MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH Diklat Perencanaan dan Persiapan Pengadaan Tanah
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN, PERMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEGIATAN BELAJAR I PERENCANAAN JARINGAN JALAN
URAIAN MATERI Pengembangan Jaringan Jalan Terkait Tata Ruang analisis struktur dan sistem jaringan jalan yang ada pertumbuhan ekonomi, jaringan jalan dan tata ruang Analisis koridor Lingkungan hidup terkait pembangunan jalan
Pengembangan Jaringan Jalan Terkait Tata Ruang Transportasi Jalan
Mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan
Sistem jaringan jalan yang terkoneksi dengan baik
Mobilitas angkutan orang dan barang turut meningkat
Pertumbuhan Perekonomian Nasional Berlangsung Cepat
SISTEM JARINGAN JALAN
Sistem Jaringan Jalan Primer
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusatpusat kegiatan
Sistem Jaringan Jalan Sekunder
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
UU RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Pasal 7)
SISTEM JARINGAN JALAN Sistem Jaringan Jalan Primer
Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut:
menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan menghubungkan antarpusat kegiatan nasional
PP Nomor 34 Tahun 2006 (Pasal 7) Sistem Jaringan Jalan Sekunder
Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil
PEMBAGIAN JENIS JALAN
UU RI Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
Fungsi Jalan
• • • •
Jalan Jalan Jalan Jalan
Arteri Kolektor Lokal Lingkungan
Status Jalan
• • • •
Jalan Jalan Jalan Jalan
Nasional Provinsi Kabupaten Kota
PP Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Pasal 19)
Kelas Jalan
• Jalan Kelas I • Jalan Kelas II • Jalan Kelas III
HUBUNGAN FUNGSI JALAN, KELAS JALAN DAN MUATAN SUMBU TERBERAT Fungsi
Arteri
Kolektor Lokal Lingkungan
Kelas
I II III Khusus I II III II III II III
Muatan Sumbu Terberat, MST (ton) 10 8 8 >10 10 8 8 8 8 8 8
KLASIFIKASI MENURUT MEDAN JALAN Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur No. Jenis Medan 1. Datar 2. Perbukitan 3. Pegunungan
Notasi D B G
Kemiringan Medan < 3% 3 – 25% > 25%
KEBUTUHAN JALAN Metode pemecahan masalah untuk mengakomodasikan kebutuhan lalu lintas adalah dengan meningkatkan suplai, membuat jalan baru, atau dengan melebarkan dan meningkatkan jalan yang sudah ada
PENGADAAN TANAH
ANALISIS STRUKTUR DAN SISTEM JARINGAN JALAN YANG ADA Basis sistem jaringan jalan Basis dari pengembangan skenario sistem jaringan jalan adalah kondisi tahun dasar
Time horison Rentang waktu yang dikaji dalam peramalan transport demand
BAGAN ALIR PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN JALAN /TRANSPORTASI PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN JALAN / TRANSPORTASI
Jangka Pendek
Jaringan Transportasi Tahun Dasar
Jangka Menengah
Jangka Panjang
Skenario Do-something Skenario Do-something
Skenario Do-something
Skenario Do-something
Skenario Do-something Skenario Do-something
RTRW Edisi Terakhir
Masukan Untuk Pengembangan Jaringan Jalan
Pertumbuhan Ekonomi, Jaringan Jalan dan Tata Ruang Rencana/strategi pengembangan wilayah
Transportasi
Kebutuhan Turunan (Derived Demand)
Pertumbuhan ekonomi dan wilayah
Kajian dan Studi Pertumbuhan ekonomi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Penyusunan model pengembangan jaringan jalan
Analisis Koridor Identifikasi Biaya Konstruksi dan Pengadaan Tanah
Metode Scoring Metode Kuantitatif • Konstruksi fisik • Biaya konstruksi • Kebutuhan lahan • Nilai indikator kelayakan
Metode Kualitatif Geometri Sistim jaringan Aksessibilitas menuju jalan layang Rencana pengembangan jaringan jalan Rencana tata guna lahan Ketersediaan lahan Dampak terhadap lingkungan sosial Mendukung pusat pengembangan wilayah Melewai daerah terbangun Melewati daerah produktif Melewati permukiman padat Melewati kawasan khusus Gangguan terhadap habitat asli flora/ fauna (relative sedikit) Kondisi daya dukung tanah Permintaan lalu lintas Keuntungan pemakai jalan Dampak lingkungan yang akan timbul
Seleksi route optimal
• • • • • • • • • • •
Biaya konstruksi Biaya pembebasan tanah Biaya penyusunan studi kelayakan Biaya penyusunan amdal Biaya perencanaan teknis Biaya supervisi Biaya operasi dan pemeliharaan Contingencies (Tergantung persetujuan pihak yang terkait dalam investasi (jika ada) Project administration costs Eskalasi PPN
PENERAPAN UU NO. 32 DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP BIDANG JALAN -RPJM (Rencana Program Jangka Menengah) - Rencana Pengembangan Wilayah - RTRW Tata guna lahan
- Benefit & manfaat - Pelaksanaan RKL/UKLRPL/UPL - Audit lingkungan
Penyaringan Lingkungan Awal/ Informasi aspek Lingkungan
Evaluasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan & Pemantauan Lingkungan
Implementasi Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan Hidup
Implementasi Pengelolaan & Pemantauan Lingkungan Hidup
Penyaringan Lingkungan / Pelingkupan - Pra study kelayakan - Survey lapangan - Data teknis (LH & Ekonomi) AMDAL atau UKL/UPL/SPPL
- As build drawing - RKL/UKL-RPL/UPL - SPPL
Dokumen kontrak (ketentuan umum, gambar rencana, Dokumen kontrak (ketentuan umum, gambar rencana, spesifikasi umum , spesifikasi spesifikasi umum , spesifikasi khusus, Bill Of Quantity) khusus, Bill Of RKL/UKL-RPL/ UPL, SPPL Quantity)RKL/UKL-RPL/UPL, SPPL
-Rencana Umum Jaringan Jalan - Koridor Jalan - Data Teknis, LH & Ekonomi
-Studi Kelayakan - Amdal. UKL/UPL - Data Teknis, LH & Ekonomi
Proses/Implementasi/Pemantapan Pengadaan Tanah [LARAP]Pembayaran Kompensasi / Pelengkapan Bukti – bukti / Proses sertifikasi baru
Integrasi Rekomendasi RKL/RPL
-DED (Detail Engineering Design) -Survey sosial -Data kepemilikan tanah -Opsi kompensasi
BAGAN ALIR PENGEMBANGAN JARINGAN/TRASE JALAN TERKAIT LINGKUNGAN HIDUP
Koridor / Trase Jalan Terpilih Hasil pengumpulan & pengolahan data Evaluasi Rona Hidup Awal
Rencana Kegiatan (Pembangunan Jalan)
Evaluasi Rencana Kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak
Prakiraan Jenis Dampak (Identifikasi Dampak) Matriks Identifikasi Dampak Penentuan Trase Jalan Kebutuhan & Persyaratan Fasilitas / bangunan Kebijakan Pengendalian Lingkungan
Evaluasi Besaran Dampak Rekomendasi
Alternatip upaya meminimalkan dampak negatif
KEGIATAN BELAJAR II PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH UNTUK JALAN
URAIAN MATERI Kebutuhan Ruang Milik Jalan (RUMIJA) Rumija Jalan Tol
KEBUTUHAN RUANG MILIK JALAN (RUMIJA) PP No 34 Tahun 2006
Kelas jalan (spesifikasi penyediaan prasarana jalan)
• • • •
Jalan bebas hambatan Jalan raya Jalan sedang Jalan kecil
Spesifikasi JalanJalan bebas Spesifikasi bebas hambatan hambatan
Spesifikasi Spesifikasi Jalan Jalan raya raya
•pengendalian jalan masuk secara penuh, •tidak ada persimpangan sebidang, •dilengkapi pagar ruang milik jalan, •dilengkapi dengan median, •paling sedikit mempunyai 2 (dua) lajur setiap arah, •lebar lajur sekurangkurangnya 3,5 (tiga koma lima) meter.
•untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas, •dilengkapi dengan median, •paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah, •lebar lajur sekurang-kurangnya 3,5 (tiga koma lima) meter.
SPESIFIKASI JALAN
Spesifikasi jalan sedang
Spesifikasi jalan kecil
•lalu lintas jarak sedang •dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi, •paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah •dengan lebar jalur paling sedikit 7 (tujuh) meter
•melayani lalu lintas setempat, •paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah •dengan lebar jalur paling sedikit 5,5 (lima koma lima) meter.
SYARAT MINIMAL RUMIJA Ruang milik jalan (Rumija) memiliki lebar paling sedikit sebagai berikut: • Jalan bebas hambatan 30 (tiga puluh) meter; • Jalan raya 25 (dua puluh lima) meter; • Jalan sedang 15 (lima belas) meter; dan • Jalan kecil 11 (sebelas) meter.
Lebar ruang milik jalan diberi tanda batas ruang milik jalan • Ditetapkan oleh penyelenggara jalan • Sesuai dengan Peraturan Menteri.
PENAMPANG RUMIJA
RUMIJA JALAN TOL Umum
Bagian-bagian jalan Tol
Bagian-bagian jalan secara umum meliputi ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan.
Ruang • lebar ruang bebas diukur di antara 2 (dua) garis vertikal batas bahu jalan; manfaat • tinggi ruang bebas minimal 5 (lima) meter di atas permukaan jalur lalu lintas tertinggi; jalan • kedalaman ruang bebas minimal 1,50 meter di bawah permukaan jalur lalu lintas terendah
Ruang milik jalan
• lebar dan tinggi ruang bebas ruang milik jalan minimal sama dengan lebar dan tinggi ruang bebas ruang manfaat jalan. • lahan ruang milik jalan harus dipersiapkan untuk dapat menampung minimal 2 x 3 lajur lalu lintas terpisah dengan lebar ruang milik jalan minimal 40 meter di daerah antarkota dan 30 meter di daerah perkotaan; • lahan pada ruang milik jalan diberi patok tanda batas sekurang-kurangnya satu patok setiap jarak 100 meter dan satu patok pada setiap sudut serta diberi pagar pengaman untuk setiap sisi. • Pada kondisi jalan tol layang, perlu diperhatikan ruang milik jalan di bawah jalan tol.
Ruang pengawasan jalan
RUANG PENGAWASAN JALAN
Potongan Melintang Jalan
Gambar Potongan melintang jalan pada medan galian
Potongan Melintang Jalan
Gambar Potongan melintang jalan pada medan timbunan
Potongan Melintang Jalan
Gambar Potongan melintang jalan pada medan perbukitan
Potongan Melintang Jalan
Gambar Potongan melintang jalan pada medan pegunungan
STUDI TRANSPORTASI JALAN Studi Jaringan Jalan
Volume Lalu Lintas
Prakiraan “demand” pergerakan lalu lintas
Tofografi
• sistem analisis jaringan, yaitu jaringan jalan yang ada di sekitar wilayah studi ditinjau sebagai satu kesatuan sistem jaringan transportasi yang saling mempengaruhi dan terkoordinasi
• Survei perhitungan volume lalu lintas terklasifikasi • Survei asal - tujuan
• Pergerakan lalu lintas • Analisis Lalu Lintas • Volume Lalu Lintas , Kecepatan Rencana, dan Satuan Mobil Penumpang • • • •
Tikungan Tanjakan Bentuk Penampang Melintang Klasifikasi Medan Yang Dilalui Trase Jalan
ASPEK KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN LALU LINTAS PARAMETER KESELAMATAN geometrik jalan, Kendaraan, pengemudi
LEBAR JALUR JALAN, BAHU JALAN DAN LAJUR IDEAL
Lebar Lajur Jalan Ideal FUNGSI
Arteri
Kolektor Lokal Lingkungan
KELAS
LEBAR LAJUR IDEAL (M)
I, Khusus
3.75
II, III
3.50
I
3.50
II, III
3.00
II, III
3.00 Tidak dicakup dalam modul ini
ASPEK KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN LALU LINTAS JARAK PANDANG
JARAK PANDANG HENTI Jarak Pandang Henti Minimum Kecepatan Rencana (km/jam) 100 80 60 50 40 30 20
Jarak Pandang Henti (Jh) 165 110 75 55 40 30 20
JARAK PANDANG MENDAHULUI Jarak Pandang Mendahului Kecepatan Rencana (km/jam) 80 60 50 40 30 20
Jd standar (m) 550 350 250 200 150 100
Jd minimum (m) 350 250 200 150 100 70
ASPEK KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN LALU LINTAS DAERAH BEBAS SAMPING DI TIKUNGAN
Daerah bebas samping di tikungan, untuk Jh < Lt
Daerah bebas samping di tikungan, untuk Jh > Lt
ASPEK KESELAMATAN, KEAMANAN DAN KENYAMANAN LALU LINTAS PELEBARAN TIKUNGAN
Pelebaran Perkerasan Pada Tikungan
Pelebaran Lengkung Horizontal
DOKUMEN DESAIN GEOMETRIK DOKUMEN DESAIN GEOMETRIK dan Peta Pengadaan Tanah
Laporan Desain Geometrik Jalan Desain standar geometrick yang digunakan Gambar lay out alinyemen horizontal Gambar lay out alinyemen vertikal Gambar tipikal penampang melintang jalan Jumlah rencana tikungan dan persimpangan Jumlah jembatan dan gorong-gorong Kuantitas pekerjaan major dan minor Kebutuhan landscape jalan Data-data pendukung perencanaan jalan antara lain seperti lab test, topografi asumsi, drainase jalan dan lain-lain Gambar-gambar teknik lainnya. Dan lain-lain.
Terima Kasih