Verba Derivatif Triliteral Pola َﺳْ ﺘَﻔْ ﻌﻞ ِ ﺍا/istaf’ala/ dalam Al-Qur’an (Sebuah Analisis Morfosemantis) Ziad Maulana Zein, Abdul Muta’ali Program Studi Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Artikel jurnal ini merupakan ringkasan dari skripsi penulis yang membahas tentang verba derivatif triliteral pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ dalam Al-Qur’an meliputi analisis pola morfologis bahasa Arab serta analisis semantik yang mengacu pada teori makna pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ yang dikemukakan oleh Muhammad Ma’ṣūm bin ‘Ali dalam ُﺼْﺮِﻳﯾْﻔِﻴﯿﱠﺔ َﻷَﻣ ْﺜِﻠ َﺔُﺍاﻟﺘ ﺍا /al-?amṡilatu l-taṣrīfiyyatu/. Korpus dari penelitian ini berupa infleksi dari verba derivatif triliteral pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ dalam Al-Qur’an yang berjumlah 418 verba dengan 76 trikonsonan akar asli. Muhammad Ma’ṣūm mengklasifikasikan makna pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ menjadi enam, yaitu (1) meminta suatu pekerjaan, (2) menemukan unsur sifat, (3) perubahan, (4) berlaku seolah-olah, (5) sama seperti makna makna dasar, dan (6) kesesuaian sebab-akibat. Peneliti hanya menemukan empat dari enam klasifikasi makna tersebut dengan rincian: 105 verba bermakna ‘meminta suatu pekerjaan’; 11 verba bermakna ‘menemukan unsur sifat’; 48 verba bermakna ‘berlaku seolah-olah’; dan 256 verba bermakna ‘sama seperti makna dasar. Tinjauan morfologis dilakukan berdasarkan teori umum dengan hasil: 148 verba berbentuk perfektif; 222 verba berbentuk imperfektif; dan 49 verba berbentuk imperatif. Kata kunci: verba; triliteral; morfologi; semantik; Al-Qur’an.
Triliteral Derivational Verbs َﺳْ ﺘَﻔْ ﻌﻞ ِ ﺍا/istaf’ala/ Pattern in Al- Qur'an. (A Morphosemantics Analysis) Abstract This journal article is the summary of writer’s undergraduate-thesis which discusses triliteral derivational verbs pattern َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ in Al-Qur’an including the conditions of morphological pattern and semantic analysis refers to theory of meaning pattern َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا /istaf’ala/ by Muhammad Ma'ṣūm ibn 'Ali in ﺍاﻷﻣﺜﻠﺔ ﺍاﻟﺘﺼﺮﻳﯾﻔﻴﯿﺔ/al?amṡilatu l-taṣrīfiyyatu/. The corpus of this research is triliteral derivational verbs pattern َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ in the Qur'an which are 418 verbs with 76 original roots. Muhammad Ma'ṣūm classified the meaning of pattern َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا /istaf’ala/ into six classification: (1) asking for activity, (2) finding some elements of characteristics, (3) changing, (4) acting as if, (5) same as the basic meaning, and (6) the suitability of causation. Researchers found only four of the six classifications of the meaning which are the details: 105 verbs meant ‘asking for activity’; 11 verbs meant ‘finding some elements of characteristics’; 48 verbs meant ‘acting as if’; and 256 verbs meant ‘same as the basic meaning’. Morphological overview has been done according to the general theories with the results: 148 perfective verbs; 222 imperfective verbs; and 49 imperative verbs. Keywords: verbs; triliteral; morphology; semantics; Al-Qur’an.
Pendahuluan
1
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh enam klasifikasi makna leksem verba derivatif triliteral pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ di dalam buku ُﺼْﺮﻳﯾْﻔِﻴﯿﱠﺔ َ ﺍاﻟﺘ
ُﻷَﻣْﺜِﻠَﺔ ﺍا
/al-amṡilatu l-taṣrīfiyyah/
karangan Muhammad Ma’ṣūm bin ‘Ali (t.t), tetapi penulis tidak menemukan keseluruhan klasifikasi makna tersebut, hanya beberapa klasifikasi makna saja dari leksem verba derivatif triliteral pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ di dalam Al-Qur’an. Ilmu semantik menjadi salah satu
pendekatan yang digunakan dalam artikel ini. Verba derivatif atau ﻞُ ﺍاﻟﻤَﺰِﻳﯾْﺪ ْ ﻓِﻌ atau ﻞُ ﺍاﻟﻤُﺠَﺮﱠﺩد ْ ﻓِﻌ
/fi’lul-mazīd/ pada dasarnya dibentuk dari verba dasar
/fi’lu l-mujarrad/ dan masing-masing bentukan tersebut mempunyai makna
yang baru dan berbeda-beda (Cowan, 1958: 137). Verba ini disebut juga sebagai verba turunan atau verba derivasional yang merupakan hasil dari perubahan pada konstruksi kata (Wright, 1951: 29). (1)a ُﻥن ِﺴْﻳﯾَ ﺘَﺄْ ﺫذ /yasta?dzinu/ ‘dia laki-laki sedang meminta izin’ (1)b ُﻥن َﺴْ ﺘَﺄْ ﺫذ ُﻳﯾ /yusta?dzanu/ ‘dia laki-laki sedang dimintai izin’ (2) َﻥن ﺳْ ﺘَﺄْ ﺫذ ﺍا /ista?dzana/ ‘dia laki-laki telah meminta izin’ (3) ُﺖ ْﺍاﺳْﺘَﺄْﺫذَ ﻧ /ista?dzantu/ ‘aku telah meminta izin’ (4) ﺳْﺘَﺄْﺫذ َﻧﻙكَُﻮ ﺍا /ista?dzanūka/ ‘mereka laki-laki telah meminta izin kepadamu’ Contoh (1)a dan (1)b merupakan verba imperfektif dari verba derivatif triliteral berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/. Verba ُﻥن ِﺴْ ﺘَﺄْ ﺫذ َﻳﯾ
aktif, sedangkan verba ُﻥن َﺴْﻳﯾُ ﺘَﺄْ ﺫذ
/yasta?dzinu/ pada (1)a merupakan verba imperfektif
/yusta?dzanu/ pada (1)b merupakan bentuk pasif dari (1)a.
Kedua contoh tersebut, (1)a dan (1)b, merupakan bentuk infleksi dari verba perfektif َﻥن ﺳْﺍا ﺘَﺄْ ﺫذ /ista?dzana/ pada contoh (2). Verba ُﺖ ْﺍاﺳْﺘَﺄْﺫذَ ﻧ
/ista?dzantu/ pada contoh (3) dan verba َﺳْ ﺘَﺄْﺫذَﻧُﻮﻙك ﺍا
contoh (4) juga merupakan infleksi dari verba َﻥن ﺳْ ﺘَﺄْ ﺫذ ﺍا
/ista?dzanūka/ pada
/ista?dzana/. Kedua contoh tersebut
merupakan verba perfektif aktif yang dilakukan oleh partisipan aktif yang berbeda. Verba 2
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
ﺳْ ﺘَﺄْ ﺫذ َﻥن ﺍا/ista?dzana/ pada contoh (2) adalah verba derivatif triliteral yang merupakan salah satu derivasi dari verba َﻥن ﺃأَ ﺫذ/?adzana/ yang berasal dari trikonsonan ﺃأ ﺫذ ﻥن/?-dz-n/. (5) َﺳْﺘَﻐْ ﻔﺮ ِﺍا /istagfara/ ‘dia laki-laki telah meminta ampun’ (6) َﻥن ﺴْﺘ َﻜْﺒِﺮ ُﻭو َ ﻳﯾ /yastakbirūna/ ‘mereka laki-laki berlaku seolah-olah mereka besar (sombong)’ (7) َﻝل ﺳْﺍاِ ﺘَﺒْ ﺪ /istabdala/ ‘dia laki-laki telah mengganti’ Contoh (5) memiliki makna “meminta”, contoh (6) bermakna “berlaku seolah-olah”, dan contoh (7) bermakna sama dengan makna verba dasarnya, yaitu ‘melakukan pekerjaan”. Dari beberapa contoh pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ di atas, bisa dilihat variasi infleksi dan makna
yang terkandung pada pola tersebut. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, terdapat beberapa permasalahan yang akan menjadi bahasan di dalam skripsi ini. Beberapa permasalahan yang dapat penulis rumuskan adalah bagaimana deskripsi pola morfologis pada leksem verba derivatif triliteral berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ dalam Al-Qur’an serta produktivitasnya dan makna apa saja yang terdapat pada setiap leksem verba derivatif triliteral berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/
dalam Al-Qur’an serta klasifikasi maknanya berdasarkan teori bin ‘Ali (t.t). Tujuan penulisan yang hendak penulis capai berdasarkan rumusan masalah di atas adalah memaparkan deskripsi pola morfologis leksem verba derivatif triliteral berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا /istaf’ala/ yang terdapat dalam Al-Qur’an beserta produktivitasnya dan menjelaskan serta mengklasifikasikan makna yang terdapat pada setiap leksem verba derivatif triliteral berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ dalam Al-Qur’an berdasarkan teori bin ‘Ali (t.t). Manfaat yang diharapkan penulis dari penulisan ini adalah untuk dapat memberikan suatu gambaran dan pemahaman bentuk leksem verba triliteral derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ dalam bahasa Arab, khususnya dalam Al-Qur’an serta makna yang lahir dari setiap akar kata asli leksem tersebut. Selain itu, penulis juga berharap agar artikel ini dapat memberikan sedikit sumbangan pemahaman dan pengembangan terhadap ilmu linguistik dalam cakupan linguistik Arab, khususnya dalam subbidang morfologi dan semantik Arab. Tinjauan Teoritis 3
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat. Dalam beberapa bahasa lain, verba mempunyai ciri-ciri morfologis seperti ciri kala, aspek, persona, atau jumlah (Kridalaksana, 1993: 205). Pada dasarnya, verba bahasa Arab tidak mengenal unsur kala, namun lebih kepada aspek yang menunjukkan suatu peristiwa atau perbuatan telah selesai atau belum dilakukan (Holes, 1995: 176). Verba yang paling populer dan banyak digunakan dalam bahasa Arab adalah verba triliteral, oleh karena itu penulis memilih verba triliteral sebagai korpus data penelitian skripsi ini, khususnya verba derivatif trilateral yang terdapat dalam Al-Qur’an. Secara garis besar, verba trilateral adalah verba trikonsonantal atau verba yang terdiri dari tiga konsonan. Proses morfologis yang akan dibahas dalam artikel ini adalah infleksi verba. Menurut Keraf (1991: 74-78), derivasi adalah suatu proses perubahan kelas kata dengan atau tanpa pemindahan kelas kata tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah penambahan afiksasi dengan tidak mengurangi leksem yang mengalami proses afiksasi tersebut, sedangkan infleksi adalah perubahan bentuk leksem tanpa mengubah identitas leksikal leksem tersebut. Salah satu bentuk gramatikal yang merupakan infleksi adalah modus dan kala. Secara umum, infleksi adalah perubahan bentuk leksem tanpa mengubah kelas kata tersebut. Perubahan bentuk tersebut terjadi melalui proses afiksasi pada leksem dasar. Infleksi leksem bahasa Arab terjadi pada kelas kata verba maupun nomina. Dalam verba bahasa Arab, infleksi banyak ditemui pada bentuk perfektif ke bentuk imperfektif dan imperatif serta pada penanda pronomina (ḍamīr), lihat tabel 3.1. Infleksi yang terjadi pada kelas kata nomina terdapat pada perubahan jumlah nomina tunggal, dualis, dan jamak. Sebagai contoh, kata ٌﺴْﻠِﻢ ُ ﻣ/muslimun/ “seorang muslim” memiliki dua bentuk infleksi nomina berupa ِﻥن ﺴْﻠِﻤ َﺎ ُﻣ
/muslimāni/ “dua orang muslim” dan َﻥن ْﺴْ ﻠِﻤُ ﻮ ُﻣ
muslim”. Berikut adalah tabel infleksi verba pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا
/muslimūna/ “banyak
/istaf’ala/ berdasarkan aspek dan
persona aktifnya. Tabel 1 Infleksi Verba Perfektif, Imperfektif, dan Imperatif Pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/. Ḍamīr Fi’il Māḍi Fi’il Muḍāri’ Fi’il ‘Amr No. Persona Aktif (pronomina) (perfektif) (imperfektif) (imperatif) orang ketiga َﻫﮬﮪھُﻮ َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا ِﺴْ ﺘَﻔْ ﻌ ُﻞ َﻳﯾ 1 tunggal maskulin /huwa/ /istaf’ala/ /yastaf’ilu/ orang ketiga ﻤﻫﮬﮪھَُﺎ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ َﻼ ﺍا َﻳﯾَﺴْﺘَ ﻔْﻌِﻼ ِﻥن 2 dualis maskulin /humā/ /istaf’alā/ /yastaf’ilāni/ orang ketiga ْﻫﮬﮪھُﻢ ﺳ ْﺘَﻔْﻌَﻠُﻮﺍا ﺍا ْﺴْﺘَﻔْ ﻌِﻠُ ﻮ َﻥن َﻳﯾ 3 jamak maskulin /hum/ /istaf’alū/ /yastaf’ilūna/ orang ketiga َﻲ ِﻫﮬﮪھ ْﺖ َﺍاﺳْﺘَﻔْﻌَ ﻠ ِﺴْ ﺘَﻔْ ﻌ ُﻞ َﺗ 4 tunggal feminin /hiya/ /istaf’alat/ /tastaf’ilu/ 4
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
orang ketiga dualis feminin orang ketiga jamak feminin orang kedua tunggal maskulin orang kedua dualis maskulin orang kedua jamak maskulin orang kedua tunggal feminin orang kedua dualis feminin orang kedua jamak feminin orang pertama tunggal orang pertama jamak
ﻤﻫﮬﮪھَُﺎ /humā/ ُﻫﮬﮪھ ﻦﱠ /hunna/ ْﺃأَ ﻧ َﺖ /?anta/ ﻧَْﺃأﻤﺘَُﺎ /?antumā/ ْﺃأَﻧْﺘُﻢ /?antum/ ْﺃأَ ﻧ ِﺖ /?anti/ ﻧَْﺃأﻤﺘَُﺎ /?antumā/ ُﺃأﻧْ ﺘ ﻦﱠ /antunna/ ﺃأَﻧَﺎ /anā/ ْﻧَﺤ ُﻦ /naḥnu/
ﺍاﺳْﺘَﻔْﻌَﻠَﺘَﺎ /istaf’alatā/ ْﺍاﺳْﺘَﻔْﻌَ ﻠ َﻦ /istaf’alna/ ْﺍاﺳْﺘَﻔْﻌَ ﻠ َﺖ /istaf’alta/ ﺳﺍاﻔَْﺘ ﻠَْﻌﻤﺘَُﺎ ْ /istaf’altumā/ ْﺳْﺘَﻔْﻌَﻠْﺘُﻢ ﺍا /istaf’altum/ ْﺍاﺳْﺘَﻔْﻌَ ﻠ ِﺖ /istaf’alti/ ﺳﺍاﻔَْﺘ ﻠَْﻌﻤﺘَُﺎ ْ /istaf’altumā/ ُﺳْﺘَﻔْﻌَﻠْ ﺘ ﻦﱠ ﺍا /istaf’altunna/ ُﺖ ْﺍاﺳْﺘَﻔْﻌَ ﻠ /istaf’altu/ ﺍاﺳْﺘَﻔْﻌَﻠْﻨَﺎ /istaf’alnā/
ِ ِﺗَﺴْﺘَ ﻔْﻌ َﻼ ﻥن /tastaf’ilāni/ ْﺗَﺴْﺘَﻔْﻌِ ﻠ َﻦ /tastaf’ilna/ ِﺴْ ﺘَﻔْ ﻌ ُﻞ َﺗ /tastaf’ilu/ َﺗَﺴْﺘَ ﻔْﻌِﻼ ِﻥن /tastaf’ilāni/ ﺴْﺘَﻔْﻌ ِﻠ ُﻮ َﻥن َﺗ /tastaf’ilūna/ ﺴْﺘَﻔْﻌ ِﻠ ِﻴﯿ َﻦ َﺗ /tastaf’ilīna/ َﺗَﺴْﺘَ ﻔْﻌِﻼ ِﻥن /tastaf’ilāni/ ْﺗَﺴْﺘَﻔْﻌِ ﻠ َﻦ /tastaf’ilna/ ِﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ُﻞ َﺃأ /?astaf’ilu/ ِﺴْ ﺘَﻔْ ﻌ ُﻞ َﻧ /nastaf’ilu/
ِﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ْﻞ ﺍا /istaf’il/ ِﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ َﻼ ﺍا /istaf’ilā/ ﺳ ْﺘَﻔْﻌِﻠُﻮﺍا ﺍا /istaf’ilū/ ﺳْ ْﻔﺘَﻌِﻠِﻲ ﺍا /istaf’ilī/ ِﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ َﻼ ﺍا /istaf’ilā/ ْﺍاﺳْﺘَﻔْﻌِ ﻠ َﻦ /istaf’ilna/ -
Semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa (Kushartanti, dkk, 2005: 114). Semantik terbagi menjadi dua, yaitu semantik leksikal dan semantik gramatikal. Semantik leksikal berbicara mengenai makna yang melekat (makna inheren) pada suatu kata, baik itu verba maupun nomina. Semantik gramatikal cenderung menjadikan partikel atau harf dalam bahasa Arab sebagai objek pembahasannya, meliputi perubahan makna yang dihasilkan sesuai dengan konteks pemakaiannya dalam sebuah kalimat. Semantik membahas aspek-aspek makna dalam bahasa yang mencakup deskripsi makna kata dan makna kalimat (Cahyono, 1994: 197). Jadi, secara umum semantik adalah disiplin ilmu linguistik yang membahas tentang dunia makna yang mencakup makna kata maupun kalimat. Secara umum, makna dari pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا
/istaf’ala/ adalah “meminta suatu
pekerjaan” dan juga bermakna kausatif, yaitu sebagai akibat yang disebabkan oleh verba sebelumnya. Makna kausatif dari pola ini muncul apabila verba yang menjadi penyebab merupakan verba derivatif pola IV, yaitu َﻞ ﺃأَﻓْ ﻌ/?af’ala/ dan memiliki akar yang sama dengan verba pola X َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا
/istaf’ala/ (Holes, 1995: 85 dan bin ‘Ali, t,.t: 26-27). Dari segi semantis,
makna dasar dari tiap verba cenderung bergantung pada makna inheren dari konsonan akarnya seperti yang dikemukakan oleh Haywood dan Nahmad (1965). Muhammad Ma’ṣūm bin ‘Ali (t.t) mengemukakan enam variasi makna dari pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/, yaitu ‘meminta
suatu kegiatan’, ‘menemukan unsur sifat’, ‘perubahan’, ‘berlaku seolah-olah’, ‘sama seperti makna mujarrad (dasar)’ dan ‘kesesuaian’ atau kausatif. Keenam variasi makna tersebut 5
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
menjadi acuan penulis untuk mengklasifikasikan makna dari setiap leksem verba derivatif triliteral dalam Al-Qur’an. Clive Holes (1995) menyatakan verba bahasa Arab pada dasarnya tidak mengenal kala (tense), namun lebih kepada aspek (verbal aspect) yang menunjukkan pekerjaan tersebut telah selesai dilakukan atau belum. Holes juga menyatakan bahwa pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ kebanyakan bermakna refleksif-benefaktif yang berhubungan dengan makna
kausatif pola IV dan juga estimatif. Struktur morfologi pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ yang
dikemukakan oleh Holes adalah stC1C2C3. Umam dan Bahauddin (1995) memaparkan delapan bentuk variasi pola morfologis verba berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا/istaf’ala/ berdasarkan keberadaan huruf ‘illah dan enam variasi makna dari verba tersebut yang hampir sama dengan paparan bin ‘Ali, tetapi ada beberapa varian makna yang berbeda. Keenam variasi makna yang dipaparkan oleh Umam dan Bahauddin yaitu ‘permohonan’, ‘menjadi’, ‘mendapati’, ‘beranggapan’, ‘penyerahan’, dan ‘permintaan’. Mohammed M. Abu Shquier (2013) memaparkan struktur morfologi pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ yaitu ystaC1C2iC3. Abu Shquier juga
menyebutkan bahwa makna dari pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ kebanyakan adalah ‘meminta sesuatu’. Metode Penelitian Pemahaman metode ilmu bahasa harus pula dikaitkan dengan metodologinya (metodologi dalam artian ilmu mengenai metode). Kejelasan suatu penulisan dan keilmiahan suatu karya tulis dilihat dari metodologinya. Metodologi di dalam penulisan linguistik (ilmu bahasa) harus dipertimbangkan dari dua segi: pertama, segi penulisan itu sendiri mencakup pengumpulan data beserta cara dan teknik serta prosedur yang ditempuh; kedua, yaitu metode kajian (analisis) yang melibatkan pendekatan (teori) sebagai analisis data penulisan (Djadjasudarma, 1993: 1). Metode penulisan yang penulis gunakan dalam membuat setiap tahapan strategi penulisan skripsi ini adalah metode penulisan deskriptif. Metode penulisan deskriptif, yaitu metode yang bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data-data yang diteliti. Dalam penulisan deskriptif, perhatian penyelidikan terbatas pada sistem bahasa pada kurun waktu tertentu saja (Kridalaksana, 2005: 6). Dalam skripsi ini, yang dideskripsikan adalah satuan bahasa berupa leksem verba derivatif triliteral dengan pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِ ﺍا/istaf’ala/ dalam Al-Qur’an sebanyak 419 leksem yang terdiri dari 76 trikonsonan akar asli. Hasil Penelitian 6
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
Berdasarkan analisa morfologis dan semantis terhadap leksem verba derivatif triliteral pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا
/istaf’ala/, penulis mendapatkan verba-verba derivatif triliteral berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا
/istaf’ala/ di dalam Al-Qur’an ditemukan sebanyak 419 leksem dengan 76 konsonan akar asli. Verba-verba derivatif triliteral tersebut tersebar menjadi tiga bentuk infleksi berdasarkan aspeknya, yaitu bentuk perfektif, imperfektif, dan imperatif. Bentuk perfektif dari verba derivatif ini berjumlah 148 leksem verba, bentuk imperfektif dari verba derivatif ini berjumah 222 leksem verba, dan bentuk imperatif dari verba derivatif ini berjumlah 49 leksem verba. Penulis menemukan empat klasifikasi makna pada verba derivatif triliteral yang terdapat dalam Al-Qur’an berdasarkan teori bin ‘Ali, yaitu (1) ‘meminta suatu pekerjaan’, (2) ‘menemukan unsur sifat’, (3) ‘berlaku seolah-olah’, dan (4) ‘sama seperti makna mujarrad (makna dasar)’. Dua makna lain yang dikemukakan oleh bin ‘Ali (t.t) dalam ﻷَ ﺜِْﻣﺔَُﻠ ﺍا ُﺼْﺮﻳﯾﻔِﻴﯿﱠﺔ َ ﺍاﻟﺘ
/al-amṡilatu l-taṣrīfiyyatu/, yaitu makna ‘perubahan’ dan ‘kesesuaian sebab-
akibat’ tidak penulis dapatkan. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘sama seperti makna mujarrad (makna dasar)’ berjumlah 256 leksem verba. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘meminta suatu pekerjaan’ berjumlah 105 leksem verba. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘berlaku seolah-olah’ berjumlah 48 leksem verba. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘menemukan unsur sifat’ berjumlah 11 leksem verba. Pembahasan Klasifikasi makna pertama menurut bin ‘Ali adalah ِﻞ ْﺐِ ﺍاﻟﻔِ ﻌ َ ﻄَﻠ ِﻟ
/liṭalabi l-fi’li/ ‘meminta
suatu pekerjaan’. Makna ini merupakan makna yang paling umum bagi verba derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/. Penulis menemukan 105 leksem verba derivatif trilateral pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ dengan 21 trikonsonan dalam Al-Qur’an yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ini. Konsonan-konsonan akar temuan penulis yang menghasilkan verba dan juga termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘meminta suatu pekerjaan’ yaitu ء ﺥخ ﺭر/?-kh-r/, ء ﺫذ ﻥن/?-dz-n/, ء ﻥن ﺱس /?-n-s/, ﺝج ﻭو ﺭر/j-w-r/, ﺡح ﻑف ﻅظ/ḥ-f-ẓ/, ﺭر ﺽض ﻉع/r-ḍ-‘/, ﺱس ﻕق ﻱي/s-q-y/, ﺵش ﻩه ﺩد/sy-h-d/, ﻁط ﻉع ﻡم/ṭ-‘-m/, ﻉع ﺝج ﻝل/’-j-l/, ﻉع ﻱي ﻥن/’-y-n/, ﻉع ﻭو ﺫذ/’-w-dz/, ﻍغ ﻭو ﺙث/g-w-ṡ/, ﻍغ ﻑف ﺭر/g-f-r/, ﻑف ﺕت ﻱي/f-t-y/, ﻑف ﺕت ﺡح/ft-ḥ/, ﻕق ﺩد ﻡم/q-d-m/, ﻕق ﺱس ﻡم/q-s-m/, ﻥن ﺹص ﺭر/n-ṣ-r/, ﻥن ﺱس ﺥخ/n-s-kh/, dan ﻭو ﻑف ﻱي/w-f-y/. Berikut adalah beberapa analisis penulis mengenai sebagian verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ini. ﺴْﺘ َﻘْﺪ ِﻣ ُﻮ َﻥن َﺗ
ﻋ َﺔً ﻭو َﻻ ﻋ َﻨْﻪﮫﺳَُﺎ
ﺧِﺮ ُﻭو َﻥن ْﺴْﺘ َﺄ َ ﺗ
ٍ ﻗُﻞﻟﱠﻜُﻢﻣﱢﻴﯿﻌ َﺎﺩدُﻳﯾَﻮْﻡم ﻻﱠ
(8) 7
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
/qul lakum mī’ādu yaumin lā tasta?khirūna ‘anhu sā’atan walā tastaqdimūna/ ‘katakanlah: "Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur daripadanya barang sesaatpun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya dimajukan".’ (QS. 34: 30) Verba َﻥن ﺧِﺮ ُﻭو ْﺗﺴْﺘَ َﺄ
/tasta?khirūna/ merupakan infleksi dari َﺳْ ﺘَﺄْﺧﺮ ﺍا
/ista?khara/ yang
berbentuk imperfektif aktif. Prefiks ﺗَـ/ta/ pada awal kata verba tersebut merupakan morfem bebas sebagai penanda orang kedua, sedangkan sufiks َ ـُﻮﻥن/ūna/ persona aktif jamak maskulin. Verba َﻥن ﺴْﺘ َﻘْﺪ ِﻣ ُﻮ َﺗ
/tastaqdimūna/ merupakan infleksi dari َ ﺍاﺳْﺘَ ﻘْﺪﻡم/istaqdama/. Prefiks ﺗَـ/ta/ pada
awal kedua verba tersebut merupakan morfem bebas sebagai penanda orang kedua, sedangkan sufiks َ ـُﻮﻥن/ūna/ menandai persona aktif jamak maskulin. Terjemahan di atas menyebutkan makna dari verba ini secara jelas, yaitu ‘minta mundur’ dan ‘meminta supaya dimajukan’. Penulis mengklasifikasikan makna verba ini ke dalam makna ‘meminta suatu pekerjaan’. ﺴْﺘَﻌ ِﻴﯿ ُﻦ َﻧ
ﻙك َ ﻧَﻌْﺒﺪُﻭوَﺇإِﻳﯾ ﱠﺎ َﻙك ﺇإِ ﻳﯾﱠﺎ
(9)
/?iyyāka na’budu wa ?iyyāka nasta’īnu/ ‘hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.’ (QS. 1: 5) Verba ُﻦ ﻧﺴْﺘََﻌ ِﻴﯿ
/nasta’īnu/ merupakan infleksi dari َﻥن ﺳْﺘَﻌ ﺎ ﺍا
/ista’āna/ yang berbentuk
imperfektif aktif. Prefiks ﻧَـ/na/ di awal verba menandai persona aktif orang pertama jamak. Makna dari verba ini adalah ‘meminta pertolongan’. ُﺣِﻴﯿﻢ ﻲ ۖﺇإِﻧﱠﻪﮫُﻫﮬﮪھ ُﻮَ ﺍاﻟْﻐَﻔﻮﺭرُ ﺍاﻟﺮ ﱠ ﻟ َﻜُﻢ ْﺭرَﺑﱢ
ُﺳْﺘَﻐْﻔِﺮ َﺃأ
ْﻝلﺳَ ﻮ َﻑف ﻗَﺎ
(10)
/qāla saufa ?astagfiru lakum rabbī. ?innahu huwa l-gafūru l-raḥīmu/ ‘Ya'qub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".’ (QS. 12: 98) Verba ُﺳْﺃأَﺘَﻐْﻔِﺮ
/?astagfiru/ berbentuk imperatif aktif yang merupakan infleksi dari َﺍا ﺳْﺘَﻐْﻔِﺮ
/istagfara/. Prefiks َ ﺃأ/?a/ di awal merupakan penanda persona aktif orang pertama tunggal. Makna dari verba tersebut adalah ‘memohon ampun’. Klasifikasi makna kedua yaitu ٍﺻِﻔَﺔ ﻥن ِ ﻋﻠَﻰ ﻟِ ﻠْﻮِﺟْﺪَ ﺍا
/li l-wijdāni ‘alā ṣifatin/ ‘menemukan
unsur sifat’. Makna ini merupakan makna yang paling jarang ditemui pada verba derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ dalam Al-Qur’an. Penulis menemukan dua verba derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ berdasarkan trikonsonannya dalam Al-Qur’an yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ini. Trikonsonan-trikonsonan akar yang penulis temukan yaitu ﺥخ ﻑف ﻑف/kh-f-f/ dan ﺽض ﻉع ﻑف/ḍ-‘-f/.
8
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
ِﻳﯾَﻮْﻡمﻅظَﻌْﻨِﻜُ ﻢْﻭوﻳﯾَﻮ ْﻡمَ ﺇإِﻗَﺎﻣَﺘِﻜ ُﻢْ ۙﻭوَ ﻣ ْﻦ
ﺨِﻔﱡﻮﻧَﻬﮭَﺎ َ َﺗﺴْﺘ
ﻷ َْﻧْﻌَﺎﻡمِ ﺑُﻴﯿُﻮﺗًﺎ ﻦﺟﻠُﻮﺩد ِﺍا ﻞ َ ﻟَﻜُﻢﻣﱢ َ ﻦ ﺑ ُﻴﯿُﻮﺗِ ﻜُﻢْﺳَﻜَﻨًﺎﻭوﺟَﻌ ﻞَ ﻟَﻜُﻢﻣﱢ ﺟَ ﻌ ُ ﷲﱠ َﻭو ﻰٰﺣ ِﻴﯿ ٍﻦ َﺷْﻌَﺎﺭرِﻫﮬﮪھَﺎ ﺃأﺛَﺎﺛًﺎﻭوَﻣﺘَﺎ ﻋًﺎ ﺇإِ ﻟ َﺻْﻮَﺍاﻓِﻬﮭَﺎﻭوَﺃأَﻭوْﺑَﺎﺭرِﻫﮬﮪھَﺎﻭو ﺃأ َﺃأ
(11)
/wa l-lāhu ja’ala lakum min buyūtikum sakanan wa ja’ala lakum min julūdu l-?an’āmi buyūtan tastakhiffūnahā yauma ẓa’nikum wa yauma ?iqāmatikum. wa min ?aṣwāfihā wa ?aubārihā wa ?asy’ārihā ?aṡāṡan wa matā’an ?ilā ḥīnin/ ‘dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).’ (QS. 16: 80) Verba ﺨِﻔﱡﻮﻧَﻬﮭَﺎ َ ﺴْﺘ َﺗ dari ﻒﱠ َﺍاﺳْﺘَ ﺨ
/tastakhiffūnahā/ merupakan verba bentuk imperfektif aktif infleksi
/istakhaffa/. Prefiks َ ﺗـ/ta/ di awal dan sufiks َﻥن ْ ـُ ﻮ/ūna/ di akhir verba merupakan
penanda persona aktif orang kedua jamak maskulin, sedangkan pronomina ﻬﮭـَﺎ/hā/ di akhir verba merupakan objek persona ketiga tunggal feminin. Makna dari verba ini adalah ‘merasa ringan’. ﻲَﻊ َﺍاﻟ ْﻘَﻮْﻡمﺍاﻟِﻈﱠﺎﻟِﻤ ِﻴﯿ َﻦ ِﺠْﻌ َﻠْﻨﻣ َ َﻻ ﻋْ ﺪَﺍاء َﻭوَﺗ َﻷ ﻲ َ ﺍا ِﺖْﺑ ِﻲﻓﻼَﺸْﺗُﻤ ِ ﻭوَﻛَﺎﺩدُﻭوﺍاﻳﯾَ ﻘْﺘُ ﻠُﻮﻧَﻨ
ﻀْﻌ َﻔُﻮﻧِﻲ َ ﺳْﺘ ﺍا
َﻦَ ﺃأُﻡم ﱠﺇإِﻥنﱠﺍا ﻟْﻘَﻮْﻡم ْﻗَﺎﻝلَﺍا ﺑ
… (12)
/qāla bna ?amma ?inna l-qauma staḍ’afūnī wakādū yaqtulūnanī falā tusymit biya l?a’dā?a wa lā taj’alnī ma’a l-qaumi l-ẓālimīna/ ‘… Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"’ (QS. 7: 150) Verba ﻀْﻌ َﻔُﻮﻧِﻲ َ ﺳْﺘ ﺍا ﻀْ ﻌ َﻒ َﺳْ ﺘ ﺍا
/istaḍ’afūnī/ merupakan verba berbentuk perfektif aktif infleksi dari
/istaḍ’afa/. Sufiks ﻭو/w/ merupakan penanda persona aktif orang ketiga jamak
maskulin, sedangkan pronomina ْﻲ ِ ﻧ/nī/ di akhir verba merupakan penanda objek orang pertama. Makna dari verba ini adalah ‘menggap lemah’. Klasifikasi makna ketiga yaitu ِﻒ ﻟِﻠﺘﱠﻜَ ﻠﱡ merupakan makna verba derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/li l-takallufi/ ‘berlaku seolah-olah’. Makna ini /istaf’ala/ yang cukup populer. Selain ‘berlaku
seolah-olah’, penulis juga mengartikan makna ini sebagai ‘menampakkan suatu keadaan dirinya’. Penulis menemukan 48 verba derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ berdasarkan
trikonsonannya dalam Al-Qur’an yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ini. Trikonsonantrikonsonan akar yang penulis temukan yang verbanya termasuk ke dalam klasifikasi makna ini adalah ﺥخ ﻑف ﻱي/kh-f-y/, ﻉع ﻝل ﻱي/’-l-y/, ﻍغ ﻥن ﻱي/g-n-y/, dan ﻙك ﺏب ﺭر/k-b-r/.
9
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
ﷲﱠُﺑِﻤ ﻳﯾَﺎَﻌْﻤ َﻠ ُﻮ َﻥن َﻰ ﻣِٰﻦَ ﺍاﻟْﻘَﻮْﻝلِۚﻭوَﻛَﺎﻥن َﺿ ْﻥنﻣََﺎﻻَﻳﯾَﺮ ﻦَ ﱠِﻭوَﻫﮬﮪھُﻮَ ﻣﻌَﻬﮭُﻢْﺇإِﺫذ ْﻳﯾُ ﺒَﻴﯿﱢ ﺘُﻮ ﻣِ ﷲ
ﺨ ْﻔ ُﻮ َﻥن َﺴْﺘ َﻳﯾ
ﺱسِ ﻭو َﻻ ﻦ َﺍاﻟﻨﱠ ﺎ ِﻣ
ﺨ ْﻔ ُﻮ َﻥن َﺴْﺘ َﻳﯾ
(13) ﻣﺤُﻄﻴﯿًِﺎ
/yastakhfūna mina l-nāsi wa lā yastakhfūna mina l-lāhi wa huwa ma’ahum ?idz yubayyinūna mā lā yarḍā mina l-qauli. wa kāna l-lāhu bimā ya’malūna muḥiṭan/ ‘mereka bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai. Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmuNya) terhadap apa yang mereka kerjakan.’ (QS. 4: 108) Verba َﻥن ﺨ ْﻔ ُﻮ َﺴﻳﯾَْﺘ
/yastakhfūna/ merupakan verba imperfektif aktif infleksi dari َﻲ ِﺨْ ﻔ َﺳْ ﺘ ﺍا
/istakhfiya/. Prefiks ﻳﯾَـ/ya/ disertai sufiks َﻥن ـ ُﻮ/ūna/ merupakan penanda persona orang ketiga jamak maskulin. Makna leksikal dari verba ini adalah ‘menghindari’ atau ‘bersembunyi’. Penulis mengklasifikasikan makna dari verba tersebut ke dalam klasifikasi makna ini dengan makna ‘berlaku seolah-olah mereka tersembunyi’. َﺳْﺘَﻌْ ﻠ ٰﻰ ﺍا
َﺻَﻔًّ ﺎۚﻭوَﻗَﺃأﺪَْﻓْﻠﺢَ ﺍاﻟْﻴﯿَﻮ ْﻡمَ ﻣ ِﻦ ﺟْﻤِﻌﻛُﻮﺍاَﻴﯿ ْﺪَﻛُﻢْﺛُﻢﱠ ﺍاﺋْﺘُﻮﺍا َﻓَ ﺄ
(14)
/fa?ajmi’ū kaidakum ṡumma ?tū ṣaffan. wa qad ?aflaḥa l-yauma mani sta’lā/ ‘maka himpunkanlah segala daya (sihir) kamu sekalian, kemudian datanglah dengan berbaris. dan sesungguhnya beruntunglah orang yang menang pada hari ini.’ (QS. 20: 64) Verba ﺍاﺳْﺘَﻌْﻠَﻰ
/ista’lā/ merupakan verba perfektif aktif orang ketiga tunggal maskulin.
Makna dari verba ini dalam terjemahan di atas adalah ‘unggul’ atau ‘menang’. Penulis memilih makna lain dari verba ini yaitu ‘menampakkan suatu keadaan pada dirinya’, yaitu kemenangan atau keunggulan. ٌﺣَﻤِﻴﯿﺪ ﷲﱠ ُﻏَﻨِﻲﱞ َﷲﱠ ُۚ ﻭو
ﻭوﱠﺍاﺳْﺘَﻐْﻨَﻰ
ۚﺖﺗﱠﺄْﺗِﻴﯿﻬﮭِﻢ ْﺭرُﺳﻠُﻬﮭُﻢﺑِ ﺎﻟْﺒ َﻴﯿﱢﻨَﺎﺕتِﻓﻘَﺎﻟُﻮﺍاﺃأَﺑﺸَﺮ ٌﻳﯾَ ﻬﮭْﺪُﻭوﻧَﻨَﺎ ﻓَﻜﻔَﺮُﻭوﺍاﻭوﺗَﻮَﻟﱠﻮﺍا َﻚ َﺑِﺄَﻧﱠﻪﮫُﻛَﺎ ﻧ ِ ﺫذَٰﻟ
(15)
/dzālika b?annahu kānat ta?tīhim rusuluhum bi l-bayyināti faqālū ?abasyarun yahdūnanā fakafarū wa tawallau. wa stagnā l-lāhu. wa l-lāhu ganiyyun ḥamīdun/ ‘yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka RasulRasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.’ (QS. 64: 6) Verba ﺍاﺳْﺘَﻐْﻨَﻰ
/istagnā/ merupakan bentuk perfektif aktif dengan persona orang ketiga
tunggal maskulin. Makna dari verba ini secara kontekstual adalah ‘Allah menunjukkan kecukupan (kekayaan) yang Dia miliki’. ﻥن َﻣِﻦَ ﺍاﻟْ ﻜَﺎﻓِﺮ ِﻳﯾ َﻦ ﻭوَﻛَﺎ
َﺳْﺘَﻜْ ﺒﺮ ﻭو َﺍا
َﺲ ﺃأَ ﺑ ٰﻰ ﻻ ﱠﺇإِﺑْﻠِﻴﯿ ِ ﺴَﺠَﺪُﻭوﺍاﺇإ ﻵ ِﺩدَﻡم َﻓ ﻼَ ﺋِﻜَ ﺍاﺔِﺳْﺠُﺪُﻭوﺍا ﻭو َﺇإِﺫذ ْﻗُ ﻠْﻨَﺎ ﻟِﻠْ ﻤ
(16) 10
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
/wa ?idz qulnā li l-malā?ikati sjudū li ?ādama fasajadū ?illā ?iblīsa ?abā wa stakbara wa kāna mina l-kāfirīna/ ‘dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir’ (QS. 2: 34) Verba َﺳْﺘَﻜْ ﺒﺮ ﺍا
/istakbara/ merupakan verba perfektif aktif orang ketiga tunggal
maskulin. Makna verba tersebut dalam terjemahan di atas adalah ‘takabur’. Takabur berarti sombong, berlaku seolah-olah dia lebih besar dan hebat dibanding yang lain, atau bisa juga diartikan lupa akan posisinya sebagai makhluk. Klasifikasi makna keempat yaitu ِﺠَﺮﱠﺩد ُﻞ َﺍاﻟ ﻤ َﻰﻓﻌ َ ﻟ ِﻤَﻌ ْﻨ
/lima’nā fa’ala l-mujarradi/ ‘sama
seperti makna mujarrad (dasar)’. Makna ini merupakan makna verba derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا /istaf’ala/ yang paling banyak ditemukan temukan dalam Al-Qur’an. Penulis menemukan 51 trikonsonan akar pembentuk dari 256 leksem verba derivatif pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ِﺍا
/istaf’ala/ dalam Al-
Qur’an yang penulis kategorikan ke dalam klasifikasi makna ini. Trikonsonan-trikonsonan akar yang penulis temukan yang verbanya termasuk ke dalam klasifikasi makna ini adalah ء ﺝج ﺭر/?-j-ra/, ء ﺥخ ﺭر/?-kh-r/, ﺏب ﻱي ﻥن/b-y-n/, ﺏب ﺩد ﻝل/b-d-l/, ﺏب ﺵش ﺭر/b-sy-r/, ﺙث ﻥن ﻱي/ṡ-n-y/, ﺝج ﻭو ﺏب /j-w-b/, ﺡح ﺏب ﺏب/ḥ-b-b/, ﺡح ﻕق ﻕق/ḥ-q-q/, ﺡح ﻱي ﻭو/ḥ-y-w/, ﺡح ﻭو ﺫذ/ḥ-w-dz/, ﺡح ﺱس ﺭر/ḥ-s-r/, ﺥخ ﺭر ﺝج/kh-rj/, ﺥخ ﻝل ﻑف/kh-l-f/, ﺥخ ﻝل ﺹص/kh-l-ṣ/, ﺩد ﺭر ﺝج/d-r-j/, ﺭر ﻩه ﺏب/r-h-b/, ﺯز ﻝل ﻝل/z-l-l/, ﺱس ﻭو ﻱي/s-w-y/, ﺱس ﺥخ ﺭر/s-kh-r/, ﺱس ﺭر ﻕق/s-r-q/, ﺱس ﻡم ﻉع/s-m-‘/, ﺱس ﺏب ﻕق/s-b-q/, ﺱس ﺕت ﺭر/s-t-r/, ﺹص ﺭر ﺥخ/ṣ-r-kh/, ﻁط ﻭو ﻉع/ṭw-‘/, ﻉع ﻑف ﻑف/’-f-f/, ﻉع ﺹص ﻡم/’-ṣ-m/, ﻉع ﻡم ﺭر/’-m-r/, ﻉع ﺕت ﺏب/’-t-b/, ﻍغ ﻝل ﻅظ/g-l-ẓ/, ﻍغ ﺵش ﻱي/g-sy-y/, ﻑف ﺯز ﺯز/f-z-z/, ﻕق ﻭو ﻡم/q-w-m/, ﻕق ﺩد ﻡم/q-d-m/, ﻕق ﺭر ﺭر/q-r-r/, ﻙك ﻭو ﻥن/k-w-n/, ﻙك ﺙث ﺭر/k-ṡ-r/, ﻡم ﺕت ﻉع/mt-‘/, ﻡم ﺱس ﻙك/m-s-k/, ﻥن ﻙك ﻑف/n-k-f/, ﻥن ﺏب ﻁط/n-b-ṭ/, ﻥن ﺏب ء/n-b-?/, ﻥن ﻕق ﺫذ/n-q-dz/, ﻥن ﻙك ﺡح/n-k-ḥ/, ﻭو ﻕق ﺩد/w-q-d/, ﻱي ء ﺱس/y-?-s/, ﻱي ﺱس ﺭر/y-s-r/, ﻱي ﻕق ﻥن/y-q-n/, ﻩه ﺯز ء/h-z-?/, dan ﻩه ﻭو ﻱي/h-w-y/. ﻷَْﻣ ِﻴﯿ ُﻦ ﻱيﱡ ﺍا ِﺍاﻟْ ﻘَﻮ
ْﺟَ ﺮ َﺕت ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
َﺧَﻴﯿْﺮَ ﻣ ِﻦ ﺇإِﻥنﱠ
ۖ ُﺟِﺮْﻩه ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
َﺣْﺪَﺍاﻫﮬﮪھُﻤَﺎﻳﯾَﺎﺃأَ ﺑ ِﺖ ِ ﺖْﺇإ َﻗَﺎ ﻟ
(17)
/qālat ?iḥdāhumā yā ?abati sta?jirhu. ?inna khaira mani sta?jarta l-qawiyyu l?amīnu/ ‘salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".’ (QS. 28: 26) Verba ُﺟِﺮْﻩه ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
/ista?jirhu/ merupakan bentuk imperatif untuk orang kedua tunggal
maskulin dan verba َﺕت ْﺟَ ﺮ ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
/ista?jarta/ merupakan bentuk perfektif aktif infleksi dari َﺳْ ﺘَﺄْﺟﺮ ﺍا
/ista?jara/. Pronomina ُ ﻩه/hu/ di akhir verba ُﺟِﺮْﻩه ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
/ista?jirhu/ merupakan objek orang ketiga
tunggal maskulin, sedangkan sufiks ﺖَـ/ta/ di akhir verba َﺕت ْﺟَ ﺮ ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
/ista?jarta/ merupakan 11
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
penanda persona aktif orang kedua tunggal maskulin. Makna dari verba ُﺟِﺮْﻩه ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
/ista?jirhu/
adalah ‘ambillah ia sebagai orang yang bekerja’ atau ‘sewalah dia’, sedangkan makna ْﺟَ ﺮ َﺕت ْﺍاﺳْﺘَ ﺄ
/ista?jarta/ adalah ‘yang telah kamu sewa’. ﺍاﻟْﻤُﺆْﻣِﻨ ِﻴﯿ َﻦ
َﻀِﻴﯿﻊُ ﺃأَﺟْﺮ ُ ﻥنﱠ ﷲﱠَ ﻻَ ﻳﯾ َﻞٍ ﻭوَ ﺃأ ْﻭوﻓَﻀ
ِﻦَ ﷲﱠ ﻥنَ ﺑِﻨِﻌْﻤَﺔٍ ﻣﱢ ﺸِﺮ ُﻭو ْﺴْﺘ َﺒ َ ﻳﯾ
(18)
/yastabsyirūna bi ni’matin mina l-lāhi wa faḍlin wa ?anna l-lāha lā yuḍī’u ?ajra lmu?minīna/ ‘mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.’ (QS. 3: 171) Verba َﻥن ﺴْﺘﺸَﺒِْﺮ ُﻭو َ ﻳﯾ
/yastabsyirūna/ merupakan bentuk imperfektif aktif infleksi dari َﺳْﺍا ﺘَﺒْﺸﺮ
/istabsyara/. Prefiks ﻳﯾَـ/ya/ dan sufiks َﻥن ـ ُﻮ/ūna/ merupakan penanda partisipan aktif orang ketiga jamak maskulin. Makna dari verba ini adalah ‘bergembira’. ٍﻳﯾَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻣﻭوََﺎ ﻜَﻟُﻢ ﻣﱢﻦ ﻧﱠﻜِﻴﯿﺮ
ٍﻦَ ﷲﱠِ ◌ۚ ﻣَﺎ ﻜَﻟُﻢ ﻣﱢﻦ ﻣﱠﻠْﺠَﺈ ِﻲَ ﻳﯾَﻮْﻡمٌ ﻻﱠ ﻣَﺮَﺩدﱠ ﻟَﻪﮫُ ﻣ ِﻞِ ﺃأَﻥن ﻳﯾَﺄْ ﺗ ْﺳْﺘَﺠِﻴﯿﺒُﻮﺍا ﻟِﺮَﺑﱢﻜُﻢ ﻣﱢﻦ ﻗَ ﺒ ﺍا
(19)
/istajībū li rabbikum min qabli ?an ya?tiya yaumun lā maraddalahu mina l-lāhi. mā lakum min malja?in yauma?idzin wa mā lakum min nakīrin/ ‘patuhilah seruan Tuhanmu sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak kedatangannya. Kamu tidak memperoleh tempat berlindung pada hari itu dan tidak (pula) dapat mengingkari (dosa-dosamu).’ (QS. 42: 47) Verba ﺳْﺍاﺘَﺠِﻴﯿﺒُﻮﺍا
/istajībū/ merupakan bentuk imperatif yang ditujukan untuk orang kedua
jamak maskulin infleksi dari َﺏب ﺠ ﺎ َ ﺳْﺘ ﺍا
/istajāba/. Makna dari verba ini adalah ‘jawablah’, dalam
konteks ayat ini maknanya menjadi ‘patuhilah’. ﺍاﻟْ ﻜَﺎﻓِﺮ ِﻳﯾ َﻦ
َﻥنﱠ ﷲﱠَ ﻻَ ﻳﯾَﻬﮭْﺪِﻱي ﺍا ﻟْﻘَﻮْﻡم َﺧِﺮَﺓةِ ﻭوَ ﺃأ ْﺍاﻵ
ﻋَﻰ ﺤَﻴﯿﺎﺓةَ ﺪﱡﻟﺍاﻴﯿﻧَْﺎ َﻠ ْﺳْﺘﺤَﺒﱡﻮﺍا ﺍاﻟ ﺍا
ُﻚَ ﺑِ ﺄَﻧﱠﻬﮭﻢ ِ( ﺫذَٰ ﻟ20)
/dzālika bi ?annahumu staḥabbū l-ḥayāta l-dunyā ‘alā l-?ākhirati wa ?anna l-lāha lā yahdī l-qauma l-kāfirīna/ ‘yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.’ (QS. 16: 107) Verba ﺳْﺘﺍاﺤَﺒﱡﻮﺍا
/istaḥabbū/ merupakan bentuk perfektif aktif infleksi dari ﺐﱠ َﺍاﺳْﺘَ ﺤ
/istaḥabba/. Suffiks ـُﻮﺍا/ū/ merupakan penanda partisipan aktif orang ketiga jamak maskulin. Makna dari verba ini adalah ‘mencintai’.
Kesimpulan
12
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
Berdasarkan analisa morfologis dan semantis terhadap leksem verba derivatif triliteral pola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا
/istaf’ala/, penulis mendapatkan verba-verba derivatif triliteral berpola َﻞ ﺳْ ﺘَﻔْ ﻌ ﺍا
/istaf’ala/ di dalam Al-Qur’an ditemukan sebanyak 419 leksem dengan 76 trikonsonan akar asli. Verba-verba derivatif triliteral tersebut tersebar menjadi tiga bentuk infleksi berdasarkan aspek, yaitu bentuk perfektif, imperfektif, dan imperatif. Bentuk perfektif dari verba derivatif ini berjumlah 148 leksem verba. Bentuk imperfektif dari verba derivatif ini berjumah 222 leksem verba. Bentuk imperatif dari verba derivatif ini berjumlah 49 leksem verba. Penulis menemukan empat klasifikasi makna pada verba derivatif triliteral yang terdapat dalam Al-Qur’an, yaitu (1) ‘meminta suatu pekerjaan’, (2) ‘menemukan unsur sifat’, (3) ‘berlaku seolah-olah’, dan (4) ‘sama seperti makna mujarrad (makna dasar)’. Dua makna lain yang dikemukakan oleh bin ‘Ali (t.t) dalam ُﺼْﺮﻳﯾﻔِﻴﯿﱠﺔ َ ﺍاﻷَﻣْ ﺜِﻠَ ﺔُﺍاﻟﺘ
/al-amṡilatu l-
taṣrīfiyyatu/, yaitu makna ‘perubahan’ dan ‘kesesuaian sebab-akibat’ tidak penulis dapatkan. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘sama seperti makna mujarrad (makna dasar)’ berjumlah 256 leksem verba. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘meminta suatu pekerjaan’ berjumlah 105 leksem verba. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘berlaku seolah-olah’ berjumlah 48 leksem verba. Verba yang termasuk ke dalam klasifikasi makna ‘menemukan unsur sifat’ berjumlah 11 leksem verba. Daftar Pustaka Abboud, Peter F, Kani N. (1983). Elementary Standard Arabic. New York: Cambridge University Press. Abu Shquier, Mohammed M. (2013). Computational Approach to the Derivation and Inflection of Arabic Irregular Verbs in English-Arabic Machine Translation. November 2013. International Journal of Advancements in Computing Technology (IJACT). http://www.aicit.org/ijact/home/index.html. Al-Ghulayaini, Syaikh Musthafa. (1992). Jami’u Al-durusi Al-‘arabiyyati. (Moh. Zuhri, dkk, penerjemah). Beirut: Mansyurat Al-Maktabah Al-Asyiriah. Anwar, K.H. Moch. (1996). Ilmu Sharaf: Terjemahan Matan Kailani dan Nazham Almaqsud berikut Penjelasannya. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Bin ‘Ali, Muhammad Ma’ṣūm. (t.t). ُﺼْﺮﻳﯾْﻔِﻴﯿﱠﺔ َ ﺍاﻟﺘ
ُﻷَﻣْﺜِﻠَﺔ ﺍا
/al-?amṡilatu l-taṣrīfiyyah/. Bangil.
13
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
Cahyono, Bambang Yudi. (1994). Kristal-kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press. Chaer, Abdul. (1996). Linguistik Umum: Cetakan Ketiga. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cowan, David. (1958). An Introduction to Modern Literary Arabic. Cambridge: University Press Departemen Agama Republik Indonesia. (1998). Al-Qur’an dan Terjemahannya (Ayat Pojok Bergaris). Semarang: Asy-Syifa. Dick, S.C. & J.G. Kooij. (1994). Ilmu Bahasa Umum (T.W. Kamil, Penerjemah). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Djadjasudarma, Fatimah. (1993). Metode Linguistik. Bandung: PT Eresco. Haywood, J.A dan Nahmad H.M. (1965). A New Arabic Grammar of The Written Language. London: Lund Humphries Publishers Ltd. Holes, Clive. (1995). Modern Arabic Structures, Function & Varieties. New York: Longman Publishing. Johannes den Heijer.(1992). Pedoman Transliterasi Bahasa Arab. Jakarta: INIS, IndonesianNetherlands Coorperation in Islamic Studies. Keraf, Gorys. (1991). Tata Bahasa Rujukan Bahasa Indonesia untuk Tingkat Pendidikan Menengah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia _____________. (1997). Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. KSU. Electronic Mosshaf Project “Ayat”. http://quran.ksu.edu.sa/. Kushartanti, dkk. (2005). Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. (1993). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia. _______________, dkk. (1999). Sintaksis (naskah kelima). Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Munawwir, Ahmad Warson. (1997). Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. Pusat Bahasa. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia: Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Sudaryanto. (1998). Metode Linguistik Bagian Pertama Ke Arah Memahami Metode Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Umam, Prof. H. Chatibul dan Aceng Bahauddin. (1995). Pedoman Dasar Ilmu Sharaf: Terjemah Syarah Nadzom Maqshud. Jakarta: Darul Ulum Press.
14
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014
Wehr, Hans. (2000). A Dictionary of Modern Written Arabic: Fourth Edition. Beirut: Librairie du Liban Publisher. Wright, W. (1951). A Grammar of The Arabic Language. Cambridge: The Cambrigde University Press.
15
Verba Derivatif Triliteral Pola..., Ziad Maulana Zein, FIB UI, 2014