Modul ke:
9 Fakultas
PASCA SARJANA Program Studi
Magister Ilmu Komunikasi
Modul Perkuliahan VIII Ekonomi Politik Media Ekonomi Industri Media Televisi Siaran
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD
Judul Sub Bahasan 1. Sejarah singkat industri televisi siaran 2. 3. 4. 5.
Pasar media televise siaran Kompetisi televisi Teknologi industry televisi Masa depan industri televisi
Sejarah Singkat • Jaringan televisi paling awal di Amerika Serikat (NBC, CBS, ABC dan DuMont) sebenarnya bagian dari sistem jaringan radio yang lebih besar, dan banyak dari acara televisi awal adalah diadaptasi atau disimulasikan (simulcasts) dari acara radio yang telah popular sebelumnya. Pada tahun 1951, ABC bergabung dengan United Paramount Theaters, mendapatkan sumber keuangan yang cukup besar yang dapat digunakan untuk bersaing dalam pasar televisi yang sengit. • DuMont tidak dapat bertahan hidup dan tahun 1956 tidak lagi layak, dengan ABC mengambil banyak stasiun afiliasi DuMont ini. Jaringan ditawarkan penjualan terpusat, distribusi dan jasa produksi yang menurunkan biaya untuk afiliasi individu. Sistem ini diarahkan menghasilkan pendapatan iklan juga, karena pengiklan tertarik kemampuan untuk menjangkau audiens nasional.
Saluran-saluran Ultra High Frequency (UHF) diresmikan pada tahun 1952, setelah pada tahun 1948 diberlakuykan pembekuan perizinan stasiun. Empat tahun memungkinkan para insinyur bekerja di dalam kompleksitas elektronik dan politik dari untuk saluran-saluran yang masih dipertahankan. 1962 adalah tahun pertama di mana Kongres meminta kepada stasiun televise untuk pengadaan tuner bagi keduadua frekuensi, UHF dan dan Very High Frequency (VHF) yang memungkinkan stasiun UHF untuk bersaing secara lebih efektif. Posisi mereka ditindaklanjuti dan diperkuat pada tahun 1970 dengan munculnya minat televisi kabel. Gambar 1. Poster FCC Mengenai Rencana Penambahan Stasiun TV di AS. Sumber http://library.duke.edu/digitalcollections/adaccess/guide/radiotv/#tv-history
:
• TV kabel dikembangkan sangat awal dan mulai digunakan pada 1950-an sebagai cara untuk memperluas jangkauan jaringan televisi di daerah-daerah yang memiliki masalah dalam menerima sinyal siaran, dipromosikan oleh tujuan perusahaan untuk menjual televisi di daerah mereka. Pada tahun 1960 stasiun kabel mulai mengimpor siaran alternatif ke pasar baru, memecah-belah jangkauan jaringan. Jaringan menuntut regulasi FCC mengenai jalannya industri dan peraturan ini memperlambat pertumbuhan sampai tahun 1970-an, ketika TV kabel melihat pertumbuhan yang fenomenal. • • Regulasi menandai mulai masuknya televisi ke era industri. Perusahaan penyiaran televisi kini menjadi suatu industri yang berupaya mencari keuntungan. Banyak konglomerat, seperti Rupert Murduck, terjut ke industri televisi. •
Pasar Televisi Siaran • Pasar televisi siaran adalah khalayak dan iklan. Praktik memperebutkan khalayak dan iklan dalam industri televisi suaran menghasilkan struktur pasar tertentu. • Struktur Pasar Televisi • Struktur pasar industri televisi adalah oligopoli. Oligopoli adalah struktur pasar ketika terdapat lebih dari satu produsen suatu produk, dan produk yang ditawarkan umumnya seragam. Dalam industri, oligopoli tampak dari seragamnya program yang diproduksi oleh sejumlah stasiun televisi. Oligopoli makin terasa terjadi pada TV jaringan. Pada TV jaringan struktur oligopolistik diperkuat oleh integrasi vertikal—kontrol berbagai aspek produksi, distribusi, dan eksebisi.
Khalayak • Untuk membaca surat kabar, orang harus membeli surat kabar. Untuk menikmati siaran televisi berlangganan, khalayak harus membayar langganan. Namun, untuk menonton televisi siaran, khalayak tidak harus mengeluarkan uang. Oleh karena itu, khalayak sebagai pasar televisi siaran tidak menghasilkan keuntungan langsung kepada perusahaan penyedia jasa televisi siaran. Kelak secara teoretis, jika jumlah penonton suatu televisi siaran terbilang besar yang diukur dengan rating dan share, stasiun televisi bersangkutan akan ‘’kebanjiran’’ iklan.
Kepemilikan • Stasiun televisi di Amerika Serikat, yang dimiliki dan dioperasikan (owned-and-operated atau sering disingkat O & O) hanya merupakan sebagian dari stasiun jaringan televisi tua ', karena batas kepemilikan diatur oleh Federal Communications Commission (FCC). • Saat ini, jumlah stasiun televisi yang dimiliki oleh setiap perusahaan (termasuk jaringan televisi) hanya bisa mencapai maksimal 39% dari seluruh yang ada di Amerika Serikat; di masa lalu, batas kepemilikan jauh lebih rendah, dan ditentukan oleh jumlah tertentu dari stasiun televisi daripada mendasarkan batas cakupan total pasar.
• Di Indonesiat, televisi swasta pada awal berdirinya dimiliki oleh anak-anak Presiden Soeharto atau pengusaha yang dekat dengan Soeharto. • Bersamaan dengan berjalannya waktu, terjadi perubahan kepemilikan stasiun televisi swasta. Hingga 2009, terdapat lima kelompok pemilik stasiun televisi siaran nasional: Media Nusantara Citra milik Harry Tanoesoedibjo (RCTI, TPI, Global TV, televisi berjaringan Sun TV), Trans Corps milik Chaerul Tanjung (Trans TV dan TV 7), Surya Citra Media milik Sariatmadja (SCTV, Indosiar, dan TV lokal Jakarta O-Channel), kelompok Bakri-StarTV (Antv, TVOne), dan PT Media Televisi milik Surya Paloh (MetroTV).
Kompetisi • Stasiun televisi siaran berkompetisi dengan sesama stasiun televisi siaran. Kompetisi antarstasiun televisi siaran adalah kompetisi memperebutkan audience dan iklan. Secara teoretis, makin besar audience, makin banyak pengiklan. • Ketatnya kompetisi antarstasiun televisi menyebabkan kinerja ekonomi sejumlah stasiun televisi kurang baik. Stasiun televisi yang kinerja ekonomia kurang baik ini kemudian diakusisi oleh stasiun televisi yang baik kinerja ekonominya. Di Indonesia, TV7 diakuisisi oleh TransTV.
Televisi siaran juga berkompetisi dengan televisi berlangganan. Karena untuk menonotn televisi berlangganan orang harus membayar, program-program di televisi berlangganan relatif lebih baik. Dalam kasus televisi swasta di Indonesia yang programnya seragam, monoton, dan terlalu general, televisi berlangganan menjadi alternatif. Jika televisi swasta tidak memperbaiki kualitas programnya, bukan tidak mungkin televisi berlangganan kelak menjadi pilihan utama, bukan lagi alternatif.
Teknologi • Televisi kini mulai memasuki era digital. Beberapa negara maju sudah bermigrasi dari televisi analog ke televisi digital. Indonesia telah melakukan berbagai persiapan untuk memasuki era TV digital. Pada 2018, televisi siaran di Indonesia sudah menggunakan teknologi digital. • Dengan tekonologi digital, siaran televisi hanya bisa ditangkap oleh pesawat televisi digital, bukan pesawat televisi analog. Televisi analog menghilang karena tidak diproduksi lagi. Selain televisi digital, siaran televisi dapat ditangkap melalui layar komputer bahkan layar telepon genggam. • Televisi juga mulai melakukan konvergensi dengan media internet. Banyak stasiun televisi yang memiliki website. Khalayak bisa mengakses bahkan men-download siaran televisi melalui internet. Konvergensi ke media internet bisa menciptakan pasar baru di kalangan remaja dan anak muda, yang menurut banyak survei menyukai internet.
Masa Depan Industri Televisi • Televisi merupakan media paling populer bagi khalayak. Dari sisi teknologi, televisi harus mengikuti perkembangan teknologi dengan menggunakan teknologi televisi digital dan konvergensi ke media internet. Teknologi televisi digital akan memperbaiki kualitas gambar televisi siaran sehingga mampu bersaing dengan televisi berlangganan. Konvergensi ke media internet akan menciptakan pasar baru bagi industri televisi siaran. • Di masa depan, televisi siaran harus memperbaiki kualitas programnya untuk bersaing dengan televisi berlangganan. Kreativitas program harus terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas program, sehingga program televisi siaran tidak lagi seragam dan monoton. Di masa depan, program satu stasiun televisi siaran semestinya tidak monoton dan seragam dibanding stasiun televisi siaran lainnya. Spesialisasi program—sekurangkurangnya di tingkat positioning—pada industri televisi siaran niscaya diperlukan di masa mendatang.
Di Indonesia, televisi siaran masa depan adalah siaran televisi berjaringan, sebagaimana yang telah berlangsung di negara maju seperti Amerika. Televisi berjaringan akan menumbuhkan local content dan local ownership.
Referensi • Albarian, Alan B, Media Economics: Understanding Markets, Industries, and Concept, Iowa: Iowa State University Press, 1996. • Alexander, Alison et.al (ed), Media Economics: Theories and Practice, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Publishers, 1998. • Boediono. Ekonomi Makro, BPFE:Yogyakarta, 1984 • Deliarnov, Ekonomi Politik. Erlangga; Jakarta, 2006. • Didik J. Rachbini. Ekonomi Politik dan Teori Pilihan Publik. Ghalia Indonesia: Bogor, 2006. • Mirza Jan. Globalization of Media: Key Issues and Dimensions. European Journal of Scientific Research. ISSN 1450-216X Vol.29 No.1 (2009), pp.66-75 • Kansong, Usman. Ekonomi Media : Pengantar Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009. • Advertising Age. "History of Television Advertising." adage.com/ (unavailable as of 2004)
Referensi • Heil, Scott and Terrance W. Peck, eds. The Encyclopedia of American Industry, 2nd ed. Detroit: Gale Research, 1998. • Steingberg, Cobbett S. TV Facts. New York: Facts on File, 1980. • The Media History Project Connections Pages: Television. http://www.mediahistory.umn.edu/teevee.html • Walker, James Robert and Douglas A. Ferguson. The Broadcast Television Industry. Boston: Allyn and Bacon, 1998. • Novianti, Wiwik. Televisi Lokal dan Konsetrasi Kepemilikan Media. Dalam Jurnal Eksistensi media Lokal Dalam Konvergensi Media. Balai pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika bandung (BPPKI) Badan Litbang SDM Kementrian Komunikasi dan Informatika. Vo. 11 No. 1 (2013).
Terima Kasih Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm