MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Prinsip Etika*)
efektivitas, efisiensi, integritas,netralitas, keadilan
KEPUASAN PELANGGAN
(Globalisasi, Demokratisasi, Perdagangan Bebas)
Tuntutan Masyarakat *)=
Kinerja & Profesionalisme
Mengetahui gambaran umum profil kompetensi Balai Besar dan Baristand Industri di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Mengevaluasi kualitas JPT di Lingkungan Kementerian Perindustrian dalam implementasi pelayanan prima. Mengevaluasi dan monitoring efisiensi dan efektifitas pelayanan JPT.
Mendata kapabilitas/kemampuan jasa layanan teknis di lingkungan kementerian perindustrian Membuat keputusan yang efektif menuju langkah selanjutnya. Menyuguhkan analisis data yang lebih nyata untuk dapat dijadikan pertimbangan para pemangku kepentingan dalam rangka pembuatan keputusan yang efektif
Pengumpulan Data Pengisian Kuesioner Verifikasi Data Pengolahan Data Mengidentifikasi pola, tren dan kemungkinan interpretasi data Presentasi hasil intepretasi data Pembahasan draft laporan Rekomendasi dan tindak lanjut lainnya secara berkelanjutan
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BPKIMI Memiliki UNIT PELAKSANA TEKNIS 22 BALAI: 11 BALAI BESAR, 11 BARISTAND Balai Besar yang terbentuk sebelum kemerdekaan BALAI TERTUA (1908): BBIA & B4T 1922: BBK & BBT 1927: BBKKP
1938: BBKK
Balai Besar yang terbentuk sesudah kemerdekaan 1947: BBIHP
1962: BBTPPI
1968: BBPK
1969: BBLM
Baristand mulai terbentuk pada awal kemerdekaan 1947: Balai Penyelidikan Kimia Baristand Surabaya 1961: Balai Penyelidikan Kimia Banjarmasin Baristand Banjarbaru dan lain-lain
BBPK
BBIHP
BBKKP BBKB BBTPPI BBKK
BBIA
B4T
BBLM
BBT
BBK
Profil Balai dapat langsung diklik pada kotak yang telah disediakan; contoh BBTPPI
Baristand Pontianak
Baristand Banjarbaru
Baristand Aceh
Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung
Baristand Surabaya
Baristand Manado
Baristand Ambon
Kondisi Lingkungan
Obsesi
VISI Aspirasi Strategic positioning
MISI TUJUAN SASARAN
RPJP (2005-2025) RPJM Nasional Renstra Kemenperin Renstra BPKIMI
Pembangunan Nasional Pembangunan Industri Nasional KIN
Visi dan misi Balai Besar telah sejalan dengan Rencana Strategisnya
Visi dirumuskan dan menjadi obsesi yang harus dicapai oleh organisasi
Misi juga telah menggambarkan strategi positioning Balai Besar untuk mengidentifikasi keunggulan kompetitif organisasi
Misi Balai Besar telah menggambarkan aspirasi dan menjelaskan tujuan serta kepentingan semua stakeholder
Misi telah cukup memadai untuk memungkinkan kebutuhan perubahan atas pasar/konsumen, termasuk mempengaruhi perilaku orang-orang di yang ada pada Balai Besar masingmasing
BBKK BBIA B4T
BBLM
KOMPETENSI INTI BALAI BESAR
BBT BBK
BBPK BBKKP
BBKB BBTPPI BBIHP
Pengembangan kimia adi berbasis kelapa, kelapa sawit dan atsiri Desain struktur dan material kemasan Komponen aktif bahan alami industri agro Inspeksi Konstruksi Bawah Air Instrumentasi Industri Material Maju Mesin listrik & peralatan Peralatan pabrik & Mesin Perkakas Alat angkut Pengembangan produk dan desain tekstil dan produk tekstil Keramik Nano material Bidang bioteknologi Kulit dan produk kulit Karet Plastik Desain dan bahan baku baru Sebagai lembaga acuan teknologi pencegahan pencemaran Kakao
Nama Baristand
FOKUS BARISTAND
Fokus
1. Aceh
Rempah dan Minyak Atsiri
2. Medan
Mesin dan Peralatan Pabrik
3. Padang
Makanan Tradisional
4. Palembang
Karet Komponen Teknis
5. Lampung
Tepung Industri Agro
6. Surabaya
Mesin Listrik & Peralatan Listrik
7. Banjarbaru
Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu Hasil Perikanan dan Perkebunan
8. Samarinda 9. Pontianak
10. Ambon
Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah Teknologi pengolahan hasil laut
11.Manado
Teknologi pengolahan palma
Balai Besar & Baristand dengan PK-BLU : BBIA, B4T, BBTPPI dan Baristand Bandarlampung Kesiapan Balai Lain dalam menerapkan PK-BLU Balai
BBKK
BBLM
BBT
BBK
BBPK
BBKKP
BBKB
BBIHP
Tahun
3-4
1-2
>4
1-2
1-2
1-2
3-4
>4
Baristand
Aceh
Medan
Padang
Plb
Sby
Tahun
>4
1-2
1-2
1-2
1-2
Banjarbaru Pontianak Samarinda
1-2
>4
1-2
Manado
Ambon
>4
>4
Produk
Anggaran
Profil Balai
Peralatan
SDM
Nama Jasa Layanan No Pengujian
BBKK Jkt
BBIA Bgr
1 Litbang Pelatihan Teknik 2 Operasional
3 Pengujian
4 Kalibrasi
BBLM Bdg
BBT Bdg
BBK Bdg
5 Konsultansi
6 Standardisasi
7 Sertifikasi
8 RBPI
9 Jasa Lainnya Penanganan 10 Pencemaran 11 Inpeksi Teknis 12 Teknologi Proses
B4T Bdg
BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP Bdg Yk Yk Smg Mks
Jenis JPT Balai Besar Yang Memberi Kontribusi Tertinggi No
Nama Balai
1 2 3
BBKK BBIA B4T
4
BBLM
5 6
BBT BBK
7
BBPK
8 9 10 11
BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
Jenis JPT Pengujian Pengujian Pengujian Pelatihan Teknis Pengujian dan Kalibrasi Litbang Pengujian Pengujian Pelatihan Litbang Pengujian Sertifikasi Pelatihan Penanganan Pencemaran Pengujian
Persentase kontribusi (%) 58,04% 75,33% 33,60% 31,79% 53,79% 35,11% 60,72% 38,47% 25,52% 25,73% 25,29% 44,65% 65,67% 44,07% 58,77%
Sementara ini yang dibutuhkan oleh industri masih terbatas kepada Jasa Layanan Pengujian, Pelatihan dan Sertifikasi. Penggunaan jasa layanan litbang masih minim.
Baristand
No
Nama JPT
Aceh
Mdn
11 Pengambilan Contoh Uji 12 Jasa Lainnya
Pontian ak
B.baru
Mnd
Ambon
Samarinda
8 RBPI 9 Penanganan Pencemaran 10 Inspeksi Teknis
Sby
6 Standardisasi 7 Sertifikasi
5 Konsultansi
Lamp
2 Pelatihan Teknik Operasional
4 Kalibrasi
Plb
1 Litbang
3 Pengujian
Pdg
Jenis JPT Baristand Yang Memberi Kontribusi Tertinggi
No
Nama Balai 1 Baristand Aceh 2 Baristand Medan 3 Baristand Padang 4 Baristand Palembang 5 Baristand Lampung 6 Baristand Surabaya
7 8 9 10 11
Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon
Jenis JPT
Persentase kontribusi (%)
Pengujian Pengujian dan Kalibrasi Sertifikasi
100,00% 41,71% 38,15%
Penanganan Masalah Pencemaran Sertifikasi Pengujian Sertifikasi Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian Pengujian RBP
86,10% 64,80% 70,12% 46,85% 44,78% 100,00% 100,00% 100,00% 44,52% 77,37%
Sementara ini jasa layanan yang ada di Baristand dan dibutuhkan oleh industri kebanyakan masih terbatas kepada Jasa Layanan Pengujian.
• Semua Balai Besar memiliki presentase di atas 40% untuk SDM yang memasuki usia pensiun sampai dengan 10 tahun mendatang (SDM dengan usia 46 tahun ke atas) risiko tinggi. • Risiko tinggi ini diantaranya adalah hilangnya beberapa keahlian dan relasi yang ada di Balai sehingga mempengaruhi daya (kemampuan) Balai dalam memberikan pelayanan. • Balai Besar dengan risiko tertinggi adalah BBK Bandung. • Minimalisasi risiko dapat dilakukan melalui pengkaderan secara cepat dan efektif, penambahan jumlah pegawai sesuai dengan kompetensi yang hilang.
80,00% 70,74% 72,11% 70,00%
62,00% 62,57% 62,79% 63,48% 57,55% 58,59% 55,78% 56,57%
60,00% 50,00% 42,33% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00% BBLM Bdg
BBT Bdg
BBIA Bgr
BBPK Bdg
BBTPPI BBIHP Smg Mks
B4T Bdg
BBKK Jkt
BBKB Yk
BBKKP Yk
BBK Bdg
• Hampir semua Baristand memiliki presentase besar (di atas 40%) atas SDM yang memasuki usia pensiun pada 10 tahun mendatang (46 tahun ke atas). Baristand-baristand tersebut adalah: Baristand Aceh, Medan, Palembang, Surabaya, Banjarbaru, Manado dan Ambon. Ini berarti pula bahwa baristand tersebut memiliki risiko tinggi terhadap keberlangsungan Jasa Layanan yang disediakan oleh Balai. • Baristand dengan risiko tertinggi adalah Baristand Medan (70,97%). • Minimalisasi risiko dapat dilakukan melalui pegkaderan secara cepat dan efektif, penambahan jumlah pegawai sesuai dengan kompetensi yang hilang. • Beberapa Baristand masih memiliki risiko kecil atas SDM yang tersedia dan memasuki usia pensiun. Hal ini tampak dari presentase SDM usia pensiun yang tergolong kecil, seperti Baristand Padang, Lampung, Baristand Samarinda dan Pontianak.
80,00% 70,97% 65,48%65,67%66,23%
70,00%
56,41%56,47%
60,00%
50,00% 50,00% 40,00% 29,41%
30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
20,34% 17,86%18,87%
Usia Alat Utama di Balai Besar 600
536
500 357
400 300
250
241
180
200
126
124
100 12
23
18
43
65 6
0
Secara umum (apabila dilihat dari grafik), jumlah alat pada usia tua cukup banyak. Namun, juga diimbangi dengan penambahan alat pada 10 tahun terakhir.
Usia Alat Utama di Baristand 600
536
500 357
400 300
250
241
180
200
126
124 100 12
23
18
43
65 6
0
Secara umum (apabila dilihat dari grafik), jumlah alat relatif banyak yang masih muda. Sehingga dapat menjadi modal yang bagus dalam meningkatkan kualitas jasa layanan yang tentu saja didukung dengan jumlah yang memadai
TOTAL PNBP BALAI BESAR 60.000.000.000 50.064.150.870 50.000.000.000
45.180.713.044 37.551.808.350
40.000.000.000 31.897.124.327 30.000.000.000
24.112.156.945
20.000.000.000
10.000.000.000
0
2006
2007
2008
2009
2010
Dari tahun ke tahun, PNBP Balai Besar secara keseluruhan mengalami kenaikan. Kenaikan PNBP pada tahun 2010 mencapai 2 kali lipat dari tahun 2006.
Grafik Regresi PNBP Balai Besar
Secara keseluruhan, pertumbuhan PNBP Balai Besar merupakan pertumbuhan positif (mengalami kenaikan) yang ditandai dengan nilai slope bernilai positif, kecuali BBPK. R2 >0,9 kenaikan PNBP stabil (tidak fluktuatif). R2 <0,9 kenaikan PNBP fluktuatif.
18.000.000.000
BBIA
16.000.000.000
B4T BBKK
14.000.000.000
BBLM
12.000.000.000
BBT
10.000.000.000
BBK
8.000.000.000
BBIHP
6.000.000.000
BBKB
4.000.000.000
BBKKP 2.000.000.000 BBTPPI 0 1
2
3
4
5
BBPK
Balai
BBPK
BBT
B4T
BBIHP
BBLM
BBKKP
BBKB
R2
0,051
0,2497
0,6986
0,706
0,8196
0,8443
0,8685
slope
-3,00E+07
2,00E+08
1,00E+09
1,00E+08
3,00E+08
3,00E+08
2,00E+08
Balai
BBK
BBIA
BBKK
BBTPPI
R2
0,9137
0,9607
0,973
0,983
SLOPE
2,00E+08
3,00E+09
4,00E+08
8,00E+08
• Secara keseluruhan, nilai PNBP Balai Besar naik pada 5 tahun terakhir. • Secara umum, JPT dengan kontribusi nilai PNBP paling dominan di seluruh satker Balai Besar adalah JPT Pengujian. • Pada umumnya penerimaan PNBP JPT Litbang relatif kecil, kecuali dari BBPK (25,73%) yang menjadi JPT dengan PNBP tertinggi di Balai tersebut. • Nilai PNBP Pengujian yang besar tersebut kemungkinan dapat disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang cukup mempengaruhi, seperti adanya pemberlakuan Regulasi Teknis (misal: SNI wajib).
50.000.000.000
Teknologi Proses
45.000.000.000
Inspeksi Teknis
40.000.000.000
PENANGANAN PENCEMARAN Jasa Lainnya
35.000.000.000
RBPI
30.000.000.000
Sertifikasi
25.000.000.000
Standardisasi
20.000.000.000
Konsultansi 15.000.000.000
Kalibrasi 10.000.000.000 Pengujian
5.000.000.000 Pelatihan 0 2006
2007
2008
2009
2010
Litbang
Nilai Pagu dan Proporsi Pagu Kemenperin Tahun 2011 Uraian Belanja Pegawai
Nilai Pagu
Proporsi Pagu
305.840.007.000
13,27%
Belanja Barang
1.760.008.486.000
76,34%
Belanja Modal
239.648.040.000
10,39%
Total Pagu
Belanja operasional masih cukup tinggi dibanding dengan belanja lainnya
2.305.496.533.000
Nilai Pagu Balai Besar Tahun 2011 Rasio total pagu Balai Besar terhadap total pagu Kementerian Perindustrian adalah sebesar 8,54%.
Uraian
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal TOTAL PAGU
Nilai
77.016.399.000 87.181.962.000 32.676.501.000 196.874.862.000
%
39% 44% 17%
% Belanja Balai/ Total Pagu Kemenperin 3,34% 3,78% 1,42% 8,54%
Total Komposisi Belanja Balai (RM) 90.000.000.000 80.000.000.000 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 0
Total Komposisi Belanja PNBP
pegawai barang modal/investasi
2006
2007
2008
2009
2010
Belanja pegawai merupakan belanja terbesar dibanding belanja barang maupun belanja modalnya. Balai masih “padat karya” dan belum “padat teknologi” (perlu diperkuat oleh data lainnya). Melonjaknya belanja modal tahun 2008 dikarenakan ada Anggaran Biaya Tambahan (ABT).
45.000.000.000 40.000.000.000 35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000 20.000.000.000 15.000.000.000 10.000.000.000 5.000.000.000 0
PEGAWAI BARANG MODAL/INVESTASI
2006
2007
2008
2009
2010
Belanja barang yang tinggi diiringi dengan penurunan belanja pegawai sejak tahun tersebut MAK belanja pegawai pada anggaran PNBP masuk menjadi kelompok belanja barang. Nilai investasi yang masih cenderung rendah lebih banyak mengandalkan pendanaannya yang bersumber dari RM.
Rasio PNBP terhadap Belanja Balai Besar
Rasio PNBP terhadap Total Belanja 0,800 0,700
BBKK Jkt
0,35
BBIA Bgr
0,3
B4T Bdg
0,600
BBLM Bdg Rasio
0,500
0,400
BBT Bdg
0,2
BBK Bdg
0,15
0,300
BBPK Bdg
0,200
BBKKP Yk
0,100
BBKB Yk BBTPPI Smg
0,000 2006
2007
2008
2009
2010
0,25
BBIHP Mks
0,1 0,05 0 2006
2007
2008
2009
Rasio meningkat PNBP telah memberi kontribusi semakin tinggi terhadap pembiayaan atau belanja di masing-masing Balai Besar. Secara keseluruhan, pada tahun terakhir (2010), 30% pengeluaran Balai Besar ditutupi oleh PNBPnya
2010
I. Grafik total PNBP dan total belanja pegawai • Dari grafik, tampak bahwa pengeluaran untuk belanja pegawai cukup besar dibandingkan penerimaan PNBP. • Dari grafik I, seiring kenaikan belanja pegawai senantiasa diiringi kenaikan PNBP meskipun belum mampu mendongkrak PNBP secara maksimal. • Nilai rasio ini kian mendekati 1, yang dapat diartikan bahwa produktivitas kian meningkat.
90.000.000.000 80.000.000.000 70.000.000.000 60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000 0
TOTAL BELANJA PEGAWAI TOTAL PNBP
2006
2007
2008
2009
2010
II. Rasio total PNBP/ total belanja pegawai (RM) 0,7
0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0 2006
2007
2008
2009
2010
60.000.000.000 50.000.000.000
• Belanja barang yang dilakukan pada awalnya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir lebih besar dari PNBP. Namun kemudian terjadi peningkatan PNBP sehingga jauh lebih besar dari kebutuhan Belanja Barang. • Hal ini ditandai dengan nilai rasio lebih dari 1. Mungkin telah terjadi peningkatan efisiensi dalam Belanja Barang.
40.000.000.000 30.000.000.000
total belanja barang balai besar
20.000.000.000
TOTAL PNBP BALAI BESAR
10.000.000.000 0 2006 2007 2008 2009 2010
rasio pendapatan terhadap belanja barang 1,6 1,4
1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 2006
2007
2008
2009
2010
200.000.000.000
• Dari grafik, dapat dikatakan bahwa investasi yang dilakukan dari tahun 2006-2010 mampu menaikkan nilai PNBP. • Rasio >1 belanja investasi berdampak positif terhadap nilai PNBP karena investasi mampu meningkatkan performa jasa layanan. • Tidak ada korelasi negatif antara PNBP dengan investasi meskipun pada tahun 2009-2010 investasi kecil, PNBP tetap meningkat.
180.000.000.000 160.000.000.000 140.000.000.000 120.000.000.000
total akumulasi investasi
100.000.000.000 80.000.000.000
total akumulasi PNBP
60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0 2006 2007 2008 2009 2010
Rasio akumulasi PNBP/akumulasi investasi 2 1,5 1 0,5 0 2006
2007
2008
2009
2010
TOTAL PNBP BARISTAND 14.392.483.757
16.000.000.000 14.000.000.000
11.920.262.337
12.000.000.000 10.000.000.000
8.109.762.660
8.000.000.000 6.000.000.000
5.923.025.492 3.561.335.622
4.000.000.000 2.000.000.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
Kenaikan 2010 mencapai hampir 4 kali lipat dari tahun 2006 Baristand telah melakukan kontribusi pelayanan terhadap masyarakat industri dengan baik sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan.
Grafik Regresi PNBP Baristand
Secara keseluruhan, pertumbuhan PNBP Baristand merupakan pertumbuhan positif (mengalami kenaikan) yang ditandai dengan nilai slope bernilai positif, kecuali Baristand Ambon. R2 >0,9 kenaikan PNBP stabil (tidak fluktuatif). R2 <0,9 kenaikan PNBP fluktuatif.
3,5E+09 aceh 3E+09
medan palembang
2,5E+09
padang
2E+09
lampung 1,5E+09
surabaya samarinda
1E+09
Pontianak 500000000
banjarbaru manado
0 1
2
3
4
5
BARISTAND Ambon R2 slope
Medan
0,3805 -20.000.000
Aceh
0,7601 200.000.000
Manado
0,8598 100.000.000
0,897 50.000.000
BARISTAND Plb
R2 slope
0,92 3E08
Pdg
B.baru
0,93
0,934
2E08
3E08
Samarinda
Pontianak
0,9461
0,9574
0,9616
0,9771
3E08
6E08
3E08
3E08
Sby
Lmp
Pengambilan Contoh Uji
14.000.000.000
• Secara umum, JPT dengan kontribusi nilai PNBP paling dominan di seluruh satker Baristand adalah JPT Pengujian. Yg diikuti JPT Sertifikasi. • Nilai PNBP Pengujian dan sertifikasi yang besar tersebut kemungkinan dapat disebabkan adanya kebijakan pemerintah yang cukup mempengaruhi, seperti adanya pemberlakuan Regulasi Teknis di Bidang SNI Wajib; pertumbuhan industri pengguna jasa layanan. • Adanya kemungkinan untuk meningkatkan PNBP JPT yang lain dengan didukung adanya regulasi teknis yang mendorong industri untuk menggunakan jasa layanan tersebut
Inspeksi teknis 12.000.000.000 Penanganan Pencemaran Jasa Lainnya
10.000.000.000
RBPI 8.000.000.000 Sertifikasi
6.000.000.000
Standardisasi Konsultansi
4.000.000.000 Kalibrasi 2.000.000.000
Pengujian Pelatihan
0 2006 2007 2008 2009 2010
Litbang
Nilai Pagu dan Proporsi Pagu Kemenperin Tahun 2011 Uraian Belanja Pegawai
Nilai Pagu
Proporsi Pagu
305.840.007.000
13,27%
Belanja Barang
1.760.008.486.000
76,34%
Belanja Modal
239.648.040.000
10,39%
Total Pagu
Belanja operasional masih cukup tinggi dibanding dengan belanja lainnya
2.305.496.533.000
Nilai Pagu Baristand Tahun 2011 Rasio total pagu Baristand terhadap total pagu Kementerian Perindustrian adalah sebesar 4,09%.
Uraian Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal TOTAL PAGU
Nilai 42.197.457.000 42.721.550.000 9.437.251.000 94.356.258.000
% 45% 45% 10%
% Belanja Balai/ Total Pagu Kemenperin 1,83% 1,85% 0,41% 4,09%
Total Komposisi Belanja Balai (RM) Baristand
Total Komposisi Belanja (PNBP) Baristand
35.000.000.000
12.000.000.000
30.000.000.000
10.000.000.000
25.000.000.000
8.000.000.000
20.000.000.000
pegawai
15.000.000.000
barang
10.000.000.000
modal/investasi
PEGAWAI 6.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
2.000.000.000
0
0 2006
2007
2008
2009
2010
Belanja pegawai merupakan belanja terbesar dibanding belanja barang maupun belanja modalnya. Balai masih “padat karya” dan belum “padat teknologi” (perlu diperkuat oleh data lainnya). Peyebab nilai investasi rendah beberapa kemungkinan ygang perlu dukungan data
BARANG MODAL/INVESTASI
2006
2007
2008
2009
2010
Belanja barang yang tinggi diiringi dengan penurunan belanja pegawai sejak tahun tersebut MAK belanja pegawai pada anggaran PNBP masuk menjadi kelompok belanja barang.
35.000.000.000 30.000.000.000 25.000.000.000
• Dari grafik, tampak bahwa pengeluaran untuk belanja pegawai cukup besar dibandingkan penerimaan PNBP. • Dari grafik I, kenaikan PNBP terus ada meskipun belum tumbuh secara maksimal. • Rasio < 1 produktivitas masih rendah
20.000.000.000
Total Belanja pegawai (RM)
15.000.000.000
TOTAL PNBP
10.000.000.000 5.000.000.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
Rasio total PNBP/ total belanja pegawai (RM) 0,5 0,45 0,4 0,35 0,3 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 2006
2007
2008
2009
2010
20.000.000.000 18.000.000.000 16.000.000.000 14.000.000.000
12.000.000.000
total belanja barang (RM)
10.000.000.000
• Nilai rasio < 1 PNBP belum mampu menutupi beban biaya belanja barang.
total PNBP
8.000.000.000 6.000.000.000
4.000.000.000
• Nilai rasio semakin mendekati 1 dari tahun ke tahun Belanja Barang semakin efisien.
2.000.000.000
0 2006 2007 2008 2009 2010
Rasio total PNBP/total belanja barang (RM) 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
2006
2007
2008
2009
2010
60.000.000.000 50.000.000.000 40.000.000.000 total akumulasi investasi
30.000.000.000
total akumulasi PNBP
• Rasio < 1 PNBP yang dihasilkan belum mampu mencukupi kebutuhan belanja investasi
20.000.000.000 10.000.000.000
0 2006 2007 2008 2009 2010
Rasio akumulasi PNBP/akumulasi investasi 0,8 0,7
0,6 0,5 0,4 0,3 0,2 0,1 0
2006
2007
2008
2009
2010
Pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk, bahan, peralatan, organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Jasa Pelayanan Teknis (JPT) Pengujian merupakan salah satu jenis layanan publik yang disediakan oleh Balai Besar dan Baristand di lingkungan Kementerian Perindustrian dalam mendukung industri guna menjamin mutu produk yang dihasilkan.
Gambaran kemampuan, potensi dan resiko yang dihadapi oleh JPT pengujian diuraikan berdasarkan dimensi Produk (kapabilitas dan produktivitas), Sumber Daya Manusia (SDM), Peralatan, dan Keuangan/PNBP
Kapabilitas
Produktivitas
• Ruang lingkup pengujian yang dapat dilakukan oleh Balai, terutama ruang lingkup yang telah diakreditasi oleh KAN berdasarkan ISO/IEC 17025
• Nilai PNBP JPT Pengujian yang tergambar juga dari : •Jumlah Contoh Uji •Jumlah Pelanggan
Balai Besar : 100 % terakreditasi Baristand : 50 % terakreditasi Baristand
Status Akreditasi
Aceh
Sedang dalam proses persiapan Akrediasi
Medan
Sedang dalam proses persiapan Akrediasi
Padang
Sedang dalam proses persiapan Akrediasi
Palembang
Terakreditasi
Lampung
Sedang dalam proses akreditasi
Surabaya
Terakreditasi
Samarinda
Terakreditasi
Pontianak
Terakreditasi
Banjarbaru
Sedang dalam proses persiapan Akrediasi
Manado
Terakreditasi
Ambon
Terakreditasi
Kapasitas Pengujian Balai Besar- HS Code Kapabilitas Balai Besar sesuai HS-Code
HS-Code 84-85 machinery/electrical HS-Code 86-89 transportasi HS-Code 90-97 Miscellaneous HS-Code 98-99 Service
34% Ruang Lingkup 66%
Tidak termasuk dalam ruang lingkup
Kapabilitas Balai Besar mampu menguji 65 komoditi dari 99 komoditi dalam 2 digit HS- Code yang artinya baru 65,66 % dan ada sejumlah 34,34 % komoditi dalam HS-Code yang sama sekali tidak bisa dilakukan pengujiannya oleh Balai Besar.
Kapasitas Pengujian Baristand - HS Code Kapabilitas Baristand sesuai HS-Code HS-Code 01-05 hewan dan produk hewan HS-Code 39-40 plastik/karet 16% HS-Code 41-43 kulit dan produknya Ruang Lingkup HS-Code 50-63 tekstil dan produk Tidak termasuk dalam tekstil 84% ruang lingkup HS-Code 68-71 stone/glass HS-Code 84-85 Machinery/electrical HS-Code 86-89 transportasi HS-Code 90-97 Miscellaneous • 16 komoditi HS-code yang artinya 16 % mampu HS-Code 98-99 Service menganalisa sesuai 2 digit HS-code • Komoditi yang mampu ditangani oleh salah satu baristand, juga sebagian besar dapat ditangani oleh baristand yang lain misalnya untuk komoditi pupuk, Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), garam, dan tepung terigu ----- overlap
Total Jumlah Contoh Pengujian Balai Besar
Jumlah/ total contoh pengujian seluruh Balai Besar dalam kurun waktu lima tahun terahir menunjukkan kecenderungan meningkat
38.374 40.000 30.000
29.966 22.599
23.627
2006
2007
33.414
20.000 10.000 0 2008
2009
Jumlah pelanggan menunjukkan kecenderungan meningkat namun terjadi penurunan pada tahun 2009, penurunan ini terjadi pada BBIA, BBKKP, BBKB, BBTPPI, dan BBIHP
2010
Total Jumlah Pelanggan Pengujian Balai Besar 5.655
6.000 5.000
4.438
4.983
5.963 5.200
4.000 3.000 2.000 1.000 0 2006
2007
2008
2009
2010
Jumlah Contoh Uji Baristand 30.000 25.000 20.000 15.000 10.000 5.000 0
Jumlah/ total contoh pengujian seluruh Baristand dalam kurun waktu lima tahun terahir menunjukkan kecenderungan meningkat
26.271 18.500
18.946
2007
2008
22.180
13.959
2006
2009
Jumlah pelanggan menunjukkan kecenderungan meningkat namun terjadi penurunan pada tahun 2009, penurunan ini terjadi pada Baristand Surabaya, Palembang, dan Aceh
2010
Jumlah Pelanggan Baristand 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0
3.207 2.629
2.774
2.740
2.236
2006
2007
2008
2009
2010
Produktivitas Baristand masih kecil dibandingkan dengan Balai Besar.-----Status akreditasi (kepercayaan pelanggan yang lebih memilih JPT pengujian yang sudah terakreditasi)
• 82 % Balai Besar memiliki presentase di atas 40% untuk SDM Pengujian yang memasuki usia pensiun sampai dengan 10 tahun mendatang (SDM dengan usia 46 tahun ke atas) risiko tinggi. • Balai Besar dengan risiko tertinggi adalah BBKKP Jogjakarta • Minimalisasi risiko dapat dilakukan melalui pengkaderan secara cepat dan efektif, peningkatan kompetensi, penambahan jumlah pegawai sesuai dengan kompetensi yang hilang.
Persentase Pensiun SDM dalam kurun waktu 10 tahun mendatang 68,97%
70,00%
65%
60,00%
53% 46,15% 46,43%
50,00%
43%
40,00% 32,14% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
28,57%
49%
56%
57%
• Dimensi SDM JPT Pengujian Baristand menghadapi risiko rendah bila dibandingkan dengan Balai Besar disebabkan 16 % Balai Besar memiliki persentase di atas 40% untuk SDM Pengujian yang memasuki usia pensiun sampai dengan 10 tahun mendatang (SDM dengan usia 46 tahun ke atas) • Namun ada Baristand dengan risiko tinggi yaitu Baristand Aceh dan Surabaya
Persentase Pensiun SDM dalam kurun waktu 10 tahun mendatang 60%
55%
50% 42% 40% 31% 30%
25%
20% 11% 10% 0% 0%
33%
34%
36%
38%
39%
Balai
Ketersediaan SDM
Kompetensi
Keahlian
Training
BBKK
Cukup memadai
Cukup Kompeten
fisika, kimia, mikrobiologi
41-60 %
BBIA
memadai
Cukup kompeten
fisika, kimia, mikrobiologi
60-80 %
B4T
kurang memadai
kurang
kelistrikan, fisika, metalurgi
41-60 %
BBLM
memadai
kompeten
metalurgi dan mesin
61-80 %
BBT
cukup memadai
cukup kompeten
fisika, kimia, lingkungan
>80 %
BBK
memadai
kompeten
fisika, kimia
61-80 %
BBPK
kurang memadai
cukup kompeten
fisika, kimia
41-60 %
BBKKP
memadai
cukup kompeten
fisika
21-40 %
BBKB
memadai
cukup kompeten
fisika/mekanika
61-80 %
BBTPPI
cukup memadai
cukup kompeten
fisika, kimia, mikrobiologi,lingkungan
>80 %
BBIHP
kurang memadai
cukup kompeten
fisika, kimia, mikrobiologi
>80 %
Baristand
Ketersediaan
Kompetensi
Keahlian
Training
Aceh
Cukup memadai
Cukup Kompeten fisika, kimia, mikrobiologi
41-60 %
Medan
memadai
Cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi
< 21 %
Padang
kurang memadai
Cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi
21-40 %
Palembang memadai Lampung cukup memadai
Cukup kompeten fisika, kimia cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi
> 80 % >80 %
Surabaya Sidoarjo
cukup kompeten fisika, kimia cukup kompeten fisik
41-60 % < 21 %
Samarinda cukup memadai
cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi
21-40 %
Pontianak
cukup memadai
cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi
41-60 %
Banjarbaru cukup memadai Manado memadai
cukup kompeten fisika, kimia cukup kompeten fisika, kimia, mikrobiologi kurang kompeten kimia
>80 % < 21 %
Ambon
cukup memadai kurang memadai
cukup memadai
21-40 %
Grafik Tahun Perolehan Alat Pengujian Balai Besar 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0
Secara umum (apabila dilihat dari grafik), masih ada alat pada usia tua . Namun, juga diimbangi dengan penambahan alat pada 10 tahun terakhir.
181 141
138 120
84
48 26
41
23
Grafik Persentase Tahun Perolehan Alat Pengujian Balai Besar 20% 20%
16%
15% 9%
10% 5% 5% 0%
3%
3%
5%
15%
13%
Grafik Tahun Perolehan Alat Pengujian Baristand 200
Secara umum (apabila dilihat dari grafik), masih ada alat pada usia tua . Namun persentasenya masih banyak di penambahan alat pada 10 tahun terakhir.
164 122
150
115
100 50
32 0
1
1
4
3
0
Grafik Persentase Tahun Perolehan Alat Pengujian Baristand 40% 35% 30% 25% 20% 15% 10% 5% 0%
37% 28%
7% 0%
0%
0%
1%
1%
26%
Jumlah Peralatan di Balai Besar 157 160 140 117
117
121
120 87
100 80 60
94
94
60 41
40 20 0 BBKB
BBIA
BBPK
BBKK
BBTPPI
BBLM
BBT
BBKKP
B4T
Terlihat bahwa peralatan tersebar di beberapa Balai Besar, dengan persentase terbesar berada di B4T.
Jumlah Peralatan di Baristand 60 60 50 40
34
30 19
23
37
39
41
41
44
25
20 9 10 0
Terlihat bahwa peralatan tersebar di beberapa Baristand, dengan persentase terbesar berada di Baristand Pontianak.
Balai
Ketersediaan
BBKK
cukup
BBIA
Kondisi Ruang representatif
Limit Deteksi Modern Instrumen 41-60 %
41-60 %
kurang memadai kurang representatif
> 80 %
41-60 %
B4T
kurang memadai kurang representatif
41-60 %
< 21 %
BBLM
memadai
cukup representatif
> 80 %
41-60 %
BBT
cukup memadai
cukup representatif
> 80 %
20-40 %
BBK
memadai
cukup representatif
> 80 %
< 20 %
BBPK
cukup memadai
cukup representatif
> 80 %
41-60 %
BBKKP
cukup memadai
cukup representatif
> 80 %
21-40 %
BBKB
cukup memadai
cukup representatif
61-80 %
< 21%
BBTPPI
cukup memadai
cukup representatif
< 21 %
< 21%
BBIHP
cukup memadai
cukup representatif
41-60 %
< 21 %
Baristand
Ketersediaan
Kondisi Ruang
Limit Deteksi Modern Instrumen
Aceh
cukup
Cukup representatif
41-60 %
41-60 %
Medan
cukup memadai
Cukup representatif
> 80 %
61-80 %
Padang
cukup memadai
Kurang representatif 41-60 %
Palembang
kurang memadai cukup representatif
41-60 %
21-40 %
Lampung
cukup memadai
cukup representatif
41-60 %
21-40 %
Surabaya
cukup memadai
cukup representatif
61- 80 %
21-40 %
Sidoarjo
cukup memadai
cukup representatif
61- 80 %
21-40 %
Samarinda
kurang memadai cukup representatif
> 80 %
41-60 %
Pontianak
kurang memadai cukup representatif
> 80 %
41-60 %
Banjarbaru
cukup memadai
cukup representatif
61- 80 %
21-40 %
Manado
cukup memadai
cukup representatif
> 80 %
< 21 %
Ambon
kurang memadai kurang representatif 41-60 %
< 21 %
21-40 %
Total PNBP JPT Pengujian Balai Besar 35.000.000.000
Grafik Regresi PNBP Pengujian Balai Besar 1,4E+10 BBKK
30.000.000.000
1,2E+10
B4T
25.000.000.000
1E+10
20.000.000.000
8E+09
15.000.000.000
6E+09
BBK
10.000.000.000
4E+09
BBPK
5.000.000.000
2E+09
BBIA BBLM
BBT
0
R2
BBKB
0 2006
Balai
BBKKP
BBT 0,187
2007
2008
2009
2010
BBKKP BBPK BBIHP B4T
1
2
BBLM BBKP BBK
3
BBIA
4
5
BBTPPI
BBKK BBTPPI
0,24 0,486 0,704 0,809 0,814 0,911 0,913 0,971 0,973 0,975
Dari tahun ke tahun, PNBP Pengujian Balai Besar secara keseluruhan mengalami kenaikan, namun kenaikannya seperti terlihat pada grafik regresinya tidak merata. Beberapa Balai mengalami fluktuasi nilai PNBP yang diindikasikan dari nilai R2 yang lebih kecil dari 0,9.
PNBP Pengujian Beristand
Grafik Regresi PNBP Pengujian Baristand
14.000.000.000
3,5E+09
12.000.000.000 10.000.000.000
2,5E+09
8.000.000.000
2E+09
6.000.000.000
1,5E+09
4.000.000.000
1E+09
2.000.000.000
500000000
0
0
2006
Balai R2
Aceh
3E+09
2007
2008
Palembang Ambon Aceh 0
0,42
0,859
2009
Padang Palembang Lampung Surabaya Samarinda
2010
Manado Lampung 0,897
Medan
0,925
1
Medan 0,927
Padang
2
3
4
5
Banjarbaru Samarinda Pontianak
0,93
0,934
0,947
0,988
Pontianak
Surabaya 0,991
Dari tahun ke tahun, PNBP Pengujian Baristandsecara keseluruhan mengalami kenaikan, namun kenaikannya seperti terlihat pada grafik regresinya tidak merata. Beberapa Balai mengalami fluktuasi nilai PNBP yang diindikasikan dari nilai R2 yang lebih kecil dari 0,9.
Balai BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
Persentase Keterlambatan < 10 % 21-30 % 31-40 % 21-30 % < 20 % < 10 % < 20 % < 10 % < 10 % > 40 % 10-20 %
Keterangan Kapasitas contoh bisa ditambah Kapasitas Overload Kapasitas Overload Pekerjaan yang bersamaan Kapasitas contoh bisa ditambah Kapasitas contoh bisa ditambah Kapasitas contoh bisa ditambah Kapasitas contoh bisa ditambah Kapasitas contoh bisa ditambah Kapasitas contoh bisa ditambah
Baristand Persentase Keterlambatan
Keterangan
Aceh
21-30 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Medan
< 10 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Padang
< 10 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Palembang
< 10 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Lampung
10-20 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Surabaya
< 10 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Sidoarjo
< 10 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Samarinda
10-20 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Pontianak
10-20 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Banjarbaru
< 10 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Manado
31-40 %
Ambon
< 10 %
Kapasitas contoh bisa ditambah
Balai
Efektivitas sistem manajemen
Realisasi Sasaran Mutu
Pengaduan
Sistem Layanan
Subkontrak
BBKK
cukup efektif
> 80 %
1-1,5 %
website, email, fax
< 20 %
BBIA
cukup efektif *)
> 80 %
0,6 - 1 %
website, email, fax
< 20 %
B4T
cukup efektif *)
41-60 %
0,6 - 1 %
website, email, fax
< 20 %
BBLM
cukup efeltif *)
> 80 %
0,6 - 1 %
telp, fax dan manual
21-40 %
BBT
cukup efektif
> 80 %
0,6 - 1 %
website, email, fax
< 20 %
BBK
cukup efektif
> 80 %
0,6 - 1 %
website, email, fax
< 20 %
BBPK
cukup efektif
> 80 %
0,6 - 1 %
website, email, fax
< 20 %
BBKKP
cukup efektif
> 80 %
< 0,5 %
website, email, fax
< 20 %
BBKB
cukup efektif
> 80 %
< 0,5 %
website, email, fax
< 20 %
BBTPPI kurang efektif *)
21-40 %
1,6-2 %
website, email, fax
21-40 %
BBIHP
cukup efektif
61-80 %
1,6-2 %
website, email, fax
21-40 %
Note
*) perlu perbaikan terutama untuk delivery time
Baristand
Metode Uji
Validasi/ verifikasi
Pengembangan metode
Pelaksanaan Jaminan Mutu
Aceh
standar dan non standar
< 21 %
Jarang
tidak sesuai program
Medan
standar
> 80 %
jarang
sesuai
Padang
standar
> 80 %
Jarang
sesuai
Palembang
standar
61-80 %
Jarang
tidak sesuai program
Lampung
standar, dan dikembangkan 61-80 %
Jarang
tidak sesuai program
Surabaya
standar dan non standar
Jarang
sesuai
Sidoarjo
standar dan dikembangkan
Jarang
sesuai
Samarinda
standar
> 80 %
Jarang
sesuai
Pontianak
standar
> 80 %
Jarang
sesuai
Banjarbaru
standar
> 80 %
Jarang
sesuai
Manado
standar
> 80 %
Jarang
tidak ada program
Ambon
standar dan non standar
41-60 %
Jarang
sesuai
> 80 %
Manajemen pengelolaan laboratorium dikelola dengan cukup efektif, namun masih diperlukan beberapa perbaikan sistem manajemen dalam rangka mengatasi beberapa permasalahan Balai terutama berkaitan dengan
- keterlambatan waktu penyelesaian pengujian - SDM ke depan - peningkatan berkelanjutan (continual improvement).
Dalam kurun waktu lima tahun terakhir : - Balai Besar : 147.980 contoh dan 26.239 pelanggan, - Baristand 99.760 contoh uji dan 13.550 pelanggan Perlunya mempertahankan status akreditasi dan perluasan ruang lingkup untuk Balai Besar serta memperoleh status terakreditasi untuk beberapa Baristand
Dalam rangka pengembangan JPT Pengujian perlu didukung dengan peningkatan kompetensi SDM serta peralatan dan prasarana yang memadai mengingat dengan data saat ini menunjukan anggaran yang tersedia untuk pelatihan terbatas sehingga tidak semua Balai dapat melakukan pelatihan untuk semua SDM, sementara penggunaan modern instrumen juga masih sangat terbatas.
152
160 137
140
130
118
116
120
101
100
94
80
67
73
60 40 20
0 2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Proyeksi 4 tahun ke depan (2012-2015) untuk Balai Besar memiliki jumlah yang cukup merata. Jumlah kebutuhan SDM pada 10 tahun mendatang menurun kemungkinan keinginan Balai Besar menjadi Balai yang “padat teknologi” dan tak lagi “padat karya” atau adanya faktor lain yaitu belum semua Balai Besar mengisi kebutuhan SDM hingga 10 tahun ke depan
50
49
50 47
50 45
43
40 33
35
33
30
26 23
25 20 15 10 5 0 2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
Belum semua Baristand mengisi kebutuhan SDM mereka hingga 10 tahun mendatang tampak adanya penurunan jumlah kebutuhan setiap tahunnya.
Proyeksi Alat di Balai Besar 300
Pertimbangan pengusulan alat (berdasar isian kuesioner): Masih terdapat alat yang dioperasikan secara manual Umur alat yang terlalu tua. Penyusutan Alat. Mengantisipasi permintaan pengujian parameter tertentu. Mengantisipasi peningkatan jumlah sampel. Memenuhi kebutuhan pemberlakuan SNI wajib pada pengujian komoditi tertentu. Modernisasi alat seperti penambahan alat rapid test untuk mengurangi persentase keterlambatan hasil pengujian
280
250 200 150
157 130
114
100 47 23
50
26
24
6
1
0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Proyeksi total investasi 120.000.000.000 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0 2012
2013
2014
2015
2016
120 100 80 60 40 20 0
114 81
2012
2013
76
2014 Jumlah
43
42
2015
2016
Proyeksi total investasi Total investasi (Rp)
Pertimbangan pengusulan alat (berdasar isian kuesioner): Untuk menunjang perkembangan teknologi karena alat yang telah ada merupakan alat tipe lama sehingga akurasi dan kecepatannya kurang memadai. Adanya metode uji pada SNI Wajib yang belum ditunjang dengan alat yang memadai. Untuk menambah kemampuan jasa layanan dengan alat baru. Sebagai cadangan dan mengganti apabila terdapat alat rusak.
Jumlah
Proyeksi Kebutuhan Alat
15.000.000.000 10.000.000.000
5.000.000.000 0 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun
Proyeksi Dukungan Anggaran (RM) 10 tahun mendatang 200.000.000.000
Setiap tahun belanja balai kian meningkat.
Penurunan angka proyeksi pada tahun 2015, 2016 dan 2021 dikarenakan ada sebagian Balai Besar yang belum mengisi proyeksi keuangan hingga tahun tersebut
100.000.000.000
50.000.000.000 2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
0 2011
Proyeksi RM dan PNBP Balai Besar ini terkait dengan kemandirian pendapatan Balai untuk menutupi biaya operasional.
Jumlah
150.000.000.000
Tahun
Proyeksi Dukungan Anggaran (PNBP) 10 tahun mendatang 120.000.000.000 100.000.000.000 80.000.000.000 60.000.000.000 40.000.000.000 20.000.000.000 0 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Proyeksi Anggaran (RM) baristand 10 tahun mendatang
Setiap tahun belanja Balai kian meningkat. Jumlah
100.000.000.000 50.000.000.000
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
0 2011
Proyeksi RM dan PNBP Baristand ini terkait dengan kemandirian pendapatan Balai untuk menutupi biaya operasional.
150.000.000.000
Tahun
Proyeksi Anggaran (PNBP) 10 tahun mendatang 40.000.000.000 30.000.000.000 20.000.000.000 10.000.000.000
Tahun
2021
2020
2019
2018
2017
2016
2015
2014
2013
2012
0 2011
Jumlah
Penurunan angka proyeksi pada tahun 2017 ke belakang dikarenakan ada sebagian Baristand yang belum mengisi proyeksi keuangan hingga tahun tersebut.
Berdasarkan sebaran data, dibuat kriteria level masingmasing dimensi.
Kriteria level merupakan range penilaian, nilai 1 untuk level yang terendah dan 5 sebagai level tertinggi
Pembuatan range berdasarkan sebaran nilai yang tampak di tiap dimensi.
Kisaran dari masing-masing nilai tersebut dibuat berdasarkan data yang tertinggi dan terendah
Produk
• Nilai slope pada persamaan regresi linier dari PNBP
SDM
• Produktivitas pegawai : Rasio nilai PNBP tahun 2010 terhadap jumlah total pegawai.
Alat
• Perhitungan rasio penerimaan PNBP akumulatif terhadap total belanja modal akumulatif
Anggaran
• Rasio anggaran RM terhadap PNBP yang dihasilkan
Nama Balai
MATRIKS DIMENSI Produk (slope persamaan regresi linier)
BBKK
SDM/Produktivitas (rasio dari PNBP 2010/jml pegawai)
Alat (Rasio dari total akumulasi PNBP/total akumulasi investasi)
Dukungan Anggaran (Rasio dari Total belanja RM/total PNBP)
300.000.000
13.155.431
1,14
6,10
BBIA
3.000.000.000
97.547.694
2,83
1,17
B4T
1.000.000.000
64.017.668
1,31
1,43
BBLM
300.000.000
17.342.455
1,30
5,37
BBT
200.000.000
17.259.687
1,06
4,10
BBK
200.000.000
12.603.419
0,92
6,72
BBPK
-30.000.000
16.344.446
1,01
4,81
BBKKP
300.000.000
14.200.276
0,58
6,45
BBKB
200.000.000
6.913.044
0,40
12,01
BBTPPI
800.000.000
44.683.055
3,66
1,82
BBIHP
10.000.000
6.753.694
0,40
13,16
Nama Balai
SCORING UNTUK DIMENSI PRODUK
ALAT 5
DUKUNGAN ANGGARAN 5
TOTAL SKOR
BBIA
5
SDM/ PRODUKTIVITAS 5
B4T
4
4
4
5
17
BBTPPI
4
3
5
5
17
BBLM
2
2
4
4
12
BBKK
2
2
3
3
10
BBT
1
2
3
4
10
BBPK
1
2
3
4
10
BBK
1
2
3
4
10
BBKKP
2
2
2
3
9
BBKB
1
1
1
2
5
BBIHP
1
1
1
1
4
20
BBIA mengalami pertumbuhan paling positif, disusul oleh B4T dan BBTPPI. Balai Besar yang lain berada didalam lingkup kotak merah kondisi “waspada”; tingkat pertumbuhan jasa layanan masih rendah.
BBIA
DUKUNGAN ANGGARAN
PRODUK 5 4 3 2 1 0
B4T BBTPPI BBLM BBKK SDM/PRODUKT IVITAS
BBT BBPK BBK BBKKP
Posisi level di dalam kotak merah tingkat risiko yang tinggi (BBKB, BBIHP, BBKK, BBLM, BBT, BBPK, BBK dan BBKKP).
BBIA, B4T dan BBTPPI Produktivitas bagus tetapi memiliki risiko SDM memasuki usia pensiun tinggi.
ALAT
BBKB BBIHP
BBIA
Posisi terkuat BBTPPI dan BBIA Level lebih tinggi PNBP Balai Besar tersebut telah lebih mampu membiayai belanja operasional alat daripada Balai Besar yang lain atau ada kemungkinan investasi bernilai kecil sehingga rasio pun jadi membesar.
DUKUNGAN ANGGARAN
PRODUK 5 4 3 2 1 0
B4T BBTPPI BBLM BBKK SDM/PRODUKT IVITAS
BBT BBPK BBK BBKKP
ALAT
BBIA, B4T dan BBTPPI memiliki kekuatan lebih daripada Balai Besar yang lain dalam membiayai total belanja operasional yang dikeluarkan. Posisi level Balai Besar yang lain berada di dalam kotak merah, yang berarti pertumbuhan PNBP masih lambat dibandingkan dengan anggaran RM
BBKB BBIHP
Nama Balai
MATRIKS DIMENSI Produk (slope persamaan regresi linier)
SDM/Produktivitas (rasio dari PNBP 2010/jml pegawai)
Alat (Rasio dari total akumulasi PNBP/total akumulasi investasi)
Dukungan Anggaran (Rasio dari Total belanja RM/total PNBP)
Baristand Aceh
100.000.000
9.904.535,57
0,10
13,81
Baristand Medan
200.000.000
13.962.830,65
0,73
8,01
19.694.139,62
-
-
Baristand Padang*)
-
Baristand Palembang
300.000.000
19.501.859,23
1,29
5,11
Baristand Lampung
300.000.000
27.752.798,47
0,44
4,46
Baristand Surabaya
600.000.000
30.753.010,20
0,46
4,60
Baristand Samarinda
300.000.000
36.534.554,73
0,44
4,40
Baristand Pontianak
300.000.000
25.616.649,59
0,66
4,37
Baristand Banjarbaru
300.000.000
20.213.623,52
1,12
5,06
Baristand Manado
50.000.000
4.224.598,45
0,23
20,39
Baristand Ambon
-20.000.000
1.234.769,23
0,14
40,01
*) = data dari kuesioner belum lengkap
SCORING UNTUK DIMENSI
Nama Balai
TOTAL SCORE
PRODUK
SDM/PRODUKTIVITAS
ALAT
DUKUNGAN ANGGARAN
Baristand Banjarbaru
4
4
5
4
17
Baristand Surabaya
5
5
3
4
17
Baristand Samarinda
4
5
3
5
17
Baristand Pontianak
4
4
4
5
17
Baristand Palembang
4
3
5
4
16
Baristand Lampung
4
4
3
5
16
Baristand Medan
3
3
4
3
13
Baristand Aceh
2
2
1
2
7
Baristand Manado
1
2
2
1
6
Baristand Ambon
1
1
1
1
4
Baristand Padang
-
3
-
-
3
Baristand Surabaya mengalami pertumbuhan paling positif. Baristand Aceh, Manado & Ambon berada didalam lingkup kotak merah kondisi “waspada”; tingkat pertumbuhan jasa layanan masih rendah.
Baristand Banjarbaru Baristand Surabaya
DUKUNGAN ANGGARAN
PRODUK 5 4 3 2 1 0
Baristand Samarinda Baristand Pontianak SDM/PRODU KTIVITAS
Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Medan Baristand Aceh
ALAT
Posisi level di dalam kotak merah tingkat risiko yang tinggi (Baristand Aceh, Manado dan Ambon).
Risiko tsb dilengkapi dg risiko kehilangan pegawai yg memasuki usia pensiun ancaman internal
Baristand Manado Baristand Ambon Baristand Padang
Baristand Banjarbaru Baristand Surabaya
Posisi terkuat Baristand Banjarbaru & Palembang
Level didalam kotak merah investasi yang dilakukan masih rendah dan memerlukan dukungan untuk mengurangi risiko yang terjadi
DUKUNGAN ANGGARAN
PRODUK 5 4 3 2 1 0
Baristand Samarinda Baristand Pontianak SDM/PRODU KTIVITAS
Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Medan Baristand Aceh
ALAT Baristand Manado Baristand Ambon Baristand Padang
Skor tertinggi Baristand Samarinda, Pontianak & Lampung Posisi level Balai Besar yang lain berada di dalam kotak merah, yang berarti pertumbuhan PNBP masih lambat dibandingkan dengan anggaran RM
PRODUK
HS- Code Jumlah contoh Jumlah pelanggan Peralatan & Prasarana Ketersediaan Kondisi ruang Limit deteksi Instrumen modern Jumlah alat % alat dengan usia < 10 th
SDM
Ketersediaan SDM Kompetensi Training % SDM memasuki usia pensiun Keuangan/ PNBP
PNBP yang dihasilkan
Hasil rata-rata scoring dari dimensi produk, SDM, peralatan dan prasarana digabungkan dengan hasil scoring dimensi keuangan Pembuatan Jaring Laba-laba JPT Pengujian dilihat dari 4 dimensi
Nama Balai BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
HS-Code
Jumlah contoh
Jumlah Pelanggan
12 21 5 11 13 2 6 6 14 3 6
11327 58382 17584 3716 11370 4460 6116 3621 1857 24457 5090
3044 6374 6940 984 3206 467 148 718 1095 2399 864
Nama Balai BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
HS-Code 4 5 2 4 5 1 2 2 5 1 2
Jumlah contoh 5 5 5 2 5 2 3 2 1 5 3
Jumlah Pelanggan 4 5 5 1 4 1 1 1 2 3 1
Jumlah
Rata-rata
13 15 12 7 14 4 6 5 8 9 6
4,33 5,00 4,00 2,33 4,67 1,33 2,00 1,67 2,67 3,00 2,00
HS-Code 5 4
Level tertinggi BBIA, BBT dan BBKB Hal ini berarti ruang lingkup di HS-Code telah banyak dipenuhi JPT pengujian 3 Balai tersebut.
3 2 1 0
Jumlah Pelanggan
Level tertinggi BBIA (jumlah contoh terbanyak)
Level tertinggi BBIA dan B4T
BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP Jumlah contoh
Nama Balai
Ketersediaan SDM
Kompetensi
Training
BBKK
cukup memadai memadai kurang memadai memadai cukup memadai memadai kurang memadai memadai memadai cukup memadai kurang memadai
cukup Kompeten
41-60 %
% SDM yang akan Pensiun 43%
cukup kompeten kurang
60-80 % 41-60 %
46,15% 46,43%
kompeten cukup kompeten
61-80 % >80 %
28,57% 56%
kompeten cukup kompeten
61-80 % 41-60 %
32,14% 65%
cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten
21-40 % 61-80 % >80 %
68,97% 57% 49%
cukup kompeten
>80 %
53%
BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
Ketersediaan SDM
Kompetensi
Training
BBKK BBIA
2 3
2 2
B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
1 3 2 3 1 3 3 2 1
1 3 2 3 2 2 2 2 2
Nama Balai
Jumlah
2 2
% SDM yang akan Pensiun 3 3
Ratarata
9 10
2,25 2,5
2 2 3 2 2 1 2 3 3
3 5 2 4 1 1 2 3 2
7 13 9 12 6 7 9 10 8
1,75 3,25 2,25 3 1,5 1,75 2,25 2,5 2
Dimensi SDM Pengujian
Level tertinggi BBLM Level 3 (memadai) dalam hal ketersediaan SDM BBLM, BBIA, BBK, BBKKP dan BBKB
Pensiun
Ketersediaan SDM 5 4 3 2 1 0
BBKK
BBIA B4T BBLM BBT Kompetensi
BBK BBPK BBKKP BBKB
Terdapat risiko tinggi akibatnya hilangnya SDM yang pensiun.
Training
BBTPPI BBIHP
Nama Balai
Ketersediaan Alat
BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
cukup kurang memadai kurang memadai memadai cukup memadai memadai cukup memadai cukup memadai cukup memadai cukup memadai cukup memadai
Kondisi Ruang representatif kurang representatif kurang representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif
Limit Deteksi
Modern Instrumen
Jumlah Alat
% Alat < 10 th
41-60 % > 80 % 41-60 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % > 80 % 61-80 % < 21 % 41-60 %
41-60 % 41-60 % < 21 % 41-60 % 20-40 % < 20 % 41-60 % 21-40 % < 21% < 21% < 21 %
94 60 117 157 117 10 87 121 41 94 10
36% 62% 28% 17% 17% 80% 9% 45% 61% 45% 80%
Nama Balai
Ketersediaan Alat
Kondisi Ruang
Limit Deteksi
Modern Instrumen
Jumlah Alat
Jumlah
Ratarata
3 2 4 5 4 1 2
% Alat < 10 th 3 5 3 2 2 5 1
BBKK BBIA B4T BBLM BBT BBK BBPK
2 1 1 3 2 3 2
3 1 1 2 2 2 2
2 3 2 3 3 3 3
3 3 1 3 2 1 3
16 15 12 18 15 15 13
2,67 2,50 2,00 3,00 2,50 2,50 2,17
BBKKP BBKB BBTPPI BBIHP
2 2 2 2
2 2 2 2
3 2 1 2
2 1 1 1
4 1 2 1
4 5 4 5
17 13 12 13
2,83 2,17 2,00 2,17
Dukungan alat yang terkuat BBIA dan BBK % Alat < 10 th
Level 3 (representatif) BBKK Balai lain cukup representatif
Ketersediaan Alat 5 4,5 4 3,5 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0
BBKK BBIA B4T Kondisi Ruang
BBLM BBT BBK BBPK
Jumlah Alat
Limit Deteksi
BBKKP BBKB
Level 3 BBIA, BBLM, BBT, BBK, BBPK dan BBKKP (41-60%)
BBTPPI Modern Instrumen
Level 3 BBIA, BBKK, BBLM dan BBPK
Terbanyak B4T
Alat relatif muda BBIA, BBK, BBKB dan BBIHP
BBIHP
Nama Balai BBIA B4T BBLM BBTPPI BBT BBKK BBK BBKB BBKKP BBIHP BBPK
Produk
SDM
Alat
Keuangan/PNBP
TOTAL
5,00 4,00 2,33 3,00 4,67 4,33 1,33 2,67 1,67 2,00 2,00
2,5 1,8 3,3 2,5 2,3 2,3 3,0 2,3 1,8 2,0 1,5
2,5 2,0 3,0 2,0 2,5 2,7 2,5 2,2 2,8 2,2 2,2
5,0 4,0 3,0 4,0 2,0 2,0 2,0 1,0 1,0 1,0 1,0
15,00 11,75 11,58 11,50 11,42 11,25 8,83 8,08 7,25 7,17 6,67
JPT Pengujian Balai Besar cukup kuat apabila dilihat dari 4 dimensi.
4 Dimensi Pengujian
Level tertinggi dimensi keuangan/PNBP BBIA, B4T, BBTPPI dan BBLM
B4T
4,00
BBLM
3,00
BBTPPI
2,00
BBT
1,00 Keuangan/PNBP
Balai lain pertumbuhan PNBP masih lambat dan perlu stimulasi serta rencana pengembangan jasa layanan secara lebih komprehensif
BBIA
Produk 5,00
SDM
0,00
BBKK BBK BBKB BBKKP BBIHP
Alat
BBPK
Nama Baristand Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon
HS-Code 5 7 6 4 3 6 3 7 3 5 3
Jumlah Contoh 3500 6345 12517 9194 15318 12154 18711 9559 15056 5960 1154
Jumlah Pelanggan 572 2362 1086 3138 3864 2744 329 802 1103 653 213
Nama Baristand Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon
HS-Code 3 5 4 2 1 4 1 5 1 3 1
Jumlah Contoh 2 3 5 4 5 5 5 4 5 3 1
Jumlah Pelanggan 2 5 4 5 5 5 2 3 4 2 1
Jumlah 7 13 13 11 11 14 8 12 10 8 3
Rata-rata 2,33 4,33 4,33 3,67 3,67 4,67 2,67 4,00 3,33 2,67 1,00
Level tertinggi Baristand Medan & Pontianak Hal ini berarti ruang lingkup di HS-Code telah banyak dipenuhi JPT pengujian 2 Balai tersebut.
Dimensi Produk Pengujian HS-Code 5 4 3 2 1 0 Jumlah Pelanggan
Level tertinggi Baristand Padang, Lampung, Surabaya, Samarinda dan Banjabaru jumlah contoh tidak bergantung pada jumlah komoditi yang dapat dikuasai atau dimungkinkan adanya komoditi yang dominan dalam berkontribusi terhadap jumlah contoh yang diujikan
Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Baristand Samarinda Baristand Pontianak
Jumlah contoh
Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon
Level tertinggi Baristand Palembang, Lampung dan Surabaya
Nama Baristand Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon
Ketersediaan SDM cukup memadai memadai kurang memadai memadai cukup memadai cukup memadai cukup memadai cukup memadai cukup memadai memadai cukup memadai
Kompetensi
Training
cukup Kompeten cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten cukup kompeten kurang kompeten
41-60 % < 21 % 21-40 % > 80 % >80 % 41-60 % 21-40 % 41-60 % >80 % < 21 % 21-40 %
% SDM yang akan Pensiun 55,00% 39,00% 25% 33,00% 38,00% 42% 31% 11% 34% 36% -
Nama Baristand
Ketersediaan SDM
Kompetensi
Training
% SDM yang akan Pensiun
Jumlah
Rata-rata
Baristand Aceh
2
2
3
1
8
2,00
Baristand Medan
3
2
1
2
8
2,00
Baristand Padang
1
2
2
4
9
2,25
Baristand Palembang
3
2
5
3
13
3,25
Baristand Lampung
2
2
5
2
11
2,75
Baristand Surabaya
2
2
3
2
9
2,25
Baristand Samarinda
2
2
2
3
9
2,25
Baristand Pontianak
2
2
3
5
12
3,00
Baristand Banjarbaru
2
2
5
3
12
3,00
Baristand Manado
3
2
1
3
9
2,25
Baristand Ambon
2
1
2
-
5
1,67
Kekuatan dimensi SDM tertinggi Baristand Palembang
Balai yang memiliki SDM dengan training terbanyak Baristand Palembang, Lampung dan Banjarbaru
Baristand Medan Baristand Padang
4
Balai tersebut juga didukung dengan presentase pegawai pensiun relatif kecil. SDM yang tersedia dengan bekal kompetensi yang dimiliki tetap memerlukan pelatihan/ training.
Baristand Aceh
Ketersediaan SDM Dimensi SDM Pengujian 5
Baristand Palembang
3
Pensiun
2
Baristand Lampung
1
Baristand Surabaya
0
Kompetensi
Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon
Training
Nama Baristand
Baristand Aceh Baristand Medan Baristand Padang Baristand Palembang Baristand Lampung Baristand Surabaya Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Manado Baristand Ambon
Ketersediaan
cukup cukup memadai cukup memadai kurang memadai cukup memadai cukup memadai kurang memadai kurang memadai cukup memadai cukup memadai kurang memadai
Kondisi Ruang
Cukup representatif Cukup representatif Kurang representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif cukup representatif kurang representatif
Limit Deteksi
41-60 % > 80 % 41-60 % 41-60 % 41-60 % 61- 80 % > 80 % > 80 % 61- 80 % > 80 % 41-60 %
Modern Instrumen 41-60 % 61-80 % < 21 % 21-40 % 21-40 % 21-40 % 41-60 % 41-60 % 21-40 % < 21 % 21-40 %
Jumlah % Alat < 10 Alat th 25 84,00 41 68,29 23 82,61 37 72,97 157 28,02 70 90,00 44 13,64 60 60,00 34 17,65 19 36,84
Nama Baristand B. Aceh B. Medan B. Padang B.Palembang B.Lampung B.Surabaya B.Samarinda B.Pontianak B.Banjarbaru B.Manado B.Ambon
Ketersediaan 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1
Kondisi Ruang 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1
Limit Deteksi 3 5 3 3 3 4 5 5 4 5 3
Modern Instrumen 3 4 1 2 2 2 3 3 2 1 3
Jumlah Alat 2 3 2 2 5 4 3 3 2 1
% Alat < 10 th 5 4 5 4 2 5 1 4 2 3
Jumlah 17 20 16 14 16 19 15 18 14 10 12
Ratarata 2,83 3,33 2,67 2,33 2,67 3,17 2,50 3,00 2,33 1,67 2,00
Hasil scoring baristand berada pada level 2 dan 1
Dimensi Peralatan & Prasarana Baristand Aceh Pengujian Baristand Medan
Kondisi relatif sama untuk semua Baristand
Level tinggi Baristand Medan, Samarinda dan Pontianak
% Alat < 10 th
Ketersediaan 5 4 3 2 1 0
Jumlah Alat
Baristand Padang Kondisi Ruang
Baristand Surabaya Limit Deteksi
Modern Instrumen
Terbanyak Baristand Medan
Terbanyak Baristand Lampung
Baristand Palembang Baristand Lampung
Alat relatif muda Baristand Aceh, Padang & Surabaya
Baristand Samarinda Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru
Nama Baristand
Produk
SDM
Alat
Keuangan/PNBP
Total Skor
Baristand Surabaya
4,67
2,25
3,17
5
15,08
Baristand Medan
4,33
2,00
3,33
5
14,67
Baristand Pontianak
4,00
3,00
3,00
4
14,00
Baristand Banjarbaru
3,33
3,00
2,33
5
13,67
Baristand Padang
4,33
2,25
2,67
4
13,25
Baristand Samarinda
2,67
2,25
2,50
5
12,42
Baristand Lampung
3,67
2,75
2,67
3
12,08
Baristand Palembang
3,67
3,25
2,33
1
10,25
Baristand Aceh
2,33
2,00
2,83
3
10,17
Baristand Manado
2,67
2,25
2,50
2
9,42
Baristand Ambon
1,00
1,67
2,00
1
5,67
Baristand Surabaya
Posisi tertinggi Baristand Surabaya Posisi level di dalam kotak merah perolehan PNBP masih tumbuh dengan lambat akibat kondisi tiap dimensi yang belum maksimal
Keuangan/PN BP
Produk 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00
Baristand Medan Baristand Pontianak Baristand Banjarbaru Baristand Padang SDM
Baristand Samarinda Baristand Lampung Baristand Palembang Baristand Aceh
Alat
Baristand Manado Baristand Ambon
INTERNAL: Data yang belum ditata, diolah dan dikelola dengan baik sehingga pengalaman sebelumnya belum dapat digunakan sebagai acuan untuk rencana pengembangan Balai. Banyaknya SDM yang memasuki usia pensiun (10 tahun mendatang) dengan membawa keahlian dan relasi sehingga mempengaruhi daya (kemampuan) Balai dalam memberikan pelayanan
Investasi yang belum terencana dengan baik Pengoperasian alat yang lama dan manual
Banyaknya penggunaan bahan kimia yang menyebabkan perolehan margin kecil
Belum kuatnya brand image balai di mata masyarakat
Belum dapat memenuhi keinginan industri secara maksimal (harga bersaing dan tepat waktu)
EKSTERNAL: Kebijakan dan regulasi teknis di bidang SNI wajib yang ditetapkan pemerintah mempengaruhi produktivitas JPT Balai
Pertumbuhan industri yang terkait dengan kompetensi Balai berdampak terhadap JPT dan nilai PNBP
Adanya kerjasama pelaksanaan kegiatan dengan pihak luar, seperti JICA, Uni eropa dan lain sebagainya
Tumbuhnya kompetitor jasa layanan yang lain
Peningkatan SDM Pengkaderan secara cepat dan efektif
Perekrutan CPNS baru
Training untuk SDM yang ada sesuai kebutuhan
Studi Lanjut ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
Penguatan Infrastruktur Pengembangan Kapasitas dan Perluasan Jasa Layanan
• Pemeliharaan sarana dan prasarana • Perluasan sarana gedung
•Modernisasi Alat •Penggunaan rapid test/Otomatisasi
Belanja Barang RM
Peningkatan Investasi
• Pengembangan kapasitas •Join Operation
Bantuan Teknis & Manajemen
Optimalisasi Peluang dan Minimalisasi Hambatan Meningkatkan Efektivitas Organisasi
Meningkatkan Manajerial dan Budaya Organisasi
Manajemen Risiko
Kreasi Pengetahuan dan Utilisasi
Perbaikan Proses Manajemen
Perbaikan Kemampuan Internal
Pemetaan Pengetahuan
Konversi dan transmisi Pengetahuan
Membangun struktur organisasi komunikasi
Membangun kemampuan belajar individu, tim dan organisasi
Penerapan SPIP
Output :
Pelayanan Prima
World class service Pusat referensi Regional
World Class
Unggul sesuai kompetensi inti
KnowledgeBased Institution
Agen Pembangunan
Peningkatan Produktivitas
BLU 2011
2012-2014 SDM = 365 Alat =567
Input :
Alat
Center of Excellence
Regional Reference Kompetensi manajemen
Knowledge Management
2015-2017 SDM = 301 Alat = 184
SDM
2018-2020
2021-2023
2024-2026
SDM = 212 Alat = 56
Anggaran
JPT
Pelayanan Prima
Output :
Unggul sesuai fokus
Center of Excellence
Agen Pembangunan
KnowledgeBased Institution
Peningkatan Produktivitas
Knowledge Management
BLU 2011
2012-2016 SDM = 239 Alat = 356
Input :
Alat
2017 - 2020
2021-2025
SDM = 115 Alat = 105
SDM
Anggaran
JPT
TERIMA KASIH