KOSAKATA RAMBU-RAMBU DI BANDARA INTERNASIONAL HAMAD, QATAR DALAM BAHASA ARAB: ANALISIS MORFOSEMANTIS Stefany Sandra Zagita, Wiwin Triwinarti Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia Email:
[email protected]
Abstrak Skripsi ini membahas analisis morfosemantik kosakata rambu-rambu di bandara internasional Hamad, Qatar dalam bahasa Arab, yakni kosakata yang merupakan istilah-istilah khusus dan digunakan di area bandara internasional, khususnya di Bandara Hamad, Qatar. Analisis ini dilakukan menggunakan teori Pembentukan Kata dalam Bahasa Arab yang dikemukakan oleh Reima Al-Jarf. Dalam teori ini, digunakan beberapa metode untuk menunjukkan bagaimana pembentukan kata dapat terjadi dalam bahasa Arab, yaitu neologisme, penerjemahan kata pinjaman, serapan, dan derivasi. Dari hasil yang ditemukan, terlihat bahwa kosakata ramburambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar terbentuk melalui metode-metode di atas, serta melalui metode lainnya seperti hibrida dan relasi antara serapan dan derivasi. Dilihat dari bentuknya, kosakata tersebut tidak hanya berbentuk tunggal, tetapi juga berupa jamak dan frasa. Kata kunci: bahasa Arab; bandara; rambu-rambu; teori pembentukan kata
Vocabularies of Signs at Hamad International Airport, Qatar in Arabic: a Morpho-semantics Analysis Abstract This thesis discusses the morpho-semantics analysis of vocabularies of signs at Hamad International Airport, Qatar in Arabic, of which are particular terms and are used in the airport area. The analysis was performed using the theory of Word Formation in Arabic expressed by Reima Al-Jarf. Within this theory, some methods are used to show how word-formation process is done in Arabic, such as neologisms, loan-word translation, borrowing, and derivation. The result of this analysis shows that vocabularies of signs at Hamad International Airport, Qatar in Arabic are formed using the methods above and also other methods such as hybrid and relation between borrowing and derivation. Based on their forms, the vocabularies are not only in the singular form, but are also in form of plural and phrase. Keywords: airport; Arabic language; signs; theory of word-formation in Arabic
Pendahuluan Di dunia yang telah memasuki era globalisasi ini, bahasa dijadikan kendaraan agar dapat bersaing antar satu negara dengan negara lainnya. Atas dasar itu, sebuah bahasa, yakni bahasa Inggris, dijadikan standar internasional utama untuk berkomunikasi di jagat raya, dikuti
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
dengan bahasa Tiongkok, bahasa Rusia, bahasa Arab, bahasa Spanyol, dan bahasa Prancis (Suryohadiprojo, 2005: 77). Seluruh bahasa itu disepakati sebagai bahasa-bahasa pemersatu bangsa oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sebagai bahasa yang menempati urutan ke-4 dalam susunan di atas, bahasa Arab (selanjutnya disebut bA) menduduki peran yang cukup besar dalam globalisasi. BA dianggap penting karena: (1) negara-negara Arab menempati posisi geografis yang strategis, yaitu persimpangan tiga benua yang merupakan tempat lahirnya peradaban kuno dunia; (2) kemudian negara-negara Arab sedang memasuki periode ekspansi kebudayaan dan kebangkitan kesusatraan dan ilmu pengetahuan, yaitu ketika buku-buku berbahasa Arab dijadikan rujukan dalam berbagai ilmu pengetahuan, sebab semakin hari semakin terungkap bahwa ilmuwan Arab di jaman dahulu sangatlah banyak dan kepandaian mereka dapat disandingkan dengan ilmuwan-ilmuwan dari Barat. Semua faktor di atas menunjukkan betapa pentingnya bA untuk diketahui atau, lebih baik lagi, dipelajari sebagai bahasa tingkat dunia (Bakalla, 1984). Oleh karena hal-hal yang telah disebutkan di atas, tak heran jika bA banyak dijumpai dalam fasilitas-fasilitas umum dalam dunia internasional. Salah satu dari fasilitas umum tersebut adalah bandara internasional. Pada bandara internasional, terdapat rambu-rambu yang yang berfungsi memandu pengunjung bandara untuk mencapai tempat atau sarana yang dibutuhkan. Rambu-rambu tersebut biasanya menggunakan bahasa setempat sebagai bahasa utama, diikuti dengan bahasa Inggris, kemudian bA (atau bahasa internasional lainnya). Hal yang menarik dari fenomena ini adalah sejumlah kosakata bA dalam rambu-rambu tersebut acapkali bukanlah berasal dari bA asli, tetapi terdengar atau terbaca mirip dengan bahasa asing. Atau, kosakata tersebut tetap berbahasa dan berabjad Arab, akan tetapi tidak ditemukan di kajian-kajian ilmiah Arab sehingga terkesan bahwa kosakata bA tersebut hanya dibuat untuk situasi dan kondisi ketika di bandara internasional saja. Melihat kasus ini, penulis berhipotesis bahwa kosakata bA yang unik tersebut dapat terjadi atau terbentuk disebabkan oleh satu proses besar yaitu proses pembentukan kata dalam bahasa Arab yang dikemukakan oleh banyak linguis Arab maupun Barat yang meneliti studi bA. Proses tersebut terdiri dari sejumlah sub-proses yang dapat dipahami melalui beberapa contoh di bawah ini: 1. 2.
ﺍاَﻟْﻬﮭَﻮَﺍاﺗِﻒ
ﺣﻤَ ُﻡمﺎﱠﺟِﺭرَﺎﻝل
/al-hawātif/
/ḥammāmu rijāl/
‘telephone’ ‘telepon’
‘gents toilet’ ‘toilet pria
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
3.
ﺗَﻮﱠﺍاﻟِﻴﯿْﺖ
/tawwālīt/
‘toilet’ ‘toilet’
4.
ﻋِﻢ ﻄ َﺎ َ ﺍاﻟْﻤ
/al-maṭā‘im/
‘restaurant’ ‘restoran’
/mahalu sūfinīr/
‘souvenirs shop’ ‘toko cinderamata’
5.
ﻣﺤَﻞﺳُﻮْﻓِﻨِﻴﯿْﺮ
6.
ﺣَﻤﱠﺎﻡم
7.
ﻲﱡ ِﺺ ُﺍاﻷ ْﻣَ ﻨ ْﺤ َﻟ ﻔ
َ ﺍا
/ḥammām/
‘toilet’ ‘toilet’
/al-faḥṣu l-?amanī/
‘security check’ ‘pemeriksaan keamanan’
Pada data 1, /al-hawātif/ merupakan bentuk jamak dari /hātif/ yang secara umum
bermakna ‘telepon’, akan tetapi makna asli dari kata tersebut sebenarnya adalah ‘suara seseorang yang tak terlihat’. Pada data 2, /ḥammāmu rijāl/ diterjemahkan dari bahasa Inggris ‘gents toilet’ yang bermakna ‘toilet pria’. Terlihat bahwa bentuk penerjemahan kata tersebut dalam bahasa Arab mirip dengan bentuk kata asli tersebut dalam bahasa Inggris. Pada data 3 /tawwālīt/, terlihat bahwa pelafalan kata tersebut dalam bahasa Arab mirip dengan pelafalan kata tersebut dalam bahasa Inggris, yaitu ‘toilet’. Pada data 4, /maṭā‘im/ merupakan bentuk jamak dari /maṭ‘am/ yang bermakna ‘restoran’, yaitu tempat untuk makan. Dalam bahasa Arab sendiri, kata ‘makan’ berbentuk /ṭa‘ima/, yang jika dilihat, memiliki komponen konsonan yang sama dengan kata /maṭ‘am/, yaitu /ṭ/, /‘/, dan /m/ sehingga ditengarai memiliki hubungan. Pada data 5 /mahalu sūfinīr/ ‘toko cinderamata’, leksem pertama dalam frase tersebut merupakan kata dalam bahasa Arab, akan tetapi leksem kedua merupakan kata yang bukan berasal dari bahasa Arab melainkan kata yang terlihat mirip dengan kata aslinya dalam bahasa Inggris ‘souvenirs’, yaitu /sūfinīr/. Pada data 6, /ḥammām/, terlihat bahwa data tersebut unik karena memiliki makna yang sama dengan data 3, yaitu /tawwālīt/, yaitu ‘toilet’. Pada data 7 /al-faḥṣu l-?amanī/, terlihat bahwa terdapat dua leksem dalam satu frase, dimana leksem pertama merupakan nomina dan leksem kedua merupakan kata sifat yang mensifati leksem pertamanya. Semua data di atas merupakan kosakata yang dapat dijumpai di bandara internasional Hamad, Qatar. Berdasarkan contoh di atas, terlihat bahwa banyak terjadi keunikan di dalam kosakata tersebut, yakni kosakata tersebut bukanlah fenomena bA yang biasa sebagaimana yang kita lihat di Al-Qur’an. Inilah yang disebut dengan MSA atau Modern Standard Arabic, yaitu Bahasa Arab standar yang modern, yang biasa digunakan di situasi formal dan resmi
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
selain penggunaan dalam Al-Qur’an. Oleh karena keunikan ini, penulis tergugah untuk membahasnya di dalam skripsi ini. Berdasarkan judul skripsi serta latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah yang difokuskan oleh penulis untuk dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. apa saja bentuk kosakata bA dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar? 2. bagaimana proses pembentukan kosakata bA dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar? 3. perubahan makna apa saja yang terjadi dalam kosakata bA dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar? Tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah: 1. menjelaskan bentuk bentuk kosakata bA dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar; 2. mengetahui proses pembentukan kosakata bA dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar; 3. mengetahui perubahan makna kosakata bA dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar.
Tinjauan Teoritis Dalam mempelajari suatu bahasa asing, pengetahuan leksikal dari bahasa yang dipelajari merupakan elemen yang sangat penting untuk dikuasai. Dengan mempelajari kosakata baru, penggiat bahasa dapat mengembangkan pemahaman serta komunikasi dalam bahasa yang ia inginkan. Pengetahuan leksikal sangatlah beranekaragam, sebab meliputi hal-hal sebagai berikut: pelafalan kosakata dan bagaimana kosakata tersebut membentuk pola di dalam benak pembelajar (fonetik dan fonologi); bagaimana bentuk yang tertulis mewakili kosakata (ortografi); makna dari kosakata tersebut (semantik); bagaimana kosakata terbentuk dari unit kecil yang bermakna (morfologi); serta bagaimana susunan kosakata antara satu dengan yang lainnya (sintaksis) (Al-Jarf, 2011: 160-161). Berangkat dari pemahaman ini, Al-Jarf mengklasifikasi proses-proses pembentukan kata yang terjadi di dalam bahasa Arab, antara lain: 1.
Neologisme. Menurut Al-Jarf (2011:165), neologisme adalah pembentukan konsep baru
dari kata lama yang sudah ada. Sementara itu, Bakalla (1984) dalam Sutiasumarga (1990: 14) berpendapat bahwa neologisme adalah penggunaan kembali kosakata bA yang telah lama atau
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
tidak terpakai lagi untuk mengungkapkan konsep dan ide modern. Terakhir, Versteegh, (1997: 181) mengungkapkan bahwa neologisme adalah perluasan makna kosakata lama dengan memberi makna yang baru/modern. Ia memiliki istilah sendiri untuk menyebut proses ini, yaitu qiyas. 2.
Pinjam-Terjemah. Menurut Bakalla (1984) dalam Sutiasumarga (1990: 15), pinjam-
terjemah adalah menerjemahkan pola-pola kata asing. Sementara itu Versteegh (1997: 181) mengungkapkan bahwa pinjam-terjemah adalah menerjemahkan kombinasi kata yang merujuk kepada model dari bahasa asing. Proses ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu: 2.1 Partial Calque (penerjemahan satu-persatu), yakni proses pinjam-terjemah yang dilakukan secara satu-satu pada masing-masing leksem dalam suatu frase (Faiq, 2010: 61) mengikuti pola bahasa dari kata yang dipinjam, sehingga menghasilkan makna yang tersurat dari suatu kata. Dalam hal ini, proses ini dilakukan dengan merujuk kepada bahasa Inggris sebagai bahasa yang dimodelkan. 2.2 Compound Calque (penerjemahan keseluruhan), yakni proses pinjam-terjemah yang dilakukan secara keseluruhan dalam suatu frase (Faiq, 2010: 62), sehingga menghasilkan makna yang tersirat dari suatu kata. Dalam hal ini, sama halnya dengan partial calque, proses ini juga merujuk kepada bahasa Inggris sebagai bahasa yang dimodelkan. 2.3 Parafrasa, yakni pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertian (KBBI Dalam Jaringan, v. 1.3). Dalam hal ini, konsep yang dimaksud adalah kata yang berasal dari pinjam-terjemah. 3.
Serapan. Menurut Al-Jarf (2011: 166), serapan adalah pembentukan kata dengan
meminjam kata-kata dari bahasa lain. Sementara itu, Bakalla (dalam Sutiasumarga, 1990: 16) berpendapat bahwa serapan, yang dinamai olehnya arabisasi, adalah memungut bahasa asing dengan perubahan seperlunya untuk disesuaikan dengan pola morfologi dan fonologi bA (transkripsi) atau tanpa ada perubahan (transliterasi). Terakhir, Versteegh (1997: 179) mengungkapkan bahwa serapan adalah ta’rīb atau arabisasi (sama seperti halnya pendapat Bakalla), yaitu mengadaptasi kosakata bahasa asing dengan bentuk fonetik dan pola morfologi bahasa aslinya. Di dalam proses serapan, terjadi dua jenis, yaitu:
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
3.1 Transliterasi, yakni penggantian huruf demi huruf dari aksara Latin ke aksara Arab tanpa mengindahkan lafal bunyi kata yang sebenarnya (Lesmana, 2010: 44 dalam Faiq, 2010: 41). 3.2 Transkripsi, yakni penyalinan teks dengan mengubah ejaannya ke dalam ejaan lain untuk menunjukkan lafal bunyi unsur bahasa yang bersangkutan (KBBI, 1988: 960 dalam Faiq, 2010: 42). 4.
Derivasi. Menurut Al-Jarf (2011: 167), derivasi adalah pembentukan kata melalui
penambahan satu atau lebih afiks pada item leksikal. Sementara itu, Bakalla (dalam Sutiasumarga, 1990: 15) berpendapat bahwa derivasi adalah membentuk kosakata bA baru dari akar kata dan pola-pola tertentu, misalnya salah satu pola yang menunjukkan ciri semantis. Terakhir, Versteegh (1997: 179) mengungkapkan bahwa derivasi adalah proses perluasan akar kata yang sudah ada. Untuk memahami apa yang dimaksud oleh ketiga linguis di atas terkait derivasi dalam bA, maka di bawah ini akan dijelaskan mengenai derivasi dalam morfologi bA yang dirangkum dalam pembahasan morfologi dasar verba dan nomina dalam bA. 4.1 Morfologi Dasar Verba BA, sebagaimana halnya dengan bahasa Semit lainnya, memiliki prinsip utama dalam morfologinya, yaitu akar dan pola (Holes, 2004: 99). Dengan demikian, variasi kosakata yang dimiliki bA adalah hasil pengembangan dari derivasi akar-akar kata yang dimilikinya. BA memiliki sekitar 1200 pola derivasi yang digunakan sebagai kata kerja (verba), kata benda (nomina), kata sifat (ajektiva), kata keterangan, pelaku, nama-nama alat, nama-nama tempat, dan lain-lain. Akar kata untuk membentuk kata kerja dalam bA biasanya terdiri atas 3 konsonan, yang berkembang
melalui
penambahan
konsonan,
menggandakan
konsonan,
memperpanjang vokal, atau memodifikasi akar (Al-Jarf, 2011: 167). Tiga konsonan tersebut dilambangkan dengan K1K2K3. Berdasarkan teori Clive Holes, bA memiliki sepuluh pola derivasi verba yang digunakan secara umum dalam bA, yaitu: •
Pola Verba I: K1K2K3 (unaugmented root)
•
Pola Verba II: K1K2K2K3 (augmented root)
•
Pola Verba III: K1v:K2K3 (augmented root)
•
Pola Verba IV: ?K1K2K3 (augmented root)
•
Pola Verba V: tK1K2K2K3 (augmented root)
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
•
Pola Verba VI: tK1v:K2K3 (augmented root)
•
Pola Verba VII: nK1K2K3 (augmented root)
•
Pola Verba VIII: K1tK2K2 (augmented root)
•
Pola Verba IX: K1K2K3K3 (augmented root)
•
Pola Verba X: stK1K2K3 (augmented root)
4.2 Morfologi Dasar Nomina Seperti yang sudah dijelaskan di subbab sebelumnya, suatu kata dalam bA dapat tercipta dengan memodifikasi akar dalam bA sendiri. Holes (2004: 145) pun berpendapat hal yang sama. Salah satu jenis kata yang dapat tercipta melalui proses ini adalah kata benda atau nomina. Proses pembentukan kata benda dalam bA yang terkait dengan skripsi ini antara lain adalah: •
Nomina verbal, yaitu kata benda yang menyatakan kata kerja (aksi). Jika disandingkan dengan bahasa Inggris, maka nomina verba adalah gerund. Nomina verbal dalam bahasa Arab secara garis besar terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1) nomina verbal yang berasal dari kata kerja Pola I (unaugmented); dan 2) nomina verbal yang berasal dari kata kerja Pola II-Pola X (augmented) (Holes, 2004: 146147).
•
Partisip, yaitu kata benda yang menyatakan agen yang terlibat dalam suatu aksi. Partisip terbagi menjadi: 1) partisip aktif, yaitu orang yang melakukan aksi, dan 2) partisip pasif, yaitu orang/sesuatu yang menjadi hasil dari aksi yang dilakukan oleh partisip aktif (Holes, 2004: 149).
•
Nomina lokatif, yaitu kata benda yang menunjukkan bentuk tempat/lokasi.
•
Nomina profesi, yaitu kata benda yang menyatakan bentuk profesi atau pekerjaan seseorang.
5.
Pluralisasi. Nomina plural atau jamak di dalam bA terbagi menjadi 3 jenis, yaitu regular
maskulin plural (jama‘ mudzakkar sālim), regular feminine plural (jama’ mu?annats sālim), dan broken/irregular plural (jama’ taksīr) (Holes, 2004: 163 dan 168). Definisi masingmasing adalah: •
Jama‘ Mudzakkar Sālim: nomina plural yang terbentuk melalui penambahan sufiks maksulin /-ūn/ pada suatu nomina yang bersifat maskulin (mudzakkar).
•
Jama‘ Mu?annats Sālim: nomina plural yang terbentuk melalui penambahan sufiks feminin /-āt/ pada suatu nomina yang bersifat feminin (mua?annats).
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
•
Jama‘ Taksīr: nomina plural yang secara alami memang berbentuk tidak beraturan dan memiliki pola-pola derivasi yang beranekaragam.
6.
Gabungan Kata (Frasa). Subbab ini membahas bagaimana wujud gabungan kata (frasa)
yang kerap muncul dalam bA modern. Terkait dengan kosakata rambu-rambu di bandara internasional dalam bA, gabungan kata yang akan dibahas hanyalah gabungan kata nomina (frasa nomina), yang terbagi menjadi: 6.1 Frasa nominal iḍafah, yaitu gabungan kata yang memiliki leksem utama berupa nomina, dan leksem-leksem selanjutnya berupa nomina. Pengklasifikasian dari frasa nominal iḍafah terkait kosakata rambu-rambu di bandara internasional dalam bahasa Arab, adalah nomina-nomina dan nomina-nomina-nomina. Ciri-cirinya adalah: • Leksem pertama harus berupa nomina indefinit (tanpa proklitik /al-/ atau enklitik kata ganti); • Leksem kedua dapat berupa nomina indefinit atau definit; • Leksem kedua harus berupa nomina genitif (berharakat akhir kasrah/ِ◌); • Jika terdiri dari tiga leksem, maka leksem kedua berupa nomina indefinit dan leksem ketiga berupa nomina definit. (Holes, 1948: 204-205) 6.2 Frasa nominal sifah-mausuf adalah gabungan kata yang memiliki leksem utama berupa nomina, dan leksem-leksem selanjutnya berupa ajektiva, yaitu kata sifat yang mensifati nomina pada leksem pertama. Pengklasifikasian dari frasa nominal sifahmausuf terkait kosakata rambu-rambu di bandara internasional dalam bahasa Arab adalah nomina-ajektif nisbah dan nomina-ajektif nisbah-ajektif nisbah. Ciri-cirinya adalah: •
Leksem pertama dapat berupa nomina indefinit atau definit;
•
Leksem kedua berupa ajektiva yang ke-takrif-annya mengikuti leksem pertamanya (jika leksem pertamanya berupa indefinit, maka leksem kedua juga berupa indefinit, dan jika leksem pertama berupa definit, maka leksem kedua juga berupa definit);
•
Leksem kedua ber-i‘rab (berharakat akhir) dengan mengikuti leksem pertamanya;
•
Jika terdiri dari tiga leksem, maka leksem kedua dan seterusnya akan mengikuti takrif serta i‘rab leksem pertamanya
Metode Penelitian
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
1. Korpus Data. Korpus data primer yang digunakan dalam analisis ini adalah kosakata bA dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar, yang didapatkan melalui observasi pada situs resmi bandara tersebut di internet (www.dohahamadairport.com). Di samping itu, korpus data sekunder didapatkan dari buku pedoman yang dikeluarkan oleh Bandar Standardisasi Nasional bernomor seri SNI 03-7094-2005 berjudul Rambu-rambu Terminal Bandar Udara (yang juga didapatkan dari situs resmi instansi tersebut), dan buku berjudul Memahami Ungkapan-ungkapan Praktis dalam Bahasa Arab karya Maman Lesmana tahun 2012 yang memuat sejumlah kosakata bA yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk kosakata bA yang digunakan di bandara. 2. Teknik Pengumpulan Data. Dalam analisis ini, penulis mempergunakan sejumlah langkah untuk mengumpulkan data, yaitu dengan: 2.1 Observasi, yang dilakukan untuk memperoleh korpus data primer untuk analisis ini. Penulis mengamati dua situs resmi, yakni situs Badan Standardisasi Nasional yang memuat daftar rambu-rambu tersebut secara lengkap dalam bahasa Indonesia dan Inggris (yang masih disebut dengan korpus data sekunder), dan situs Bandara Internasional Hamad, Qatar, yang memiliki tampilan sangat bagus, memuat hampir seluruh nama fasilitas yang dimiliki secara lengkap, serta bersifat dwibahasa (Arab dan Inggris) sehingga penulis dapat memperoleh korpus data primer dari situs kedua tersebut. 2.2 Studi pustaka, yang dilakukan untuk memperoleh korpus data pelengkap untuk analisis ini, yakni studi pada buku karya Maman Lesmana yang sudah disebutkan di atas. Teori-teori yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam analisis ini juga didapatkan melalui metode ini. Buku-buku yang menunjang metode studi pustaka ini didapatkan di Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia dan juga koleksi pribadi dari Program Studi Arab Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia yang dipinjamkan oleh dosen-dosen Program Studi Arab kepada penulis.
Pembahasan Berdasarkan analisis yang dilakukan dalam skripsi ini, terdapat 62 kosakata bahasa Arab yang ditemukan dalam rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar. Kosakata tersebut dikelompokkan ke dalam tiga kategori rambu, yaitu rambu operasional, rambu fasilitas umum dan konsesioner, dan rambu larangan. Melalui analisis ini pula, ditemukan berbagai jenis
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
kosakata yang dapat dikelompokkan berdasarkan proses pembentukan kata yang terjadi pada kosakata tersebut (seperti yang telah dijelaskan pada bagian Tinjauan Teoritis), yaitu: 1. Neologisme •
ﺍاﻟْﻬﮭِﺠْﺮَﺓة
/hijrah/
‘immigration’ ‘imigrasi’
Pada data di atas, kata /hijrah/ merupakan salah satu rambu operasional di bandara internasional. Makna dari kata tersebut adalah ‘imigrasi’, yaitu perpindahan penduduk negara lain ke negara tertentu untuk menetap. (KBBI Daring versi 1.3). Sementara di masa lampau, kata tersebut memiliki makna ‘mengungsi’, sebagaimana yang sudah diulas di Bab 3. Hijrah sendiri merupakan peristiwa besar yang cukup berarti dalam sejarah Islam, yaitu berpindah/mengungsinya Nabi serta para pengikutnya demi menghindari kekejaman kaum kafir di Mekkah menuju Madinah selama periode dakwah Islam (Asmani, dkk, 2010: 137). Dengan demikian, ‘imigrasi’ adalah konsep baru yang maknanya lebih luas bagi kata /hijrah/. 2. Pinjam Terjemah 2.1 Partial Calque •
ﺤَﻘَﺎﺋِﺐ ْﻼ َﻡمُ ﺍاﻟ ِﺳْﺘ ِ ﺍا
/istilāmu l-ḥaqā?ib/
‘baggage claim’ ‘pengambilan bagasi’
Pada data di atas, /istilāmu l-ḥaqā?ib/ merupakan salah satu rambu operasional di bandara internasional. Data ini berbentuk frasa yang diterjemahkan dari ‘baggage claim’ yang bermakna ‘pengambilan bagasi’. Leksem pertama /istilām/ bermakna ‘penerimaan’, dengan bentuk indefinit (tanpa proklitik /-al/). Sementara leksem kedua /al-ḥaqā?ib/ bermakna ‘bagasi’, dengan bentuk definit (dengan proklitik /-al/). BA cenderung menerjemahkan ‘claim’ sebagai ‘menerima’, sementara di dalam bahasa Inggris sendiri, ‘claim’ artinya ‘meminta’. 2.2 Compound Calque •
َﺣَ ﻼ ِﺕت ﺤْﻮِﻳﯾْﻞ ُﺍاﻟ ﺮﱢ َﺗ
/taḥwīlu r-riḥālāt/
‘transfer’ ‘pindah pesawat’
Pada data di atas, /taḥwīlu r-riḥālāt/ merupakan salah satu rambu operasional di bandara internasional. Data ini berbentuk frasa yang diterjemahkan dari ‘transfer’ yang bermakna ‘pindah pesawat’. Leksem pertama /taḥwīl/ bermakna ‘penggantian’, dengan
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
bentuk indefinit (tanpa proklitik /-al/). Sementara leksem kedua /ar-riḥālāt/ bermakna ‘perjalanan’, dengan bentuk definit (dengan proklitik /-al/). Makna literal dari kata ini adalah ‘penggantian perjalanan’. Akan tetapi, leksem ‘penggantian’ dan leksem ‘perjalanan’ di sini dikonotasikan dengan ‘pindah pesawat’, yakni perjalanan yang diteruskan dengan menumpang pesawat yang berbeda (mengganti pesawat). Dalam bahasa Inggrisnya sendiri, kata ini berwujud ‘transfer’ yang dimaknai dengan ‘pindah pesawat’ hanya di lingkup pesawat saja. Tentumya kata tersebut berbeda maknanya jika dipakai di ranah lain, misalnya dalam istilah keuangan atau perbankan. Sehingga bisa dipahami bahwa dalam compound calque, ketika kedua leksem dalam satu kata dipisah, maknanya bisa berubah dari makna yang sudah ditetapkan. Oleh karena itu, pemaknaannya harus dilakukan secara menyeluruh. 2.3 Parafrasa •
ﺟْﺮَﺍاءﺕتَﺍا ِﺍاﻟﺴﱠﻔَﺮ ِ ﺇإِﺗْﻤ َﺎﻡمُﺇإ
/?itmāmu ?ijrā?ati s-safar/
‘check-in’ ‘pelaporan’
Pada data di atas, /?itmāmu ?ijrā?ati s-safar/ merupakan salah satu rambu operasional di bandara internasional. Data ini berbentuk frasa yang diterjemahkan dari ‘check-in’ yang bermakna ‘pelaporan’. Leksem pertama /?itmām/ bermakna ‘penyelesaian’, dengan bentuk indefinit (tanpa proklitik /-al/). Leksem kedua /?ijrā?at/ bermakna ‘prosedur’, dengan bentuk indefinit (tanpa proklitik /-al/). Leksem ketiga /as-safar/ bermakna ‘perjalanan’, dengan bentuk definit (dengan proklitik /-al/). Makna dari frasa ini adalah ‘penyelesaian prosedurprosedur yang diperlukan untuk melakukan perjalanan’. Maka, dalam data ini dapat dipahami bahwa parafrasa adalah penjabaran istilah ‘pelaporan’ yang bentuknya ringkas. 3. Serapan 3.1 Transliterasi •
ﺑَﻨْﻚ
/bank/
‘bank’ ‘bank’
Pada data di atas, /bank/ merupakan salah satu rambu fasilitas umum dan konsensioner di bandara internasional. Data ini merupakan terjemahan dari ‘bank’ yang bermakna ‘bank’. Dari segi penulisan, terlihat bahwa kata serapan tersebut sangat mendekati sumber aslinya. Dapat diamati bahwa pada data tersebut, huruf b, a, n, dan k ditransliterasikan secara berturutturut menjadi ﺏب, َ◌
, ﻥن,ﻙك
sebagaimana bahasa sumbernya yaitu bahasa Inggris, tanpa
mengindahkan lafal bunyi yang menjadi berbeda dengan kata aslinya.
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
3.2 Transkripsi •
ﺗَﻮﱠﺍاﻟِﻴﯿْﺖ
/tawwālīt/
‘toilet’ ‘toilet’
Pada data di atas, /tawwālīt/ merupakan salah satu rambu fasilitas umum dan konsesioner di bandara internasional. Data ini merupakan terjemahan dari ‘toilet’ yang bermakna ‘toilet’. Dari segi penulisan, dapat diamati bahwa dalam kata serapan tersebut, terdapat dua perubahan bentuk dari kata aslinya. Lafal oi ditranskripsikan menjadi ﻭوﱠﺍا َ ﺍا/awwā/, sementara lafal e ditranskripsikan menjadi ◌ِﻱي/ī/. 4. Derivasi 4.1 Nomina Verbal •
ﺍاَ ﻟْﻮُﺻُﻮْﻝل
/al-wuṣūl/
‘arrival’ ‘kedatangan’
Pada data di atas, /al-wuṣūl/ merupakan bentuk nomina verbal yang berasal dari Pola Verba I, yaitu ﻭوَﺻَﻞ/waṣal/ yang bermakna ‘tiba’. Nomina verbal tersebut berpola KuKu:K. Sementara itu, artikel /al/ di depan kata tersebut menunjukkan makna generalisasi1 (Holes, 1948: 197). 4.2 Partisip •
ﺣَﺎﻓِﻠَﺔ
/ḥāfila/
‘bus’ ‘bus’
Pada data di atas, /ḥāfila/ merupakan bentuk partisip aktif dari Pola Verba I, yaitu ﺣَﻞ َﻔ /ḥafal/ yang bermakna ‘mengumpulkan’. Partisip tersebut berpola Ka:KiKa. Makna dari kata tersebut adalah ‘alat yang membuat orang-orang berkumpul pada satu tempat’, yaitu ‘bus’. 4.3 Nomina Lokatif •
ﻋِﻢ ﻄ َﺎ َ ﺍاﻟْﻤ
/al-maṭā‘im/
‘restaurant’ ‘restoran’
1
‘Makna generalisasi’ adalah salah satu fungsi dari partikel /al/ dalam hal menerangkan referensi umum bagi sebuah kelas. Dalam hal ini, ‘kedatangan’ serta istilah-‐istilah lainnya adalah bagian dari istilah yang ada di dalam rambu-‐rambu di bandara internasional di seluruh dunia, sehingga istilah tersebut dianggap sebagai kata yang umum.
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
Pada data di atas, /maṭā‘im/ adalah bentuk jamak dari ﻣَﻄْﻌَﻢ/maṭ‘am/, yang merupakan bentuk nomina tempat dari Pola Verba I, yaitu ﻁطَِﻢ ﻌ/ṭa‘im/ yang bermakna ‘makan’. Nomina tempat tersebut berpola maKKaK. Makna dari kata tersebut adalah ‘tempat untuk makan’. 4.4 Nomina Profesi •
ﺷَﻴﯿﱠﺎﻝل
/syayyāl/
‘porter’ ‘porter’
Pada data di atas, /syayyāl/ merupakan bentuk nomina profesi yang berasal dari Pola Verba I yaitu ﺷَﺎﻝل/syāl/ yang bermakna ‘mengangkut’. Nomina profesi tersebut berpola KaKKa:K. Makna dari kata tersebut adalah ‘orang yang mengangkut barang’. 5. Hibrida •
ﺟَﺎﻝل ِﺖُ ﺭر ْﺗ َﻮﱠﺍاﻟِ ﻴﯿ
/tawwālītu rijāl/
‘gents toilet’ ‘toilet pria’
Pada data di atas, /tawwālītu sayyidāt/ merupakan bentuk frasa hibrida serapanderivasi yang bermakna ‘toliet pria’. Leksem pertama /tawwālīt/ bermakna ‘toilet’, sementara leksem kedua /rijāl/ bermakna ‘pria’. Dapat dilihat bahwa leksem pertama /tawwālīt/ merupakan hasil serapan, yaitu transkripsi. Sementara itu, leksem kedua /rijāl/ merupakan hasil derivasi, yaitu nomina plural.
6. Relasi antara Serapan dan Derivasi •
ﻲﱡ ِﺺ ُﺍاﻷ ْﻣَ ﻨ ْﺤ َﻟ ﻔ
َﺍا
à
/al-faḥṣul ?amanī/ ‘security check’ ‘pemeriksaan keamanan’
ﺗَﻔْﺘِﻴﯿْﺶ /taftīsy/ ‘security check’ ‘pemeriksaan keamanan’
Pada data di atas, dapat dilihat bahwa kata /al-faḥṣul ?amanī/ dan /taftīsy/ sama-sama bermakna ‘pemeriksaan keamanan’. Akan tetapi /al-faḥṣul ?amanī/ merupakan bentuk
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
penerjemahan kata pinjaman dari bahasa Inggris, sementara /taftīsy/ merupakan bentuk derivasi. 7. Pluralisasi 7.1 Jama‘ Mudzakkar Sālim •
ﺿَﺎﺑِﻂ
ﺿ َﺎﺑِﻄُﻮْﻥن
/ḍābiṭ/ ‘petugas (pria)’
à
/ḍābiṭūn/ ‘petugas-petugas (pria)’
Pada data di atas, /ḍābiṭ/ merupakan nomina tunggal yang bersifat maskulin (mudzakkar), yang bermakna ‘petugas (pria)’. Setelah ditambahkan dengan sufiks /-ūn/, nomina tersebut menjadi bermakna jamak, sehingga maknanya menjadi ‘petugas-petugas (pria)’. 7.2 Jama‘ Mu?annats Sālim •
ﺣَﺎﻓِﻠَﺔ
ﻼَﺕت ِﺣَﺎ ﻓ à
/hāfilah/ ‘bus’
/hāfilāt/ ‘bus-bus’
Pada data di atas, /al-hāfilah/ merupakan nomina tunggal yang bersifat feminin (mu?annats), yang bermakna ‘bus’. Setelah ditambahkan dengan sufiks /-āt/, nomina tersebut menjadi bermakna jamak, sehingga maknanya menjadi ‘bus-bus’ 7.3 Jama‘ Taksīr •
ﻣَﻄْﻌَﻢ
ﻣﻄَﻋَﺎِﻢ
/maṭ‘am/ ‘restoran’
à
/maṭā‘im/ ‘restoran-restoran’
Pada data di atas, /maṭ‘am/ merupakan nomina tunggal yang bersifat maskulin (mudzakkar), yang bermakna ‘restoran’. Akan tetapi, dalam bentuk jamak, tanpa bisa diprediksi bentuknya sebelumnya, kata tersebut berubah menjadi /maṭā‘im/ yang bermakna ‘restoran-restoran’. Hanya saja, dalam rambu-rambu di bandara, kata /maṭā‘im/ digunakan secara umum, namun tetap diartikan tunggal, bukan jamak. 8. Gabungan Kata (Frasa) 8.1 Frasa Nominal Iḍafah
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
8.1.1 Nomina-nomina •
ﻼَﻡم ُﺍاﻟﺤْﻘَﺎ ﺋ ِﺐ ِ ﺳْﺘ
ِﺍا
/istilāmu l-ḥaqā?ib/
‘baggage claim’ ‘pengambilan bagasi’
Pada data di atas, /istilāmu l-ḥaqā?ib/ merupakan bentuk frasa nominal iḍafah yang terdiri dari dua leksem, yaitu nomina dan nomina saja. Leksem pertama /istilām/ berbentuk indefinit tanpa proklitik /-al/. Sementara leksem kedua /al-ḥaqā?ib/ berbentuk definit dengan proklitik /-al/ dan berupa genitif dengan tanda baca kasrah /ِ◌/. 8.1.2 Nomina-nomina-nomina •
ِﺴﱠﻔَﺮ ﺍاﻟ
ﺇإِ ﺗْﻤَ ﺎﻡمُﺇإِﺟْﺮَﺍاء َﺍا ِﺕت
/?itmāmu ?ijrā?āti s-safar/
‘check-in’ ‘pelaporan’
Pada data di atas, /?itmāmu ?ijrā?āti s-safar/ merupakan bentuk frasa nominal iḍafah yang terdiri dari tiga leksem, yaitu nomina, nomina, dan nomina. Leksem pertama /?itmām/ berbentuk indefinit tanpa proklitik /-al/. Leksem kedua /?ijrā?āt/ berbentuk indefinit tanpa proklitik /-al/ dan berbentuk genitif dengan tanda baca kasrah /ِ◌/. Sementara leksem ketiga /as-safar/ berbentuk definit dengan proklitik /-al/ dan berupa genitif dengan tanda baca kasrah /ِ◌/.
8.2 Frasa Nominal Sifah-Mausuf 8.2.1 Nomina-ajektiva •
ُﻢُ ﺍاﻟْﻤُﺘَﺤَﺮﱢﻛَﺔ
ِﺴﱠﻼَﻟ ﺍاﻟ
/as-salālimu l-mutaḥarrikah/
‘escalator’ ‘eskalator’
Pada data di atas, /as-salālimu l-mutaḥarrikah/ merupakan bentuk frasa nominal sifahmausuf yang terdiri dari dua leksem, yaitu nomina dan ajektiva. Leksem pertama /as-salālim/ berbentuk definit dengan proklitik /-al/. Sementara leksem kedua /al-mutaḥarrikah/ merupakan ajektiva berbentuk definit dengan proklitik /-al/ dan memiliki i‘rab yang mengikuti leksem pertamanya, yaitu dhammah /ُ◌/. 8.2.2 Nomina-ajektif nisbah
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
•
ِﺺ ُﺍاﻷ ْﻣَ ﻨ ﻲﱡ َﻟ ﻔ ْﺤ
َﺍا
/al-faḥṣu l-?amanī/ ‘security check’ ‘pemeriksaan keamanan’
Pada data di atas, /al-faḥṣu l-?amanī/ merupakan bentuk frasa nominal sifah-mausuf yang terdiri dari dua leksem, yaitu nomina dan ajektif nisbah. Leksem pertama /al-faḥṣ/ berbentuk definit dengan proklitik /-al/. Sementara leksem kedua /al-?amanī/ merupakan ajektif nisbah berbentuk definit dengan proklitik /-al/ dan memiliki i‘rab yang mengikuti leksem pertamanya, yaitu dhammah /ُ◌/. 8.2.3 Nomina-ajektif nisbah-ajektiva •
ُﺕت ُﺍاْﻵَﻟِ ﻴﯿﱠﺔُ ﺍاﻟْﺤﺮَﻛَﺔ َﻼ ِ ﺍاﻟﻨﱠﺎﻗ
/an-nāqilāt l-?āliyyatu l-harakah/
‘moving sidewalk’ ‘lantai berjalan’
Pada data di atas, /an-nāqilātu l-?āliyyatu l-harakah/ merupakan bentuk frasa nominal sifah-mausuf yang terdiri dari tiga leksem, yaitu nomina, ajektif nisbah, dan ajektiva. Leksem pertama /an-nāqilāt/ berbentuk definit, sementara leksem kedua /al-?āliyyah/ merupakan ajektif nisbah yang berbentuk definit dan memiliki i‘rab yang sama dengan leksem sebelumnya. Setelah itu, leksem ketiga /al-harakah/ merupakan ajektiva yang berbentuk definit dan memiliki i‘rab yang mengikuti leksem pertamanya, yaitu dhammah /ُ◌/.
Kesimpulan •
Kosakata rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar dalam bahasa Arab yang dapat dihimpun oleh penulis kurang lebih berjumlah sebanyak 62 kosakata yang secara garis besar terbagi menjadi: rambu operasional, rambu fasilitas umum dan konsensioner, dan rambu larangan.
•
Melalui teori pembentukan kata dalam bahasa Arab yang dikemukakan Reima Al-Jarf, serta beberapa metode tambahan yang dikemukakan oleh Bakalla dan Versteegh, kosakata ini dianalisis secara morfosemantis.
•
Setelah dianalisis, dapat diamati bahwa kosakata rambu-rambu di bandara internasional dalam bahasa Arab terbentuk melalui proses, yaitu: 1) neologisme; 2) pinjam-terjemah; 3) serapan; 4) derivasi; 7) hibrida; 8) pluralisasi; dan 8) gabungan kata. Di samping itu, terdapat fenomena lain yang terdapat dalam kosakata rambu-
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
rambu di bandara internasional dalam bahasa Arab, yaitu relasi antara serapan dan derivasi. •
Proses pinjam-terjemah yang diterapkan pada korpus data ada yang melalui partial calque, caompound calque, dan parafrasa.
•
Proses serapan yang diterapkan pada korpus data ada yang melalui transliterasi dan ada yang melalui transkripsi.
•
Proses derivasi yang diterapkan pada korpus data melibatkan morfologi verba dan morfologi nomina. Morfologi nomina yang muncul dalam pembentukan kosakata rambu-rambu di bandara internasional dalam bahasa Arab adalah nomina verbal, partisip, nomina tempat, nomina profesi.
•
Proses pluralisasi yang diterapkan pada korpus data ada yang secara maskulin, feminin, dan tak beraturan.
•
Proses gabungan kata yang diterapkan pada korpus data ada menunjukkan bahwa korpus data mengandung frasa nominal idhafah dan frasa sifah-mausuf. Penjabaran untuk frasa nominal idhafah adalah nomina-nomina, nomina-nomina-nomina, dan nomina-nomina-preposisi. Penjabaran untuk frasa nominal sifah-mausuf adalah nomina-ajektiva, nomina-ajektif nisbah, dan nomina-ajektif nisbah-ajektiva.
•
Dari segi morfologis, proses pembentukan kata yang paling banyak terjadi di dalam kosakata rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar dalam bahasa Arab adalah pinjam-terjemah melalui cara partial calque, disusul dengan proses derivasi.
•
Dari segi semantik, proses perubahan makna yang paling banyak terjadi di dalam kosakata rambu-rambu di Bandara Internasional Hamad, Qatar dalam bahasa Arab adalah melalui proses neologisme, disusul dengan proses compound calque.
Daftar Pustaka Al-Jarf, Reima. Teaching English Word-Formation Processes to Translation Students. Komunikacija i kultura online: Godina II, broj 2, 2011. Adityan. Penerapan Signage di dalam Mall. Depok: Universitas Indonesia; Skripsi, 2008. Arifin, Pandu. Morfo-Semantik Kosakata Bahasa Arab Laras Olahraga: Studi Kasus Koran Al-Rayat, Qatar. Depok: Universitas Indonesia; Skripsi, 2012. Asmani, Jamal Ma'mur, dkk. 13 Cara Nyata Mengubah Takdir. Jakarta: WahyuMedia, 2010. Badan Standardisasi Nasional. Rambu-Rambu Terminal Bandar Udara. Artikel dari Standar Nasional Indonesia, 2005.
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014
Bakalla, M.H. Arabic Culture, Through Its Language and Literature. London: Kegan Paul International Limited, 1984. Bridgman, Robert. Jendela Iptek Seri 8: Elektronika. Jakarta: Balai Pustaka, 2000. Dardjowidjojo, Soenjono. Psikolinguistik: Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003. Faiq, Akhmad Imamudin. Kosakata Bahasa Arab Laras Teknologi Informasi: Sebuah Analisis Morfo-Semantik. Depok: Universitas Indonesia; Skripsi, 2010. Holes, Clive. Modern Arabic Structures, Functions, and Varieties. Washington D.C: Georgetown University Press, 2004. Husein, Fatimah. Muslim-Christian Relations in the New Order Indonesia: The Exclusivist and Inclusivist Muslims' Perspectives. Jakarta: PT. Mizan Publika, 2005. Irwansyah dan Asep Kurnia. Sehat dan Tangkas Berolahraga. Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007. Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik: Edisi Keempat. Jakarta: PT. Gramedia, 2009. Lesmana, Maman. Memahami Ungkapan-Ungkapan Praktis dalam Bahasa Arab. Depok: Penerbit FIB UI, 2012. Mulyadi, dkk. Pendidikan Lingkungan dan Budaya Jakarta. Jakarta: Grasindo, 2002. Pratomo, Dimas Rizki. Kosakata Bahasa Arab Laras Teknologi Informasi dalam Situs Jejaring Sosial Facebook: Suatu Analisis Morfo-Semantik. Depok: Universitas Indonesia; Skripsi, 2012. Standar Nasional Indonesia. Rambu-rambu Terminal Bandar Udara. Badan Standardisasi Nasional, 2005. Sutiasumarga, Males. Pengantar Penelitian Studi Bahasa Arab (terj). Jakarta: Harjuna Tunggal, 1990. Sutisno. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video. Jakarta: Anggota IKAPI, 1993. Versteegh, Kees. The Arabic Language. Edinburgh: Edinburgh University Press, 1997. Wehr, Hans. A Dictionary of Modern Written Arabic. New York: Spoken Language Service, Inc., 1976.
Kosakata Rambu..., Stefany Sandra Zagita, FIB UI, 2014