FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA
PERTEMUAN 4
MODUL 4 SOSIOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.
POKOK BAHASAN: Struktur Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur sosial yang meliputi pembahasan tentang kelompok sosial, pranata sosial, lembaga sosial dan kebudayaan. TUJUAN INSTRUKSIONAL: Setelah mengikuti matakuliah ini mahasiswa mengerti dan mampu menjelaskan konsep-konsep dalam sosiologi dalam kaitannya dengan komunikasi massa . Referensi: 1. Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi; Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat, Kencana Prenada Media, Jakarta, 2007. 2. Zulkarimein Nasution, Sosiologi Komunikasi Massa, Universitas Terbuka, Jakarta, 2003.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI
STRUKTUR SOSIAL
Menurut August Comte sosiologi mengkaji mengkaji masyarakat dari sisi social statics (statika social atau struktur social) dan social dynamics (dinamika social atau perubahan social). Comte berpendapat bahwa setiap masyarakat memiliki dua system kehidupan yang berbeda sebagaimana yang dipelajari oleh sosiologi itu.
Walaupun
memiliki sisi yang berbeda, keduanya menjadi system yang tak terpisahkan dari sebuah masyarakat secara umum. Social statics meliputi struktur social masyarakat berupa kelompok dan lembagalembaga sosial, lapisan serta kekuasaan, sedangkan sosial dinamics adalah fungsifungsi masyarakat yang terlibat dalam proses social, perubahan social, atau bentuk abstrak interaksi social.
A. STRUKTUR MASYARAKAT 1. kelompok Sosial kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok. Naluri itu juga yang mendorong manusia untuk menyatukan dirinya dengan dalam kelompok yang lebih besar dalam kehidupan manusia lain di sekelilingnya bahkan mendorong manusia menyatu dengan alam fisiknya. manusia
saat
melakukan
Untuk memenuhi naluri ini, maka setiap
proses
keterlibatannya
lingkungannya, proses ini dinamakan adaptasi.
engan
orang
dan
Adaptasi dengan kedua
lingkungan tadi; manusia lain dan alam sekitarnya itu, melahirkan struktur sosial baru yang disebut dengan kelompok social. Kelompok social adalah kehdupan bersama manusia dalam himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang umumnya secara fisik relative kecil yang hidup secara guyub.
Ada juga beberapa kelompok social yang dibentuk
secara formal dan memiliki aturan-aturan yang jelas. Berdasarkan struktur kelompok dan proses sosialnya, maka kelompok social dapat dibagi menjadi beberapa karakter yang penting. Ada empat kelompok social yang dapat dibagi berdasarkan struktur masing-masing kelompok. a. Kelompok Formal-sekunder. Adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat sekunder, formal, memiliki aturan dan struktur yang tegas, Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI
serta dibentuk berdasarkan tujuan-tujuan yang jelas pula. Kelompok ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a) Adanya kesadaran anggota bahwa ia adalah bagian dari kelompok yang bersangkutan. b) Setiap anggota memiliki hubungan timbal balik dengan anggota lainnya
dan
bersedia
melakukan
hubungan-hubungan
fungsional diantara mereka. c) Setiap anggota kelompok menyadari memiliki faktor-faktor kebersamaan diantara mereka, di mana kebersamaan ini mendorong kohesifitas kelompok itu sendiri.
Faktor-faktor itu
umpamanya kepentingan bersama, nasib yang sama, tujuan yang sama, ideologi yang sama, primordialisme, memiliki ancaman yang sama, termasuk uga memiliki harapan-harapan yang sama. d) Kelompok sosial ini memiliki struktur yang jelas dan tegas, termasuk juga prosedur suksesi dan kaderisasi. e) Memiliki aturan formal yang mengikat setiap anggota kelompok dalam struktur yang ada termasuk juga mengatur mekanisme struktur dan sebagainya. f)
Anggota dalam kelompok formal-sekunder memiliki pola dan pedoman perilaku sebagaimana diatur oleh kelompok secara umum.
g) Kelompok sosial ini memiliki sistem kerja yang berpola, berstruktur, dan berproses dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok. h) Kelompok
sosial
formal-sekunder
memiliki
kekuatan
mempertahankan diri, mengubah diri (adaptasi), rehabilitasi diri, serta kemampuan menyerang kelompok lain. i)
Kelompok sosial formal-sekunder memiliki masa (umur) hidup yang dikendalikan oleh faktor-faktor internal dan eksternal.
b. Kelompok Formal-Primer. Adalah kelompok sosial yang umumnya bersifat formal namun keberadaannya bersifat primer. Kelompok ini tidak memiliki aturan yang jelas, walaupun tidak dijalankan secara tegas. Begitu juga kelompok sosial ini memiliki struktur yang tegas Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI
walaupun fungsi-fungsi struktur ini diimplementasikan secara guyub. Terbentuknya kelompok ini didasarkan oleh tujuan-tujuan yang jelas ataupun tujuan yang abstrak. Contoh dari kelompok formal primer adalah keluarga inti, kelompok kekerabatan dan kelompok-kelompok primordial.
c. Kelompok umumnya
Informal-Sekunder. informal
namun
Adalah
kelompok
keberadaannya
sosial
bersifat
yang
sekunder.
Kelompok ini bersifat tidak mengikat, tidak memiliki aturan dan struktur yang tegas serta dibentuk berdasarkan sesaat
dan tidak
mengikat bahkan bisa terbentuk walaupun memiliki tujuan-tujuan yang kurang jelas.
Contoh kelompok ini adalah klik, kelompok
persahabatan, kelompok anak muda (geng), kelompok percintaan (pacaran), dan semacamnya.
d. Kelompok Informal-Primer.
Adalah kelompok sosial yang terjadi
akibat meleburnya sifat-sifat kelompok sosial formal-primer atau disebabkan karena pembentukan sifat-sifat di luar kelompok formalprimer yang tidak dapat ditampung oleh kelompok formal-primer. Kelompok ini juga merupakan bentuk lain dari kelompok informalsekunder terutama menonjol di hubungan-hubungan mereka yang sangat pribadi dan mendalam.
Ilustrasi dari kelompok ini adalah sebagi berikut, suatu saat seorang polisi dari Surabaya yang baru lulus sekolah
polisi di Sukabumi
dikirim bertugas di suatu daerah transmigran di Lampung. Di sana ia bertugas bersama polisi lainnya yang juga baru lulus sekolah polisi di Porong, Jawa Timur. Bersama polisi-polisi lainnya mereka bertugas di tempat tugas yang baru itu.
Hubungan-hubungan sosial yang
mereka bangun begitu mendasar, penuh dengan persaudaraaan, dan bahkan dalam pernyataan-pernyataan mereka saling katakan bahwa mereka
adalah
saudara,
bahkan
melebihi
saudara.
Dalam
kenyataannnya juga demikian hubungan sosial di antara anggota keluarga (istri dan anak-anak) meraka sangat akrab dan intensif Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI
berhubungan satu dengan lainnya. Bahkan mereka saling bergantian menjadi wali dari anak-anak mereka yang menikah dan sebagainya. Hubungan-hubungan sosial macam ini terus berjalan sehingga anakanak mereka menjadi saudara sesusuan keluarga lainnya. Mereka telah menjadi keluarga informal dan menjalani kehidupan kelompok macam itu sebagaimana kehidupan sosial keluarga lainnya.
Selain empat tipe kelompok sosial di atas, tipe lain dari kelompok sosial dapat pula didasarkan atas jumlah (besar kecilnya jumlah anggota), wilayah (desa, kota, negara), kepentingan (tetap atau permanen atau sementara), derajat interaksi (erat atau kurang eratnya hubungan) atau kombinasi dari ukuran yang ada.
Pada
umumnya kelompok sosial di atas adalah kelompok sosial yang teratur, artinya mudah diamati dan memiliki struktur yang relatif jelas. Ada pula kelompok sosial yang tidak teratur, artinya sulit diamati strukturnya dan sifatnya sementara seperti kerumunan dan publik. Kerumunan (crowd) merupakan kelompok manusia yang terbentuk secara kebetulan, tiba-tiba (suddenly) dalam suatu tempat dan waktu yang sama karena kebetulan memiliki pusat perhatian yang sama. Pada kerumunan, umumnya tidak ada interaksi sosial di antara orangorang, begitu juga di antara mereka tidak ada ikatan sosial yang mendalam walaupun mungkin memiliki perasaan yang sama dengan orang lain yang berada di tempat yang sama itu. Sebagaimana kenyataannya, bahwa manusia pada awalnya lahir dalam kelompok formal-primer yaitu keluarga, di mana kelompok ini disebut sebagai salah satu dari jenis kelompok-kelompok kecil yang paling berkesan bagi setiap individu. Isolasi kehidupan individu dalam keluarga tak bertahan lama, karena seirama dengan perkembangan fisik, intelektual, pengalaman dan kesempatan, individu mulai melepa hubungan-hubungan keluarga dan memasuki dan menyebar untuk menjalankan berbagai kegiatannya dan bertemu dengan manusia lain yang memiliki kesamaan tujuan, kepentingan, dan berbagi aspirasi lainnya.
Dalam proses pelepasan tersebut sehingga membentuk
kelompok lainnya individu terus beradaptasi. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
Di dalam kelompok,
Drs. Akhmad Mulyana M.Si SOSIOLOGI KOMUNIKASI