubungan antara nomina pertama dengan nomina kedua bisa merupakan kepemilikan, sifat, atau pun hubungan pelaku dengan obeyeknya. 8. Nomina-nomina-adjektif nisbah Contohnya adalah ﻧﻈﺎم أﺣﻜﺎم اﻟﺬاﰐ/nizhâmu aḥkami dz-dzâtî/ ‘otonomi’. 9. Nomina-nomina-nomina
وﻓﻖ اﻃﻼق اﻟﺬاري/wafqu ithlâqi dz-dzâri/ ‘peletakan senjata’. 10. Nomina-nomina-ajektif nisbah-ajektif nisbah Contohnya adalah ﺷﺮﻛﺔ اﻟﺰﻳﺖ اﻟﺴﻌﻮدﻳّﺔ اﻷﻣﺮﻛﻴّـﺔ/Syarikatu z-Zaiti s-Su’ûdiyyatu l-Amrikiyyah/ ‘Perusahaan Minyak Saudi Arabia–Amerika’. 11. Adverbia-nomina Contoh ﲢــﺖ اﻟﻄﺎﺋﻠــﺔ/taḥta th-thâ?ilah/ ‘dengan ancaman’. Adverbia dalam bahasa Arab termasuk kategori nomina. 12. Preposisi-nomina Contohnya adalah ﻋﻦ ﻃﺮﻳﻖ/’an tharîq/ maknanya ‘melalui, via’. 13. Nomina-preposisi
ﺑﻨﺎءا ﻋﻠﻰ/binâ?an ‘ala/ yang berarti ‘sesuai dengan, berdasarkan atas’. 14. Preposisi-nomina-preposisi Salah satu contohnya adalah ﻋﻠﻰ اﻟﺮﻏﻢ ﻣﻦ/’ala r-raghmi min/ ‘meskipun’. 15. Preposisi-nomina-kata penegas Contoh ﻣﻦ اﳌﻌﻠﻮم أ ّن/mina l-ma’lûmin anna/ ‘seperti yang diketahui’. 16. Preposisi-adverbia Contohnya ﻣﻦ ﻗﺒﻞ/min qabl/ ‘sebelum’.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
17. Adverbia-kata penegas Contohnya ﻏﲑ أن/ghairu an/ ‘bagaimanapun, tetapi’ 18. Preposisi-nomina-ajektiva
ﰲ وﻗﺖ ﻗﺮﻳﺐ/fî waqtin qarîb/ maknanya adalah ‘segera’. 19. Kata penyangkal-ajektif nisbah
ﻻ ﻣﺮﻛﺰﻳّﺔ/lâ markaziyyah/ ‘desentralisasi’. 20. Preposisi-ajektif Misal, ﻣﻦ ﺟﺪﻳﺪ/min jadîd/ ‘lagi’. 21. Preposisi-ajektiva 22. Preposisi-kata penegas
إﱃ ان/ilâ an/ ‘hingga, sampai’. 23. Kata pengecualian-kata penegas Contohnya adalah إﻻّ ان/illâ an/ ‘namun, meskipun demikian, tetapi’. 24. Pronomina demonstrativa-kata sambung
ﻫﺬا و/hadzâ wa/ ‘selain itu, lagi pula’. 25. Preposisi-pronomina demonstrativa Contoh, ﻋﻠﻰ ذﻟﻚ/’ala dzalika/ ‘maka dari itu, sebagai, karenanya’.
3.5 Semantik Bahasa Arab 3.5.1 Definisi Semantik Dalam buku Pengantar Semantik Bahasa Indonesia yang ditulis oleh Abdul Chaer, kata semantik berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘sema’ yang artinya ‘kata benda’ yang berarti pula tanda atau lambang. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang di sini sebagai padanan kata ‘sema’ itu adalah tanda linguistik. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ferdinand de Saussure (1996), yaitu yang terdiri dari (1) komponen yang mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa dan (2)
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
komponen yang diartikan atau makna dari komponen yang pertama itu. Kedua komponen ini adalah merupakan tanda atau lambang, sedangkan yang ditandai atau dilambanginya adalah sesuatu yang berada di luar bahasa yang lazim disebut referen atau hal yang ditunjuk. Kata semantik ini lalu diartikan sebagai ilmu tentang makna atau arti (Chaer, 1995: 2). Pendapat Abdul Chaer tersebut selaras dengan yang diungkapkan oleh Darmojuwono yang mengartikan semantik adalah cabang ilmu linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa (Darmajuwono, 2007: 114). Sedangkan Keraf (1993: 129) berpendapat bahwa semantik adalah bagian dari linguistik yang meneliti makna dalam bahasa tertentu, mencari asal mula dan perkembangan dari arti suatu kata. Dalam bahasa Arab, semantik dinamakan dengan ﻋﻠـﻢ اﻟﺪﻻﻟـﺔ/’ilmu d-dilâlah/ atau ada juga yang menamakannya dengan ﻋﻠـﻢ اﳌﻌـﲎ/’ilmu lma’nâ/. Umar (1982: 11) dalam Fa’iq (2010: 16) cenderung memilih penamaan yang pertama dikarenakan penamaan yang kedua lebih dekat ke cabang ilmu balâghah. Selanjutnya, Umar dalam bukunya yang berjudul ’ilmu d-dilâlah mendefinisikan semantik sebagai suatu,
دراﺳﺔ اﳌﻌﲎ أو اﻟﻌﻠﻢ اﻟﺬي ﻳﺪرس اﳌﻌﲎ أو ذﻟﻚ اﻟﻔﺮع ﻣﻦ ﻋﻠﻢ اﻟﻠﻐﺔ اﻟﺬي ﻳﺘﻨﺎول ﻧﻈﺮﻳﺔ اﳌﻌﲎ أو ذﻟﻚ اﻟﻔﺮع اﻟﺬي ﻳﺪرس اﻟﺸﺮوط اﻟﻮاﺟﺐ ﺗﻮاﻓﺮﻫﺎ ﰲ اﻟﺮﻣﺰ ﺣﱴ ﻳﻜﻮن ﻗﺎدرا ﻋﻠﻰ ﲪﻞ اﳌﻌﲎ /dirâsatu l-ma’nâ aw al-‘ilmu alladzî yadrusu l-ma’nâ aw dzâlika l-far’u min ‘ilmi l-lughah alladzî yatanâwalu nazhriyyati l-ma’nâ aw dzâlika l-far’u alladzî yadrusu sysyurûtha l-wâjiba tuwâfiruhâ fî r-ramzi ḥattâ yakûna qâdiran ‘alâ ḥamali l-ma’nâ/ ‘studi tentang makna atau suatu ilmu yang mempelajari makna atau suatu cabang dari ilmu linguistik yang berkaitan dengan teori makna atau suatu cabang (ilmu lingustik) yang mempelajari teori-teori pembentukan makna’(Umar dalam Fa’iq, 2010: 17) 3.5.2 Peranan Semantik dalam Pembentukan Kosakata Baru Bahasa
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Bakalla (1984: 14) mengatakan bahwa bahasa Arab berada pada pengaruh tetap kebudayaan dan bangsa lain. Sebagai hasil dari kontak yang tetap ini menjadikan bahasa Arab mendapat pengaruh pada semantik bahasanya. Pengaruh semantik ini ditandai dengan penyerapan beberapa konsep dan ide, dengan bantuan penerjemahan kata per kata atau bebas dari bahasa lain. Ada beberapa cara dimana semantik memainkan peranannya dalam menciptakan kosakata baru bahasa Arab; 1. Menggunakan kembali kata-kata Arab yang telah lama atau tidak terpakai lagi untuk mengungkapkan konsep atau ide modern, seperti ﺟـﻮﻫﺮ/jawhar/ dan ﻋــﺮض/’aradh/ yang berarti ‘substansi’ dan ‘bentuk’. ﺳـﻴّﺎرة/sayyârah/ yang dulu berarti ‘kafilah unta’, sekarang berarti ‘mobil’. Tetapi, ada juga kata-kata lama yang tetap ada artinya semula dan kadang-kadang dipakai lagi untuk mengungkapkan ide baru dengan sedikit perbedaan. 2. Metafora atau majâz. Ini menyangkut penggunaan matafora atau abstraksi untuk menerjemahkan kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Arab, seperti kata ﻫـﺎﺗﻒ/hâtif/ untuk ‘telepon’. Hâtif dulu berarti ‘suara inspirasi’. ﺑـﺮق/barq/ (yang berarti ‘telegraf’), dulu berarti ‘kilat, halilintar’. ﺑﺮﻳـﺪ/barîd/ dulu berarti cara lama mengirim pesan yang menggunakan binatang sebagai alat transportasinya. Sekarang barîd berarti ‘pos’, baik melalui darat maupun udara. 3. Penerjemahaan pola-pola kata asing, seperti وﻛﺎﻟــﺔ اﻷﻧﺒــﺎء/wakâlatu lanbâ?/ ‘kantor berita’, ﻣﻨﻈّﻤـﺎت اﻷﻣـﻢ اﳌﺘّﺤـﺪة/munazhzhamâtu l-umami lmuttaḥidah/ ‘Persatuan Bangsa-Bangsa’, ﻛــﺮة اﻟﻘــﺪم/kuratu l-qadam/ ‘sepak bola’, اﻟﺴـﻮق اﳌﺸـﱰﻛﺔ/as-sûqu l-musytarakah/ ‘Pasar Bersama’, دول
اﻷوﺑﻴـﻚ/duwalu l-ûbîk/ ‘negara-negara OPEC’. Semua ungkapan ini
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
secara harfiah diterjemahkan dari bahasa Inggris, Perancis, dan bahasa lainnya.
3.6 Relasi Makna Dalam setiap bahasa, seringkali kita temui adanya hubungan kemaknaan atau relasi semantik antara sebuah kata atau satuan bahasa lainnya dengan kata atau satuan bahasa lainnya lagi (Chaer, 1995: 82). Makna kata yang saling berhubungan ini yang disebut relasi makna (Darmajuwono, 2007: 116). Abdul Chaer (1995: 82) menyebutkan bahwa hubungan atau relasi makna menyangkut hal kesamaan makna (sinonimi), kebalikan makna (antonimi), kegandaan makna (polisemi dan ambiguitas), ketercakupan makna (hiponimi), kelainan makna (homonimi), kelebihan makna (redundansi), dan sebagainya. Demikian pula yang dikatakan Maman Lesmana (2010: 57) pada kesimpulan pembahasan ‘Bab Semantik Bahasa Arab Pers’ menyebutkan bahwa aspek semantik dalam bahasa Arab Pers tidak berbeda kasusnya dengan aspek semantik dalam bahasa lainnya, yaitu ada arti primer dan sekunder, perubahan makna, arti leksikal dan struktural, sinonimi, polisemi, homonimi, idiom, dan istilah. Wastono (2005) membagi relasi makna paradigmatis menjadi tiga cakupan, yaitu relasi makna keidentikan, relasi makna peliputan, dan relasi makna pertentangan.
3.6.1 Relasi Makna Keidentikan Dalam relasi makna keidentikan ini penulis membagi menjadi beberapa sub, yaitu homonimi, polisemi, dan sinonimi.
3.6.1.1 Homonimi Homonimi adalah kata yang berasal dari bahasa Yunani kuno onoma yang artinya ‘nama’ dan homo yang artinya ‘sama’. Oleh karena itu, secara semantik, homonimi dapat diartikan sebagai ungkapan kata,
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
frase, atau kalimat yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga berupa kata, frase, atau kalimat) tetapi maknanya berbeda (Chaer, 1995: 93). Sedangkan menurut Lesmana, homonimi dapat diartikan sebagai kata yang mempunyai bentuk yang sama dari sisi ejaan maupun lafalnya, akan tetapi mengungkapkan makna yang berbeda. Contoh ﺗـﺎرﻳﺦ/târîkh/ ‘sejarah’ dan ﺗـﺎرﻳﺦ/târîkh/ ‘tanggal’. Ejaan dan lafal pada kedua kata tersebut sama, namun artinya berbeda (Lesmana, 2010: 54) .
3.6.1.2 Polisemi Masih menurut Chaer (1995: 101), polisemi diartikan dengan satuan bahasa (kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Sedangkan Lesmana (2010: 54) mengartikan polisemi sebagai sebuah kata yang mempunyai berbagai macam arti, tetapi arti-arti ini masih saling berkaitan satu sama lain. Timbulnya berbagai macam arti ini disebabkan oleh adanya pergeseran makna atau tafsiran yang berbeda. Contoh polisemi dapat dilihat pada kata berikut ini (a) اﻷرﻛـﺎن اﻟﻌﺴـﻜﺮﻳّﺔ/al-?arkânu l‘askariyyah/ ‘staf militer’ dan (b) أرﻛـﺎن اﻟﺪوﻟـﺔ/?arkânu d-dawlah/ ‘pejabat tinggi negara’. Kata أرﻛـﺎنpada contoh (a) bermakna ‘staf’ sedangkan pada contoh (b) ‘pejabat tinggi’.
3.6.1.3 Sinonimi Secara etimologi, kata sinonimi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Sinonimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain (Chaer, 1995: 82). Lesmana (2010: 53) juga menjelaskan arti sinonimi, yaitu dua kata atau lebih yang mempunyai makna sama. Seperti kata ﺑﻨـﻚ/bank/ dan ﻣﺼـﺮف/mashraf/ yang keduanya bermakna ‘bank’ (Lesmana: 2010: 53).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
3.6.2 Relasi Makna Peliputan Relasi makna yang termasuk dalam relasi makna peliputan atau
اﻟﺘﻀ ّـﻤﻦ/at-tadhammun/ ada dua macam, yaitu relasi makna hiponimi dan meronimi. Akan tetapi, dalam pembahasan semantik pada bab isi dalam skripsi ini, penulis hanya akan memaparkan relasi makna peliputan dalam kosakata laras olahraga dilihat dari hiponimi saja. Menurut Chaer (1995: 98), kata hiponimi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu onoma yang berarti ‘nama’ dan hypo yang berarti ‘di bawah’. Secara harfiah, hiponimi diartikan dengan nama yang termasuk di bawah nama lain. Secara semantik, hiponim ialah ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain. Singkatnya, hiponimi adalah relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna khusus dalam makna umum. seperti makna tongkol dalam makna ikan, makna unta dalam makna binatang. Tongkol, bandeng, tenggiri, teri, mujair, cakalang, dan tuna berhiponimi dengan ikan, sedangkan unta, kucing, anjing, kambing, dan kuda berhiponimi dengan binatang. Relasi makna hiponimi dalam bahasa Arab dinamakan dengan
اﻹﺷـﺘﻤﺎل/al-isytimâl/. Umar (1982, dalam Wastono 2005: 34) merumuskan definisi hiponimi bahasa Arab dengan,
ﻳﻜﻮن )أ( ﻣﺸﺘﻤﻼ ﻋﻠﻰ )ب( ﺣﲔ ﻳﻜﻮن )ب( أﻋﻠﻰ ﰲ ﺗﻘﺴﻴﻤﻲ اﻟﺘﺼﻨﻴﻔﻲ أو اﻟﺘﻔﺮﻋﻲ /yakûnu (alif) musytamilan ‘alâ (bâ?) hîna yakûna (bâ?) a’lâ fî taqsîmî t-tashnîfî aw t-tafri’î/ ‘A hiponim B apabila B lebih tinggi dalam kelas taksonomi’ Umar (1982: 99) menambahkan bahwa rumusan kehiponimian bahasa Arab dapat dicontohkan dalam ungkapan berikut,
ﻳﺘﻀﻤﻦ ﻣﻌﲎ ﺣﻴﻮان ّ وﻋﻠﻰ ﻫﺬا ﻓﻤﻌﲎ ﻓﺮس. ﻓﺮس اﻟﺬي ﻳﻨﺘﻤﻲ إﱃ ﻓﺼﻴﻠﺔ أﻋﻠﻰ ﺣﻴﻮان /faras alladzî yantamî ilâ fashîlatu a’lâ hayawân. Wa ‘alâ hâdzâ fama’nâ faras yatadhammanu ma’nâ hayawân/
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
‘kuda dinisbatkan kepada hewan yang mempunyai kelas lebih tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa makna kuda tercakup dalam makna hewan.’
3.6.3 Relasi Makna Pertentangan Relasi makna pertentangan terdiri atas dua bagian, yaitu relasi makna antonimi dan relasi makna kontranimi. Dalam pembahasan bab isi skripsi ini, penulis hanya akan menjelaskan satu dari dua bagian relasi makna pertentangan, yaitu antonimi. Kata Antonimi berasal dari kata Yunani kuno yaitu onoma ‘nama’ dan anti ‘melawan’. Secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula. Secara semantik, antonimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan (kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain. Contoh antonimi yang dikemukan Fa’iq dalam bahasa Arab laras TI adalah kata
ﺗﺴـﺠﻴﻞ دﺧـﻮل/tasjîlu dukhûl/ berantonimi dengan makna ﺗﺴـﺠﻴﻞ ﺧـﺮوج/tasjîlu khurûj/. Kata ﺗﺴـﺠﻴﻞ دﺧـﻮلbermakna ‘sign-in’ sedangkan kata ﺗﺴـﺠﻴﻞ ﺧــﺮوج bermakna ‘sign-out’. Kemudian kata ﻂ ّ ﻋﻠــﻲ اﳋ ـ/’ala l-khathth/ juga berantonimi dengan makna ﻂ ّ ﺧــﺎرج اﳋـ/khariju l-khathth/. Kata ﻂ ّ ﻋﻠــﻲ اﳋـ bermakna ‘online’ sedangkan ﻂ ّ ﺧـﺎرج اﳋـbermakna ‘offline’ (Fa’iq, 2010: 68).
3.7 Idiom Nida (1974: 202 dalam Lesmana 2010: 55) mendefinisikan idiom sebagai suatu ungkapan yang terdiri dari beberapa kata yang artinya tidak dapat diperoleh dari masing-masing kata yang membentuknya. Contohcontoh idiom dalam bahasa Arab adalah kata اﻷﻳـﺪي اﻟﻌﺎﻣﻠـﺔ/al-aydî l-‘âmilah/
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
‘buruh’. Idiom tersebut terdiri dari dua buah kata, yaitu kata اﻷﻳـﺪي/al-aydî/ yang berarti ‘tangan-tangan’ dan kata اﻟﻌﺎﻣﻠـﺔ/al-‘âmilah/ yang berarti ‘yang bekerja’. Jika kata-kata tersebut digabungkan, maka artinya ‘tangantangan yang bekerja’. Namun, sebagai idiom artinya bukanlah demikian, melainkan ‘buruh’ (Lesmana, 2010: 55). 3.8 Istilah Abdul Chaer (1995: 52) menerangkan bahwa pengistilahan dalam suatu bahasa dibentuk berdasarkan prosedur yang ada dalam suatu bahasa. Hal ini dikarenakan proses pengistilahan tersebut dilakukan untuk mendapatkan ketepatan dan kecermatan makna untuk suatu bidang kegiatan atau keilmuan. Kridalaksana (1993: 67) pun menjelaskan pengertian istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu. Menurut Lesmana bahwa selain bentuk idiom, kata-kata dalam bahasa Arab Pers ada juga yang berbentuk istilah (Lesmana 2010:56). Contoh istilah dalam bahasa Arab pers yaitu kata
ﺻـﻨﺪوق/shundûq/ yang berarti ‘kotak’ tetapi pada istilah ekonomi artinya berubah menjadi ‘kas atau dana’. Dengan demikian satu bentuk kata dapat memiliki
arti
yang
berbeda-beda
tergantung
pada bidang
dimasukinya.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
yang
BAB IV ANALISIS MORFOLOGI KOSAKATA BAHASA ARAB LARAS OLAHRAGA
4.1 Pengantar Kosakata dalam bahasa Arab laras olahraga merupakan kosakata yang muncul akibat adanya penyebaran dan perkembangan bidang olahraga, khususnya di negara-negara berbahasa Arab. Kosakata-kosakata itu sengaja dibentuk untuk mengungkapkan teori-teori, istilah-istilah, dan kosakata dalam bidang tersebut. Misalnya kata ﻛـﺮة اﻟﻘـﺪم/kuratu l-qadam/, kata ini dibentuk untuk mewakili konsep kata dari bahasa Inggris, football atau soccer, yaitu olahraga yang terdiri atas dua tim, setiap tim terdiri atas sebelas orang yang keduanya memainkan bola dengan kaki. Bakalla (1990: 16) menyebutkan bahwa pembentukan kata dalam bahasa Arab modern—ditinjau dari segi morfologis—terbagi menjadi tiga macam, yaitu arabisasi, derivasi, dan singkatan lambang huruf. Selain itu, ada juga yang berupa gabungan kata, baik yang gabungan biasa maupun hibrida.
4.2 Arabisasi Arabisasi atau ta’rib adalah proses pemungutan bahasa asing dengan perubahan seperlunya untuk disesuaikan dengan pola morfologi dan fonologi Arab walaupun ada juga perubahan yang tidak berarti dan tidak sesuai dengan pola morfologi dan fonologi bahasa Arab (Bakalla, 1990: 16). Singkatnya, arabisasi adalah penyerapan kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Arab. Proses Arabisasi terbagi menjadi dua bagian, yaitu melalui transliterasi dan melalui transkripsi. Berikut ini akan dijelaskan mengenai dua hal tersebut.
4.2.1 Transliterasi Bentuk arabisasi pertama yang akan dibahas adalah transliterasi. Menurut Lesmana (thn:hlm), transliterasi adalah penggantian huruf demi huruf dari
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
abjad latin ke abjad Arab tanpa mengindahkan lafal bunyi kata yang sebenarnya. Berikut ini adalah contoh dari transliterasi, (1) ﺑﻨﻚ
/bank/
‘bank’ 17
(2) ﻓﻴﻔﺎ
/fîfâ/
‘FIFA’ 18
(3) ﻛﺎﻛﺎ
/kâkâ/
‘Kaka' 19
P0F
P1F
P2F
Dari data di atas menunjukkan penyerapan bahasa asing yang ditransliterasikan ke dalam bahasa Arab. Pergantian huruf dalam kata (1) ‘ ﺑﻨﻚbank’ langsung meniru bahasa sumber seperti aslinya. Huruf b ditransliterasikan menjadi huruf
ب. Huruf a ditranliterasikan menjadi pemarkah fathah, huruf n di transliterasikan menjadi huruf ن, dan huruf k ditranliterasikan menjadi huruf ك. Pada kata (2) ‘ ﻓﻴﻔﺎFIFA’, huruf f ditransliterasikan menjadi huruf فhuruf i ditransliterasikan menjadi huruf ي, huruf f ditransliterasikan menjadi huruf
ف, huruf a ditransliterasikan menjadi huruf ا. Hal itu sama halnya pada data (3) ‘ﻛﺎﻛﺎKaka', huruf k ditransliterasikan menjadi huruf ك, huruf a dengan huruf
ا.
17
Dalam b.I menjadi ‘bank’, yaitu tempat penyimpanan. Dalam KBBI, badan usaha di bidang keuangan yg menarik dan mengeluarkan uang dl masyakarat, terutama memberikan kredit dan jasa dl lalu lintas pembayaran dan peredaran uang.
18
FIFA abreviasi dari Fédération Internationale de Football Association (bahasa Prancis) atau dalam b.I berarti Federasi Internasional Sepak Bola adalah badan pengatur internasional sepak bola yang didirikan di Paris pada 21 Mei 1904 dan sekarang bermarkas di kota Zürich, Swiss. 19
Kaka bernama asli Ricardo Izecson dos Santos Leite, lebih dikenal dengan nama Kaka, adalah seorang pemain sepak bola asal Brasil yang kini membela klub Real Madrid.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
4.2.2 Transkripsi Arabisasi selanjutnya adalah transkripsi. Transkripsi adalah mengubah teks dari satu ejaan ke ejaan lain dengan maksud mengikuti lafal bunyinya (Lesmana, 2010:44). Sementara itu, dalam KBBI adalah penyalinan teks dengan mengubah ejaannya ke dalam ejaan lain untuk menunjukkan lafal bunyi unsur bahasa yang bersangkutan (KBBI , 1988: 960). Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa transkripsi adalah mengambil suatu kata dari satu bahasa untuk diserap ke bahasa lain (dalam hal ini bahasa Arab) berdasarkan lafal bunyi yang dimiliki oleh bahasa asal dari kata yang diserap tersebut. Berikut ini penyesuaian pelafalan yang terjadi dapat ditunjukkan melalui data-data berikut. (4) ﺑﺎدﻣﻴﻨﺘﻮن
/bâdmîntûn/
‘badminton’ 20
(5) ﷼ ﻣﺪرﻳﺪ
/riyâl madrîd/
‘Real Madrid’ 21
(6) ادرﻳﺎﻧﻮ
/adriyânû/
‘Adriano’ 22
(7) أرﺳﻨﺎل
/arsinâl/
‘arsenal’ 23
(8) ﺑﻴﺴﺒﻮل
/bîsbûl/
‘baseball’ 24
(9) ﻟﻴﺠﺎ
/lîjâ/
‘league’ 25
P3F
P4F
P5F
P6F
P7F
P8F
P
20
Dalam b.I menjadi bulu tangkis adalah olahraga cabang olahraga yg berupa permainan yg dimainkan dng memakai raket dan kok yg dipukul melampaui jaring yg direntangkan di tengah lapangan. 21
Real Madrid adalah adalah sebuah klubsepak bola profesional yang berbasis di kota Madrid, Spanyol yang didirikan pada 6 Maret 1902. Klub ini pernah meraih 31 gelar La Liga, 18 gelar Copa del Rey, 8 Piala Super Spanyol, 9 gelar Piala Champions/Liga Champions UEFA, 2 Piala UEFA, 1 Piala Super Eropa, dan 3 Piala Interkontinental. 22
Adriano adalah pemain sepak bola berkebangsaan Brazil yang memiliki nama lengkap Adriano Leite Ribeiro lahir pada tanggal 17 Februari 1982. 23
Arsenal adalah sebuah klub sepak bola dari Inggris yang berjuluk The Gunners.
24
permainan olahraga dng menggunakan bola keras kecil (sebesar bola kasti) dan pemukul, dilakukan oleh dua regu yg masing-masing terdiri atas sembilan orang pemain
25
Dalam bI menjadi ‘liga’.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(10) ﺷﻂ اﻟﻜﻮك
/syuth kûk/
‘shuttlecock’ 26
(11) ﺳﻮﻓﺖ ﺑﻮل
/sûft bûl/
‘softball’ 27
(12) ﻫﺎﺗﺮﻳﻚ
/hâtrîk/
‘hatrick’ 28
(13) ﺳﺘﻮك ﺳﻴﱵ
/stûk sîtî/
‘Stoke City’ 29
(14) ﻟﺐ
/lub/
‘lob’ 30
(15) دوﻧﺎت
/dûnât/
‘donut’ 31
(16) ﺗﻜﺘﻴﻚ
/taktîk/
‘tactic’ 32
(17) ﺗﺸﻴﻠﺴﻲ
/tsyîlsî/
‘Chelsea’ 33
(18) ﻛﻴﻴﻔﻮ
/kîyifû/
‘Chievo’ 34
(19) ﺑﺎﻳﺮن ﻣﻴﻮﻧﻴﺦ
/bâyirn mîyûnîkh/
‘Bayern Munich’ 35
(20) ﻟﻴﻎ
/lîg/
‘leg’ 36
P9F
P10F
P1F
P12F
P13F
P14F
P
P15F
P16F
P17F
P18F
P19F
26
Dalam bI menjadi kok adalah bola dl permainan bulu tangkis.
27
Olahraga sejenis dengan baseball, olahraga beregu yang terdiri atas dua tim.
28
Tiga gol atau lebih yang diciptakan oleh seorang pemain sepak bola dalam satu pertandingan.
29
Salah satu klub sepak bola yang berasal dari Inggris. Klub ini merupakan klub sepak bola kedua tertua di dunia yang didirikan pada 1863. 30
Lob adalah istilah dalam sepak bola yang bermakna tendangan tinggi yang melengkung.
31
Donut adalah istilah untuk pukulan yang keras dalam olahraga baseball dan softball.
32
Dalam b.I menjadi taktik yaitu strategi dalam permainan olahraga.
33
Chelsea adalah sebuah klub sepak bola Inggris yang bermain di Liga Utama Inggris, bermarkas di kota London, dan dikenal dengan sebutan The Blues. 34
Chievo adalah salah satu klub sepak bola di negara Italia.
35
Bayern Munich adalah klub sepak bola dari Jerman yang pernah menjuarai Bundes Liga sebanyak 21 kali. 36
Leg adalah istilah dalam olahraga yang bermakna satu bagian dari sebuah perjalanan pertandingan.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(21) ﺗﻨﻴﺲ
/tinis/
‘tennis’ 37
(22) ﻳﻮرو
/yûrû/
‘Euro’ 38
(23) ﺑﻮﻧﺪزﻟﻴﺠﺎ
/bûndizlîjâ/
‘Bundes League’ 39
(24) ﺳﺎن ﺟﲑﻣﺎن
/sân jîrmân/
‘Saint Germain’ 40
(25) أﺟﺎﻛﺲ
/ajâks/
‘Ajax’ 41
(26) ﺑﺮﺷﻠﻮﻧﺔ
/barsyilûnah/
‘Barcelona’ 42
(27) ﻟﻴﻮن
/lîyûn/
‘Lyon’ 43
(28) ﻣﺮﺳﻴﻠﻴﺎ
/marsîliyâ/
‘Marseille’ 44
(29) روﻣﺎ
/rûmâ/
‘Roma’ 45
(30) ﻣﺎﻧﺸﺴﱰ ﺳﻴﱵ
/mânsyistir sîtî/
‘Manchester
/mânsyistir yûnâytid/
‘manchester united’ 47
P20F
P21F
P2F
P23F
P24F
P25F
P26F
P27F
P28F
City’ 46 P29F
(31) ﻣﺎﻧﺸﺴﱰ ﻳﻮﻧﺎﻳﺘﺪ
P30F
37
Dalam bI menjadi tenis adalah permainan olahraga yg menggunakan bola (sebesar kepalan) sebagai benda yg dipukul dan raket sebagai pemukulnya, dimainkan oleh dua pemain (dua pasang), di lapangan yg dibatasi oleh jaring setinggi kira-kira satu meter. 38
Euro adalah liga sepak bola Eropa yang pertandingannya diikuti oleh negara-negara Eropa.
39
Bundes League adalah liga sepak bola yang paling tinggi di Jerman yang didirikan pada tahun 1963. 40
Salah satu klub sepak bola di Prancis.
41
Klub sepak bola di Jerman.
42
Salah satu klub sepak bola terbesar dan terhebat di dunia, prestasinya yang terbaru adalah juara Liga Champion di tahun 2011. 43
Sebuah klub sepak bola di Prancis yang berdiri tahun1899, bermarkas di kota Lyon, Prancis.
44
Sebuah klub sepak bola di Prancis
45
Sebuah klub sepak bola di Italia dan salah satu yang terhebat di Liga Italia.
46
Sebuah klub sepak bola di Inggris yang sekota dengan Manchester United . Mulai tahun 2008
sampai sekarang, klub ini dimiliki oleh Abu Dhabi Group.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(32) ﻧﻮرﻳﺘﺶ ﺳﻴﱵ
/nûrîsy sîtî/
‘norwich city’ 48
(33) اﻳﻔﺮﺗﻮن
/îfirtûn/
‘everton’ 49
(34) ﻟﻴﻔﺎﻧﱵ
/lîvântî/
‘levante’ 50
(35) ﻓﺎﻟﻨﺴﻴﺎ
/fâlinsiyâ/
‘valencia’ 51
(36) اﻧﻔﻴﻠﺪ
/anfîld/
‘anfield’ 52
(37) اوﻟﺪ ﺗﺮاﻓﻮرد
/ûld trâfûrd/
‘old trafford’ 53
(38) اﺳﺘﻮن ﻓﻴﻼ
/astûn fîlâ/
‘aston villa’ 54
(39) ﻟﻴﻔﺮﺑﻮل
/lîfirbûl/
‘liverpool’ 55
(40) ﺑﻮﻟﺘﻮن
/bûltûn/
‘bolton’ 56
(41) وﳚﺎن اﺛﻠﻴﺘﻴﻚ
/wîjân atslîtîk/
‘wigan athletic’ 57
(42) ﺑﻼﻛﺒﲑن روﻓﺮز
/blâkbûrn rûfirz/
‘blackburn rovers’ 58
(43) ﺳﻮاﻧﺴﻲ ﺳﻴﱵ
/swânsî sîtî/
‘swansea city’ 59
P31F
P32F
P3F
P34F
P35F
P36F
P37F
P38F
P39F
P40F
P41F
47
P42F
Sebuah klub sepak bola di Inggris dan merupakan salah satu klub terhebat di negaranya dan di Eropa. 48
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
49
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
50
Sebuah klub sepak bola di Spanyol.
51
Salah satu klub sepak bola di Spanyol.
52
Sebuah stadion dan merupakan markas bagi klub Liverpool di Inggris.
53
Sebuah stadion dan markas bagi klub Manchester United.
54
Salah satu klub sepak bola di Inggris.
55
Sebuah klub sepak bola di Inggris yang berjuluk The Reds.
56
Sebuah klub sepak bola dari Inggris.
57
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
58
Sebuah klub sepak bola di Inggris.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(44) ﻣﻠﻘﺎ
/malaqâ/
‘malaga’ 60
(45) راﻳﺎن ﺟﻴﺠﺰ
/râyân jîjz/
‘Ryan Giggs’ 61
(46) ﺟﻮﺳﻴﻒ ﺟﻮاردﻳﻮﻻ
/jûsîb juwârdiyûlâ/
‘Joseph Guardiola’ 62
(47) ﻟﻴﻮﻧﻴﻞ ﻣﻴﺴﻲ
/liyûnîl mîsî/
‘Lionel Messi’ 63
(48) دﻳﻴﻐﻮ ﻣﺎرادوﻧﺎ
/dîyighû mârâdûnâ/
‘Diego Maradona’ 64
(49) إﺳﱰاﺗﻴﺠﻴﺔ
/istirâjiyyat/
‘strategy’ 65
(50) ﻏﻮﻟﻒ
/ghȗlf/
‘golf’ 66
(51) ﻫﻮﻛﻲ
/hȗkiy/
‘hockey’ 67
P43F
P4F
P45F
P46F
P47F
P48F
P49F
P50F
Pada data (4) ‘ ﺑـﺎدﻣﻴﻨﺘﻮنbadminton’, lafal a ditranskripsikan dengan ا, lafal i dengan ي, dan lafal o ditranskripsikan dengan و. Sementara, pada data (5)
ﻣﺪرﻳـﺪ
﷼
‘Real Madrid’ lafal a ditranskripsikan menjadi ﻳـﺎ. Kemudian, pada
59
Sebuah klub sepak bola dari Inggris.
60
Sebuah klub sepak bola di Spanyol.
61
Peemain sepak bola berkebangsaan Inggris yang bermain di klub Manchester United.
62
Pelatih klub Barcelona di Spanyol yang merupakam pelatih tersukses sampai tahun 2011 karena membawa klub asuhannya menjuarai berbagai ajang pertandingan nasional maupun internasional. 63
Seorang pemain berkebangsaan Argentina yang bermain di klub Barcelona yang merupakan pemain terhebat di dunia di tahun 2011.
64
Seorang legenda sepak bola berkebangsaan Argentina.
65
Rencana pertandingan sebuah klub untuk mencapai sasaran kemenangan dalam pertandingan
66
cabang olahraga dng menggunakan bola kecil untuk dipukul dengn tongkat pemukul ke dalam tiap-tiap rentetan liang-liang (9 atau 18 liang berturut-turut).
67
Dalam bI menjadi hoki yaitu olahraga lapangan yang dimainkan oleh dua kesebelasan, berupa permainan yang bertujuan memasukkan bola ke dalam gawang lawan dengan menggunakan tongkat pemukul;
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
data (6) ‘ ادرﻳـﺎﻧﻮAdriano’, lafal a ditranskripsikan dengan ا, lafal a yang kedua dengan ﻳﺎ, dan lafal o dengan و. Selanjutnya, pada data (7) ‘ أرﺳﻨﺎلArsenal’, lafal a ditranskripsikan dengan أ. Apabila diamati, terdapat perbedaaan transkripsi lafal a pada empat data (4, 5, 6, dan 7) di atas disebabkan adanya penyesuaian terhadap pelafalan asli dari bahasa asal. Selanjutnya data (8) ‘ ﺑﻴﺴـﺒﻮلbaseball’, transkripsinya adalah lafal e dengan يdan lafal o dengan و. Pada data (9) ﻟﻴﺠـﺎ ‘league’, proses transkripsi yang terjadi adalah lafal g ditranskripsikan dengan
ج. Data (10) ‘ ﺷـﻂ اﻟﻜـﻮكshuttlecock, lafal sh ditranskripsikan dengan ش, lafal t dengan ط, lafal c dengan ك, dan lafal ck sama juga dengan c ditranskripsikan dengan ك.Selanjutnya data (11) ‘ ﺳـﻮﻓﺖ ﺑـﻮلsoftball’, lafal o ditranskripsikan dengan و. Data (12) ‘ ﻫﺎﺗﺮﻳــﻚhatrick’, lafal ck ditranskripsikan dengan ك. Selanjutnya data (13) ‘ ﺳـﺘﻮك ﺳﻴﱵstock city’ lafal ck juga ditranskripsikan dengan
ك. Pada data (14) ‘ ﻟـﺐlob’,lafal o ditranskripsikan dengan pemarkah ◌ُ pada huruf ل. Selanjutnya, kita lihat data (15) ‘ دوﻧــﺎتdonut’, masih sama dengan transkripsi sebelumnya, lafal o ditranskripsikan dengan و. Pada data (16) ﺗﻜﺘﻴـﻚ ‘tactic’, lafal c ditranskripsikan dengan ك. Keunikan terjadi pada data (17, 18, dan 19), pada data (17) ‘ ﺗﺸﻴﻠﺴـﻲChelsea’, transkripsi yang terjadi adalah pada lafal ch ditranskripsikan dengan lafal ﺗـﺶ, lafal ea dengan ي. Pada data (18)
‘ ﻛﻴﻴﻔـﻮChievo’, lafal ch ditranskripsikan dengan كdan lafal v dengan lafal ف. Sedangkan data (19) ‘ ﺑـﺎﻳﺮن ﻣﻴـﻮﻧﻴﺦBayern Munich’, transkripsi lafal ch dengan خ. Hal ini memperkuat pengertian dari transkripsi yaitu proses mengubah satu
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
teks pada suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain yang tergantung pada lafal teks bahasa asalnya. Selanjutnya data (20) ‘ ﻟﻴﻎleg’, transkripsi yang terjadi adalah pada lafal e ditranskripsikan dengan ي. Pada data (21) ‘ ﺗﻨﻴﺲtennis’, lafal e ditranskripsikan dengan pemarkah ◌ِ pada huruf ت. Pada data (22) ‘ ﻳﻮروeuro’, lafal eu ditranskripsikan dengan ﻳﻮdan lafal o dengan و. Data (23) ‘ ﺑﻮﻧﺪزﻟﻴﺠﺎbundes league’, lafal u ditranskripsikan dengan وdan lafal s ditranskripsikan dengan ز. Selanjutnya data (24) ‘ ﺳﺎن ﺟﲑﻣﺎنSaint Germain’, lafal ai ditranskripsikan dengan ا, lafal e dengan ي, dan lafal ai pada kata germain dengan ا. Kemudian kita lihat data (25) ‘ أﺟﺎﻛﺲAjax’, pada data tersebut juga terdapat transkripsi yaitu pada lafal x yang ditranskripsikan dengan ﻛﺲ. Pada data selanjutnya (26)
‘ﺑﺮﺷﻠﻮﻧﺔBarcelona’, lafal c ditranskripsikan dengan ش, lafal o dengan و, dan lafal a dengan ة. Kemudian data (27) yaitu ‘ ﻟﻴﻮنLyon’, transkripsinya adalah lafal o menjadi و. Transkripsi selanjutnya pada data (28) ‘ ﻣﺮﺳﻴﻠﻴﺎMarseille’,
lafal
ei
ditranskripsikan dengan ي. Data (29) ‘ روﻣﺎRoma’, lafal o ditranskripsikan dengan وdan lafal a dengan ا. Pada data (30) ‘ ﻣﺎﻧﺸﺴﱰ ﺳﻴﱵManchester City’, lafal ch ditranskripsikan dengan شdan lafal c pada kata city ditranskripsikan dengan س. Sedangkan keunikan terjadi pada data (31) ‘ ﻣﺎﻧﺸﺴﱰ ﻳﻮﻧﺎﻳﺘﺪManchester United’, lafal u ditranskripsikan dengan ﻳﻮdan lafal i dengan اي. Masih menarik jika kita amati data (32) ‘ ﻧﻮرﻳﺘﺶ ﺳﻴﱵNorwich City’, transkripsi terjadi
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
pada lafal ch yang ditranskripsikan dengan ﺗﺶ, kemudian data (33) اﻳﻔﺮﺗﻮن ‘Everton’, transkripsinya terdapat pada lafal e yang ditranskripsikan dengan اي dan lafal v ditranskripsikan dengan ف. Kasus serupa terdapat pada data (34) dan (35) ‘ ﻟﻴﻔﺎﻧﱵLevante’ yaitu pada lafal v yang ditranskripsikan dengan ف. Selanjutnya data (35) ‘ ﻓﺎﻟﻨﺴﻴﺎValencia’, lafal v yang ditranskripsikan dengan ف, lafal c dengan س, dan lafal a dengan ﻳﺎ. Setelah itu data (36) ‘ اﻧﻔﻴﻠﺪAnfield’, lafal e ditranskripsikan dengan ي. Pada data (37) اوﻟﺪ ﺗﺮاﻓﻮرد
‘Old
Trafford’,
terdapat transkripsi yang unik yaitu pada lafal o pada kata old yang ditranskripsikan dengan اوdan lafal o pada kata trafford yang ditranskripsikan dengan و. Transkripsi selanjutnya adalah data (38) ‘اﺳﺘﻮن ﻓﻴﻼAston Villa’, lafal o ditranskripsikan dengan وdan lafal v dengan lafal ف. Pada data (39) ﻟﻴﻔﺮﺑﻮل ‘Liverpool’, transkripsi lafal v adalah فdan lafal p adalah ب. Data (40) ﺑﻮﻟﺘﻮن ‘Bolton’, lafal o ditranskripsikan dengan وdan pada data (41) ‘ وﳚﺎن اﺛﻠﻴﺘﻴﻚWigan Athletic’, transkripsi yang terjadi adalah pada lafal g ditranskripsikan dengan
ج, lafal th dengan ث, dan lafal c ditranskripsikan dengan ك. Selanjutnya data (42) ‘ ﺑﻼﻛﺒﲑن روﻓﺮزBlackburn Rovers’, lafal ck ditranskripsikan dengan كdan lafal s dengan ز. Pada data (43) ‘ ﺳﻮاﻧﺴﻲ ﺳﻴﱵSwansea City’, lafal ea ditranskripsikan dengan يdan lafal c dengan س. Sedangkan, keunikan terdapat pada data selanjutnya, pada data (44) ‘ ﻣﻠﻘﺎMalaga’, transkripsi yang terjadi terdapat pada lafal g yang ditranskripsikan dengan ق. Sedangkan apabila kita
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
lihat data (45) ‘ راﻳﺎن ﺟﻴﺠﺰRyan Giggs’, transkripsi pada lafal g adalah dengan ج. Selanjutnya data (46) ‘ ﺟﻮﺳﻴﻒ ﺟﻮاردﻳﻮﻻJoseph Guardiola’, transkripsinya adalah pada lafal ph yang ditranskripsikan dengan فdan lafal g dengan ج. Pada data (47) ‘ ﻟﻴﻮﻧﻴﻞ ﻣﻴﺴﻲLionel Messi’, transkripsinya adalah pada lafal o yang ditranskripsikan dengan وdan lafal e dengan ي. Data selanjutnya adalah (48)
‘ دﻳﻴﻐﻮ ﻣﺎرادوﻧﺎDiego Maradona’, lafal o yang ditranskripsikan dengan و. Selanjutnya kita lihat data (49) ‘ إﺳﱰاﺗﻴﺠﻴﺔstrategy’, lafal g ditranskripsikan dengan ج. Data (50) ﻏﻮﻟﻒ/ghȗlf/ ‘golf’, lafal o ditranskripsikan dengan و. Selanjutnya data (51) ﻫﻮﻛﻲ/hȗkiy/ ‘hockey’, juga terdapat transkripsi yaitu lafal o ditranskripsikan dengan و. Data-data proses penyesuaian pelafalan di atas dapat dirumuskan dalam tabel berikut, Pelafalan
Huruf Arab
A
ا
A
ﻳﺎ
A
ة
A
أ
I
ي
I
اي
U
و
U
ﻳﻮ
E E
ي ◌ِ
E
اي
O
و
O
او
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
C
◌ُ س
C
ك
C
ش
G
ج
G
ق
P
ب
S
ز
T
ط
V
ف
X
ﻛﺲ
Ai
ا
Ea
ي
Ei
ي
Eu
ﻳﻮ
Ck
ك
Ch
ش
Ch
ﺗﺶ
Ch
ك
Ch
خ
Ph
ف
O
ث Th Tabel 4.1 Penyesuaian Pelafalan Kosakata Bahasa Arab Laras Olahraga
4.3 Derivasi Selain ta’rib atau arabisasi, cara kedua dalam coinage kosakata bahasa Arab laras olahraga adalah dengan derivasi. Arabisasi pada subbab sebelumnya telah dijelaskan yaitu penyerapan kosakata bahasa asing ke dalam bahasa Arab, maka dapat disimpulkan bahwa derivasi adalah lawan dari arabisasi yang dimaksudkan untuk mengganti arabisasi (Bakalla, 1990: 89).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Oleh karena itu, derivasi dapat diartikan sebagai pembentukan kata baru yang dibentuk dari sumber bahasa itu sendiri. Dalam bahasa Arab, pembentukan setiap kata tersebut dibentuk dari akar kata dan pola kata atau wazn (Bakalla, 1990: 15). Dalam analisis mengenai derivasi ini, penulis akan membaginya menjadi dua sub pokok bahasan, yaitu akar kata dan pola derivasi kata.
4.3.1 Akar Kata Membahas derivasi bahasa Arab pasti tidak dapat dipisahkan dengan pembahasan akar kata dan pola. Dengan begitu, berdasarkan pada bentuk akar katanya (jumlah radikal), kosakata bahasa Arab laras olahraga dapat dijelaskan sebagai berikut. -
Pertama, akar kata yang terdiri atas dua radikal, datanya (52) ﻳـﺪ /yad/ ‘tangan’, dalam laras olahraga biasa digunakan untuk olahraga bola tangan.
-
Kedua, akar kata yang terdiri dari tiga radikal. Data: ﻫـﺪف/hadaf/ ‘gol’, radikal dari kata tersebut adalah /ha/, /dal/, dan /fa/. Data lain yang terdiri dari tiga radikal adalah ﻟﻌـﺐ/la’ib/ ‘pemain’, ﺣﻜـﻢ/ḥakam/ ‘wasit’, dan sebagainya.
-
Terakhir, akar kata yang terdiri dari lima radikal, datanya adalah
ﺷﻄﺮﻧﺞ/syathranj/ ‘catur’.
4.3.2 Pola Derivasi Kata Pada subbab ini akan dijelaskan tentang pola-pola derivasi kosakata bahasa Arab laras olahraga. Sebelumnya melangkah ke tahap penjelasan, kiranya penting bagi penulis untuk memberikan keterangan bahwa dalam menjelaskan pola-pola derivasi ini penulis tidak menggunakan lambang C1C2C3 seperti yang digunakan Holes (1995), tetapi penulis menggunakan lambang yang digunakan oleh About (1971), yaitu F (first) untuk konsonan R
R
radikal pertama, M (middle) untuk konsonan radikal kedua, dan L (last) untuk R
R
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
konsonan radikal ketiga. Sementara, lambang kata dasar yang terdiri dari empat radikal adalah F (first) untuk konsonan radikal pertama, S (second) untuk konsonan radikal kedua, T (third) untuk konsonan radikal ketiga, dan L (last) untuk konsonan radikal keempat. Selain itu, penulis juga akan menggunakan lambang /a/, /i/, dan /u/ untuk vokal pendek, /â/, /î/, dan /û/ untuk vokal panjang dan /a/ untuk kata dasar yang berakhiran /-at/. Perhatikan data berikut. (53) ﻫﺪف
/hadaf/
‘gol’
(54) ﲤﺮﻳﺮة
/tamrîrah/
‘umpan’
Data (53) ﻫـﺪف/hadaf/ merupakan bentuk derivasi nomina yang berasal dari akar kata verba yang bersifat unaugmented, yaitu pola dasar FaMaLa (FaMiLa, FaMuLa). Di antara kosakata yang termasuk dalam pola dasar ini adalah (55) ﺿﺮﺑﺔ
/dharbah/
‘tendangan’
(56) ﺧﻄﺄ
/khatha?/
‘pelanggaran’
Pola pada data (55) ﺿـﺮﺑﺔ/dharbah/ berbentuk FaMLa sedangkan pola pada data (56) ﺧﻄﺄ/khatha?/ berbentuk FaMaL. Pola pada data (54) ﲤﺮﻳـﺮة/tamrîrah/ merupakan bentuk derivasi yang berasal dari augmented verbal root yang berbentuk taFMîLa yang berasal dari akar verba FaMMaLa. Bentuk ini dapat diperinci dalam data-data berikut: (57) ﺗﺸﻜﻴﻞ
/tasykîl/
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
‘formasi’
(58) ﺗﺼﻮﻳﺐ
/tashwîb/
‘shooting’ 68
(59) ﲤﺪﻳﺪات
/tamdîdât/
‘peregangan/pemanasan’
(60) ﺑﻄﺎﻗﺔ
/bithaqah/
‘kartu’
(61) دﻓﺎع
/difâ’/
‘pertahanan’
(62) ﻣﻬﺎﺟﻢ
/muhâjim/
‘penyerang’
(63) ﻣﺪاﻓﻊ
/mudâfi’/
‘bek’
(64) ﻣﻼﻛﻤﺔ
/mulâkamah/
‘tinju’
(65) ﺗﺴﻠﻞ
/tasallul/
‘offside’ 69
(66) ﺷﻄﺮﻧﺞ
/syathranaj/
‘catur’
P51F
P52F
Pada data (57) ﺗﺸـﻜﻴﻞ/tasykîl/ berbentuk taFMîL, pola tersebut berasal dari akar verba FaMMaLa. Data pola lainnya adalah pada data (58) ﺗﺼـﻮﻳﺐ/tashwîb/ berbentuk taFMîL, pola ini juga berasal dari akar verba FaMMaLa. Selain itu data (59) ﲤﺪﻳـﺪات/tamdîdât/ juga berbentuk taFMîLâ yang juga berasal dari akar verba FaMMaLa. Selanjutnya data (60) ( ﺑﻄﺎﻗـﺔbithaqah), pola kata ini berbentuk FiMâL yang berasal dari akar verba FâMaL. Sedangkan pada data (61) دﻓـﺎع/difâ’/, pola kata ini berasal dari akar verba FâMaLa yang berbentuk pola FiMâL. Data lain yang masih berasal dari akar verba FâMaLa ini adalah data (62) ﻣﻬـﺎﺟﻢ /muhâjim/, yang memiliki pola kata muFâMil, data (63) ﻣـﺪاﻓﻊ/mudâfi’/ yang
68
Dalam istilah sepak bola bermakna percobaan untuk mencetak gol.
69
Dalam posisi di depan bola yang melawan aturan.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
juga sama memiliki pola kata muFâMil, dan data (64) ﻣﻼﻛﻤـﺔ/mulâkamah/, juga berasal dari akar verba FâMaLa yang berbentuk pola kata muFâMaLa. Selanjutnya pada data (65) ﺗﺴــﻠﻞ
/tasallul/, kata ini mempunyai pola kata
taFaMMuL yang berasal dari akar verba
taFaMMaL.
Seperti yang telah disebutkan di atas, akar kata juga ada yang mempunyai lima radikal, data tersebut adalah data (66) ﺷـﻄﺮﻧﺞ/syathranaj/, data ini berpola FaSTâRaL. F (first) mwakili konsonan radikal pertama. S (second) mewakili konsonan radikal kedua, T (third) mewakili konsonan radikal ketiga, R (fouRth) mewakili konsonan radikal keempat, dan L (last) mewakili konsonan radikal kelima. Data kosakata tersebut di atas adalah sedikit contoh yang penulis masukkan ke dalam pembahasan subbab ini. Masih banyak kosakata bahasa Arab laras olahraga yang termasuk dalam pola derivasi kata bahasa Arab. Pola-pola derivasi yang telah disebutkan adalah pola-pola yang paling sering muncul dalam laras olahraga. Penulis tidak membatasi pada pola ini saja, masih ada pola lain, namun pola-pola di ataslah yang sering digunakan.
4.4 Relasi antara Arabisasi dan Derivasi Beberapa kosakata yang dihasilkan melalui proses arabisasi mempunyai padanan dengan kosakata yang dihasilkan melalui proses derivasi. Misalkan kata ﺑﺎدﻣﻴﻨﺘﻮن/bâdmîntûn/ dengan ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ/kurat l-rîsyat/, keduanya sama-sama bermakna ‘bulu tangkis’ yakni sebuah cabang olahraga yang berupa permainan yg dimainkan dengan memakai raket dan kok yang dipukul melampaui jaring yg direntangkan di tengah lapangan. Jika dirunut dari waktu kemunculannya, kata ﺑﺎدﻣﻴﻨﺘﻮن/bâdmîntûn/ lebih dulu muncul daripada kata ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ/kurat lrîsyat/.
Kata
ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ/kurat l-rîsyat/ muncul dikarenakan adanya
kecenderungan (preferensi) linguis Arab modern untuk menggunakan bahasa asli yang mereka miliki. Bakalla (1990: 16) menyebutkan bahwa linguis-
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
linguis modern lebih suka menggunakan bentuk istiqâq (derivasi) daripada ta’rîb (arabisasi), walaupun mereka juga tidak menolak arabisasi secara mutlak. Preferensi para linguis tersebut berbanding terbalik dengan preferensi masyarakat pengguna bahasa. Mereka lebih menyukai hasil arabisasi dari pada derivasi sebagaimana masyarakat pengguna bahasa di Indonesia yang lebih familiar dengan kata badminton daripada bulu tangkis
4.5 Pluralisasi Bentuk plural atau biasa disebut dengan jamak, secara gramatikal, dalam bahasa Arab terbagi menjadi tiga macam. Pertama adalah jama’ mudzakkar sâlim (regular maskulin plural), contoh datanya dalam laras olahraga adalah
ﻣـﺪرﺑﻮن/mudarribûna/ ‘coaches’. Kata ini berasal dari kata ﻣـﺪرب/mudarrib/ ‘coach’ dan mendapat imbuhan inflektif _ ُ◌ون/-ûna/. Kedua, jama’ muannats sâlim (regular feminin plural). Bentuk jama’ ini mendapat imbuhan inflektif
_ َ◌ات/-ât/. Ditinjau dari bentuk tunggalnya, bentuk jamak ini dapat dianalisis menjadi berikut, (67) ﻣﺒﺎرﻳﺎت
/mubârayât/
‘matches’ 70
(68) ﻛﺮات
/kurât/
‘balls’ 71
P53F
P54F
Data (67) ﻣﺒﺎرﻳـﺎتberasal dari kata tunggal feminim ﻣﺒـﺎراة/mubârat/. Data (67)
ﻣﺒﺎرﻳـﺎت, bermakna ‘pertandingan-pertandingan’. Data (68) ﻛـﺮاتberasal dari kata tunggal feminin ﻛﺮة/kurat/. ﻛﺮاتmempunyai arti ‘bola-bola’. 70
Dalam bI berarti pertandingan-pertandingan.
71
Dalam bI berarti bola-bola.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Ketiga, jama’ taksîr (broken/irregular plural). Contoh datanya dapat dianaisis sebagai berikut, (69) ﺣﻜﺎم
/ḥukkam/
‘referees’ 72
(70) ﻣﻼﻋﺐ
/malâ’ib/
‘fields’ 73
P5F
P56F
Data (69) ﺣﻜﺎمberasal dari kata tunggal maskulin ﺣﻜـﻢ/ḥakam/yang dijamakkan menjadi ﺣ ّﻜـﺎم/ḥukkam/, yang mempunyai arti wasit-wasit. Sedangkan pada data (70) ﻣﻼﻋـﺐ/malâ’ib/ berasal dari kata tunggal maskulin ﻣﻠﻌـﺐ/mal’ab/ yang dijamakkan, yang mempunyai arti ‘lapangan-lapangan’.
4.6 Gabungan Kata Pada subbab ini akan dibahas tentang kosakata bahasa Arab laras olahraga yang berupa gabungan kata. Berdasarkan pada pembagian jenis katanya, katakata yang berupa gabungan kata dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, di antaranya adalah bentuk-bentuk seperti berikut ini: (71) ﲤﺮﻳﺮ إﱃ
/tamrîr ilâ/
(72) ﻣﻬﺎرة اﳉﺮي ﺑﺎﻟﻜﺮة
/mahâratu l-jarâ bi -lkurah/
‘mengoper ke’ ‘menggiring bola’
(73) وﺛﺐ ﻃﻮﻳﻠﻲ
/watsiba thawîlî/
‘lompat jauh’
(74) ﻛﺄﺱ ﺍﻟﻌﺎﻟﻡ
/ka?su l-‘âlam/
‘piala dunia’
Contoh (71) ﲤﺮﻳــﺮ إﱃ/tamrîr ilâ/ dibentuk dari gabungan verba dengan partikel. Partikel yang biasa digunakan dalam bentuk kata seperti ini adalah 72
Dalam bI berarti wasit-wasit.
73
Dalam bI berarti lapangan-lapangan.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
preposisi (kata depan). Bentuk gabungan seperti ini dapat diperluas menjadi bentuk sebagai berikut : (75) ﲤﺮﻳﺮ إﱃ اﳋﻠﻒ
/tamrîr ilâ l-khalf/
‘mengoper ke belakang’
(76) ﲤﺮﻳﺮ إﱃ اﻷﻣﺎم
/tamrîr ilâ l-?amâm/
‘mengoper ke depan’
Pada data (75) ﲤﺮﻳﺮ إﱃ اﳋﻠﻒ
/tamrîr ilâ l-khalf/ data tersebut dibentuk dari
gabungan verba-partikel-nomina. Begitu juga data (76) ﲤﺮﻳـﺮ إﱃ اﻷﻣـﺎم/tamrîr ilâ l?amâm/. Data (72) ﻣﻬﺎرة اﳉﺮي ﺑﺎﻟﻜﺮة/mahâratu l-jarâ bi -lkurah/ dibentuk
dari
nomina-partikel-nomina. Selanjutnya data (73) وﺛﺐ ﻃﻮﻳﻠﻲ/watsiba thawîlî/ dibentuk dari gabungan nomina dengan ajektif nisbah. Bentuk kata seperti ini dapat dimasukkan ke dalam kategori frase nominal (Lesmana, 2010: 38). Bentuk-bentuk lain dari data tersebut, seperti: - اﻟﻮﺛﺐ اﻟﻌﺎﱄ
/al-watsiba l-âlî/
‘lompat tinggi’
- ﺑﻄﺎﻗﺔ ﺻﻔﺮاء
/bithâqah shafra?/
‘kartu kuning’
- ﻋﻠﻢ أﲪﺮ
/’alima ?aḥmar/
‘red flag’ 74
- دﻓﺎع وﺳﻂ
/difâ’ washith/
‘bek tengah’
- ﺿﺮﺑﺔ رﻛﻨﻴﺔ
/dharbah rukniyah/
‘tendangan pojok’
- ﻫﺠﻮم ﻣﻀﺎد
/hujȗm mudhad/
‘serangan balik’
- ﲤﺮﻳﺮة ﻋﺮﺿﻴﺔ
/tamrîrah ‘ardhiyah/
‘umpan silang’
P57F
74
Dalam bI berarti bendera merah untuk menghentikan permainan karena terjadi suatu masalah dalam pertandingan balapan baik sepeda, motor, atau mobil.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
- ﺿﺮﺑﺔ ﺣﺮة
/dharbah ḥarah/
‘tendangan bebas’
- ﺿﺮﺑﺔ اﻟﺒﺪاﻳﺔ
/dharbatu -lbidâyah/
‘kick off’ 75
- ﺿﺮﺑﺔ ﺟﺰاء
/dharbah jaza?/
‘tendangan penalti’
Selanjutnya data (74) ﻛﺄس اﻟﻌﺎﱂ/ka?su
P58F
l-‘âlam/
dibentuk
dengan
gabungan nomina dengan nomina. Nomina pertama berbentuk definit (ma’rifah) sekalipun tanpa artikel al- karena pengertiannya sudah dibatasi oleh nomina kedua. Nomina kedua boleh definit (ma’rifah) dan boleh juga indefinit (nakirah), tetapi kasusnya harus definit seperti halnya :
- ﲤﺮﻳﺮة اﳍﺪف
/tamrîratu l-hadaf/
‘assist’ 76
- ﻣﻨﻄﻘﺔ اﳍﺪف
/mantiqatu l-hadaf/
‘goal area’
- ﺿﺮﺑﺔ ﻣﺮﻣﻰ
/dharbah marmâ/
‘goal kick’
- ﺣﺎرس اﳌﺮﻣﻰ
/ḥârisu l-marmâ/
‘penjaga gawang’
- اﻟﻔﺮﻳﻖ اﻟﻮﻃﲏ
/al-farîqu lwathanî/
‘tim nasional’
- ﺳﺒﺎق اﳌﺸﻲ
/sibâqa l-masyi/
‘pertandingan langsung’
- رﻣﻲ اﻟﺮﻣﺢ
/ramâ l-ramaḥ/
‘lempar lembing’
- ﳎﺎل اﻻﺳﺘﻘﺒﺎل
/majâlu l-istiqbâl/
‘pit area’ 77
- زوﺟﻲ ﺳﻴﺪات
/zawjî sayyidât/
‘ganda putri’
- زوﺟﻲ رﺟﺎل
/zawjî rijâl/
‘ganda putra’
P59F
P60F
75
Istilah untuk menyatakan akan dimulainya suatu pertandingan sepak bola.
76
Istilah dalam sepak bola untuk sebuah umpan yang menjadikan sebuah gol.
77
Tempat di dekat trek balapan di mana mobil atau motor berhenti untuk bahan bakar dan perbaikan.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
- زوﺟﻲ ﳐﺘﻠﻂ
/zawjî mukhtalif/
‘ganda campuran’
- ﻓﺮدي ﺳﻴﺪات
/fardî sayyidât/
‘tunggal putri’
- ﻓﺮدي رﺟﺎل
/fardî rijâl/
‘tunggal putra’
- ﻧﻘﻄﺔ اﳌﺒﺎراة
/nuqtatu l-mubârah/
‘match point’ 78
- ﺣﻜﻢ اﳋﻄﻮط
/ḥakimu l-khutȗth/
‘hakim garis’
- ﻣﻨﻄﻘﺔ اﻹرﺳﺎل
/mantiqatu l-i?rsâl/
‘service area’ 79
- ﺣﻠﻘﺔ اﻟﺴﻠﺔ
/halqata s-salah/
‘ring basket’
P61F
P62F
Apabila satu nomina diikuti oleh nomina lain yang menunjukkan pembatasan keterangan atas nomina yang sebelumnya hingga membuatnya menjadi definitif, sekalipun tanpa artikel (al-), maka hal tersebut dinamakan Construct phrase (Ziadeh, 1957: 32, dalam Lesmana, 2010: 39). Bentuk gabungan seperti ini juga termasuk ke dalam frase nominal.
4.7 Hibrida Subbab ini masih membahas tentang bentuk gabungan kata, namun – berbeda dengan subbab sebelumnya- gabungan kata yang akan dibahas adalah gabungan kata yang merupakan perpaduan antara kata yang bersumber dari bahasa Arab (derivasi) dan kata yang bersumber dari bahasa asing (arabisasi), gabungan kata ini dikenal dengan istilah hybrid atau hibrida 80. Data-data yang P63F
P
berbentuk hibrida dalam kosakata bahasa Arab laras olahraga adalah sebagai berikut,
78
Istilah yang biasa digunakan dalam olahraga bulu tangkis untuk poin terakhir sebelum poin penuh yang dapat mengakhiri permainan. 79
Istilah dalam permainan bulu tangkisdan tenis untuk menyatakan tempat yang digunakan untuk pemain dapat melakukan service bola kepada lawan. 80
Hibrida adalah kata kompleks yang bagian-bagiannya berasal dari bahasa-bahasa berbeda. (Kridalaksana, 1993: 72).
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(77) ﺗﻜﺘﻴﻚ اﻟﻠﻌﺐ
/taktîku l-la’ib/
‘taktik permainan’
(78) وﻳﻠﱰ وزن
/wîltir wazn/
‘walter weight’ 81
(79) ﻋﺪاد إﻟﻜﱰوﱐ
/’adâd i?likturȗnî/
‘jam elektronik’
(80) راﻗﺼﺔ اﻟﺒﺎﻟﻴﻪ
/râqishatu l-bâliyah/
‘penari balet’
P64F
Pada data (77) ﺗﻜﺘﻴـﻚ اﻟﻠﻌـﺐnomina pertama merupakan kata yang dibentuk dari proses arabisasi (transkripsi), sedangkan kata kedua dibentuk dari proses derivasi. Data (78) وﻳﻠـﱰ وزنsama dengan data (77) dimana nomina pertama merupakan kata yang dibentuk dari proses arabisasi (transkripsi), sedangkan kata kedua dibentuk dari proses derivasi. Data (79) ﻋﺪاد إﻟﻜﱰوﱐ
merupakan
kebalikan dari data sebelumnya, nomina pertama hasil derivasi dan nomina kedua hasil arabisasi. Data (80) راﻗﺼـﺔ اﻟﺒﺎﻟﻴـﻪsama dengan data (79) ﻋـﺪاد إﻟﻜـﱰوﱐ yaitu nomina pertama hasil derivasi dan nomina kedua hasil arabisasi.
4.8 Singkatan Lambang Huruf Lambang huruf adalah bentuk yang tulisannya disingkat, tapi lafalnya diucapkan seperti bentuk lengkapnya (Lesmana, 2010: 42). Lambang huruf yang sering muncul di ranah olahraga adalah sebagai berikut :
81
(81) ﻛﻎ
’kilogram’
(82) م
’meter’
(83) ﻛﻤﺲ
’kilometer per jam’
Walter weight adalah istilah yang terdapat dalam olahraga tinju yang maksudnya adalah petinju
yang memiliki berat badan dibawah 69 kg.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Contoh pada data (81) ﻛــﻎmerupakan sebuah lambang huruf dari ﻛﻴﻠــﻮﻏﺮام ‘kilogram’, biasanya dipakai pada olahraga angkat besi. Data (82) مmerupakan lambang huruf dari ’ ﻣـﱰmeter’ yang sering digunakan pada lomba lari, balap motor, mobil, dan sepeda, dan lainnya. Data (83) ﻛﻤـﺲmerupakan lambang huruf dari ﻛـﻢyaitu ‘ ﻛﻴﻠ�ﻮﻣﺘﺮkilometer’ dan سyaitu ﺳـﺎﻋﺔyang maknanya ‘kilometer per jam’, biasanya digunakan untuk satuan jarak tempuh pada berbagai lomba seperti lomba balap lari, sepeda, motor, dan mobil.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
BAB V ANALISIS SEMANTIK KOSAKATA BAHASA ARAB LARAS OLAHRAGA
5.1 Pengantar Pada bab sebelumnya, telah dibahas aspek morfologi kosakata bahasa Arab laras olahraga, untuk melengkapinya, bab ini akan menganalisis kosakata bahasa Arab laras olahraga dari aspek semantik. Seperti yang dikatakan oleh Bakalla (1990:16) bahwasanya pembentukan sebuah kosakata baru meliputi dua tingkat linguistik yang utama yaitu morfologi dan semantik. Hal ini juga diungkapkan oleh Veerstegh (1997:179), salah satu pembentukan kata baru dalam bahasa Arab adalah dengan memperluas makna dari kata-kata yang sudah ada (semantik). Dalam penulisan bab ini, penulis merujuk kepada apa yang dikatakan oleh Bakalla. Menurut Bakalla, peranan semantik dalam pembentukan kosakata baru bahasa Arab meliputi tiga cara, yaitu penggunaan kosakata lama, metafora, dan penerjemahan pola-pola kosakata asing. Selain membahas pembentukan kosakata baru bahasa Arab laras olahraga secara semantik, bab ini juga akan membahas tentang relasi makna, idiom, dan istilah yang ada pada kosakata bahasa Arab laras olahraga. Relasi makna yang akan dibahas oleh penulis, merujuk kepada Wastono (2005) yang telah membagi relasi makna menjadi tiga cakupan, yaitu relasi makna keidentikan, relasi makna peliputan, dan relasi makna pertentangan yang di dalam ketiga cakupan tersebut, dalam skripsi ini yang akan dibahas adalah aspek homonimi, polisemi, sinonimi, antonimi, dan hiponimi kosakata bahasa Arab laras olahraga.
5.2 Peranan Semantik dalam Pembentukan Kosakata Bahasa Arab Laras Olahraga 5.2.1 Metafora Salah satu cara pembentukan kosakata baru dalam bahasa Arab laras olahraga adalah dengan metafora. Metafora adalah pemakaian kata atau
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
ungkapan lain untuk objek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan. Dalam bahasa Arab, metafora dikenal dengan istilah majâz (Bakalla, 1990:14). Sedangkan Veerstegh, menyebutnya dengan qiyâs atau analogi. Metafora dalam laras olahraga dapat ditunjukkan oleh data-data berikut ini; (1) ﺣﺮﻛـﺔ اﻟـﺪﻟﻔﲔ /ḥarakatu d-dulfîn/ ‘porpoise 82’ maknanya adalah gaya lumba-lumba dalam P0F
P
olahraga renang. Data (2) اﻟﻜـﺮة اﻟﻄـﺎﺋﺮة/kuratu th-thâi?rah/ ‘bola voli’, makna sebenarnya dari kata اﻟﻄـﺎﺋﺮةadalah ‘burung’ akan tetapi dalam istilah olahraga kata tersebut diartikan sebagai ‘voli’. Contoh data (1) dan (2) merupakan sebuah analogi atau metafora.
5.2.2 Penerjemahan Peranan semantik yang kedua setelah metafora adalah penerjemahan yaitu dengan menerjemahkan pola-pola kata asing. Seperti yang pernah dijelaskan sebelumnya, konsep kata-kata baru dalam laras olahraga berasal dari bahasa asing terutama bahasa Inggris. Perhatikan data-data berikut: (3) ﻣﻼﻛﻤﺔ
/mulâkamah/
‘tinju’
(4) ﻛﺮة
/kurah/
‘bola’
(5) ﻻﻋﺐ
/lâ’ib/
‘pemain’
Kata dalam data (3) ﻣﻼﻛﻤـﺔ/mulâkamah/ yang bermakna ‘tinju’ merupakan terjemahan dari boxing. Data (4) ﻛـﺮة/kurah/ ‘bola’ merupakan terjemahan dari ball. Data (5) ﻻﻋﺐ/lâ’ib/ ‘pemain’ merupakan terjemahan dari player.
82
Porpoise adalah istilah yang terdapat dalam olahraga renang yang artinya gaya lumba-lumba.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
5.3 Perubahan Makna Setelah menjelaskan pembentukan kosakata baru laras olahraga melalui aspek tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa terdapat kata-kata yang mengalami perubahan makna. Data berikut ini akan memeperlihatkan adanya hal tersebut: (6) ﺷﺒﻜﺔ
/syabakah/
‘net’
Perubahan makna pada data (12) ﺷــﺒﻜﺔ/syabakah/ ‘net’ disebut juga perubahan makna meluas karena cakupan arti sekarang lebih luas dari arti yang dulu. Kata ﺷـﺒﻜﺔ/syabakah/ yang pada mulanya berarti ‘jaring’, yaitu alat yang biasa dipakai untuk menangkap binatang, sekarang, sebagai contoh, dipergunakan untuk mengungkapkan kata ‘net’ dalam olahraga bulutangkis, voli, tenis, dan olahraga lainnya.
5.4 Relasi Makna 5.4.1 Homonimi Seperti yang telah dijelaskan pada 3.6.1.1, homonimi diartikan sebagai ungkapan kata, frase, atau kalimat yang bentuknya sama dengan ungkapan lain (juga berupa kata, frase, atau kalimat) tetapi maknanya berbeda (Chaer, 1995: 93). Sedangkan menurut Lesmana, homonimi dapat diartikan sebagai kata yang mempunyai bentuk yang sama dari sisi ejaan maupun lafalnya, tetapi mengungkapkan makna yang berbeda. Pada kosakata bahasa Arab laras olahraga kata-kata yang merupakan homonimi dapat dilihat pada contoh berikut ini, (7)a. ﺟﻮﻟﺔ
/jawlah/
‘ronde’
(7)b. ﺟﻮﻟﺔ
/jawlah/
‘sirkuit’
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Ejaan dan lafal pada data (7)a ﺟﻮﻟﺔ
/jawlah/ sama dengan data (7)b ﺟﻮﻟــﺔ
/jawlah, tapi artinya berbeda. Data (7)a ﺟﻮﻟــﺔ/jawlah/
bermakna ‘ronde’,
sedangkan data (7)b ﺟﻮﻟﺔbermakna ‘sirkuit’.
5.4.2 Polisemi Chaer (1995: 101), polisemi diartikan dengan satuan bahasa (kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Sedangkan Lesmana (2010: 54) mengartikan polisemi sebagai sebuah kata yang mempunyai berbagai macam arti, tetapi arti-arti ini masih saling berkaitan satu sama lain. Timbulnya berbagai macam arti ini disebabkan oleh adanya pergeseran makna atau tafsiran yang berbeda. Data polisemi dalam laras olahraga adalah (8)a. ﻫﺪف
/hadaf/
‘gol’
(8)b. ﻫﺪف
/hadaf/
‘skor’
Kata ﻫـﺪف/hadaf/ pada data (8)a bermakna ‘gol’, sedangkan kata ﻫـﺪف/hadaf/ pada data (8)b bermakna ‘skor’.
5.4.3 Sinonimi Sinonimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain (Chaer, 1995: 82). Lesmana (2010: 53) juga menjelaskan arti sinonimi, yaitu dua kata atau lebih yang mempunyai makna sama. Data sinonimi dalam bahasa Arab laras olahraga adalah sebagai berikut; (10)a. ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ
/kurat l-rîsyat/
‘bulu tangkis’
(10)b. ﺑﺎدﻣﻴﻨﺘﻮن
/bâdmîntûn/
‘bulu tangkis’
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(11)a. ﻛﺮة اﻟﻄﺎﺋﺮة
/kuratu th-thâirah/
‘bola voli’
(11)b. ﻛﺮة اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ
/kuratu l-‘âliyah/
‘bola voli’
(12)a. ﻗﺮﻋﺔ
/qar’ah/
‘draw’ ‘seri’
(12)b. ﺗﻌﺎدل
/ta’âdul/
‘draw’ ‘seri’
(13)a. ﻇﻬﲑ
/zhahîr/
‘bek’
(13)b. ﻣﺪاﻓﻊ
/mudâfi’/
‘bek’
(14)a. ﻓﺮﻳﻖ
/farîq/
‘tim’
(14)b. ﻣﻨﺘﺨﺐ
/muntakhab/
‘tim’
(15)a. ﻣﻬﺎﺟﻢ
/muhâjim/
‘penyerang’
(15)b. ﻫﺪاف
/hadâf/
‘penyerang’
(16)a. ﺗﻨﻴﺲ
/tinis/
‘tenis’
(16)b. ﻛﺮة اﳌﻀﺮب
/kuratu l-madhrib/
‘tenis’
Seperti yang tersebut di atas, data (10)a. ﻛــﺮة اﻟﺮﻳﺸــﺔ/kurat l-rîsyat/ bersinonimi dengan data (10)b. ﺑـﺎدﻣﻴﻨﺘﻮن/bâdmîntûn/ karena memiliki makna yang sama yaitu‘bulu tangkis’. Contoh ini merupakan sinonimi yang jika diamati berasalkan asal kata berasal dari bahasa Arab dan arabisasi. Kemudian pada data (11)a. ﻛـﺮة اﻟﻄـﺎﺋﺮة/kuratu th-thâirah/ juga bersinonimi dengan data (11)b. ﻛﺮة اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ/kuratu l-‘âliyah/
yang bermakna ‘bola voli’. Data (12)a. ﻗﺮﻋـﺔ
/qar’ah/ merupakan sinonimi dari data (12)b. ﺗﻌﺎدل/ta’âdul/
yang
bermakna draw atau seri. Selanjutnya data (13)a. ﻇﻬـﲑ/zhahîr/ sinonimi dari
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(13)b. ﻣـﺪاﻓﻊ/mudâfi’/ yang berarti ‘bek atau pemain bertahan’. Pada data (14)a.
ﻓﺮﻳـﻖ/farîq/ dan data (14)b. ﻣﻨﺘﺨـﺐ/muntakhab/, keduanya memiliki relasi makna sinonimi yang bermakna ‘tim’. Contoh sinonimi lainnya adalah data (15)a. ﻣﻬﺎﺟﻢ
/muhâjim/ yang bersinonimi dengan data (15)b. ﻫـﺪاف/hadâf/
yang sama-sama memiliki makna ‘striker atau penyerang’. Terakhir pada data (16)a. ﺗﻨﻴﺲ
/tinis/ ‘tenis’ dan data (16)b. ﻛـﺮة اﳌﻀـﺮب/kuratu l-madhrib/, kedua
data tersebut memiliki relasi makna sinonimi yang bermakna‘tenis’. Contoh 16 ini sama seperti contoh 10 yang apabila diamati berasalkan asal kata berasal dari bahasa Arab dan arabisasi.
5.4.4 Antonimi Secara harfiah antonim berarti nama lain untuk benda lain pula. Secara semantik, antonimi dapat didefinisikan sebagai ungkapan (kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna ungkapan lain. Perhatikan data-data berikut: (14)a. ﺧﻂ اﻟﻮﺻﻮل
/khathu l-wushȗl/
‘start line’ 83
(14)b. ﺧﻂ اﻻﻧﻄﻼق
/ khathu l-i?nthilâq/
‘finish line’ 84
(15)a. ﻫﺎوي
/hâwiy/
‘amatir’
(15)b. ﳏﱰف
/muḥtarif/
‘profesional’
P1F
P2F
Data (14)a. ﺧﻂ اﻟﻮﺻﻮل/khathu l-wushȗl/ berantonimi dengan data (14)b.
ﺧﻂ اﻻﻧﻄﻼق/khathu l-i?nthilâq/ karena makna pada kedua data tersebut 83
Dalam bI berarti garis start (garis mulai) untuk dimulainya pertandingan seperti balap motor, mobil, lari, dan sebagainya.
84
Dalam bI berarti garis finish (garis akhir) untuk tanda berakhirnya trek suatu lomba.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
berlawanan. Data (14)a. ﺧﻂ اﻟﻮﺻﻮل/khathu l-wushȗl/ memiliki makna ‘start line’ yang berlawanan dengan data (14)b. ﺧﻂ اﻻﻧﻄﻼق/khathu l-i?nthilâq yang memiliki makna ‘finish line’. Relasi antonimi selenjutnya ditunjukkan pada data (15)a. ﻫﺎوي/hâwiy/ dan (15)b. ﳏﱰف/muḥtarif/ , keduanya juga memiliki makna yang berlawanan. Data (15)a. ﻫﺎوي/hâwiy/ bermakna ‘amatir’ yang berlawanan dengan (15)b. ﳏﱰف/muḥtarif/ yang bermakna‘profesional’.
5.4.5 Hiponimi Secara harfiah, hiponimi atau dalam bahasa Arab disebut dengan
اﻹﺷـﺘﻤﺎل/al-isytimâl diartikan dengan nama yang termasuk di bawah nama lain. Secara semantik, hiponim ialah ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan lain (Chaer, 1995: 98). Singkatnya, hiponimi adalah relasi makna yang berkaitan dengan peliputan makna khusus dalam makna umum. Hiponimi dalam kosakata laras olahraga dalam dapat dilihat dalam data berikut, (16) اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ
/al-riyâdhiyah/
‘olahraga’
(17) ﻛﺮة اﻟﻘﺪم
/kuratu l-qadam/
‘sepak bola’
(18) ﻛﺮة اﻟﻄﺎﺋﺮة
/kuratu th-thâirah/
‘bola voli’
(19) ﻛﺮة اﻟﺴﻠﺔ
/kuratu s-salah/
‘bola basket’
(20) ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ
/kurat l-rîsyat/
‘bulu tangkis’
(21) ﻏﻮﻟﻒ
/ghȗlf/
‘golf’
(22) ﻛﺮة اﳌﻀﺮب
/kuratu l-madhrib/
‘tenis’
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Pada data (16) – (22) tersebut di atas, apabila diamati terdapat hubungan makna yaitu hierarki hiponim. Data (16) اﻟﺮﻳﺎﺿـﺔ/al-riyâdhiyah/ ‘olahraga’ merupakan hipernim atau superordinat dari data-data setelahnya. Data (17)
ﻛﺮة اﻟﻘﺪم/kuratu l-qadam/ ‘sepak bola’, (18) ﻛــﺮة اﻟﻄــﺎﺋﺮة/kuratu th-thâirah/ ‘bola voli’, (19) ﻛـﺮة اﻟﺴـﻠﺔ/kuratu s-salah/ ‘bola basket’, (20) ﻛـﺮة اﻟﺮﻳﺸـﺔ/kurat l-rîsyat/ ‘bulu tangkis’, (21) ﻏﻮﻟﻒ/ghȗlf/ ‘golf’, dan (22) ﻛﺮة اﳌﻀﺮب
/kuratu
l-madhrib/‘tenis’ merupakan ko-hiponim atau subordinat dari data (16)
اﻟﺮﻳﺎﺿــﺔ/al-riyâdhiyah/. Hubungan hierarkis hiponimi tersebut, dapat digambarkan dalam bagan berikut.
اﻟﺮﻳﺎﺿﺔ
hipernim
‘olahraga’
ﻛﺮة اﻟﻘﺪم
ﻛﺮة اﻟﻄﺎﺋﺮة
ﻛﺮة اﻟﺴﻠﺔ
ﻏﻮﻟﻒ ﻛﺮة اﻟﺮﻳﺸﺔ
sepak bola bola voli bola basket bulu tangkis
ﻛﺮة اﳌﻀﺮب
hiponim
golf tenis
Ko-hiponim
5.5 Idiom Pada bab ini akan dijabarkan idiom yang terdapat pada kosakata bahasa Arab laras olahraga. Sebelumnya akan dijelaskan tentang arti idiom yaitu suatu ungkapan yang terdiri dari beberapa kata yang artinya tidak dapat diperoleh dari masing-masing kata yang membentuknya (Nida, 1974: 202, dalam Lesmana, 2010: 55). Contoh kata idiom dalam kosakata bahasa Arab laras olahraga
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(23) وﺿﻊ ﻳﺪﻩ ﻋﻠﻰ
/wada’a yadahu ‘ala/
‘merebut’
(24) ﻣﻬﺎرة اﳉﺮي
/mahâratu l-jarâ/
‘menggiring’
Pada data (23) وﺿـﻊ ﻳـﺪﻩ ﻋﻠـﻰ/wada’a yadahu ‘ala/ ‘merebut’. Idiom pada contoh tersebut terdiri dari empat kata yaitu وﺿــﻊ/wada’a/ yang berarti ‘meletakkan’, ‘ﻳـﺪyad’ yang berarti tangan, ه/hu/ yang berarti –nya (maskulin), dan ﻋﻠـﻰ/’ala/ yang berarti di atas. Tapi sebagai idiom dalam laras olahraga mempunyai arti ‘merebut’. Pada data (24) ﻣﻬـﺎرة اﳉـﺮي/mahâratu l-jarâ/, terdiri dari dua kata yaitu ﻣﻬـﺎرة/mahâratu/ yang bermakna ‘keterampilan’ dan اﳉـﺮي /al-jarâ/ yang bermakna ‘mengalirkan’. Akan tetapi sebagai idiom dalam laras olahraga mempunyai arti ‘menggiring’.
5.6 Istilah Selain bentuk idiom, kata-kata dalam bahasa Arab laras olahraga ada juga yang berbentuk istilah. Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan suatu makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang khas dalam bidang tertentu (Kridalaksana dalam Lesmana, 2010: 56). Perhatikan contoh istilah laras olahraga berikut ini; (25) ﺳﺠﻞ
/sajal/
‘mencetak gol’
(26) ﻫﺪف
/hadaf/
‘gol’ atau ‘skor’
(27) ﺿﺮﺑﺔ ﺳﺎﺣﻘﺔ
/dharbah sâḥiqah/
‘smash’ 85
(28) ﺗﺼﻮﻳﺒﺔ ﻋﻠﻰ ﺷﻜﻞ ﻣﻮزﻩ/tashwîbah ‘alâ syakli mawzihi/ 85
P3F
‘banana kick’ 86 P4F
Dalam bI juga berarti smash yang artinya pukulan keras.
86
Untuk mengistilahkan tendangan yang menjadikan arahan bola tidak lurus dan mirip dengan pisang yang bengkok.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
(29) ﳌﺴﺔ ﻳﺪ
/lamsah yad/
‘handball’
(30) ﺿﺮﺑﺔ رأس
/dharbah ra?s/
‘sundulan’
Pada data (25) ﺳـﺠﻞ/sajal/, arti kata tersebut sebenarnya adalah ‘mencatat’. Akan tetapi sebagai istilah olahraga artinya berubah menjadi ‘mencetak gol’. Sementara pada data (26) ﻫـﺪف/hadaf/, arti sebenarnya dari kata tersebut adalah ‘sasaran’ atau ‘tujuan’, akan tetapi kata ini digunakan sebagai istilah dalam olahraga menjadi kata yang bermakna ‘gol’ atau ‘skor’. Selanjutnya pada data (27) ) ﺿـﺮﺑﺔ ﺳـﺎﺣﻘﺔ/dharbah sâḥiqah/, arti sebenarnya adalah pukulan yang keras, akan tetapi dalam istilah olahraga menjadi kata ‘smash’. Data (28) ﺗﺼــﻮﻳﺒﺔ ﻋﻠــﻰ ﺷــﻜﻞ ﻣــﻮزﻩ/tashwîbah ‘alâ syakli mawzihi/, arti sebenarnya adalah ‘ditembak dalam bentuk pisang’, akan tetapi dalam istilah olahraga khususnya sepakbola, istilah itu digunakan untuk menggantikan makna ‘banana kick’. Selanjutnya data (29) ﳌﺴﺔ ﻳﺪ/lamsah yad/ ,
sebenarnya
memiliki arti ‘sentuhan tangan’ akan tetapi kata tersebut dipakai untuk menggantikan istilah ‘handball’ pada laras olahraga sepakbola. Yang terakhir data (30) ﺿـﺮﺑﺔ رأس/dharbah ra?s/, yang arti sebenarnya adalah pukulan kepala, sebagai istilah olahraga maknanya berubah menjadi ‘sundulan’.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
BAB VI KESIMPULAN
Kosakata bahasa Arab laras olahraga termasuk dalam bahasa Arab modern seperti halnya kosakata bahasa Arab dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan komunikasi. Dilihat dari sisi morfologi, kosakata bahasa Arab laras olahraga terbentuk melalui cara-cara berikut; arabisasi, derivasi, pluralisasi,
gabungan
kata, hibrida, singkatan lambang huruf. Proses arabisasi ada yang dibentuk melalui transliterasi, yaitu penggantian huruf demi huruf dari aksara Latin ke aksara Arab tanpa mengindahkan lafal bunyi kata sebenarnya, ada juga yang dibentuk melalui transkripsi atau penyesuaian lafal. Selanjutnya bentukan derivasi kosakata bahasa Arab laras olahraga, ditinjau dari jumlah radikal akar katanya, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu akar kata yang terdiri dari dua radikal, tiga radikal, dan lima radikal. Sementara itu, penulis belum menemukan akar kata yang terdiri dari empat radikal. Pola-pola kosakata bahasa Arab laras olahraga yang terbentuk melalui proses derivasi adalah FaMaLa (FaMiLa, FaMuLa), FaMLa, FaMaL. Pola-pola tadi merupakan pola yang berasal dari unaugmented verbal root, sedangkan yang berasal dari augmented verbal root adalah taFMîL, taFMîLa, taFMîLâ, FiMâL, muFâMil, taFaMMaL, dan taFaMMuL. Selain itu, ada juga yang berasal dari lima radikal, polanya adalah FaSTâRaL. Pola-pola tersebut adalah pola-pola yang paling sering digunakan dalam kosakata bahasa Arab laras olahraga. Proses arabisasi dan derivasi kosakata bahasa Arab laras olahraga, jika dilihat dari penggunaannya, ada dua kubu yang berlawanan. Para akademisi Arab, lebih suka menggunakan derivasi dengan alasan untuk menjaga kemurnian bahasa Arab, sementara itu masyarakat awam pada umumnya lebih suka menggunakan arabisasi dari kosakata asing.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
Kosakata bahasa Arab laras olahraga juga ada yang berupa gabungan kata, seperti; verba-partikel, contoh: ﲤﺮﻳﺮ إﱃ
/tamrîr ilâ/ ‘mengoper ke’, verba-
partikel-nomina, contoh : ﲤﺮﻳـﺮ إﱃ اﳋﻠـﻒ/tamrîr ilâ l-khalf/ ‘mengoper ke belakang’, nomina-partikel-nomina, contoh:
ﻣﻬــﺎرة اﳉــﺮي ﺑــﺎﻟﻜﺮة/mahâratu l-jarâ bi -lkurah/
‘menggiring bola’, Nomina-ajektif nisbah, contoh: وﺛﺐ ﻃﻮﻳﻠﻲ/watsiba thawîlî/ ‘lompat jauh’, dan nomina-nomina, contoh : ﻛﺄﺱ ﺍﻟﻌﺎﻟﻡ
/ka?su l-‘âlam/ ‘piala
dunia’. Selain tersebut di atas, terdapat pula gabungan kata dalam kosakata laras olahraga yang berupa hibrida, yaitu perpaduan antara kata yang bersumber dari bahasa Arab (derivasi) dengan kata yang bersumber dari bahasa asing (arabisasi). Kata yang merupakan hasil arabisasi letaknya bisa mendahului kata hasil derivasi, bisa juga sebaliknya, atau bisa juga kata tersebut didahului oleh preposisi. Selain itu, kosakata bahasa Arab laras olahraga juga ada yang berupa abreviasi dan singkatan. Abreviasi adalah perpendekan bentuk sebagai pengganti bentuk yang lengkap. Selanjutnya, jika diteliti dari sisi semantik, pembentukan kosakata bahasa Arab laras olahraga dilakukan melalui dua cara; metafora dan penerjemahan. Metafora yaitu pemakaian kata atau ungkapan lain untuk konsep lain berdasarkan persamaan. Sementara itu, pada penerjemahan, dapat dilakukan dengan partial calque (diterjemahkan satu per satu), compound calque (tidak diterjemahkan satu per satu), dan parafrase. Kedua cara tersebut menyebabkan adanya perubahan makna pada kata bentukan. Sama seperti kosakata di pelbagai laras dan bahasa pada umumnya, kosakata bahasa Arab laras olahraga juga mengandung relasi makna, yaitu: homonimi, polisemi, sinonimi, hiponimi, antonimi. Selain itu, kosakata bahasa Arab laras olahraga ada juga yang berupa idiom dan istilah.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA
About, Peter J., dkk. (1971). Elementary Modern Standard Arabic. Ann Arbor: The University of Michigan Press. Al-Ghulâyainî, Mushtafâ. Kairo: Dâr el-Hadîts.
(2005).
Jâmi’u
d-Durûsi
l-‘Arabiyyah.
Aronoff, Mark., & Fudeman, Kirsten. (2007). What is Morphology?. Oxford: Blackwell Publishing. Bakalla, M.H. (1990). Arabic Culture: Through Its Language and Literature, Pengantar Penelitian Studi Bahasa Arab (Maman Lesmana, Penerjemah). Jakarta: PT. Hardjuna Dwitunggal. Bangun, Hendry CH. 2007. Meliput dan Menulis Olahraga. Jakarta: Pustaka Spirit. Boyle, Raymond. 2006. Sports Journalism: Context and Issues. London/California/New Delhi: Sage. Darmojuwono, Setiawati. (2007). “Semantik,” Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Lingusitik, eds. Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (1988). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. El-Dahdah, Antoinie. (1990). A Dictionary of Universal Arabic Grammar. Beirut: Libraire du Liban. Fa’iq, Akhmad Imamudin. (2010). Kosakata Bahasa Arab laras Teknologi Informasi, Sebuah Analisis Morfo-Semantik. Skripsi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Gray, L.H. 1971. Introduction to Semitic Comparative Linguistics. Amsterdam: Philo Press. Heijer, Johannes den. 1992. Pedoman Transliterasi Arab Latin. Jakarta: INIS Hocket, Charles Francis. (1958). A Course in Modern Linguistics. New York: The Macmillan Company. Holes, Clive. (1995). Modern Arabic: Structures, Function and Varieties. New York: Longman Publishing. Kentjono, Djoko. (1984). Dasar-dasar Linguistik Umum. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
. (2007). “Morfologi,” Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Lingusitik, eds. Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RMT Lauder. Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama. Keraf, Gorys. (1993). Tata Bahasa. Flores: Nusa Indah. . (1994). Komposisi. Flores: Nusa Indah. Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus Jakarta: P.T Gramedia Pustaka Utama.
Linguistik
(3rd
. (1996). Pembentukan Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: P.T. Gramedia Pustaka Utama.
ed.). dalam
Lesmana, Maman. (2002). Beberapa “Gangguan Morfologis” dalam Penerjemahan Arab-Indonesia. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. . (2010). Bahasa, Sastra dan Budaya Arab. Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Majma’u l-Lughah al-‘Arabiyyah. (1995). Mu’jamu l-Hâsibât (2nd ed). Cairo: Author. Munawwir, Ahmad Warson. (2007). Kamus al-Munawwir Indonesia-Arab Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. Nida, Eugene. A. 1946. Morphology The Descriptive Analysis Of Words. Michigan: University of Michigan Press. Parera, Jos Daniel. Erlangga.
(1991).
Teori
Semantik.
Jakarta:
Penerbit
Sakri, Adjat. (1993). Bangun Kalimat Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Press. Samsuri. (1980). Analisa Bahasa. Jakarta: Erlangga. Sapir, Edward (1949). Mandelbaum, David. ed. Selected writings in language, culture and personality. Berkeley: University of California Press. Shohib, Fadhal. (2003). Pedoman Transliterasi Arab Latin. Jakarta: Departemen Agama R.I. Umar, Ahmad Mukhtâr. (1982). ‘Ilmu d-dilâlah. Kuwait: Maktabah Dâru l-‘Urûbah li n-Nashr wa t-tawsî’. Wastono, Afdol Tharik. (2000). “Sistem Pungutan Bahasa Arab dalam Bahasa Indonesia (Aspek Fonologis)” Jurnal Kebudayaan Arab “Arabia” Vol.III Nomor. 6/ Oktober 2000Maret 2001. Fakultas Ilmu Budaya Depok: Program Studi Arab Universitas Indonesia.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
. (2005). Relasi Makna Paradigmatis; Keidentikan, Peliputan dan Pertentangan dalam Bahasa Arab, Disertasi (tidak diterbitkan). Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-asas Linguistik Umum. Gajahmada University Press. Versteegh, Kees. (1997). The Edinburgh University Press.
Arabic
Language.
Yogyakarta: Edinburgh:
Wher, Hans. (1980). A Dictionary of Modern Written Beirut: Libraire Du Liban.
Arabic.
Yuwono, Untung. (2009). Dari Keperawanan, Partai Away, Ke Scudetto: Perkembangan Kosakata Bahasa Indonesia Laras Olahraga Dalam Media Massa. Stylesheet. www.fib.ui.ac.id/index.php. 29 Desember 2011pukul 16:35:40.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
BIOGRAFI SINGKAT
PANDU ARIFIN, lahir di Tegal pada 20 Februari 1990 dari pasangan suamiistri Maksum dan Sumiatun. Pendidikan awalnya dimulai dari sebuah taman kanak-kanak Aisyiyah 8 Tegal. Selanjutnya dia bersekolah di SD Negeri Tegalsari 1 Tegal dan dilanjutkan ke sebuah SMP favorit di kota Tegal yaitu SMP RSBI Negeri 7 Tegal. Kemudian anak kedua dari tiga bersaudara ini melanjutkan pendidikannya ke SMA Negeri 1 Tegal, sebuah SMA yang juga favorit di kotanya. Setelah tiga tahun menempa pendidikan di SMA, ia lalu melanjutkan pendidikan jenjang perguruan tinggi di Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia.
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012
LAMPIRAN KORAN AL-RAYAT
Berikut penulis akan sajikan informasi mengenai koran Al-Rayat yang penulis ambil untuk dijadikan korpus data penelitian dalam skripsi ini. Koran Al-Rayat adalah salah satu koran dari Qatar yang berbahasa Arab. Koran ini didirikan pada tahun 1979 di kota Doha, Qatar. Koran ini mempunyai tiga rubrik utama yaitu al-yaumiyyah, al-iqtishadiyyah, dan al-riyadiyyah (harian, ekonomi, dan olahraga) yang terbit setiap hari. Koran ini merupakan koran semi-resmi yang memfokuskan pada pembahasan penguasa atau pemerintah Qatar karena koran ini merupakan koran pemerintah. Pada saat ini, pemimpin redaksi koran Al-Rayat adalah Muhammad Yusuf Darwish dan peringkat koran ini adalah urutan ke 142 di dunia berdasarkan pada keterangan website koran Al-Rayat yaitu www.raya.com.
Selain informasi mengenai koran Al-Rayat, penulis juga melampirkan beberapa halaman koran Al-Rayat, diantaranya sebegai berikut:
Morfo-semantik kosakata..., Pandu Arifin, FIB UI, 2012