ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN DALAM MEMILIH JASA ANGKUTAN FERI PENYEBERANGAN KENDARAAN PADA PELABUHAN IMELDA DI TENGGARONG Oleh: Juliansyah, Iskandar dan Bahransyah Penulis adalah Mahasiswa dan Dosen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong Abstract : The main objective of this study is to investigate and assess the influence of price, amenities and safety of consumer behavior in choosing transport vehicle ferry crossing at Port Imelda In Tenggarong. Following multiple regression equation Y = -0.241 + 0,347X1 + 0,329X2 + 0,390X3 From the results of these equations can be known constants (a) of -0.241 states that if X1, X2, and X3, equals zero then the consumer behavior of -0.241 or it can be said if there is no price variable, amenities and safety of the consumer behavior will remain constant decrease of - 0.241. From the ANOVA test or F test, obtained F count was 81.783, while the value of F table obtained a value of 2.5, this means that (Fcount 81.783> Ftable 2.5) so it can be said to be a variable of price, amenities and security together capable showed significant influence on consumer behavior using transport services vehicle ferry crossing the harbor Imelda in Tenggarong. In other words, regression models variable were constructed can be used to predict the large but low consumer behavior It can be concluded first hypothesis is accepted. Based on correlation tables show that the price variable has the most dominant influence on consumer behavior which amounted to 0.637, or 63.7%, followed by security variable by 0,467 or 46.7% and facilities variable 0.440 or 40%. Thus the price variable is the variable most dominant influenced or be a major element of society they want to use transport services vehicle ferry crossing at Port Imelda In Tenggarong. it can be concluded that the second hypothesis is rejected. Keywords: Amenities,consumer behavior,price,security PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi suatu negara tidak bisa dipisahkan dengan perkembangan pendapatan per kapita penduduk, semakin berkembang ekonomi suatu negara atau daerah dapat pula memberikan dampak terhadap berkembangnya sektor swasta yang berartiakan mendorong bertumbuhnya kegiatan sektor-sektor ekonomi lainnya yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pendapatan pemerintah. Salah satu sektor usaha yang cukup penting dalam mendukung perekonomian suatu daerah adalah sektor transportasi, karena sektor ini berperan sebagai sarana penggerak perekonomian daerah bersangkutan untuk mendistribusikan barang, jasa dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan (Abbas, 2003 ; 71). Dalam kaitan itulah, maka perkembangan perekonomian suatu kota sangat dipengaruhi oleh perkembangan sistem transportasi di kota tersebut. Suatu sistem transportasi haruslah berjalan baik sepanjang waktu karena semakin meningkatnya kegiatan penduduk suatu daerah, maka semakin meningkat pula pergerakan manusia, barang dan
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
jasa, sehingga kebutuhan akan jasa transportasi akan meningkat pula. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan transportasi perlu terus ditingkatkan untuk menunjang pergerakan manusia, barang ataupun jasa, utamanya di daerah perkotaan. Sebagaimana diketahui tanggal 25 November 2011 di Kota Tenggarong, terjadi musibah runtuhnya Jembatan Mahakam II (Golden Gate) sehingga memberikan dampak buruk akan tersendatnya akses transportasi dari kota Tenggarong ke daerah Tenggarong seberang dan dari arah sebaliknya. Sehingga kini mulai banyak bermunculan usaha penyeberangan kendaraan melalui jalan sungai antara dua jalur ini. Jasa feri penyeberangan disungai Mahakam Tenggarong merupakan kegiatan pelayaran diperairan khususnya sungai dengan melakukan pengangkutan di perairan. Pengertian “pelayaran” menurut ketententuan Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran, “Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhanan,
9
keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritim”. Sedangkan pengertian angkutan perairan menurut ketentuan Pasal 3 peraturan yang sama dijelaskan bahwa “Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut dan atau memindahkan penumpang dan atau barang dengan menggunakan kapal. Sedangkan penger-tian angkutan penyeberangan berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Perairan, berbunyi: “Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya”. Pelabuhan Imelda merupakan salah satu penyeberangan yang terletak dijalan A.M. Sangaji Kelurahan Baru Tenggarong. Pada pelabuhan Emilda lebih dikhususkan melayani penyeberangan kendaraan roda dua dengan tarif Rp.3.000/motor. Jumlah kapal pada pelabuhan ini sebanyak 12 kapal. Penyeberangan ini beroperasi mulai dari jam 05.30 - 12.000 malam dan terkadang sampai 24 jam. Untuk tarif sewa pelabuhan dikenakan uang sebesar Rp. 100.000 Rp. 200.000 perhari untuk satu kapal. Besarnya biaya untuk pengatur penumpang per orangnya Rp. 25.000 dengan dua ship kerja dan upah bagi hasil pembagian antara pemilik kapal dengan karyawan sebesar 60% pemilik kapal dan 40% untuk karyawan. Cukup banyak masyarakat kotaTenggarong yang memilih angkutan jenis kapal penyeberangan untuk bertarnsportasi ke daerah Tenggarong Seberang atau arah sebaliknya. Alasannya selain dikarenakan tidak ada akses jalanan yang bisa lebih cepat lagi posisi Tenggarong Seberang ke Tenggarong kota atau arah sebaliknya, cukup banyak juga warga Tenggarong Seberang yang bersekolah di Tenggarong Kota atau bekerja disini. Selain juga pertimbangan waktu dan biaya yang harus dikeluarkan cukup terjangkau serta masih lamanya pembangunan jembatan penghubung yang diperkirakan paling cepat selesai dalam tiga tahun lagi, sehingga jalur penyeberangan ini masih vital dipergunakan oleh warga Tenggarong. Banyak faktor-faktor yang bisa membuat banyak konsumen memilih jenis angkutan seperti ini, Namun jika peneliti amati ada tiga faktor yang menyebabkan konsumen / masyarakat masih tertarik menggunakan jasa penyeberangan ini yaitu tarif / harga yang murah,
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
fasilitas kapal yang cukup memadai dan tingkat keamanan yang ditawarkan. Ketiga faktor harga, fasilitas dan keamanan tersebut memang secara realita sangat mempengaruhi perilaku konsumen untuk mau menggunakan jasa transportasi pada Pelabuhan Imelda. Hal ini menandakan bahwa perilaku konsumen perlu dipantau dalam upaya meningkatkan minat masyarakat untuk terus mau menggunakan jasa penyeberangan ini. Mengindentifikasi aspek hubungan ke tiga variabel tersebut terhadap perilaku konsumen perlu dilihat secara simultan atau secara bersama-sama maupun secara parsial antara elemen tersebut terhadap perilaku konsumen. Tentunya hal ini diarahkan untuk menentukan strategi kombinasi ketiga elemen secara sinergis. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terlihat bahwa pemilik kapal pada Pelabuhan Imelda mengalami permasalahan dimana pemilik kapal mulai merasakan penurunan konsumen yang datang menggunakan jasa penyeberangan pada tempat ini. Penurunan perilaku konsumen dalam menggunakan jasa penyeberangan tentu merupakan berita buruk bagi kelangsungan usaha jasa penyeberangan ini. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi penurunan konsumen dalam menggunakan jasa penyeberangan adalah harga, fasilitas dan kemanan. Seharusnya dengan memberikan tarif / harga yang murah, fasilitas kapal yang cukup memadai dan tingkat keamanan yang ditawarkan, perilaku konsumen dalam menggunakan jasa penyeberangan pada pelabuhan Imelda dapat ditingkatkan. Maka yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah variabel harga, fasilitas dan keamanan mempengaruhi konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong ?. 2. Diantara variabel tersebut, variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong ?. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengkajibesarnya pengaruh dari harga, fasilitas dan keamanan terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong
Pengertian Manajemen Pemasaran Jasa Kegiatan pemasaran sekarang ini menjadi sangat penting bagi setiap usaha,
10
termasuk usaha perhotelan. Semakin tingginya tingkat persaingan, meningkatnya kompleksitas pasar dan konsumen yang semakin kritis, mengakibatkan kegiatan pemasaran perlu dilakukan secara professional dan agresif. Adapun definisi dari pada pemasaran adalah sebagai berikut : ”usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat”. (Assauri, 2007 ; 5). “Proses dimana seseorang atau kelompok dapat memenuhi need and want melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran barang ataujasa”. Sedangkan dari sudut pandang managerial, pemasaranmerupakan : “Proses merencanakan konsepsi, harga, promosi, dandistribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan individu dansesuai dengan tujuan organisasi.” (Alma, 2005 ; 3) Pengertian jasa menurut Mursid dalam bukunya Manajemen Pemasaran, (2006; 116) adalah kegiatan yang dapat diidentifikasikan secara tersendiri, pada hakikatnya tidak teraba, untuk memenuhi kebutuhan dan tidak harus terikat pada penjualan atau produk jasa lain. Pengertian lain dari jasa menurut Rangkuti, (2006; 26) adalah : Merupakan pemberian suatu kinerja atau tindakan tak kasat matadari satu pihak ke pihak lain, dan pada umumnya jasa diproduksi dan dikomsumsi secara bersamaan, dimana interaksiantara pemberi jasa dan penerima jasa mempengaruhi hasilproduksi jasa tersebut”. Berdasarkan beberapa definisi diatas dapatlah kita simpulkan bahwa jasa merupakan produk tidak kentara yang dilaksanakan dan bukannya diproduksi dan nilai keuntungan dari suatu jasa dapat berbeda-beda di antara pemakainya karena sebagian sumber (input) untuk melaksanakan jasa berasal dari pembeli. Konsep Perilaku Konsumen Dan FaktorFaktor Yang Mempengaruhinya Dalam keseharian kehidupannya konsumen selalu berbelanja apa saja yang ia butuhkan, mulai dari komoditi yang sangat diperlukan sampai ke barang yang sebetulnya kurang diperhatikan tepi dibeli juga. Semua perilaku ini tentu ada yang mempengaruhinya, baik secara rasional, ataupun emosional. Lembaga-lembaga riset selalu ingin meneliti dengan mengajukan beberapa pertanyaan penelitian berikut : apa yang dibeli konsumen, dimana membeli, kapan, mengapa, dan
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
bagaimana serta berapa banyak yang mereka beli ? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu perlu ditelusuri sejak awal, mulai dari faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu berupa stimuli yang berpengaruh menyangkut masalah ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, dsb. Seperti yang ditunjukkan Assauri dalam bukunya Manajemen Pemasaran dalam gambar berikut ini : Gambar 1.
Stimuli datang dari informasi mengenai produk, harga, penyaluran, dan promosi. Dalam pemasaran jasa ditambah lagi dengan physical evidence, people, dan process. Para pembeli dipengaruhi oleh stimuli ini, kemudian dengan mempertimbangkan faktor lain seperti seperti keuangan, budaya, teknologi, maka masuklah segala informasi tersebut kedalam black box konsumen. Konsumen mengolah segala informasi tersebut dan diambillah kesimpulan beruparespon yang muncul produk apa yang dibeli, merek, toko atau dealer dan waktu atau kapan membeli, dsb. Tugas tenaga dan manajer pemasaran adalah mengetahui apa yang akan terjadi tentang kotak rekaman atau pemikiran pembeli. Yang akan menentukan rangsangan yang dapat dipergunakan, dan tanggapan yang akan terjadi. Dalam hal ini yang pertama dan perlu diketahui adalah ciri-ciri atau sifat si pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana ia berekasi terhadap rangsangan. Sedangkan yang kedua adalah proses keputusan pembeli yang tercermin pada hasil tanggapan pembeli. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku pembeli yang merupakan ciri-ciri atau sifat pembeli. Faktor-faktor tersebut seperti yang di jelaskan oleh Basu Swastha seperti Kebudayaan, Klas sosial, Kelompok referensi kecil, Keluarga, Pengalaman, Kepribadian, Sikap dan kepercayaan, Konsep diri.(Swastha,2005 ; 105) Selain dipengaruhi oleh semua faktor di muka, keputusan membeli yang diambil oleh pembeli itu mengalami suatu proses dalam jangka waktu tertentu. a. Kebudayaan ini sifatnya sangat luas, dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia.
11
b.
c.
d.
e.
f.
Oleh Stanton, kebudayaan ini didefinisikan sebagai berikut :simbol dan fakta yang kompleks, yang diciptakan oleh manusia, diturunkan dari generasi kegenerasi sebagai penentu dan pengatur tingkahlaku manusia dalam masyarakat yang ada. Jadi dalam kenyataanya memang banyak perilaku manusia yang ditentukan oleh kebudayaan, dan penga-ruhnya akan selalu berubah setiap waktu sesuai dengan kemajuan dan perkembangan jaman dari masyarakat tersebut. Klas sosial, Faktor sosial dan kebudayaan lain dapat mempengaruhi pandangan dan tingkahlaku pembeli adalah klas sosial. Pada pokoknya masyarakat kita ini dapat dikelompokan kedalam tiga golongan yaitu : Golongan atas yang termasuk dalam klas ini antara lain: pengusaha-pengusaha kaya, pejabat-pejabat tinggi. Golongan menengah yang termasuk dalam klas ini antara lain: karyawan instasi pemerintah, pengusaha menengah. Golongan rendah yang termasuk dalam klas ini antara lain buruh-buruh pabrik, pegawai rendah, tukang becak, dan pedagang kecil. Kelompok referensi kecil ini juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelianya, dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah-laku. Oleh karena itu, konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik tingkah laku fisik maupun mentalnya. Keluarga, dalam keluarga masing-masing anggota dapat berbuat hal yang berbeda untuk membeli sesuatu. Setiap anggota keluarga memiliki selera dan keinginan yang berbeda. Pengalaman, dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah-laku. Pengalaman dapat diperoleh dari semua perbuatanya di masa lalu atau dapat pula dipelajari. Kepribadian, dapat didefinisikan swbagi pola sifat individu yang dapat menentukan tanggapan untuk bertingkah-laku, sebenarnaya, pengaruh sifat kepribadian konsumen terhadap pandangan dan perilaku pembelinnya adalah sangat umum dan usahausaha untuk menghubungkan norma kepribadian dengan berbagai macam tindakan pembelian konsumen umumnya tidak berhasil.
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
g. Sikap dan kepercayaan, merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian konsumen. Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan, dan kepercayaan juga mempengaruhi sikap. h. Konsep diri, faktor lain yang ikut menentukan tingkah laku pembeli adalah konsep diri. Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri, dan mempunyai gambaran tentang diri orang lain.(Swastha, 2005 ; 105) Pengertian Harga Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai manfaat barang atau jasa tersebut, berikut definisi tentang harga : Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalaumungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya. (Swastha, 2005 ; 241). Pengertian harga yang lainnya adalah : Harga adalah nilai suatu barang atau produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan barang. Jadi harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.(Alma, 2005 ; 169) Harga adalah nilai suatu barang atau produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan barang. Jadi harga adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.(Alma, 2005;169) Agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang dan jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-satunya untuk bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menimbulkan biaya (pengeluaran). Disamping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah secara cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi. Kedua hal terakhir tidak dapat diubah disesuaikan dengan mudah dan cepat, karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang. Tingkat harga yang diterapkan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung harga jual mempengaruhi biaya,
12
karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya.dengan efisiensi produksi. Oleh karena itu maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Ada empat hal yang bisa diperhatikan produsen atau badan usaha dalam menentukan harga yaitu : a. Besarnya harga. tiap-tiap produsen berbedabeda dalam menentukan harganya. Namun hendaknya harga yang ditetapkan mampu dijangkau semua segmen konsumennya. b. Sesuai dengan kualitas. Harga bisa diterapkan dengan cukup tinggi namun harus sesuai dengan kualitas yang ditawarkan misal mobil Ferrari yang dibanderol lumayan tinggi dari mobil lainnya, namun benar-benar sesuai dengan kualitas barangnya yang terkenal berkualitas tinggi. c. Sesuai dengan harapan konsumen. Dalam menetapkan harga, produsen juga perlu melihat kemampuan daya beli konsumen di wilayah pemasarannya. Jika daerah pemasarannya rata-rata konsumen segmen menengah, maka harga bisa disesuaikan dengan segmen tersebut, dan sungguh tidak baik jika menetapkan harga yang ditetapkan terlampau tinggi. d. Perbandingan harga. para produsen juga bisa menetapkan harga dengan melihat dari usaha saingannya. Bisa saja penetapan harga dibawah saingan atau sama, tetapi untuk menggaet konsumen yang banyak maka diusahakan jangan memasang harga melebihi dari usaha saingan (Assauri , 2007 ; 149). Berdasarkan penjabaran panjang lebar tentang harga diatas maka dapat penulis simpulkan bahwa pada umumnya harga yang diterapkan perusahaan harus disesuaikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan dalam menghadapi situasi dan kondisi yang berubah, dan diarahkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun atau waktu tersebut. Pengertian Fasilitas Menurut Handoko (2005 ; 101) fasilitas adalah “sarana dan prasarana penunjang yang bertujuan melindungi operasi-operasi manufakturing dan pelayanan operasi” Pengertian fasilitas yang lain menurut Umar (2004 ; 97) adalah “usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan.
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
Pengertian fasilitas adalah “sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu usaha dalam memberikan pelayanan” (Anonim, 2004 ; 17). Dari beberapa pengertian fasilitas tersebut diatas, maka dapat dijelaskan bahwa fasilitas merupakan sarana yang dimiliki oleh suatu usaha dalam memberikan pelayanan kepada konsumen, biasanya terkait dengan penampilan fisik, seperti gedung, ruang tunggu, tempat parkir, kebersihan, keterampilan dan kenyamanan ruangan, keleng-kapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan.Handoko membagi fasilitas-fasilitas dalam dua bagian antara lain : a. Fasilitas-fasilitas pelayanan, fasilitas jenis ini dibuat dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan kepuasan konsumen agar bisa menjadi pelanggan tetap. Dengan demikian dalam jangka waktu lama menjadi pertimbangan klien atau customer untuk menjadi pelanggan karena perbedaan sarana pelayanan yang diberikan. Tetapi harus dicatat bahwa kadang-kadang fasilitas pelayanan juga menimbulkan biaya baru yang dapat mengganggu produksi dan efisiensi dengan kenaikan-kenaikan biaya penanganan bahan. b. Fasilitas-fasilitas produktif, dalam kegiatan ekonomis biaya yang digunakan untuk membeli fasilitas ini mutlak adanya. Karena pembelian fasilitas produksi adalah modal kedua dan dapat dihitung sebagai harga tetap. (Handoko, 2005 ;101). Dapat disimpulkan bahwa keberadaan sarana dan prasarana penunjang dalam kegiatan ekonomis juga harus mendapat perhatian, serta perlu dipertimbangkan alokasi pembiayaannya agar dapat mencapai keuntungan yang maksimal. Dalam kaitan itu pula, perlu dibedakan mana yang termasuk fasilitas produksi dan mana yang termasuk pelayanan guna menunjang keuntungan dan peningkatan jumlah pelanggan. Berkaitan dengan obyek pada penelitian ini yang mengambil obyek tempat jasa penyeberangan kendaraan, maka tentunya diperlukan beberapa fasilitas penunjang agar operasi perusahaan bisa berjalan dengan baik (Nasution, 2005, 13). Beberapa fasilitas tersebut antara lain sebagai berikut : a. Ukuran kapal. Dengan menawarkan jasa penyeberangan, maka tentunnya diperlukan kapal dengan ukuran yang cukup besar agar bisa menampung jumlah kendaraan dan penumpang didalamnya. Semakin besar ukuran kapal maka daya muat akan
13
meningkat dan kestabilan dalam menghadapi ombak sungai akan lebih baik. b. Mesin kapal. Pada beberapa kapal umumnya digerakkan oleh mesin pendorong, pada kapal mengangkut jenis mobil / truk umunya menggunakan mesin dalam dan pada kapal pengangkut motor biasanya menggunakan jenis mesin luar tempel. Semakin besar PK mesin kapal yang digunakan maka akan semakin cepat pula kecepatan kapal yang digerakkan. c. Lampu sorot. Pada malam hari dengan keadaan sungai gelap gulita, maka sangat diperlukan fasilitas lampu sorot agar dapat menerangi keadaan sekeliling dan juga menjadi tanda bagi kapal lain agar tidak terjadi tabrakan. Umumnya jarak lampu sorot yang dipakai bisa sampai sejauh + 45 meter. d. Jaket pelampung. Untuk tiap kapal wajib menyediakan jumlah pelampung bagi penumpang dan jumlahnya disesuaikan dengan jumlah muatan maksimal penumpang yang dapat dibawa. Pengertian keamanan Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Sedangkan kenyamanan adalah suatu keadaan yang telah terpenuhi kebutuhan dasar klien (Raharjo, 2007 ; 45) Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan teroris, keamanan komputer terhadap hacker, kemanan rumah terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya. (Abbas, 2003 ; 78) Keamanan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya / kecelakaan. Kecelakaan merupakan d. Asuransi. Perusahaan angkutan di perairan wajib mengasuransikan tanggung jawabnya Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan melaksanakan asuransi perlindungan dasar penumpang umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.Sebagaimana ditentukan dalam Pasal 61 ayat (3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
kejadian yang tidak dapat diduga dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan keamanan adalah keadaan aman dan tentram. (Anonim, 2006 ; 63). Keamanan dan keselamatan Pelayaran merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kelancaran transportasi laut dan mencegah terjadinya kecelakaan. Dengan memper-hatikan keselamatan dan keamanan berlayar di perairan atupun di alur pelayaran guna menghindari kecelakaan maka dapat diartikan juga bahwa kapal di dalam melakukan pelayaran sekaligus menjaga kelestarian lingkungan alur pelayaran sehingga dapat menghindari terjadinya konflik dalam pemanfaatan wilayah perairan. Setiap kapal yang berlayar di wilayah alur pelayaran ataupun pelabuhan harus dilakukan dengan kecepatan aman serta disesuaikan dengan kondisi perairan dan dibawah pengawasan Adpel. Hal ini dimaksudkan agar lalu-lintas angkutan laut berlangsung aman. Menurut Raharjo (2007 ; 41) dalam menjalankan jasa pada penyeberangan kendaraan dan untuk menjaga keamanan pelayaran, maka harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut : a. Jarak tempuh. Penting sekali untuk menentukan jarak tempuh yang akan di lalui jalur kapal pelayaran, karena semakin jauh jarak rute pelayaran maka mutlak diperlukan kapal penyeberangan yang besar dan sangat lengkap fasilitasnya seperti kapal feri penyeberangan berukuran muatan 5 - 20 ton. b. Kondisi jalur pelayaran. Hal kedua yang perlu dipertimbangkan adalah mengetahui jalur pelayaran yang akan dilalui, apakah aman atau tidak, hal ini bisa dilihat dari kekuatan arus / ombak dan kondisi alam perairan (binatang buas, tanaman sungai atau pipa instalasi). c. Kepadatan jalur sungai. Ini berkaitan dengan seberapa tingkat traffic yang menggunakan jalur sungai tersebut, jika trafficnya ramai maka akan diperlukan kewaspadaan ekstra saat menjalankan 2010 Tentang Angkutan Diperairan, sebagai berikut: Setiap kapal yang melayani angkutan penyeberangan wajib : a. Memenuhi persyaratan teknis kelaik lautan dan persyaratan pelayanan minimal angkutan penyeberangan. b. Memiliki spesifikasi teknis sesuai dengan fasilitas pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan atau
14
terminal penyeberangan pada lintas yang dilayani. c. Memiliki dan/atau mempekerjakan awak kapal yang memenuhi persyaratan kualifikasi yang diperlukan untuk kapal penyeberangan. d. Memiliki fasilitas bagi kebutuhan awak kapal maupun penumpang dan kendaraan beserta muatannya.
e. Mencantumkan identitas perusahaan dan nama kapal yangditempatkan pada bagian samping kiri dan kanan kapal; dan f. Mencantumkan informasi atau petunjuk yang diperlukan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Kerangka Pemikiran Gambar 2.
Hipotesis Berdasarkan dari latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut : 1. Bahwa harga, fasilitas dan keamanan berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. 2. Bahwa variabel keamanan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. BAHAN DAN METODE Tempat dan Populasi Penelitian ini dilakukan pada Pelabuhan Imelda yang berlamatkan di A.M. Sangaji RT. V No. 28 Kelurahan Baru Kecamatan Tenggarong. Alasan meneliti karena di usaha tersebut belum pernah yang ada meneliti sebelumnya dan alasan ilmiahnya untuk meneliti apakah harga, fasilitas dan keamanan bepengaruh atau tidak terhadap keputusan konsumen dalam menggunakan angkutan feri penyeberangan kendaraan.
15
Karena jumlah populasi konsumen yang datang dalam sebulan infinitif (sulit ditentukan jumlah pastinya), serta penulis juga memiliki keterbatasan waktu dan tenaga maka teknik pengambilan data menggunakan teknik sampel secara sengaja (purposive sampling) yaitu suatu teknik pengambilan sampel populasi secara sendiri dengan syarat jika populasi yang ada sulit ditentukan jumlahnya dan ada beberapa faktor keterbatasan peneliti (Sugiyono, 2007; 42). Jadi sampel pada penelitian ini diambil secara sengajasebanyak 70 responden. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik accidental sampling. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis Pada analisis data dan pengujian hipotesis sesuai dengan obyek penelitian untuk mencari hubungan antara variabel harga, fasilitas dan keamanan yang berpengaruh terhadap keputusan konsumen, maka model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan model analisis RegresiBerganda dengan model persamaan sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ê (Sugiyono,2007 ; 290) Y = Perilaku Konsumen X1 = Harga X2 = Fasilitas X3 = Keamanan a = Konstanta, nilai Y yang tidak dipengaruhi oleh variabel X b1, b2, b3 = Koefisien regresi partial ê = Error atau sisa (residual) Uji F dan Uji t Tujuan uji F untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas yang digunakan mampu menjelaskan variabel tidak bebasnya, atau dapat diartikan apakah model regresi berganda yang digunakan sesuai atau tidak. Sedangkan untuk membuktikan kebenarannya hipotesis kedua digunakan uji t yaitu menguji kebenaran koefisien regresi partial. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas adalah suatu skala pengukuran dimana dikatakan valid pabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk menghitung validitas suatu kuisioner, digunakan teknik korelasi, jika korelasi hitung > korelasi tabel maka butir pertanyaan kuisioner dianggap valid.
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
Uji reliabilitas menunjuk pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu. Reliabilitas berkonsentrasi pada masalah akurasi pengukuran dan hasilnya. Untuk menghitung reliabilitas digunakan model tes ulang, tes ini dilakukan dengan menguji kuisioner kepada kelompok tertentu, jika hasil korelasinya > 0,4 maka intrumen tersebut dinyatakan reliabel demikian pula sebaliknya. Uji Asumsi Klasik Normalitas Data Uji normalitas data untuk mengetahui apakah suatu variabel normal atau tidak. Normal atau tidaknya berdasar patokan distribusi normal dari data dengan mean dengan standar deviasi yang sama. Data yang mempunyai distribusi normal berarti mempunyai sebaran yang normal pula. Model yang digunakan adalah tes kolmogorov–smirnov (K-S) dan shaphiro-wilk. Multikolinieritas Multikolinieritas berarti adanya korelasi linier diantara satu atau lebih variabel bebas, sehingga akan sulit untuk memisahkan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Guna mendeteksi keberadaan multikolinieritas dilakukan analisis korelasi pearson diantara variabel bebas. Syarat pengujiannya adalah bahwa apabila korelasi antara variabel bebas sebesar 0,80 keatas maka terjadi multikolinieritas (Sugiyono, 2007;48). Heteroskedastisitas Metode ini digunakan untuk mengetahui tidak terjadinya kesalahan faktor pengganggu yang mempunyai varian yang sama dalam penyebaran untuk variabel independennya. Dalam uji klasik ini, apabila residual sama atau mendekati nol dan berdistribusi normal serta varian residunya sama maka tidak akan terjadi heteroskedastisitas begitu pula sebaliknya. Uji Linieritas Uji linearitas dipergunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai hubungan linear atau tidak. Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak, uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment bahwa hubungan tersebut bersifat linear atau tidak. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada.
16
Uji Asumsi Klasik Normalitas Data Tabel 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validitas dan Reliabilitas Tabel 1.
Hasil perhitungan tabel test of normality diatas didapatkan nilai signifikan KolmogorovSmirnov dan Shapiro-Wilk > 0,05 sehingga dalam penelitian skripsi ini memiliki data distribusi yang normal Multikolinieritas Dari tabel matrik pearson correlation menunjukkan bahwa penelitian ini dengan model analisis regresi linier berganda tidak terdapat permasalahan multikolinieritas, karena koefisien korelasi antar variabel bebas (harga, fasilitas dan keamanan) masih dibawah 0,80.
Tabel 2.
Pada bagian Reliability Statistic terlihat bahwa nilai Alpha Cronbach adalah 0,825 dengan jumlah pertanyaan 16 butir atau item. Nilai r tabel untuk uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95 % atau signifikasi 5 % (p = 0,05) adalah 0,235. Oleh karena nilai Alpha Cronbach = 0,825 ternyata lebih besar dari r tabel = 0,235 maka kuisioner yang diuji terbukti reliabel. Nilai Alpha Cronbach = 0,825 terletak diantara 0,80 hingga 1,00, sehingga tingkat reliabilitasnya adalah sangatreliabel. Sedangkan Pengujian validitas, untuk menguji satu persatu butir pertanyaan yang ada apakah memenuhi syarat valid / tidak. Pada bagian Item Total Statistics. Nilai r tabel untuk uji dua sisi pada taraf kepercayaan 95 % atau signifikansi 5 % (p = 0,05) yakni sebesar 0,235. Pada bagian Item Total Statistics, ternyata dari sebanyak 16 butir pertanyaan yang diajukan, semuanya telah memenuhi syarat validitas, dimana r hitung > r tabel (0,405 - 0,667).
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
Heteroskedastisitas Metode ini digunakan untuk mengetahui tidak terjadinya kesalahan faktor pengganggu yang mempunyai varian yang sama dalam penyebaran untuk variabel independennya. Dalam uji klasik ini, apabila residual sama atau mendekati nol dan berdistribusi normal serta varian residunya sama maka tidak akan terjadi heteroskedastisitas begitu pula sebaliknya. pada tabel residual statistik diketahui bahwa nilai dari standard residual rata-rata (mean) adalah 0,000, ini berarti bahwa model analisis linier berganda dalam penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Uji Linearitas Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah sifat linear antara dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai atau tidak dengan hasil observasi yang ada. Hasil perhitungan uji linearitas pada tabel coefficients kolom t, didapatkan nilai ketiga variabel harga, fasilitas dan keamanan memiliki nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian skripsi ini data perhitungan dapat dikatakan linear.
17
Tabel 4.
Tabel 5.
Uji F
Tabel 7. Tabel 6.
Dari hasil regresi dapat disimpulkan bahwa variabel harga, fasilitas dan keamanan secara simultan/bersama-sama berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Hal itu terlihat dengan jelas bahwa F hitung lebih besar dari F tabel(Fhitung81,783 > Ftabel2,5), sehingga Ho ditolak. Tingkat Kepercayaan yang diambil dalam penelitian ini sebesar 95% dengan α sebesar 5%. Penjelasan tersebut sangat beralasan, jika F hitung lebih besar dari F tabel maka variabel bebas mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel terikat atau faktor variabel perilaku konsumen dipengaruhi variabel harga, fasilitas dan keamanan. Uji t Bila nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka dinyatakan variabel bebas tersebut berpengaruh secara parsial terhadap perilaku konsumen, sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 7 berikut:
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
Secara matematis model regresi perilaku konsumen dari hasil di atas dapat dinyatakan sebagai berikut : Y = -0,241 + 0,347.X1 + 0,329.X2 + 0390.X3 Hasil persamaan regresi berganda tersebut dapat diketahui kontanta (a) sebesar menyatakan bahwa jika variabel harga, fasilitas dan keamanan tidak ada sama sekali maka perilaku konsumen akan selalu tetap constant sebesar -0,241. Maksudnya jika ketiga variabel tersebut mendukung dan baik maka perilaku konsumen juga akan meningkat. Sebaliknya jika ketiga variabel tersebut tidak mendukung atau tidak baik maka perilaku konsumen akan menurun pula. Hasil penelitian terhadap kepuasan konsumen menunjukkan bahwa variabel harga (X1) sangat berpengaruh parsial terhadap perilaku konsumen, karena t hitung = 10,917 > lebih besar dari t tabel = 1,667. Sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Variabel fasilitas (X2) berpengaruh parsial terhadap perilaku konsumen, karena t
18
hitung = 4,885 > lebih besar dari t tabel = 1,667. Sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Variabel keamanan (X3) sangat berpengaruh parsial terhadap perilaku konsumen, karena t hitung = 9,506 > lebih besar dari t tabel = 1,667. Sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Korelasi Tabel 8.
Pada tabel 8 terlihat nilai R sebesar 0,888 Angka adjusted R square (korelasi persentase) adalah 0,788, hal ini berarti 78,8% perilaku konsumen dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel harga, fasilitas dan keamanan, sedangkan sisanya 21,2% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain diliat penelitian ini seperti selera konsumen, tempat, pelayanan, kebutuhan dan lain sebagainya. Dari hasil analisis antara variabel harga, fasilitas dan keamanan terhadap perilaku konsumen mengunakan jasa angkutan feri penyeberangan kendaraanpelabuhan Imelda di Tenggarong maka diperoleh persaman regresi bergandasebagai berikut Y = - 0,241 + 0,347X1+ 0,329X2+ 0,390X3.Dari hasil persamaan tersebut dapat diketahui kontanta (a) sebesar -0,241 menyatakan bahwa jika X1, X2, dan X3, sama dengan nol maka perilaku konsumen sebesar 0,241 atau dapat dikatakan jika tidak ada variabel harga, fasilitas dan keamanan maka perilakukonsumen akan tetap konstant menurun sebesar -0,241. Koefisien regresi X1 harga bertanda positif (+) sebesar 0,347 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari variabel harga akan meningkatkan perilaku konsumen sebesar 0,347. Hal ini bisa dijelaskan jika harga jasa angkutan feri penyeberangan kendaraanpelabuhan Imelda di Tenggarong bisa diterapkan dengan murah / terjangkau bagi semua konsumen, harga sesuai dengan fasilitas yang disediakan, harga yang sesuai dengan harapan konsumen dan masih menerapkan harga yang lebih murah dari tempat lain maka perilaku konsumen juga akan meningkat dan sebaliknya. Koefisien regresi X2 fasilitas sebesar 0,329 menyatakan bahwa jika ada penambahan 1 satuan dari variabel fasilitas akan meningkatkan perilaku konsumen sebesar 0,329. Hal ini bisa dijelaskan bahwa dalam menunjang kelancaran
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
usaha jasa penyeberangan kendaraanpelabuhan Imelda di Tenggarong, beberapa fasilitas yang wajib dipenuhi adalah menyediakan kapal dengan ukuran yang memadai dalam artian jangan terlalu kecil dan besanya sesuai dengan daya tampung kendaraan sekitar maksimal 15 kendaraan. Kedua menyediakan mesin kapal yang kuat dengan disesuaikan ukuran kapal, jika kapalnya besar maka kekuatan mesin kapal berkisar antara 4 PK keatas. Ketiga fasilitas lampu sorot untuk kegiatan dimalam hari yang mana kekuatan lampu haruslah terang dan dapat dilihat dari jarak maksimal 1 kilometer sehingga dapat menghindarkan dari tabrakan. Keempat penambahan fasilitas jaket pelampung bagi para penumpang, jumlah jaket pelampung harus disesuaikan dengan jumlah penumpang maksimum dengan idealnya minimal satu kapal menyediakan jaket pelampung sebanyak 20 buah. Koefisien regresi X3 keamanan sebesar 0,390 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 satuan dari variabel keamananakanmeningkatkan perilaku konsumen sebesar 0,390. Artinya dalam jasa angkutan feri penyeberangan kendaraanpelabuhan Imelda di Tenggarong, faktor keamanan haruslah menjadi salah satu prioritas penting baik itu keamanan jarak tempuh kapal yang berkisar 300 - 750 meter yang mana ombak sungai masih cukup besar jika dilalui kapal kecil. Kedua menjaga keamanan jalur sungai dari padatnya arus lalu lintas kapal terutama pada malam hari dan terakhir jasa kapal ini harus memberikan asuransi penggantian baik berupa jiwa dan barang penumpang, karena jasa angkutan feri penyeberangan kendaraanpelabuhan Imelda di Tenggarong masih memiliki resiko kecelakaan yang tinggi. Dari uji anova atau F test, didapat F hitung adalah 81,783, sedangkan nilai F tabel diperoleh nilai sebesar 2,5 hal ini berarti bahwa ( Fhitung81,783 > Ftabel 2,5) sehingga dapat dikatakan variabel harga, fasilitas dan keamanan secara bersama-sama mampu menunjukkan penga-ruhnya secara signifikan terhadap perilaku konsumen menggunakan jasa angkutan feri penyeberangan kendaraanpelabuhan Imelda di Tenggarong. Dengan kata lain variabel model regresi yang dibangun dapat dipergunakan untuk memprediksikan besar rendahnya perilaku konsumen pada pelabuhan Imelda yang diukur menggunakan variabel harga, fasilitas dan keamanan secara simultan. Maka dapat disimpulkan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa harga, fasilitas dan keamanan
19
berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong, diterima karena terbukti kebenarannya. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angka korelasi adalah 0,888. Hal ini bahwa korelasi antara variabel harga, fasilitas dan keamanan terhadap perilaku konsumen adalah sangat kuat hubungannya. Angka adjusted R square adalah 0,788 hal ini berarti 78,8% perilaku konsumen dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel harga, fasilitas dan keamanan, sedangkan sisanya 21,2% tingkat perilaku konsumen dipengaruhi oleh sebab-sebab lain seperti selera konsumen, tempat, promosi, kebutuhan dan lain sebagainya. Dalam uji t dari hasil output diperoleh bahwa t hitung harga sebesar 10,917 sedangkan nilai t tabel diperoleh 1,667, hal ini berarti t hitung > t tabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima artinya variabel harga secara sendirisendiri mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. Nilai t hitung fasilitas sebesar 4,885 > 1,667 hal ini berarti t hitung > t tabel artinya variabelfasilitas secara sendiri-sendiri mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. Nilai t hitung keamanan sebesar 9,506 > 1,667 hal ini berarti t hitung > t tabel artinya variabel keamanansecara sendiri-sendiri mampu menunjukkan pengaruhnya terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. Berdasarkan tabel correlation menunjukkan bahwa variabel harga mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap perilaku konsumen yakni sebesar 0,637 atau 63,7% kemudian diikuti oleh variabel keamanan sebesar 0,467 atau 46,7% dan variabel fasilitas 0,440 atau 40%. Dengan demikian variabel harga merupakan variabel paling dominan berpengaruh atau menjadi unsur utama masyarakat masih mau menggunakan jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. Hal ini bisa dipahami meskipun jasa penyeberangan ini masih belum sepenuhnya aman dikarenakan jenis kapal yang dipakai kurang besar atau fasilitas keamanan yang tersedia juga minim (jaket pelampung, lampu
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
sorot) namun karena masih menawarkan harga tarif yang masih tergolong cukup murah dan terjangkau maka masyarakat masih bersedia menggunakan jasa angkutan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. Dari uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua yang menyatakan “bahwa variabel keamanan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kenda-raan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong” ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dari perhitungan uji validitas dan reliabilitas, didapatkan nilai alpha crocbanh sebesar 0,825 lebih besar dari r tabel 0,235 maka kuisioner yang diuji terbukti reliabel nilai tingkat keman-tapannya adalah reliabel. Dari uji reliabilitas Pada bagian Item Total Statistics, ternyata dari sebanyak 16 butir pertanyaan yang diajukan, semuanya telah memenuhi syarat validitas, dimana r hitung > r tabel. Dari perhitungan uji asumsi klasik. normalitas data didapatkan didapatkan nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov > 0,05 sehingga dalam penelitian skripsi ini memiliki data distribusi yang normal. Kedua dari uji multikolinieritas pada matrik pearson correlation menunjukkan bahwa penelitian ini dengan model analisis regresi linier berganda tidak terdapat permasalahan multikolinieritas, karena koefisien korelasi antar variabel bebas masih dibawah 0,800. Ketiga dari uji heteroskedastisitas diketahui bahwa nilai dari standard residual ratarata (mean) adalah 0,000, ini berarti bahwa model analisis linier berganda dalam penelitian ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Dan terakhir dari uji linearitas Hasil perhitungan uji linearitas (pada lampiran), bagian means tabel anova didapatkan nilai ketiga variabel harga, fasilitas dan keamanan memiliki nilai signifikansi 0,000 atau lebih kecil KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan pada kapal Emilda di Pelabuhan Imelda di Tenggarong maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil dari persamaan regresi yang dihasilkan menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan atau searah antara variabel harga, fasilitas dan keamanan terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong. Maksudnya, apabila variabel independen (bebas) ada penambahan
20
maka variabel dependen (terikat) juga mengalami penambahan dan sebaliknya. 2. Dari hasil uji F didapatkan hasil bahwa kedua variabel harga, fasilitas dan keamanan berpengaruh simultan terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong sehingga hipotesis pertama diterima. 3. Hubungan antara variabel harga, fasilitas dan keamanan terhadap perilaku konsumen sangat kuat hubungannya. Ketiga variabel bebas tersebut mampu menerangkan perubahan terhadap perilaku konsumen sebesar 78,8% sedangkan sisanya sebesar 21,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini misalnya tempat, promosi. 4. Dari kedua hasil uji korelasi parsial diatas terlihat nilai korelasi variabel harga yang paling besar dibandingan variabel fasilitas dan keamanan, sehingga variabel harga merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku konsumen dalam memilih jasa angkutan feri penyeberangan kendaraan pada Pelabuhan Imelda Di Tenggarong, sehingga hipotesis kedua ditolak. DAFTAR PUSTAKA Abbas, Muhammad, 2003, Navigasi Perairan Daratan, Rineka Cipta, Jakarta.
Handoko, T, Hani, 2005, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Nasution, Andi, 2005, Manajemen Transportasi Modern, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan Diperairan Raharjo, Bambang, 2007, Sistem Pengangkutan Perairan, Edisi Ke Empat, Penerbit PT. BPFE, Yogyakarta Sugiyono, 2007, Statistika Untuk Penelitian, Penerbit PT. Gramedia, Jakarta. Swastha Basu DH., Irawan, 2005, Manajemen Pemasaran Modern, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Umar, Husein 2004, Pemasaran Dan Prinsip Kasus, edisi ke delapan Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran.
Alma, Buchari, 2005, Manajemen Pemasaran Dan Pemasaran Jasa, edisi Revisi, Penerbit Alfabeta, Bandung. Assauri, Sofjan, 2007, Manajemen Pemasaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
JEMI Vol 16/No 1/Juni/2016
21