DYSGRAPHIA DAN DISCALCULIA ADRIATIK IVANTI, M.PSI, PSI KULIAH 5
Menulis adalah keterampilan kompleks yang mengkombinasikan gerakan motor dan komponen linguistik yang bertujuan untuk mengkomunikasikan ide ke dalam bentuk visual.
MENULIS
Model neuropsikologi memasangkan kata dengan tampilan struktur kata dalam otak dan kemudian mengkombinasikan dengan gerakan motor proses ini akan mengubah orthographic processing ke dalam gerakan menulis (Adi-japhan, et all, 2005). Orthographic processing adalah suatu proses dalam otak yang bersifat otomatis dan melibatkan memori pada saat individu sedang merangkai huruf (pembunyian huruf) menjadi suatu kata/kalimat mengeja
Kemampuan menulis berkembang seiring dengan kematangan otak, maka perkembangan keterampilan menulis terbagi menjadi beberapa tahap :
Tahapan Menulis
1. Menulis permulaan atau menulis dengan tangan – erat kaitannya dengan mekanik menulis keterampilan dasar 2. Mengeja, yaitu proses menyatukan bunyi huruf / huruf menjadi satu kata/kalimat. 3. Menulis ekspresif kemampuan menuangkan ideide ke dalam bentuk tulisan, yang dikenal sebagai menulis ekspresif.
Keterampilan mekanik menulis = kemampuan menulis berbagai macam, ukuran, dan bentuk huruf, kemampuan mengkontrol kemiringan pensil, dan cara siswa memengang pensil Cara siswa memegang pensil dan kontrol kemiringan pensil yang dapat dijadikan petunjuk adanya kesulitan belajar menulis:
Mechanic Writing
1.
cara memegang pensil yang sangat dekat dengan ujung pensil sehingga sudut pensil yang dibentuk siswa ketika menulis terlalu besar
2.
cara memegang pensil yang terlalu jauh dari ujung pensil sehingga sudut pensil yang dibentuk siswa ketika menulis terlalu kecil
3.
siswa memegang pensil dengan cara menggenggam dan
4.
menyangkutkan pensil di tangan atau menyeret pensil
Bila diperhatikan lebih lanjut, dengan memegang pensil seperti diuraikan di atas memang hasil tulisan menjadi huruf yang dibentuk tidak bagus, tidak jelas, tidak terbaca, dan kotor. Pada kenyataannya kesulitan belajar menulis merupakan keluhan utama pada siswa-siswa yang memiliki disleksia dan siswa-siswa dengan gangguan perkembangan koordinasi (Rosenblum, Weiss, Parush, 2004). Cratty menemukan bahwa sebanyak 30-40% siswa dengan kesulitan belajar khusus pasti memiliki kesulitan belajar menulis (Rosenblum, Weiss, Parush, 2004).
Kesulitan belajar menulis / dysgraphia adalah kesulitan memproduksi bahasa tertulis yang berkaitan dengan keterampilan mekanik menulis (Rosenblum, Weiss, Parush, 2004).
Kesulitan Belajar Menulis / Dysgraphia
Ciri khas: 1.
Tulisan yang tidak terbaca karena tulisan besar-besar dan tidak masuk ke dalam baris buku
2.
Siswa sering kehilangan atau menambahkan huruf ketika menulis
3.
Terbalik menuliskan angka/huruf
4.
Menulis tanpa jarak
5.
Mencampur huruf besar dan huruf kecil
6.
Kosa kata yang kurang dalam mengekspresikan ide
7.
Terbalik menuliskan struktur kata.
Penyebab dysgraphia
Masalah neurologi Masalah persepsi keruangan Gangguan motorik
1. Waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan tugas yang melibatkan menulis tergolong lebih lama dibandingkan teman-teman sebayanya (EngelYeger, Nagauker-Yanuv, Rosenblum, 2009).
Dampak dysgraphia
2. Menimbulkan keluhan fisik seperti kaku di bagian lengan, sakit kepala, dan malas menyelesaikan tugas menulis (Engel-Yeger, Nagauker-Yanuv, Rosenblum, 2009). 3. Guru akan memarahi, tidak memberikan nilai karena mengumpulkan tidak tepat waktu, atau memberikan nilai kurang pada hasil pekerjaan siswa.
1. Menggunakan media papan tulis sebelum masuk ke media yang lebih kecil
Cara Penanganan Mechanic Writing
2. Latihan menulis berdasarkan posisi, kertas, cara memegang pensil 3. Latihan menulis dengan menggunakan kertas stensil dan karbon / menjiplak 4. Menggambar di antara dua garis 5. Following dots huruf-huruf.
6. Latihan menulis dengan media buku bergaris tiga 7. Latihan penempatan huruf, ukuran, kemiringan.
Cara Penanganan Mengeja
1. Latihan persepsi dan memori auditori huruf
2. Latihan persepsi dan memori visual huruf 3. Multisensori s
DYSCALCULIA
Matematika = aritmatik ? Matematika: bahasa simbolis yang fungsinya praktisnya untuk mengekspresikan hubunganhubungan kuantitatif dan keruangan
MATEMATIKA
Fungsi teoritisnya membantu seseorang untuk berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen dan kuantitas Aritmatik : cabang matematika yang berkaitan dengan sifat hubungan bilangan nyata dengan perhitungan sederhana, seperti penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Area yang menjadi masalah diskalkulia:
Masalah pada Dyscalculia
Short Term Memory dan working memory tergolong rendah. Hal ini akan menyebabkan siswal lupa hasil perhitungan di luar kepala (mental mtk) dan visual image hasil perhitungan dan instruksi guru, siswa tidak mengetahui mulai dari masa suatu proses pengerjaan, siswa sulit menginterpretasikan suatu rangkaian/series, siswa membutuhkan waktu lama untuk paper-pencil task Kesulitan membedakan arah sehingga dampaknya siswa bingung ketika harus menambahkan dan mengurangkan angka yang bersusun.
Masalah pada Dyscalculia
Adanya kesulitan dalam menyusun/mengingat sekuens atau rangkaian. Dengan demikian, siswa sulit untuk berhitung maju, berhitung mundur, menyelesaikan tahapan dalam algoritma, dan menyelesaikan soal yang berkaitan dengan nilai tempat. Bahasa yang digunakan dalam matematika Adanya kesulitan persepsi visual sehingga siswa menjadi bingung akan tanda/simbol matematika seperti +, :, x, 2x, X2
Kurangn pemahaman mengenai keruangan, dan hal ini berkaitan erat dengan persepsi visual yang kurang.
Masalah pada Dyscalculia
Kekurangan dalam Long Term Memory. Dengan demikian, hal ini akan menyebabkan siswa sulit mengakses informasi. Salah satu dampaknya siswa sulit mengingat tabel perkalian. Kecepatan dalam bekerja
Langkah proses pemecahan masalah matematika:
Cara Penanganan Dyscalculia
1. Memahami masalah
2. Merencanakan pemecahan masalah secara sistematis 3. Melaksanakan pemecahan masalah 4. Memeriksa kembali