MODUL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
MODUL
DISUSUN OLEH ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA 2011
Pertemuan 1 dan 2 Perkembangan Fisik Masa Remaja A. Landasan Teori
Masa Pubertas Pada masa ini, perubahan terjadi sanagat cepat sehingga dalam beberapa tahun tubuh yang semula masih seperti anak-anak tumbuh menjadi full-grown adult.
Proses
pubertas merupakan reaksi terhadap perubahan sistem hormonal. Dengan matangnya ovarium / sel telur maka akan meningkatkan produksi hormone estrogen. Sedangkan dengan matangnya testes maka akan meningkatkan produksi hormone androgen. Hormonehormon ini yang menjadikan remaja memiliki berbagai perubahan fisik maupun emosi pada masanya. Secular trends adalah penurunan usia munculnya pubertas dan kematangan seksual. Schemck mengatakan bahwa secular trend akan berhenti pada titik-titik tertentu apabila peningkatan standar kehidupan telah terjadi pada mayoritas masyarakat. Perubahan pada Masa Pubertas 1. Perubahan Hormonal 2. Perubahan Tubuh
Tanda dari pubertas adalaha pencapaian berat badan dan tinggi badan yang sangat cepat, disebut dengan GROWTH SPURT
3. Perubahan perkembangan motorik dan aktivitas fisik
Masa pubertas dibarengi dengan perbaikan yang menetap dalam motorik kasar. Namun, bentuk perubahannya berbeda pada anak laki-laki dan anak perempuan. Perkembangan motorik anak perempuan tidak secepat dan secanggih anak laki-laki.
Anak laki-laki lebih kompeten di bidang atletik dan nantinya akan memperoleh peer admiration dan peningkatan self-esteem.
4. Kematangan Seksual
Kematangan seksual adalah matangnya organ-organ seksual pada remaja. Terdapat dua kematangan karakteristik seksual yaitu: a) Primary sexual characteristics, ialah matangnya ovarium, uterus, dan vagina pada remaja wanita, serta penis, scrotum, dan testes pada remaja pria. b) Secondary sexual characteristics, ialah pertumbuhan payudara, dan tumbuhnya bulu-bulu pada ketiak dan alat kelamin.
Masalah Kesehatan Remaja
1. Gangguan nutrisi dan gangguan makan
Biasanya remaja sangat tertarik untuk menghabiskan makanan tidak bergizi seperti mie kemasan, makanan kaleng, junk food, dan lain sebagainya. Makanan-makanan tersebut kurang memiliki zat-zat gizi. Zat gizi yang paling kurang adalah zat besi.
Sebagai remaja yang masih dalam masa pertumbuhan diharapkan lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan, sayur-sayuran, calcium-rich foods, dan meminimkan minuman kaleng
Eating disorder, termasuk di dalamnya adalah Anorexia dan Bulimia
Anorexia adalah gangguan makan pada orang dewasa dimana ia membuat dirinya kelaparan. Hal ini disebabkan ketakutannya menjadi gemuk. Penderita anorexia biasanya memiliki body image yang buruk sehingga walaupun mereka sangat kurus namun merasa sangat gemuk.
Bulimia adalah gangguan makan pada orang dewasa dimana mereka terlibat dalam diet sangat berlebihan. Gangguannya terletak pada keinginannya untuk kurus namun makan yang berlebihan kemudian dimuntahkan kembali sehingga tidak menimbun lemak. Biasanya penderita bulimia adalah individu yang merasakan kesepian, tidak bahagia, dan cemas.
2. Penggunaan obat-obatan terlarang
Jumlah pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif di kalangan remaja cenderung meningkat. Bahaya kehilangan generasi produktif terbayang di depan mata. Pengguna narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (napza) diperkirakan sekitar 5 juta orang atau 2,8 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini lebih tinggi daripada jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur yang mencapai 4,6 juta jiwa. Pengguna remaja yang berusia 12-21 tahun ditaksir sekitar 14.000 orang dari jumlah remaja di Indonesia sekitar 70 juta orang. Di DKI Jakarta, berdasarkan catatan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, jumlah pengguna napza di kalangan remaja dalam tiga tahun terakhir terus naik. Pada tahun 2011, siswa SMP pengguna napza berjumlah 1.345 orang. Tahun 2012 naik menjadi 1.424 orang, sedangkan pengguna baru pada Januari-Februari 2013 tercatat 262 orang. Di kalangan SMA, pada 2011 tercatat 3.187 orang, tahun berikutnya menjadi 3.410 orang. Adapun kasus baru tahun 2013 tercatat 519 orang. Jumlah ini sesungguhnya bisa 10 kali lipat dari yang terdata.
3. Penyakit Seks Menular / Sexually Transmitted Diseases (STD) Perilaku seks berisiko di kalangan remaja kian tinggi, sehingga mereka rentan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS) dan HIV, namun disayangkan pengetahuan komprehensif tentang kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS belum memadai dipahami generasi muda. Pemuda Indonesia berusia 15-24 tahun yang berperilaku seks berisiko rentan terinfeksi penyakit menular seksual (IMS) termasuk HIV. Lebih lanjut disampaikan, anak muda di Indonesia sekitar 65 juta orang, sementara perilaku seks berisiko pemuda kian meningkat terutama seks bebas, yang menyebabkan kehamilan tidak diinginkan dan aborsi. Berdasarkan hasil survei di 2011, dari target 95 persen di 2014 yang ditetapkan Kemenkes, hingga kini baru 20,6 persen pemuda di Indonesia berusia 15-24 tahun yang sudah memiliki pengetahuan komprehensif tentang kesehatan reproduksi dan HIV/AIDS. Komisi Nasional Penanggulangan AIDS memperkirakan, jika tidak dilakukan upaya pencegahan mulai dari hulu ke hilir maka di 2025 akan muncul 1,8 juta ODHA di Indonesia, namun jika upaya yang dilakukan gencar dan berstrategi maka 1,1 juta orang bisa diselamatkan dari HIV/AIDS. Penyakit Seks Menular STD AIDS, gonorrhea, herpes simplex, syphilis
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat menggambarkan psikodinamika penyebab remaja melakukan a. Drug abuse b. Aborsi c. Eating disorder C. Hasil Akhir yang diharapkan 1. Mahasiswa mengetahui gangguan kesehatan yang dialami oleh remaja 2. Mahasiswa mengetahui perkembangan fisik remaj
D. Kegiatan Belajar 1. Memberikan tugas kelompok : Wawancara remaja yang mengalami atau pernah mengalami drug abuse, gangguan makan, atau yang pernah melakukan aborsi
2. Dosen memberikan acuan/guideline wawancara kepada mahasiswa a. Mengapa melakukan drug abuse, aborsi, gangguan makan, yang ditelaah berdasarkan penyebab internal dan eksternal dari interviewee b. Kapan dan bagaimana bisa terlibat dari ketiga hal tersebut c. Latar belakang permasalahan, dan lain-lain yang mencetuskan timbulnya perilaku 3. Presentasi hasil wawancara: a. Drug abuse b. Eating disorder c. Aborsi 4. Tanya jawab dengan rekan mahasiswa lainnya 5. Diskusi
Daftar Pustaka:
http://regional.kompas.com/read/2013/03/07/03184385/Pengguna.Narkoba.di.Kalangan. Remaja.Meningkat
http://rri.co.id/index.php/berita/37428/Penyakit-Menular-Seksual-Rentan-Pada-Remaja15-24-Tahun#.UtY55PtIOHE
Pertemuan 3 dan 4
PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL REMAJA
A. Landasan Teori
1. Self Esteem
Self-Esteem adalah evaluasi diri secara keseluruhan dalam menilai sifat dan kemampuan kita. Self-esteem cenderung menurun pada remaja putri karena terjadi perubahan gambaran tubuh selama pubertas. Sedangkan Self-esteem pada remaja laki-laki cenderung meningkat.
Self-esteem yang rendah biasanya dipengaruhi oleh kesehatan mental dan fisik yang kurang, sosial ekonomi yang rendah, sehingga besar kemungkinan tindak kriminal meningkatkan.
2. Identitas
Konsep identitas pada masa remaja dijelaskan dalam teori perkembangan psikososial
dari
Erikson,
Identity
versus
Identity
Confusion.
Dalam
perkembangan psikososial terdapat konsep psychosocial moratorium yaitu jarak antara keamanan dan kenyamanan masa kanak-kanak dengan kemandirian pada orang dewasa. Pada saat remaja, mereka bebas memilih atau mencoba berbagai macam identitas yang tepat untuk dirinya karena mereka sudah beranjak dewasa. Namun secara bersamaan masih terdapat sisi kekanak-kanakannya.
Pada situasi seperti ini remaja menghadapi konflik yang harus diselesaikan. Bila ia sukses menyelesaikan konflik maka remaja akan mencapai identitasnya. Bila sebaliknya, maka remaja akan mengalami kebingungan identitas.
Terdapat 4 status identitas berdasarkan crisis or commitment. Crisis adalah suatu periode perkembangan identitas dimana remaja sedang mencari alternative identitas yang akan dipakainya. Sedangkan commitment adalah pengikatan diri dengan identitas yang sudah ditemukan/diputuskan. Adapun status-status tersebut adalah:
1. Diffusion: remaja yang belum berpengalaman memiliki kiris atau komitmen. 2. Foreclosure: remaja yang sudah berkomitmen namun tidak mengalami krisis. 3. Moratorium: remaja yang berada di pertengahan krisis namun belum memunculkan komitmen atau pun bila sudah ada komitmen namun lemah. 4. Achievement: remaja yang sudah melewati krisis dan membuat komitmen.
Resensi Film: Take The Lead The opening credits run over students preparing for a school dance. Rock arrives with a waterdamaged ticket and is denied entrance by the aggressive Mr. Temple and Principal James. Rock leaves and encounters some thugs, who lead on him to vandalize the Principal’s car. Pierre Dulaine catches Rock in the act, but Rock runs away before Pierre can question him further. The next morning, Pierre turns up to see the Principal. Having explained that he was a witness to the vandalism on her car, he eventually offers to take over the detention shift and teach them ballroom dancing, to which she agrees, although she is sure that he will not last more than a day. Pierre is led to the basement to meet the students, among whom is Rock. His first class is disastrous due to the scepticism and uncooperative personalities of the students. When Pierre returns next morning, Principal James is surprised and later explains that Rock’s brother was involved with a gang war; one of the casualties was a brother of LaRhette, who had refused to dance with Rock the day before. At Pierre's dance studio, Caitlin is a student who is under pressure to learn to dance because her cotillion is fast approaching. Though she loves dancing, she is clumsy and feels like a failure, envying fellow student Morgan her graceful sensuality and saying to Pierre, "She's like sex on hardwood." This gives Pierre an idea how to reach out to the detention kids. He invites Morgan to give them a demonstration of the tango, which inspires the students to be more willing to learn. Caitlin decides to join them for dance class and practices with Monster. Though the other students accuse her of wanting to "tell her upperclass friends that she's slumming" at first, they gradually learn to accept her after she admits that she feels better with them than with Morgan and her group. LaRhette, daughter of a prostitute, cares for her younger siblings while her mother works the streets. One night, she runs out of the apartment and to the school after one of her mother's clients attempts to rape her. Practicing her dancing in the basement, she runs into Rock. They fight and are caught by security. Principal James wants to suspend them both, but instead agrees to give them extra detention hours with Pierre each morning. Pierre tells the class about a dance competition which he wishes them to enter, and this is further inspiration for the students to learn. Gradually they come to trust him and some visit his apartment to bring him their problems.When the detention basement is flooded, Pierre takes the students to his dance studio to practice. The youngsters become disenchanted by the skills of Pierre's students as well as the $200 entrance fee for the contest. However, Pierre manages to inspire them again and
promises to provide the fee. LaRhette and Rock, who have now learned to respect each other, will compete in the waltz, and the rivals Ramos and Danjou learn to share Sasha during practice. Mr. Temple has complained about the supposed waste of resources on the dance program. When Pierre is brought to a meeting with the parents' association, he convinces them to keep the program going after demonstrating how ballroom teaches the students "teamwork, respect, and dignity." On the night of the contest, Rock is told he must join the theft operation of the thugs with whom he has found work and shoot anyone who approaches. He shoots the sprinkler system instead, setting off the alarm and causing the thugs to run away. At the competition, a $5000 prize is at stake. Sasha, Danjou, and Ramos perform an impressive three-person tango but are disqualified because it is a partner dance. Morgan calls it a tie and gives Sasha her trophy. Principal James, thrilled with the success of the program, insists on making it permanent and expanding it to more schools. Rock arrives at the last minute to dance the waltz with LaRhette, whom he kisses at the end. The final credits roll as Pierre's students triumphantly dance to hip hop music, having tampered with the sound system.
Pemeran:
Antonio Banderas - Pierre Dulaine: A renowned ballroom dance instructor who volunteers to teach delinquent school students in detention. A gentleman who treats everyone, especially the ladies, with respect and uses dance as a way to teach respect, manners and how to deal with personal issues. He is a widower and seems unconscious of the love felt for him by his partner in the dance studio. Rob Brown - Jason "Rock" Rockwell: The brother of a teenager who died because of drugs, he has a longstanding feud with LaRhette, whose brother was allegedly the drug dealer. He lives in a poor neighborhood and supports his family. His father has been drunk since Rock's brother died and is violent. Rock wants nothing more than to own his own, "clean" place one day and to be nothing like his father. Despite this loathing, he still feels a duty towards his family and slips money through the door even when his father kicks him out. Rock is associated with the same drug dealing gang his brother was part of and later discovers that Ray was killed by the leader Easy because he "punked out" during a drug dealing heist. Yaya DaCosta - LaRhette Dudley: Sassy and aggressive, she is shown to be both fierce and nurturing. Since her mother works as a prostitute, she takes care of her younger siblings, cooking for them and helping her younger brother with his homework. Despite knowing her mother's profession, she is fiercely protective of her and refuses to let anyone blacken her name. Alfre Woodard - Principal Augustine James: No-nonsense and jaded, this woman is tough, hardened, and supremely dedicated to doing whatever she can to keep her school as safe as possible. She is shown to be an effective principal, balancing situations and knowing the name of almost every student, as well as their histories. At first she thinks of Pierre as an idealistic dreamer but grows to respect him for the changes in attitudes he is making. John Ortiz - Mr. Joseph Temple: a teacher who only cares for academic success, he believes that the school should focus more on students who actually deserve help than to spend extra time with the delinquents. He was the one who refused to supervise detention the day that Pierre was hired. He later attempts to have Pierre's classes terminated and is shown up as an elitist prig. Laura Benanti - Tina Jasika Nicole - Egypt Dante Basco - Ramos: Proud, cocky, and an obvious leader, he is openly flirtatious and a good dancer. He obviously wants Sasha, which leads to him constantly goading Danjou. Elijah Kelley - Danjou: A quieter, less cocky young man, he has trouble dancing and is less aggressive than Ramos. He holds all his frustration inside, which finally explodes after Ramos makes one comment too many, which leads to a fistfight between the two.
Jenna Dewan - Sasha: A pretty and a talented dancer who is caught in a love triangle with Danjou and Ramos. Brandon D. Andrews - Monster: A large, overweight boy with a soft heart, Monster is selfconscious but sweet. He befriends Caitlin and doesn't hesitate to separate Ramos and Danjou when they start fighting. Having practiced hard with Caitlin, he rescues her from falling during her cotillion and dances with her successfully. Lauren Collins - Caitlin: Awkward and clumsy, and pressured by her parents' expectations, she feels out of place with Morgan and the other "better" dancers. Marcus T. Paulk - Eddie: A childish young man who may well have stolen the new stereo system be brings to detention. He can D.J. and when the dance competition is over he tampers with the sound system and turns on rap music. He dances with Egypt in the competition. Katya Virshilas - Morgan: An extremely talented dancer who moves both gracefully and sensually, she is arrogant and rude to the kids, whom she dismisses as "nobodies with no talent." At the end of the movie she has a change of heart. Jonathan Malen - Kurd: A self-proclaimed "player", he is really frightened of his sexual urges, which he visits Pierre one evening to confess. Shawand McKenzie - Big Girl: Monster's cousin, she is at first openly disgusted by Kurd's blatant sexual behavior, going so far as to wear gloves when she is forced to dance with him. She later warms to him as her partner.
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami perkembangan psikososial yang terjadi pada masa remaja
C. Hasil Akhir yang diharapkan Mahasiswa dapat memahami konsep self esteem¸identitas, dan hubungan dengan teman sebaya serta orang tua
D. Kegiatan Belajar 1. Menonton film “Take The Lead” 2. Mengerjakan tugas setelah menonton film Tugas : Pilih salah satu tokoh remaja yang ada di Film. Kemudian bahas tokoh tersebut berdasarkan: a. Self esteem b. Wujud pencarian identitas c. Krisis dalam diri yang ia alami d. Cara penyelesaian krisis sehingga memperoleh identitasnya 3. Diskusi dengan dosen dan rekan sekelas mengenai jawaban-jawaban yang diberikan dalam tugas menonton tersebut. 4. Kuliah dengan topic: pencarian identitas, self esteem, hubungan remajaorang tua, hubungan remaja-teman sebaya.
PERTEMUAN 5
Perkembangan Fisik dan Kognitif Masa Dewasa Muda
A. Landasan Teori
Mulai Menjadi Dewasa Mulai menjadi dewasa adalah transisi dari masa remaja ke masa dewasa. Biasanya dimulai dari usia 18 – 25 tahun. Karakteristik pada masa dewasa adalah eksperimen dan eksplorasi, khususnya pada area pekerjaan dan percintaan. Ciri khas pada masa ini adalah ketidakstabilan, berfokus pada diri sendiri, feeling in-between, masa kesempatan dimana individu memiliki kesempatan untuk mentransformasi kehidupan mereka. Terdapat beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seseorang telah menjadi dewasa, yaitu paling tidak memiliki satu atau dua pekerjaan tidak tetap, memiliki pekerjaan tetap, mandiri secara finansial, bertanggung jawab terhadap diri sendiri. Namun masingmasing budaya memiliki karakteristik sendiri, seperti orang yang sudah dewasa adalah yang sudah menikah. Atau pada dahulu kala, pada usia 17 tahun seorang remaja putri belum menikah maka dikatakan perawan tua. Pada masa ini dikenal konsep “Late-Bloomers” yaitu orang dewasa yang telat menemukan bakat dan keahliannya dan baru muncul pada tahapan usia selanjutnya. Terdapat tiga karakteristik dari “Late-Bloomers” yaitu: masih dibantu oleh orang tua atau orang dewasa lainnya, memiliki rencana, dan menunjukkan aspek positif dari kemandirian.
Perkembangan Fisik Masa Dewasa Awal
Perkembangan fisik pada masa ini merupakan puncak dari performa individu, terutama saat belum mencapai usia 30 tahun. Namun pada sisi lain, kekuatan dan kelenturan otot akan menurun setelah usia 30 tahun. Dengan kondisi demikian, pada masa ini sangat rentan dengan berbagai gangguan kesehatan, seperti kegemukan. Hal ini didukung dengan gaya hidup yang baru dimiliki oleh para dewasa muda, seperti clubbing, alkohol, diet yo-yo, mengkonsumsi junk-food, dan lain-lain. Sebenarnya, mereka memiliki informasi yang cukup mengenai kesehatan dan dampak gaya hidup terhadap kesehatan, namun jarang menerapkan informasi yang dimiliki dalam kehidupannya. Pada masa ini mereka memiliki kemungkinan meninggal dua kali lebih banyak dibandingkan pada masa remaja. Namun, penyakit kronis belum bermunculan.
Seksualitas Pada Masa Dewasa Awal Pada masa ini, individu sudah aktif secara seksual namun masih jarang yang menikah. Orientasi seksual mereka juga beragam, mulai dari heteroseksual, homoseksual, sampai pada biseksual. Bentuk perilaku heteroseksual adalah para pria lebih mudah memilih pasangan seksualnya, sedangkan pada wanita dilaporkan lebih selektif untuk berhubungan seksual. Berhubungan seks ternyata lebih sering terjadi pada individu yang baru saja memasuki tahapan dewasa dibandingkan pada individu yang sudah memasuki tahapan dewasa awal.
Homoseksualitas Adapun penyebab biologis yang memungkinkan timbulnya homoseksualitas adalah paparan berlebihan hormon wanita pada saat kehamilan di bulan ke-2 sampai ke-5, area hipotalamus yang dua kali lebih kecil dibandingkan heteroseksual. Namun penyebab homoseksualitas merupakan kombinasi dari genetik, hormon, kognitif, dan faktor lingkungan.
Penyakit Seksual Menular
Perkembangan Kognitif Masa Dewasa Awal Pada masa remaja dan dewasa, Piaget menyatakan bahwa para individu sudah mampu berpikir secara kualitatif, yaitu masuk pada tahap formal-operasional. Bila dilihat lebih jauh, para dewasa awal lebih mampu berpikir secara kualitatif dibandingkan dengan para remaja. Hal ini dikarenakan para dewasa awal sudah memiliki informasi lebih banyak dibandingkan para remaja. Lebih jauh, perkembangan proses berpikir para dewasa awal memiliki beberapa ciri khas, seperti tahapan berpikir realistic dan pragmatic. Pada saat ini, mereka sudah
menghadapi banyak realitas kehidupan sehingga idealisme menjadi menurun. Ciri khas lainnya adalah tahapan berpikir reflective and relativistic. Pada masa dewasa ini, mereka berpikir sudah tidak menggunakan konsep hitam-putih, namun sudah mulai berpikir reflektif dalam memecahkan suatu masalah. Mereka akan mulai melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut pandang, mulai menyadari bahwa setiap orang memiliki pandangan subyektif sendiri, dan mulai memahami bahwa setiap individu harus menghargai berbagai pandangan yang ada.
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami konsep becoming adult, perkembangan fisik dan kesehatan masa dewasa awal, seksualitas, dan perkembangan kognitif pada masa dewasa awal.
C. Hasil Akhir yang diharapkan 1. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan yang menunjukkan antara masa remaja dan masa dewasa 2. Mahasiswa dapat menjelaskan perkembangan fisik dan kesehatan yang terjadi pada masa dewasa awal 3. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor penyebab dari homoseksual 4. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan perkembangan kognitif masa dewasa awal.
D. Kegiatan belajar 1. Dosen membagi mahasiswa menjadi 5 kelompok home-base dan membagi tugas membaca 2. Dosen meminta masing-masing anggota kelompok home base mencatat hal penting yang didapat dalam bacaan. 3. Kelompok home-base menyiapkan bahan-bahan yang sudah dibaca dan siap dibagikan kepada teman lain
4. Dosen menginstruksikan kelompok home-base untuk berpencar membentuk kelompok baru, yang disebut focused-group 5. Anggota pada focused-group masing-masing mempresentasikan apa yang dibaca kepada rekan-rekan sekelompoknya 6. Diskusi dan tanya jawab dengan anggota focused-group mengenai bahan-bahan yang disampaikan dalam diskusi. 7. Mencatat hasil diskusi pada focused-group
8. Kembali ke kelompok home-base untuk membuat kesimpulan secara tertulis 9. Mengumpulkan hasil kesimpulan yang baru dan lengkap kepada dosen
Tugas untuk Pertemuan 6 1. Dosen membagi mahasiswa menjadi 6 kelompok 2. Masing-masing kelompok mencari dan menentukan kasus popular atau kasus klinis yang berkaitan dengan: a. Gay b. 6Lesbian Pertemuan c. Hidup bersama tanpa pernikahan d. Remarried e. Single adult (usia 35 – 40 tahun) yang belum menikah f. Dewasa awal yang sudah bercerai 3. Masing-masing kelompok menganalisa kasus berdasarkan teori: a. Erikson: intimacy vs isolation b. Attraction, love, and close relationship c. Strenberg’s Triarchic Theory of Love d. Adult Lifestyles. 4. Kasus dan analisa dibuat secara tertulis 5. Kelompok membuat PPT untuk dipresentasikan pada kuliah ke-6
Pertemuan 6
Perkembangan Sosial Emosional Masa Dewasa Awal A. Landasan Teori
Attachment Pada perkembangan psikososial dewasa muda tahapan yang dilalui adalah intimacy vs isolation. Tahapan ini erat kaitannya dengan jalinan hubungan romantis dengan lawan jenis. Nyatanya, hubungan romantis dengan lawan jenis berkaitan erat dengan attachment yang terjadi pada masa kanak-kanak. Adapun attachment styles pada masa dewasa muda terbagi menjadi tiga, yaitu: a. Secure Adults, ciri khas yang ditunjukkan adalah orang dewasa memiliki hubungan yang positif dengan orang lain, mudah dekat dengan orang lain, tidak terlalu terfokus pada hubungan romantic, dan cenderung menginginkan hubungan seksual dengan pasangan yang berkomitmen. b. Avoidant Adults, ciri khas yang ditunjukan adalah mereka cenderung ragu-ragu ketika terlibat dalam hubungan romantis dan cenderung menjaga jarak dengan pasangannya. c. Anxious Adults, ciri khas yang ditunjukkan adalah mereka cenderung menuntut kedekatan dengan pasangan, curiga, emosional, pencemburu, dan posesif.
The Faces of Love Keintiman adalah suatu proses pengenalan diri dan proses berbagi pikiran mendalam dengan pasangan. Pada proses pengenalan diri akan timbul perasaan terhubung, hangat, dan percaya dengan pasangannya. Menurut Erikson, keintiman dapat terjadi bila seseorang sudah stabil dan sukses menemukan identitas dirinya. Bila tidak tercapai keintiman maka seseorang akan menarik diri dari lingkungan sosial.
Sternberg’s Triangular Theory of Love: Cinta menurut Strenberg terbagi menjadi 3 dimensi, yaitu: Passion: ketertarikan fisik dan seksual satu dengan lainnya. Dorongan fisiologis yang diterjemahkan menjadi dorongan seksual. Intimacy: perasaan kehangatan, kedekatan, dan proses berbagi dengan pasangan Commitment: pengakuan kognitif tentang hubungan yang sedang dijalani dan keinginan untuk mempertahankan hubungan ketika sedang dihadapi cobaan.
Single Adults Telah terjadi di 30 tahun terakhir. Masalah yang muncul biasanya berkaitan dengan membentuk hubungan dengan orang dewasa lainnya, berhadapan dengan kesepian, dan lingkungan yang berorientasi pernikahan. Keuntungannya menjadi sendiri adalah memiliki waktu yang cukup untuk memutuskan tujuan hidup, kebebasan untuk bertindak mandiri dan mengejar impian, kesempatan untuk menjelajah lingkungan dan kegiatan baru, dan memiliki privacy.
Hidup bersama tanpa pernikahan Persentasi kasus ini makin meningkat dari tahun ke tahun. Pada beberapa pasangan mereka lebih memilih tinggal bersama secara permanen dibandingkan dengan menikah. Masalah yang muncul pada kasus ini adalah ketidaksetujuan oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya, dan adanya isu legalitas dan keuangan.
Bercerai
Di Amerika, rata-rata perceraian meningkat secara dramatis pada kelompok social-ekonomi. Sedangkan di Indonesia ternyata angka perceraian juga terus meningkat. Badan Urusan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) mencatat selama periode 2005 hingga 2010 terjadi peningkatan perceraian hingga 70 persen. Pada tahun 2010, terjadi 285.184 perceraian di seluruh Indonesia. Penyebab pisahnya pasangan jika diurutkan tiga besar paling banyak akibat faktor ketidakharmonisan sebanyak 91.841 perkara, tidak ada tanggungjawab 78.407 perkara, dan masalah ekonomi 67.891 perkara. Sedangkan tahun sebelumnya, tingkat perceraian nasional masih di angka 216.286 perkara. Angka faktor penyebabnya terdiri atas ketidakharmonisan 72.274 perkara, tidak ada tanggungjawab 61.128 perkara, dan faktor ekonomi 43.309 perkara. Penelitian menemukan bahwa kelompok-kelompok yang rentan dengan perceraian adalah pernikahan dini, level pendidikan yang rendah, level pendapatan yang rendah, tidak memiliki kelompok agama, memiliki orang tua yang bercerai, dan memiliki bayi sebelum pernikahan.
Gay dan Lesbian Hubungan yang terjalin pada gay dan lesbian lebih mudah putus dibandingkan dengan hubungan heteroseksual. Walaupun demikian, sifat hubungan mereka sama saja dengan hubungan yang terjadi pada heteroseksual.
B. Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu menganalisa gaya hidup yang terjadi pada masa dewasa awal (gay, lesbian, hidup bersama tanpa pernikahan, remarried, single adult yang belum menikah, dewasa awal yang sudah bercerai) dengan menggunakan beragam teori yang berkaitan dengan perkembangan emosi dan psikososial pada masa dewasa muda.
C. Hasil Akhir yang diharapkan 1. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menganalisa attachment yang terjadi pada kasus adult life styles
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi penyebab beragam gaya hidup pada masa dewasa muda 3. Mahasiswa
mampu
menganalisa
kasus
berdasarakan
teori
perkembangan
psikososial dari Erikson dan Teori Cinta dari Sternberg 4. Mahasiswa mampu menguraikan kasus yang didapat melalui teori attraction, love, and close relationship.
D. Kegiatan Belajar
1. Mahasiswa mempresentasikan kasus dan hasil analisa kasus 2. Tanya-jawab dengan dosen dan teman-teman sekelas lainnya 3. Dosen menambahkan poin-poin penting pada kasus yang dipresentasikan yang berkaitan dengan gaya hidup, cinta, attachment, dan perkembangan psikososial dari Erikson.