Kembali Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
MODEL SIMULASI PROYEKSI SISTEM ENERGI MODUL BALANCE DARI ENPEP Edwaren Liun∗
ABSTRAK MODEL SIMULASI PROYEKSI SISTEM ENERGI MODUL BALANCE DARI ENPEP. Modul BALANCE dari Program ENPEP didasarkan pada jaringan sistem energi yang dibangun dengan urutan logika diagram alir mulai dari sumber hingga pengguna akhir. Jaringan terdiri dari node dan link yang memodelkan sektor energi. Node mewakili proses seperti pengilangan minyak, dan link mewakili aliran energi antara dua node. Jaringan energi dikembangkan dengan mendefinisikan aliran energi di antara 10 jenis node. Masing-masing jenis node menghubungkan sub model yang berbeda di dalam BALANCE. Modul ini mempunyai persamaan sendiri yang berhubungan dengan harga dan aliran energi. Modul ini berfungsi untuk penghitung aliran energi tahunan dari aktivitas-aktivitas produksi, konversi, dan pemanfaatan sumberdaya energi yang ada. Outputnya berupa input dan output link dari node tersebut. Informasi dari output dapat mencapai 75 tahun ke depan mengenai neraca demand dan supply bahan bakar, energi listrik untuk masing-masing unit pembangkit, biaya produksi listrik oleh masing-masing unit, total demand listrik, peak load, kapasitas pembangkit yang tersedia, reserve margin, dan biaya ratarata pembangkitan listrik total. Kata-kata kunci: Simulasi dan Perencanaan Energi, Simulasi Perhitungan dan Perencanaan Energi
ABSTRACT ENERGY SYSTEM PROJECTION SIMULATION MODEL OF BALANCE MODULE OF ENPEP. The BALANCE Module of ENPEP Program is based on energy system network developed in logical sequence of flow diagram starting from resources up to end use. The energy network consists of nodes and links that model the energy sectors. The nodes of the network represent processes, such as petroleum refining, and the links represent energy flows between pairs of nodes. Defining the energy flows among 10 types of nodes develops the energy network. Each node type corresponds to a different submodel in BALANCE. The module has its own equations relating the prices and energy flows in the module to calculate energy flow from production, conversion and utilization of available energy resources. The output of BALANCE Module consists of input and output of the node. In its describing output produce the information can be up to 75 years on demand and supply balance of every power plant, electricity production costs of each unit, total electricity demand, peak load, available plants capacity, reserve margin, and average total electricity generation costs. Keywords: Simulation and Energy Planning, Energy Planning, Simulation and Calculation
∗
Pusat Pengembangan Energi Nuklir - BATAN
249
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
PENDAHULUAN
Latar belakang Modul BALANCE dari ENPEP berfungsi untuk menghitung aliran energi tahunan dari aktifitas-aktifitas produksi, konversi, dan pemanfaatan sumberdaya. Dalam hal ini aliran dihitung untuk semua link pada network. Kemudian menghitung harga energi untuk semua aktifitas energi (semua link pada network), dan menggambarkan output pada bar chart dan pie chart. Dalam menjalankannya pengguna memilih satu kasus dan dipandu ke arah fungsi-fungsi melalui hirarki menu dan membuat network energi yang menunjukkan aliran energi dari aktifitas suplai sampai ke aktifitas demand. Formulir menu digunakan untuk memasukkan data yang mendefinisikan struktur dan proses pada network. Pengguna mempunyai opsi untuk dapat menyimpan semua modifikasi dan perubahan file input maupun output dari suatu case yang dibuat. Modul BALANCE didasarkan pada jaringan sistem yang mewakili semua aktifitas produksi, konversi, transportasi, distribusi dan pemanfaatan energi. Simpul dari jaringan mewakili aktifitas dan link mewakili aliran bahan bakar antara aktifitasaktifitas tersebut. Pengguna model dapat me-run beberapa variasi pada kasus ini atau lainnya dengan memodifikasi file data seperlunya pada model. Kasus alternatif dapat dibuat dengan berbagai data masukan yang sesuai dengan berbagai isu terkait, antara lain: a) kontribusi relatif dari berbagai jenis pembangkit listrik seperti pembangkit listrik tenaga air, pembangkit berbahan bakar minyak, batubara ataupun gambut untuk pembangkit listrik terpusat; b) potensi ekonomi untuk pembangkit listrik yang tidak terpusat dan dampak-dampaknya terhadap sistem listrik terpusat; c) produk-produk minyak dan bahan bakar minyak yang diimport serta produksi kilang minyak dalam negeri; d) potensi ekonomi biomassa untuk mengurangi permintaan bahan-bakar import meliputi produksi etanol, baggas, kayu, arang dan sisa pertanian; e) potensi ekonomi sumber energi surya dan angin; f) dampak terhadap konsumsi dari asumsi-asumsi yang berkenaan dengan laju pertumbuhan sektor-sektor ekonomi; g) alternatif-alternatif pengalihan bahanbakar dan harga bahan bakar import; dan h) potensi untuk mengurangi konsumsi energi melalui konservasi pada sektor demand.
Tujuan Tujuan dari modul ini adalah memproyeksikan aliran energi tahun dasar sesuai dengan link jaringan untuk tahun-tahun mendatang selama periode studi hingga 30 tahun. Input data di dalam form menu dari proyeksi harga bahan bakar yang diimpor,
250
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
proyeksi permintaan akhir, dan data teknik dan biaya-biaya yang berkenaan dengan aktivitas sumberdaya dan konversi energi (misalnya pembangkitan tenaga listrik, kilang) digunakan untuk memproyeksi neraca energi masa mendatang. Neraca energi yang dibangun berdasarkan ekonomi relatif dari sumber suplpy alternatif, sumberdaya, dan teknologi yang diperlukan untuk memenuhi demand, dikenakan pada kendalakendala yang mungkin ada pada kapasitas proses maupun peraturan pemerintah yang mempengaruhi harga dan penggunaan energi.
TEORI
Data yang dibutuhkan Data yang dibutuhkan adalah: a) neraca supply/demand tahun dasar; b) cadangan sumberdaya, kapasitas produksi, O&M cost; c) efisiensi, kapasitas, kapital dan O&M cost fasilitas proses energi; d) data sektor listrik (misalnya fasilitas pembangkitan, LDC); dan e) proyeksi harga bahanbakar import.
Cara Kerja Modul BALANCE Untuk memulainya pengguna modul dapat memilih satu kasus yang mendefinisikan jaringan energi yang telah ada yang tampak pada layar monitor, atau pengguna dapat membuat satu kasus baru yang didasarkan pada kasus yang telah ada. Dalam hal ini input data dapat diubah dan menjadi sebuah kasus baru. Setelah kasus dipilih sedemikian, pengguna diarahkan ke masing-masing fungsi melalui suatu hirarki menu dengan formulir isian. Pada ujung masing-masing cabang pada hirarki ini program melaksanakan perhitungan-perhitungan yang diperlukan dan sesuai. Jika kasus telah selesai diisi dan di-run, pengguna dapat menayangkan berbagai bagian dari file output, dan mempunyai opsi penyimpanan input baik yang dimodifikasi maupun data hasil run ke dalam direktori studi perencanaan. Modul BALANCE didasarkan pada jaringan energi, yang terdiri dari node dan link yang memodelkan sektor energi. Node pada jaringan mewakili proses seperti pengilangan minyak, dan link mewakili aliran energi antara dua node. Jaringan energi dikembangkan dengan mendefinisikan aliran energi di antara 10 jenis node. Masingmasing jenis node menghubungkan sub-model yang berbeda di dalam Modul BALANCE. Modul ini mempunyai persamaan sendiri yang berhubungan dengan harga dan aliran energi pada input dan output link dari node tersebut. Jenis node adalah seperti diuraikan di bawah.
251
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
Depletable Resource: Memodelkan produksi dari sumberdaya energi yang terhabiskan yang diproduksi di dalam negeri atau diimport seperti crude oil atau batubara. Renewable Resource: Memodelkan produksi sumberdaya energi baru seperti sisa pertanian atau energi surya. Conversion: Memodelkan konversi sumberdaya energi, bahan bakar, atau produk ke bentuk lainnya. Misalnya boiler yang mengkonversi bahan bakar menjadi uap, kendaraan bermotor mengkonversi gasoline menjadi jarak tempuh, dan proses distilasi yang mengkonversi sisa pertanian menjadi etanol. Refining atau Multiple Output Link: Memodelkan proses pengilangan di dalam berbagai bentuk. Stockpiling: Memodelkan penyimpanan sumberdaya untuk penggunaan pada beberapa waktu mendatang. Multiple-Input-Link Conversion: Memodelkan proses yang mempunyai lebih daripada satu bentuk bahan bakar input tunggal seperti alat pemanas surya yang juga menggunakan LPG sebagai bahan bakar backup. Decision: Memodelkan seleksi bahan bakar atau bentuk energi dari sumberdaya suplai alternatif. Pricing: Memodelkan peraturan harga pemerintah dan kebijakan-kebijakan harga. Demand: Memodelkan permintaan akhir terhadap bahan bakar atau bentuk useful energy. Electricity Generation: Memisahkan submodel yang memodelkan muatan dan output listrik dari unit-unit pembangkitan.
Perhitungan Depletable Resource Processes dan Imported Fuel Node-node untuk depletable resource (sumberdaya terhabiskan) mempunyai satu output link dan tidak mempunyai input link. Depletable resource node digunakan untuk memodelkan produksi domestik dan/atau import sumberdaya depletable seperti produk-produk crude oil, coal dan bahan bakar minyak ataupun gas. Misalnya node sumberdaya depletable didalam jaringan energi dapat meliputi: import crude oil, import produk-produk bahan bakar minyak seperti gasoline, distillate dan minyak bakar, import batubara. Untuk perhitungan sumberdaya energi dan bahan bakar terhabiskan, sebuah persamaan tunggal dikenakan pada node sumberdayanya. Persamaan tersebut berhubungan dengan biaya (atau harga yang tergantung pada penggunaan node sumberdaya) yang memproduksi atau mengimport sumberdaya ke total, kumulatif (seluruh periode), jumlah sumberdaya yang dihasilkan atau diimport. Persamaan tersebut mewakili kurva suplai sumberdaya tersebut secara efektif. Harga dari sumberdaya terhabiskan dapat dihitung dari persamaan:
252
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
P(t) = A(Q) × (1 + R(t)) + B × Q(t)
(1)
yang mana P(t) = biaya (harga) dari sumberdaya dalam periode t; Q(t) = jumlah sumberdaya yang diproduksi atau diimport dalam periode t; A(Q) adalah perpotongan kurva suplai untuk sumberdaya setelah diekstraksi sejumlah Q sumberdaya sebelum waktu t. Nilai ini diatur pada akhir masing-masing tahun dalam periode simulasi berdasarkan pada jumlah sumberdaya yang diproduksi atau diimport selama tahun tersebut. (Nilai awal dari A(Q) di dalam base year dapat di diambil sebagai harga sumberdaya pada tahun dasar); R(t) = laju eskalasi ril dari biaya (harga) sumberdaya; dan B = slop kurva suplai sumberdaya.
Gambar 1 Contoh Segmen Energy Network untuk Sektor Gas
Pada Tabel 1 berikut ditunjukkan besaran dari Resource menuju demand melalui beberapa proses yang sederhana sehingga diperoleh angka bersih sampai pada node demand.
253
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
Tabel 1 Kuantitas Sumberdaya dari Sumber menuju Demand Al 11
To Industri Grid PP Nongrid dmd HH Sum Input St.pile Share 0.9416 0.0131 0.0443 0.0010 1.0000 Quant. 45,081.00 627.19 2,120.95 47.88 47,877.02 88,449.00 -40,571.98
Al 10
To PR 15 PR 16 Share 0.0676 0.6452 Quant. 20,686.82 197,442.81
PR 2
AL 11 0.2871 87,857.77
To Al 10 Share 0.92 Quant. 306,697.64
0.9999 306,018 306,018
0.0001 0.0000
Input 333,367 333,367
Perhitungan Proses Sumberdaya Terbarukan Node sumberdaya terbarukan mempunyai satu link output tanpa link input. Digunakan untuk memodelkan produksi domestik sumberdaya energi terbarukan seperti energi surya dan residu biomass. Sebuah node sumberdaya juga memodelkan berbagai keterbatasan alamiah pada produksi sumberdaya. Misalnya jumlah paparan sinar surya menentukan batas atas terhadap jumlah tahunan energi surya yang dapat digunakan; luas lahan yang digunakan untuk produksi kayu untuk keperluan produksi energi. Bentuk fungsi langkah node sumberdaya terbarukan adalah: P(t) = C(1) if Q(t) < L(1)
(2)
P(t) = C(2) if Q(t) < L(2)
(3)
P(t)= C(5) if Q(t) < L(5)
(4)
P(t) = biaya atau harga sumberdaya pada periode t; Q(t) = jumlah sumberdaya yang dihasilkan dalam periode t; C(1) = biaya produksi masing-masing unit sumberdaya pada langkah 1; C(2) = biaya produksi masing-masing unit sumberdaya pada langkah 2; C(5) = biaya produksi masing-masing unit sumberdaya pada langkah 5; jumlah maksimum langkah yang diizinkan adalah lima); L(1) = jumlah sumberdaya pada langkah 1; L(2) = jumlah sumberdaya pada langkah 2; dan L(5) = jumlah sumberdaya pada langkah 5.
254
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
Asumsi dasar dalam pengembangan persamaan harga untuk node konversi adalah bahwa pendapatan tahunan yang diperoleh dari output proses sama dengan biaya tahunan jus yang meliputi harga dan prosesnya. Dengan asumsi ini dan menganggap bahwa operasi proses mendekati kapasitas output nominal tahunan, maka diperoleh persamaan berikut yang menghubungkan harga etanol yang berasal dari gula tebu dengan harga jus gula dan biaya prosesnya:
P ( e) =
TCI P( j ) × CRF (i, n) + OM + Eff Cap × CF
(5)
Di sini P(e) = harga etanol; P(j) = harga jus gula; OM = biaya operasi dan perawatan proses etanol. Biaya ini diluar biaya-biaya feedstock jus gula. Biaya jus dihitung untuk tahap pertama pada sisi kanan persamaan; TCI = biaya modal total dari proses distilasi atau pabrik yang mewakili; CRF(i,n) = biaya pengembalian modal yang menutupi biaya modal selama umur proses n pada laju bunga tahunan i; CAP = kapasitas output maksimum nominal tahunan dari pabrik yang mewakili; dan CF = faktor kapasitas pembangkit yang menunjukkan fraksi waktu pembangkit yang beroperasi selama setahun. Sedangkan faktor pengembalian modal CRF(i,n) untuk menutupi biaya modal dari suatu proses yang meliputi jumlah dalam interval waktu diskrit dihitung dengan persamaan berikut: n ( 1+ i ) CRF = i (1 + i )n −1
(6)
Perhitungan Proses Konversi Multi Input Link Di dalam prosesor minyak mentah di sektor oil, minyak berat dipisahkan dari fraksi lebih ringan. Jika digunakan suatu pemanas berbahan bakar LPG yang berasal dari sektor oil, maka untuk memproduksi sejumlah kuantitas panas digunakan persamaan: Q(l) = Q(h) × IO(l)
(7)
yang mana Q(l) = kuantitas input LPG; dan IO(l) = kuantitas input LPG yang dibutuhkan per satuan output panas. Asumsi yang digunakan dalam pengembangan persamaan harga untuk node konversi input adalah bahwa nilai output proses sama dengan biaya proses dan bahanbakar input pada tahun dasar. Besarnya nilai output panas diperoleh dengan persamaan:
255
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
P(h) = P( s ) × IO( s ) + P(1) × IO(1) + OM +
TCI × CRF (i, n) Cap × CF
(8)
yang mana P(h) = harga output panas (berdasarkan kandungan kalori ekuivalen); P(s) = harga (jika ada) dari energi surya; P(l) = harga LPG; OM = O&M cost heater untuk mengkonversi energi surya dan LPG menjadi panas. TCI = total capital cost dari heater; CRF(i,n) = capital recovery factor yang menutupi capital cost heater selama n tahun umurnya pada laju bunga i; Cap = maximum rated output capacity tahunan dari heater yang mewakili; dan CF = capacity factor untuk heater yang mewakili yang menunjukkan fraksi waktu selama masa operasi.
Perhitungan Proses Refinery atau Multiple Output link Sebuah refinery node mempunyai satu link input dan dua atau lebih link output. Persamaan kuantitas mewakili transformasi input (misalnya crude oil) terhadap output (misalnya produk bahan bakar minyak). Persamaan harga mewakili nilai tambah oleh pemrosesan terhadap input dan mengalokasikan biaya pengolahan terhadap output. Refinery node dapat digunakan untuk memodelkan berbagai proses yang mempunyai satu input dan produk-produk multi output. Misalnya refinery crude oil, sebuah node refinery dapat digunakan untuk memodelkan proses cogeneration yang menghasilkan uap dan listrik. Refinery node yang mempunyai dua output products yang menggambarkan persamaan kuantitas dan harga. Misalnya, kuantitas produk 1 dihubungkan dengan kuantitas input crude mempunyai persamaan: Q(1) = Q(c) × s(1)
(9)
Q(1) = kuantitas output product 1; Q(c) = kuantitas input crude; dan s(1) = rasio output produk 1 per satuan crude input. Dengan asumsi bahwa refinery beroperasi dalam kapasitas nominalnya, maka diperoleh persamaan berikut yang menunjukkan hubungan harga produk 1 terhadap harga input crude, harga produk 2 dan biaya-biaya pengolahan adalah:
P(1) =
OM TCI P ( c ) s ( 2) − × P ( 2) + + × CRF (i, n) s (1) Cap × CF × s (1) s (1) s (1)
(10)
CAP = crude input capacity dari the refinery; CF = capacity factor; P(1), P(2) = masing-masing prices dari produk 1 dan 2; P(c) = price of crude; OM = operating and maintenance cost dari refinery; TCI = total capital cost of the refinery; dan CRF(i,n) =
256
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
capital recovery factor yang menutupi refinery capital cost sepanjang umurnya n, pada annual interest rate i.
PROSES-PROSES NODE Stockpile Node Node decision berfungsi untuk mengendalikan jumlah produk di dalam stockpile untuk masing-masing tahun dan mengambil sebanyak mungkin untuk memenuhi permintaan demand pada refinery. Kelebihan produksi (jika ada) dari masing-masing produk refinery ditambahkan ke jumlah yang telah ada di dalam stockpile setiap tahun periode simulasi. Pricing Node Node harga mempunyai satu link input dan satu link output. Berfungsi menentukan harga pada link input dari node untuk mensimulasikan pajak oleh pemerintah, subsidi, price ceiling, price floor, atau kebijakan-kebijakan harga lainnya oleh pemerintah. Harga output dari node output ditentukan dari persamaan berikut: P(o) = a × P(i) + b
(11)
P(o) = price pada output link dari pricing node; P(i) = price pada input link dari pricingnode; a = price multiplier; dan b = price increment (atau decrement).
Decision Node Node decision mempunyai satu atau lebih input link dan satu atau lebih output link yang berfungsi untuk memilih jumlah bahan bakar untuk disuplai dari sumber. Demand Node Node ini di dalam network energi menunjukkan titik akhir demand dari aliran energi mempunyai satu link input dan tidak mempunyai link output.
Modul BALANCE pada Sektor Listrik Sektor pembangkitan listrik dari Modul BALANCE merupakan submodul tersendiri dengan prosedur dan logika komputasionalnya yang berbeda dari bagianbagian lain modul tersebut. Namun sektor listrik tertanam di dalam sistem network energi dan menerima demand listrik dan harga bahan bakar selama periode simulasi dari link input ke sektor listrik. Demand total energi listrik dan harga bahan bakar tahunan yang diberikan yang diambil dari link-link input dan output model sektor listrik melakukan perhitungan berikut untuk masing-masing tahun selama periode simulasi: (1) mengembangkan suatu discrete approximation menjadi Load Duration Curve (LDC) tahunan; (2) menghitung peak load dari LDC dan total electricity demand; (3) menghitung derated capacity dari masing-masing unit pembangkit listrik
257
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
yang tersedia; (4) menghitung biaya variabel total (variable O&M cost plus fuel cost) untuk masing-masing unit yang tersedia dan urutan unit pada variabel cost dasarnya; (5) unit-unit beban dalam urutan ke LDC (didasarkan pada derated capacity) untuk memenuhi demand listrik, beban puncak dan reseve margin yang dibutuhkan didalam sistem; dan (6) menghitung total cost rata-rata dari produksi listrik dan jumlah bahan bakar yang dikonsumsi oleh masing-masing unit pembangkit yang tersedia. Derated capacity unit dihitung dari persamaan pembangkitan berikut:
DMAIN DCAP = CAP x (1 − FORC ) x 1 − 365
(12)
Di mana DCAP = derated capacity unit; CAP = maximum continuous capacity unit; FORC = forced outage rate unit (fraksi dari waktu time selama tahun yang unit terhenti karena masalah operasional); and DMAIN = jumlah hari dalam setahun untuk scheduled maintenance. Sedangkan variable cost unit dihitung dari persamaan:
VC =
VOM HTRT + PF x CONV 10
(13)
Di mana VC = total variable cost of the unit (cents/kWh); VOM = variable O&M cost (mills/kWh) [1 mill = 0.1 cent]; PF = fuel price ($/BOE); HTRT = heat rate (Btu/kWh; dan CONV = faktor konversi Btu ke BOE. Total cost dari electricity generation dihitung dengan:
OUT (u ) TC = SUM CAP (u ) × CRF (i, n(u )) + FOM (u ) × CAP (u ) + VC (u ) 100
(14)
TC = total cost dari electricity generation dalam beberapa tahun ($/yr); U = jumlah unit yang tersedia yang dibutuhkan untuk memenuhi demand listrik; peak load, dan reserve margin yang dibutuhkan untuk memenuhi beban tetapi telah dioperasikan pada tahun sebelumnya dalam periode simulasi; CAPC(u) = capital cost dari unit ($/kW); CRF(i, n(u)) = capital recovery factor untuk menutupi capital cost sepanjang umur unit, n(u) tahun, pada laju bunga tahunan i; FOM(u) = fixed operating and maintenance cost dari unit ($/kW-yr); CAP(u) = maximum rated capacity unit (kW); VC(u) = variable cost dari unit (sent/kWh) dari persamaan di atas; dan OUT(u) = produksi listrik total oleh unit (kWh/year). Sedangkan biaya rata-rata pembangkitan tenaga listrik ($/kW) adalah:
258
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
ATC =
TC [ US$] Sum over Units {Out (u )}[kW . yr]
(!5)
Harga listrik diambil dari harga rata-rata pembangkitan listrik di dalam model.
Prosedur Iterasi dan Running Data Model analisis neraca energi Modul BALANCE terdiri dari persamaan dan pertidaksamaan sistem non linier simultan. Hubungan ini menspesifikasi transformasi kuantitas energi dan harga energi melalui berbagai tahap produksi, pengolahan dan penggunaann energi. Selanjutnya penyelesaian terhadap semua persamaan kuantitas dihitung untuk link berturut-turut ke bawah network. Jika semua persamaan di dalam network terpenuhi, maka solusi penentuan kuantitas akan diperoleh. Di sisi lain kuantitas di bagian bawah network diatur, dan semua persamaan diulang meyelesaikannya. Proses iterasi ini berlanjut hingga dapat menentukan harga tertentu untuk kuantitas pada bagian bawah network, dengan prosedur sebagai berikut: 1) Menghitung kuantitas pada bagian bawah network untuk sumberdaya depletable dan renewable. 2) Bermula dengan persamaan harga untuk node sumberdaya, diselesaikan persamaan harga dalam urutan, naik ke bagian atas network. Tahap ini disebut sebagai up-pass. 3) Berdasarkan perhitungan harga untuk input link ke proses demand, dihitung jumlah yang diminta. 4) Selanjutnya persamaan harga diselesaikan secara berurutan di dalam urutan terbalik ke bawah network mulai dengan kuantitas demand. Proses ini disebut sebagai down-pass. 5) Membandingkan jumlah yang terhitung pada down-pass untuk proses sumberdaya dengan perkiraan mula. Jika jumlah hampir sama dengan jumlah yang diacu terhadap toleransi konvergen, maka model dikatakan konvergen, dan solusi imbangnya diperoleh. Jika model tidak terkonvergen, maka perkiraan awal untuk besarnya sumberdaya depletable dan renewable diatur, dan iterasi lainnya dimulai pada Langkah 2. Prosedur tersebut adalah untuk mengatur jumlahnya yang diacu sebagai logaritma.
HASIL DAN ANALISIS OUTPUT
Contoh Perhitungan Demand Bahan-bakar pada Pembangkit Listrik Sektor listrik merupakan salah satu demand yang mengkonsumsi energi primer menjadi energi sekunder dalam jumlah besar. Pada sektor listrik berlangsung proses
259
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
konversi dari kandungan energi di dalam bahanbakar menjadi energi listrik yang siap digunakan atau dikonversi menjadi berbagai bentuk energi lainnya dengan mudah. Pada proses konversi ini akan banyak energi yang hilang atau lepas ke lingkungan sebagai panas sehingga energi yang diperoleh sebagai listrik akan menjadi jauh lebih kecil. Faktor keterbatasan efisiensi dari mesin merupakan penyebabnya. Energi listrik (kWh) yang dihasilkan pada proses konversi adalah: kcal kWh (16) E = jumlah bahanbakar [kg ] × nilaikalor × efisiensi × faktor konversi kcal kg
Sebagai contoh, jika diasumsi bahwa: jumlah bahanbakar LNG 23,3 juta ton (23,3.109 kg) dalam suatu tahun, nilai kalor LNG = 11807 kcal/kg, efisiensi pembangkit = 0,42, maka energi yang dihasilkan pada pusat listrik siklus ganda (combined cycle) PLTGU dengan bahan bakar LNG tersebut adalah:
E = 23,3.10 9 kg × 11087
kcal kWh × 0,42 × 1,16 ×10 −3 = 125,86.10 9 kWh (17) kcal kg
Dari besarnya energi tahunan yang diperoleh tersebut dapat dihitung kapasitas daya listriknya, yaitu:
125,86.10 9 kWh P= = 17.959,04 MW 1000 k 8760 h × 0,8 × M
(18)
Tabel 2 di bawah adalah contoh hasil proses konversi energi dari liquefied natural gas (LNG) Indonesia. Kolom 1 sampai dengan 3 adalah data aktual, dan kolom 4 sampai dengan 6 hasil perhitungan konversinya. Jika dimisalkan bahwa nilai produksi LNG adalah seperti tertera pada kolom kedua dari tabel tersebut, maka hasil perhitungan untuk kesetaraan produksi listrik yang dapat dihasilkan, nilai uang menurut harga listrik, dan setara kapasitas terpasang pusat listriknya dapat dilihat pada kolom keempat, kelima dan keenam.
260
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
Tabel 2. Produksi dan Hasil Proses Konversi LNG pada PLTGU Tahun
Produksi (juta ton)
Export (juta ton)
1990 1991 1992 1993
21.036 22.783 23.964 24.429
21.036 22.783 23.964 24.429
•
Listrik yg dpt dihasilkan (juta kWh) 113,627.27 123,064.34 129,443.62 131,955.35
Nilai uang menurut harga listrik (juta rupiah)* 56,813,635.00 61,532,170.00 64,721,810.00 65,977,675.00
Setara Kapasitas Pusat Listrik (MW) 16,213.94 17,560.55 18,470.83 18,829.25
Asumsi harga listrik rata-rata = Rp.500,-/kWh
Output Modul BALANCE File output utama adalah TIME.OUT, yang menghasilkan dan dibagi menjadi empat bagian sebagai berikut: Bagian 1: Rangkuman error konvergensi dan iterasi untuk semua tahun periode simulasi; Bagian 2: Hasil writer output; Bagian 3: Kuantitas aliran energi pada semua link network untuk tahun yang sama; dan Bagian 4: Harga energi pada semua link network untuk tahun yang sama seperti halnya pada kuantitas. Rangkuman pesan error konvergensi dan iterasi menunjukkan jumlah iterasi yang dibutuhkan dan error konvergensi hasil untuk operasi model didalam masingmasing tahun periode simulasi. Hasil output writer menampilkan output utama model yang merupakan informasi paling penting pada aliran dan harga energi keseluruhan network yang dirangkum di dalam writer tables. Berikut adalah beberapa segmen output hasil runing Modul BALANCE yang merupakan bagian kecil dari output keseluruhan (Tabel 3.2).
261
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
Tabel 3. Contoh Bagian dari Output Modul BALANCE (format dimodifikasi sesuai kebutuhan analisis) Year
1998
2003
2008
2013
2018
2023
2027
TOTAL 30 years
%
ENERGY DEMAND BY SECTOR (000 BOE) 96,649
110,696
205,194
342,001
604,403 1,087,954 1,757,942 15,421,885
100.%
Gasoline
Transport
41,761
42,614
105,130
163,265
284,619
512,301
827,926
7,216,837
46.8%
Avt/avgas
6,092
9,331
13,724
39,607
70,805
127,479
205,836
1,715,416 11.12%
Mid.dist
48,250
58,099
85,391
137,665
246,427
443,676
717,021
6,423,179
41.65%
FO
433
523
778
1,226
2,190
3,943
6,372
57,265
0.37%
Gas
113
129
171
238
362
555
787
9,188
0.06%
Growth
-8.80%
7.89%
9.38%
10.99%
12.41%
12.69% Average:
10.44%
Industry
142601
217640
369185
1,833
2,701
5,088
8,652
14,777
26,890
43,573
382,719
1.43%
31,518
40,252
59,335
82,022
117,808
170,788
229,614
2,904,531
10.86%
FO
8,964
17,796
26,233
36,264
52,086
75,089
100,953
1,259,589
4.71%
Gas
35,157
46,682
74,129
110,082
169,965
255,809
364,154
4,106,788
15.35%
Coal
24,244
36,210
69,719
120,151
221,370
414,582
683,595
5,741,912
21.46%
Elect.PLN
20,235
52,140
111,413
209,853
425,773
878,957 1,565,566 11,559,058
43.21%
Non PLN
14,657
14,657
14,657
14,657
14,657
14,657
14,657
439,710
1.64%
Kerosene
5,993
7,202
8,611
11,029
14,363
17,910
20,910
357,050
1.33%
1.97%
10.76%
9.67%
11.47%
12.15%
12.91% Average:
10.59%
LPG Mid.dist
Growth
592710 1030799 1854682
3023022
26751357 100.00%
DOMESTIC FINAL ENERGY DEMAND BY ENERGY TYPE (000 BOE) Oil
272,146
304,311
445,482
614,865
942,767 1,513,548 2,277,490 24,321,408
41.09%
Gas
142,657
183,109
233,313
308,132
511,900
863,877 11,988,202
20.25%
Coal
706,487 1,162,039 1,485,452 16,764,828
28.32%
721,873
64,600
121,759
266,808
447,620
Hydro
5,816
8,552
9,299
10,197
13,908
17,993
18,794
357,166
0.60%
Geoth.
0
22,435
61,716
87,777
121,658
151,630
149,915
2,502,170
4.23%
Nuclear
0
0
0
105,112
175,186
262,780
280,298
3,258,465
5.50%
Sum Growth
485,219 1.71%
640,166 1016618 1,573,703 2,471,906 3,829,863 5,075,826 59,192,239 100.00% 9.06%
7.78%
8.84%
9.35%
9.56% Average:
7.96%
FOSSIL ENERGY SUPPLY PLAN (000 BOE) OIL
480,109
565,859
991,247 1,093,342 1,093,342 1,066,504 1,046,447 27,070,888
27.67%
GAS
586,064
721,452
936,390 1,209,538 1,707,235 2,274,216 2,747,221 41,461,608
42.37%
244,227
543,333
792,163
29.96%
COAL Sum
990,353 1,181,700 1,506,557 1,660,273 29,314,811
1,310,400 1,830,644 2,719,800 3,293,233 3,982,277 4,847,277 5,453,941 97,847,307 100.00%
262
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
PLN ELECTRICITY SUPPLY PLAN (000 BOE) Coal
37,333
81,148
191,835
321,401
478,267
739,852
793,665 10,845,226
52.37%
Gas
40,976
78,791
96,910
129,258
263,328
370,340
381,968
5,655,897
27.31%
Geoth.
0
4,048
11,436
16,663
23,237
29,084
29,017
475,684
2.30%
Hydro
5,003
7,739
8,486
9,384
13,095
17,180
17,981
332,776
1.61%
FO
3,130
2,748
6,058
0
0
0
0
47,096
0.23%
Mid-dist.
5,902
1,914
8,017
3,342
3,391
605
0
95,476
0.46%
0
0
0
105,112
175,186
262,780
280,298
3,258,465
15.73%
92,344
176,388
322,742
585,160
956,504 1,419,841 1,502,929 20,710,620 100.00%
Nuclear Sum
SUMMARY OF FINAL ENERGY DEMAND BY SECTOR (000 BOE) Mining
9
9
9
9
301
0.00%
Transport
96,650
110,699
205,196
342,003
604,406 1,087,956 1,757,943 15,421,947
10
12
14
17.99%
Industry
592,712 1,030,803 1,854,686 3,023,025 26,751,453
31.21%
142,604
217,643
369,189
Household
68,062
71,522
87,622
122,358
204,817
421,289
846,683
6,414,383
7.48%
Gov./Serv.
6,546
6,379
11,708
21,606
43,583
90,510
162,685
1,212,320
1.41%
Agric.
9
8
10
14
19
25
31
472
0.00%
Constr.
9
9
10
12
15
18
22
391
0.00%
Export
619,053
938,205 1,155,513 1,289,946 1,377,206 1,438,575 1,515,173 35,917,765
41.90%
Sum Growth
932,942 1,344,474 1,829,257 2,368,660 3,260,859 4,893,071 7,305,576 85,719,032 100.00% 5.71%
7.68%
4.88%
5.74%
7.69%
9.86% Average:
7.13%
KESIMPULAN Modul BALANCE adalah salah satu modul di dalam Program ENPEP yang mensimulasi proyeksi sistem energi multisektor berdasarkan analisis jaringan energi. Masing-masing fasilitas proses dan lintasan pada sistem jaringan diwakili dengan node dan link. Jaringan energi dikembangkan dengan mendefinisikan aliran energi di antara 10 jenis node. Masing-masing jenis node menghubungkan sub-model yang berbeda di dalam Modul BALANCE. Modul ini mempunyai persamaan sendiri yang berhubungan dengan harga dan aliran energi pada input dan output link dari node tersebut. Untuk aplikasi studi sistem energi modul ini memberikan gambaran cukup rinci hingga capaian 75 tahun ke depan.
263
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
DAFTAR PUSTAKA 1. BILL BUEHRING, AT AL. BALANCE Module, Manual ENPEP, Argonne National Laboratory, Argonne, Illinois, USA, (1992). 2. EDWAREN LIUN, Proyeksi Neraca Energi Indonesia Hingga Tahun 2027 (Dengan Opsi Nuklir), Jurnal Pengembangan Energi Nuklir, 3, Pusat Pengembangan Energi Nuklir, Jakarta, 2001. 3. NIODE NONA, Pemanfaatan LNG Untuk Pembangkitan Listrik Dalam Negeri, Hasil-Hasil Lokakarya Energi 1994, Prosiding Lokakarya KNI-WEC, Jakarta, 25 Oktober – 27 Oktober 1994.
DISKUSI
M. BUNJAMIN Mengenai batas info output ke depan, mengapa 75 tahun ? Mengapa tidak 50 tahun atau 100 tahun ?
EDWAREN LIUN Batas output ditentukan oleh disain model untuk jangka waktu studi maksimumnya dan pengguna model yang tidak dapat melebihi jangka waktu maksimum tersebut. Pada versi sebelumnya model ini dapat melakukan simulasi sampai 30 tahun sedangkan versi terakhir dapat mencapai 75 tahun kemudian.
264
Risalah Lokakarya Komputasi dalam Sains dan Teknologi Nuklir XVII, Agustus 2006 (249-265)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1.
Nama : Edwaren Liun
2.
Tempat/Tanggal Lahir
: Sulit Air Sumbar, 05 Maret 1957
3.
Instansi
: P2EN - BATAN
4.
Pekerjaan / Jabatan
: Staf Peneliti
5.
Riwayat Pendidikan
: (setelah SMA sampai sekarang)
• S1 Jurusan Teknik Elektro, Fak. Teknik, Universitas Indonesia, 1979 1987 6.
Pengalaman Kerja
:
• P2EN, 1988 - sekarang • PUSDIKLAT, 1985-1988 7.
Organisasi Professional : • KNI-WEC, 1996-sekarang • Himpunan Ahli Elektronik Indonesia (HAEI)
265