MODUL DETEKSI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAFZA
UNTUK FASILITATOR REMAJA DAN ORANG TUA
DISUSUN OLEH YUSI RIKSA YUSTIANA
BADAN KOORDINASI PENANGGULANGAN NAFZA JAWA BARAT 2001
A. PEDOMAN APA DETEKSI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAFZA Deteksi korban penyahgunaan nafza adalah upaya yang dilakukan untuk mengidentifikasi apakah seseorang memiliki tanda-tanda
atau menunjukkan
indikator perilaku penyalahgunaan nafza
TUJUAN 1. menekan peningkatan korban peyalahgunaan nafza 2. mengetahui secara dini pengguna nafza di lingkungan masyarakat 3. mencegah penggunaan nafza secara lebih lanjut di kalangan pengguna 4. meningkatkan kemampuan masyarakat mewujudkan masyarakat bebas nafza 5. memberi bantuan pencegahan dan penanggulangan peyalahgunaan nafza secara dini 6. tercipta masyarakat bebas penyahgunaan nafza
SASARAN 1. Perilaku remaja 2. Perilaku anggota masyarakat lainnya
PERSONIL 1. Keluarga 2. Anggota Masyarakat 3. Warga di lingkup pergaulan dan pendidikan 4. pelaksana PPKW
WAKTU Sepanjang waktu
TEMPAT 1. Rumah
2. Sekolah 3. Masyarakat 4. Tempat berkumpul remaja 5. tempat hiburan
TEKNIK 1. Pengenalan peluang atau faktor yang mempengaruhi penggunaan atau penyalahgunaan nafza 2. Pengenalan indikator-indikator dugaan individu terlibat penggunaan atau penyalahgunaan nafza 3. Bantuan penyembuhan pengguna atau penyalahgunaan nafza 4. Penciptaan lingkungan Kondusif bebas nafza
MONITORING EVALUASI 1. Jumlah individu teridentifikasi sebagai pengguna atau penyalaggunaan nafza 2. Data lengkap individu pengguna atau penyalahgunaan nafza 3. Keluasaan
lingkup
wilayah
atau
peredaran
pengguna
atau
penyalahgunaan nafza 4. jenis dan bentuk penggunaan atau penyalahgunaan nafza 5. upaya bantuan pencegahan dan penanggulangan yang dapat dilakukan oleh masyarakat
B. MATERI Nafza atau narkotika, psikotropika dan obat-obatan yang mengandung zat aditif digunakan untuk kepentingan pengobatan kedokteran dan digunakan dengan resep dan pengawasan seorang dokter. Penyalahgunaan pemakaian dilakukan oleh berbagai kalangan karena tujuan yang berbeda. Penggunaan secara terus menerus membuat individu berada dalam kondisi ketagihan,
sehingga individu mengalami kesulitan untuk melepaskan diri jika tidak memperoleh bantuan. Peredaraan penyalahgunaan nafza memberikan keuntungan materi, sehingga banyak orang terlibat. Perangkat hukum dan penegakan hukum yang belum tegas di negeri ini mendukung peredaran meluas dan mendalam ke berbagai tingkatan usia dan lingkup pergaulan. Peredaran tidak lagi terbatas ditempat-tempat hiburan dan digunakan oleh kalangan tertentu tetapi sudah meluas sampai ke lembaga pendidikan dan hampir digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat. Efek yang ditimbulkan oleh nafza memberikan ketenangan, rasa aman, kepercayaan diri dalam hayalan atau imajinasi seseorang, sehingga orang merasa senang berada di dalamnya dan tidak ingin keluar karena harus menghadapi berbagai tantangan kehidupan yang kompleks. Kecanduan mengakibatkan kerusakan fisik, psikologis dan sosial pada individu pengguna, sehingga dapat dikenali oleh orang lain di sekitarnya. Nafza secara fisik merusak sistem syaraf, jaringan tubuh serta organorgan tubuh. Secara psikilogis nafza menimbulkan berbagai permasalahan psikologis yang terentang dari permasalahan emosi sampai dengan tampilan perilaku yang abnormalitas. Secara sosial nafza membuat individu bersikap anti sosial, brutal dan kriminal. Secara lebih spesifik kita dapat mengenali indikator peluang, perilaku pengguna, perilaku pencandu nafza serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk membantu sebagai berikut : 1. Indikator peluang Peluang penggunaan nafza terkait erat dengan kondisi psikologis dan sosiologis individu. Kondisi psikologis menyangkut pola dan gaya hidup pribadi. Pola pribadi antara lain individu yang cenderung menutuu diri dan berdialog dengan diri sendiri, tidak mampu mengelola emosi (mudah marah, mudah tersinggung, memaksakan kehendak atau keinginan harus selalu terpenuhi), memiliki konsep diri yang rendah. Gaya hidup berkenaan dengan hidup konsumtif , menggampangkan masalah dan atau melarikan diri dari masalah,
berprinsip hidup untuk kesenangan serta ketidak pedulian terhadap pengguna waktu dan peluang. Kondisi sosiologis adalah kondisi dimana individu sangat tergantung pada orang lain, keterkaitan dengan kelompok dan penilaian kelompok terhadap diri sangat besar. Individu dengan kemampuan sosial dan komunikasi yang rendah dan menggantungkan relasi sosial dengan kawan-kawan tertentu lebih mudah terlibat untuk penyalahgunaan nafza. Kondisi ini secara umum dan normal akan nampak dalam karakteristik remaja, sehingga remaja merupakan sasaran potensial pada peredaraan dan penyalahgunaan nafza. Hal ini didukung oleh sifat remaja yang serba ingin tahu dan mencoba, sedang mencari identitas diri serta ambivalensi kemerdekaan. Rokok merupakan peluang awal seseorang beralih ke nafza, karena rokok pada tingkatan yang lebih rendah memberikan efek kenikmatan pada penghisapnya. Penghisapan rokok dianggap sebagai sesuatu yang normal, malah memberikan lambing status. Kecanduan terhadap rokok memberi peluang yang tinggi untuk menikmati kecanduan yang lebih tinggi dengan tujuan yang lebih luas. Setelah rokok adalah penggunaan minuman keras. Minuman keras memberikan efek kenikmatan yang memabukkan, pada saat mabuk seseorang merasa dirinya seperti yang dia inginkan, bebas mengatakan atau menampilkan diri seperti apapun serta melupakan berbagai hal yang dirasakan secara sesaat. Individu yang terbiasa menggunakan minuman keras mudah beralih menjadi pengguna nafza. Kenikmatan sesaat yang diperoleh oleh seorang pengguna nafza, memberikan hallow effek atau kesan pertama yang melekat yang membuat seseorang menjadi ketagihan nafza. Kenikatan yang diperoleh dapat terpenuhi dengan cara-cara lain yang secara kretaif ditemukan oleh para remaja. Caracara tersebut menyangkut penggunaan tidak secara langung obat-obatan tetapi bentuk apapun yang didalamnya mengandung zat aditif, memberikan efek imajinasi dan halusinasi. Beberapa remaja menggunakan lem, mencampurkan beberapa obat flu, batuk dan obat yang mengandung antistamin yang tersebar dipasaran dengan soft drink, autan, daun kecubung, tahi sapi atau kuda serta
banyak campuran lain. Intinya adalah yang mampu membuat mereka berada dalam kondisi fly atau setengah kesadaran. Pergaulan remaja dengan kegiatan-kegiatan yang konsumtif, tawaran beraneka trend aktivitas maupun mode serta tempat-tempat hiburan maupun tempat-tempat yang memungkinkan remaja berkumpul tanpa tujuan yang jelas membuat remaja yang tidak memiliki kekuatan psikologis dengan mudah terlibat dengan penyalahgunaan nafza. Pemeo-pemeo dikalangan remaja efek positif pengunaan nafza baik berhubungan dengan kemampuan berkonsentrasi, peningkatan keberanian, pengakuan anak gaul dan unjuk penampilan maupun kemampuan seksual merupakan dukungan terhadap usaha-usaha peredaran nafza. Keterlibatan remaja dan proses identifikasi remaja terhadap tokoh idola, geng serta aktivitas dimalam hari juga merupakan peluang keterlibatan dengan penyalahgunaan nafza. Pada orang dewasa peluang lebih terbuka karena orang dewasa memiliki uang, ketenaran ataupun pergaulan yang lebih luas serta akses yang lebih mudah pada tempat-tempat hiburan serta tempat-tempat judi.
2. Perilaku pengguna Pengguna yang dimaksudkan disini adalah pemakai nafza pada tahapan awal. Indikator-indikator yang paparkan berikut merupakan perilaku yang mengindikasikan kemungkinan seseorang menggunakan nafza. a. senang mengurung diri dikamar b. tidur terus menerus melebihi waktu normal c. sering menginap dirumah teman atau mengikuti berbagai aktivitas di malam hari hanya untuk kesenangan d. memiliki atau bergaul dengan
teman-teman yang tidak jelas
identitas atau aktivitas sehari-hari e. lingkungan sekitar sering terjadi kehilangan barang atau uang f. seperti tidak memperhatikan kebersihan diri g. barang-barang milik pribadi satu persatu hilang atau dipinjam teman tetapi tidak jelas keberadaannnya
h. sering terlibat percakapan telepon yang sepertinya rahasia i. menunjukkan sikap menentang dan tidak peduli pada lingkungan sekitar j. menggunakan jaket walaupun udara panas k. mengalami flu yang tidak ada habisnya l. mudah marah dan menampilkan sikap agresi m. tampak mudah lesu, letih, lelah dan tidak bersemangat n. kehilangan nafsu makan o. mata merah dan berair p. berjalan sempoyong dan bicara tidak jelas q. senang meminum soft drink r. gelisah dan cemas terhadap sesuatu yang tidak jelas s. sering pergi tanpa pamit dalam waktu yang lama dan tanpa diketahui keberadaanya t. mendengarkan musik dalam volume yang sangat keras u. bolos sekolah dan melalaikan tugas dirumah ataupun di sekolah v. kehilangan motivasi berprestasi w. selalu menggosk-gosok hidung x. meminta uang dengan berdalih berbagai kepentingan y. mudah berbohong dan berbual sangat fantastis Apabila ditemukan seseorang dengan 5 sampai 10 indikator maka harus diwaspadai mungkin individu yang bersangkutan menggunakan nafza.
3. Pencandu nafza Individu pencandu nafza ditunjukan dengan indikator-indikator : a. penampilan fisik kurus, tidak bergairah, nampak kusut seperti kurang atau kebanyak tidur, hidung merah dan berair, muka pucat, mata merah dan berair b. sering tertidur dimanapun serta selalu berada dalam kondisi setengah sadar c. berbicara tidak jelas, pelat, dan kaku
d. mengkonsumsi obat apapaun dalam dosis atau jumlah yang banyak e. mengurung diri di kamar dengan musik keras serta lampu mati f. banyak lilin, bungkus rokok, korek api, potongan kaca, kabel listrik g. bau tubuh tidak sedap karena tidak mau tersentuh dengan air h. mengambil barang dan memaksa meminta uang i. sering marah, agresi dan menggunakan kekerasan j. terserang demam, sakit perut atau diare, influenza yang terus menerus k. berjalan sempoyong dan tampak di luar kesadaran l. anti sosial dan kadang menyiksa diri m. tidak malu lagi untuk meminta nafza atau mencari sumber-sumber nafza secara terang-terangan n. tidak peduli terhadap aktivitas lain selain mengkonsumsi dan berkumpul bersama kawan-kawan yang sama o. menyalurkan berbagai keinginan dan hasrat tanpa memperdulikan norma p. melakukan tindakan kriminal untuk memperoleh uang q. melakukan tindak pelecehan seksual
4. Bantuan yang dapat dilakukan oleh masyarakat Bantuan akan lebih baik dilakukan dengan cara mengawasi atau membatasi peluang seseorang untuk terlibat pada penyalahgunaan nafza. Perhatian dan hubungan kelurga yang harmonis merupakan salah satu kunci mencegah remaja terlibat dengan nafza. Latihan keterampilan psikologis yang dapat membantu anak mengelola kebutuhan dan cara-cara memenuhi kebutuhan akan sangat mendukung upaya menjauhkan diri remaja dari nafza. Pemgembangan lingkungan yang kondusif bagi pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis, kasih sayang, rasa aman, harga diri, aktualisasi diri, ilmu dan keindahan) sangat diperlukan. Upaya-upaya keluarga, masyarakat maupuan sekolah untuk membangun potensi dan menghargai anak merupakan
prasyarat bagi hubungan yang harmonis dengan remaja. Beljar memahami dan hidup bersama remaja. Pemberian landasan keagamaan dalam berbagai bentuk yang tidak disadari remaja, bukan sebagia pemaksaan merupakan langkah yang bijaksana dilakukan. Pemberian peluang bagi remaja untuk berkarya secara positif membantu remaja mengembangkan konsep diri yang positif. Bantuan oleh orang awam hanya dapat dilakukan sampai pada tahap awal, yaitu dengan cara membatasi lingkup pergaulan, menyadarkan kekeliruan serta menumbuhkan kesediaan untuk memperbaiki diri. Kunci lepas dari penggunaan nafza adalah kesadaran diri sendiri. Lingkungan dapat membantu remaja untuk memahami dampak negatif yang ditimbulkan oleh nafza terhadap diri, dan membuat remaja berkeinginan untuk tidak terlibat. Pengenalan dan pengetahuan jenis dan cara penggunaan nafza perlu dimiliki oleh masyarakat. Kegiatan ini dapat dibantu oleh pihak kepolisian atau dikter jiwa melalui penyuluhan yang diselenggarakan PPKW ataupun penyuluhan di sekolah. Indikasi yang mudah dikanali adalah bilamana ada sejumlah obat-obatan yang tidak diketahui digunakan untuk apa atau karena sakit apa yang disimpan dengan rapi, serbuk yang berusaha disimpan secara tersembunyi, daunan kering yang disimpan atau dikonsumsi. Biasanya para pengguna pada tahap awalakan menyembunyikan keberadaan barang-barang tersebut dari keluarga, teman ataupun lingkungan sekitar dan digunakan secara diam-diam. Bilamana hal-hal tersebut ditemukan maka keluarga, teman ataupun msyarakat harus waspada. Lingkungan di sekitar individu harur memberikan perhatian dan kasih sayang, sehingga individu merasa menjadi bagian dari keluarga atau sistem dan merasa bersalah apabila menyakiti orang lain melalui perbuatan dirinya. Paling tidak ada menumbuhkan keinginan pada diri individu untuk sembuh dan mau berobat. Bantuan dokter ataupun ahli lain dibutuhkan untuk penanganan selanjutnya. Isolasi individu atau memindahkan individu dari lingkungan pergaulannya
penting
dilakukan.
Individu
dengan
indikasi
kecanduan
sebaiknya ditangani oleh seseorang yang ahli, sehingga tidak menimbulkan
dampak yang lebih besar baik bagi diirnya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Melakukan razia dan tes sesering mungkin dengan berbagai cara bagi individu-individu yang diwaspadai menggunakan merupakan cara yang dapat diguankan oleh pihak keluarga pada individu. Membuat individu berada dalam sistem keluarga dan sistem lingkungan diperlukan, karena bilamana individu merasa berada di luar sistem individu tidak akan mempercayai proses bantuan yang diberikan. Penyaluran
potensi,
bakat
dan
minat
individu
sesuai
dengan
perkembangan individu diperlukan untuk menghindarkan remaja berperhatian terhadap nafza. Menghargai dan mendengarkan pemikiran, perasaan anak/ remaja ataupun orang lain merupakan kunci indikator memperhatikan. Pertanyaan atau stateman yang menekan merupakan indikator ketidak harmonisan komunikasi. Modeling atau contoh perilaku keluarga dan masyarakat yang sehat merupakan cara efektif bagi pengemabngan pribadi dan prilaku sehat individu.