REPACKAGING PROGRAM “TALENT SHOW” DI TELEVISI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI POLITIK MEDIA
Oleh : Eka Napisah
Dosen : Dr. Gun Gun Heryanto, M.Si
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM PASCA SARJANA KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Latar Belakang Program hiburan yang saat ini disukai oleh masyarakat adalah jenis program tallent show, dimana pada tahun 2010 maupun tahun-tahun sebelumnya, Indonesia diwarnai dengan berbagai macam jenis acara yang berbasic talent show, seperti Akademi Fantasi Indosiar, Mamamia, Akademi Pelawak Indonesia, Indonesian Idol, Idola Cilik, Indonesia Mencari Bakat, X Faktor, The Voice Indonesia, dan lainnya. Berbagai jenis kekhasan maupun
keunggulan
dari
masing-masing
ajang
tersebut
menyedot perhatian masyarakat Indonesia. Banyaknya program talent show menjadikan program tersebut sebagai program mayoritas, apalagi pemenang dalam program talent
show
ditentukan oleh banyaknya dukungan dari masyarakat melalui SMS.
Hal
ini
menyebabkan
masyarakat
selalu
mengikuti
perkembangan program talent show pada umumnya. Kurang lebih ada sekitar 10 (sepuluh) saluran televisi yang dapat diterima masyarakat dalam menyiarkan program tallent show saat ini. Tetapi untuk Program Talent Show Dangdut saat ini hanya ada Kontes Dangdut Indonesia (KDI), D’Academy, dan Bintang Pantura.
Salah
menyiarkan
satu
program
dari
stasiun
talent
show
televisi yaitu
tersebut
MNC TV.
mengusung program tallent show Idol Junior,
yang
Dengan
MNC TV terbukti
berhasil memasuki pasaran acara tallent show dangdut di Indonesia. Persaingan program tallent show dalam menyuguhkan acara hiburan yang sangat disukai oleh masyarakat menjadikan tantangan bagi para produser. Setiap stasiun televisi tidak mau kalah dan berlomba-lomba untuk mengemas ulang program
tallent show dengan menampilkan sesuatu yang berbeda dari yang lain. Hal tersebut bertujuan untuk memberikan masyarakat sebuah hiburan yang sangat baik tidak hanya disuguhkan dengan berita dan sinetron-sinetron saja saat ini, tetapi program talent show bisa menjadi hiburan yang istimewa untuk keluarga. Semakin banyak jumlah khalayak yang menonton, maka semakin tinggi rating yang akan diperoleh program tallent show tersebut. Selain itu semakin banyak pula keuntungan yang didapat oleh stasiun televisi. Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimana repackaging program talent show di televisi dalam perspektif ekonomi politik media? B. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui proses pelaksanaan program tallent show di Televisi (KDI di MNC TV). 2. Mengetahui bagaimana repackaging program tallent show di televisi (KDI di MNC TV) dalam perspektif ekonomi politik media C. Tinjauan Pustaka Televisi adalah sebuah alat penangkap siaran bergambar. Menurut Ardianto Elvinaro dalam Komunikasi Massa Suatu Pengantar mengatakan bahwa Televisi berasal dari kata tele dan vision, yaitu : tele artinya jauh dan vision artinya tampak. Jadi, televisi berarti tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh. Di televisi, program merupakan unsur yang sangat penting karena program yang disiarkan memiliki dampak yang sangat luas terhadap masyarakat. Oleh sebab itu, stasiun penyiaran harus benar-benar memperhatikan dan merancang programnya dengan baik.
Program talent show adalah program pencarian bakat, dimana ide pembuatan acara ini bermula di Inggris sekitar tahun 2005. Ajang pencarian bakat ini sudah diadopsi oleh 32 negara. Salah satunya yaitu Indonesia. Berbagai macam program talent show antara lain Akademi Fantasi Indosiar, Mamamia, Indonesian Idol, Idola Cilik, Indonesia Mencari Bakat, X Faktor, The Voice Indonesia, dan lainnya. Secara
harafiah,
Information
Repackaging
adalah
mengemas informasi kembali, atau mengubah dari satu bentuk informasi ke bentuk lainnya. Pengertian ini bisa bermakna menuliskan ucapan, nyanyian, yel, doa, mantra. Bisa juga objek ini diubah menjadi grafik, gambar, puisi. Bisa juga mengubah media satu ke media lain misalnya kertas, digital, pita magnetik, mikrofis, DVD. Kemas ulang informasi bisa berupa perubahan bahasa satu ke bahasa lain, misalnya terjemahan, intepretasi, dan bisa pula berupa perubahan fungsi seperti revisi, ringkasan, analisis, risalah, bahkan anotasi. Mosco mengatakan bahwa ekonomi politik media dalam pandangan yang sempit dapat diartikan sebagai kajian tentang hubungan sosial khususnya hubungan kekuasaan dalam bidang produksi, distribusi dan konsumsi
sumber
daya, termasuk
sumber daya komunikasi. Sedangkan dalam konteks yang lebih luas, ekonomi politik media dapat diterjemahkan sebagai kajian tentang
kontrol
dan
bagaimana
manusia
bertahan
dalam
kehidupan sosial. (Mosco, 1996:25-26) Lebih jauh Mosco kemudian mengajukan 3 (tiga) konsep entri yang diajukan bagi penerapan teori ekonomi politik media dalam
industri
(commodification),
komunikasi, spasialisasi
yakni
komodifikasi
(spatialization)
dan
strukturisasi (structuration). Pertama, komodifikasi mengacu
pada pemanfaatan barang dan jasa yang dilihat dari kegunaanya yang kemudian ditransformasikan menjadi komoditas yang dinilai dari maknanya di pasar. Bentuk komodifikasi dalam komunikasi sendiri pada dasarnya juga ada 3 (tiga) jenis yakni; komodifikasi intrinsink
atau
intrinsinc
commodification,
komodifikasi
ekstrinsink atau extrinsinc commodification, serta komodifikasi sibernatik atau cybernetic commodification. Komodifikasi Isi Media Komodifikasi intrinsink atau komodifikasi isi adalah proses perubahan pesan dari sekumpulan data ke dalam sistem makna dalam wujud produk yang dapat dipasarkan, seperti paket produk yang dipasarkan oleh media dengan cara pemuatan tulisan seorang penulis artikel lain dan iklan dalam suatu paket yang bisa di jual. Sementara khalayak
adalah
komodifikasi proses
ekstrinsink
modifikasi
atau
peran
komodifikasi
pembaca
oleh
perusahaan media dan pengiklan dari fungsi awal sebagai konsumen pada media kepada konsumen khalayak yang bukan media, dimana perusahaan media memproduksi khalayak dan kemudian menyerahkannya pada pengiklan. Dengan kata lain, dalam kondisi ini terjadi kerjasama yang saling menguntungkan antara perusahaan media dengan pengiklan, dimana perusahaan media digunakan sebagai sarana untuk menarik khalayak yang akan
dijual
kepada
pengiklan
yang
akan
membayar
ke
perusahaan media tersebut. Terakhir, komodifikasi sibernetik pada dasarnya terkait dengan proses mengatasi kendali dan ruang Kedua, spasialisasi merupakan proses untuk mengatasi hambatan ruang dan waktu dalam kehidupan sosial oleh perusahaan media dalam bentuk perluasan usaha, semisal
proses integrasi horizontal, vertikal dan internasionalisasi. Dalam konteks
integrasi
ini,
Mosco
menjelaskan
bahwa
integrasi
horizontal terjadi ketika sebuah perusahaan yang ada dalam jalur media yang sama membeli sebagian besar saham pada media lain, yang - tidak ada hubungan langsung dengan bisnis aslinya; atau ketika perusahaan mengambil alih sebagian besar saham dalam suatu perusahaan yang sama sekali tidak bergerak dalam bidang media. (Mosco, 1996:176). Ketiga, strukturisasi merupakan proses penggambungan human agency (agensi manusia) dengan proses perubahan sosial ke dalam analisis struktur. Karakteristik penting dari teori strukturisasi pada dasarnya adalah kekuatan yang diberikan kepada perubahan sosial, yang menggambarkan bagaimana struktur diproduksi dan direproduksi oleh agen manusia yang bertindak medium struktur-struktur. Strukturisasi inilah yang menyeimbangkan kecenderungan dalam analisis ekonomi politik media guna menggambarkan struktur seperti lembaga bisnis dan pemerintahan dengan menunjukkan dan menggambarkan ide-ide agensi, hubungan sosial fundamental yang mengacu pada peranpara dibangun
individu oleh
sebagai
matriks
aktor
hubungan
sosial sosial
yang
perilakunya
dan
positioning,
termasuk kelas, ras dan gender. (Mosco, 1996:215). D. Metode Penelitian a. Jenis Penelitian Pada
penelitian
ini
penulis
menggunakan
metode
penelitian Deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dimana menurut Hadi Sutrisno (1987: 89), metode ini menggambarkan repackaging program tallent show di televisi dalam perspektif ekonomi politik media, tidak mencari dan menjelaskan suatu hubungan ataupun menguji hipotesa dan membuat prediksi.
b. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah repackaging program talent show di televisi dalam perspektif ekonomi politik media. Karena dalam penelitian ini penulis menjelaskan bagaimana konsep kemas ulang program tallent show di televisi dengan menggunakan pendekatan ekonomi politik media ( komodifikasi, spesialisasi dan strukturisasi) khususnya pada program tallent show KDI di MNC TV. c. Teknik Pengumpulan Data Observasi Interview/Wawancara Penentuan key informan dan informan Pada penelitian ini key informan yang peneliti pilih adalah Asisten Produser program talent skow KDI di MNC TV, karena dianggap sebagai orang yang paling tidak mengetahui sedikit banyaknya tentang repackaging program talent skow tersebut dalam perspektif ekonomi politik media sehingga data-data yang diperoleh sangat relevan. Teknik Analisa Data Penulis pada penelitian ini mempergunakan teknik análisis data Model Miles dan Huberman. Aktivitas dalam análisis data yaitu
data
reduction,
data
display
dan
conclusión
drawing/verivication. Teknik Keabsahan Data Teknik keabsahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data. Menurut Suharsimi Arikunto (1992:121) Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
E. Hasil dan Pembahasan 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sejarah MNC TV MNC TV mulai mengudara sejak tanggal 20 Oktober 2010 dengan tag-line atau slogan “Selalu di Hati”. Logo dan merek perseroan MNC TV ini diharapkan dapat memperluas pangsa pasar dan pemirsa dari stasiun ini. Bersamaan dengan kehadiran MNC TV, publik dapat menyaksikan peningkatan kualitas dan keragaman
tayangan,
sebagai
hasil
dari
komitmen
untuk
memperbaiki kerja dan budaya perseoran. MNC TV pada awalanya mengunakan nama dan slogan TPI, dimana TPI sendiri didirikan pada tahun 1990 di Jakarta. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa penyiaran televisi di Indonesia. TPI merupakan perusahaan swasta ketiga yang mendapatkan izin penyiaran televisi pada tanggal 1 Agustus 1990 dan sebagai stasiun televisi pertama yang mendapat izin penyiaran secara nasional. TPI mulai beroperasi secara komersial sejak tanggal 23 Januari 1991 dan pada bulan Juli 2006, Media Nusantara Citra (MNC) mengakuisisi 75 % saham TPI. Secara resmi TPI bergabung menjadi salah satu televisi yang dikelola MNC yang juga merupakan induk dari RCTI dan Global TV. MNC TV sejak awal juga telah membuktikan diri sebagai stasiun televisi yang paling jeli dalam menangkap selera dan kebutuhan masyarakat Indonesia, stasiun televisi yang benarbenar
menampilkan
citra
Indonesia
dan
mengedepankan
tayangan-tayangan sopan dan bisa dinikmati seluruh keluarga. Program-program yang sangat Indonesia inilah yang mampu mengantarkan MNC TV sebagai stasiun televisi papan atas Indonesia. MNC TV sendiri senantiasa mengasah diri sebagai partner yang memberikan layanan terbaik bagi seluruh mitra usaha. Dengan dukungan SDM profesional, MNCtv siap menjadi
televisi terdepan yang dapat diandalkan Rincian Kerja MNC TV MNC TV mengudara hingga 24 jam per hari. Sampai saat ini banyak program ditambah beberapa program acara baru yang selalu ditayangkan oleh MNC TV secara rutin selama tujuh hari dalam seminggu mulai pukul 04.30 – 04.30 WIB. Komposisi program di MNC TV yaitu terdiri dari muatan program lokal MNC TV yaitu program dangdut dan beberapa infotainment dan sinetron berasal dari PH. Program yang di sajikan antara lain News,Infotainment, Reality Show, Variety Show dangdut, Feature, Sport, Movie, Serial/ Sinetron, Komedi, TV Magazine, Quiz, Musik dan Kartun Anak. Target audience yaitu semua segment dan semua umur mulai dari 5 tahun ke atas untuk sajian program MNC TV yaitu pemirsa keluarga muda/ berjiwa muda, untuk tayangan kartun anak berumur 2-14 tahun, untuk program lain berumur 15-34 tahun. Berasalkan data yang tercatat pada bulan Agustus 2011 total karyawan di MNC TV sekitar 1083 orang, yang menjabat berbagai posisi di masing-masing divisi. Logo Sejak 20 Oktober 2010, TPI resmi berganti nama menjadi MNCTV. Perubahan ini terjadi dikarenakan TPI tidak sesuai dengan konteks tertulis pada televisi tersebut yaitu menjadi salah satu televisi yang berbau pendidikan di Indonesia, dan oleh karena itu nama TPI berubah menjadi MNCTV untuk mengubah citra TPI di mata masyarakat Visi
: Pilihan Utama Pemirsa Indonesia
Misi
: Menyajikan Tayangan Bercita Rasa Indonesia Yang
Menghibur dan Inspiratif Slogan : Selalu di Hati 2. Program KDI Di MNC TV Kontes Dangdut Indonesia atau disingkat KDI (dahulu
merupakan kepanjangan dari Kontes Dangdut TPI) adalah suatu ajang pencarian penyanyi dangdut dengan sponsor dari MNC yang bekerja sama dengan MNC TV. KDI merupakan kontes dangdut terbesar di Indonesia. Seluruh
Kontestan
KDI
yang
telah
terseleksi
akan
dikarantina di sebuah asrama dan diberikan pelatihan-pelatihan berupa koreografi, olah vokal, perfomance, personalitas, dan tata busana. Seluruh kontestan KDI yang telah terseleksi setiap minggunya akan diadu dalam Kontes KDI. Penampilan para kontestan akan dinilai oleh para juri yang diambil dari kalangan penyanyi,
artis
bahkan
pelawak
dan
pejabat
tinggi
serta
dukungan SMS pemirsa. Pembawa acaranya adalah Ramzi (musim pertama; musim kedua dan ketiga digantikan Irfan Hakim ) dan Ussy Sulistiawaty (musim pertama dan kedua; musim ketiga digantikan Asti Ananta karena melahirkan) sedangkan para anggota jurinya berjumlah tiga orang yang setiap minggunya berubah-ubah. Ajang ini sempat melahirkan bintang Siti Rahmawati atau biasa dipanggil Siti
KDI
yang
kemudian
menyabet
banyak
penghargaan,
termasuk dari MTV Indonesia. MNCTV kembali menggelar ajang pencarian penyanyi dangdut berbakat, “Kontes Dangdut Indonesia (KDI)” di tahun 2015. KDI adalah pelopor ajang pencarian bakat penyanyi dangdut oleh stasiun televisi. Sejak pertama kali digelar pada 2004 hingga 2014, KDI yang akhirnya menjadi kiblat ajang pencarian bakat menyanyi dangdut di Indonesia telah mencetak banyak penyanyi dangdut muda berbakat yang melengkapi industri musik Tanah Air. Sejumlah nama alumni KDI yang sukses melenggang menjadi bintang di blantika musik dangdut Tanah Air, seperti Siti
KDI, Nassar KDI, Maya KDI, Selfi KDI, Gita KDI, Yendri KDI, dan masih banyak lagi lainnya. Mereka ikut mewarnai industri musik dangdut Indonesia. Sesuai tagline “Jadilah Bintang”, KDI berhasil mengantarkan para alumninya untuk meraih kesuksesan, tak hanya di dunia musik tapi juga ke berbagai bidang lain seperti seni peran, presenter dan bintang iklan. Juara 1 KDI 1 Siti Rachmawati yang akrab disapa Siti KDI sukses menjadi penyanyi dangdut wanita ternama. Dia bahkan berhasil menyabet penghargaan untuk kategori Artis Solo Dangdut Kontemporer dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2005. Siti juga sempat membintangi sejumlah sinetron dan menjadi
pembawa
acara
sebuah
program
reality
show.
Sementara sang runner up Nassar KDI juga eksis di dunia hiburan tanah air. Gita KDI pun tidak kalah ternama, Juara 1 KDI 2 ini juga pernah menyabet penghargaan sebagai pendatang baru terbaik dalam Anugerah Musik Dangdut 2005. KDI dan para bintangnya turut mewarnai perkembangan musik dangdut ke arah positif. Gemilangnya musik dangdut di seluruh lapisan masyarakat bukan berarti tanpa masa surut. Beberapa tahun lalu dangdut sempat redup terlindas oleh genre musik lain dengan unsur modernitasnya.
Industri
dangdut
pun
sempat
lesu
karena
masyarakat tengah jenuh. Beberapa tahun lalu bahkan sempat tidak ada penyanyi dangdut baru maupun lagu dangdut yang meledak di pasaran. Sebagai media yang identik dengan dangdut, MNCTV tetap melanjutkan komitmennya. Hanya sedikit media yang bertahan untuk tetap menyajikan dangdut ke hadapan pemirsa. Dari sedikit media tersebut MNCTV mencoba mempertahankan posisinya sebagai pelopor media yang melestarikan
musik
dangdut
dengan
cara
menghadirkan
program-program dangdut seperti Dangdut Mania Dadakan, Dangdut Never Dies, MNCTV Dangdut Awards, DMD Show, dan lai-lainnya. Program-program dangdut di MNCTV selalu disambut antusias oleh pemirsa. DMD Show yang tayang di MNCTV setiap Senin s.d Jumat dan program spesial di akhir tahun 2014 meraih rating dan audience share tinggi bahkan berhasil membawa MNCTV ke posisi no. 2 berdasarkan daily rating tanggal 31 Desember 2014. Dangdut juga tidak pernah absen dari setiap panggung musik yang digelar MNCTV termasuk di setiap perayaan ulang tahun. Kini,
MNCTV
semakin
mengukuhkan
diri
sebagai
‘Rumahnya Dangdut’ dengan menggelar ajang “KDI 2015”. Program ini lahir dari keinginan MNCTV untuk mencetak bintangbintang
dangdut
masa
depan
dan
munculnya
regenerasi
penyanyi dangdut. Sekaligus sebagai komitmen MNCTV untuk selalu memberikan tayangan-tayangan dangdut terbaik bagi Pemirsa. Kanti
Mirdiati
selaku
Managing
Director
MNCTV
mengatakan, “KDI 2015 akan menjadi ajang dangdut yang bergengsi
dan
menampilkan
kontestan
yang
tak
hanya
bertalenta di bidang musik dangdut tapi juga berkarakter dan bermental bintang. Ajang ini sekaligus membuktikan komitmen MNCTV untuk selalu menjadi media terdepan dalam memajukan blantika musik dangdut tanah air.” “ KDI 2015 ” yang dipandu oleh Narji dan menggandeng Iyeth Bustami, Ayu Ting Ting dan Joe Kriwil sebagai juri ini diharapkan
menjadi
acuan
para
calon
bintang
untuk
menunjukkan dan mengembangkan bakatnya di bidang musik dangdut. Program ini pun senantiasa setia menjadi sahabat
pemirsa untuk menampilkan musik dangdut yang berkualitas, elegan, sekaligus menghibur. “ KDI 2015 ” dimulai dengan audisi di 24 kota yakni Sukabumi, Bandung, Cirebon, Karawang, Palembang, Medan, Banjarmasin,
Semarang,
Lampung,
Yogyakarta,
Solo,
Tasikmalaya, Garut, Pasuruan, Bangkalan, Surabaya, Tulungagung, Kediri, Nganjuk, Padang, Bangka Belitung dan Lombok mulai 16 Januari 2015. Khusus di Makassar (28 Feb-1 Maret 2015) dan Jakarta (7-8 Maret 2015), audisi akan digelar lebih akbar. Seluruh audisi melibatkan radio-radio terkemuka setempat. Usai audisi, peserta yang lolos akan diundang ke Jakarta untuk mengikuti babak Gerbang yang mulai tayang 23 Maret 2015. Berbeda dengan sebelumnya, masyarakat yang memiliki bakat bernyanyi dangdut dapat lebih mudah untuk mengikuti KDI. Kini syarat untuk mengikuti KDI adalah berusia 17 tahun ke atas. Penyajian Hasil Wawancara Dari wawancara yang telah dilakukan dengan asisten Produser yang bernama Mutiah Ishaq terkait dengan beberapa konsep kemas ulang program KDI diketahui bahwa Program talent show KDI di MNC TV memiliki keunggulan dibandingkan dengan program talent show yang lain, dimana program ini terdiri
dari
beberapa
tahapan,
menggunakan
tema
per-
episodenya dan mendatangkan banyak bintang tamu artis-artis penyanyi papan atas. Tahapan ini antara lain yaitu: Kontes Dangdut Indonesia (KDI) 2015 telah memasuki tahap untuk menjaring siapa-siapa yang bakal masuk babak kontes. Nah, dari puluhan ribu peserta audisi yang digelar di seluruh Indonesia, kini telah terpilih 210 peserta yang dinilai
layak mengikuti babak konser seleksi. Tata panggung dan sistem vote juri pun sudah terasa berbeda dan istimewa. Di babak konser seleksi setiap peserta terlebih dulu berada di balik sebuah gerbang. Saat berada balik gerbang, peserta diberikan kesempatan untuk menyanyikan hanya bagian tertentu (misalnya reff) dari lagu yang akan ditampilkan. Vote dari juri yang menyukai penampilan kontestan akan membuat gerbang terbuka dan sang kontestan pun dapat tampil bernyanyi untuk mendapatakan dukungan SMS pemirsa. Pada setiap episode babak konser seleksi, hanya ada dua orang yang bisa melanjutkan perjalanannya. Salah satu peserta merupakan peraih polling SMS tertinggi, sementara lainnya merupakan pilihan Juri. Hasilnya, 42 peserta yang berhasil melewati serangkaian tantangan di babak konser seleksi kemudian melaju ke babak gerbang. Jumlah ditambah tujuh orang peraih DMD Show Golden Ticket to KDI. Mereka merupakan peserta DMD Show yang telah melalui serangkaian seleksi dan berhasil mendapatkan golden ticket yang mengantarkan mereka ke babak gerang KDI 2015. Sehingga total 49 peserta berlaga di babak gerbang. Jumlah
peserta
akan
semakin
mengerucut
seiring
tereliminasinya satu peserta di tiap minggu hingga mendapatkan 24 peserta yang layak melaju ke babak kontes. Penilaian tentu akan semakin ketat, tantangan pun semakin berat. Hasilnya hanya akan ada dua orang yang akan melaju ke babak grand final dan hanya satu orang yang menjadi bintang KDI 2015. Sedangkan untuk penerimaan rating acara dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan bagian program dan produksi MNC TV dan Mutia Iahq selaku Asisten Produser Program KDI di MNC TV diketahui bahwa program talent show
KDI di MNC TV ini beberapa kali menduduki rating. Rating Menurut Bagian Program dan produksi MNC TV Mutia Ishaq selaku asisten Produser Program KDI di MNC TV, dari perolehan rating yang tinggi berpengaruh terhadap pemasukan iklan di MNC TV khususnya untuk program talent show KDI dan hal ini mengakibatkan kondisi keuangan MNC TV meningkat. Kondisi stabilitas keuangan dan kemapanan karyawannyapun terjamin dengan baik. Hal ini akan meningkatkan antusiasme karyawan MNC TV dalam membuat suatu program unggulan yang lain yang lebih bermutu terutama musik dangdut. Selain itu dapat dipastikan bahwa MNC TV menjadi salah satu media yang paling bisa di andalkan dalam program dangdut dan membuat pengaruh di masyarakat apalagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dengan adanya acara yang berbeda dari program televisi yang lain dan siap bersaing dengan media televisi yang ada di Indonesia. Kekuatan
MNC TV dalam
mempengaruhi pasar begitu kuat, dimana hal ini ditunjukan dengan makin beragamnya acara-acara yang sengaja dipilih dan disajikan oleh MNC TV kepada masyarakat dengan program yang menghibur, inovatif, kreatif dan tentu saja berkualitas seperti program KDI di MNC TV ini. Masih menurut bagian program dan produksi MNC TV dan Mutia Ishaq, program KDI ini adalah salah satu program unggulan MNC TV yang berhasil merebut simpati publik. Dan hal ini tentu saja
akan
ditindak
lanjuti
oleh
pihak
MNC
untuk
terus
mengembangkan ide-ide kreatif dan konsep yang menarik. Dan diharapkan program lanjutan ini pun akan berdampak positif dan tetap meraih simpati publik seperti program pertama KDI di MNC
TV. F. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian “Repackaging Program Talent Show Di televisi Dalam Perspektif Ekonomi Politik Media” yang telah dilakukan di MNC TV dan terkait dengan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan bagian program dan produksi MNC TV dan Mutia Ishaq selaku asisten Produser Program KDI di MNC TV dapat diambil kesimpulan antara lain: Ada beberapa tahapan /konsep kemas ulang yang telah dilakukan oleh MNC TV untuk membedakan program talent show KDI dengan program talent show yang lain, dimana dalam program KDI menyajikan empat tahapan penting dalam pelaksanaanya yaitu Gerbang 1, Gerbang 2, Wild Card dan Gala Show . Setiap episode di Gala show selalu menampilkan tematema yang unik dan berbeda untuk setiap kontestan. Tema lagu rita sugiarto, tantangan dr juri, sesuai sama karakter dr kontestannya. Setiap episode beda-beda, biar dicari yang lebih menarik kontestannya Setiap Gala Shownya lagu-lagunya
bukan
dangdut
sekarang, lagu-lagu terdahulu seperti lagunya rita sugiarto, roma irama, yang jadul tapi keren-keren. Tamu yang diundang sesuai sama gimik yang mau dibangun Setiap episode di Gala show selalu menampilkan bintang tamu artis-artis penyanyi papan atas untuk berduet dengan kontestan. Bintang tamu tersebut antara lain Rita Sugiarto, Ayu Ting Ting, Iyeth Bustami, dll Perolehan rating untuk program acara KDI di MNC TV ini beberapa kali menduduki peringkat teratas dibanding program acara yang lain, hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kondisi stabilitas keuangan di MNC TV yang juga
semakin meningkat karena banyaknya iklan yang masuk dan MNC TV pun memiliki kekuatan untuk bertahan dan bahkan unggul dipasaran. G. Saran Walaupun konsep kemas ulang yang dilakukan oleh pihak MNC TV telah memperoleh hasil yang memuaskan dengan perolehan rating yang selalu tinggi, namun untuk kualitas program harus terus dipertahankan dan bahkan kalau bisa ditingkatkan
agar
penyajian yang sama.
masyarakat
tidak
bosan
dengan
DAFTAR PUSTAKA Ardianto Elvinaro, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Remaja Rosda karya, bandung, 2004 Arikunto,
Suharsimi,
Prosedur
Suatu
Pendekatan
Praktek, Bhineka Cipta, Jakarta 1992 Hadi Sutrisno, Metodelogi Research, jilid 1, cetakan xx, UGM, Yogjakarta 1987 Mosco, Varian Utama Ekonomi Politik Media, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung 1999