PROSIDING 20 11© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
MODEL PERMINTAAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN BAJOE-KOLAKA Misliah Idrus & Syamsul Asri Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea – Makassar, 90245 Telp/Fax: 0411-585637 e-mail:
[email protected]
Abstrak PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagai perusahaan jasa angkutan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pelayaran nasional. Perusahaan ini memiliki fungsi utama dalam menyediakan akses transportasi publik antar pulau yang bersebelahan serta menyatukan pulau-pulau besar sekaligus menyediakan akses transportasi publik ke wilayah yang belum memiliki penyeberangan guna mempercepat pembangunan. Salah satu kebijakan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) yang akan dilakukan adalah melakukan penambahan kapal Ro-Ro untuk beberapa lintasan penyeberangan Diantaranya adalah lintas Bajoe-Kolaka. Penelitan bertujuan menentukan model permintaan jasa angkutan penyeberangan Bajoe-Kolaka. Hasil penelitian menunjukkan model yang cocok adalah model pertumbuhan dengan tingkat pertumbuhan penumpang 3,56 % pertahun, 3,61 % pertahun untuk kendaraan Roda empat dan 8,29 % pertahun untuk Roda dua Kata Kunci : Angkutan penyeberangan, permintaan, tingkat pertumbuhan.
PENDAHULUAN PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) sebagai perusahaan jasa angkutan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan pelayaran nasional. Perusahaan ini memiliki fungsi utama dalam menyediakan akses transportasi publik antar pulau yang bersebelahan serta menyatukan pulau-pulau besar sekaligus menyediakan akses transportasi publik ke wilayah yang belum memiliki penyeberangan guna mempercepat pembangunan. Sejak tahun 2008, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) melakukan perubahan internal secara signifikan dengan melakukan redefinisi visi dan misi, penegasan usaha pokok, penciptaan usaha penunjang, revitalisasi dan investasi alat produksi, menyusun kembali rencana strategis perusahaan bisnis secara menyeluruh. Hal ini dilakukan sebagai upaya agar PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dapat menjadi BUMN yang memberikan kontribusi bagi Negara. Salah satu kebijakan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) adalah melakukan penambahan kapal Ro-Ro untuk beberapa lintasan penyeberangan Diantaranya adalah lintas Bajoe-Kolaka. Lintasan Bajoe – Kolaka adalah lintasan yang menghubungkan Provinsi Sulawesi Selatan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara. Saat ini lintasan Penyeberangan Bajoe – Kolaka dilayani oleh 8 s/d 10 kapal motor penyeberangan yang dikelola oleh 5 (lima) perusahaan angkutan penyeberangan yaitu PT. Jemla Ferry, PT. Jembatan Madura, PT. Juli Rahayu, PT. Bukaka Lintas Tama dan PT. ASDP (Persero). Dari kesembilan buah kapal motor penyeberangan yang dimaksud dibagi dalam 2 (dua) kelompok yaitu masing-masing 4 s/d 5 kapal home base di Pelabuhan Penyeberangan Bajoe dan 4 s/d 5 kapal home base di Pelabuhan Penyeberangan Kolaka dan bergilir disetiap pelabuhan Mengingat bahwa pengadaan kapal merupakan hal yang sangat penting karena membutuhkan biaya yang cukup besar maka diperlukan kajian permintaan angkutan yang baik agar kapasitas kapal yang nantinya diusulkan benar-benar sesuai dengan permintaan. Berdasar latar belakang permasalahan yang telah dikemukan sebelumnya maka rumusan masalah adalah bagaimana model permintaan jasa angkutan penyeberangan Bajoe – Kolaka .
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP10 - 1
ISBN : 978-979-127255-0-6
Model Permintaan Jasa Angkutan… Arsitektur Elektro
Geologi
Mesin
Misliah Idrus & Syamsul Asri Perkapalan Sipil
TINJAUAN PUSTAKA 1. Permintaan Transportasi Sifat permintaan dan produksi jasa transportasi besar pengaruhnya terhadap tingkat efisiensi dan load factor (Lf) armada dan secara langsung memberikan reaksi terhadap biaya produksi jasa transportasi. Sifat permintaan akan jasa transportasi merupakan “Derived Demand” dan musiman artinya permintaan yang timbul atau lahir dari suatu permintaan lain dan pada waktu-waktu tertentu kebutuhan akan jasa transportasi meningkat dan di waktu lain kebutuhan menurun. Sifat produksi jasa transportasi tidak dapat disimpan maksudnya proses produksi dan komsumsi jasa transportasi berlangsung dalam waktu bersamaan (Jinca,1996: 17). Jumlah kapasitas angkutan tersedia dibandingkan kebutuhan sangatlah terbatas, untuk mengetahui berapa jumlah permintaan akan angkutan sebenarnya (actual deman) perlu dianalisa permintaan akan jasa-jasa transportasi sebagai berikut (Salim,1993: 15-17): (1)Pertumbuhan penduduk, Pertumbuhan penduduk satu daerah, propinsi dan suatu Negara akan membawa pengaruh terhadap jumlah jasa angkutan yang dibutuhkan (perdagangan,pertanian,perindustrian dan sebagainya), (2) Pembangunan Wilayah dan Daerah, Dalam rangka pemerataan pembangunan dan penyebaran penduduk di seluruh pelosok Indonesia, transportasi sebagai sarana dan prasarana penunjang untuk memenuhi kebutuhan akan jasa angkutan harus dibarengi dengan pembangunan guna memenuhi kebutuhan tersebut, (3) Potensi daerah layanan (hinterland), (4) Kebijakan pemerintah dan sumber dana yang tersedia. 2. Model Permintaan Pendekatan yang digunakan adalah dengan menggunakan metode regresi berganda. Metode regresi merupakan bagian dari metode sebab akibat (casual Method). Metode ini mencoba menghubungkan dua variabel atau lebih dalam sebuah bentuk garis. Persamaan tersebut terbentuk dengan asumsi tingkat kesalahan kuadrat terkecil. Spyros Makridakis (1988) menerangkan analisa regresi mempelajari bagaimana vaniasi dari beberapa variabel dependent dalam suatu fenomena yang kompleks. Jika X1,X2,...........Xk adalah variabe l-variabel independent dan Y,dimana variabel dan X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Jika hubungan yang terjadi adalah linear, maka hubungan tersebut dapat di jabarkan sebagai berikut: Y = A0 + A1X1 + A2 X2+……….+AKXk (1) Regresi berganda adalah metode yang menghubungkan beberapa variabel bebas dengan sebuah variabel tak bebas. Pada regresi ini terdapat satu variabel tidak bebas (misalnya penjualan) yang akan diramalkan tetapi terdapat dua atau lebih variabel tak bebas. Bentuk umum dari regresi ganda yaitu: Y = a + b1X1 + b2X2+……..bnXn (2) Dimana Y adalah kuantitas permintaan dengan variabel, X1 adalah variabel bebas pertama yang mempengaruhi, X2 adalah variabel bebas kedua yang mempengaruhi, X, adalah variabel bebas ke n yang mempengaruhi variabel yang diramalkan dan a, b1, b2 dan bn adalah parameter
METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu penelitian: lokasi penelitian Pelabuhan Bajoe, BPS dan instansi lain yang terkait dengan lama penelitian 3 (tiga) bulan. Jenis data, data primer berupa data karakteristik muatan (jenis, dan jumlah), data skunder berupa jumlah penduduk, potensi hinterland, dan kebijakan pemerintah Metode analisis data : (1) Identifikasi semua variabel berpengaruh dengan menggunakan teori-teori yang ada dan pendapat para pakar, (2) Menentukan variabel berpengaruh dengan menggunakan analisi korelasi, variabel dengan korelasi tinggi akan digunakan dalam pemodelan (3) Membuat model hubungan antara variabel tidak bebas (permintaan) dengan variabel tidak bebas (jumlah penduduk, pengembangan wilayah, potensi hinterland, pendapatan, kebijakan pemerintah, dan lain-lain) (4) Kalibrasi/uji model (5) Menentukan model permintaan jasa angkutan yang sesuai.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP10 - 2
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 20 11© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
ANALISIS DANPEMBAHASAN 1. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Layanan Pelabuhan Bajoe Hasil penelitian Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Hasanuddin pada tahun 2005 diperoleh wilayah layanan (hinterland) pelabuhan Bajoe. Penentuan wilayah ini didasarkan pada survey Asal dan Tujuan Penumpang dan kendaraan. Adapun wilayah layanan pelabuhan Bajoe terdiri atas wilayah layanan utama yaitu Kabupaten Bone dan Kota Makassar dan wilayah layanan pendukung seperti kabupaten Bulukumba, Maros, Sinjai, Soppeng, Enrekang, Polmas dan Wajo. Wilayah Layanan pelabuhan Bajoe disajikan pada gambar 1. Pada gambar tersebut terlihat bahwa hampir setengah wilayah provinsi Sulawesi Selatan merupakan wilayah layanan pelabuhan ini. Olehnya itu maka perkembangan pelabuhan ini nantinya sangat ditentukan oleh kondisi sosial ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya dan Kota Makassar pada khususnya.
Gambar .1. Wilayah Layanan Pelabuhan Bajoe
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan sementara adalah 8.032.55. Laju pertumbuhan penduduk Provinsi Sulawesi Selatan per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000-2010 sebesar 1,17 persen. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, pada triwulan III tahun 2010, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan hanya 7,25%. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi di triwulan II tahun 2010 yang mencapai 9,25%, sedangkan pada triwulan I tahun 2010 sebanyak 7,96%. Badan Pusat Statistik memprediksi, peluang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan sampai akhir tahun ini bisa dicapai diatas 7%. Kontribusi terbesar pada struktur perekonomian provinsi ini adalah sektor pertanian (26,92 %). 2. Kondisi Sosial Ekonomi Daerah Layanan Pelabuhan Kolaka Daerah layanan pelabuhan Kolaka terdiri atas wilayah utama adalah Kota Kendari dan Kabupaten Kolaka dan wilayah pendukung seperti kabupaten Bombana, Konawe. Wilayah layanan pelabuhan tersebut disajikan pada Gambar 2. Gambar tersebut memperlihatkan bahwa setengah dari wilayah daratan Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan wilayah layanan pelabuhan Kolaka. Olehnya itu maka perkembangan social ekonomi wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara pada umum dan Kota Kendari pada khususnya sangat berpengaruh pada perkembangan pelabuhan ini.
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP10 - 3
ISBN : 978-979-127255-0-6
Model Permintaan Jasa Angkutan… Arsitektur Elektro
Geologi
Mesin
Misliah Idrus & Syamsul Asri Perkapalan Sipil
Gambar 2. Wilayah Layanan Pelabuhan Kolaka
Hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Sulawesi Tenggara berjumlah 2.230.569 Jiwa, Pertumbuhan Penduduk Sulawesi Tenggara selama sepuluh tahun terakhir, tahun 2000-2010 sebesar 2,07 persen per tahun, Lebih besar jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan Penduduk Nasional sebesar 1,49 %. Badan Pusat Statistik Sulawesi Tenggara (BPS Sultra) menyebutkan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan IV 2010 menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan mencapai angka 7,38 persen. Kontribusi terbesar pada struktur perekonomian provinsi ini yaitu sector pertanian (38,12 %). 3. Kondisi Pelayanan Pelabuhan Guna melayani kegiatan kapal di pelabuhan, lintasan Bajoe – Kolaka didukung fasilitas pelabuhan, masing– masing pelabuhan dilengkapi dua unit dermaga yaitu dermaga beton (Unmovable Bridge) dan dermaga Movable Bridge (MB). Masing – masing dermaga tersebut melayani 6 kapal setiap hari ( 3 kapal berangkat dan 3 kapal datang). Waktu yang dibutuhkan untuk setiap kapal di dermaga rata– rata 3 jam yang terdiri atas waktu muat 2 jam dan waktu bongkar 1 jam. Lama waktu di pelabuhan khususnya waktu muat disebabkan oleh karena penyesuaian dengan proses penjadwalan (headway 3 jam). Waktu pelayaran pada lintasan ini 8 – 9 jam, sehingga waktu operasi pelabuhan berada pada kisaran 17 – 18 jam/hari. Hasil penelitian LPPM tahun 2005 yang telah memperhitungkan keberadaan pasang surut menunjukkan bahwa dermaga ini masih dapat menampung 5 trip pemberangkatan perhari. Olenhya itu maka tingkat pemanfaatan dermaga berada pada kisaran 50 – 53 %. Rendahnya tingkat pemanfaatan dermaga sebagai akibat dari rendah frekuensi pelayaran sehingga dermaga banyak tidak terpakai, jauhnya jarak pelayaran sehingga pemberangkatan hanya dapat dijadwal pada jam – jam tertentu untuk menghidari dermaga tidak dapat disandari oleh kapal yang tiba . Selain itu adanya pasang surut dan tingginya sedimentasi menyebabkan dermaga di kedua pelabuhan tidak dapat dioperasikan khususnya dari pukul 07.00 – 13.00. 4. Produksi Angkutan Potensi muatan lintasan Bajoe – Kolaka terdiri atas penumpang, barang dan kendaraan. Khusus untuk kendaraan masih terbagi lagi dalam beberapa golongan namun pada hasil data yang diperoleh angkutan kendaraan dibagi atas kendaraan roda 2 dan dan kendaraan roda 4. Produksi angkutan lintasan Bajoe – Kolaka periode 1997 – 2010 disajikan pada tabel berikut. Pada tabel tersebut terlihat bahwa dalam kurun waktu tersebut rata – rata jumlah penumpang adalah 305,377 orang/tahun, kendaraan roda 4 adalah 36,748 unit/tahun dan kendaraan roda 2 adalah 14,979 unit/tahun. Rata – rata pertumbuhan jumlah penumpang 3,56 % pertahun, 3,61 % pertahun untuk kendaraan Roda 4 dan 8,29 % pertahun untuk Roda 2.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP10 - 4
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 20 11© Arsitektur
Elektro
Geologi
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Mesin
Tabel.1. Produksi Angkutan Lintasan Bajoe – Kolaka tahun 1997 – 2010
Tahun 1997
Penumpang 414,206
R-4 38,775
R-2 12,785
1998
453,038
43,583
5,288
1999
447,914
43,514
6,838
2000
364,300
45,684
4,949
2001
304,084
39,466
7,612
2002
339,324
42,972
20,276
2003
182,562
21,413
10,059
2004
305,261
36,499
18,722
2005
150,040
35,727
16,926
2006
106,401
31,011
14,613
2007
291,438
28,122
11,034
2008
159,988
37,388
33,923
2009
283,617
25,650
19,581
2010
473,101
44,671
27,093
Sumber : Statistik Perhubungan, 2010
500,000 450,000 400,000 350,000 300,000 250,000 200,000 150,000 100,000 50,000 0
unit
50,000 45,000 40,000 35,000 30,000 25,000 20,000 15,000 10,000 5,000 0
1995
2000
Tahun
2005
2010 R-4
Orang
Pola angkutan lintasan Bajoe – Kolaka periode 1997 – 2010 disajikan pada gambar 3. Pada gambar terlihat volume angkutan sangat berfluktuatif dan cenderung tidak membentuk suatu pola tertentu. Pada gambar tersebut, pola angkutan penumpang awal cenderung meningkat lalu menurun dan 3 tahun terakhir cenderung meningkat. Angkutan Roda 4, jumlah cenderung meningkat di awal untuk menurun tajam ditahun 2003 kemudian meningkat menurun lagi pada tahun 2007. Untuk 2 tahun terakhir volume muatan kendaraan roda 4 cenderung meningkat. Angkutan roda 2 awal menurun kemudian meningkat hingga 2002 kemudian berfluktuatif hingga tahun 2008. Dua tahun terakhir volumenya cenderung meningkat.
2015 R-2
Penumpang
Gambar 3. Pola Produksi Angkutan Bajoe–Kolaka tahun1997 – 2010
5. Model Permintaan angkutan Lintasan Bajoe-Kolaka Model proyeksi muatan lintasan Bajoe – Kolaka dilakukan dengan series data produksi angkutan tahun 1997 – 2010. Tahap awal dalam proyeksi muatan adalah mencari kecenderungan data untuk kemudian menentukan model persamaan proyeksinya. Kecenderungan data proyeksi muatan diperoleh dengan bantuan program Excel. Adapun kecenderungan data produksi angkutan tahun 1997 – 2010 disajikan pada gambar – gambar berikut ini :
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP10 - 5
ISBN : 978-979-127255-0-6
Model Permintaan Jasa Angkutan… Arsitektur Elektro
Geologi
600,000
y = -12380x + 3E+07 R² = 0.186
500,000
Jumlah Penumpang
Misliah Idrus & Syamsul Asri Perkapalan Sipil
Mesin
400,000 300,000 200,000
y = 3E+46e-0.04x R² = 0.178
100,000 0 1996
1998
2000
y = 4955.x2 - 2E+07x + 2E+10 R² = 0.567 2002
2004
2006
2008
2010
2012
Tahun penumpang B-K
Linear (penumpang B-K)
Expon. (penumpang B-K)
Poly. (penumpang B-K)
Gambar 4. Kecenderungan Angkutan Penumpang Bajoe – Kolaka
50,000
y = -763.97x + 2E+06 R² = 0.1764
45,000
Jumlah Roda 4
40,000 35,000 30,000
y = 4E+23e-0.022x R² = 0.1584
25,000
y = 149.07x2 - 598090x + 6E+08 R² = 0.2624
20,000 15,000 1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
Tahun R-4 Linear (R-4) Poly. (R-4) Expon. (R-4) Gambar 5. Kecenderungan Angkutan Kendaraan Roda 4 Bajoe – Kolaka
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP10 - 6
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 20 11© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
40,000 35,000 30,000 Jumlah Roda 2
y = 1457.6x - 3E+06 R² = 0.5184
25,000 20,000
y = 2E-87e0.1045x R² = 0.543 15,000 10,000
y = 96.337x2 - 384563x + 4E+08 R² = 0.5473
5,000
0 1996
1998 Roda 2
2000
2002
Linear (Roda 2)
2004
2006 Tahun
Poly. (Roda 2)
2008
2010
2012
Expon. (Roda 2)
Gambar 6. Kecenderungan Angkutan Kendaraan Roda 2 Bajoe – Kolaka
Kecenderung data produksi angkutan Bajoe – Kolaka hanya dapat dilakukan dengan 3 model kecenderungan yaitu linear, polynomial dan eksponensial. Sementara kenderungan yang lain berimpit dengan ketiga kecenderungan tersebut. Kenderungan data yang disajikan dilengkapi dengan model proyeksi dan tingkat signifikan dari model (R2). Gambar 4 s/d Gambar 6. menunjukkan bahwa ketiga pola kecenderungan yang diperoleh tidak dapat mewakili kecenderungan data, hal ini terlihat dari rendahnya nilai R 2-nya. Oleh karena data produksi angkutan lintasan Bajoe – Kolaka tahun 1997 – 2010 cenderung tidak berpola maka model persamaan yang dihasil pada Gambar 4 s/d Gambar 6. tdak pada digunakan dalam sebagai model proyeksi. Untuk itu diperlukan bentuk lain. Dengan melihat kecenderungan data yang tidak berpola maka pendakatan yang dapat dilakukan dalam proyeksi muatan adalah persamaan sistem pertumbuhan. Persamaan sistem pertumbuhan menggunakan faktor pertumbuhan rata – rata series data yang tersedia. Rata – rata pertumbuhan jumlah penumpang 3,56 % pertahun, 3,61 % pertahun untuk kendaraan Roda empat dan 8,29 % pertahun untuk Roda dua.
SIMPULAN 1. Produksi muatan Lintas penyeberangan Bajoe-Kolaka Periode 1997-2010, rata-rata jumlah penumpang 305,377 orang/tahun, kendaraan roda empat 36,748 unit/tahun dan kendaraan roda dua 14,979 unit/tahun. Rata–rata pertumbuhan jumlah penumpang 3,56 % pertahun, 3,61 % pertahun untuk kendaraan Roda empat dan 8,29 % pertahun untuk Roda dua. 2. Kecenderung data produksi angkutan Bajoe – Kolaka hanya dapat dilakukan dengan linear, polynomial dan eksponensial. Sementara kenderungan yang lain berimpit dengan ketiga kecenderungan tersebut. Kenderungan ketiga pola data yang diperoleh tidak dapat mewakili kecenderungan data, hal ini terlihat dari rendahnya nilai R2-nya. 3. Persamaan sistem pertumbuhan menggunakan faktor pertumbuhan rata – rata series data yang tersedia merupakan persamaan yang lebih baik digunakan, dengan tingkat pertumbuhan penumpang 3,56 % pertahun, 3,61 % pertahun untuk kendaraan Roda empat dan 8,29 % pertahun untuk Roda dua.
DAFTAR PUSTAKA Jinca, M. Y., 2003. Perencanaan Transportasi, Teknik dan Perencanaan Tranportasi Laut. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar Nasution, H. M. N., 1996. Manajemen Transportasi. Ghalia Indonesia. Jakarta
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Perkapalan TP10 - 7
ISBN : 978-979-127255-0-6
Model Permintaan Jasa Angkutan… Arsitektur Elektro
Geologi
Mesin
Misliah Idrus & Syamsul Asri Perkapalan Sipil
Agus Surya, 2008. Analisa Kapsitas Armada Angkutan Penyeberangan Rute Bajoe – Kolaka. Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Makassar Walpole, 1997. Ilmu Peluang dan Statika untuk Insinyur dan Ilmuan. ITB, Bandung Maksridakis Sypiros dkk, 1988. Metode dan Aplikasi Peramalan. Erlangga. Surabaya. Misliah, 2005. Analisa Rencana Pola Operasi Angkutan Penyeberangan Bajoe-Kolaka, Penelitian mandiri jurusan perkapalan fakultas Teknik.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Perkapalan TP10 - 8
Volume 5 : Desember 2011