1070
Unmas Denpasar
MODEL PENGEMBANGAN USAHA PENDEDERAN IKAN NILA DI DESA SANDING, KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR Dian Tariningsih, I Made Diarta, I Gusti Ary Suryawathy Universitas Mahasaraswati Denpasar ABSTRAK Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua tahun. Adapun tujuan khusus penelitian tahun I adalah sebagai berikut. (1) Menganalisis cost dan return percobaan intensifikasi pendederan ikan nila dengan pemberian probiotik pada pakan komersial, (2) Menganalisis tingkat efisiensi teknis usaha pendederan ikan nila, (3) Menganalisis tingkat efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomis usaha pendederan ikan nila, dan (4) Menganalisis daya saing ikan nila. Penelitian ini merupakan kolaborasi penelitian survai dan eksperimen. Survai dilaksanakan terhadap 136 orang pelaku usaha pendederan ikan nila yang telah memproduksi benih ikan nila, sebagai sumber data untuk analisis fungsi produksi usaha pendederan ikan nila, efisiensi teknis dan ekonomis, analisis keuntungan finansial dan daya saing ikan nila. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Populasi penelitian ini adalah para pelaku usaha pendederan ikan nila yang berjumlah 136 orang. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus. Pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila dianalisis menggunakan analisis varians. Efisiensi pemanfaatan faktor produksi dianalisis menggunakan pendekatan fungsi keuntungan Cobb-Douglas, sedangkan daya saing ikan nila dianalisis dengan pendekatan matriks analisis kebijakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pemberian probiotik 10 ml/kg pakan komersial menghasilkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila tertinggi. (2)Efisiensi teknis pendederan ikan nila relatif rendah yang ditunjukkan oleh koefisien teknis fungsi produksi Cobb-Douglas sebesar 1,45; (3) pendederan ikan nila di Desa Sanding tidak efisien baik dari segi alokatif maupun ekonomis; dan (4) produksi pendederan ikan nila di Desa Sanding memiliki daya saing yang ditunjukkan oleh koefisien PCR sebesar 0,44 dan koefisien DRC sebesar 0,49. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan agar penggunaan faktor produksi benih ikan, pakan, dan luas kolam perlu dikurangi secara proporsional yakni, benih ikan menjadi 3 kg, pakan menjadi 60 kg, dan luas kolam menjadi 75 m2 serta harga pakan disubsidi 25%. Kata kunci: pendederan, ikan nila, probiotik, efisiensi, daya saing
ABSTRACT This study will be conducted over two years. As for particular goals first year are as follows. (1) to analyze cost and return experiments intensification nursery tilapia with probiotics in commercial feed, (2) to analyze the level of technical efficiency efforts nursery tilapia, (3) to analyze the level of allocative efficiency and the economic efficiency of enterprises nursery tilapia, and (4) analyze the competitiveness of tilapia. This study is a survey research collaboration and experimentation. Survey conducted with 136 businesses tilapia nursery has been producing tilapia fish, as the data source for the production function analysis tilapia nursery business, technical and economic efficiency, the analysis of the financial benefits and the competitiveness of tilapia. Experiments were performed to Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1071
Unmas Denpasar
determine the effect of probiotics in feed to the growth and survival of tilapia fish. Experiments using a completely randomized design (CRD) with 5 (five) treatments and 3 (three) replications. The population of this research is the nursery of tilapia businesses totaling 136 people. Sampling using census method. The effect of probiotics in feed to the growth and survival of tilapia fish were analyzed using analysis of variance. The efficiency of utilization of production factors were analyzed using the approach of Cobb-Douglas function advantage, while the competitiveness of tilapia were analyzed by approach policy analysis matrix. The results showed that (1) the probiotik 10 ml / kg of feed to produce commercial growth and survival of tilapia fish highs. (2) Technical efficiency is relatively low tilapia nursery indicated by the technical coefficients Cobb-Douglas production function of 1.45; (3) the nursery of tilapia in the village Sanding is not efficient in terms of both allocative and economically; and (4) the production of tilapia in the village nursery Sanding competitiveness shown by PCR coefficient of 0.44 and DRC coefficient of 0.49. Based on these results, it is suggested that the use of factors of production of fish seed, feed, and a spacious pool needs to be reduced proportionately namely, fish seed into 3 kg to 60 kg of feed, and a spacious pool to 75 m2 and feed prices subsidized by 25%. Keywords: nursery, tilapia, probiotics, efficiency, competitiveness
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Partisipasi generasi muda untuk bekerja dan menjadikan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan layak diberikan apresiasi yang tinggi. Kondisi eksisting menunjukkan bahwa pelaku pemeliharaan (pembesaran) ikan nila sebagian besar dilakukan oleh generasi muda. Usaha pemeliharaan ikan nila dinilai sebagai usaha prodduktif yang sangat prospektif dikembangkan di masa depan. Setidaknya ada dua alasan kuat mengapa usaha pemeliharaan ikan nila menjadi primadona di kalangan anak muda. Pertama, usaha pemeliharaan ikan nila mampu melepaskan image bahwa pekerjaan petani identik dengan lumpur (kotor). Kedua, pekerjaan pemeliharaann ikan nila mampu memberikan insentif ekonomi berupa keuntungan finansial yang sangat signifikan. Ketertarikan generasi muda untuk mengembangkan usaha pemeliharaan (pembesaran) ikan nila merupakan pilihan tepat di tengah meningkatnya permintaan terhadap ikan nila. Peningkatan permintaan terhadap ikan nila dipicu oleh berkembangnya rumah makan yang menawarkan menu special ikan nila, di samping juga meningkatnya pembangunan kolam pancing ikan nila. Kedua sumber permintaan tersebut (rumah makan dan kolam pancing) merupakan sumber permintaan yang memberikan kontribusi besar terhadap berkembangnya usaha pemeliharaan ikan nila.. Permintaan ikan nila untuk konsumsi mengalami peningkatan signifikan, yang diakibatkan oleh adanya pergeseran preferensi masyarakat dalam mengkonsumsi daging, dari daging ternak ke ikan. Perubahan preferensi masyarakat ini telah memberikan kontribusi terhadap meningkatnya konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia dari 33,86 kg per kapita per tahun di tahun 2012 menjadi 35 kg per kapita per tahun di tahun 2013 (finance.detik.com, 2014). Kondisi ini telah direspon dengan cermat oleh pengusaha kuliner, dengan mengembangkan rumah makan yang menawarkan menu special ikan nila. Wisata Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1072
Unmas Denpasar
kulinerpun semakin berkembang dan menjadi trend di kalangan masyarakat, sehingga menjadi faktor penguat meningkatnya permintaan terhadap ikan nila. Permintaan ikan nila oleh pengusaha kolam pancing juga mengalami peningkatan pesat. Hal ini terjadi sebagai akibat meningkatnya animo masyarakat untuk melakukan aktivitas mancing di kolam air tawar. Banyak permintaan yang datang dari berbagai lapisan masyarakat untuk melakukan kegiatan mancing, baik untuk menyalurkan hobi maupun untuk mendapatkan ikan yang akan digunakan untuk lauk pauk bagi keluarganya. Bagi pemancing yang hanya menyalurkan hobi, targetnya bukan semata mata untuk mendapatkan ikan tetapi lebih pada senangnya suasana hati ketika pancingnya mengena. Berbeda halnya dengan para pemancing yang memang targetnya adalah untuk mendapatkan ikan yang sebanyak banyaknya, ikan yang diperoleh disamping untuk konsumsi sendiri, juga untuk kepentingan komersil. Apapun motivasinya, yang jelas bahwa aktivitas mancing tersebut telah memicu peningkatan permintaan terhadap ikan nila. Demam mancing juga dimanfaatkan sebagai media popular oleh para calon bupati, gubernur, dan legislative untuk mensosialisasikan programnya kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan relative seringnya frekwensi lomba mancing terselenggara. Hampir tiada hari tanpa lomba mancing dalam suatu wilayah desa, yang pelaksanaannya dapat diadakan di saluran air atau di kolam. Berbagai hadiah prestisius disediakan bagi pemenang oleh penyelenggara untuk menggairahkan peserta melakukan aktivitas memancing. Masyarakat sangat antusias menyambut dan mengikuti lomba mancing tersebut. Banyak ikan nila yang terpancing, sehingga ivent ini memberikan kontribusi besar terhadap meningkatnya permintaan terhadap ikan nila hidup. Meningkatnya permintaan terhadap ikan nila, sangat menggairahkan para petani yang bergerak dalam usaha pembesaran ikan nila untuk menambah kapasitas produksinya. Namun usaha peningkatan produksi seringkali terkendala oleh ketersediaan benih ikan. Usaha pembesaran yang jadwalnya telah diatur sedemikian rupa untuk mampu memenuhi permintaan konsumen dari sisi jumlah dan waktu, seringkali dihadapkan pada kenyataan pahit karena tidak mendapatkan pasokan benih dari para pelaku pendeder ikan nila. Kondisi demikian sering berujung pada complain konsumen karena kontinuitas pasokan ikan nila terganggu. Pasokan benih dari para pendeder ikan nila sering terganggu karena para pendeder masih menghadapi permasalahan serius dalam manajemen pendederan ikan nilai. Adapun permasalahan serius yang dihadapi usaha pendederan ikan nila adalah tingginya tingkat kematian benih ikan selama pendederan yang mencapai rata-rata 57%. Di samping itu laju pertumbuhan benih ikan selama pendederan seringkali tidak optimal, yang ditunjukkan oleh lebih lamanya waktu yang dibutuhkan (dari 30 hari menjadi 40 hari) untuk mencapai berat rata-rata 10 gram dari berat awal rata-rata 3 gram. Petani pendeder ikan nila terus berupaya mencari terobosan untuk meningkatkan kapasitas produksinya, diantaranya melakukan ekstensifikasi yaitu dengan memperluas kolam untuk pendederan ikan nila. Namun perluasan kolam sesungguhnya bukan merupakan solusi tepat untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi, terlebih lagi perluasan kolam memerlukan investasi yang tidak sedikit, disamping terkendala oleh terbatasnya ketersediaan lahan.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1073
Unmas Denpasar
Untuk merespon permasalahan yang dihadapi oleh petani pendeder ikan nila dalam meningkatkan kapasitas produksinya, maka alternative solusi yang dapat ditawarkan adalah peningkatan kapasitas produksi melalui intensifikasi. Intensifikasi usaha pendederan ikan nila dapat dilakukan dengan pemberian probiotik pada pakan. Pemberian probiotik pada pakan dimaksudkan agar pakan dapat berfungsi secara maksimal dan menghasilkan bobot ikan yang lebih berkualitas. Menurut Fuller (1987), probiotik berpengaruh terhadap kecepatan fermentasi pakan dalam saluran pencernaan, sehingga akan sangat membantu proses penyerapan makanan dalam pencernaan ikan. Fermentasi pakan mampu mengurai senyawa kompleks menjadi sederhana sehingga siap digunakan ikan. Anggriani, et al. (2012) menyatakan bahwa pemberian probiotik dengan dosis 100 ml/kg pakan mampu meningkatkan laju pertumbuhan benih ikan nila sebesar 2,92%, dengan tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila mencapai 70%.. Secara factual para pendeder ikan nila di Kecamatan Tampaksiring Kabupaten Gianyar belum ada yang menambahkan probiotik pada pakan, sehingga intensifikasi melalui pemberian probiotik diharapkan mampu mengoptimalisasi pemanfaatan faktor produksi. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat penggunaan faktor produksi yang optimal sehingga diperoleh keuntungan maksimum bagi usaha pendederan ikan nila, dan diharapkan dapat dijadikan model pengembangan usaha pendederan ikan nila. 1.2 Tujuan Khusus Penelitian 1) Menganalisis cost dan return percobaan intensifikasi pendederan ikan nila dengan pemberian probiotik pada pakan komersial. 2) Menganalisis tingkat efisiensi teknis usaha pendederan ikan nila. 3) Menganalisis tingkat efisiensi alokatif dan efisiensi ekonomis usaha pendederan ikan nila 4) Menganalisis daya saing ikan nila 1.3 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut. 1) Meningkatkan produktivitas usaha pendederan ikan nila 2) Meningkatkan efisiensi teknis dan ekonomis usaha pendederan ikan nila 3) Meningkatkan keuntungan finansial usaha pendederan ikan nila 2. METODE PENELITIAN 2.1. Model Penelitian Penelitian ini merupakan kolaborasi penelitian survai dan eksperimen. Survai dilaksanakan terhadap 136 orang pelaku usaha pendederan ikan nila yang telah memproduksi benih ikan nila, sebagai sumber data untuk analisis fungsi produksi usaha pendederan ikan nila, efisiensi teknis dan ekonomis, analisis keuntungan finansial dan daya saing ikan nila. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) kali ulangan. Perlakuan I = perlakuan kontrol (tanpa pemberian probiotik pada pakan komersial). Perlakuan II = pemberian probiotik sebanyak 50 ml/kg pakan komersial Perlakuan III = pemberian probiotik sebanyak 100 ml/kg pakan komersial Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1074
Unmas Denpasar
Perlakuan IV = pemberian probiotik sebanyak 150 ml/kg pakan komersial Perlakuan V = pemberian probiotik sebanyak 200 ml/kg pakan komersial 2.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan atas pertimbangan bahwa (1) Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring menjadi sentra usaha pendederan ikan nila di Kabupaten Gianyar, (2) usaha pendederan ikan nila telah dilakukan oleh petani ikan secara berkelanjutan sejak tahun 2009, dan (3) petani pelaku pendederan ikan nila telah membentuk kelembagaan sebagai wahana untuk memperluas jaringan kerjasama dengan stakeholders. 2.3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota kelompok usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar yang berjumlah 136 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sensus, sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 136 orang. 2.4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan menggunakan (1) metode survai yaitu wwancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya, dan (2) pengamatan dan pencatatan langsung (untuk eksperimen). Data primer diperoleh di lapangan dari sumber pertama, yaitu responden usaha pendederan ikan nila. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, penggunaan input tetap dan variable dalam setiap siklus produksi, jumlah produksi benih setiap siklus, harga input, harga output (produksi). 2.5 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini berupa (1) jumlah pakan, (2) jumlah probiotik, (3) jumlah tenaga kerja, (4) jumlah benih, (5) luas kolam, dan (6) tingkat output. 2.6. Pengukuran Variabel Variabel yang terlibat dalam penelitian ini pengukurannya dilakukan sebagai berikut. 1) Jumlah pakan diukur dari banyaknya pakan yang dihabiskan dalam satu siklus produksi dinyatakan dalam kg. 2) Jumlah probiotik diukur dari banyaknya probiotik yang dihabiskan dalam satu siklus produksi dinyatakan dalam ml. 3) Jumlah tenaga kerja dihitung dari banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam satu kali siklus produksi dinyatakan dalam HOK. 4) Jumlah benih adalah jumlah benih yang ditebar dinyatakan dalam kg 5) Luas kolam adalah luas kolam yang digunakan untuk usaha pendederan dinyatakan dalam m2. 6) Jumlah output (hasil dederan) adalah jumlah benih ikan nila yang dihasilkan dalam satu siklus produksi dinyatakan dalam kg.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1075
Unmas Denpasar
2.7. Metode Analisis Data Cost dan return usaha pendederan ikan nila dianalisis secara deskriptif dengan analisis pendapatan usahatani. Pengaruh pemberian probiotik pada pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila dianalisis menggunakan analisis varians. Untuk mengetahui efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomi dari pemanfaatan faktor produksi pada usaha pendederan ikan nila, maka dilakukan analisis fungsi produksi. Fungsi produksi yang digunakan adalah fungsi produksi “Cobb-Douglass”, karena fungsi produksi ini dapat memberikan angka penaksir yang baik dan dapat dipakai sebagai dasar perhitungan selanjutnya. Secara matematik fungsi produksi “Cobb-Douglass” adalah sebagai berikut (Debertin, 1986) : Y = βоX1β1X2β2X3β3X4β4 Keterangan : Y = tingkat produksi (kg) X1 = jumlah benih (kg) X2 = Jumlah pakan (kg) X3 = jumlah tenaga kerja (HOK) X4 = luas kolam (m2) βо = Intersep βi = Koefisien regresi Untuk mengetahui daya saing benih ikan nila dari usaha pendederan digunakan pendekatan matriks analisis kebijakan (Policy Analysis Matrix (PAM)). Daya saing basis informasinya diturunkan dari (1) keunggulan kompetitif dengan indikator Private Cost Ratio (PCR), dan (2) keunggulan komparatif dengan indikator Domestic Resources Cost (DRC). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Eksperimen Tentang Pengaruh Pemberian Probiotik Pada Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila Eksperimen dilakukan dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Langkah awal eksperimen dilakukan dengan menyiapkan kolam pendederan, yakni kolam dikeringkan selama dua hari, kemudian dilanjutkan dengan memeriksa pematang kolam untuk memastikan bahwa kolam tidak ada yang bocor. Langkah berikutnya adalah membuat petak-petak pada kolam sesuai jumlah perlakuan dan ulangan (15 petak). Penempatan perlakuan dan ulangannya dilakukan melalui pengacakan secara lengkap. Setiap petak kolam ditebari 1000 ekor benih ikan nila ukuran 5-7 cm. Jadi pada eksperimen ini ditebar 15000 ekor benih ikan nila. Penebaran benih ikan nila telah dilaksanakan tanggal 3 Juni 2015. Setiap hari ikan nila diberikan 2 kali pakan dengan konsentrasi probiotik sesuai perlakuan yang ditetapkan. Lama pendederan ikan nila adalah dua bulan. Panen dilakukan 3 Agustus 2015. Hasil análisis varians menunjukkan bahwa ada pengaruh nyata pemberian probiotik terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila (p<0,5). Pemberian probiotik dengan dosis 100 ml/kg pakan memberikan laju pertumbuhan dan kelangsungan Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1076
Unmas Denpasar
hidup yang tertinggi. Peningkatan dosis probiotik dari 10 ml/kg pakan menjadi 15 ml/kg pakan dan 20 ml/kg pakan menghasilkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila semakin menurun. Dengan demikian pemberian probiotik dengan dosis 10 ml/kg pakan merupakan dosis yang paling ideal karena mampu memacu pertumbuhan paling baik dan menghasilkan kelangsungan hidup yang paling tinggi. Kelangsungan hidup benih ikan nila dari hasil penelitian ini mencapai 86% sehingga lebih tinggi dari hasil penelitian Anggriani, et al (2012) yang mencapai kelangsungan hidup ikan nila sebesar 70%. Pemberian probiotik selayaknya diadopsi oleh pelaku pendederan ikan nila sehingga mampu berproduksi lebih tinggi dan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sebagian besar pelaku pendederan ikan nila belum mengenal probiotik sehingga tidak mengetahui fungsi dan kegunaannya bagi pendederan benih ikan nila. Hasil penelitian ini sangat urgen untuk disosialisasikan kepada pelaku usaha pendederan benih ikan nila sehingga mereka memiliki literasi yang memadai terhadap probiotik yang sangat berguna memperlancar pencernaan benih ikan nila. Aksesibilitas pelaku usaha pendederan ikan nila terhadap probiotik juga perlu ditingkatkan sehingga mereka tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan probiotik menurut jumlah dan jenisnya. 3.2 Efisiensi Teknis Usaha Pendederan Ikan Nila Fungsi produksi pendederan ikan nila adalah sebagai berikut. Y = 1,48 X10,2242X20,3606X30,0736 X40,2763 Justifikasi terhadap fungsi produksi pendederan ikan nila adalah sebagai berikut. 1) Variabel benih ikan (X1) memiliki koefisien elastisitas sebesar 0,2242. Angka ini memberi makna bahwa setiap peningkatan penggunaan input benih ikan nila sebesar 1%, akan meningkatkan produksi sebesar 0,2242%. 2) Variabel jumlah pakan (X2) memiliki koefisien elastisitas sebesar 0,3606, Angka ini memberi makna bahwa setiap peningkatan penggunaan input jumlah pakan sebesar 1%, akan meningkatkan produksi sebesar 0,3606%. 3) Variabel luas kolam (X4) memiliki koefisien elastisitas sebesar 0,2763, Angka ini memberi makna bahwa setiap peningkatan luas kolam sebesar 1%, akan meningkatkan produksi sebesar 0,2763%. Indeks efisiensi atau koefisien teknis dari fungsi produksi pendederan ikan nila adalah 100,1703 atau sama dengan 1,48. Angka ini memberi makna bahwa tingkat teknologi yang diterapkan dalam usahatani pendederan ikan nila relative rendah. Hal ini wajar terjadi, karena usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring masih dilakukan secara konvensional. Tidak ditemui adanya pelaku usaha pendederan benih ikan nila yang telah menggunakan probiotik pada pakan. Oleh karena itu, diperlukan program intervensi untuk meningkatkan penerapan teknologi pada usaha pendederan ikan nila. 3.3 Efisiensi Alokatif dan Ekonomis Pendederan Ikan Nila 1) Input benih ikan nila yang digunakan pada usaha pendederan ikan nila memiliki rasio NPM/HI yang lebih kecil dari satu. Hal ini berarti penggunaan input benih ikan nila tidak efisien, sehingga perlu dikurangi penggunaannya dari 4,6 kg menjadi 3 kg.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1077
Unmas Denpasar
2) Input jumlah pakan yang digunakan pada usaha pendederan ikan nila memiliki rasio NPM/HI yang lebih kecil dari satu. Hal ini berarti penggunaan input jumlah pakan tidak efisien, sehingga perlu dikurangi penggunaannya dari 70,13 kg menjadi 60 kg. 3) Input luas kolam yang digunakan pada usaha pendederan ikan nila memiliki rasio NPM/HI yang lebih kecil dari 1. Hal ini berarti penggunaan input luas kolam perlu dikurangi penggunaannya dari 82,26 m2 menjadi 75 m2. 3.4.
Daya Saing Ikan Nila Daya saing pendederan ikan nila dianalisis menggunakan pendekatan Policy Analysis Matrix (PAM). Melalui pendekatan ini dapat dihitung secara komprehensif dan sistematis tentang keunggulan komparatif, keunggulan kompetitif dan beberapa indikator intervensi pemerintah (Monke dan Pearson, 1989). Untuk menganalisis keunggulan komparatif usahatani pendederan ikan nila digunakan Domestic Resource Cost (DRC), yaitu rasio antara biaya domestik dengan nilai tambah output dari biaya input yang dapat diperdagangkan pada harga sosial. Analisis keunggulan komparatif merupakan suatu analisis untuk menilai suatu aktivitas ekonomi ditinjau dari segi pemanfaatan sumberdaya domestik yang digunakan. Suatu usahatani komoditas tertentu dikatakan mempunyai daya saing secara internasional jika nilai DRC < 1, artinya komoditas tersebut lebih menguntungkan jika diusahakan di dalam negeri daripada diimpor. Jika DRC > 1, maka komoditas tersebut tidak memiliki daya saing internasional. Pada kondisi demikian, maka lebih menguntungkan jika komoditas tersebut diimpor daripada diusahakan di dalam negeri karena akan terjadi pemborosan sumberdaya domestik. Berdasarkan data pada Tabel 5.7, maka DRC usahatani pendederan ikan nila diperoleh sebesar 0,49. Angka ini memberi makna bahwa untuk menghasilkan satu satuan output pendederan ikan nila pada harga sosial diperlukan korbanan biaya sumberdaya domestik pada harga sosial sebesar 0,49. Terkait dengan perdagangan internasional, maka nilai DRC = 0,49 berarti untuk menghasilkan satu satuan devisa harus mengorbankan biaya imbangan sumberdaya domestik sebesar 0,49. Jadi usahatani pendederan ikan nila di Desa Sanding mempunyai daya saing secara internasional, karena efisien menggunakan sumberdaya domestik, sehingga layak diusahakan dalam rangka menghemat devisa. Rasio biaya privat (Private Cost Ratio = PCR) adalah perbandingan antara biaya faktor domestik dengan nilai tambah output dari biaya input tradable pada harga privat. Koefisien PCR merupakan ukuran daya saing atau efisiensi pada nilai finansial, yang sering disebut sebagai keunggulan kompetitif. Jika nilai PCR < 1 maka usahatani komoditas tertentu dikatakan mempunyai keunggulan kompetitif. Sebaliknya, jika nilai PCR > 1 maka usahatani tersebut tidak mempunyai keunggulan kempetitif. Hasil analisis dengan metode PAM diperoleh nilai PCR usahatani pendederan ikan nila di Desa Sanding sebesar 0,44. Angka ini memberi makna bahwa untuk menghasilkan Rp 1,00 nilai tambah diperlukan biaya domestik sebesar Rp 0,44. Dengan demikian usahatani pendederan ikan nila di Desa Sanding mempunyai keunggulan kompetitif sehingga sangat layak untuk diusahakan. Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016
1078
Unmas Denpasar
4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1) Pemberian probiotik pada pakan berpengaruh terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan nila. 2) Usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding memiliki efisiensi teknis yang relatif rendah. 3) Efisiensi alokatif penggunaan input pendederan ikan nila di Desa Sanding tidak efisien. 4) Efisiensi ekonomis usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding tidak efisien. 5) Usaha pendederan ikan nila di Desa Sanding memiliki daya saing. 4.2 Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka disarankan agar pelaku usaha pendederan ikan nila mengimplementasikan model efisien usaha pendederan ikan nila dengan menggunakan dosis probiotik 10 ml/kg pakan, benih ikan sebanyak 3 kg, pakan sebanyak 60 kg, dan luas kolam 75 m2. DAFTAR PUSTAKA Anggriani, R., Iskandar, dan Taofiqurohman, A. 2012. Efektivitas Penambahan Bacillus sp Hasil Isolasi dari Saluran Pencernaan Ikan Patin pada Paakan Komersial Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus). Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol 3, No. 3 September 2012. ISSN 2088 – 3137. Debertin, D. L. 1986. Agricultural Production Economics. New York: Macmillan Publishing Company. Fuller, R. 1987. A Review Probiotics in Man and Animal. Journal of Applied Bacteriology 66:365-37 Monke, E.A. dan Pearson, S.R. 1989. The Policy Analysis Matrix for Agriculture Development. Ithaca and London: Cornel University Press.
Diselenggarakan oleh : LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI 29 – 30 AGUSTUS 2016