Kajian Usahatani Pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB ) Pepaya California di Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar M.A Widyaningsih dan Ketut Kariada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali Jl. By Pass Ngurah Rai Pesanggaran Denpasar-Selatan, Bali. 80222 E-mail:
[email protected] Abstrak Pepaya merupakan komoditi hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.Salah satu jenis pepaya yang saat ini digemari petani untuk dikembangkan adalah pepaya California turunan dari jenis IPB-9.Pepaya California merupakan varietas pepaya baru yang kini digemari para petani karena menjanjikan keuntungan yang tinggi.Adanya permintaan dari banyak konsumen seperti supermarket yang berkelanjutan, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi para petani untuk melakukan kegiatan usahatani ini. Tinggi rendahnya tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh para petani untuk melakukan kegiatan usahatani pepaya California tersebut, juga sangat berpengaruh terhadap produksi tanaman. Besarnya tingkat penggunaan input (seperti pupuk, bibit dan tenaga kerja) akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan yang diperoleh masing-masing petani. Selain itu, harga jual pepaya California akan mempengaruhi besarnya tingkat pendapatan yang diperoleh.Untuk melihat potensi produksi papaya papaya California ini, maka terlihat Kabupaten Gianyar merupakan salah satu daerah basis pengembangan budidaya pepaya di Provinsi Bali.Penelitian dilakukan di desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari beberapa sumber lain yang relevan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengetahui penggunaan teknologi berbasis teknologi inovatif Badan Litbang Pertanian khususnya teknologi budidaya pepaya California terhadap tingkat pendapatan petani yang dilaksanakan mulai Mei –Juli 2015.Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) analisa biaya, 2) analisa pendapatan, 3) analisa R/C ratio Hasil yang dicapai Berdasarkan analisis usaha tani budidaya pepaya IPB-9 (california) di Dusun Penyabangan Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar diketahui memberikan keuntungan bagi petani. dengan luasan 12 are petani mampu memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 76.940.400,- dengan R/C ratio yang diperoleh sebesar 6,89. Maka usaha budidaya pepaya california sangatlah menjanjikan keuntungan bagi petani dan sangat cocok untuk dikembangkan di wilayah Kecamatan Payangan,dikarenakan saat ini pepaya California adalah komoditi yang bernilai ekonomi tinggi . Kata kunci: pepaya California, usaha tani, varietas unggul baru (VUB).
Pendahuluan Sektor pertanian sangat berperan dalam menyediakan kebutuhan pangan. Pada sisi inilah keberlanjutan produksi membutuhkan teknologi yang mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara berkelanjutan. Penguasaan teknologi merupakan prasyarat (pre-requisite) dalam meraih kemakmuran (prosperity) yang merupakan investasi (capital) dominan dalam pembangunan ekonomi. Kekayaan sumber daya alam bukan lagi penentu utama keberhasilan ekonomi melainkan penguasaan teknologi akan mampu menjadi peran utama dalam memberdayakan segala potensi lokal yang ada. Untuk itu diperlukan upaya-upaya membangun pengetahuan (knowledge-based society) dalam mendorong terciptanya teknologi (Zuhal, 2006) di tingkat petani. Untuk itu peran TTG sangat baik dalam membangun pertanian. Teknologi adalah suatu inovasi yang mampu menggugah sehingga terjadi perubahan untuk memberikan dampak pada peningkatan nilai tambah dan efisiensi terhadap suatu objek. Dalam meramu / merakit
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
1065
teknologi-teknologi pertanian yang mengakar di wilayah maka pendekatan partisipatif adalah sangat penting agar teknologi yang dihasilkan di tingkat petani dapat dipahami, dihayati dan dilaksanakan (Oka, 2000). Selain itu pendekatan ekonomi melalui penyiasatan pengembangan pasar juga sangat penting (Badan Agribisnis 1997) serta pengembangan komoditi yang ramah lingkungan menuju pertanian organik (Kartini, 2000) dengan dukungan input-input pupuk organik yang baaik misalnya pupuk organik plus Kascing (C,V, Sarana Petani Bali, 2000). Tanaman pepaya berasal dari famili Caricaceae merupakan tanaman buah yang berasal dari kawasan Amerika Tengah, Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Secara umum tanaman pepaya dapat tumbuh dan berkembang dalam zona farming sistim yang luas mulai dari dataran rendah hingga ketinggian 1000m dpl. Untuk pertumbuhannya membutuhkan tanah yang subur dan gembur.Budidaya pepaya menjadi menarik karena produk buah, daun maupun batangnya memiliki kelebihan antara lain : (a) buahnya yang
masak
merupakan buah segar hidangan di rumah atau di hotel sebagai buah meja; (b) sebagai sumber vitamin A dan C; (c) sebagai bahan olahan industri untuk permen, sirup, saoz dan olahan lainnya; (d) buah pepaya masak yang mudah rusak perlu diolah dijadikan makanan seperti sari pepaya, dodol pepaya; (e) dalam industri makanan buah pepaya sering dijadikan bahan baku pembuatan (pencampur) saus tomat yakni untuk penambah cita rasa, warna dan kadar vitamin, dan lainnya; (f) daunnya dapat dijadikan sayuran, getah daun bahan pelembut serat daging, dan obat anti malaria; serta (g) batang dapat dijadikan pakan ternak sapi (Warisno, 2003). Permintaan buah-buahan khususnya di daerah perkotaan semakin meningkat dengan adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Buah pepaya adalah buah eksotis yang sangat disukai masyarakat sehingga memiliki pangsa pasar yang stabil. Buah pepaya adalah buah yang rutin sebagai konsumsi pariwisata/hotel sehingga buah pepaya menjadi sangat strategis untuk dikembangkan. Untuk itu dilakukan introduksi pepaya unggul yaitu pepaya IPB-9 yang umumnya dikenal sebagai pepaya california Penanaman dilakukan di lahan pekarangan, lahan petani maupun lahan milik subak.Pengembangan pepaya ini diharapkan akan mampu meningkatkan pendapatan petani mendukung program pengembangan wisata agro serta pemanfaatan pekarangan dan school garden.Selain itu papaya juga sangat cocok dibudidayakan di lahan kering mulai dari dataran rendah hingga dataran medium.Luas lahan kering di Bali cukup luas yaitu sekitar 2/3 dari luas pulau Bali (Suprapto, et. al., 2001) sehingga lahan-lahan ini potesial untuk pengembangan papaya. Bali merupakan daerah pariwisata membutuhkan pasokan pepaya untuk memenuhi kebutuhan hotel sangat tinggi yang sering didatangkan dari Jawa Timur, sementara sentra pepaya di Bali masih sangat terbatas. Mengingat kesesuaian lahan di daerah agropolitan Payangan Gianyar sangat cocok untuk budidaya pepaya maka perlu diintroduksikan varietas baru yaitu IPB9.Varietas pepaya IPB-9 memiliki struktur dan tekstur yang hampir mirip dengan pepaya Bangkok, namun bobotnya lebih kecil tetapi sesuai dengan kebutuhan konsumen untuk konsumsi habis serta daging tebal dan rasanya manis. Secara umum konsumen pepaya belakangan inibanyak yang membutuhkan tekstur pepaya seperti ini Metodologi Kegiatan dilaksanakan di Dusun Penyabangan Desa Kerta Kecamatan PayanganGianyar dalam tahun 2014. Desa ini berada diujung utara Kabupaten Gianyar yang berbatasan langsung dengan daerah pariwisata Kintamani Kabupaten Bangli. Lokasi kegiatan merupakan zona farming
1066
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
systems lahan kering dataran tinggi beriklim basah. Mata pencaharian penduduk sebagian besar dari sektor pertanian(Anonimous, 2007). Pelaksanaan kegiatan diawali dengan tahap persiapan dengan melakukan sosialisasi ke tingkat lapangan untuk memberikan wawasan pelaksanaan kegiatan di tingkat petani. Kemudian mendesiminasikan budidaya pepaya menuju ramah lingkungan dan beberapa
input organik
diberikan seperti kompos organik maupun bio urine yang diperoleh dari limbah ternak sapi yang dimiliki oleh petani sehingga dapat menekan biaya-biaya yang dikeluarkan petani sehingga hasilnyapun merupakan pertanian yang ramah lingkungan. Parameter tanaman yang diukur adalah komponen produksi serta analisis ekonominya.R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan efisiensi usaha, yaitu ukuran perbandingan antara Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya(Cost = TC). Dengan nilai R/C, dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak menguntungkan. Usaha efisiensi (menguntungkan) jika nilai R/C > 1 (Soeharjo dan Patong. 1973). Rumus :R/C 1989)
ratio
= Total Penerimaan (R) : Total Biaya Produksi (TC),( Hernanto .
Hasil dan Pembahasan Permintaan buah-buahan khususnya di daerah perkotaan semakin meningkat dengan adanya peningkatan pendapatan masyarakat. Buah pepaya adalah buah eksotis yang sangat disukai masyarakat sehingga memiliki pangsa pasar yang stabil. Buah pepaya adalah buah yang rutin sebagai konsumsi pariwisata/hotel sehingga buah pepaya menjadi sangat strategis untuk dikembangkan. Untuk itu maka dilakukan introduksi pepaya unggul yaitu pepaya IPB-9 yang turunannya dikenal sebagai pepaya california. Penanaman dilakukan di lahan pekarangan, lahan petani maupun lahan milik subak sebagai bentuk kerjasama. Pengembangan pepaya ini diharapkan akan mampu menjadi sumber produsen pepaya di pasaran serta mendukung program pengembangan wisata agro.Pengenalan pepaya dilakukan di lahan petani untuk dikaji (Gambar 1) serta di usahakan di pekarangan KWT Alam Lestari dusun Penyabangan desa Kerta Kecamatan payangan, Kabupaten Gianyar.
Gambar 1. Budidaya tanaman pepaya unggul IPB-9 (california) di Petani (Sumber : Kariada, et. al., 2008) Diawali dengan pembibitan, penyemaian bibit telah dilakukan sekitar 2000 benih untuk kebutuhan sekitar satu hektar yang disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media tumbuh
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
1067
yang digunakan merupakan campuran dari tanah, pupuk organik, dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Benih direndam selama 12 jam selanjutnya ditiriskan dan dalam keadaan lembab ditaruh dalam tempat yang kelembababannya tetap baik selama 6 hari. Setelah itu biji-biji yang sudah pecah selanjutnya ditaruh dipermukaan polybag yang telah diisi media kemudian ditaburi tanah halus sekitar 0.5 cm. Kelembaban benih terus dijaga. Rata-rata benih mulai tumbuh / muncul dengan cepat setelah 1 minggu dengan persentase tumbuh sekitar 95 persen. Dalam pemeliharaan selama 1.5 bulan, bibit yang layak ditanam mencapai sekitar 90 persen. Data-data pertumbuhan dan potensi produksi panen pertama disajikan dalam Tabel 1. Pertumbuhan tanaman cukup baik diindikasikan oleh rata-rata tinggi tanaman 35.6 cm, jumlah daun 6 lembar, dan diameter 0.5 cm dan sudah siap dipindahkan ke lahan dengan jarak tanam 2 x 2 m. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, kisaran tanaman mulai berbunga, dan potensi produksi buah per pohon Potensi Produksi per Pohon Kisaran Diamter Jumlah Buah Tinggi Jml Daun Umur Potensi Hasil Fase Tanaman Batang per Pohon Berat satu (Cm) (lembar) berbunga Menjelang Panen (cm) Menjelang Buah (kg) (Hari) I (kg/pohon) Panen I Saat pindah 35,6 6 0,5 tanam Saat Tanaman 54.8 20,4 22.8 120 -150 19.4 Mulai berbunga Var introduksi 58.2 42.4 23.2 120 -150 18.8 2.4 45.12 IPB-9 Mulai Berbuah Cara Petani 60.8 44.4 24.4 120 -150 14.6 2.8 40.88 (Var Bangkok) Mulai Berbuah Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa perkembangan tanaman menunjukkan pertumbuhan yang baik mulai dari fase tanam hingga fase produksi buah. Potensi yang sama juga dimiliki oleh pepaya jenis lainnya yaitu pepaya Bangkok yang ditanam oleh petani dimana rata-rata mulai berbunga juga dalam kisaran 4-5 bulan sama dengan jenis IPB-9. Jumlah buah pepaya menjelang panen pertama pada pepaya IPB-9 mencapai rata-rata 18.8 buah dengan bobot rata-rata 2.4 kg per buah, dan akan terus bertambah sesuai dengan fase-fase produksi buah selanjutnya. Sementara pada pepaya bangkok yang ditanam petani sebagai pembanding, rata-rata potensi produksi pada awal pembuahan menjelang panen pertama lebih rendah yaitu sekitar 14.6 buah per pohon dengan rata-rata bobot 2.8 kg per buah. Jadi walaupun bobot buah lebih rendah namun potensi produksi per pohon jauh lebih tinggi dari pepaya Bangkok. Kelebihan lain dari pepaya IPB-9 yang sering juga disebut sebagai pepaya Calina adalah lebih rendah dan kokoh (Gambar 2)sehingga lebih mudah panen, ketebalan daging buah lebih baik serta siap saji untuk dihabiskan sekali dikonsumsi. Di pasaran umum pepaya IPB-9 mulai dikenal dan sudah banyak produsen pepaya yang mulai mengusahakan dengan alasan kemudahan membudidayakan, tahan hama, buahnya lebat, rata-rata tampilan buah lebih halus dibanding pepaya Bangkok yang banyak kriput, tidak banyak lancip ujungnya, (Kalie, M. B. 2007).
1068
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
Gambar 2. Tampilan tanaman pepaya unggul IPB-9 (california) di Petani Aplikasi Sludge Biogas Pada Tanaman Terkait dengan hal tersebut diterapkan pengembangan tanaman pepaya dengan basis teknologi organik sehingga pengelolaan komoditi tersebut dapat dilakukan secara terpadu dengan konsep sistem holistik. Sistem holistik yang diterapkan disini bermakna pada setiap subkomponen akan mampu memberikan nilai manfaat terhadap komponen lainnya (Petheram, 1989). Dengan menerapkan konsep tersebut maka akan terjadi komposisi yang mengarah pada penanganan secara zero waste dan mengarahkan pembangunan pertanian lebih efisien dan berwawasan ramah lingkungan. Data potensi produksi pepaya california yang diberikan sludge biogas dan dibandingkan dengan pepaya yang bukan menggunakan biogas terlihat tidak jauh berbeda. Namun yang terpenting adalah tujuan pemanfaatan sludge biogas ini adalah untuk memudahkan aplikasi karena sludge biogas merupakan pupuk cair sehingga dapat diaplikasikan lebih mudah, petani tidak perlu mengolah pupuk karena proses an-aerob dalam digester sudah menghasilkan pupuk organic cair. Dengan demikian maka secara langsung petani juga memahami pentingnya pupuk organic sebagai pengganti / substitusi pupuk anorganik. Tabel 2. Rata-ratapotensi produksi buah papaya per pohon dan berat per buah
Fase Tanaman Aplikasi Sludge biogas Aplikasi kompos
Rataan Lingkar buah (cm) 13
Rataan Panjang buah (cm) 40.5
11
38
Aspek Produksi Rataan jumlah Rataan berat / Buah/Pohon Buah (kg) 26
3.8
Rataan Potensi produksi Buah /Phn 35
28
3.3
38
Adapun tampilan tekstur buah pepaya IPB-9 adalah sangat baik dengan daging buah yang tebal, kulit luar yang tebal, warna daging buah kuning oranye dan memiliki rasa yang manis (Gambar 3).
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
1069
Gambar 3.Tampilan dan Tekstur Buah Pepaya IPB-9 yang Sesuai Dengan Kebutuhan Konsumen untuk Sekali Konsumsi (Sumber : Rinrin Jamrianti, 2011)
Usaha
Analisis Usahatani Budidaya Tanaman Pepaya California budidaya pepaya di Dusun Penyabangan Desa Kerta Kecamatan Payangan
Kabupaten Gianyar di lahan seluas 12 are dengan jarak tanam 2 m x 2 m populasinya Sebanyak 200 pohon mempunyai dua kali periode panen, periode pertama yaitu mulai umur 8 bulan sampai umur 14 bulan periode kedua mulai umur 16 sampai dengan 24 bulan. Setiap satu pohon pepaya mampu menghasilkan 30 – 50 buah selama dua tahun sehingga dalam Kurun waktu 2 tahun diperoleh produksi ± 18.000 buah dengan harga Rp. 5.000/buah.jadi total penerimaan sebesar Rp 90.000.000,-. Biaya yang dikeluarkan petani berupa biaya bibit, tenaga kerja, pestisida, pupuk dan lainlain sebesar Rp 13.059.600,-. Setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan maka keuntungan petani dalam usaha budidaya pepaya seluas 12 are mencapai Rp 76.940.400,- dengan jangka waktu dua tahun. sedangkan R/C ratio diperoleh sebesar 6,89 ini berarti setiap Rp.1,- biaya yang dikeluarkan maka diperoleh hasil (Output) sebesar Rp.6,89,- untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Analisis Usahatani Tanaman Pepaya Kalifornia di desa Kerta, Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2014. No I A
Uraian
Jumlah
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
Biaya Biaya variabel
1
Bibit
300
Pohon
4.000
1.200.000
2
Pupuk kandang
2000
Kg
1.000
2.000.000
3
Pestisida
1
Btl
100.000
100.000
4
Ajir
300
Batang
1.000
300.000
5
keranjang
10
Buah
10.000
100.000
6
Tenaga kerja dalam keluarga Pengolahan lahan
4
HOK
70.000
280.000
- Penanaman
4
HOK
70.000
280.000
- Penyiangan
20
HOk
70.000
1.400.000
- Pemupukan
15
70.000
1.050.000
- Penyemprotan
4
70.000
280.000
- Panen
60
70.000
4.200.000
1070
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
No
Uraian
7
Sewa lahan
8
Bunga modal
Jumlah
Satuan
Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
12
Are
50.000
600.000
8.080.000
969.600
12%
Total biaya variabel B 1
12.759.600
Biaya tetap Penyusutan alat (sabit,canggkul)
1
Paket
200.000
Total biaya tetap C
200.000 200.000
Biaya lain-lain Upakara
1
Paket
Total biaya lainnya
100.000
100.000 100.000
Total biaya
13.059.600
II
Pendapatan kotor
90.000.000
III
Pendapatan petani
99.059.600
IV
Pendapatan bersih (Keuntungan ustan)
76.940.000
V
R/C Ratio
6.89
Sumber: Diolah dari data primer
Berdasarkan analisis usaha tani budidaya pepaya IPB-9 (California) di Dusun Penyabangan Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar diketahui memberikan keuntungan bagi petani.dengan luasan 12 are petani mampu memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp. 76.940.400,- dengan R/C ratio yang diperoleh sebesar 6,89. Karena usaha budidaya pepaya california mampu memberikan keuntungan bagi petani maka sangat cocok untuk dikembangkan di wilayah Kecamatan Payangan. Kesimpulan dan Saran Untuk luas lahan 12 are pendapatan petani adalah Rp Rp 76.940.400,- ,- dengan R/C ratio yang diperoleh sebesar 6,89. Dengan usaha budidaya pepaya california mampu memberikan keuntungan bagi petani. Perlu adanya penekanan biaya usahatani tanaman pepaya seoptimal mungkin sehingga dapat meningkatkan keuntungan melalui peningkatkan budidaya yang lebih intensif sesuai dengan petunjuk budidaya tanaman pepaya yang benar. Agar proses pemasaran dapat berjalan dengan baik dan keuntungan yang diperoleh petani dapat lebih tinggi, maka perlu dianjurkan adanya suatu wadah (seperti: koperasi). Agar diseminasi teknologi partisipatif spesifik lokasi dapat diadopsi dan berkembang dengan baik maka dibutuhkan dukungan kebijakan pemerintah daerah antara lain meliputi : dukungan sarana dan prasarana pengembangan teknologi yang terkait dengan kebijakan pemda Gianyar yang menjadikan Gianyar sebagai daerah bebas kimia atau pertanian organik.
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016
1071
Daftar Pustaka Anonimous, 2007. Profil Desa Kerta, Kecamatan Payangan Gianyar Badan Agribisnis 1997. Master Plan Badan Agribisnis. Dep. Pertanian Jakarta. C,V, Sarana Petani Bali, 2000, Pupuk Organik Kastcing (POK), Pupuk Organik Pertama di Indonesia, Alami, Ramah Lingkungan, Bebas Bahan Kimia, Denpasar, Hernanto . 1989. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Kalie, M. B. 2007. Bertanam Pepaya. Edisi Revisi. Cetakan 23. Penebar Swadaya. Jakarta. Kariada, I,K,, I,B, Aribawa, N, Dwijana, dan M,A, Widyaningsih, 2008, Laporan Prima Tani Gianyar, BPTP Bali, Kartini, 2000. Pertanian Organik. Prosiding Seminar Nasional. IP2TP Denpasar, Bali. Oka, I,M,, 2000, Panduan Penyelenggaraan LITKAJI dan Diseminasi Teknologi Pertanian, Badan Litbang Dep, Pertanian, Diseminasi Teknologi Pertanian, Badan Litbang Pertanian, Rinrin Jamrianti, 2011. Tampilan Pepaya IPB-9. Saung Rinrin. www.google.com Suprapto., I.N. Adijaya., I.K. Mahaputra dan I.M. Rai Yasa. 2001. Laporan Akhir Penelitian Sistem Usahatani Diversifikasi Lahan Marginal. IP2TP Denpasar. Bali Warisno, 2003.Budidaya Pepaya. Kanisius.Yogjakarta. Zuhal.2006. Investasi Teknologi dalam Pembangunan Bangsa. Suara Pembaharuan
1072
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian Banjarbaru, 20 Juli 2016