18
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
PRODUKSI TEKS DALAM PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK MEDIA Agus Triyono Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta Email :
[email protected] ABSTRAK Teori ekonomi politik termasuk teori yang menggunakan pendekatan kritis dimana fokus utamanya terletak pada hubungan antara struktur ekonomi, dinamika industri media dan ideologi isi media. Fokus kajian yang demikian berimplikasi pada perhatian kajian
yang
diarahkan pada struktur kepemilikan dan kontrol dari media serta bagaimana kekuatan pasar media berlangsung. Dari pandangan tersebut, institusi media dianggap sebagai bagian dari sistem ekonomi yang sangat berdekatan dengan sistem politik. Di dalam perkembangannya, ekonomi politik yang lahir sebagai bentuk respon terhadap akselerasi kapitalisme. Menurut Golding dan Murdock, setidaknya terdapat tiga tugas utama pendekatan ekonomi politik terhadap sebuah budaya (teks) yang telah dihasilkan. Pertama, melakukan analisa terhadap produksi budaya (teks). Kedua, menganalisa teks yang telah dihasilkan oleh industri media. Ketiga, menilai ekonomi politik dari sisi konsumsi budaya untuk menggambarkan relasi ketidakseimbangan antara materi dan budaya. Dalam pembahasan kali ini kali ini, fokus kajian akan dilakukan terhadap produksi teks yang telah dihasilkan oleh media. Kata kunci : Ekonomi Politik, Produksi, Ideologi,
EKONOMI POLITIK GOLDING DAN
pasar dimana individu sebagai konsumen
MURDOCK
mempunyai kebebasan untuk menentukan
Golding dan Murdock, membagi
komoditas-komoditas yang sedang bersaing
studi ekonomi politik media dalam dua
berdasarkan pada asas manfaat dan kepuasan
varian besar, yakni ekonomi politik liberal
yang ditawarkan oleh komoditas tersebut
dan ekonomi politik kritis. Dalam varian
(Golding dan Murdock dalam Curran and
ekonomi
Gurevitch, 1991 : 15 -30).
politik
liberal,
fokus
kajian
utamanya terdapat pada proses pertukaran
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
Hukum yang berlaku selanjutnya
bahwa
negara
dapat
berperan
19
sebagai
adalah bahwa semakin besar kekuatan pasar
lembaga pengatur yang objektif dan mandiri.
menjalankan perannya, maka kebebasan
Dalam realita yang ada, Negara acap kali
konsumen untuk menentukan pilihannya pun
bertindak subjektif dan melakukan intervensi
akan semakin besar. Mekanisme pasar yang
yang bias kepentingan pasar ketika berada
demikian,
dibawah
menurut
Adam
Smith
tekanan
kapitalisme
domestik
dikendalikan oleh “tangan tersembunyi”
maupun global. Ekonomi politik kritis juga
(hidden hand). Dalam pandangan ekonomi
menentang tesis neo klasik yang mengatakan
politik liberal, media massa secara utuh
bahwa kondisi ekuilibrium adalah suatu
dilihat sebagai produk kebudayaan yang
keniscayaan dalam pasar bebas kapitalis.
harus
diberikan
bebasnya
serta
kesempatan
sebebas-
seluas-luasnya
untuk
Golding dan Murdock menempatkan ekonomi
politik
media
mereka
pada
kemudian dimiliki oleh siapapun juga dan
pendekatan kritis yang menekankan pada
yang terpenting adalah untuk berkompetisi
beberapa isu sentral. Pertama, holistik. Hal
secara bebas di dalam pasar tersebut.
ini dimaksudkan bahwa kajian ekonomi
Dengan demikian, ekonomi politik liberal
politik kritis meneliti keseluruhan interelasi
lebih menekankan pada proses dan dampak
antara dinamika sosial, politik dan budaya
dari liberalisasi pasar.
dalam suatu masyarakat dan menghindari
Berbeda ekonomi politik liberal yang menekankan
pada
proses
pertukaran
kecenderungan
untuk
realitas-realitas
sosial
Dalam
teori
ekonomi
ekonomi politik kritis yang mengikuti Marx,
analisisnya, yang harus dilakukan pertama
memberikan
kali adalah meletakan media dalam totalitas
pada
politik.
kedalam
komoditas dari industri budaya, varian
affirmasi
dan
mengabstraksikan
memulai
pengorganisasian kepemilikan dan produksi
sistem yang lebih luas
sebagai bagian
industri budaya. Akan tetapi, bukan berarti
integral dari proses-proses ekonomi, sosial
perspektif ini mengabaikan pilihan yang
dan politik yang berlangsung di masyarakat.
telah ditentukan oleh produsen maupun
Kedua, historis. Ekonomi politik
konsumen, akan tetapi melihatnya dalam
kritis berusaha menjelaskan secara memadai
struktur yang lebih luas.
bagaimana
perubahan-perubahan
dan
ekonomi
dialektika yang terjadi berkaitan dengan
politik kritis menolak anggapan neoklasik
posisi dan peranan media komunikasi dalam
Dalam
pandangannya,
20
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
praksis.
(Herman dan Chomsky ) fokus utama
Ekonomi politik kritis mempunyai perhatian
diletakan pada bagaimana cara para pemilik
terhadap segi-segi aktivitas manusia yang
modal menggunakan kekuasaan ekonomi
bersifat kreatif dan bebas dalam rangka
mereka dalam sebuah sistem pasar komersial
untuk mengubah keadaan, terutama ditengah
untuk menjamin aliran informasi publik
arus perubahan sosial dan kapitalisme.
yang sejalan dengan misi dan tujuan mereka.
Pendekatan
Sehingga
sistem kapitalisme global. Ketiga,
praksis
memandang
bahwa
yang
terjadi
adalah
adanya
pengetahuan adalah produk interaksi dan
berubahnya fungsi media sebagai dominasi
dialektika antara teori dan praktik secara
kelas. Akan tetapi, meskipun kapitalis
terus menerus (Agus Sudibyo,2004, 8).
mempunyai kekuasaan untuk menentukan
Analisa ekonomi politik kritis juga memperhatikan
perluasan
dominasi
aliran
informasi
yang
sesuai
dengan
pandangan mereka, masih terdapat struktur
perusahaan media, baik melalui peningkatan
yang
kuantitas dan kualitas produksi budaya yang
keterbatasan
secara langsung dilindungi oleh pemilik
penting untuk dilakukan adalah tugas dari
modal.
analisis instrumentalis ini adalah berusaha
Perluasan
dominasi
media
lebih
luas
yang
kepada
kapitalis.
untuk
media
preferensi
sumber-sumber keterbatasan yang dimiliki
pemilik modal. Dampak yang ditimbulkan
oleh kapitalis dan elit politik dalam struktur
selanjutnya adalah adanya usaha untuk
yang lebih besar tersebut.
sejalan
dengan
melakukan komodifikasi produk dengan
berbagai
Menjadi
dikendalikan melalui dominasi produksi isi yang
menganalisa
memberikan
sifat
dan
Di sisi yang lain, analisis strukturalis
memperhatikan pasar sebagai acuan. Alih-
(Schudson)
alih
kepada
sebagai sesuatu yang monopolitik, mapan,
konsumen untuk bebas menentukan pilihan,
statis dan determinan. Karakteristik produksi
hal
pada
dan konsumsi media semata-mata dilihat
terbatasnya pilihan yang disediakan oleh
sebagai representasi struktur dominan yang
produsen (Wenats, 2004, 26-27).
ada, baik struktur politik otoritarian maupun
memberikan
yang
demikian
kebebasan
berimplikasi
cenderung
melihat
struktur
Studi ekonomi politik kritis, menurut
kapitalis. Analisis ini mengabaikan potensi
Golding dan Murdock setidaknya terdapat
dan kapasitas agen social untuk memberikan
dua varian utama, yakni : instrumentalis dan
respon terhadap kondisi-kondisi structural.
strukturalis. Dalam analisis instrumentalis
Sehingga interaksi antar agen sosial serta
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
interaksi timbale balik antara agen dan
diproduksi
struktur
aktivitas
kemudian
dinafikan
dan
direproduksi
konkrit
dari
21
melalui
produsen
dan
konsumen merupakan sesuatu yang esensial.
keberlangsungannya. Sebagai upaya menjembatani kedua
Tujuan dari analisis ini adalah untuk
analisis tersebut, maka lahirlah analisis
menjelaskan bagaimana struktur tersebut
konstruktivis (Golding dan Murdock) yang
dibentuk melalui tindakan dan begitu pula
memandang struktur sebagai sesuatu yang
sebaliknya, bagaimana tindakan tersebut
belum sempurna dan bergerak dinamis.
dibentuk
Kehidupan media tidak hanya dipengaruhi
demikian, Golding dan Murdock melihat
oleh faktor ekonomi tetapi juga oleh faktor-
struktur bukanlah sebagai bangunan yang
faktor lain : budaya, politik, individu dan
solid,
lain-lain. Menurut analisis konstruktivis,
dipindahkan. Struktur merupakan formasi-
negara
selalu
formasi dinamis yang secara terus menerus
instrumen
direproduksi dan diubah melalui tindakan
dan
pemodal
menggunakan penundukan
media
tidak
sebagai
terhadap
kelompok
lain.
secara
permanen
praktis
(Agus
struktural.
dan
dan
Dengan
tidak
Sudibyo,
2004,12).
Mereka beroperasi dalam struktur yang
Keberadaan
bukan hanya menyediakan fasilitas namun
dipahami dalam pengertian Gidden sebagai
juga
sebuah formasi dinamis yang secara konstan
hambatan-hambatan
bagi
praktik
analisa
pandangannya,
terhadap
semacam
tersebut
memproduksi dan mereproduksi dirinya
dominasi dan hegemoni. Dalam
struktur
bias
melakukan
bagaimana
makna
sendiri melalui tindakan-tindakan praktis (Sunarto,
2008,
48)
Tabel 1. Kekuatan dan kelemahan Teori Ekonomi Politik Strength
Weakness
Provides focus on how media are Has a little explanatory at microscopic level structured and controlled Offers empirical investigation Is not concerned with scientific verification; is based on subjective analysis of finances Seek link between media content production and media finances Sumber : Baran dan Davis, 2000, 228 Menurut setidaknya
Golding
terdapat
tiga
dan
Murdock,
tugas
utama
pendekatan ekonomi politik terhadap sebuah budaya
(teks)
yang
telah
dihasilkan.
22
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
Pertama,
melakukan
analisa
terhadap
produksi budaya (teks). Kedua, menganalisa
Murdock dalam Curran and Gurevitch, 1991 : 15 -30). Ahli
teks yang telah dihasilkan oleh industri
demokrasi
mengkhawatirkan
media. Ketiga, menilai ekonomi politik dari
keadaan dimana media yang seharusnya
sisi konsumsi budaya untuk menggambarkan
berfungsi sebagai public sphere, kemudian
relasi ketidakseimbangan antara materi dan
kepemilikannya dikuasai oleh segelintir
budaya. Dalam pembahasan kali ini kali ini,
pihak swasta. Impilkasi yang muncul adalah
fokus
para
kajian
akan
dilakukan
terhadap
pemilik
media
tersebut
akan
produksi teks yang telah dihasilkan oleh
menggunakan hak mereka untuk melakukan
media.
kontrol atas aliran informasi. Pada tahap selanjutnya,
EKONOMI POLITIK PRODUKSI TEKS
yang
dikhawatirkan
adalah
terjadinya ketidakseimbangan dalam politik
dan
dimana mereka tidak sungkan-sungkan akan
ekonomi telah membawa manusia yang
memberi dukungan kepada siapa saja yang
semula berperan sebagai political citizen
mendukung
menjadi unit konsumsi pada perusahaan di
mencemarkan
dunia. Dengan demikian, ranah public
sependapat
sphere menurut Philip Elliot lambat laun
demikian, konglomerasi komunikasi (media)
telah mengalami erosi secara serius. Menjadi
menjadi
pertanyaan penting bagi kajian ekonomi
penyalahgunaan kekuasaan.
Perkembangan
teknologi
visi
misi
siapapun
dengan
elemen
mereka
dan
yang
tidak
mereka.
baru
dalam
Dengan
ranah
politik adalah melakukan kajian bagaimana
Produksi teks juga dipengaruhi oleh
kekuasaan yang ada melakukan kendali atas
strategi komersial yang dibangun atas dasar
produksi budaya (teks) dan distribusinya
sinergitas antar perusahaan media yang
baik membatasi atau menyebar luaskan pada
mempunyai
ranah public sphere. Dalam prakteknya,
Misalnya, perusahaan surat kabar akan
muncul dua isu kunci. Pertama, pola
memberikan publikasi yang gratis stasiun
kepemilikan dari beberapa institusi dan
TV mereka, studio rekaman dan divisi buku
konsekuensi
untuk
melakukan launching produk mereka yang
mengendalikan aktivitas mereka. Kedua,
berhubungan dengan film terbaru yang
hubungan alamiah antara regulasi negara
dirilis oleh bagian film. Dengan demikian,
dari
pola
tersebut
dengan institusi komunikasi (Golding dan
kepentingan
yang
berbeda.
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
dampak yang dimunculkan adalah tidak
kepentingan
adanya keragaman produk budaya.
seharusnya mengorientasikan orang pada
Beberapa
perusahaan
lingkungannya
dan
media.
23
membantu
Berita
mereka
dekade
terakhir
sistem
kepemilikan
membuat keputusan. Pertimbangan pasar
media publik telah berubah dengan adanya
biasanya mengarahkan pemilihan berita pada
kebijakan privatisasi. Beberapa media yang
isu atau kejadian yang menarik dengan rasio
seharusnya menjadi milik publik, telah dijual
yang paling besar pada khalayak yang
pada
menunjukan
bahwa
Resiko
yang
diinginkan dan lebih jauh lagi mendahulukan
kebijakan
yang
kepentingan pengiklan dan investor atau
demikian adalah kebudayaan (teks) yang
paling tidak meminimalisasi hal-hal yang
dihasilkan
hanya
justru dapat merugikan mereka. Jalan tengah
kepentingan
dari
investor
dimunculkan
swasta. dengan
akan
mengikuti modal
atau kompromi dilakukan dengan membuat
tersebut. Sehingga tugas dari ekonomi
dua jenis berita yang bisa mengikuti dua cara
politik
dampak
di atas atau dengan hanya meliput kejadian
terhadap keragaman budaya (teks) atas
atau isu yang memenuhi kedua persyaratan
kebijakan privatisasi tersebut.
di atas.
kritis
para
adalah
pemilik
mencari
Ketiga,
Menurut Mc Manus (1994, 114-115),
news
reporting
yang
terdapat tiga tahapan penting dalam proses
memerlukan keputusan jurnalis untuk hal-
produksi berita. Pertama, news discovery
hal sebagai berikut : pemilihan nara sumber
yakni upaya pencarian berita. Kedua, news
dan
selection, proses memilih berita yang akan
diperlukan. Ketika seorang jurnalis sudah
diproduksi. Dalam tahap pemilihan berita ini
memperoleh
ada
lazim
dikehendaki timbul pertanyaan berikut :
digunakan, yakni : pertimbangan jurnalistik,
kutipan mana yang hendak dimasukan?
pertimbangan pasar dan kompromi antara
Fakta apa dari sejumlah fakta yang akan
jurnalisme dan pasar. Pada pertimbangan
digunakan? Bagaiamana menyusun berita
jurnalistik yang digunakan adalah kode etik
sehingga
dasar dari jurnalisme yang disebut sebagia
koheren?
tiga
pertimbangan
yang
tanggung jawab sosial, bahwa informasi
data-data
atau
berbagai
mengahasilkan
Shoemaker
dan
dokumen
informasi
narasi
Reese
yang
uang
yang
(1996),
harus dapat memberdayakan publik melalui
menyatakan bahwa dalam proses psoduksi
proses-proses
berita setidaknya dipengaruhi oleh sejumlah
demokratik,
tidak
untuk
24
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
faktor. Secara garis besar, faktor-faktor
media, dan (5) faktor individual yaitu
tersebut antara lain (1) ideologi, (2) ekstra
pekerja media. Masing-masing faktor ini
media, (3) organisasional, (4) rutinitas
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya.
Individual level Media routines level organization level Extramedia level Ideological level
Gambar 1. Model Hirarki Faktor-faktor yang Mempengaruhi Isi Media (Shoemaker & Reese, 1996)
Pertama, faktor individual. Dalam melakukan
konstruksi
realitas,
faktor
individual pekerja media sangat berpengaruh sebagaimana
dia
terhadap pekerjaannya. Kedua adalah faktor rutinitas media
mengkonstruksi
(media routine). Faktor ini berkaitan dengan
sebuah realitas yang dilihatnya di lapangan.
keseharian dari mekanisme pembentukan
Faktor-faktor tersebut adalah karakteristik
berita. Pada setiap media massa memiliki
komunikator dan latar belakang kepribadian
kebijakan
dan profesionalismenya. Pengaruh sikap
berita tersendiri yang sudah menjadi ciri
pribadi,
dari
khas media tersebut. Kebijakan redaksional
seorang komunikator, sikap yang dianggap
tersebut dioperasionalkan dalam mekanisme
sebagai latar belakang pengalaman pribadi.
kerja redaksi yang dimulai dari proses
Orientasi
perencanaan
nilai-nilai
akan
sehingga fungsi untuk mensosialisasikannya
dan
profesionalisme
keyakinan
dan
konsepsi
peran yang dipegang seorang komunikator,
pemberitaan
berita.
dan
pengolahan
Kenyataan
juga
menunjukkan mekanisme kerja redaksional
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
25
dibatasi oleh hambatan waktu dan halaman,
Keempat, faktor ekstra media, yaitu
kedua batasan ini dianggap juga sebagai
faktor yang berasal dari luar lingkungan
faktor yang mempengaruhi rutinitas. Di
media yang turut mempengaruhi proses
samping mekanisme
kedua kerja
hambatan
tersebut,
produksi ebrita. Berkaitan dengan faktor ini,
redaksional
tersebut
Shoemaker
dan
Reese
dipengaruhi dengan alur produksi berita,
mengidentifikasikan
dimana sebuah berita yang terbentuk harus
dipengaruhi, yaitu: sumber berita media
melalui suatu proses gatekeeping, yaitu
massa, sumber penghasilan media massa,
rangkaian penjaga gerbang yang muncul
dan institusi lain di luar media massa seperti
mulai dari jajaran reporter, redaktur hingga
pemerintah,
pemimpin redaksi.
keberadaan teknologi.
Ketiga,
faktor
organisasi
media.
tiga
(1996)
kalangan
Kelima,
bisnis
faktor
yang
maupun
ideologi,
seringkali
kelembagaan organisasi itu sendiri, struktur
referensi yang ada di dalam masing-masing
organisasi, hingga sistem keorganisasian
individu
yang diterapkan. Mengenai kelembagaan
realitas dan bagaimana individu-individu
organisasi
redaksional
tersebut menyikapi realitas tersebut. Melalui
satu-satunya
faktor ini, dapat dilihat kekuatan yang
faktor yang mempengaruhi proses produksi
dominan di masyarakat dan sekaligus di
berita. Unit-unit lainnya, seperti sirkulasi
media massa, sehingga kekuatan tersebut
iklan, merupakan aspek lain yang turut
mampu berperan dalam penentuan agenda
berperan
media tersebut.
pemberitaan
adalah
dalam
aspek bukan
proses
keputusan redaksional.
pengambilan
tersebut
dengan
yang
Karakter organisasi terdiri dari komponen
misalnya,
diartikan
aspek
dalam
kerangka
melihat
suatu
Disamping itu proses produksi berita juga bisa dijelaskan melalui gambar berikut :
26
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
Government
Investor
Source s
Audienc e
Other media
advertiser News organization A
NEWS
owners EDITO Other social institutions Prepared
Agency
Journalist FIELD : • Dominant agent
News Production News selection
news
Gambar 2. Pengaruh dalam Produksi Berita (Camelia, 2007, 22)
Pemilik media dan investor sebagai
kerangka kerja secara umum mengenai
agen ekonomi secara alamiah akan berupaya
bagaimana
untuk mendukung kebijakan berita dan
beroperasi dengan berbagai kepentinga.
prosedur yang menjamin keuntungan baik
Agen
jangka panjang maupun jangka pendek.
pemberi informasi bagi berita dan karenanya
Untuk ini, mereka berupaya merespon
hubungan dengan nara sumber ini dipelihara
kepentingan
untuk
baik
khalayak
maupun
sebuah
nara
berkelanjutan
setiap
utama.
mengorientasikan
berita
dirinya
harus
juga
pada
sumber
memastikan
pengiklan. Pada waktu yang bersamaan, organisasi
media
dari
Pemerintah
berita
harus
merepresentasikan
peliputan
yang
sector-sektor
sosial
mempengaruhi
media
kompetitor yang berada pada arena yang
bukan hanya melalui tekanan ekonomi,
sama.
melainkan juga monopoli terhadap informasi pembuat
yang resmi, nara sumber pemerintah adalah
kebijakan adalah mereka yang membuat
contoh yang paling nyata. Jenis monopoli ini
Agen
politik
seperti
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
27
memberikan pada pemerintah yang memiliki
dalam mendapatkan dan menyajikan berita.
otoritas
memanipulasi
Hasilnya adalah banyaknya wartawan yang
berita atau memilih sumber-sumber berita
saling mengkopi isi media dan semuanya
tertentu untuk mendapatkan berita yang
berupaya
eksklusif.
(Bourdieu, 1998, 20)
kekuasaan
untuk
mengejar
berita
yang
sama
Khalayak juga dilihat sebagai pasar
Dalam sektor ekonomi dan politik,
atau konsumen yang juga harus dipahami
media massa mampu menyebarkan dan
dan dalam kerangka yang luas, khalayak dari
memperkuat sistem ekonomi dan politik
sebuah
terdiri
dari
tertentu dan tidak jarang melakukan negasi
mulai
dari
atas sistem ekonomi dan politik yang lain.
jurnalis lain sampai pada public umum yang
Meskipun demikian, satu hal yang tidak bisa
akan
memuat
kita abaikan adalah bahwa media massa
peringkat media berita dalam hubungannya
secara tidak langung menjalankan fungsi
dengan yang lain.
ideologis tertentu seperti yang dianut oleh
organisasi
konstitusi
yang
berita
heterogen,
memberikan
label
dan
News organization atau media lain
pemilik media. Berdasarkan hal tersebut,
juga berandil dalam menentukan suatu isi
upaya melihat media secara integratif tidak
media. Jurnalis dalam upaya mendapatkan
bisa hanya dilakukan dengan pendekatan
eksklusifitas pada sisi lain mengarahkannya
ekonomi semata, akan tetapi juga melibatkan
pada uniformitas. Mereka mendapatkan
pendekatan politik. Untuk itulah, kemudian,
tekanan untuk memperoleh berita dari
kajian ekonomi politik tentang produsi
kejadian-kejadian yang tidak biasa. Dalam
budaya (teks) menjadi suatu kajian yang
persaingan dengan media lain, wartawan
penting.
kemudian
berlomba-lomba
lebih
cepat
DAFTAR PUSTAKA Baran, J. Stanley. & Davis, Wadsworth/Thomson Learning
K.
Dennis.
2000.
Mass
Communication
Bourdieu, Pierre, 1998, On Television, New York : The New York Press. Eriyanto, 2001, Media dan konflik Etnis, ISAI Yogyakarta. _______, 2001, Analisis wacana: pengantar analisis teks media. LKis, Yogyakarta.
Theory.
28
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
_______, 2005, Analisis Framing : Pengantar Analisis Teks Media, LkiS, Yogyakarta. Golding, Peter dan Graham Murdock. Culture, Communications and Political Economy dalam James Curran dan Michael Gurevitch. 1991. Mass Media and Society. London: Edward Arnold. Golding, Peter dan Graham Murdock, 1997, The Political Economy of the Media, Volume I, , Edward Elgar Publishing. Littlejohn, Stephen W. 2002. Theories of Human Communication, 7th edition. Belmont, California: Wadsworth Publishing Company. Mc Quail’s, Denis, 2005, Mass Communication Theory (5th Editon), London-Thousand OaksNew Dehli : SAGA Publications. Mosco, Vincent. 2011. The Political Economy of Communication. Thousand Oaks, California: SAGE Publications McManus, John H. (1994). Market-Driven Journalism: Let The Citizen Beware? USA: Publications, Inc.
Sage
Nugroho, Bimo, dkk, (tidak bertahun), Politik Media Mengemas Berita, Yogyakarta : ISAI. Sudibyo, Agus,, 2001, Politik Media dan Pertarungan Wacana, LkiS, Yogyakarta, ____________, 2004, Ekonomi Politik Penyiaran, , LkiS : Yogyakarta, Januari.
Karya ilmah : A.G. Eka Wenats Wuryanta. 2004. Ideologi, Militerisme, dan Media Massa : Representasi Legitimasi dan Delegitimasi Ideologi” Studi Analisis Wacana Kritis Media Massa dalam Situasi Krisis di Indonesia terutama pada Harian Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha periode tahun 1965 –1968. Jakarta : Progam Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Catharina,Camelia LS, 2007, Relasi Struktur dan Agensi dalam Proses Produksi Berita (Studi kasus proses produksi berita pada transisi sistem pers), Jakarta : Progam Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia Harnowo, Adi, 2004, Pembaharuan Pemikiran Islam Nurcholish Madjid Dalam Pers Indonesia, Analisis Wacana Teks Berita Majalah TEMPO edisi Mei 1971- April 1993 dan Majalah MEDIA DAKWAH edisi Desember 1992-Mei 1993¸ Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Lau, Raymond W.K, 2004, Critical Realism and News Production, Media, Culture & Society, SagePub, http://mcs.sagepub.com/content/26/5/693
KomuniTi, Vol.IV No.1 Januari 2012
29
Prasetyo, Stanley Adi, Konflik dan Ide Jurnalisme Damai, makalah dimuat dalam jurnal KUPAS, Vol. 3, No. 2, Tahun 2001. Van Hout, Tom and Geert Jacobs, 2008, News Production Theory And Practice: Fieldwork Notes on Power, Interaction And Agency, International Pragmatics Association.