STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEPAYA CALIFORNIA (Studi kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)
SKRIPSI
KHARISMA AFFAN FARISI H34070087
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
1
RINGKASAN
KHARISM A AFFAN FARISI. Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California (Studi Kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan SUHARNO). Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi produksi pertanian yang besar dimana sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Hasil pertanian Indonesia memiliki beragam jenis dan bentuknya. Hortikultura merupakan salah satu dari keragaman pertanian Indonesia yang memiliki potensi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia. Produk pertanian hortikultura khususnya buah-buahan merupakan salah satu komoditas yang potensial untuk dikembangkan diseluruh daerah Indonesia. Pepaya California merupakan jenis buah yang berpotensi untuk dikembangkan. Gapoktan Lembayung merupakan salah satu Gapoktan dengan komoditas yang diusahakan yaitu pepaya California yang terletak di Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Dalam menjalankan usahanya, Gapoktan Lembayung mengalami beberapa kendala diantaranya yaitu kurangnya modal usaha sehingga para petani sulit dalam mengambangkan usahanya, belum terbentuknya sistem manajemen organisasi yang optimal seperti perencanaan yang belum tertulis secara jelas pada Gapoktan Lembayung. Pemasaran produk juga masih terbatas, hanya pada tengkulak-tengkulak langganan yang datang membeli pepaya-pepaya California dari petani-petani Gapoktan Lembayung dan belum bisa menjual secara langsung pada konsumen akhir. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) menganalsis lingkungan internal dan eksternal usaha pepaya California Gapoktan Lembayung 2) merumuskan Strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Gapoktan Lembayung. Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Lembayung di Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kecamatan Bogor, Jawa barat. Kegiatan penelitian dilakukan pada bulan April hingga Mei 2011. Pengumpulan data digunakan melalui pengamatan, wawncara dan pengisian kuesioner. Sedangkan, analisis yang digunakan untuk merumuskan strategi dalam penelitian ini menggunakan analisis IFE, EFE, IE, dan QSPM. Bedsasarkan hasil dari analisis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahannya serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman pada usaha budidaya pepaya California Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga. Kekuatan yang dimiliki oleh Gapoktan Lembayung meliputi: struktur dan pembagian tugas yang jelas, hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan, promosi dari internet dan brosur Gapoktan, kesuburan tanah dan bibit serta pupuk dapat diproduksi sendiri. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Gapoktan Lembayung meliputi: program perencanaan Gapoktan yang belum tertulis, jaringan pemasaran yang masih terbatas, pencatatan data dan keuangan yang masih sederhana, keterbatasan dalam modal usaha anggota, peralatan pertanian yang masih sederhana dan sisitem pengairan masih tadah hujan. Berdasarkan faktor eksternal Gapoktan Lembayung, peluang yang dimiliki usaha budidaya pepaya California Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak
2
Kecamatan Jasinga ini meliputi: harga BBM yang cenderung tetap, permintaan pepaya California yang tinggi, Program SLPTT oleh dinas Pertanian, bantuan dana PUAP untuk modal Gapoktan, komoditi unggulan binaan direktorat jenderal hortikultura, perkembangan teknologi dan sulitnya masuk dalam industri pepaya California. sedangkan, ancaman yang dihadapai Gapoktan Lembayung meliputi: perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California, perubahan cuaca yang ekstrim, mudah dalam mendapat produk subtitusi dan perilaku kompetitif pesaing. Berdasarkan matriks IFE Gapoktan Lembayung sebesar 2,594 dan total matriks EFE Gapoktan Lembayung sebesar 3,032. Berdasarkan nilai skor pada kedua matriks IFE dan EFE maka posisi usaha pepaya California Gapoktan Lembayung berada pada sel II. Pada sel II ini usaha Gapoktan Lembayung dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif atau strategi integratif. Prioritas strategi yang dapat diterapkan didapatkan dari strategi alternatif dan kemudian di lakukan prioritas pilihan pada matriks QSP. Alternatif strategi yang didapatkan yaitu: mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk, berusaha berpartisipasi dalam pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan konsumen potensial baru, membangun kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan input, budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan , meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan, memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk meningkatkan penjualan , membuat dan membangun sarana promosi serta informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas, meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada. Strategi yang memiliki nilai total daya tarik terbesat yaitu mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk sebesar 6,798.
3
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PEPAYA CALIFORNIA (Studi kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)
KHARISMA AFFAN FARISI H34070087
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
4
Judul Proposal
: Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California (Studi kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)
Nama
: Kharisma Affan Farisi
NRP
: H34070087
Disetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Suharno M. Adev, NIP. 19610610 198611 1 001
Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, Ms NIP. 19580908 198403 1 002 Tanggal Lulus :
5
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California (Studi kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)” adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang ditebitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah diterbitkan dalam teks dan
dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, 17 Juni 2011
Kharisma Affan Farisi H34070087
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta tanggal 16 Juni 1989. Penulis adalah anak pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Ayah Eddy S. Djaya dan Ibunda Yulia Suptriati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Inpres 6/78 Madidir, Bitung pada tahun 2001 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2004 di SMP Negri 1 Subang. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negri 1 Subang diselesaikan pada tahun 2007. Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melelui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2007. Selama mengikuti pendidikan, penulis tercatat sebagai pengurus Syariah Economic Student Club (SES-C) Fakultas Ekonomi dan Manajemen pada Divisi Riset periode tahun 2008-2009 dan sebagai pengurus Himpunan Profesi Mahasiswa Peminat Agribisnis pada Divisi Cerativity and Career Development Department periode tahun 2008-2009 serta Department of Social and our Environment Life periode tahun 2009-2010.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengembangan Usaha Pepaya California (Studi kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga,Kabupaten Bogor)”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan eksternal Gapoktan Lembayung dan selanjutnya dapat merumuskan strategi pengembangan usaha yang dapat di terapkan oleh Gapoktan Lembayung dalam usah budidaya pepaya California. Namun demikian, sangat disadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bogor, 17 Juni 2011 Kharisma Affan Farisi
8
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyelesaian skripsi ini juga tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan dan nikmat yang diberikan-Nya, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada: 1. Dr. Ir Suharno M. Adev., selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini 2. Dosen penguji Etriya MM. Dan Yeka Hendra Fatika SP. pada ujian sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini 3. Ayah dan ibu serta keluarga tercinta untuk setiap dukungan cinta kasih dan doa yang diberikan. Semoga ini bisa menjadi persembahan yang terbaik. 4. Muriani Hedriatmanti atas dukungan dan waktunya saat menemani harihari saat di dunia kampus. 5. Petani-petani Gapoktan Lembayung, Pak Rofi penyuluh BP3K, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor dan Pak Hendra Tengkulak. 6. Bu ida, mba dian dan Pak Yusuf yang telah membantu dan tahap-tahap melakukan seminar sampai selesai. 7. Teman-teman AGB Gilaku Okky, Adi, Jerikho, Ginda, Hasan, Sigit, Yahya, Hata CEO 44, Tian, Ryan, Rico, Rasyid, teman PKM (Aci dan Leni), teman se-PS Haqi dan Partner Asprak
sekaligus pembahas
Harfiana. 8. Teman-teman seperjuangan dan teman-teman Agribisnis 44 atas semangat, dukungan, bantuan dan sharing selama penelitian hingga penulisan skripsi, serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.
Bogor, Juni 2011 K. Affan Farisi
9
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL .......................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xv
I.
PENDAHULUAN ..............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................
1
1.2. Perumusan Masalah ......................................................................
6
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................
7
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................
7
1.5. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................
8
II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
9
2.1. Sejarah Singkat Pepaya .................................................................
9
2.2. Jenis-jenis Pepaya .........................................................................
9
2.3. Manfaat Pepaya .............................................................................
11
2.4. Pepaya California ..........................................................................
12
2.5. Kelompok Tani ............................................................................
13
2.6. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) .........................................
14
2.7. Perbedaan Gapoktan Dengan Koperasi ........................................
15
2.8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Strategi Pengembangan Usaha .......................................................
15
2.9. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Komoditi Pepaya .................
18
III. KERANGKA PEMIKIRAN .............................................................
20
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ........................................................
20
3.1.1.
Konsep Strategi ..............................................................
20
3.1.2.
Konsep Manajemen Strategi ..........................................
20
3.1.3.
Jenis Strategi ..................................................................
22
10
3.1.4.
Konsep Pengembangan Usaha ........................................
25
3.1.5.
Visi dan Misi..................................................................
27
3.1.6.
Analisis Lingkungan ......................................................
28
3.1.6.1. Likngkungan Internal ..................................................
28
3.1.6.2. Lingkungan Eksternal..................................................
29
3.1.7.
Eksternal Factor Evaluation (EFE) .................................
32
3.1.8.
Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) .......................
32
3.1.9.
Matriks Internal-Eksternal (IE) ......................................
33
3.1.10. Matriks Quantitive Strategis Planning (QSP) ................
33
3.2. Kerangka Operasional ...................................................................
34
IV. METODE PENELITIAN ..................................................................
36
4.1. Lokasi dan waktu Penelitian .........................................................
36
4.2. Jenis dan Sumber Data ..................................................................
36
4.3. Metode Pengumpulan Data ...........................................................
36
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .........................................
37
4.5.Analisis Lingkungan Internal .........................................................
38
4.6. Analisis Lingkungan Eksternal .....................................................
38
4.7. Analisis Tiga Tahap Perumusan Strategi ......................................
38
V. GAMBARAN UMUM GABUNGAN KELOMPOK TANI ...........
47
5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian................................................
47
5.2. Sejarah Singkat Gapoktan Lembayung .........................................
47
5.3. Visi dan Misi Gapoktan Lembayung ............................................
48
5.4. Sumber Daya Manusia Gapoktan Lembayung .............................
49
5.5. Sruktur Organisasi Gapoktan Lembayung ....................................
51
5.6. Kegiatan Usaha Gapoktan Lembayung.........................................
51
5.6.1.
Kegiatan Bididaya ..........................................................
51
5.6.2.
Kegiatan Pemasaran........................................................
51
5.6.3.
Kegiatan Kemitraan ........................................................
52
5.6.4.
Keaktifan Anggota Gapoktan ........................................
52
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
54
6.1. Analisis Lingkungan Internal ........................................................
54
6.1.1.
Manajemen .....................................................................
54
11
6.1.2.
Pemasaran .......................................................................
55
6.1.3.
Keuangan/Akutansi.........................................................
57
6.1.4.
Produksi/Operasi.............................................................
57
6.1.5.
Sistem Informasi Manajemen .........................................
62
6.2. Analisis Lingkungan Eksternal .....................................................
63
6.2.1.
Ekonomi ..........................................................................
63
6.2.2.
Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan ..................
66
6.2.3.
Politik, Pemerintahan, dan Hukum .................................
66
6.2.4.
Teknologi .......................................................................
67
6.2.5.
Kompetitif ......................................................................
68
6.3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal ..........................................
71
6.3.1.
Identifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) .....................................................................
6.3.2.
72
Identifikasi Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) ........................................................................
76
6.4. Tahap Masukan (Input Stage) .......................................................
81
6.4.1.
Matriks IFE Gapoktan Lembayung ................................
81
6.4.2.
Matriks EFE Gapoktan Lembayung ...............................
81
6.5. Tahap Pencocokan (Matching Stage) ...........................................
84
6.5.1.
Matriks IE Gapoktan Lembayung ..................................
84
6.5.2.
Alternatif Strategi ..........................................................
85
6.6. Tahap Keputusan (Decision Stage) ...............................................
88
VII. KESIMPULAN DAN SARAN .........................................................
90
7.1. Kesimpulan ...................................................................................
90
7.2. Saran .............................................................................................
91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
94
LAMPIRAN ................................................................................................
96
12
DAFTAR TABEL
No.
Halaman
1. Volume Ekspor Komoditas Hortikultura Indonesia Tahun 2004-2008 .................................................................................
2
2. Total Produksi Buah-buahan Tahun 2006-2009 ..................................
3
3. Produksi Pepaya Tahun 2005-2009 .....................................................
3
4. Total Produksi Tertinggi Buah di Kab. Bogor Tahun 2009 ..........................................................................................
4
5. Faktor eksternal perusahaan .................................................................
30
6. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal dan Eksternal .......................
39
7. Matriks IFE ..........................................................................................
41
8. Matriks EFE .........................................................................................
42
9. Matriks QSPM .....................................................................................
45
10. Jumlah Penduduk Menurut Propinsi ....................................................
63
11. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten Bogor atas harga berlaku (Ribuan Rupiah) Tahun 2007-2009 ............
64
12. Kekuatan dan Kelemahan yang Dihadapi Gapoktan Lembayung .......
75
13. Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Gapoktan Lembayung.............
80
14. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Gapoktan Lembayung ......
82
15. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Gapoktan Lembayung ...
83
13
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Model Komprehensif Manajemen Strategis ........................................
21
2. Model Kekuatan Persaingan ................................................................
31
3. Diagram Alur Kerangka Pemikiran Operasional .................................
35
4. Matriks Internal-Eksternal (IE) ...........................................................
44
5. Struktur Organisasi gapoktan Lembayung...........................................
50
6. Proses Budidaya Pepaya California di Gapoktan Lembayung ............
58
7. Media Persemaian Pepaya California ..................................................
59
8. Hama Pepaya California dan Dampak Pada Buah ...............................
61
9. Buah Pepaya California kualitas super dan BS ....................................
62
10. Data Inflasi Periode 2005-2010 ...........................................................
65
11. Matriks IE Usaha Budidaya Pepaya California Gapoktan Lembayung ..........................................................................................
85
14
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Halaman
1. Indeks Harga Konsumen dan Inflasi 2005-2010 .................................
97
2. Inflasi Januari-April 2011 ...................................................................
98
3. Jenis Komoditas Binaan Direktorat Jenderal Hortikultura ..................
100
4. Matriks QSP ........................................................................................
103
5. Hasil Kuisioner ...................................................................................
106
6. Kuesioner ............................................................................................
126
7. Dokumerntasi ......................................................................................
132
15
I.
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki potensi produksi pertanian yang besar dimana sebagian besar penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Hasil pertanian Indonesia sangat beragam jenis dan bentuknya. Hortikultura merupakan salah satu dari keragaman pertanian Indonesia yang memiliki potensi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat Indonesia. Produk pertanian hortikultura khususnya buah-buahan merupakan suatu komoditas yang potensial untuk dikembangkan di seluruh daerah Indonesia. Buah-buahan merupakan sumber pangan yang mengandung vitamin yang diperlukan oleh tubuh sehingga masyarakat Indonesia sangat membutuhkan konsumsi buah-buahan tersebut. Indonesia memiliki keragaman buah-buahannya yang sangat tinggi. Berdasarkan Balai Kajian Buah Tropika IPB, Indonesia memiliki 3000 jenis buahbuahan yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Iklim tropis Indonesia juga mendukung suburnya buah-buahan yang tumbuh di Indonesia, baik yang buah asli Indonesia maupun buah yang didatangkan dari luar negeri yang memiliki iklim yang serupa dengan Indonesia. Potensi komoditas hortikultura turut membantu dalam meningkatkan pendapatan negara. Ini terlihat dalam kontribusi komoditas hortikultura dalam bidang ekspor komoditas hortikultura Indonesia ke negara lain. Pada Tabel 1 terlihat nilai ekspor komoditi buah-buahan dari tahun ke tahun lebih besar volume ekspornya dibandingkan dengan komoditas hortikultura yang lain. Perkembangan ekspor dari tahun 2004 sampai tahun 2008 terlihat ekspor dari buah-buahan terjadi fluktuasi. Pada tahun 2005-2006, dan 2006-2007 ekspor pepaya mengalami penurunan sebesar, 17.431.817 kg, 9.938.178 kg, dan 104.737.538 kg. Kenaikan ekspor dari buah-buahan terjadi pada tahun 2004-2005 dan 2007-2008 yaitu sebesar 100.474.054 kg dan 166.267.954 kg.
16
Tabel 1. Volume Ekspor (kg) Komoditas Hortikultura Indonesia Tahun 20042008 Ekspor (kg) No
1
2
3
4
Komoditas Hortikultura
Total sayuran
Total Buahbuahan Total tanaman hias Total Biofarmaka
2004
2005
2006
2007
2008
107.493.047
152.658.158
236.225.397
209.347.875
175.927.334
171.822.618
272.296.672
262.358.494
157.620.956
323.888.910
14.065.154
18.259.265
15.047.349
15.875.683
3.343.562
3.097.914
8.590.449
4.832.493
7.684.734
14.670.214
Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2008)
Berdasarkan produksinya, buah-buahan dari tahun 2007 sampai tahun 2009 terus meningkat. Ini menandakan potensi buah-buahan di Indonesia sangat besar. Namun pada tahun 2010 belum terlihat mengalami peningkatan atau penurunan karena tahun 2010 angka masih sementara. Selain di ekspor, buah-buahan ini juga diperuntukan untuk memenuhi pasar dalam negeri. Pasar dalam
negeri
merupakan pasar yang sangat potensial bagi komoditas hortikultura khususnya komoditi buah-buahan. Produksi buah-buahan Indonesia pada tahun 2007-2010 ditunjukan pada tabel 2.
17
Tabel 2. Total Produksi (Ton) Buah-buahan Tahun 2007 – 2010 Tahun
Total Produksi Buah-buahan (Ton)
2007
17.116.622
2008
17.831.252
2009
17.949.023
2010
13.950.947*
*)Angka sementara Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura dan BPS (2010) Komoditi buah-buahan yang berpeluang besar untuk dikembangkan, adalah Pepaya. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan buah tropis yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan Amerika Selatan bagian Utara. Pepaya merupakan jenis buah yang mudah beradaptasi di berbagai lingkungan, maka tidak heran pepaya kini sudah tersebar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia dan merupakan salah satu komoditi buah yang disukai masyarakat Indonesia. Berikut total produksi pepaya di Indonesia dari tahun 2006 – 2010. Secara umum total produksi pepaya cenderung meningkat, namun pada tahun 2007 mengalami penurunan.
Tabel 3. Produksi Pepaya (Ton) tahun 2006-2010 Tahun
Total Produksi Pepaya (Ton)
2006
653.451
2007
621.524
2008
653.276
2009
772.844
2010
695,214*
*)Angka sementara Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia (2010)
Berdasarkan
data
konsumsi
perkapita
pepaya
Direktorat
Jenderal
Hortikultura tahun 2003 sampai 2007 terjadi fluktuasi konsumsi. Konsumsi berturtu-turut dari tahun 2003 sampai 2007 yaitu 2.44, 2.34, 3.28, 2.03, dan 1,61 18
kilogram perkapita pertahun. Tingkat konsumsi pepaya ini termasuk tinggi dibandingkan buah lainnya. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Hortikultura, pepaya menempati ranking keempat buah paling banyak dikonsumsi setelah pisang, rambutan dan jeruk . Ini menandakan pengembangan pepaya sangat berpotensial. Potensi pepaya cukup besar untuk dikembangkan apa lagi dengan beragamnya jenis pepaya dimasyarakat akan meningkatkan variasi pepaya dan juga dapat meningkatkan jumlah konsumsi masyarakan sehingga akan berdampak dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Daerah Kabupaten Bogor merupakan daerah yang memiliki potensi yang besar dalam pengembangan pepaya. Menurut data dari Balai Pusat Statistik jawa Barat, pepaya menempati urutan ke tiga produksinya di Kabupaten Bogor terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. Total Produksi Tertinggi Buah di Kab. Bogor tahun 2009 Buah-buahan Kab. Bogor
Total Produksi (Ton)
Pisang
199.276
Rambutan
127.195
Pepaya
84.819
Durian
69.582
Jambu biji
53.50
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Barat (2009)
Saat ini yang berproduksi pepaya California diKabupaten Bogor berupa perorangan atau suatu organisasi badan hukum seperti Gapoktan dan Kelompok tani. Gapoktan (gabungan kelompok tani) merupakan kumpulan kelompok petani yang tumbuh berdasarkan kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk bekerjasama dalam meningkatkan,
mengembangkan
produktivitas
usahatani,
memanfaatkan
19
sumberdaya pertanian, mendistribusikan hasil produksinya dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Keaktifan anggota dari Gapoktan bisa berupa aktifnya dalam perkumpulan Gapoktan, saling membantu dan meningkatkan kesejahteraan petani anggota Gapoktan melalui budidaya dan pemasaran serta aktif dan tanggap terhadap program dan arahan dari Dinas Pertanian setempat. Gapoktan merupakan kumpulan dari petani-petani yang melakukan kegiatan usahatani atau bisnis di bidang pertanian. Maka Gapoktan juga memiliki potensi sebagai organiasi dibidang bisnis seperti perusahaan. Selain peran Gapoktan sebagai suatu organisasi yang turut memperkuat posisi tawar petani dalam hal bisnis, Gapoktan juga mampu untuk mencari sumber pasar baru sebgai penjualan hasil produk usahataninya para anggota petani. Gapoktan Lembayung merupakan salah satu Gapoktan di Kabupaten Bogor yang memiliki potensi bisnis untuk mengembangkan pepaya California sebegai komoditi bisnis utama dan menjalankan strategi pengembanmgan usaha seperti perusahaan. Saat ini, pepaya yang memiliki ukuran besar tidak diminati oleh konsumen. Apalagi bau yang sering muncul dan warna yang kurang menarik menjadi salah satu faktor kurang diminatinya oleh konsumen. Pepaya yang memiliki ukuran lebih kecil, manis dan berkulit licin lebih diminati konsumen. Pepaya yang sedang diminati konsumen dan permintaannya yg tinggi saat ini yaitu Pepaya California. Pepaya California berukuran sedang, bobotnya antara 800 gram hingga 1,2 kg. Bentuk buahnya seperti peluru. Ciri lainnya, daun mempunyai jambul. Rasa pepaya ini manis dan rasa manisnya seperti tertinggal di mulut saat dimakan. Ini yang menjadikan nilai tambah tersendiri bagi pepaya california dari pada pepaya lokal lainnya (Balai Kajian Buah Tropika IPB, 2006). Berdasarkan sisi harga, pepaya California juga memiliki harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pepaya lainnya sehingga keuntungan dalam mengembangkan usaha pepaya california lebih besar dari pepaya lokal biasa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan supermarket Giant Yasmin di kota Bogor pada bulan Februari 2011, harga pepaya California di supermarket mencapai 8990 per kg, sedangkan pepaya Bangkok hanya berkisar 6290 per kg.
20
Pepaya California lebih cepat berbuah, tujuh bulan setelah tanam bisa dipanen. Sementara pepaya lokal baru bisa panen pada umur 9–11 bulan. Kelebihan lainnya, tinggi tanaman pepaya California rata-rata hanya 2 m, sementara pepaya lokal 4–5 m. Idealnya, pepaya California ditanam pada ketinggian 200–500 m di atas permukaan laut. Dengan ketinggian tempat 500 m dpl, Petani menerapkan jarak tanam 2,5 m x 2,5 m, atau 1.500 batang/ha. Jika di dataran rendah, pepaya ini bisa ditanam lebih rapat (Inawan, 2008) Dengan permintaan yang tinggi terhadap pepaya California ini, menjadikan pepaya California merupakan suatu peluang untuk diusahakan. Kelebihan pepaya ini dibanding pepaya lain menjadikan pepaya California sangat menguntungkan untuk diusahakan saat permintaannya yang belum sepenuhnya terpenuhi ini.
1. 2. Perumusan Masalah Pepaya merupakan salah satu komoditi hortikultura unggulan Jawa Barat. Produksinya menempati urutan kedua dalam skala nasional setelah Jawa Timur. Pepaya California merupakan jenis pepaya yang sedang diminati oleh masyarakat banyak, bentuknya yang tidak terlalu besar, daging buah yang tebal dan manis memberikan pepaya California memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding pepaya Bangkok dan pepaya lokal. Di daerah Kabupaten Bogor terdapat daerah-daerah penghasil
pepaya
California seperti
Kecamatan
Jasinga,
Ciampea dan
Rancabungur. Gapoktan Lembayung merupakan salah satu Gapoktan dengan komoditas yang diusahakan yaitu pepaya California yang terletak di Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Gapoktan Lembayung mengalami beberapa kendala dalam menjalankan usahanya, diantaranya yaitu kurangnya modal usaha sehingga para petani sulit dalam mengambangkan usahanya, belum terbentuknya sistem manajemen organisasi yang optimal seperti perencanaan yang belum tertulis secara jelas pada Gapoktan Lembayung. Pemasaran produk juga masih terbatas, hanya
pada
tengkulak-tengkulak langganan yang datang membeli pepaya-pepaya California dari petani-petani Gapoktan Lembayung dan belum bisa menjual secara langsung pada konsumen akhir.
21
Penelitian ini dilakukan, dengan harapan dapat membantu manajemen Gapoktan Lembayung dalam mengambil keputusan dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan untuk memperbaiki strategi pengembangan usahanya.
Untuk menjawab permasalahan yang dihadapi oleh Gapoktan Lembayung, maka penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Faktor lingkungan internal dan eksternal apa saja dalam pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung di Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor guna meningkatkan performa bisnisnya pada masa yang akan datang? 2. Strategi apa saja yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung di Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor?
1. 3. Tujuan Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, tujuan dari penelitian ini 1. Menganalsis lingkungan internal dan eksternal usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. 2. Merumuskan Strategi pengembangan usaha yang dapat diterapkan oleh Gapoktan Lembayung.
1. 4. Manfaat Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu : 1. Dapat memberikan informasi dan solusi bagi Gapoktan Lembayung dalam mengambil keputusan strategis dalam pengembangan usahanya. 2. Memberikan bahan rujukan bagi peneliti dalam ilmu pengetahuan serta menjadi informasi bagi peneliti-peneliti yang sedang menyelesaikan tugas akhir dan kegiatan lain yang berkaitan. 3. Bagi penulis, sebagai pengalaman yang nyata dalam sosial dan penerapan ilmu-ilmu yang diperoleh selama kuliah.
22
1. 5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dan pembahasan dalam penelitian ini yaitu meliputi gambaran umum dari Gapoktan Lembayung di desa Cokopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal Gapoktan lembayung, perumusan strategi dan penentuan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Gapoktan Lembayung. Penelitian ini membahas berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi Gapoktan Lembayung. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari kondisi internal perusahaan tersebut ataupun dari lingkungan eksternal perusahaan. Analisis yang dilakukan sebatas pada formulasi strategi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu Internal Factor Evaluation (IFE), Eksternal Factor Evaluation (EFE), matriks Internal-Eksternal (IE), dan QSPM.
23
II. Tinjauan Pustaka
2.1. Sejarah Singkat Pepaya Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi.
2.2. Jenis-jenis Pepaya Pepaya terdiri dari beberapa jenis diantaranya yaitu1: 1. Pepaya Cibinong. Warna kulit buah bagian ujung biasanya kuning, sedangkan bagian lainnya tetap hijau. Pepaya cibinong memiliki ciri tersendiri, yaitu buah yang matang tampak pada warna kulit buahnya. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran besar. Bobot setiap buah rata-rata 2,5 kg. Pangkal buah kecil kemudian membesar di bagian tengah dan melancip di bagian ujungnya. Permukaan kulit buah agak halus tetapi tidak rata. Daging buah berwarna merah kekuningan. Keistimewaan lainnya pepaya ini ialah rasanya manis segar, teksturnya keras, dan tahan selama pengangkutan
2. Pepaya bangkok. Pepaya bangkok bukan tanaman asli Indonesia. Jenis pepaya ini didatangkan dari Thailand sekitar tahun 70-an. Pepaya bangkok diunggulkan karena ukurannya paling besar dibanding jenis pepaya lainnya.
1
http://nurulwirda.wordpress.com/mengenal-pepaya/ 20-2-2011/10.30
24
Beratnya dapat mencapai 3,5 kg per buahnya. Selain ukuran, keunggulan lainnya ialah rasa dan ketahanan buah. Daging buahnya berwarna jingga kemerahan, rasanya manis segar dan teksturnya keras sehingga tahan dalam pengangkutan.
3. Pepaya Hawai. Pepaya yang berasal dari Kepulauan Hawaii ini merupakan suatu jenis pepaya “solo”. Pepaya “solo” artinya pepaya yang habis dimakan hanya untuk satu orang. Oleh karena itu, dapat dipastikan keistimewaan pepaya ini ialah ukurannya yang kecil. Bobot buahnya hanya sekitar 0,5 kg. Bentuknya agak bulat atau bulat panjang. Kulit buah yang telah matang berwarna kuning cerah. Daging buahnya agak tebal, berwarna kuning, dan rasanya manis segar.
4. Pepaya california. Pepaya ini dikenal dengan pepaya Calina, yaitu jenis pepaya yang dikembangkan oleh IPB yang dikenal dengan IPB-9. Bentuknya yang tidak besar, rasa yang sangat manis serta aroma yang harum menjadikan pepaya California banyak disukai masyarakat Indonesia.
25
Tanaman pepaya dapat tumbuh di dataran rendah hingga ketinggian 1.000 m dpl. Tanaman ini lebih senang tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup tersedia air), curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Tanaman ini lebih senang tumbuh di lokasi yang banyak hujan (cukup tersedia air), curah hujan 1000-2000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Di daerah yang beriklim kering, musim hujannya 2-5 bulan, dan musim kemaraunya 6-8 bulan, tanaman pepaya masih mampu berbuah, asalkan kedalaman air tanahnya 50-150 cm. Tanah yang subur dengan porositas baik, mengandung kapur, dan ber-pH 6-7 paling disenangi oleh tanaman pepaya. Tanaman pepaya lebih menyukai daerah terbuka (tidak ternaungi) dan tidak tergenang air. Tanah yang berdrainase tidak baik menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit akar.
2. 3. Manfaat Pepaya Menurut Tohir (1978), adapun manfaat pepaya sebagai berikut : 1. Buah masak yang populer sebagai “buah meja”, selain untuk pencuci mulut juga sebagai pensuplai nutrisi/gizi terutama vitamin A dan C. Buah pepaya masak yang mudah rusak perlu diolah dijadikan makanan seperti sari pepaya dan dodol pepaya. Buah pepaya sering dijadikan bahan baku pembuatan (pencampur) saus tomat pada industri makanan, yakni untuk penambah cita rasa, warna dan kadar vitamin . 2. Dalam industri makanan, akarnya dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit ginjal dan kandung kencing. 3. Daunnya sebagai obat penyembuh penyakit malaria, kejang perut dan sakit panas. Bahkan daun mudanya enak dilalap dan untuk menambah nafsu makan, serta dapat menyembuhkan penyakit beri-beri dan untuk menyusun ransum ayam. 4. Batang buah muda dan daunnya mengandung getah putih yang berisikan enzim pemecah protein yang disebut “papaine” sehingga dapat melunakan daging untuk bahan kosmetik dan digunakan pada industri minuman (penjernih), industri farmasi dan textil.
26
5. Bunga pepaya yang berwarna putih dapat dirangkai dan digunakan sebagai “bunga kalung” pengganti bunga melati atau sering dibuat urap. Batangnya dapat dijadikan pencampur makanan ternak melalui proses pengirisan dan pengeringan.
2. 4. Pepaya California Pepaya California sebenarnya bernama pepaya Calina. Meski menyandang nama California, pepaya itu sebetulnya dikembangkan di Bogor. Pepaya California (IPB-9)
ini merupakan satu dari beberapa pepaya unggul hasil
pemuliaan Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT) IPB. Untuk mendapatkan varietasvarietas itu dibutuhkan waktu panjang. 'Riset dilakukan sejak 2000,' tutur Prof Dr Ir Sriani Sujiprihati, MS, ketua Divisi Pemuliaan PKBT IPB. Pepaya yang memiliki bentuk buah lebih kecil dan lebih lonjong ini berasal dari Amerika Tengah dan daerah Karibia. Ia dapat tumbuh subur sepanjang tahun (tanpa mengenal musim) di Indonesia. Pohon Pepaya California lebih pendek dibanding jenis pepaya lain, paling tinggi lebih kurang 2 meter. Daunnya berjari banyak dan memiliki kuncung di permukaan pangkalnya. Buahnya berkulit tebal, warnanya hijau terang dan permukaannya rata, dagingnya kenyal, tebal, manis dan berwarna jingga kemerahan. Bobotnya berkisar antara 800 gram sampai dengan 1,24 Kg per buah2. Belakangan ini, permintaan pasar akan pasokan pepaya California, khususnya supermarket/hypermarket di kota-kota besar dalam dan luar negeri cukup tinggi. Sementara itu, ketersediaan buah relatif terbatas, karena pepaya unggulan yang kecil mungil ini belum dikenal secara meluas di masyarakat petani.
2.5. Kelompok Tani (Poktan) Kelompok tani sebagai wadah organisasi dan bekerja sama antar anggota mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat tani, sebab
2
http://pkbt.ipb.ac.id/media.php?module=Genotipe%20Unggul%20pepaya&konten=pepaya&db=p epaya&dalam=genotipepepaya&id=2&halaman=3/ 20-2-2011/10.30 WIB
27
segala kegiatan dan permasalahan dalam berusaha tani dilaksanakan oleh kelompok secara bersamaan. Melihat potensi tersebut, maka kelompok tani perlu dibina dan diberdayakan lebih lanjut agar dapat berkembang secara optimal. Pentingnya pembinaan petani dengan pendekatan kelompok tani juga dikemukakan oleh Mosher (1968) dalam Djiwandi (1994) bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kegiatan petani yang tergabung dalam kelompok tani. Mengembangkan kelompok tani menurut Jomo (1968) dalam Djiwandi (1994) adalah berarti membangun kemauan, dan kepercayaan pada diri sendiri agar dapat terlibat secara aktif dalam pembangunan. Disamping itu agar mereka dapat bergerak secara metodis, berdayaguna, dan teroganisir. Suatu gerakan kelompok tani yang tidak teroganisir dan tidak mengikuti kerjasama menurut pola-pola yang maju, tidak akan memecahkan problemproblem yang dihadapi petani. Kelompok tani, menurut Deptan RI (1980) dalam Mardikanto (1996) diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/i), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. Beberapa keuntungan dari pembentukan kelompok tani itu, antara lain diungkapkan oleh Torres (Wong, 1997) dalam Mardikanto (1996) sebagai berikut: a. Semakin eratnya interaksi dalam kelompok dan semakin terbinanya kepemimpinan kelompok. b. Semakin terarahnya peningkatan secara cepat tentang jiwa kerjasama antar petani. c. Semakin cepatnya proses difusi penerapan inovasi atau teknologi baru. d. Semakin naiknya kemampuan rata-rata pengembalian hutang petani. e. Semakin meningkatnya orientasi pasar, baik yang berkaitan dengan masukan (input) atau produk yang dihasilkannya. f. Semakin
dapat
membantu
efesiensi
pembagian
air
irigasi
serta
pengawasannya oleh petani sendiri. Sedangkan alasan utama dibentuknya kelompok tani adalah :
28
a. Untuk memanfaatkan secara lebih baik (optimal) semua sumber daya yang tersedia. b. Dikembangkan oleh pemerintah sebagai alat pembangunan. c. Adanya alasan ideologis yang “mewajibkan” para petani untuk terikat oleh suatu amanat suci yang harus mereka amalkan melalui kelompok taninya (Sajogyo, 1978 dalam Mardikanto, 1996).
2. 6. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Gabungan kelompok tani (Gapoktan) mulai dikenal pada awal tahun 1990an. Gapoktan merupakan gabungan dari kelompok-kelompok tani (Poktan) yang berada di suatu desa yang memiliki komoditi pertanian yang diusahakan, baik sejenis maupun berbagai jenis. Tujuan utama pembentukan dan penguatan Gapoktan adalah untuk memperkuat kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas (Deptan, 2006). Departemen Pertanian menargetkan akan membentuk satu Gapoktan di setiap desa khususnya yang berbasiskan pertanian. Tiga peran pokok yang diharapkan dapat dimainkan oleh Gapoktan. Pertama, Gapoktan difungsikan sebagai lembaga sentral dalam sistem yang terbangun, misalnya terlibat dalam penyaluran benih bersubsidi yaitu bertugas merekap daftar permintaan benih dan nama anggota. Kedua, Gapoktan juga dibebankan untuk peningkatan ketahanan pangan di tingkat lokal. Dalam hal ini, masyarakat yang tergabung dalam suatu kelompok tani dibimbing agar mampu menemukenali permasalahan yang dihadapi dan potensi yang mereka miliki, serta mampu
secara
mandiri
membuat
rencana
kerja
untuk
meningkatkan
pendapatannya melalui usahatani dan usaha agribisnis berbasis perdesaan. Ketiga, membantu petani miskin dan rawan pangan akan meningkat kemampuannya dalam mengatasi masalah pangan dan kemiskinan di dalam suatu ikatan kelompok dan gabungan kelompok yang merupakan wahana untuk memperjuangkan nasib para anggotanya sesuai dengan aspirasi, kondisi sosial, ekonomi dan budaya setempat. Masyarakat, melalui gapoktan juga diharapkan mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bersama.
29
2. 7. Gapoktan, Koperasi dan Perusahaan. Koperasi adalah organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang yang pada umumnya memiliki kemampuan ekonomi terbatas dan mereka secara sukarela menyatukan dirinya didalam koperasi sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi mereka. Dilihat dari tujuannya, tujuan usaha Koperasi pada dasarnya adalah untuk memperjuangkan kepentingan dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggotanya. Tujuan koperasi konsumsi adalah menyediakan bahan kebutuhan pokok para anggotanya agar mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau. Tujuan dari Gapoktan juga hampir sama yaitu membantu meningkatkan kesejahteraan anggota Gapoktan (Poktan-poktan) dalam hal budidaya dan pemasaran. Perusahaan bertujuan untuk memaksimumkan laba terhadap barang dan jasa yang diproduksi. Anggota yang menjadi pelanggan usahanya bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok adalah bagian modal koperasi yang digunakan membiayai usahanya. Jumlah simpanan masing-masing anggota sama dan tidak mempengaruhi kedudukan anggota koperasi. Pada Gapoktan sumbangan hanya pada kumpul rutin Gapoktan dan ini merupakan iuran pokok oleh anggota, namun Gapoktan dapat menjadi cikal bakal dari koperasi. Dari sisi manajemen, usaha koperasi bersifat lebih terbuka karena semua anggota akan terlibat aktif dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi, serta menga wasi jalannya kegiatan usaha koperasi. Para anggota koperasi mempunyai akses yang cukup besar untuk mengetahui seluk beluk usaha koperasi. Pada Gapoktan manajemen terletak pada pengurus inti Gapoktan untuk menentukan arahan dari berbagai aspek seperti aspek budidaya atau produksi dan aspek pemasaran. Dalam perusahaan keputusan manajemen dipegang oleh kekuasaan tertinggi seperti pemegang saham tertinggi.
2. 8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Strategi Pengembangan Usaha Penyusunan dan pelaksanaan penelitian ini didukung dengan berbagai penelitian terdahulu sebagai bahan referensi terhadap penelitian tentang strategi pengembangan serta yang berhubungan dengan penelitian pepaya california.
30
Wijayanti (2008) melakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha sayuran organik pada kelompok tani Putra alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor eksternal dan internal yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Perumusan dan penyusunan strategi usaha yang tepat terdapat tiga tahapan yang ditempuh yaitu tahap pengumpulan input, tahap pemanduan dan tahap penetapan strategi. Alat analisis yang digunalkan pada penelitian ini yaitu analisi EFE, IFE, IE, matriks SWOT dan matriks QSPM. Berdasarkan analisis IFE, faktor kekuatan perusahaan yang dimiliki yaitu perencanaan tanam yang sudah baik, sedangkan faktor kelemahannya yaitu pengarsipan data yang belum rapi dan belum ada sertifikat organik. Berdasarkan analisis EFE, peluang utama perusahaan ini yaitu perubahan gaya hidup masyarakat yang cenderung back to nature, sedangkan ancamannya yaitu perkembangan
hama
dan
penyakit
pada
tanaman.
Kemudian
dengan
menggunakan analisis IE diperoleh posisi perusahaan pada kotak di kuadran II. Strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan tersebut yaitu strategi tumbuh dan kembang dengan strategi terbaik yang cocok yaitu Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal). Prioritas strategi alternatif yang tepat berdasarkan analisis QSPM yaitu memperkuat dan mempertahankan daerah pemasaran yang sudah ada dengan cara menjaga kualitas produk dan mempertahankan tanam yang sudah baik. Nuranggara (2009) melakukan penelitian tentang strategi pengembangan usaha sari buah jambu biji pada PT. Lipisari Patna Kabupaten Subang. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi pengembangan usaha PT Lipisari, membuat formula strategi bisnis yang dapat diterapkan oleh manajemen PT Lipisari sesuai dengan kondisi perusahaan, dan membuat perancangan strategi arsitekturstrategik PT Lipisari untuk sepuluh tahun kedepan. Alat analisis yang digunakan yaitu matriks IFE, EFE, SWOT, IE
31
Berdasarkan matriks IFE, kekuatan yang dimiliki PT Lipisari yaitu produk telah
dilengkapi
perizinan
dan
barcode
serta
produknya
berkualitas.
Kelemahannya yaitu promosi yang kurang gencar dan manajemen yang kurang fokus. Berdasar matriks EFE, peluang yang diterima oleh PT Lipisari yaitu adanya tren mengkonsumsi makanan dan minuman alami dan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan gizi makanan. Faktor yang menjadi ancaman yaitu harga produk subtitusi yang lebih murah. Berdasarkan analisis matriks SWOT, didapatkan delapan kombinasi strategi yaitu: melakukan pengembangan produk melalui diversifikasi dan diferensiasi produk, mempertahankan brand image sebagai produk asli Subang, melakukan promosi secara intensif, memperbaiki manajemen perusahaan dan menggunakan tenaga kerja tidak terikat dengan LIPI, memperluas jaringan dengan supermarket, melakukan efisiensi biaya produksi, melakukan kerja sama dengan investor dan melakukan variasi kemasan. Sembara
(2010)
melakukan
penelitian
tentang
Analisis
strategi
pengembangan usaha sapi perah koperasi unit desa (KUD) Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal yang berpengaruh dalam pengembangan usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong, dan menganalisis dan merekomendasikan alternatif strategi yang bisa diterapkan dalam pengembangan usaha ternak sapi perah yang sesuai dengan KUD Bayongbong. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu matriks IFE, EFE, SWOT, IE dan QSPM Hasil analisis SWOT usaha ternak sapi perah KUD Bayongbong menunjukan
beberapa
alternatif
strategi
yang
dapat
diterapkan
yaitu:
meningkatkan kegiatan produksi dengan proses pengelolaan yang berstandar mulai dari kegiatan penyediaan input hingga output produk yang dihasilkan, meningkatkan kekuatan permodalan peternak dengan memfasilitasi pinjaman modal bunga ringan tanpa agunan, melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) peternak dan memaksimalkan pelayanan KUD dalam memenuhi kebutuhan anggota peternak, meningkatkan manajemen pengelolaan keuangan, menjaga hubungan kerjasama yang baik yang telah terbetuk dengan stakeholder dalam sistem agribisnis usaha ternak sapi perah KUD Mandiri Bayongbong, meningkatkan dan membangun manajemen pengontolan usaha ternak KUD
32
Bayongbong mulai dari penyediaan input, pengelolaan on farm hingga kegiatan output, membangun sistem pengelolaan usaha ternak sapi perah yang tertib dan bersih serta melakukan kerjasama dengan pihak-pihak terkait mengenai pengembangan teknologi pengelolaan limbah ternak dan peningkatan kompetensi pelaku usaha ternak sapi perah dalam membangun sistem informasi manajemen (SIM) untuk meningkatkan kinerja pengelolaan usaha yang dijalankannya.
2. 8. Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Komoditi Pepaya Chaerningrum (2010) melakukan penelitian tentang analisis usahatani pepaya California (kasus : Desa Cikopo Mayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh harga jual pepaya California terhadap peningkatan jumlah petani pepaya California,
melihat
keragaan
usahatani
pepaya
california,
menganalisis
pendapatan dan efisiensi usahatani pepaya California dan menganalisis rekomendasi kebijakan bagi usaha tani pepaya California di perusahaan tersebut. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif disajikan secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dilakukan berdasar analisis usahatani dan analisis efisiensi. Banyaknya pedagang pengumpul atau tengkulak yang terus mencari pepaya california menjadikan peluang para petani mengembangkan pepaya California tersebut. Keragaan usahatani pepaya California di Desa Cikopo tersebut meliputi persiapan lahan, penanaman, seleksi pohon sempurna, pemeliharaan dan panen. Total biaya yang dikeluarkan petani untuk lahan 1 ha adalah Rp. 77.319.000, luas lahan 0,5 ha (setelah dikonversi kedalam 1 ha) adalah Rp. 71.859.000, dan luas lahan 0,25 (setelah dikonversi kedalam 1 ha) adalah Rp. 47.096.000. Pendapatan yang diterima petani dengan luas lahan 1 ha, 0,5 ha dan 0,25 ha berturut-turut yaitu Rp. 159.961.000, Rp. 186.701.000, dan Rp. 183.304.000. Petani dengan luas lahan 0,25 ha lebih memiliki nilai efisien yaitu 4,89 dan yang terendah dengan lahan 1 ha yaitu 3,06. Petani dengan luas lahan 0,5 lebih efisien karena menerapkan sistem polykultur. Tanaman pepaya jika ditanam dengan monokultur maka produktivitasnya akan rendah. Seftiana (2010) melakukan penelitian tentang Analisis kelayakan usahatani pepaya di desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang. Tujuan dari
33
penelitian ini yaitu menganalisis kelayakan usahatani pepaya di Desa blendung dilihat dari aspek non-finansial, menganalisis kelayakan finansial usahatani pepaya di Desa Blendung apabila usaha ini dilakukan dalam dua pola yaitu dengan menggunmakan 15 kilogram pupuk organik di awal musim tanam, dan menganalisis sensitivitas usahatani pepaya di Desa Blendung apabila terjadi perubahan perubahan pada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi manfaat dan biaya. Analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan dalam usahatani pepaya di Desa Blendung. Berdasar analisis ini usahatani pepaya ini hanya aspek manajemen yang belum layak karena usaha ini bergerak secara non formal tanpa struktur yang jelas, sementara aspek lain layak. Analisis kuantitatif dilakukan untuk menganalisis kelayakan aspek finansial. Berdasarkan aspek finansial ini pada usahatani pepaya pola I (50 kg pupuyk dasar organik di awal tanam) meninjukan NPV sebesar Rp 31.225.228,79, Net B/C sebesar 1,27, IRR sebesar 27,07% dan Payback Periode selama 3 tahun 2 bulan 25 hari. Sedangkan pada pola II (15 kg pupuk dasar organik di awal tanam) nilai NPV sebesar Rp 6.897.368,24, Net6 B/C sebesar 1,08, IRR sebesar 17,84% dan Payback Periode selama 3 tahun 6 bulan 2 hari. Berdasarkan kriteria finansial kedua pola layak diusahakan tetapi pola I lebih layak. Hal ini terlihat dari kriteria finansial dari usahatani yang lebih baik. Manfaat mengkaji penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sebagai pembanding hasil dan alat analisis yang telah dijalankan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian ini apakah sejalan. Kemudian untuk penelitian
terdahulu
yang
menyangkut
pepaya
California
yaitu
untuk
menunjukkan bahwa pepaya California berpotensi untuk dikembangkan berdasarkan kelayakan dalam usahatani serta memberikan referensi terhadap penelitian ini.
34
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. KerangkaPemikiran Teoritis
3. 1. 1. Konsep strategi Menururt David (2006), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi ini dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi, dan joint venture. Strategi adalah tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan dalam jumlah yang besar. Sedangkan menurut Marrus diacu dalam Umar (2008) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Menurut Hamel dan Prahalad diacu dalam Umar (2008) mendefinisikan strategi lebih khusus yaitu strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (Core Competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan. Setiap perusahaan selalu dihadapkan dengan lingkungan yang selalu berubah-ubah. Oleh sebab itu kepekaan terhadap perubahan lingkungan serta kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan perlu dimiliki oleh perusahaan. 3. 1. 2. Konsep manajemen strategi Menurut David (2006), manajemen strategi dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen strategi berfokus pada mengintegrasi manajemen, keuangan/ akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem 35
komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Drucker diacu dalam David (2006) menyatakan bahwa pekerjaan utama dalam manajemen strategis adalah berpikir melalui keseluruhan misi perusahaan. Misi tersebut akan mengantarkan perusahaan menetapkan tujuan, mengembangkan strategi, dan membuat keputusan hari ini untuk esok hari. Manajemen strategi merupakan perencanaan strategi yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai keputusan pemimpin tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran organisasi. Manajemen strategis merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat megakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dalam model manajemen stategi. Aplikasi manajemen strategis biasanya diterapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk. Gambar1
menunjukkan model
komprehensif manajemen strategi menurut David (2006)
Menjalankan audit eksternal
Mengembangkan pernyataan visi dan misi
Menetapkan tujuan jangka
Merumusk an, mengevaluasi dan memilih strategi
Implementasi strategi
Menjalankan audit internal
Formulasi Strategi
Implementasi strategi isu-isu pemasaran, keuangan, akutansi, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen
Mengukur dan mengevaluasi kinerja
Implementas
Evaluasi
Strategi
Strategi
Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Srtategis Sumber: David (2004)
36
Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis menurut David (2006), terdiri dari tiga tahap yaitu : 1. Formulasi Strategi Formulasi strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan. 2. Implementasi Strategi Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang telah di formulasikan dapat dijalankan. 3. Evaluasi strategi Tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi adalah meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar dan strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi dan mengambil tindakan korektif. Evaluasi strategi merupakan tahap final dalam manejemen strategis. Model komprehensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun pada penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi.
3. 1. 3. Jenis Strategi Menurut David (2006), terdapat strategi alternatif yang dapat digunakan perusahaan dalam menentukan strategi yang diambil melalui 12 tindakan strategi yaitu integrasi kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal, penetrasi pasar, pengembangan
produk,
pengembangan
pasar,
diversifikasi
konsentrik,
diversifikasi konglomerat, diversifikasi horizontal, retrenchment, divestasi dan likuidasi.
37
1. Strategi Integrasi Strategi ini yaitu strategi yang dilakukan oleh perusahaan dengan meningkatkan kontrol serta melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok dan para pesaingnya. Strategi ini dibagi dalam tiga strategi yaitu : a. Integrasi kedepan, adalah jenis strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas distributor atau pengecer. b. Integrasi ke belakang, adalah jenis strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pemasok c. Integrasi horizontal adalah jenis strategi yang melibatkan akuisisi kepemilikan atau peningkatan kontrol atas pesaing perusahaan tersebut. 2. Strategi Intensif Strategi ini memerlukan usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Strategi ini dibagi menjadi tiga strategi yaitu : a. Penetrasi pasar, strategi yang berusaha meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa saat ini melalui upaya pemasaran yang lebih besar. Strategi ini dapat dilakukan melalui penambah tenaga penjual, iklan dll. b. Pengembangan pasar, yaitu strategi yang melibatkan perkenalan produk yang ada saat ini ke area geografi baru. c. Pengembangan produk, yaitu strategi yang mencari peningkatan penjualan dengan memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa saat ini. 3. Strategi Diversifikasi Strategi ini dimaksudkan untuk menambah produk baru pada bisnis yang sudah ada. Strategi ini dibagi menjadi tiga yaitu: a. Divesifikasi konsentrik, yaitu strategi yang dilakukan dengan menambah produk atau jasa yang baru tetapi berkaitan dengan produk yang lama.
38
b. Diversifikasi konglomerat, yaitu strategi yang dilakukan dengan menambah produk atau jasa yang baru tetapi tidak berkaitan untuk pelanggan saat ini. c. Diversifikasi horizontal, yaitu strategi yang dilakukan dengan menambah produk atau jasa yang baru dan tidak berkaitan 4. Strategi Divensif Strategi ini dimaksudkan agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang besar yang pada akhirnya mengalami kebangkrutan. Strategi ini dibagi menjadi tiga yaitu: a. Retrenchment, yaitu strategi organisasi mengelompokkan ulang melalui pengurangan aset dan biaya untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. b. Divestasi, strategi yang dilakukan dengan menjual suatu divisi atau bagian dari suatu organisasi. Strategi ini sering digunakan untuk meningkatkan modal untuk akuisisi strategis atau investasi lebih lanjut. Divestasi menjadi bagian dari retrenchment untuk menyingkirkan bisnis perusahaan yang kurang menguntungkan c. Likuidasi, strategi dengan menjual semua aset perusahaan, secara terpisah-pisah atau sepotong-sepotong untuk nilai riilnya. Strategi ini bertujuan untuk menutup perusahaan.
5. Strategi umum M. Porter Dalam menyusun strateginya Porter menerapkan tiga strategi yang dapat diterapkan oleh perusahaan yaitu : a. Strategi Kenunggulan Biaya Strategi keunggulan biaya menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat rendah untuk konsumen yang sangat peka terhadap perubahan harga. Dalam penerapannya, strategi keunggulan biaya umumnya harus dilakukan bersama dengan diferensiasi. Sejumlah elemen biaya mempengaruhi penggunaan strategi umum, termasuk skala ekonomis yang dicapai, persentase
39
kapasitas yang dicapai, serta hubungan dengan pemasok dan distributor. b. Strategi Diferensiasi Merupakan strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang dianggap unik dan ditujukan kepada konsumen yang relatif tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Berbagai strategi memberikan tingkat diferensiasi yang berbeda. Melakukan diferensiasi tidak menjamin munculnya keunggulan kompetitif, terutama produk standar cukup memenuhi kebutuhan pelanggan atau apabila pesaing dengan cepat bisa meniru. c. Strategi Fokus Fokus berarti membuat produk dan menyediakan jasa yang memenuhi kebutuhan
para
kelompok
kecil
konsumen.
Organisasi
yang
menerapkan strategi ini dapat memusatkan perhatian pada kelompok pelanggan, pasar geografis atau segmen lini produk tertentu agar dapat melayani pasar sempit namun jelas secara lebih baik dari para pesaing yang melayani pasar yang lebih luas.
3.1.4. Konsep Pengembangan Usaha Menurut Pambudy diacu dalam Sumiati (2009), salah satu komponen utama dalam penyeimbang struktur usaha nasional adalah mengembangkan pengusaha kecil yang berorientasi produksi menjadi pengusaha-pengusaha kecil berorientasi bisnis atau berwawasan wirausaha. Pengusaha-pengusaha kecil yang mampu mengikuti peluang dan perubahan situasi sebagai faktor penentu kegiatan usahanya, terutama perubahan situasi pasar yang mengarah pada pasar global. Pengusaha kecil akan selalu dihadapkan pada berbagai kendala keterbatasan, khususnya keterbatasan skala usaha, manajemen usaha, modal, teknologi, keterampilan berusaha, dan pemasaran produk. Menurut Wibowo (2008), usaha untuk memperluas dan memperbesar pasar yaitu dengan mengembangkan usaha yang sudah ada atau membeli perusahaan lain. Upaya-upaya tersebut harus dikaitkan dengan kemampuan perusahaan dan pengelola serta situasi pasar. Pengembangan usaha dapat dilakukan dengan
40
beberapa cara diantaranya penetrasi pasar, perluasan pasar, diversifikasi produk, dan pengembangan produk. a. Penetrasi pasar Penetrasi pasar dilakukan dengan menjual jenis produk lama dalam jumlah besar ke pasar yang lama, jika produksi ditingkatkan jumlahnya, produk tersebut dapat diserap oleh pasar yang ada. Jika memang permintaan pasar yang dapat diambil ternyata lebih besar dari produksi, pengelola harus tanggap dan segera memanfaatkannya. Jika tidak, berarti akan memberi peluang bagi pesaing untuk memanfaatkan kesempatan tersebut. Maka dari itu, penelitian pasar perlu dilakukan secara terus menerus dan teratur. b. Perluasan pasar Strategi perluasan pasar berarti harus mencari wilayah pasar yang baru untuk jenis produk yang lama. Perluasan pasar dapat merupakan upaya untuk memasarkan kelebihan hasil produksi yang tidak terserap oleh pasar yang lama. Perluasan pasar biasanya dimaksudkan untuk pengembangan perusahaan. Langkah pertama dalam perluasan pasar yaitu menjajaki wilayah pasar yang mungkin dapat dijangkau. Sementara itu semua sistem perusahaan dipersiapkan untuk mendukung strategi tersebut jika dilaksanakan. c. Pengembangan produk Strategi pengembangan produk akan menyangkut pasar dan produk secara langsung. Jika situasi pasar memungkinkan bagi produk yang baru, strategi pengembangan produk dapat dilakukan. Produk yang ditawarkan bukanlah produk yang lama tetapi produk baru atau produk yang diperbaharui. Dalam menetapkan strategi ini bukan perkembangan hasil penjualan dari tahun ke tahun yang digunakan untuk ramalan permintaan pasar karena termasuk jenis produk baru atau diperbaharui. Semua perkiraan permintaan pasar harus didasarkan atas informasi hasil penelitian pasar. d. Diversifikasi produk Diversifikasi Produk dan pasar bagaikan mendirikan perusahaan baru, yaitu dengan produk dan pasar yang baru. Dalam strategi ini, perusahaan membuat produk baru yang berbeda dengan produk yang sudah ada.
41
Dengan demikian perusahaan mempunyai jenis produk lebih dari satu, sehingga
memerlukan
perhatian
sendiri
terutama
dalam
sistem
pemasarannya. Tidak setiap wilayah pasar mempunyai kedudukan dan informasi yang sama. e. Perluasan tingkat Nasional dan Internasional Bagi perusahaan kecil perluasan tingkat nasional jauh lebih mudah dari pada perluasan ke luar negeri, namun peluang pasar dalam negeri relatif terbatas dan laju perkembangan pasar pun lebih lambat. Untuk menembus pasar luar negeri bukan hal yang mudah dan persyaratannya juga tidak sederhana, minimal harus ada jaminan kestabilan mutu yang tinggi.
3. 1. 5. Visi dan Misi Penentuan visi dan misi dalam suatu perusahaan merupakan langkah awal dalam melakukan perencanaan strategi. Visi dan misi juga berperan sebagai pedoman dan acuan bagi perusahaan tersebut. Menurut Umar (2008), visi adalah suatu cita-cita tentang keadaan di masa yang akan datangyang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jejang paling atas sampai yang paling bawah dan tertanam dalam benak seluruh anggota perusahaan. Menurut Dirgantoro (2001), visi merupakan suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan dan tujuan perusahaan dsan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan (Umar, 2008). Menurut Hunger (2003), misi organisasi merupakan tujuan atau alasan mengapa organisasi hidup. Misi memberitahunkan siapa kita dan apa yang kita lakukan. Misi mendefinisikan tujuan mendasar dan unik yang membedakan suatu perusahaan dengan perusahaan lain. Misi juga merupakan penggambaran visi agar visi menjadi lebih mudah dimengerti.
42
3. 1.6. Analisis Lingkungan
3. 1. 6. 1. Likngkungan Internal Lingkungan internal merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan bagian internal perusahaan. Menurut David (2006), lingkungan internal merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan pada area fungsional bisnis, termasuk manajemen, pemasaran, keuangan, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen. Tujuan dari analisis lingkungan internal yaitu untuk menilai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. David (2006) membagi area fungsional bisnis menjadi variabel-variaberl yaitu : 1. Manajemen Fungsi dari manajemen dalam perusahaan terdiri dari lima aktivitas yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberi motivasi, pengelolaan dan pengendalian. Kelima ativitas manajemen ini akan membantu dan mengarahkan perusahaan pada tujuan utamanya serta memberikan kekuatan bagi perusahaan tersebut. 2. Pemasaran Arti pemasaran bagi perusahaan dapat digambarkan sebagai proses mendefinisikan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen atas barang dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran yaitu analisis pelanggan, penjualan produk, perencanaan produk dan jasa, menetapkan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang. 3. Produksi/ operasi Fungsi produksi perusahaan meliputi aktivitas merubah masukan (input) menjadi barang atau jasa (output). Manajemen produksi dan operasi ini menangani masukan, pengubahan, dan keluaran yang bervariasi antar industri dan pasar. 4. Keuangan Kondisi keuangan dalam perusahaan sering dianggap satu ukuran terbaik untuk menentukan posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu perusahaan. Untuk dapat merumuskan strategi perusahaan secara efektif,
43
haruslah menetapkan kekuatan dan kelemahan dari aspek keuangan perusahaan tersebut. 5. Penelitian dan pengembangan Istilah
penelitian
dan
pengembangan
digunakan
untuk
menggambarkan beragam kegiatan. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk harus mempunyai orientasi litbang yang kuat, karena kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kompetitif. Untuk penelitian dan pengembangan, pada penelitian ini tidak termasuk dalam bahasan karena tidak mencakupi aspek internal dari perusahaan ini. 6. Sistem informasi manajemen Sistem informasi manajemen bertujuan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi manajemen yang efektif berusaha mengumpulkan, memberi kode, menyimpan, mensintesa kemudian baru menyajikan informasi yang bernama database. Dengan adanya database, perusahaan dapat melaksanakan kegiatan operasional dan menyusun strategi secara akurat. Untuk Sistem informasi manajemen, pada penelitian ini tidak termasuk dalam bahasan karena tidak mencakupi aspek internal dari perusahaan ini.
3. 1. 6. 2. Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan dari lingkungan luar seperti peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal ini mempengaruhi perusahaan diluar kendali persusahaan tersebut, sehingga perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Penerapan strategi yang dilakukan perusahaan yaitu untuk mengambil peluang yang ada dan mengatasi ancaman dari luar. Menurut David (2006) lingkungan eksternal perusahaan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan umum dan lingkungan industri. a. Lingkungan Umum Pada lingkungan umum ini ada empat hal yang mempengaruhi perusahaan yang dapat menghasilkan peluang dan ancaman. Empat hal yang mempengaruhi yaitu ekonomi, sosial dan budaya, politik dan
44
teknologi. Lingkungan ini dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja dari perusahaan. Ekonomi
Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
•
Tingkat inflasi
•
Pertumbuhan penduduk
•
Pola konsumsi
•
Gaya hidup
•
Kurs mata uang
•
Sikap terhadap mutu
•
Pajak
•
Tren pertumbuhan
•
Jumlah penduduk
ekonomi
•
Tingkat pendidikan
•
produk
masyarakat
Ketersediaan energi •
Politik, Pemerintahan, dan Hukum •
Situasi politik negara
•
Kebijakan politik luar negeri
•
Kepercayaan Teknologi
•
Perkembangan teknologi dan informasi
•
Kecenderungan
Regulasi dan deregulasi
perkembangan teknologi
pemerintah
yang unik dalam industri
•
Peraturan pajak
•
Kebijakan subsidi
•
Peraturan tenaga kerja
•
Peraturan ekspor dan
•
Perkembangan teknologi dasar
impor Tabel 5. Faktor eksternal perusahaan Sumber : David (2006)
b. Lingkungan Industri Analisis lingkungan industri ini merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap persaingan dalam industri. Dalam menghadapi situasi dalam lingkungan industri ini, perusahaan dipengaruhi oleh lima kekuatan dalam persaingan. Lima 45
kekuatan persaingan ini terdapat dalam konsep Model kekuatan bersaing M. Porter. Menurut Porter dalam David (2006) sifat persaingan dalam suatu industri dapat dilihat melalui lima kekuatan yaitu pendatang baru potensial, pemasok, pembeli, barang subtitusi dan persaingan dalam industri seperti dalam Gambar 2. Pendatang Baru Potensial (Ancaman Mobilitas)
Pemasok
Persaingan Industri
(Kekuatan Pemasok)
Pembeli (Kekuatan Pembeli)
Barang Subtitusi (Ancaman Subtitusi)
Gambar 2. Model Kekuatan Persaingan Sumber : David 2006
1. Ancaman pendatang baru Adanya pendatang baru dalam industri jelas akan mempengaruhi perusahaan. Dengan adanya pendatang baru otomatis persaingan dalam industri menjadi semakin ketat. Dengan masuknya pendatang baru tidak memungkiri akan terjadinya penurunan harga produk, penurunan laba dan pangsa pasar yang diraih. Masuknya pendatang baru dalam industri juga dipengaruhi oleh hambatan masuk dalam industri. Jika hambatan masuk dalam industri tersebut rendah, maka pendatang baru mudah untuk masuk ke dalam industri dan jika hambatan masuknya tinggi, maka pendatang baru sulit untuk memasuki industri.
46
2. Kekuatan pemasok Pemasok
dapat
mempengaruhi
industri
dengan
kekuatan
tawar
menawarnya. Pemasok dapat menaikkan harga bahan pasokan atau menurunkan mutu dari bahan pasokan ini sehingga kekuatan pemasok dapat mempengaruhi laba yang didapat. 3. Kekuatan pembeli Pembeli dapat mempengaruhi industri dengan kekuatan tawar menawarnya berupa menginginkan harga yang rendah, mutu yang baik dan pelayanan yang memuaskan 4. Ancaman barang subtitusi Produk subtitusi bisa mempengaruhi produk-produk yang sudah ada dalam industri tersebut. Ancaman yang dihasilkan terhadap produk subtitusi yaitu kemampuan harga yang lebih rendah, kegunaan yang lebih beragam dan inovasi produk yang diterapkan sehingga dapat menurunkan laba perusahaan yang produknya kalah bersaing dengan barang subtitusinya. 5. Persaingan Industri Persaingan dalam industri dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam industri tersebut. Persaingan ini dapat berupa persaingan harga, promosi, peningkatan pelayanan serta jaminan purna jual produk. Persaingan dalam industri ini memberikan motivasi perusahaan untuk selalu dalam kinerja baik serta memiliki produk yang kompetitif agar dapat bertahan dalam dunia persaingan industrinya.
3. 1. 7. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal yang menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi dan lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan.
47
3. 1. 8. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Matriks IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal dari perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting yang dimiliki perusahaan. Data informasi internal perusahaan dapat diperoleh dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi dan produksi /operasi.
3. 1. 9. Matriks Internal-Eksternal (IE) Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan salah satu alat analisis yang penting bagi perusahaan. Matriks IE menggambarkan posisi perusahaan saat ini berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) dan lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) perusahaan. Oleh karena itu, alternatif strategi yang dihasilkan nantinya sesuai dengan kondisi perusahaan. Analisis ini menghasilkan matriks External Factor Evaluation (EFE) dan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Matriks IE merupakan gabungan antara matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE) yang memperlihatkan kombinasi total nilai terbobot dari matriks EFE dan matriks IFE. Oleh karena itu, matriks IE diperoleh dari matriks External Factor Evaluation (EFE) dan Internal Factor Evaluation (IFE).
3. 1. 10. Matriks Quantitive Strategis Planning (QSP) QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factor internal-eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya. Secara konseptual, tujuan dari QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi-strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk
menentukan
strategi
mana
yang
dianggap
paling
baik
untuk
diimplementasikan. Dalam penyusunannya, QSPM memiliki beberapa kelebihan, yaitu: strategi dapat diperiksa secara berurutan atau bersamaan, tidak ada batas jumlah strategi yang dapat diperiksa atau dievaluasi. Sedangkan kekurangannya adalah
48
membutuhkan ketelitian dalam memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait dalam proses keputusan.
3.2 . Kerangka Operasional Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu mengenali visi dan misi dari Gapoktan Lembayung. Eksplorasi visi dan misi ini didapatkan melalui wawancara dari ketua Gapoktan Lembayung yaitu Bapak Hasim. Kemudian melakukan analisa terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Analisis lingkungan internal dari perusahaan meliputi manajemen, pemasaran, produksi/operasi, keuangan, Litbang, dan sistem informasi manajemennya. Sedangkan analisi faktor eksternalnya meliputi aspek ekonomi, sosial dan budaya, politik teknologi dan petani lain yang mengusahakan pepaya California. Langkah berikutnya yaitu faktor-faktor strategis dari lingkungan internal dan eksternal ini diidentifikasi menjadi peluang, ancaman, kekuatan dan kelemahan melalui matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Kedua matriks ini dipadukan dalam matriks IE (Internal-Eksternal) untuk mengetahui posisi perusahaan pada sembilan sel yang terdapat pada matriks IE dan strategi apa yang dapat dijalankan perusahaan. Selanjutnya melaui matriks SWOT
digunakan untuk mengetahui alternatif
strategi bagi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. Setelah alternatif strategi diketahui, langkah terakhir adalah pengambilan keputusan untuk menentukan strategi yang paling tepat dari semua alternatif strategi yang ada melalui alat analisis yaitu berupa matriks perencanaan strategi kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix- QSPM). Gambar kerangka operasional dapat dilihat pada gambar 3 di bawah ini.
49
Usaha Pepaya California Gapoktan Lembayung
Permasalahan : Pemasaran masih terbatas Kurangnya modal Manajemen belum optimal
Potensi besar Gapoktan sebagai organisasi bisnis di Kabupaten Bogor
Visi, Misi dan Tujuan perusahaan
Analisis Lingkungan
Analisis lingkungan internal : • Manajemen • Pemasaran • Produksi/operasi • Keuangan
Analisi lingkungan eksternal : • Lingkungan Umum (politik, pemerintah dan hukum; ekonomi, sosial ,budaya, demografi dan lingkungan; dan teknologi) • Lingkungan Industri EFE
IFE
Identifikasi Strategi Matriks IE
Alternatif strategi pengembangan usaha QSPM
Prioritas Strategi Gambar 3 : Kerangka Operasional
50
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Gapoktan Lembayung di Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kecamatan Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan sengaja (Purposive Sampling) karena Desa Cokopomayak merupakan salah satu sentra komoditas pepaya California di Kabupaten Bogor dan memiliki kelompok tani dan gabungan kelompok taninya yang terbentuknya tergolong baru serta masih dalam tahap pengembangan sehingga membutuhkan strategi-strategi yang tepat guna untuk mencapai tujuan perusahaan. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan April sampai Mei 2011.
4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Proses pengambilan data primer yang akan dilaksanakan adalah wawancara mendalam (indepth interview) secara langsung dengan pihak Gapoktan Lembayung (ketuan dan sekretaris) dan pengisian kuesioner dengan pihak Gapoktan Lembayung khususnya pihak-pihak penentu kebijakan pada Gapoktan Lembayung. Proses pengambilan data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang terkait. Data sekunder ini berasal dari laporan bulanan Gapoktan Lembayung, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor. Data sekunder ini juga diperoleh dari media internet, buku-buku, penelitian-penelitian terdahulu dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.
4.3. Metode Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mengumpulan data primer adalah dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, wawancara dan pengisian kuesioner. Data primer dikumpulkan dengan dua tahap. Tahap pertama pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan langsung dan wawancara dengan responden dan pihak manajemen Gapoktan untuk mendapatkan gambaran
51
umum tentang Gapoktan Lembayung, meliputi visi dan misi Gapoktan, kondisi Gapoktan saat ini, dan kondisi lingkungan internal dan eksternal Gapoktan. Tahap kedua, dengan memberikan kuesioner kepada setiap responden yang dipilih. Kuesioner yang dibuat untuk menentukan faktor strategis internaleksternal, rating dan pembobotan faktor-faktor strategis berdasarkan sumber analisis tiga tahap perumusan strategi David (2006). Terdiri dari tiga tahap dalam kuesioner yaitu penentuan faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan, faktor eksternal berupa peluang dan ancaman perusahaan, penentuan bobot faktor strategis dan penentuan rating faktor strategis tersebut. Penentuan faktor-faktor strategis baik internal maupun eksternal didasarkan pada panduan pengertian faktor internal eksternal David (2006), namun untuk faktor strategis internal dan eksternal pada kuesioner dilakukan menurut justifikasi penulis dan wawancara pihak terkait, namun tetap mengacu pada panduan teori David (2006). Kuesioner dibuat berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara pada tahap pertama untuk merumuskan hal-hal yang berpengaruh terhadap Gapoktan bersangkutan terkait penelitian. Data sekunder diperoleh melalui pengajuan permintaan data kepada pihak manajemen mengenai laporan tahunan perusahaan, Badan Pusat Statistik, dan lembaga/instansi lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
4. 4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah melalui pendekatan manajemen strategis. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan diolah secara kuantitatif melalui tiga tahapan yaitu tahap pengumpulan input, tahap pencocokan dan tahap keputusan strategi. Dalam mengidentifikasi tahap pertama digunakan dengan strategi matriks IFE dan EFE, sedangkan untuk menganalisis masalah selanjutnya digunakan matriks IE untuk mendapatkan alternatif strategi. Untuk memilih alternatif strategi yang tepat digunakanlah matriks QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix) sampai diperoleh prioritas strategi yang terbaik. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel, bagan, dan uraian.
52
4. 4. 1. Analisis Lingkungan Internal Pada tahap analisis lingkungan internal ini dilakukan identifikasi mengenai keadaan internal perusahaan. Analisis lingkungan internal ini meliputi identifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut. Faktor kekuatan dan kelemahan ini, menjadi unsur penting dalam menentukan strategi dalam pengembangan usaha perusahaan tersebut.
4. 4. 2. Analisis Lingkungan Eksternal Pada tahap analisis lingkungan eksternal ini dilakukan identifikasi mengenai keadaan lingkungan yang terdapat di luar seperti lingkungan umum (politik, pemerintah dan hukum, ekonomi, sosial,budaya, demografi dan lingkungan, dan teknologi) dan lingkungan industri (lima kekuatan bersaing) perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja dari perusahaan tersebut. Analisis lingkungan eksternal ini meliputi indentifikasi peluang dan ancaman yang yang dihadapi perusahaan tersebut. Peluang dan ancaman ini merupakan faktor penting bagi perusahaan dalam menentukan strategi pengembangan usahanya sehingga perusahaan tidak dapat mengabaikan lingkungan eksternal yang mempengaruhi perusahaan tersebut.
4. 4. 3. Analisis Tiga Tahap Perumusan strategi Menurut David (2006), dalam merumuskan strategi terdapat tahap-tahap formulasi strategi yaitu tahap input (the input stage), tahap pencocokan (the matching stage), dan tahap keputusan (the decision stage). 1. Tahap Input (the input stage) Pada tahap input ini hasil identifikasi lingkungan internal dan eksternal diformulasikan ke dalam matriks IFE dan matriks EFE. a. Langkah Awal Langkah awal yaitu mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi aspek lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan) dan aspek eksternal (peluang dan ancaman) perusahaan. Data internal didapatkan melaui wawancara pihak internal perusahaan sedangkan data eksternal bisa
53
didapat dari wawancara atau kuesioner dengan pihak lain atau mendaftarkan peluang dan ancaman yang dimiliki perusahaan tersebut. b. Pembobotan Penentuan bobot dilakukan dengan jalan mengajukan identifikasi faktor strategis internal dan eksternal kepada pihak manajemen perusahaan dengan
menggunakan
metode
paired
comparison
atau
metode
perbandingan berpasangan (Kinnear, 1991 diacu dalam Wijayanti, 2009). Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam suatu industri (industry-based). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel pada kolom (vertikal). Untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Penentuan bobot setiap faktor menggunakan skala yang digunakan untuk pengisisan kolom pada matriks. Skala yang digunakan adalah 1, 2, dan 3. 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel. 6. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal dan Eksternal Total A B C D ... Bobot Faktor penentu Xi A B C D ... Total Sumber : Kinner dan Taylor (1991) diacu dalam Wijayanti (2009)
54
Bobot setiap faktor diperoleh dengan menentukan nilai setiap faktor terhadap total nilai keseluruhan faktor. Bobot yang diberikan pada setiap faktor berada pada kisaran 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (paling penting). Faktor-faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan diberikan bobot yang tinggi. Penentuan ini tidak mempedulikan apakah faktor tersebut peluang atau ancaman serta kekuatan atau kelemahan. Jumlah seluruh bobot yang diberikan pada setiap faktor harus sama dengan 1,0. Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel
terhadap
jumlah
nilai
menggunakan rumus αi = ∑
keseluruhan
variabel
dengan
Dimana :
N
= bobot variabel ke i
i = 1,2,3,...,n
= Jumlah variabel
Xi = nilai variabel ke i
c. Menentukan rating Untuk matriks EFE memberikan peringkat 1 hingga 4 untuk masingmasing faktor eksternal kunci tentang seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut, dimana : 4 = respon perusahaan sangat bagus 3 = respon perusahaan di atas rata-rata 2 = respon perusahaan rata-rata 1 = respon perusahaan dibawah rata-rata. Peringkat didasari atas efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, peringkat didasarkan pada perusahaan (company-based) sedangkan bobot dalam tahap 2 didasarkan pada industri (industry-based). Penting untuk diperhatikan bahwa ancaman dan peluang dapat diberi peringkat 1, 2, 3, atau 4. Untuk matriks IFE Memberikan peringkat 1 sampai 4 untuk masingmasing faktor untuk mengindikasikan apakah faktor tersebut menunjukkan :
55
peringkat 1 = sangat lemah peringkat 2 = lemah peringkat 3 = kuat peringkat 4 = sangat kuat Perlu diperhatikan bahwa kekuatan harus mendapatkan peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah berdasarkan perusahaan, dimana bobot di langkah 2 adalah berdasarkan industri. Dalam menentukan rating pada matriks IFE dan EFE, peneliti menggunakan metode media sebagai penentuan rating rata-rata mengingat rating tersebut merupakan skala ordinal. d. Perkalian bobot dengan peringkat (rating) Tahap selanjutnya adalah perkalian antara bobot dengan rating yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya. Hasil perkalian ini menjadi nilai tertimbang setiap faktor. Nilai tertimbang setiap faktor kemudian dijumlahkan untuk memperoleh total nilai tertimbang bagi organisasi (David 2006). Hasil pembobotan dan peringkat (rating) berdasarkan analisis situasi perusahaan dimasukkan dalam matrik. Matrik IFE dan EFE diilustrasikan pada Tabel 6 dan 7.
Tabel 7. Matriks IFE Faktor Strategis Internal
Bobot
Ratting
Nilai Tertimbang (Bobot x Rating)
Kekuatan : 1. .......... 2. .......... 3. .......... Kelemahan : 1. .......... 2. .......... 3. .......... Total Sumber : David (2006)
56
Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam matriks IFE, total rata-rata tertimbang berkisar antara yang (terendah) 1,0 dan (tertinggi) 4,0 dengan rata-rata 2,5. Total rata-rata tertimbang di bawah 2,5 menggambarkan organisasi yang lemah secara internal, sementara total nilai di atas 2,5 mengindikasikan posisi internal yang kuat. Jumlah faktor tidak memiliki pengaruh terhadap kisaran total rata-rata tertimbang karena bobot selalu berjumlah 1,0.
Tabel 8. Matriks EFE Faktor Strategis Internal
Bobot
Ratting
Nilai Tertimbang (Bobot x Rating)
Peluang : 1. .......... 2. .......... 3. .......... Ancaman : 1. .......... 2. .......... 3. .......... Total Sumber : David (2006)
Terlepas dari jumlah peluang dan ancaman kunci yang dimasukkan dalam matriks EFE, total nilai tertimbang tertinggi untuk suatu organisasi adalah 4,0 dan nilai tertimbang terendah adalah 1,0. Total nilai tertimbang rata-rata adalah 2,5. Total nilai tertimbang sebesar 4,0 mengindikasikan bahwa organisasi merespon dengan sangat baik terhadap peluang dan ancaman yang ada dalam industrinya. Dengan kata lain, strategi perusahaan secara efektif mengambil keuntungan dari peluang yang ada saat ini dan meminimalkan efek yang mungkin muncul dari ancaman eksternal. Total nilai 1,0 mengindikasikan bahwa strategi perusahaan tidak memanfaatkan peluang atau tidak menghindari ancaman eksternal.
57
2. Tahap Pencocokan (the matching stage) Pada tahap ini dilakukan pencocokan peluang dan ancaman (eksternal) dengan kekuatan dan kelemahan (internal) berdasarkan informasi yang telah didapat pada tahap input. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini adalah matriks Internal-External (IE). Matriks Internal-Eksternal (IE) merupakan matriks yang memposisikan suatu perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu: skor bobot IFE total pada sumbu x dan skor bobot EFE total pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE, skor bobot IFE 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi internal yang lemah, skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah kuat. Serupa dengan sumbu x, sumbu y skor bobot EFE 1,0 sampai 1,99 menunjukan posisi yang rendah, skor 2,0 sampai 2,99 dianggap sedang, dan skor 3,0 sampai 4,0 adalah tinggi. Matriks IE dapat dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan. Strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal) dapat menjadi paling sesuai untuk divisi-divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan cara terbaik dengan strategi jaga dan pertahankan, penetrasi pasar dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk divisi tipe ini. Ketiga, rekomendasi yang umum diberikan untuk divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah tuai atau divestasi.
58
Skor Bobot Total IFE Kuat
Rata-rata
Lemah
4,0-3,0
2,99-2,0
1,99-1,0
4,0
Skor Bobot
Tinggi
Total EFE
3,0
2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
3,0 Sedang 2,0 Rendah 1,0
Gambar 4. Matriks Internal-Eksternal (IE) Sumber : David (2006)
3. Tahap keputusan (the decision stage) Tahap keputusan (the decision stage) merupakan tahap akhir dalam perumusah strategi. Setelah semua dilakukan pada tahap input dan pencocokan, pada tahap ini dilakukan pilihan berbagai alternatif strategi yang bisa ditempuh dan menjadi prioritas untuk diterapkan pada perusahaan. Alat analisis yang digunakan pada tahap ini yaitu matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning).
a. Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning) Menurut David (2006),
Matriks QSPM merupakan alat yang
memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif. Teknik ini secara objektif mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik, dengan menggunakan input dari analisis Tahap 1 dan hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk menentukan secara objektif diantara alternatif strategi. Format dari matriks QSPM dapat dilihat dalam tabel 8.
59
Tabel 9. Matriks QSPM Alternatif Strategi Faktor-faktor
Bobot
Utama
Strategi I AS
TAS
Strategi II
Strategi III
AS
AS
TAS
TAS
Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total Sumber : David (2006)
Keterangan :
AS = Attractiveness Scores (Nilai Daya Tarik) TAS = Total Attractiveness Scores (Total Nilai Daya Tarik)
Ada enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan matriks QSPM yaitu : 1. Membuat
daftar
peluang/ancaman
eksternal
dan
kekuatan/kelemahan internal perusahaan pada kolom paling kiri matriks QSPM 2. Berikan bobot pada setiap faktor eksternal dan internal perusahaan tersebut. Bobot ini sama dengan bobot yang ada dalam matriks IFE dan EFE. 3. Cermati tahap pencocokan dan identifikasi strategi alternatif yang harus dipertimbangkan perusahaan untuk di pilih.
60
4. Menetapkan nilai daya tarik (Attractiveness Score=AS). Tentukan nilai numerik yang menunjukkan daya tarik relatif dari setiap strategi dalam alternatif strategi terpilih. Nilai daya tarik itu adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. 5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractive Score=TAS). Nilai ini diperoleh dari perkalian bobot setiap faktor dengan AS tiap baris. 6. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Menjumlahkan total nilai daya tarik (TAS) dalam setiap kolom strategi QSPM. Strategi dengan nilai TAS yang tertinggi merupakan strategi yang
paling
menarik
dan
paling
layak
untuk
diimplementasikan.
61
V. GAMBARAN UMUM GABUNGAN KELOMPOK TANI
5.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Gabungan kelompok tani Lembayung merupakan gabungan dari empat kelompok tani di Desa Cikopomayak. Kelompok tani tersebut bergerak dibidang budidaya
padi,
pepaya
California,
kacang-kacangan
dan
terong.
Desa
Cikopomayak merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan total luas wilayah 455.242 Ha. Luas wilayah Desa cikopomayak tersebut diperuntukan untuk : a. Pemukiman 36,16 Ha/m2 b. Sawah 141,05 Ha/m2 c. Kebun 272 Ha/m2 d. Kuburan 2 Ha/m2 e. Pekarangan 4,03 Ha/m2 f. Kantor 0,002Ha/m2 Sumber : Kantor Kepala Desa Cikopomayak. Berdasar data tersebut, sebagian besar masyarakat Desa Cikopomayak hidup dari kegiatan berkebun dan selanjutnya bercocok tanam padi. Tanah di Desa Cikopomayak termasuk tanah tadah hujan. Adapun batas wilayah dari desa Cikopomayak yaitu , sebelah utara berbatasan dengan Desa Bagoang, Kecamatan Jasinga, sebelah selatan berbatasan
dengan
Desa Setu, Kecamatan Jasinga, sebelah timur berbatasan dengan Desa Barengkok, Kecamatan Jasinga dan sebelah barat berbatasan
dengan
Desa
Neglasari,
Kecamatan Jasinga.
5.2. Sejarah Singkat Gapoktan Lembayung Gapoktan Lembayung merupakan leburan dari 4 kelompok di Desa Cikopomayak. Empat kelompok tani tersebut yaitu kelompok tani Lembayung, Karya Tani, Kurnia Tani dan Tani Bahagia. Rata-rata anggota dari kelompok tersebut kurang lebih 20 orang. Awal pembentukan yaitu karena adanya panggilan pengurus-pengurus kelompok tani oleh pihak BP3K. Pihak BP3K memfasilitasi
62
untuk
dilakukannya
pembentukan
gabungan
kelompok
tani
di
Desa
Cikopomayak. Berdasarkan hasil rapat, akhirnya dibentuklah Gapoktan dengan nama Lembayung yang diambil dari salah satu nama Poktan di Desa Cikopomayak. Pemilihan ketua juga langsung dipilih pada saat tersebut sehingga ketua dari kelompok tani lembayung Pak Hasyim menjadi ketua Gapoktan Lembayung. Perkembangan Desa Cikopomayak sebagai salah satu wilayah penghasil Pepaya California di Kabupaten Bogor mendapat perhatian dari dinas pertanian setempat. Beberapa petani sering diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihanpelatihan peningkatan kualitas sumberdaya manusia sektor pertanian. Penyuluh juga memiliki peran penting untuk mengawasi dan memberikan pengetahuan petani daalm berbagai hal seperti teknik budidaya seperti persemaian, penanaman, pemeliharaan tanaman dan pemantauan hama, serta berbagai teknologi diberikan kepada kelompok tani seperti tumpang sari. Sebagian besar anggota petani yang tergabung dalam Gapoktan memiliki komoditas utama yang ditanam yaitu pepaya California yang juga di tumpang sarikan dengan terong, ubi dan kacang-kacangan. Awal masuknya pepaya California di Desa Cikopomayak ini berawal dari seorang petani bernama Pak Teo yang melakukan budidaya pepaya California. Karena melihat potensi dari pepaya California ini seperti berbunga cepat walaupun pohon masih kecil dan jika panen bisa seminggu 2 kali saat masa panen maka para petani tergiur untuk mencoba. Awal para petani mendapatkan bibit pepaya California juga berasal dari Pak Teo. Budidaya pepaya California menurut petani tidak terlalu sulit namun hama yang kadang kala menyerang dapat menyebabkan kerugian. 5.3. Visi dan Misi Gapoktan Lembayung Visi dan misi suatu organisasi merupakan suatu sarana untuk menjaga hubungan komunikasi pihak manajemen, antar anggota serta para stakeholder yang memiliki kepentingan dalam kegiatan organisasi tersebut. Manfaat terbesar dari dua pernyataan ini dapat dijadikan sebagai alat manajemen strategis yang berasal dari spesifikasi mereka terhadap tujuan akhir organisasi.
63
Visi adalah suatu pernyataan singkat yang merupakan tujuan jangka panjang suatu organisasi yang mampu menggambarkan bentuk atau jatidiri serta cita-cita dari organisasi yang dijalankan. Misi merupakan suatu deklarasi sikap dan pandangan. Misi yang baik memungkinkan penciptaan dan pengembangan beragam tujuan dan strategi alternatif tanpa kemudian menghambat kreativitas manajemen. Selain itu pernyataan misi perlu luas agar dapat secara efektif merekonsiliasi perbedaan dikalangan, dan menarik bagi para pemangku kepentingan (stakeholders), yaitu individu-individu dan kelompok-kelompok individu yang memiliki kepentingan atau tuntutan khusus pada organisasi atau perusahaan. Gapoktan Lembayung hingga saat ini belum memiliki visi dan misi yang tertulis secara jelas. Berdasarkan hasil wawancara visi dari Gapoktan Lembayung yaitu menjadi Gapoktan terbaik di Bogor dan menjadi sentra produksi pepaya California terbesar di Bogor. Sedangkan misi dari Gapoktan Lembayung berdasarkan wawancara yaitu meningkatkan kesejahteraan petani anggota Gapotan serta membantu pemasaran dan permodalan usahatani. Berdasarkan misi tersebut, Gapoktan Lembayung memiliki tujuan yaitu berusaha menjamin pemasaran hasil panen anggota petani dan membantu permodalan dalam menjalankan kegiatan usahataninya.
5.4. Sumber Daya Manusia Gapoktan Lembayung Manajemen sumberdaya manusia (SDM) yang dijalankan oleh Gapoktan Lembayung sudah cukup mengikuti kaidah manajemen SDM yang ideal. Pembagian tugas pengurus inti sudah berjalan dengan baik seperti guna bendahara dalam pembukuan keuangan dan sekretaris Gapoktan. Tidak ada batasan atau syarat khusus apabila petani ingin bergabung dalam Poktan-poktan di Desa Cikopomayak. Prinsip kekeluargaan selalu diutamakan dalam Gapoktan Lembayung dalam banyak petani yang
menjalankan tugasnya sehingga masih
belum mengikuti aturan dari Gapoktan, seperti menjual
pepaya pada tengkulak secara langsung tanpa melalui Gapoktan. Tidak ada syarat khusus untuk tingkat pendidikan bagi para petani yang ingin bergabung , asalkan memiliki kemauan keras untuk maju. Banyak petani
64
yang hanya mengeyam pendidikan sampai lulus SD. Namun, pengalamannya dalam bidang pertanian sudah cukup banyak. Para petani tersebut sering mengikuti pelatihan oleh BP3K dan dinas lain. Untuk mengikuti pelatihan tersebut memang cukup dihadiri pengurus inti Gapoktan dan Poktan, namun dari mereka diteruskan lagi pada anggota kelompoknya agar semua mendapatkan informasi yang sama. 5.5. Struktur Organisasi Gapoktan Lembayung
Gapoktan Lembayung diketuai oleh Bapak Hasyim. Dari ketua ini memiliki jalur komando kepada bendahara, sekretaris, seksi-seksi terkait, dan anggota dari Gapoktan Lembayung yaitu Poktan-poktan yang ada yang semua kegiatan ini dilindung oleh pelindung yaitu Camat Jasinga. Secara struktural Gapoktan Lembayung memiliki hierarki sebagai berikut.
Pelindung
Ketua
Bendahara
Sekretaris
Seksi-seksi
Humas
Sapras (Saprodi)
Keswan/PO PT
Usaha
Anggota Gapoktan Poktan-Poktan Gambar 5. Struktur Organisasi gapoktan Lembayung Sumber : Gapoktan lembayung
65
5.6. Kegiatan Usaha Gapoktan Lembayung Kegiatan usaha yang dilakukan oleh petani gapoktan lembayung meliputi tiga aspek yaitu kegiatan budidaya, pemasaran dan kemitraan. Masing-masing kegiatan akan dijelaskan sebagai berikut:
5.6.1. Kegiatan Budidaya Kegiatan yang dilakukan petani anggota Gapoktan lembayung dalam budidaya pepaya California meliputi berbagai tahapan seperti, persiapan lahan, persemaian, penanaman, pemeliharaan dan pemanenan. Kegiatan yang termasuk persiapan lahan seperti pencangkulan, pemupukan dan penyiraman. Kegiatan persemaian dimulai dengan menyiapkan perendaman biji atau benih sampai menjadi kecambah, menyiapkan media kecambah ke polybag semai, dan perawatan seperti pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan penanaman dimulai dengan menentukan pola tanam, pembuatan lubang tanam dan penanaman. Pada proses penanaman dilakukan juga kegiatan pemeliharaan tanaman seperti penyiraman, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Kegiatan pemanenan meliputi pemetikan hasil, penimbangan, penyortiran dan pengangkutan. Kondisi tanaman pepaya pada Gapoktan Lembayung sekarang ini memiliki bermacam-macam umur tanaman dari berbagai petani. Umurnya sekitar 3 bulan sampai 3 tahun. Umur pohon yang telah mencapai 3 tahun akan diremajakan atau diganti dengan bibit pohon yang baru untuk menghasilkan kualitas yang lenih baik.
5.6.2. Kegiatan Pemasaran Pemasaran merupakan kegiatan distribusi barang atau jasa yang dihasilkan dari produsen kepada konsumen akhir, sehingga dalam aliran barang dan jasa tersebut akan terbentuk suatu sistem pemasaran. Keberhasilan kegiatan suatu usaha tidak terlepas dari pelaksanaan pemasarannya. Dalam kegiatan pemasaran ini Gapoktan lembayung melakukan suplai pepaya California secara langsung ke konsumen dan kepada tengkulak. Kegiatan pemasaran kepada tengkulak yaitu tengkulak langganan biasa datang setiap
66
minggu pada hari Sabtu. Tengkulak tersebut bersama petani melakukan kegiatan pemanenan seperti pemetikan buah dari pohon, penimbangan, penyortiran dan selanjutnya diangkut ke truk-truk tengkulak. Penyortiran ini melihat buah-buah mana yang mengalami kecacatan fisik dipisahkan dengan buah yang bagus. Untuk pemasaran melalui tengkulak, pihak Gapoktan berencana menyatukan semua petani menjual hasil panennya melalui Gapoktan agar terhindar dari permainan harga. Kegiatan distribusi langsung oleh konsumen juga dilakukan oleh gapoktan lembayung untuk memperpendek saluran pemasaran yang dilakukan. Kegiatan langsung kepada konsumen ini yaitu Gapoktan Lembayung memiliki saluran pemasaran melalui internet juga dilakukan. Pemasaran melalui internet ini dilakukan bagi konsumen pemesan bibit dan buah pepaya California di luar Jasinga sekaligus informasi alamat Gapoktan Lembayung.
5.6.3. Kegiatan Kemitraan Kegiatan kemitraan yaitu kegiatan yang dilakukan Gapoktan Lembayung dalam hal input pertanian maupun hasil output nya kepada pihak lain. Manfaat kerjasama dengan mitra ini yaitu untuk menjamin komoditi pepaya california dalam
kegiatan
supplai
ke
konsumen,
meningkatkan
penjualan
serta
meminimalkan biaya produksi oleh petani. Pedagang besar yang telah berkerja sama dengan Gapoktan Lembayung yaitu Pak Hendra, Pak Parman dan Pak Hakim yang sudah setiap minggu datang dan menerima seberapapun buah yang bisa dipanen. Para pedagang ini, selanjutnya akan menyuplai pepaya-pepaya ini ke supermarket-supermarket. Perusahaan pupuk PT Immunotec Profarmasia juga menawarkan pupuk yang dipakai untuk melakukan mitra dengan petani gapoktan ini, namun para petani masih harus membuktikan pupuk tersebut bagus atau tidak dalam proses budidaya.
5. 6. 4. Keaktifan Anggota Gapoktan Angota dari Gapoktan lembayung terdiri dari 94 orang petani. Sebagian besar dari mereka menanam pepaya California sebagai komoditas unggulan.
67
Keaktifan anggota gapoktan terlihat dari intensitas kumpul rutin Gapoktan dan bersedia mengikiti pelatihan dan acara yang diselenggarakan oleh Gapoktan Lembayung tersebut. Iuran yang ditetapkan oleh Gapoktan juga ada yaitu sebesar Rp 5000 untuk setiap petani perbulannya. Untuk pemasaran Gapoktan Lembayung telah melakukan perjajian dengan para anggota untuk menjual hasil pertaniannya melalui Gapoktan serta Gapoktan berusaha untuk mencari pasar baru untuk menjual hasil produksinya.
68
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Lingkungan Internal Analisis
lingkungan
internal
merupakan
suatu
analisis
yang
mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan yang perlu dilakukan. Faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan perusahaan yaitu faktor manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/ operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi manajemen.
6.1.1. Manajemen Terdapat lima fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. 1. Perencanaan, proses yang dengannya orang menentukan apakah perlu untuk menempuh suatu usaha, mencari jalan yang paling efektif untuk meraih tujuan yang diinginkan, dan mempersiapkan diri untuk mengatasi beragam kesulitan yang tidak diharapkan dengan sumber daya yang memadai. Perencanaan yang dilakukan oleh Gapoktan Lembayung belum tersusun dengan baik. Perencanaan ini belum dilakukan secara tertulis. Perencanaan yang belum tertulis ini menjadikan target yang ditetapkan belum terukur dan belum dapat menilai kinerja anggota Gapoktan itu sendiri. Perencanaan yang ingin dilakukan yaitu Gapoktan Lembayung akan menampung semua pepaya California di Cikopomayak dan hasil pertanian yang lainnya. 2. Pengorganisasian, mencapai upaya yang terkoordinasi dengan cara menentukan tugas dan tanggung jawab masing-masing sumberdaya manusia dalam melakukan kegiatan usaha serta dalam hubungan otoritas. Pada Gapoktan lembayung, pembagian tugas sudah cukup jelas seperti bendahara, sekretaris dan seksi-seksi tertentu sudah ada namun masih sederhana. 3. Pemotivasian. Sebagai proses memengaruhi orang untuk mancapai tujuan tertentu. Dalam tahap pemotivasian ini, para petani ini belum menerapkan cara motivasi seperti yang dilakukan para atasan ke bawahannya, namun
69
hubungan kekeluargaan yang terjalin baik serta adanya rasa saling peduli terhadap para petani, menjadikan para petani ini memiliki motivasi sendiri untuk mengembangkan usahataninya. 4. Pengelolaan staf, mencakup berbagai aktivitas seperti perekrutan, pewawancaraan, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan, pengembangan,
pemeliharaan,
pengevaluasian,
pemberian
imbalan,
pendisiplinan dan pemecatan. Pengelolaan staf pada gapoktan lembayung belum di terapkan karena bentuk organisasi berbasiskan keanggotaan petani. Jika ada perekrutan maka tidak perlu adanya wawancara dan berlangsung tidak dengan paksaan dan dengan asas kekeluargaan. 5. Pengendalian,
mencakup
segala
aktivitas
yang
dilakukan
untuk
memastikan bahwa operasi aktual sejalan dengan operasi yang direncanakan. Untuk tahap pengendalian, pada Gapoktan Lembayung belum dapat diterapkan. Mungkin untuk memastikan operasi /produksi dalam budidaya pepaya California dalam perkumpulan dengan penyuluh atau kumpul rutin anggota sambil dibicarakan secara bersama. Dalam menentukan keputusan manajemen bagi Gapoktan, terdapat persamaan dengan perusahaan yaitu pengambilan keputusan manajerial seperti aspek produksi dan pemasaran hanya terdapat pada bagian pengurus inti Gapoktan Lembayung. Menurut hasil wawancara, penentuan keputusan Gapoktan hanya diikuti oleh ketua, sekretaris, bendahara, bagian seksi organiasi.
6.1.2. Pemasaran Pemasaran
dapat
dideskripsikan
sebagai
proses
pendefinisian,
pengantisipasian, penciptaan, serta pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen akan produk dan jasa. Ada tujuh fungsi pemasaran, yaitu: 1. Analisis konsumen, yaitu sebuah pengamatan dan evaluasi terhadap kebutuhan, dan keinginan konsumen. Informasi yang dihasilkan bisa sangat penting dalam pengembangan yang efektif. Gapoktan Lembayung selalu berusaha menciptakan pepaya California sesuai dengan keinginan konsumennya, sehingga loyalitas tetap terjaga.
70
2. Penjualan produk/jasa, implementasi strategi yang berhasil biasanya bergantung pada kemampuan organisasi untuk menjual beberapa produk atau jasa. Penjualan yang dilakukan Gapoktan Lembayung diutamakan pada pelanggan tetap yang biasa datang mengambil hasil panen. Penjualan ini juga dilakukan melalui media internet melalui pesanan. 3. Perencanaan produk dan jasa merupakan unsur penting yang dilakukan perusahaan untuk menguji pemasaran dan meramalkan penjualan produk baru. Perencanaan produk belum dilaksanakan pada Gapoktan ini karena sumberdaya manusia yang tidak mendukung. 4. Penetapan harga, penetapan harga yang dilakukan oleh Gapoktan Lembayung dengan para tengkulak yaitu dengan bernegosiasi. Negosiasi harga juga tergantung dari kualitas buah yang dipilih. Kualitas ditentukan dari tipe super dan tipe BS yang berbeda penetapan harganya. Untuk kualitas super, Gapoktan memberi harga Rp. 3000 dan untuk kualitas BS Rp. 2000 pada tengkulak. 5. Distribusi, mencakup penggudangan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan, tratnsportasi, grosir dan ritel. Gapoktan Lembayung menjual pepaya California melalui tengkulak dan konsumen langsung. Distribusi produknya sebagian besar melalui tengkulak karena menjanjikan penghasilan yang cepat dan tetap, namun promosi dari internet Gapoktan Lembayung sangat membantu tidak hanya untuk konsumen lain tetapi saluran informasi yang luas. 6. Riset pemasaran merupakan pengumpulan, pencatatan, dan penganalisaan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Riset pemasaran belum sepenuhnya dilakukan oleh Gapoktan Lembayung. Data yang ada hanya pencatatan produk yang telah dijual pada tiap bulannya. 7. Analisis peluang, yaitu melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran. Gapoktan Lembayung masih belum bisa mengambil peluang terhadap penjualan pepaya California karena penjualan produknya sebagian besar hanya di lakukan pada tengkulak.
71
6.1.3. Keuangan/ Akutansi Modal merupakan variabel yang sangat penting dalam menjalankan suatu kegiatan usaha terkait dengan bagaimana perusahaan mendapatkan modal usaha, melakukan investasi, penggunaan pembiayaan usaha, dan perhitungan keuntungan yang ingin dicapai. Modal dari Gapoktan Lembayung ini dalam menjalankan usahataninya yaitu dengan modal perseorangan masing-masing anggota tani sehingga masih banyak dari mereka yang mengalami keterbatasan modal usaha. Namun pembentukan Gapoktan ini memiliki peluang untuk mendapatkan dana PUAP dari pemerintah sebagai tambahan modal. Namun dana tersebut masih belum turun sepenuhnya. Pencatatan keuangan dari hasil penjualan melalui Gapoktan Lembayung di catat dalam buku keuangan sekretaris Gapoktan yang masih sederhana yaitu hanya mencakup penjualan dan penerimaan dan ini belum menerapkan sistem akutansi yang benar. Hal ini menyebabkan perhitungan keuntungan dan kerugian hasil jual petani Gapoktan sulit diketahui.
6.1.4. Produksi/ Operasi Fungsi produksi/ operasi suatu bisnis mencakup semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang atau jasa. Kegiatan produksi/ operasi pepaya California yang dilakukan para petani Gapoktan Lembayung di desa Cikopomayak ini meliputi persiapan media persemaian, pembibitan, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan (pemupukan, penyiraman dan penyiangan, pengendalian hama dan penyakit), dan pemanenan. Peralatan yang digunakan dalam proses produksi ini juga masih sederhana yaitu cangkul, garpu tanah dan lain-lain. Secara umum proses budidaya pepaya California di Gapoktan Lembayung sebgai berikut :
72
Persiapan Media Persemaian
Pembibitan
Persiapan Lahan
Penanaman
Pemeliharaan tanaman
Pemupukan
Penyiraman
Penyiangan
Pengendalian hama dan penyakit
Pemanenan
Gambar 6. Proses Budidaya Pepaya California di Gapoktan Lembayung
1. Persiapan Media Persemaian Persiapan media persemaian tanaman pepaya California pada petani-petani Gapoktan Lembayung meliputi persiapkan media berupa polybag- polybag untuk menanam kecambah tersebut. Isi dari polybag tersebut berupa campuran sekam, tanah dan pupuk kandang. Setelah itu baru bibit yang telah menjadi kecambah di masukkan kedalam media tersebut.
73
Gambar 7. Media Persemaian Pepaya California.
2. Pembibitan Pembibitan pepaya California ini berawal dari perendaman biji pepaya dengan air selama satu hari satu malam. Perendaman juga memakai campuran air dan cairan perangsang tumbuh. Setelah direndam sebagian petani membungkus biji tersebut di koran sampai biji-biji tersebut tumbuh menjadi kecambah. Kecambah-kecambah ini dimasukan ke dalam polybag yang telah dipersipkan terlebih dahulu. Dalam polybag, penyiraman dilakukan satu kali dalam dua hari. Benih-benih yang berupa kecambah itu akan menjadi benih pepaya California dan siap untuk ditanam di lahan jika sudah setinggi 20-25cm selama 30 hari. Bibit yang digunakan Gapoktan Lembayung merupakan bibit hasil dari pohon mereka sendiri dan bukan berasal dari toko-toko pertanian 3. Persiapan Lahan Persiapan lahan untuk tanaman pepaya Calofornia cukup sederhana meliputi pembersihan lahan dan penggemburan tanah. Pembersihan lahan yang dilakukan para petani dimaksudkan untuk membersihkan lahan dari rumput-rumput liar yang mengganggu. Penggemburan tanah dimaksudkan agar dalam proses penanaman dilakukan secara mudah dan bagi bibit yang ditanam dapat tumbuh dengan baik. Lahan di daerah Jasinga khusunya desa Cikopomayak sangat cocok ditanami komoditas perkebunan khususnya pepaya California. Ini terbukti empat desa memiliki komoditas unggulan yaitu perkebunan gan anggota Gapoktan Lembayung 90% membudidayakan pepaya California.
74
4. Penanaman Penanaman diawali dengan memasukkan bibit yang telah disiapkan pada lubang-lubang tanah yang telah di buat. Jarak tanam yang biasa di pakai antar tanaman pepaya California berkisar 2-2,5 m. Setelah benih ditanam di lahan kemudian benih tersebut di berikan pupuk dan di siram. 5. Pemeliharaan Tanaman Pemeliharaan tanaman merupakan suatu usaha yang dilakukan para petani dalam merawat dan memelihara tanaman pepaya California agar menghasilkan buah dengan kualitas baik. Kegiatan pemeliharaan tanaman yang dilakukan petani Gapoktan Lembayung berupa pemupukan, penyiraman, penyiangan dan pengendalian hama dan penyakit. a. Pemupukan Pemupukan merupakan hal yang penting agar tanaman mendapatkan nutrisi tambahan. Pupuk yang di gunakan oleh para petani gapoktan lembayung berupa pupuk kandang seperti kotoran ayam, sapi dan kambing yang biasanya didapatkan dari warga sekitar yang berternak. Pupuk kimia juga dilakukan oleh petani Gapoktan Lembayung, namun pemakaiannya sedikit. Pupuk kimia ini didapatkan dari toko di daerah Jasinga. Pemakaian pupuk ini harus dicampur dengan air lalu disemprotkan ke tanaman.
b. Penyiraman Peyiraman
merupakan unsur penting dalam budidaya suatu tanaman.
Penyiraman dilakukan agar tanaman memperoleh air yang cukup untuk pertumbuhannya. Penyiraman biasa dilakukan seminggi tiga kali, namun pada masa misim hujan, penyiraman tidak dilakukan. Hujan yang terlalu sering juga dapat menyebabkan pertumbuhan
tidak baik dan
berkembangnya hama penyakit. Sistem pengairan Gapoktan Lembayung, lahannya masih pada sistem tadah hujan dan belum berkembang. Hal ini merupakan kendala bagi pengairan.
75
c. Penyiangan Penyiangan merupakan kegiatan menghilangkan rumput-rumput liar di lahan pepaya California. Penyiangan ini dilakukan jika rumput-rumput liar sudah terlihat banyak di lahan. Namun biasanya setiap hari petani melakukan penyiangan tersebut sambil mengontrol lahannya.
d. Pengendalian hama dan penyakit Kegiatan ini merupakan usaha petani untuk menghindari tanaman dari serangan hama dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas tanaman dan hasil buahnya. Hama tanaman yang biasa menyerang pepaya di Gapoktan Lembayung ini yaitu hama jamur putih yang menempel di daun dan batang tanaman. Hama ini bisa menyebabkan kulit buah menjadi bintik hitam. Pengendalian hama ini dilakukan dengan menyemprotkan pestisida cair pada tanaman.
Gambar 8. Hama Pepaya California dan Dampak Pada Buah.
6. Pemanenan Panen pertama dari saat benih di tanam pada tanaman pepaya California ini yaitu memerlukan waktu delapan bulan. Pada panen pertama ini merupakan buah pertama yang mungkin bisa tidak terlalu bagus berdasarkan rasa yang kurang manis dan terdapat cacat pada kulit buah. Masa panen berikutnya dari buah pertaman dan ke panen yang lain berjarak kira-kira tiga bulan. Saat masa panen, pohon pepaya California bisa di panen setiap minggu. Bahkan jika pohon dalam kondisi bagus, bisa dipanen dua kali seminggu.
76
Kegiatan pemanenan ini biasa dilakukan bersama dengan tengkulaktengkulak yang datang mengambil hasil panen. Kegiatan pemanenan ini meliputi kegiatan mengambil buah dari pohon kemudian buah tersebut di kumpulkan di suatu tempat biasanya di lahan terbuka. Pada saat dikumpulkan tersebut dilakukan juga grading buah. Grading buah pepaya yang terdapat diantara petani tersebut ada dua istilah yaitu super dan BS. Buah dengan kualitas super memiliki kulit buah yang mulus dan bentuk yang ideal atau lonjong sempurna, sedangkan kualitas BS kulit buah pepaya terdapat kecacatan atau kulit kurang mulus dan bentuk yang kurang ideal (terdapat lekukan pada bentuk buah)
Gambar 9. Buah Pepaya California kualitas super dan BS
6.1.5. Sistem Informasi Manajemen Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan bagi semua keputusan manjerial. Tujuan sistem informasi manajemen adalah meningkatkan kinerja sebuah bisnis dengan cara meningkatkan kualitas keputusan manajerial. SIM belum dapat dilaksanakan secara ideal pada Gapoktan Lembayung karena bentuk usaha masih berskala kecil sehingga struktur organisasi masih sederhana dan tingkat pendidikan sumber daya manusia yang masih terbatas. Sistem informasi yang biasa mereka lakukan yaitu dengan bertukar ide dan ngobrol-ngobrol saat kumpul Gapoktan maupun Poktannya. Saat bekumpul, maka mereka membahas teknik budidaya dan informasi yang mereka dapatkan baik dari penyuluh maupun dinas pertanian.
77
6.1. Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal merupakan analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang mempengaruhi perusahaan dari lingkungan luar seperti peluang dan ancaman. Lingkungan eksternal ini mempengaruhi perusahaan diluar kendali persusahaan tersebut, sehingga perusahaan hanya dapat merespon dari adanya tindakan tersebut. Penerapan strategi yang dilakukan perusahaan yaitu untuk mengambil peluang yang ada dan mengatasi ancaman dari luar. Menganalisis faktor eksternal perusahaan, harus mengetahui informasi tentang faktor-faktor seperti ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, dan teknologi.
6.2.1. Ekonomi Faktor ekonomi merupakan faktor yang sangat penting dan berpengaruh pada kelangsungan usaha pada Gapoktan Lembayung ini. Faktor ekonomi mempengaruhi berbagai faktor strategis Gapoktan Lembayung. Peningkatan jumlah penduduk khususnya di Jawa Barat juga turut berpengaruh terhadap permintaan buah Pepaya California. Pertumbuhan penduduk di suatu tempat otomatis akan meningkatkan tingkat konsumsi. Peningkatan jumlah konsumsi turur berpengaruh terhadap pendapatan Nasional. Jangkauan dari pepaya California Gapoktan Lembayung masih dalam kawasan Jawa Barat, Banten dan Jakarta. Pada tabel 9. Terlihat peningkatan jumlah penduduk pulau Jawa dari tahun 1995-2010.
Tabel 10. Jumlah Penduduk Menurut Propinsi. Propinsi
Tahun 1995
2000
2005
2010
Jawa Barat
39.206.787
35,724,093
38,965,440
43.021.826
Jawa Tengah
29,653,266
31,223,258
31,977,968
32.380.687
Jawa Timur
33,844,002
34,765,993
36,294,280
37.476.011
Banten
-
8,098,277
9,028,816
10.644.030
Sumber : Badan Pusat statistik (2010)
78
Keadaan perekonomian juga dapat di lihat dari perubahan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita. Pendapatan perkapita merupakan hasil bagi antara pendapatan regional dengan jumlah penduduk. Saat ini indikator ekonomi makro yang menyajikan perolehan pendapatan wilayah baru terbatas pada PDRB. PDRB merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan daerah tersebut untuk menghasilkan nilai tambah. Dengan demikian PDRB perkapita merupakan pendekatan yang masih valid terhadap pendapatan perkapita. PDRB Kabupaten Bogor dan PDRB per kapita Kabupaten Bogor yang berlaku dapat dilihat pada tabel 9. berikut.
Tabel 11. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten Bogor atas harga berlaku (Ribuan Rupiah) Tahun 2007-2009 Laju
Tahun
PDRB
PDRB per Kapita
(Jutaan Rupiah)
(Jutaan Rupiah)
Pertumbuhan PDRB per kapita (%)
2007
51.280.219,68
11,36
9,01
2008
58.389.411,43
12,48
9,80
2009
66.083.788,55
13,66
9,48
Rata-rata
9,43
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor (2009)
Dari gambar diatas, PDRB per kapita Kabupaten Bogor mengalami peningkatan. Terlihat peningkatan dari Rp. 12,48 juta pada tahun 2008 menjadi Rp. 13,66 juta pada tahun 2009 dengan jumlah penduduk sebesar 4.679.627 jiwa pada tahun 2008 dan sebesar 4.837.711 jiwa padea tahun 2009. Berdasarkan laju pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 9,43 persen setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat Kabupaten Bogor menunjukan daya beli masyarakat yang semakin meningkat dan akan mendorong pertumbuhan usaha budidaya pepaya California Gapoktan Lembayung.
79
Harga Bahan bakar minyak pada suatu negara juga merupakan indikator yang dapat mempengaruhi perekonomian negara tersebut. Harga BBM Indonesai yang cenderung dalam keadaan tetap yaitu premiun dan solar berkisar Rp. 4500 menjadikan sebuah peluang bagi usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. penetapan harga BBM ini mengacu kepada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 tahun 2009, tanggal 12 Januari 2009 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi dan Pelayanan Umum. Kondisi ini merupakan suatu peluang karena dengan tetapnya harga BBM nasional mengindikasikan tetapnya harga-harga barang input yang diperlukan untuk usaha pepaya California Gapoktan Lembayung ini. Faktor ekonomi terakhir yang mempengaruhi usaha budidaya Gapoktan Lembayung yaitu tingkat inflasi. Berdasarkan data reksadana-research.com tingkat inflasi pada akhir bulan Maret sebesar 6,843. Ini lebih rendah dari inflasi bulan akhir 2010. Tabel dibawah menunjukkan tingkat inflasi dari tahun 20052010 berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Gambar 10. Data Inflasi Periode 2005-2010 Sumber : Badan pusat Statistik (2010)
3
http://danareksa-research.com/ekonomi/inflation-outlook 23/4/2011
80
Pada bulan April 2011 tingkat inflasi sekitar -0,31 persen yang artinya terjadi deflasi dengan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,66. IHK adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga .Namun untuk tingkat inflasi dan IHK sementara pada tahun 2011 ini sebesar 0,39 persen
dan 126,1154. Adanya
peningkatan nilai inflasi, menyebabkan kenaikan harga barang-barang. Kondisi inflasi ini harus diantisipasi dengan melakukan kegiatan produksi secara efisien.
6.2.2. Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan Perubahan yang terjadi pada sosial, budaya, demografi dan lingkungan sangat berpengaruh pada produk, pasar dan konsumen. Gapoktan Lembayung harus jeli terhadap perubahan ini untuk memanfaatkan peluang yang ada dan mengatasi ancaman yang muncul. Perubahan keinginan konsumen dalam mengkonsumsi pepaya berukuran kecil pada sebagian masyarakat Indonesia merupakan suatu peluang yang baik bagi gapoktan Lembayung dalam membudidayakan pepaya California. Perubahan sosial ini diperkuat dengan seiring bertambahnya permintaan terhadap pepaya California dibandingkan pepaya Bangkok yang memiliki ukuran lebih besar. Konsumen lebih memilih mengkonsumsi pepaya yang lebih kecil karena lebih praktis dan habis bila di konsumsi oleh 2-3 orang. Berdasarkan lingkungannya, pepaya California cocok ditanam di daerah Cikopomayak dan merupakan sentra buah pepaya california di Kabupaten Jasinga karena banyak masyarakat yang membudidayakan pepaya Californian. Namun usaha pepaya California ini tak lepas dari ancaman hama dan penyakit berupa jamur putih yang mengancam pada udara lembab. Perubahan cuaca yang tak menentu dan ekstrim juga mempengaruhi pertumbuhan, khususnya pepaya California yang masih kecil.
6.2.3. Politik, Pemerintahan, dan Hukum Salah satu faktor penting dalam menjalankan usaha khususnya usaha budidaya hortikultura pepaya california yaitu dengan peran pemerintah. Kebijakan 4
Inflasi April 2011 (Lampiran 2)
81
serta aturan yang dikeluarkan pemerintah sangat berpengaruh terhadap kelangsungan usaha dan kinerja dari manajemen Gapoktan Lembayung. Peran pemerintah pada tahun 2011 ini yaitu Program Pengembangan Hortikultura Tahun 2011di yang meliputi : 1. Memberikan acuan bagi penyusunan kegiatan pengembangan hortikultura yang berbasis kinerja. 2. Meningkatkan pemahaman para pelaksana kegiatan dalam menyusun kegiatan dan anggaran kinerja sub sektor hortikultura. 3. Meningkatkan koordinasi dan keterpaduan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan hortikultura . 4. Menjabarkan program pembangunan hortikultura ke dalam kegiatankegiatan operasional berdasarkan anggaran kinerja, baik di pusat, provinsi maupun kabupaten/kota. 5. Meningkatkan efisiensi, efektivitas, ketertiban dan transparansi serta tanggung jawab sehingga memudahkan evaluasi kinerja pelaksanaan pembangunan sub sektor Program ini telah diserahkan pada dinas daerah-daerah yang bersangkutan. Program pemerintah ini langsung berhubungan dengan para petani melaui BP3K Kabupaten jasinga yang memiliki penyuluh-penyuluh yang akan mendampingi dan memberikan pelajaran dan informasi. Program tersebut dikenal oleh para penyuluh dengan SLPTT (Sekolah Lapang Pengolahan Tanaman Terpadu) yang telah diterima oleh petani Cikopomayak selama dua tahun. Program berikutnya yaitu pepaya pada Kabupaten Jasinga, termasuk dalam komoditi binaan unggulan berdasarkan SK Direktorat Jenderal Hotikultura No. 511/Kpts/PD.310/9/20065. Program yang terakhir yaitu program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan). Program ini membantu petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya melalui tambahan modal. Berdasarkan dari program pemerintah yang ada, Gapoktan Lembayung dapat mengambil sebuah peluang untuk dapat mengembangkan usahanya serta selalu dipantau dan di dampingi oleh petugas-petugas dari Dinas Pertanian agar usaha budidaya pepaya california dapat berjalan dengan baik. 5
SK Jendral Hortikultura (Lampiran 3)
82
6.2.4. Teknologi Perubahan dan penemuan teknologi memiliki dampak yang besar bagi perkembangan organisasi. Teknologi juga dapat meringankan beban yang di tanggung perusahaan serta dapat meningkatkan efisiensi dalam berproduksi. Dalam dunia pertanian kemajuan teknologi ditandai dengan adanya, peralatan dan sarana bertani yang baik, dapat menciptakan varietas-varietas unggul dan memiliki pengendalian hama dan penyakit yang baik. Pada gapoktan lembayung ini, alat-alat yang digunakan masih sangat sederhana yaitu cangkul, garpu tanah, polybag dan alat penyiraman pohon yang sederhana. Sistem pengairan Gapoktan Lembayung, lahannya juga masih pada sistem tadah hujan dan belum berkembang. Hal ini merupakan kendala pada saat musim kemarau. Namun dari sisi pemasaran, Gapoktan lembayung telah menggunakan teknologi internet. Internet digunakan untuk menjual bibit dan buah pepaya California bagi para pembeli secara luas dan merupakan sarana informasi bagi konsumen yang akan membelinya. Internet memberikan peluang tersediri bagi perluasan pemasaran gapoktan lembayung, walaupun pemasaran sebagian besar oleh para tengkulak/ pedagang besar. Selain internet, teknologi yang digunakan yaitu posel (handphone) untuk melakukan komunikasi dengan berbagai konsumen atau pihak luar yang ingin melakukan penelitian di Gapoktan Lembayung
6.2.5. Kompetitif Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Gapoktan Lembayung tidak terlepas dari para pesaing. Daya saing yang kompetitif dapat memberikan kekuatan bagi perusahaan untuk bersaing kuat dengan perusahaan lainnya. Berdasarkan kekuatan kompetitif, dalam teorinya menurut Porter, diacu dalam David (2006) ada lima kekuatan persaingan dalam industri. Lima kekuatan tersebut yaitu, persaingan antar perusahaan saingan, ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, daya tawar pemasok dan daya tawar konsumen.
83
1. Persaingan dalam industri Persaingan antar perusahaan saingan biasanya merupakan yang paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Persaingan perusahaan selalu berusaha sekeras mungkin untuk merebut pangsa pasar perusahaan lain. Konsumen merupakan objek persaingan dari perusahaan yang sejenis yang bermain di pasar. Siapa yang dapat lebih memikat konsumen maka perusahaan tersebut yang dapat memenangkan persaingan. Gapoktan Lembayung berada dalam persaingan industri pepaya antar sesama produsen pepaya. Disini Gapoktan Lembayung selaku perusahaan yang mengusahakan pepaya California mendapat saingan dari petani non Gapoktan dan perusahaan lain seperti yang berada di Jasinga juga yaitu Agro Kates Mandiri. Persaingan disini dalam hal kualitas buah dan harga yang ditawarkan oleh para pesaing pada konsumen. Dari para pesaing belum ada pengemasan buah yang berarti seperti halnya pada Gapoktan Lembayung, namun Agro Kates Mandiri telah memiliki label terhadap buah yang mereka jual sendiri. 2. Ancaman pendatang baru Bila dalam suatu industri, perusahaan baru dapat dengan mudah masuk kesuatu industri tertentu, intensitas persaingan antar perusahaan akan meningkat. Perusahaan yang memasuki industri yang membawa kapasitas baru dan ingin memperoleh pangsa pasar yang baik dan laba, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada rintangan atau kendala yang mengitarinya. Rendahnya ancaman pendatang baru dapat mengimplikasikan kesulitan untuk memasuki pasar cukup tinggi. Besarnya ancaman masuk pendatang baru bergantung pada hambatan yang ada untuk memasuki industri tersebut. Ancaman masuk pada industri pepaya California ini kecil, mengingat pepaya merupakan tanaman yang cukup mudah untuk di budidayakan namun butuh modal besar untuk menjalankan usaha budidaya pepaya California. pengusah yang ingin berkecimpung pada usaha pepaya California harus memiliki lahan yang cukup dan ketersediaan input berupa pupuk dan bibit yang memadai. Meskipun mudah dalam budidaya, pepaya California harus memiliki jarak tanam
84
antara 2-2,5 meter sehingga pertumbuhan menjadi optimal. Dengan jarak tanam yang cukup lebar, maka lahan yang dibutuhkan untuk menanam pohon pepaya sebanyak 1400-1500 pohon seluas satu hektar. Untuk memulai melakukan usaha pepaya California investasi yang diperlukan sebesar Rp. 30 juta untuk 1 Ha berdasar hasil wawancara dengan para petani. Selain mudah dalam budidaya, pepaya California merupakan pepaya yang memiliki permintaan yang tinggi di pasar dan harganya melebihi pepaya lokal dan pepaya Bangkok bila di pasar tradisonal maupun pasar swalayan. Pendatang baru ini bisa berasal dari pengusaha individu pepaya California atau para petani di tempat lain. Menurut hasil wawancara, hanya terdapat dua orang pengusaha pepaya California yang bergerak secara individu di daerah Cikopomayak. Maka dari itu, dengan adanya peluang pasar yang cukup besar menjadikan pendatang baru dalam usaha budidaya pepaya California suatu ancaman yang kecil bagi Gapoktan Lembayung 3. Ancaman produk pengganti Produk pengganti secara fungsional mempunyai manfaat yang serupa dengan produk utama (asli), namun memiliki kualitas produk dan harga yang berbeda. Ini merupakan produk alternatif bagi konsumen selain produk-produk lain yang ada dipasaran. Ancaman persaingan dari produk pengganti menjadi semakin bertambah ketika harga produk pengganti relatif murah dan biaya konsumen untuk beralih ke produk pengganti pun rendah. Produk pengganti dari pepaya California ini adalah jenis pepaya lain seperti pepaya Lokal dan pepaya Bangkok. Dari segi keunggulan pepaya California merupakan pepaya yang kecil, berdaging tebal, rasa lebih manis dan warna daging buah yang oranye segar. Pepaya Lokal dan pepaya Bangkok memiliki keunggulan dari pepaya California yaitu harga yang lebih murah dan khasiat buah yang sama yaitu buah pencuci mulut. Dari segi ketersediaan di pasaran, jenis pepaya selain pepaya California juga banyak di pasar tradisional maupaun pasar swalayan. Ancaman lainnya berasal dari jenis buah yang lain yaitu pisang. Ancaman yang muncul dari produk pengganti ini terjadi ketika salah satu produk tersebut mengalami kenaikan harga dan konsumen dapat beralih pada produk subtitusinya.
85
4. Daya tawar pemasok Daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketiks terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan baku yang bagus atau ketika biaya peralihan ke bahan baku lain sangat tinggi. Pemasok bisa menjadi sebuah ancaman sebab pemasok dapat menaikkan harga produknya dan akan mengpengaruhi biaya dan kegiatan usaha perusahaan yang mengambil pasokan tersebut. Untuk pasokan bibit, petani Gapoktan Lembayung telah mampu menghasilkan bibit sendiri. Para petani lain yang tidak menghasilkan bibit bisa membeli dengan harga yang terjangkau pada petani lain di Gapoktan Lembayung. untuk pupuk juga sebagian besar didapatkan dari warga sekitar yang berternak. Untuk pupuk kimia di dapatkan dari toko. Daya tawar pemasok tidak menjadi halangan disini karena Gapoktan Lembayung telah mampu memproduksi bibit dan mendapatkan sebagian besar pupuk sendiri. 5. Daya tawar konsumen Pembeli akan selalu berusaha mendapatkan produk dengan kualitas baik dan dengan harga yang murah. Sikap pembeli semacam ini berlaku universal dan memainkan peran yang cukup menentukan bagi perusahaan. Konsumen dari pepaya California Gapoktan lembayung adalah tengkulak dan konsumen akhir secara langsung. Untuk tengkulak, Gapoktan Lembayung beserta petani-petani yang tergabung memiliki kesepakatan harga dengan tengkulak tersebut. Tengkulak juga yang sepakat akan terus membeli dengan harga yang telah disepakati walaupun kapasitas yang kadang berubah-ubah. Menurut hasil penelitian, tengkulak memiliki kekuatan daya tawar yang lebih dari pada petani-petani dalam menjual produknya.
6.3. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Analisis faktor internal dan eksternal ini dilakukan untuk menysusn matriks External Factor Evaluation (EFE) dan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Dalam menyusun kedua matriks tersebut, haruslah mengidentifikasi faktor-faktor eksternal seperti peluang dan ancaman, dan faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut.
86
6.3.1. Identifikasi Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) Identifikasi faktor-faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan perusahaan digunakan untuk menyusun dan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Aspek-aspek yang ditinjau dalam mengidentifikasi faktor internal meliputi manajemen, pemasaran, keuangan/ akutansi, dan produksi/ operasi. Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi usaha budidaya pepaya California Gapoktan lembayung yaitu : 1. Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas Struktur organisasi yang terdapat pada Gapoktan Lembayung sudah tertata dan jelas. Struktur organisasi ini terbentuk ketika pembentukan awal Gapoktan Lembayung. Dengan adanya strtuktur yang jelas, maka pembagian tugas antara dari ketua sampai anggota tidak saling tumpang tindih. Sekretaris dan bendahara juga menjalankan tugas dengan baik sehingga tidak harus membebankan pada ketua. Dengan adanya struktur dan pembagian tugas yang jelas, maka Gapoktan Lembayung dapat menjalankan manajemennya secara baik. 2. Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Hubungan kekeluargaan antara ketua dan anggota Gapoktan lain merupakan salah satu kekuatan Gapoktan. Para petani disini saling membantu dalam pengadaan bibit dan pupuk dalam aktivitas pertaniannya. Ketua dari Gapoktan Lembayung juga menjual bibit pepaya California hasil produksinya dengan sangat murah di banding di jual pada konsumen lain. Dengan adanya pertemuan Gapoktan maupun Poktan, menjadikan hubungan kekeluargaan antar petani ini semakin kuat dan akrab. 3. Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Promosi merupakas salah satu hal penting bagi pemasaran suatu produk. Promosi yang dilakukan oleh Gapoktan Lembayung merupakan kekuatan yang di milikinya. Promosi produk lewat internet merupakan promosi yang dapat menjangkau konsumen secara luas, sehingga konsumen dari seluruh pelosok Indonesia mengetahui Gapoktan Lembayung menjual bibit dan buah peyaya California. Usaha promosi lainnya yang di fasilitasi oleh tim penyuluh yaitu brosur profil Gapoktan. Brosur ini berisi identitas Gapoktan dan Komoditi unggulan Gapoktan Lembayung yaitu pepaya California.
87
4. Kesuburan tanah Kesuburan tanah mempengaruhi produktivitas dan kualitas tanaman yang di kembangkan. Tanah pada desa Cikopomayak sangat subur bagi budidaya pertanian khususnya tanaman perkebunan. Komoditi seperti pepaya, kacangkacangan, terong dan padi tumbuh subur didaerah ini. Menurut para penyuluh, tanah yang subur yang terdapat didaerah ini merupakan suatu potensi yang dimiliki oleg Gapoktan lembayung untuk dimanfaatkan dalam bidang pertanian. 5. Bibit dan pupuk produksi sendiri Produk-produk pertanian unggulan oleh Gapoktan Lembayung yaitu pepaya California. Petani Gapoktan Lembayung telah mampu memproduksi input pertaniannya secara mandiri. Bibit pepaya California dapat di produksi sendiri baik untuk ditanam sendiri maupun di jual pada konsumen akhir. Pupuk juga mereka dapatkan secara mudah dengan mengambil berbagai kotoran ternak yang di ubah menjadi pupuk kandang. Pupuk tersebut diperoleh secara Cuma-cuma karena masyarakat desa Cikopomayak memiliki rasa kekeluargaan sehingga para peternak merasa tidak keberatan untuk para petani mengambil kotoran tersebut untuk di jadikan pupuk kandang.
Faktor-faktor internal yang menjadi kelemahan usaha budidaya pepaya California Gapoktan lembayung yaitu : 1. Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Kelemaham yang dimiliki oleh Gapoktan lembayung yaitu belum adanya bukti secara tertulis program-program rencana gapoktan kedepan. Programprogram ini masih sebatas pembicaraan dan belum ditulis sebagai target-target yang ingin dicapai. Hal ini merupakan kelemahan yang terdapat dalam manajemen dari Gapoktan Lembayung ini. 2. Jaringan pemasaran yang masih terbatas pada tengkulak Pemasaran produk yang dilakuakn oleh Gapoktan Lembayung yaitu melaui tengkulak dan langsung ke konsumen akhir. Kelemahan pada pemasaran disnis yaitu, jaringan pemasaran tersebut sebagian besar masih pada tengkulak. Tengkulak yang selalu datang seminggu sekali ini, selalu mengambil hasil panen pepaya California pada petani anggota Gapoktan Lembayung. hampir 80% hasil
88
panen pepaya California di jual pada tengkulak dan hanya sebagian pada konsumen akhir dan pada pemesan lewat internet. Disini pemahaman pemasaran secara luas juga masih minim di benak petani dan petani hanya ingin menghasilkan keuntungan dengan cepat walaupun lebih kecil dari pada menjual pada konsumen akhir. 3. Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Pecatatan data seperti hasil penjualan hasil panen melalui Gapoktan masih sederhana. Pencatatan ini hanya sebatas pemasukan yang diperoleh dari hasil penjualan pepaya Califiornia. Pencatatan ini harus lebih detail dan rapi seperti biaya yang dikeluarkan saat produksi dan biaya lain sehingga dapat di ketahui pasti perhitungan keuntungan. 4. Keterbatasan modal usaha anggota Modal merupakan unsur penting dalam kelangsungan suatu usaha. Modal yang digunakan dalam budidaya pepaya California ini biasanya berasal dari modal pribadi petani anggota Gapoktan. Dengan asal modal usahatani dari diri petani sendiri, menyebabkan petani mengalami kurangan dan keterbatasan modal dalam menjalankan usanhanya. Para petani juga berharap bahwa ada bantuan modal bagi petani untuk tambahan modal bagi kelangsungan usahanya. 5. Peralatan pertanian masih sederhana Peralatan pertanian petani masih sangat sederhana. Dalam bidanh produksi, petani hanya menggunakan cangkul, garpu tanah dan alat penyiram tanaman. Untuk hasil panen, peralatan yang gunakan juga belum lengkap. Hasil panen hanya di kumpulkan pada suatu tempat untuk di angkut oleh tengkulak. Pengemasan produk bagi konsumen juga belum ada, hanya pengemasan plastik sederhana yang dilakukan dalam penjualan benih dan benih dalam polybag. 6. Sistem pengairan tadah hujan Kelemahan berikutnya yaitu sistem pengairan Gapoktan lembayung masih menggunakan sistem tadah hujan. Ini merupakan suatu kelemahan apabila musim kemarau datang dan hanya dilakukan penyiraman secara manual. Sampai saat ini, sistem pengairan irigasi belum diterapkan di desa Cikopomayak.
89
Tabel 12. Kekuatan dan Kelemahan yang Dihadapi Gapoktan Lembayung Faktor Internal
Kekuatan •
Kelemahan
Struktur organisasi dan •
Program
pembagian tugas yang
Gapoktan tidak tertulis
perencanaan
jelas Manajemen
•
Hubungan baik antar ketua
dan
anggota
Gapoktan •
Pemasaran
Promosi dari internet •
Jaringan
dan
yang
brosur
profil
Gapoktan
pemasaran
masih
terbatas
pada tengkulak •
Pencatatan
data
keuangan Kekuangan/
dan masih
sederhana
akutansi
•
Keterbatasan
modal
usaha anggota
Produksi/ Operasi
•
Kesuburan tanah
•
Bibit
dan
produksi sendiri
•
Peralatan
pertanian
masih sederhana
pupuk •
Sistem pengairan tadah hujan
6.3.2. Identifikasi Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Identifikasi faktor-faktor eksternal berupa peluang dan ancaman perusahaan digunakan untuk menyusun dan matriks Eksternal Factor Evaluation (EFE). Aspek-aspek yang ditinjau dalam mengidentifikasi faktor internal meliputi ekonomi; sosial, budaya, demografi dan lingkungan; politik, pemerintahan dan hukum; teknologi dan kompetitif. Faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang bagi usaha budidaya pepaya California Gapoktan lembayung yaitu :
90
1. Harga BBM yang cenderung tetap Perkembangan harga bahan bakar minyak (BBM) dari tahun 2010-2011 ini cenderung dalam keadaan tetap atau stagnan. Namun yang selalu berubah-ubah yaitu harga BBM Pertamax yang mengikuti kisaran harga minyak dunia. Berdasarkan pada siaran pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM) No: 30/HUMAS KESDM/2010 tanggal 13 Juni 2010 dan No. 52/ HUMAS KESDM/2010 tanggal 13 Oktober 2010 bahwa ketentuan mengenai Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi dan Pelayanan Umum tidak mengalami perubahan. harga jual eceran BBM tertentu, yaitu Bensin Premium, Minyak Solar (Gas Oil) dan Minyak Tanah (Kerosene) dinyatakan tidak berubah dan tetap mengacu kepada Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1 tahun 2009, tanggal 12 Januari 2009 tentang Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Tanah (Kerosene), Bensin Premium dan Minyak Solar (Gas Oil) untuk Keperluan Rumah Tangga, Usaha Kecil, Usaha Perikanan, Transportasi dan Pelayanan Umum, yaitu untuk Bensin Premium sebesar Rp. 4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah) per liter, Minyak Solar (Gas Oil) sebesar Rp. 4.500,- (empat ribu lima ratus rupiah) per liter dan Minyak Tanah (Kerosene) sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus ribu rupiah) per liter. Kondisi tersebut dapat dijadikan peluang untuk bisa mengefisienkan biaya produksi 2. Permintaan pepaya California tinggi Permintaan pepaya california yang tinggi ini merupakan suatu peluang yang dimiliki oleh pengusaha di bidang budidaya pepaya California. permintaan yang tinggi ini di tandai dengan kapasitas permintaan yang melebihi produksi petanipetani Gapoktan Lembayung. Permintaan pepaya California banyak berasal dari konsumen melalui psar modern. Tengkulak atau pedagan besar yang menyuplai ke pasar modern tresebut harus rela mendatangi berbagai macam tempat untuk memenuhi permintaan pasar. Berdasarkan hasil survey penulis. Pepaya California dapat ditemukan di berbagai macam pasar modern di kota bogor seperti Giant Yasmin, Giant Botani Square, Alfa midi Dramaga dan lain-lain.
91
3. Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Program SLPTT (Sekolah Lapang Pengolahan Tanaman Terpadu) yang dilaksanakan oleh dinas pertanian. Program ini dilakukan oleh para penyuluh desa untuk memberikan pengajaran dan informasi dalam dunia pertanian untuk para petani. Para penyuluh disini memberikan teknik-teknik pertanian seperti SRI (System of Rice Intensification), cara pemupukan yang benar dan penggunaan alat atau mesin pertanian. Program SLPTT dari Dinas pertanian telat di peroleh Gapoktan Lembayung selama 2 tahun. Ini merupakan suatu peluang untuk meningkatkan kualitas serta produktivitas hasil pepeya California Gapoktan Lembayung. 4. Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan) merupakan program pemerintah untuk mengatasi permasalahan modal para petani dalam menjalankan kegiatan usahtaninya. Program ini membantu petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya melalui tambahan modal. Gapoktan Lembayung menerima PUAP pada thun 2010. Kriteria Gpoktan menerima PUAP sebagai berikut: (a) Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mengelola usaha agribisnis; (b) Mempunyai kepengurusan yang aktif dan dikelola oleh petani, (c) Pengurus Gapoktan adalah petani dan bukan aparat Desa/Kelurahan; (d) Tercatat sebagai Gapoktan binaan dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Gapoktan Lembayung telah memenuhi kriteria tersebut dan selanjutnya program ini berjalan dengan pendampingan penyuluh. 5. Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura. Peluang yang berikitnya yaitu pepaya merupakan salah satu komoditi unggulan
Direktorat
Jenderal
Hortikultura.
Berdasarkan
SK
No.
511/Kpts/PD.310/9/2006 ini, pepaya menjadi prioritas produk unggulan juga di Kecamatan Jasinga. Karena merupakan salah satu buah binaan unggulan, maka Gapoktan Lembayung yang memiliki komoditi utama pepaya California mendapatkan perhatian penuh dalam mengembangkan usahanya oleh pemerintah setempat melalui program pertanian dan bantuan berupa pupuk tanaman.
92
6. Perkembangan teknologi Perkembangan teknologi yang berkembang saat ini merupakan peluang yang dimiliki oleh Gapoktan Lembayung dalam menjalankan kegiatan usahanya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai sarana permasaran dan promosi produk. Dengan adanya teknologi, maka kegiatan usaha bisa lebih efisien dan dapat meningkatkan produktivitas serta keuntungan yang didapat. 7. Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Peluang yang terakhir yaitu sulitnya pendatang baru untuk masuk dalam persaingan industri pepaya California. dalam hal budidaya, pepaya California tergolong mudah dalam dibudidayakan, namun kebutuhan modal yang besar menjadikan kendala dalam memasuki indistri ini. Ketersediaan input seperti puput dan pestisida harus memadai, serta lahan yang digunakan juga harus cukup untuk pertumbuhan tanaman secara optimal. Biasanya, untuk memulai budidaya para petani melihat ketersediaan lahan yang ada. Jarak tanam yang cukup lebar menjadikan lahan yang ditanami oleh pepaya California harus luas dan terdapat di berbagai tempat. Faktor-faktor eksternal yang menjadi ancaman bagi usaha budidaya pepaya California Gapoktan lembayung yaitu : 1. Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya Califiornia Perkembangan hama dan penyakit tanamn merupakan ancaman yang ditemui pada usaha budidaya suatu tanaman. Hama dan penyakit yang menyerang tanaman ini dapat menyebabkan produktivitas yang menurun. Hama yang menyerang tanaman pepaya biasanya yaitu hama jamur putih dan anthraks. Jika tanaman pepaya california terserang hama jamur putih, maka buah yang dihasilkan menjadi buruk. Terdapat bintik hitam yang menyebabkan buah murah harganya. Menurut para petani, hama jamur putih harus cepat ditanggulangi karena menyebar dari satu pohon ke pohon lain. 2. Perubahan cuaca yang ekstrim Faktor cuaca memang sangat mempengaruhi bisnis dalam dunia pertanian. Cuaca yang sering berubah-ubah akhir-akhir ini menyebabkan berkembangnya hama dan penyakit, juga tidak baik bagi pertumbuhan tanaman. Panas yang terjadi
93
siang dan hujan pada sore hari berturut-turut dapat menyebabkan tanaman pepaya gagal pada buah pertama. Buah pertama yang dihasilkan biasanya tidak terlalu manis dan bentuk buah yang tidak ideal. Hujan yang terus menerus juga menyebabkan akar pohon cepat busuk sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman pepaya California Gapoktan Lembayung. 3. Mudah dalam mendapat produk subtitusi Kemudahan dalam memperoleh produk suntitusi merupakan suatu ancaman dalam menjalankan suatu usaha. Produk subtitusi pepaya California yaitu berasal adri jenis pepaya yang lain yang memiliki harga yang lebih terjangkau dengan khasiat buah yang sama. Produk subtitusi pepaya California yaitu pepaya Bangkok dan pepaya Lokal yang memiliki ukuran lebih besar. Ada juga pepaya Hawai, namun pepaya ini memiliki harga yang lebih mahal. Dalam pasar modern (swalayan), pepaya California di jual bersandingan dengan pepaya Bangkok. Tinggal konsumen memilih sesuai keinginan mereka dalam memilih pepaya berdasarkan rasa dan harganya. 4. Perilaku kompetitif pesaing Maksud ancaman yang terjadi karena perilaku kompetitif pesaing yaitu dalam hal harga yang diterapkan dalam menjual pepaya California. pesaing yang memiliki lahan serta produktivitas yang tinggi dapat menjual dengan harga yang berbeda, sehingga para tengkulak lebih tertarik membeli. Perilaku kompetitif ini juga ditandai dengan persaingan dalam hal promosi produk pada konsumen. promosi produk melalui internet dipilih untuk memberikan jangkauan pemasaran yang lebih luas. Pesaing juga yang memiliki SDM yang lebih memiliki website dalam mempromosikan hasil produknya.
94
Tabel 13. Peluang dan Ancaman yang Dihadapi Gapoktan Lembayung Faktor Eksternal
Ekonomi
Peluang •
Ancaman
Harga BBM yang cenderung tetap •
Sosial, Budaya, Demografi dan
•
Lingkungan
dan penyakit tanaman
Permintaan pepaya California tinggi
Perkembangan hama
pepaya Califiornia •
Perubahan cuaca yang ekstrim
•
Program SLPTT oleh Dinas Pertanian
Politik, Pemerintahan dan Hukum
•
Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan
•
Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura
Teknologi
•
Perkembangan teknologi
• • Kompetitif
Mudah dalam
Sulitnya masuk dalam
mendapat produk
industri pepaya California
subtitusi •
Perilaku kompetitif pesaing
95
6.4. Tahap Masukan (Input Stage) Tahap masukan merupakan tahap pertama dalam tahap-tahap formulasi suatu strategi. Pada tahap ini terdiri dari matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation). Kedua matriks tersebut merupakan hasil dari identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal.
6.4.1. Matriks IFE Gapoktan Lembayung Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan matriks yang berisikan faktor internal perusahaan berupa kelemahan dan kekuatan. Penilaian matriks IFE ini berdasarkan wawancara kuesioner bagi responden. Dalam kuesioner matriks IFE terdapat juga nilai bobot,
nilai peringkat dan nilai tertimbang. Dengan
memasukan hasil identifikasi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal perusahaan, di beri bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti tabel 13 pada halaman 78.6
6.4.2. Matriks EFE Gapoktan Lembayung Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) merupakan matriks yang berisikan faktor eksternal perusahaan berupa peluang dan ancaman. Penilaian matriks EFE ini berdasarkan wawancara kuesioner bagi responden. Dalam kuesioner matriks EFE terdapat juga nilai bobot,
nilai peringkat dan nilai
tertimbang. Dengan memasukan hasil identifikasi peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal perusahaan, di beri bobot dan peringkat maka diperoleh hasil seperti tabel 14 pada halaman 79.7
6 7
Hasil Kuesioner (Lampiran 6) Hasil Kuesioner (Lampiran 6)
96
Tabel 14. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Gapoktan Lembayung No
Faktor-Faktor Strategis
Bobot
Peringkat
Nilai
Internal
(Rata-rata)
(Rata-rata)
Tertimbang
0,088
3
0,264
0,099
4
0,396
0,095
3
0,285
0,115
3
0,345
0,107
3
0,321
0,071
2
0,256
0,092
2
0,184
0,071
2
0,142
0,099
2
0,198
0,087
2
0,174
0,076
1
0,076
Kekuatan Struktur 1
2
3 4 5
organisasi
dan
pembagian tugas yang jelas
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Kelemahan
1
2
3
4
5 6
Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas pada tengkulak Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan
pertanian
masih
sederhana Sistem pengairan tadah hujan Total
2,639
97
Tabel 15. Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation) Gapoktan Lembayung No
Faktor-Faktor Strategis
Bobot
Peringkat
Nilai
Eksternal
(Rata-rata)
(Rata-rata)
Tertimbang
0,077
2
0,154
0,102
4
0,408
0,087
3
0,261
0,097
4
0,388
0,086
3
0,258
0,111
4
0,444
0,071
2
0,142
0,117
4
0,468
0,105
2
0,21
0,069
2
0,138
0,077
3
0,231
Peluang 1
2
3
4
Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan
5
unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura
6 7
Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Ancaman Perkembangan hama dan
1
penyakit tanaman pepaya Califiornia
2
3 4
Perubahan
cuaca
yang
ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing Total
3,102
98
6.5. Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap pencockan merupakan tahap selanjutnya dari tahap masukan. Pada tahap ini hasil identifikasi faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal seperti peluang dan ancaman dipadukan. Pada tahap ini, alat analisis yang digunakan yaitu matriks IE (Internal-External) dan matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats).
6.5.1. Matriks IE (Internal-External) Gapoktan Lembayung Matriks IE merupakan matrik yang menunjukan posisi Gapoktan Lembayung dalam sembilan sel yang ada dan menunjukan strategi apa yang dapat diambil berdasarkan posisi sel yang di tempatinya. Matriks IE didasarkan pada skor bobot dua matriks IFE dan EFE. Total matriks IFE Gapoktan Lembayung sebesar 2,639 yang menggambarkan bahwa usaha pepaya California gapoktan Lembayung berada pada kondisi internal rata-rata. Skor total dari matriks EFE Gapoktan Lembayung sebesar 3,102 yang menggambarkan bahwa usaha pepaya California gapoktan Lembayung berada pada kondisi eksternal yang tinggi. Berdasarkan nilai skor pada kedua matriks IFE dan EFE maka posisi usaha pepaya California Gapoktan Lembayung berada pada sel II yang artinya usaha tersebut berada dalam kondisi internal yang menengah atau rata-rata dan kondisi eksternal di respon tinggi oleh Gapoktan Lemabyung. Pada sel II ini usaha Gapoktan Lembayung dapat digambarkan sebagai tumbuh dan membangun (Growth and Build). Strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau strategi integratif (integrasi kebelakang, integrasi kedepan dan integrasi horizontal). Pada strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk memang mengharuskan danya upaya iang intensif agar Gapoktan lembayung memiliki posisi daya saing lebih tinggi. Pada sytaregi intensif ini yang belum dapat diterapkan oleh Gapoktan Lembayung yaitu pengembangan produk. Produk yang diusahakan menjadi usaha Gapoktan Lembayung masih pada pepaya California dan mungkin komoditi pertanian lain sebagai sampingan.
99
Skor Bobot Total IFE Kuat
Rata-rata
Lemah
4,0-3,0
2,99-2,0
1,99-1,0
4,0
Skor Bobot
I
Tinggi
Total
3,0
2,0 II
1,0 III
3,0
EFE
Sedang
IV
V
VI
VII
VIII
IX
2,0 Rendah 1,0 Gambar 11. Matriks IE Usaha Budidaya Pepaya California Gapoktan Lembayung
Strategi yang selanjutnya yaitu strategi integratif yang meliputi strategi integrasi kebelakang, kedepan dan integrasi horizontal yang dimaksudkan agar Gapoktan Lembayung dapat memperoleh kendali atas distributor, pemasok atau pesaing.
6.5.2. Alternatif Strategi Berdasarkan hasil dari identifikasi faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman, maka dapat diformulasikan alternatif-alternatif strategi Beberapa strategi alternatif yang dapat diterapkan Gapoktan Lembayung dalam usaha pepaya California yaitu: 1. Memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk meningkatkan penjualan (S1). Stretegi ini bertujuan untuk memperluas jaringan pemasaran dan distribusi yang awalnya hanya terbatas pada tengkulak saja. Perluasan jaringan dan distribusi ini berfungsi agar dalam menjual hasil produknya Gapoktan Lembayung dapat memperpendek jalur distribusi ke konsumen akhir dari pada hanya menjual pada tengkulak. Dengan jaringan yang luas serta distribusi ke kansumen akhir secara
100
langsung, maka akan berdampak pada perolehan keuntungan yang lebih besar. 2. Stretegi lain yang dapat diterapkan adalah meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi permintaan pasar
(S2).
Permintaan pepaya california yang sangat tinggi belum mampu di penuhi oleh Gapoktan Lembayung. usaha untuk meningkatkan kapasitas produksi ini ditempuh untuk memenuhi permintaan tersebut. Dengan menggunakan tanah subur yang dimiliki, hubungan antar anggota yang harmonis dan dapat memanfaatkan peluang yang ada seperti program dinas pertanian dan perkembangan teknologi diharapkan Gapoktan Lembayung dapat meningkatkan hasil produksi pepaya californianya. 3. Meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada (S3). Adanya peluang pemerintah dengan mengucurkan dana PUAP pada Gapoktan-gapoktan setiap desa memberikan peluang tambahan dalam hal promodalan. Pihak Gapoktan Lembayung harus tanggap terhadap peluang ini. Program ini dapat membantu kebutuhan modal yang sebelumnya sulit bagi para petani serta menambah semangat dan motivasi petani dalam menjalankan usahatani pepaya Californianya. 4. meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan (S4). Manajemen yang diterapkan oleg Gapoktan Lemabyung dan teknologi yang digunakan masih sederhana. Gapoktan lembayung dapat memanfaatkan penyuluh serta aparat desa yang selalu mendukung petani Gapoktan Lembayung dalam usaha budidaya pepaya California. Pelatihan dan pengajaran teknik budidaya dan penggunaan teknologi pertanian dari penyuluh harus dimanfaatkan secara intensif oleh petani-petani Gapoktan. Jika pelatihan hanya diperuntukan pada sebagian petani maka diharapkan setiap pertemuan Gapoktan informasi itu diteruskan pada petani-petani lain. 5.
membuat dan membangun sarana promosi serta informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas (S5).
101
Pembuatan dan pembangunan sarana promosi dan identifikasi produk Gapoktan merupakan
bentuk pemberitahuan pada konsumen terhadap
identitas produk. Pembuatan label bisa dilakukan untuk
menjalankan
strategi ini karena ditujukan sebagai sarana mempermudah konsumen mengenali produk pepaya berkualitas
yang dihasilkan
Gapoktan
Lembayung. selain itu adanya label memberikan kepercayaan lebih konsumen terhadap suatu produk. 6. mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk (S6). Ancaman terbesar dalam usaha budidaya pepaya California Gapoktan Lembayung yaitu perkembangan hama, penyakit dan cuaca yang tidak menentu. Gapoktan Lembayung harus mempertahankan hasil produksi dan kualitas produk mengingat kondisi sekarang sangat berbeda dengan kondisi cuaca lalu. Kerjasama yang baik dalam hal berbagi bibit dan pupuk serta pengendalian hama dan penyakit yang baik dalam teknik budidaya memberikan petani anggota Gapoktan kekuatan dalam menanggapi ancaman lain seperti saingan dari pesaing dan produk pengganti.
7. Membangun
kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan input,
budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan (S7). Menjalin kerjasama ini dimaksudkan untuk mendapat kepastian dalam hal pengadaan input, budidaya, teknologi dan pemasaran produk. Kerjasama ini terjakin melalui integrasi agribisnis sehingga dalam kerjasama tersebut ada rasa saling menguntungkan dan membutuhkan. Menjalin kerjasama dengan pihak lain tentang pengadaan modal usaha juga perlua dilakukan selain memanfaatkan program pemerintah. Dengan adanya kerjasama dalam hal permodalan diharapkan petani dapat mendapat modal usaha dengan bunga yang ringan dan mudah dalam mendapatkannya untuk kegiatan usahatani pepaya California. 8.
berusaha berpartisipasi dalam pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan konsumen potensial baru (S8). Dengan berpartisipasi dalam pameran hasil pertanian, menjadikan promosi
102
pada komsumen akhir secara langsung. Dengan berpartisipasi dalam pameran ini juga dapat menjual buah, bibit dan benih secara langsung dan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
6.6. Tahap Keputusan (Decision Stage) Tahap keputusan merupakan tahap terakhir yang dilakukan dalam merumuskan suatu strategi. Pada tahap ini matriks yang digunakan adalah QSPM atau Quantitative Strategic Planning Matrix. Matrisk ini secara objektif menunjukkan strategi mana yang terbaik dengan menggunakan analisis input pada tahap penginputan dan tahap pencocokan dari alternatif-alternatif strategi yang ada. Matriks ini juga digunakan sebagai rekomendasi strategi mana yang harus dijalankan dan di prioritaskan oleh Gapoktan Lembayung.8 Pada matriks ini nilai daya tarik (AS) faktor-faktor internal dan eksternal terhadap alternatif strategi dilakukan oleh ketua dari Gapoktan Lembayung yaitu Bapak Hasyim. Faktor-faktor tersebut diidentifikasi apakah faktor internal dan eksternal tersebut membpengaruhi alternatif strategi tersebut. Jika mempengaruhi, maka penentuan nilai daya tarik dapat dilakukan. Nilai strategi yang lebih tinggi merupakan strategi yang lebih diprioritaskan dari pada strategi yang lain berdasarkan nilai total daya tarik (TAS). Semakin tinggi nilai TAS berarti menunjukkan strategi tersebut paling menarik dari strategi lainnya. Urutan prioritas strategi berdasarkan analisis QSPM pada Gapoktan Lembayung yaitu: 1. Mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk (TAS : 6,798 ) 2. Berusaha berpartisipasi dalam pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan konsumen potensial baru (TAS : 6,498 ) 3. Membangun
kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan input,
budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan (TAS : 6,343) 4. Meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan (TAS : 6,164 ) 8
Matriks QSP (Lampiran 4)
103
5. Memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk meningkatkan penjualan (TAS : 6,161 ) 6. Membuat dan membangun sarana promosi serta informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas. (TAS : 6,159 ) 7. Meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi permintaan pasar (TAS : 5,941 ) 8. Meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada (TAS : 5,891 )
Tahap keputusan dalam menentukan strategi tetap dipegang oleh pengurus inti Gapoktan Lembayung untuk diterapkan kepada seluruh anggota Gapoktan. Strategi yang telah dirumuskan dan telah dilakukan pembobotan disesuaikan dengan kondisi Gapoktan Lembayung saat ini dan alternatif strategi tetap mengacu pada posisi Gapoktan Lembayung di dalam matriks IE. Dalam menentukan keputusan stategis tersebut biasanya ada perkumpulan inti selain kumpul rutin Gapoktan satu bulan sekali. Dalam hal ini, Gapoktan bisa berperan sebagai perusahaan karena dapat menentukan strategi Gapoktan dengan pengurus intinya seperti perusahaan.
104
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan Berdasarkan tujuan serta hasil dan pembahasan pada penelitian ini, dapat disimpulkan hasil dari analisis lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahannya serta lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman pada usaha budidaya pepaya California Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga. Kekuatan yang dimiliki oleh Gapoktan Lembayung meliputi: struktur dan pembagian tugas yang jelas, hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan, promosi dari internet dan brosur Gapoktan, kesuburan tanah dan bibit serta pupuk dapat diproduksi sendiri. Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Gapoktan Lembayung meliputi: program perencanaan Gapoktan yang belum tertulis, jaringan pemasaran yang masih terbatas, pencatatan data dan keuangan yang masih sederhana, keterbatasan dalam modal usaha anggota, peralatan pertanian yang masih sederhana dan sistem pengairan masih tadah hujan. Berdasarkan faktor eksternal Gapoktan Lembayung, peluang yang dimiliki usaha budidaya pepaya California Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga ini meliputi: harga BBM yang cenderung tetap, permintaan pepaya California yang tinggi, Program SLPTT oleh dinas Pertanian, bantuan dana PUAP untuk modal Gapoktan, komoditi unggulan binaan direktorat jenderal hortikultura, perkembangan teknologi dan sulitnya masuk dalam industri pepaya California. sedangkan, ancaman yang dihadapai Gapoktan Lembayung meliputi: perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California, perubahan cuaca yang ekstrim, mudah dalam mendapat produk subtitusi dan perilaku kompetitif pesaing. Berdasarkan martik IE, usaha budidaya pepaya California Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga berada pada kuadran II yang artinya strategi yang cocok diterapkan oleh Gapoktan lembayung adalah strategi tumbuh dan membangun (Growth and Build) melalui strategi intensif atau strategi integratif. Berdasarkan matriks SWOT didapatkan alternatif-alternatif strategi berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal, kemudian pada matriks QSPM
105
ditentukan strategi mana yang menjadi prioritas dan dapat direkomendasikan kepada Gapoktan Lembayung yaitu meliputi: 9. Mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk (TAS : 6,798 ) 10. Berusaha berpartisipasi dalam pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan konsumen potensial baru (TAS : 6,498 ) 11. Membangun
kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan input,
budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan (TAS : 6,343) 12. Meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan (TAS : 6,164 ) 13. Memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk meningkatkan penjualan (TAS : 6,161 ) 14. Membuat dan membangun sarana promosi serta informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas. (TAS : 6,159 ) 15. Meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi permintaan pasar (TAS : 5,941 ) 16. Meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada (TAS : 5,891 )
7.2. Saran Saran yang penulis berikan pada usaha pepaya California Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor harus serasional mungkin terhadap kondisi dan lingkungan Gapoktan Lembayung. Saran ini harus memperhatikan unsur-unsur sumber daya dari Gapoktan Lembayung itu seperti uang atau modal, sumber daya manusia dan waktu. Saran yang ditujukan oleh penulis meliputi:
106
1. Menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek yang jelas dan tertulis sebagai patokan dan target kedepan Menetapkan tujuan jangka panjang maupun jangka pendek merupakan sebagian dari aktifitas manajemen Gapoktan Lembayung yang harus diperbaiki. Penetapan tujuan ini perlu karena dengan adanya tujuan menjadikan sebuah capaian yang ingin di capai oleh Gapoktan Lembayung. tujuan yang ada secara tertulis juga bisa menjadikan motivasi bagi pihak Gapoktan Lembayung untuk mencapai tujuan itu. Tujuan jangka pendek yang mungkin disarankan yaitu meningkatkan usaha promosi produk dengan cara penerbitan label produk, meningkatkan kemampuan manajemen serta akutansi dengan memanfaatkan pelatihan dari penyuluh. Untuk target jangka panjang yaitu Gapoktan Lembayung dapat menjual hasil panennya secara langsung tanpa perantara tengkulak dan bisa memasarkan langsung ke pasar modern di Bogor. 2. Membangun toko atau warung buah sendiri di daerah Jasinga sebagai bentuk strategi integrasi kedepan dan memperluas jaringan pemasaran. Untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan, Gapoktan Lembayung harus memperlebar jaringan pemasaran langsung pada konsumen akhir. Hal yang dapat diterapkan yaitu Gapoktan Lembayung harus memiliki toko atau warung buah sendiri yang menjual hasil panennya langsung pada konsumen. Dengan begitu harga juga bisa lebih tinggi dari yang dijual pada tengkulak. Toko buah nya tidak perlu bagus namun dapat menampung hasil buah yang tidak diterima tengkulak. Pembuatan toko atau warung buah ini bisa di pasar tradisional Jasinga maupun di sekitar jalanan hidup di kecamatan Jasinga. 3. Teknik budidaya mendekati dan menjadi budidaya pepaya California organik serta mampu membangun unit kegiatan sarana produksi organik sendiri sebagai bentuk integrasi kebelakang. Tren Back to Nature yaitu dengan mengkonsumsi makanan organik harus menjadikan peluang bagus bagi Gapoktan Lembayung. buah yang organik harganya bisa lebih tinggi dibandingkan buah dengan cara pertanian konvensional.
Pupuk yang digunakan Gapoktan Lembayung sebagian besar
sudah berasal dari pupuk alami yaitu pupuk kandang. Namun penggunaan pestisida kimia yang harus sedikit demi sedikit di kurangi dan diganti dengan
107
pestisida alami agar lebih sehat dan bertahap menuju buah pepaya California organik. Untuk mewujudkanya pihak Gapoktan Lembayung disarankan memiliki unit kegiatan produksi organik dalam hal input pertanian. Dengan adanya kepastian input, maka proses produksi bisa berjalan baik dan pihak Gapoktan Lembayung sendiri memperoleh keuntungan karena dapat menjamin mutu dari input pertanian yang mereka hasilkan.
4. Saran srtategi yang patut lebih dahulu di lakukan oleh Gapoktan Lembayung berdasarkan urutan tahun menurut peneliti yaitu: Tahun pertama: a. Mempertahankan
dan
menjaga
kekontinuitas
produksi
dan
meningkatkan kualitas produk b. Meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan c. Membangun kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan input, budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan d. Meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada Tahun kedua: a. Membuat dan
membangun sarana promosi serta informasi untuk
meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas. b. Meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi permintaan pasar Tahun ketiga: a. Berusaha
berpartisipasi
dalam
pameran
pertanian
dengan
memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan konsumen potensial baru b. Memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk meningkatkan penjualan
108
Daftar Pustaka
[BPS] Badan Pusat Statistik.2009. Produksi Buah-Buahan Menurut Jenis dan Kab/Kota di Jawa Barat.Bogor : Badan Pusat Statistik [BPS] Badan Pusat Statistik.2010. Data inflasi periode 2005-2010 : Badan Pusat Statistik [BPS] Badan Pusat Statistik.2010. Jumlah Penduduk Menurut Propinsi : Badan Pusat Statistik. Badan Litbang Pertanian. 2005. Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 2005 – 2025. Dalam: http://www.litbang.deptan.go.id/rppk, 25 oktober 2005. Chaerningrum, R. 2010. Analisis usahatatani pepaya California (kasus: Desa Cikopo Mayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. David, F. R. 2006. Manajemen Strategis : Konsep Edisi Sepuluh. Jakarta : Salemba Empat [DJH] Direktorat Jenderal Hortikultura.2008. Volume Ekspor Komoditas KortikulturaIndonesia Tahun 2003 – 2008.Jakarta : Departemen Pertanian Dirgantoro, C. 2004. Manajemen Stratejik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Djiwandi, 1994. Pengaruh Dinamika Kelompok Tani Terhadap Kecepatan Adopsi Teknologi Usahatani di Kabupaten Sukoharjo. Laporan Penelitian. Tidak Dipublikasikan. Gunwan E, Sujiprihatin S, Sumaraw I. Acuan Standar Operasi Produksi (SOP) Pepaya. Bogor : Pusat Kajian Buah Tropika, LPPM-IPB. Hunger, D. & Thomas L. W. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta : Penerbit Andi Imran, Findri Miranty. 2003. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Dodol Nanas Mekar sari (Desa Tambak Mekar, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten subang, Jawa Barat) [skripsi]. Bogor. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.
109
Nuranggara, Muhammad. F. D. 2009. Strategi pengembangan usaha sari buah jambu biji pada PT. Lipisari Patna, Kabupaten Subang [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Sembara, Rey. 2010. Analisis strategi pengembangan usaha sapi perah koperasi unit desa (KUD) Bayongbong, Kabupaten Garut, Jawa Barat. [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Sumiati,Uum.2009. Strategi pengembangan usaha bawang merah goreng PO Mekar wangi Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung, Kabupaten Kuningan. [skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Syahyuti.2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi di Perdesaan. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/ISU5-1b.pdf. [2 Feb 2011] Tohir, Kaslan A. 1978. Bercocok Tanam Pohon Buah-Buahan. Jakarta : Pradnya Paramita. Umar, H.2008. Strategic Management in Action. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Wibowo, S. 2008. Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil. Penebar Swadaya.Jakarta.
Wijayanti. 2008. strategi pengembangan usaha sayuran organik pada kelompok tani Putra alam Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
110
Lampiran
1.
Indeks
Harga
Konsumen
dan
Inflasi
Bulanan
Indonesia
2010
Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Bulanan Indonesia, 2005, 2006, 2007, Jan-Mei 2008 ( 2002=100 ), Juni - Desember 2008, 2009, 2010 ( 2007 = 100 ) 2005
2006
2007
2008
2009
2010
Bulan IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
Januari
118.53
1.43
138.72
1.36
147.41
1.04
158.26
1.77
113.78
-0.07
118.01
0.84
Februari
118.33
-0.17
139.53
0.58
148.32
0.62
159.29
0.65
114.02
0.21
118.36
0.30
Maret
120.59
1.91
139.57
0.03
148.67
0.24
160.81
0.95
114.27
0.22
118.19
-0.14
April
121.00
0.34
139.64
0.05
148.43
-0.16
161.73
0.57
113.92
-0.31
118.37
0.15
Mei
121.25
0.21
140.16
0.37
148.58
0.10
164.01
1.41
113.97
0.04
118.71
0.29
Juni
121.86
0.50
140.79
0.45
148.92
0.23
110.08*)
2.46*)
114.10
0.11
119.86
0.97
Juli
122.81
0.78
141.42
0.45
149.99
0.72
111.59
1.37
114.61
0.45
121.74
1.57
Agustus
123.48
0.55
141.88
0.33
151.11
0.75
112.16
0.51
115.25
0.56
122.67
0.76
September
124.33
0.69
142.42
0.38
152.32
0.80
113.25
0.97
116.46
1.05
123.21
0.44
Oktober
135.15
8.70
143.65
0.86
153.53
0.79
113.76
0.45
116.68
0.19
123.29
0.06
November
136.92
1.31
144.14
0.34
153.81
0.18
113.90
0.12
116.65
-0.03
Desember
136.86
-0.04
145.89
1.21
155.50
1.10
113.86
-0.04
117.03
0.33
Tingkat Inflasi
17.11
6.6
6.59
11.06
6.69
2.78
111
Lampiran 2 . Inflasi April 2011 Januari
Februari
Maret
April
Kota IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
IHK
Inflasi
BANDA ACEH
125,17
1,74
125,76
0,47
123,35
-1,92
123,07
-0,23
LHOKSEUMAWE
130,74
1,79
130,83
0,07
129,24
-1,22
128,89
-0,27
SIBOLGA
134,77
2,66
134,89
0,09
132,32
-1,91
130,59
-1,31
PEMATANG SIANTAR
130,53
2,42
130,50
-0,02
128,96
-1,18
127,06
-1,47
-0,58
126,16
-0,94
125,25
-0,72
MEDAN
128,10
1,86
127,36
PADANG SIDEMPUAN
129,47
2,40
129,39
-0,06
127,54
-1,43
126,19
-1,06
PADANG
132,42
3,70
133,00
0,44
129,55
-2,59
128,16
-1,07
PAKANBARU
125,56
2,01
125,64
0,06
124,95
-0,55
123,80
-0,92
0,14
129,64
-2,34
128,37
-0,98
DUMAI
132,57
2,01
132,75
JAMBI
132,27
1,82
131,85
-0,32
128,87
-2,26
126,85
-1,57
PALEMBANG
126,21
0,82
125,81
-0,32
124,84
-0,77
124,49
-0,28
BENGKULU
133,10
1,68
133,35
0,19
131,16
-1,64
129,98
-0,90
0,70
137,00
-0,41
136,86
-0,10
BANDAR LAMPUNG
136,62
0,83
137,57
PANGKAL PINANG
136,26
2,42
137,79
1,12
135,59
-1,60
134,58
-0,74
BATAM
121,74
0,82
122,20
0,38
121,60
-0,49
121,08
-0,43
TANJUNG PINANG
127,63
1,54
129,18
1,21
127,30
-1,46
126,82
-0,38
0,21
123,75
-0,01
123,84
0,07
JAKARTA
123,50
0,47
123,76
BOGOR
126,88
0,47
126,93
0,04
126,92
-0,01
126,73
-0,15
SUKABUMI
125,27
0,43
125,28
0,01
125,13
-0,12
124,89
-0,19
BANDUNG
120,67
0,32
120,61
-0,05
120,60
-0,01
120,58
-0,02
-0,18
129,77
-0,26
129,14
-0,49
CIREBON
130,34
0,12
130,11
BEKASI
124,98
0,85
125,21
0,18
125,10
-0,09
123,91
-0,95
DEPOK
125,65
0,85
126,24
0,47
125,27
-0,77
124,14
-0,90
TASIKMALAYA
127,42
0,70
127,69
0,21
127,51
-0,14
127,37
-0,11
0,18
124,66
-0,43
124,43
-0,18
PURWOKERTO
124,98
0,95
125,20
SURAKARTA
119,44
0,63
118,65
-0,66
117,70
-0,80
117,35
-0,30
SEMARANG
125,26
0,60
125,11
-0,12
124,97
-0,11
124,29
-0,54
TEGAL
127,36
0,32
127,19
-0,13
127,45
0,20
126,79
-0,52
0,10
126,68
0,21
126,32
-0,28
YOGYAKARTA
126,30
0,84
126,42
JEMBER
128,74
1,43
128,37
-0,29
127,94
-0,33
126,95
-0,77
SUMENEP
123,03
0,92
122,05
-0,80
122,04
-0,01
121,45
-0,48
KEDIRI
124,51
0,29
124,38
-0,10
123,96
-0,34
123,58
-0,31
0,14
125,76
-0,09
125,23
-0,42
MALANG
125,69
0,67
125,87
PROBOLINGGO
129,13
0,95
129,54
0,32
129,45
-0,07
129,02
-0,33
MADIUN
130,31
1,02
130,10
-0,16
130,03
-0,05
129,22
-0,62
SURABAYA
124,49
0,78
124,86
0,30
125,07
0,17
124,79
-0,22
-0,38
129,33
-0,77
128,73
-0,46
SERANG
130,84
0,76
130,34
TANGERANG
126,82
0,87
127,41
0,47
126,39
-0,80
126,64
0,20
CILEGON
126,90
0,79
126,99
0,07
126,28
-0,56
125,49
-0,63
DENPASAR
127,04
1,03
127,03
-0,01
127,33
0,24
127,28
-0,04
112
MATARAM
134,59
1,39
134,30
-0,22
132,65
-1,23
131,27
-1,04
BIMA
133,83
1,67
133,39
-0,33
132,46
-0,70
132,44
-0,02
MAUMERE
137,90
0,88
137,09
-0,59
137,87
0,57
138,14
0,20
KUPANG
134,51
1,41
135,53
0,76
135,72
0,14
135,31
-0,30 0,17
PONTIANAK
132,17
1,04
133,62
1,10
132,67
-0,71
132,9
SINGKAWANG
127,90
1,30
130,14
1,75
129,18
-0,74
129,14
-0,03
SAMPIT
128,28
1,21
128,00
-0,22
127,66
-0,27
126,44
-0,96
PALANGKARAYA
129,36
0,29
129,39
0,02
129,06
-0,26
129,13
0,05 -0,23
BANJARMASIN
129,78
-0,34
130,82
0,80
130,83
0,01
130,53
BALIKPAPAN
129,33
1,59
129,91
0,45
130,33
0,32
130,92
0,45
SAMARINDA
133,30
2,45
133,33
0,02
133,72
0,29
134,23
0,38
TARAKAN
144,13
1,64
146,03
1,32
146,28
0,17
146,01
-0,18 -1,43
MANADO
126,46
0,95
126,73
0,21
126,91
0,14
125,09
PALU
130,16
1,13
131,02
0,66
131,90
0,67
129,96
-1,47
BONE
139,45
0,94
139,62
0,12
139,11
-0,37
138,84
-0,19
MAKASAR
127,20
1,42
126,87
-0,26
126,42
-0,35
126,4
-0,02 -0,51
PARE-PARE
129,42
0,98
128,89
-0,41
128,63
-0,20
127,97
PALOPO
132,73
0,42
133,26
0,40
133,13
-0,10
132,91
-0,17
KENDARI
129,93
1,82
130,53
0,46
130,61
0,06
130,35
-0,20
GORONTALO
127,24
0,10
127,15
-0,07
127,14
-0,01
126,5
-0,50 -0,11
MAMUJU
128,58
0,78
130,06
1,15
129,63
-0,33
129,49
AMBON
127,16
-0,83
127,21
0,04
126,62
-0,46
126,73
0,09
TERNATE
126,37
-0,32
126,83
0,36
127,41
0,46
128,07
0,52
MANOKWARI
138,19
0,07
138,05
-0,10
136,64
-1,02
136,56
-0,06 -0,67
SORONG
143,18
-1,07
143,07
-0,08
142,60
-0,33
141,65
JAYAPURA
125,00
1,79
124,01
-0,79
123,97
-0,03
123,67
-0,24
126,29
0,89
126,46
0,13
126,05
-0,32
125,66
-0,31
INDONESIA
113
Lampiran 3. Jenis Komoditas Binaan Direktorat Jenderal Hortikultura JENIS KOMODITAS TANAMAN BINAAN DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA SESUAI KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 511/Kpts/PD.310/9/2006 TANGGAL : 12 September 2006 I. Komoditas Buah-buahan 1 Alpukat (Persea Americana mill) 2 Anggur (vitis vinivera L) 3 Apel (Malus sylvestris Mill) 4 Belimbing (Averrhoa carambola L) 5 Biwa (Eriobotrya japonica Lindl) 6 Blewah (Cucumis sp) 7 Bidara (Zyzyphus jujuba) 8 Buah Naga (Hylocerous undartus SP) 9 Buah Negeri (Diospyiros discolor Wild) 10 Buah Nona (Annona reticulate L) 11 Buni (Antidesma nunius) 12 Cempedak (Artocarpus Champeden spring) 13 Ceremai (Phyllantus acidus (L) Skeels) 14 Delima (Punica granatum L.) 15 Duku (Lancium domesticum Corr) 16 Durian (Durio zibhetinus Murr) 17 Gandaria (Bouea macrophyla Griff) 18 Gowok (Eugenia polycephala Mig) 19 Jambu air (Syzygium aqueum Merr)
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Kesemek (Diospyros kaki L F) Kurma (Phoenix dactylifera Friff) Lechi (Litchi chinensis Sonn) Lengkeng (Nephelium longata L) Lobi-lobi (Flacaurita inermis Roxb) Mangga (Mangifera sp) Manggis (Garcinia mangostana L) Markisa (Passiflora edulis) Melon (Cucumis sp) Menteng (Baccaurea recemosa muel arg) Mundu (Garcinia dulcis (Roxb) kurz) Nam-nam (Cynometra cauliflora) Nangka (artocarpus intregra Merr) Nenas (Ananas commosus (L) Merr) Pepaya (Carica papaya L) Pisang (Musa parasidiaca) Rambai/Menteng (Baccaurea sp) Rambutan (Nephelium lappacceum L) Rukem (Flacaurtia rukam zoll & mor)
114
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Jambu Biji (Psidium guavana L) Jambu Bol (Syzygium malaccensis L) Jeruk (Citrus sp) Jeruk besar (Citrus grandis (L) Osbeck) Juwet (Eugenia cumini merr) Kapulasan (Nephelium mutabile BL) Kawista (Feronia limonia (L) Kebembem (Mangifera odorata griff) Kecapi (Sandoricum koetjape Merr) Kedondong (Spondias pinnata) Kemang (Mangifera caesia jack)
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
Salak (Salaca edulis Reinw) Sawo (Achras zapola L) Semangka (Citrullus vulagris Schrad) Sirsak (Annoma muricata L) Stroberi (Fragaria sp) Sukun (Artocarpus altiliss fosberg) Terong Brastagi (Czphomandra betaceae) Mentimun Suri (Cucumis Sativus L) Matoa (Pometia pinnata) Kepel (Stelechocarpus sp) Duwet (Syzygium cumini)
115
Lampiran 4. Matriks QSP
Faktor-faktor
No 1 2 3 4 5
6 7
8
9 10 11
Faktor Eksternal Peluang Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Ancaman Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California Perubahan cuaca yang ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing
Strategi 1
Strategi 2
Strategi 3
Strategi Strategi 4 Strategi 5
Strategi 6
Strategi 7
Strategi 8
A S
TAS
A S
TAS
A S
TAS
A S
TAS
A S
TAS
A S
TAS
A S
TAS
A S
TAS
0,077
3
0,231
2
0,154
2
0,154
1
0,077
3
0,231
2
0,154
2
0,154
2
0,154
0,102
4
0,408
3
0,306
3
0,306
4
0,408
4
0,408
4
0,408
4
0,408
4
0,408
0,087
3
0,261
4
0,348
3
0,261
4
0,348
2
0,174
3
0,261
3
0,261
2
0,174
0,097
4
0,388
3
0,291
4
0,388
3
0,291
4
0,388
4
0,388
3
0,291
4
0,388
0,086
3
0,258
3
0,258
2
0,172
4
0,344
2
0,172
3
0,258
3
0,258
3
0,258
0,111
3
0,333
4
0,444
4
0,444
4
0,444
4
0,444
4
0,444
3
0,333
3
0,333
0,071
2
0,142
3
0,213
3
0,213
2
0,142
2
0,142
3
0,213
3
0,213
3
0,213
0,117
4
0,468
4
0,468
3
0,351
3
0,351
3
0,351
4
0,468
4
0,468
4
0,468
0,105
3
0,315
4
0,42
2
0,21
3
0,315
3
0,315
4
0,42
3
0,315
3
0,315
0,069
2
0,138
2
0,138
2
0,138
1
0,069
3
0,207
3
0,207
3
0,207
3
0,207
0,077
3
0,231
3
0,231
3
0,231
1
0,077
3
0,231
3
0,231
3
0,231
3
0,231
Bobot
116
Faktor-faktor
No 1
2
3 4 5
6 7 8 9 10 11
Strategi 1 A TAS S
Strategi 2 A TAS S
Strategi 3 A TAS S
Strategi Strategi 4 Strategi 5 A A TAS TAS S S
Strategi 6 A TAS S
Strategi 7 A TAS S
Strategi 8 A TAS S
0,088
3
0,264
2
0,176
4
0,352
4
0,352
3
0,264
3
0,264
2
0,176
2
0,176
0,099
4
0,396
4
0,396
4
0,396
4
0,396
4
0,396
4
0,396
4
0,396
3
0,297
0,095
4
0,38
2
0,19
2
0,19
2
0,19
4
0,38
2
0,19
4
0,38
4
0,38
0,115
3
0,345
4
0,46
3
0,345
3
0,345
3
0,345
4
0,46
4
0,46
4
0,46
0,107
3
0,321
4
0,428
3
0,321
3
0,321
3
0,321
4
0,428
4
0,428
4
0,428
0,071
2
0,142
2
0,142
4
0,284
4
0,284
1
0,071
2
0,142
3
0,213
2
0,142
0,092
4
0,368
3
0,276
3
0,276
3
0,276
4
0,368
3
0,276
3
0,276
4
0,368
0,071
3
0,213
2
0,142
3
0,213
4
0,284
2
0,142
2
0,142
2
0,142
3
0,213
0,099
4
0,396
3
0,297
4
0,396
2
0,198
4
0,396
4
0,396
4
0,396
4
0,396
0,087
1
0,087
1
0,087
2
0,174
4
0,348
3
0,261
4
0,348
3
0,261
3
0,261
0,076
1
0,076
1
0,076
1
0,076
4
0,304
2
0,152
4
0,304
1
0,076
3
0,228
Bobot
Faktor Internal Kekuatan
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Kelemahan Program perencanaan Gapoktan tidak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan Total
6,161
5,941
5,891
6,164
6,159
6,798
6,343
6,498
117
Keterangan strategi : 1. Memperluas jaringan pemasaran dan distribusi secara intensif untuk meningkatkan penjualan (TAS : 6,161 ) 2. Meningkatkan kapasitas produksi papaya California guna memenuhi permintaan pasar (TAS : 5,941 ) 3. Meningkatkan kekuatan dalam hal modal bagi para anggota petani dengan memanfaatkan program permodalan yang ada (TAS : 5,891 ) 4. Meningkatkan kemampuan manajerial, akutansi, teknik budidaya dan teknologi yang digunakan dengan mempelajari perkembangan teknologi dan mengikuti pelatihan (TAS : 6,164 ) 5. Membuat dan membangun sarana promosi serta informasi untuk meningkatkan dan menjaga kepercayaan konsumen terhadap kualitas. (TAS : 6,159 ) 6. Mempertahankan dan menjaga kekontinuitas produksi dan meningkatkan kualitas produk (TAS : 6,798 ) 7. Membangun kerjasama dengan pihak lain dalam pengadaan input, budidaya, teknologi, pemasaran produk dan permodalan (TAS : 6,343) 8. Berusaha berpartisipasi dalam pameran pertanian dengan memamerkan hasil produksinya guna mendapatkan konsumen potensial baru (TAS : 6,498 )
118
Lampiran 5. Hasil Kuisioner Responden I Bapak Hasyim (Ketua Gapoktan Lembayung) No 1
Faktor-faktor Eksternal Harga
BBM
yang
cenderung tetap 2
Permintaan
pepaya
California tinggi 3
Program SLPTT oleh Dinas Pertanian
4
Bantuan
PUAP
untuk
modal Gapoktan 5
Peluang
Ancaman
4
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
3
2
1
Salah satu komoditi binaan
unggulan
Direktorat
Jenderal Hortikultura 6
Perkembangan teknologi
7
Sulitnya
masuk
dalam
industri pepaya California 8
V
V
Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya
V
V
California 9
Perubahan
cuaca
yang
ekstrim 10
Mudah
dalam
mendapat
produk subtitusi 11
Perilaku kompetitif pesaing
V
V
V
V
V
V
119
Responden I Bapak Hasyim (Ketua Gapoktan Lembayung) No 1
Faktor-faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
4
3
2
1
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang
V
V
V
V
V
V
jelas 2
Hubungan ketua
baik
dan
antar anggota
Gapoktan 3
Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan
4
Kesuburan tanah
V
5
Bibit dan pupuk produksi sendiri
6
Program
perencanaan
Gapoktan tdak tertulis 7
Jaringan pemasaran yang masih terbatas
8
Pencatatan keuangan
data
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
dan masih
sederhana 9
Keterbatasan
modal
usaha anggota 10
Peralatan pertanian masih sederhana
11
Sistem pengairan tadah hujan
V
V
120
Responden I Bapak Hasyim (Ketua Gapoktan Lembayung) Faktor Strategis Eksternal
A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
1
2
2
2
2
2
1
2
3
2
19
2
2
2
2
2
2
2
3
3
23
2
2
2
2
2
2
3
3
22
2
2
2
2
2
3
3
22
2
2
2
2
3
3
22
2
2
2
3
3
22
2
1
3
3
21
2
2
2
21
1
1
19
2
14
B
3
C
2
2
D
2
2
2
E
2
2
2
2
F
2
2
2
2
2
G
2
2
2
2
2
2
H
3
2
2
2
2
2
2
I
2
2
2
2
2
2
3
2
J
1
1
1
1
1
1
1
2
3
K
2
1
1
1
1
1
1
2
3
Total
2
15 220
Keterangan : A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California Perubahan cuaca yang ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing
121
Responden I Bapak Hasyim (Ketua Gapoktan Lembayung) Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
2
2
2
2
3
3
3
2
2
2
23
2
2
2
3
2
2
2
2
3
22
1
2
3
2
1
3
2
2
20
2
3
3
3
2
2
2
24
3
2
3
3
3
3
25
1
1
2
2
2
13
3
1
2
2
19
2
2
2
18
3
3
21
2
18
2 2
2
2
2
3
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
2
2
1
2
3
1
2
3
1
1
3
1
2
2
1
2
1
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
1
Total
2
17 220
Keterangan : A. Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan
122
Responden II Bapak Rofi Kurniawan (Penyuluh Gapoktan Lembayung) No 1
Faktor-faktor Eksternal Harga
BBM
yang
cenderung tetap 2
Permintaan
pepaya
California tinggi 3
Program SLPTT oleh Dinas Pertanian
4
Bantuan
PUAP
untuk
modal Gapoktan 5
Peluang
Ancaman
4
V
3
2
1
V
V
V
V
V
V
V
Salah satu komoditi binaan
unggulan
Direktorat
V
V
Jenderal Hortikultura 6
Perkembangan teknologi
7
Sulitnya
masuk
dalam
industri pepaya California 8
V
V V
V
Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya
V
V
California 9
Perubahan
cuaca
yang
ekstrim 10
Mudah
dalam
mendapat
produk subtitusi 11
Perilaku kompetitif pesaing
V
V V
V V
V
123
Responden II Bapak Rofi Kurniawan (Penyuluh Gapoktan Lembayung) No 1
Faktor-faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
4
3
2
1
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang
V
V
jelas 2
Hubungan ketua
baik
dan
antar anggota
V
V
Gapoktan 3
Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan
4
Kesuburan tanah
5
Bibit dan pupuk produksi sendiri
6
Program
perencanaan
Gapoktan tdak tertulis 7
Jaringan pemasaran yang masih terbatas
8
Pencatatan
data
keuangan
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
dan masih
V
V
sederhana 9
Keterbatasan
modal
usaha anggota 10
Peralatan
pertanian
masih sederhana 11
Sistem pengairan tadah hujan
V
V
V
V
V
V
124
Responden II Bapak Rofi Kurniawan (Penyuluh Gapoktan Lembayung) Faktor Strategis Eksternal
A
B 1
A
C 3
E
F
G
H
I
J
K
Total
2
1
1
3
1
1
3
2
18
3
2
2
3
1
2
1
2
21
2
2
2
3
1
1
1
1
16
2
2
3
1
1
2
2
18
2
3
1
1
2
2
20
3
1
`2
3
3
23
1
1
2
2
12
2
3
1
27
3
3
27
2
18
B
3
C
1
2
D
2
1
2
E
3
2
2
2
F
3
2
2
2
2
G
1
1
1
1
1
1
H
3
3
3
3
3
3
3
I
3
2
3
3
3
2
3
2
J
1
3
3
2
2
1
2
1
1
K
2
2
3
2
2
1
2
3
1
Total
2
D
2
20 220
Keterangan : A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California Perubahan cuaca yang ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing
125
Responden II Bapak Rofi Kurniawan (Penyuluh Gapoktan Lembayung) Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
2
1
1
1
3
1
3
1
3
3
19
2
1
2
2
2
3
2
2
3
21
1
1
2
2
1
1
2
3
18
3
3
3
3
2
2
3
28
3
2
2
2
2
3
23
3
2
2
1
2
17
3
2
1
1
18
2
1
1
15
2
1
21
2
22
2 3
2
3
3
3
3
2
3
1
1
2
2
1
1
3
2
2
1
2
1
1
1
3
1
2
2
1
3
2
3
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
3
3
3
2
1
1
1
1
1
2
3
3
3
Total
2
28 220
Keterangan : A. Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan
126
Responden III Bapak Hamdi Salim (Sekeretaris Gapoktan Lembayung) No 1
Faktor-faktor Eksternal Harga
BBM
yang
cenderung tetap 2
Permintaan
pepaya
California tinggi 3
Program SLPTT oleh Dinas Pertanian
4
Bantuan
PUAP
untuk
modal Gapoktan 5
Peluang
Ancaman
4
3
V
2
1
V
V
V
V
V
V
V
Salah satu komoditi binaan
unggulan
Direktorat
V
V
Jenderal Hortikultura 6
Perkembangan teknologi
7
Sulitnya
masuk
dalam
industri pepaya California 8
V
V
V
V
Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya
V
V
California 9
Perubahan
cuaca
yang
ekstrim 10
Mudah
dalam
mendapat
produk subtitusi 11
Perilaku kompetitif pesaing
V
V
V V
V V
127
Responden III Bapak Hamdi Salim (Sekeretaris Gapoktan Lembayung) No 1
Faktor-faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
4
3
2
1
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang
V
V
jelas 2
Hubungan ketua
baik
dan
antar anggota
V
V
Gapoktan 3
Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan
4
Kesuburan tanah
5
Bibit dan pupuk produksi sendiri
6
Program
perencanaan
Gapoktan tdak tertulis 7
Jaringan pemasaran yang masih terbatas
8
Pencatatan keuangan
data
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
dan masih
sederhana 9
Keterbatasan
modal
usaha anggota 10
Peralatan pertanian masih sederhana
11
Sistem pengairan tadah hujan
V
V
128
Responden III Bapak Hamdi Salim (Sekeretaris Gapoktan Lembayung) Faktor Strategis Eksternal
A
B 1
A
C 1
E
F
G
H
I
J
K
Total
1
1
2
2
1
2
3
2
16
2
2
2
3
1
2
3
3
24
2
2
1
3
1
1
2
2
18
2
2
3
2
2
3
2
23
1
2
1
1
2
2
18
3
2
2
3
3
25
1
1
2
2
14
2
3
3
27
3
3
25
2
14
B
3
C
3
1
D
3
2
E
3
2
2
2
F
2
2
3
2
3
G
2
1
1
1
2
1
H
3
3
3
2
3
2
3
I
2
2
3
2
3
2
3
2
J
1
1
2
1
2
1
2
1
1
K
2
1
2
2
2
1
2
1
1
Total
3
D
2
2
16 220
Keterangan : A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California Perubahan cuaca yang ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing
129
Responden III Bapak Hamdi Salim (Sekeretaris Gapoktan Lembayung) Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
1
2
1
1
2
2
3
2
3
3
20
2
1
2
3
2
2
2
2
3
22
2
2
2
2
1
1
3
3
20
2
3
2
3
2
3
2
25
3
2
3
1
3
3
24
1
2
2
2
2
16
3
2
3
3
24
1
1
2
15
3
3
25
2
15
3 2
2
3
3
2
3
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
2
2
3
1
2
3
1
1
2
1
2
2
3
2
3
2
2
3
1
2
1
1
1
2
1
3
1
1
1
1
2
1
2
1
2
1
Total
2
14 220
Keterangan : A. Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan
130
Responden IV Dinas Pertanian Kabupaten Bogor No 1
Faktor-faktor Eksternal Harga
BBM
yang
cenderung tetap 2
Permintaan
pepaya
California tinggi 3
Program SLPTT oleh Dinas Pertanian
4
Bantuan
PUAP
untuk
modal Gapoktan 5
Peluang
Ancaman
4
V
3
2
1
V
V
V
V
V
V
V
Salah satu komoditi binaan
unggulan
Direktorat
V
V
Jenderal Hortikultura 6
Perkembangan teknologi
7
Sulitnya
masuk
dalam
industri pepaya California 8
V
V
V
V
Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya
V
V
California 9
Perubahan
cuaca
yang
ekstrim 10
Mudah
dalam
mendapat
produk subtitusi 11
Perilaku kompetitif pesaing
V
V
V
V
V
V
131
Responden IV Dinas Pertanian Kabupaten Bogor No 1
Faktor-faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
4
3
2
1
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang
V
V
jelas 2
Hubungan ketua
baik
dan
antar anggota
V
V
Gapoktan 3
Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan
4
Kesuburan tanah
5
Bibit dan pupuk produksi sendiri
6
Program
perencanaan
Gapoktan tdak tertulis 7
Jaringan pemasaran yang masih terbatas
8
Pencatatan keuangan
data
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
dan masih
sederhana 9
Keterbatasan
modal
usaha anggota 10
Peralatan pertanian masih sederhana
11
Sistem pengairan tadah hujan
V
V
132
Responden IV Dinas Pertanian Kabupaten Bogor Faktor Strategis Eksternal
A
B 1
A
C 2
E
F
G
H
I
J
K
Total
1
2
1
3
1
1
2
2
16
2
2
2
3
2
1
3
2
22
2
2
2
3
1
2
2
2
20
2
1
2
2
2
3
2
21
1
2
1
2
2
2
18
3
2
2
3
3
26
1
1
3
2
15
2
3
3
26
3
2
24
2
14
B
3
C
2
2
D
3
2
E
2
2
2
2
F
3
2
2
3
3
G
1
1
1
2
2
1
H
3
2
3
2
3
2
3
I
3
3
2
2
2
2
3
2
J
2
1
2
1
2
1
1
1
1
K
2
2
2
2
2
1
2
1
2
Total
2
D
2
2
18 220
Keterangan : A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California Perubahan cuaca yang ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing
133
Responden IV Dinas Pertanian Kabupaten Bogor Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
2
2
1
1
2
1
2
2
2
3
18
2
1
2
2
2
2
3
2
2
20
1
2
2
3
2
3
3
22
2
3
3
3
2
2
3
27
3
2
3
2
2
3
24
2
2
1
2
2
17
2
2
1
2
19
2
1
2
16
2
2
20
2
21
2 2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
2
2
2
1
1
3
2
2
1
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
1
2
2
2
3
3
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
Total
2
16 220
Keterangan : A. Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan
134
Responden V Bapak Hendra (Tengkulak) No 1
Faktor-faktor Eksternal Harga
BBM
yang
cenderung tetap 2
Permintaan
pepaya
California tinggi 3
Program SLPTT oleh Dinas Pertanian
4
Bantuan
PUAP
untuk
modal Gapoktan 5
Peluang
Ancaman
4
3
V
2
1
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
Salah satu komoditi binaan unggulan
Direktorat
Jenderal Hortikultura 6
Perkembangan teknologi
7
Sulitnya
masuk
dalam
industri pepaya California 8
V
V
Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya
V
V
California 9
Perubahan
cuaca
yang
ekstrim 10
Mudah
dalam
mendapat
produk subtitusi 11
Perilaku kompetitif pesaing
V
V
V V
V V
135
Responden V Bapak Hendra (Tengkulak) No 1
Faktor-faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
4
3
2
1
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang
V
V
jelas 2
Hubungan ketua
baik
dan
antar anggota
V
V
Gapoktan 3
Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan
4
Kesuburan tanah
5
Bibit dan pupuk produksi sendiri
6
Program
perencanaan
Gapoktan tdak tertulis 7
Jaringan pemasaran yang masih terbatas
8
Pencatatan keuangan
data
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
dan masih
sederhana 9
Keterbatasan
modal
usaha anggota 10
Peralatan pertanian masih sederhana
11
Sistem pengairan tadah hujan
136
Responden V Bapak Hendra (Tengkulak) Faktor Strategis Eksternal
A
B 1
A
C 2
E
F
G
H
I
J
K
Total
1
2
1
2
1
2
2
2
16
2
3
2
3
1
2
2
2
23
1
2
2
3
1
2
3
3
20
3
2
2
1
2
3
2
23
1
2
1
2
2
2
16
3
2
3
3
3
26
1
2
2
2
16
2
3
3
28
2
3
20
2
16
B
3
C
2
1
D
3
2
E
2
1
2
1
F
3
2
2
2
3
G
2
1
1
2
2
1
H
3
3
3
3
3
2
3
I
2
2
2
2
2
1
2
2
J
2
2
1
1
2
1
2
1
2
K
2
2
1
2
2
1
2
1
1
Total
3
D
3
2
16 220
Keterangan : A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California Perubahan cuaca yang ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing
137
Responden V Bapak Hendra (Tengkulak) Faktor Strategis Internal A B C D E F G H I J K
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
1
2
1
1
2
1
2
2
2
3
17
2
2
2
3
2
3
2
2
3
24
3
2
3
3
3
2
2
2
24
2
3
2
3
2
3
2
23
3
2
2
2
2
2
22
1
2
1
2
3
15
3
1
2
2
21
2
1
1
14
2
2
22
2
20
3 2
2
3
2
1
3
2
2
2
2
1
1
1
1
3
2
1
2
2
3
2
1
1
1
2
2
1
2
2
2
2
2
3
3
2
2
2
2
1
2
2
2
3
2
1
1
2
2
2
1
2
3
2
Total
2
18 220
Keterangan : A. Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas B. C. D. E. F. G. H. I. J. K.
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan
138
Lampiran 6. Kuesioner
KUESIONER Penentuan Faktor-faktor Eksternal dan Internal Pembobotan Faktor-faktor Eksternal dan Internal Penentuan Peringkat (Rating) Faktor-faktor Eksternal dan Internal
STRATEGI PENGEMBANGAN PEPAYA CALIFORNIA (Studi kasus : Gapoktan Lembayung Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor)
Oleh Kharisma Affan Farisi H34070087
DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
139
Nama responden Jabatan Hari/tanggal
: : :
PENENTUAN FAKTOR EKSTERNAL GAPOKTAN LEMBAYUNG Tujuan: Menemtukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam kelompok Peluang dan Ancaman dalam strategi pengembangan usaha pepaya California di Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor yang dilakukan oleh para responden. Petunjuk Pengisian: 1. Berikan tanda ( apabila
) pada kolom Peluang pada Tabel 1 berikut ini,
faktor-faktor
tersebut
menjadi
Peluang
dalam
strategi
pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. 2. Berikan tanda ( apabila
) pada kolom Ancaman pada Tabel 1 berikut ini,
faktor-faktor
tersebut
menjadi
Ancaman
dalam
strategi
pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. Tabel 1. Faktor-faktor Eksternal perusahaan No
Faktor-faktor Eksternal
1
Harga BBM yang cenderung tetap
2
Permintaan pepaya California tinggi
3
Program SLPTT oleh Dinas Pertanian
4
Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan
5
Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat
Peluang
Ancaman
Jenderal Hortikultura 6
Perkembangan teknologi
7
Sulitnya masuk dalam industri pepaya California
8
Pembatasan BBM bersubsidi
9
Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California
10
Perubahan cuaca yang ekstrim
11
Mudah dalam mendapat produk subtitusi
12
Perilaku kompetitif pesaing
140
PENENTUAN BOBOT FAKTOR EKSTERNAL
Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor-faktor eksternal mengenai tingkat kepentingan faktor strategis peluang dan ancaman (eksternal) dalam strategi pengembangan usaha Gapoktan Lembayung. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut
dapat
mempengaruhi
dan
membentuk
keberhasilan
strategi
pengembangan usaha.
Petunjuk Umum: 1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban. Petunjuk Khusus: 1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. 2. Dalam penentuan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Dengan keterangan sebagai berikut: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
141
Tabel . Penilaian Bobot Faktor Strategis Eksternal Faktor Strategis Eksternal
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
Total
A B C D E F G H I J K L Total
Keterangan : L. Harga BBM yang cenderung tetap M. Permintaan pepaya California tinggi N. Program SLPTT oleh Dinas Pertanian O. Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan P. Salah satu komoditi binaan unggulan Direktorat Jenderal Hortikultura Q. Perkembangan teknologi R. Sulitnya masuk dalam industri pepaya California S. Pembatasan BBM bersubsidi T. Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California U. Perubahan cuaca yang ekstrim V. Mudah dalam mendapat produk subtitusi W. Perilaku kompetitif pesaing
142
PENENTUAN RATING FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL Tujuan: Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor eksternal ini terdiri dari faktor Peluang yang dapat dimanfaatkan dan faktor Ancaman yang mungkin dapat dihindari dalam upaya strategi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor peluang atau ancaman berdasarkan keterangan berikut: a) Nilai 4, jika respon perusahaan sangat bagus terhadap strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor b) Nilai 3, jika respon perusahaan diatas rata-rata terhadap strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor c) Nilai 2, jika respon perusahaan rata-rata terhadap strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor d) Nilai 1, jika respon perusahaan dibawah rata-rata terhadap strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor
Tabel 3. Penentuan rating faktor Eksternal. Faktor-faktor Eksternal
Rating 4
3
2
1
Harga BBM yang cenderung tetap Permintaan pepaya California tinggi Program SLPTT oleh Dinas Pertanian Bantuan PUAP untuk modal Gapoktan Salah satu komoditi binaan
unggulan Direktorat
Jenderal Hortikultura Perkembangan teknologi Sulitnya masuk dalam industri pepaya California Pembatasan BBM bersubsidi Perkembangan hama dan penyakit tanaman pepaya California Perubahan cuaca yang ekstrim Mudah dalam mendapat produk subtitusi Perilaku kompetitif pesaing
143
Nama responden Jabatan Hari/tanggal
: : :
PENENTUAN FAKTOR INTERNAL GAPOKTAN LEMBAYUNG Tujuan: Menemtukan faktor-faktor strategis yang akan dimasukkan kedalam kelompok Kekuatan dan Kelemahan dalam strategi pengembangan usaha pepaya California di Desa Cikopomayak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor yang dilakukan oleh para responden. Petunjuk Pengisian: 1. Berikan tanda (
) pada kolom Kekuatan pada Tabel 1 berikut ini,
apabila faktor-faktor tersebut menjadi Kekuatan perusahaan dalam strategi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. 2. Berikan tanda (
) pada kolom Kelemahan pada Tabel 1 berikut ini,
apabila faktor-faktor tersebut menjadi Kelemahan perusahaan dalam strategi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. Tabel 1. Faktor-faktor Internal perusahaan No 1
Faktor-faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas
2
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan
3
Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan
4
Kesuburan tanah
5
Bibit dan pupuk produksi sendiri
6
Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis
7
Jaringan pemasaran yang masih terbatas
8
Pencatatan data dan keuangan masih sederhana
9
Keterbatasan modal usaha anggota
10
Peralatan pertanian masih sederhana
11
Sistem pengairan tadah hujan
144
PENENTUAN BOBOT FAKTOR INTERNAL
Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden terhadap faktor-faktor internal mengenai tingkat kepentingan faktor strategis kekuatan dan kelemahan (internal) dalam strategi pengembangan usaha Gapoktan Lembayung. Tingkat kepentingan yang dimaksud adalah berupa pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi dan membentuk keberhasilan strategi pengembangan usaha.
Petunjuk Umum: 1. Pengisian kuisioner dilakukan secara tertulis oleh responden 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari masing-masing responden 3. Dalam pengisian kuisioner, responden diharapkan untuk melakukannya secara sekaligus (tidak menunda) untuk menghindari inkonsistensi jawaban. Petunjuk Khusus: 1. Pemberian nilai diberikan berdasarkan pada perbandingan berpasangan antara dua faktor secara relatif berdasarkan kepentingan atau pengaruhnya terhadap strategi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. 2. Dalam penentuan bobot setiap variabel digunakan skala 1, 2, dan 3. Dengan keterangan sebagai berikut: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama pentingnya dengan indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal
145
Tabel . Penilaian Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Strategis Internal A
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Total
B C D E F G H I J K Total
Keterangan : L. Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas M. N. O. P. Q. R. S. T. U. V.
Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan
146
PENENTUAN RATING FAKTOR-FAKTOR INTERNAL
Tujuan: Penentuan tingkat (rating) dimaksudkan untuk mengukur pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi lingkungannya. Variabel faktor internal ini terdiri dari faktor Kekuatan yang dapat dimanfaatkan dan faktor Kelemahan yang mungkin dapat diatasi dalam upaya strategi pengembangan usaha pepaya California Gapoktan Lembayung. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan atau kelemahan berdasarkan keterangan berikut: Nilai 4, jika sangat kuat Nilai 3, jika kuat Nilai 2, jika lemah Nilai 1, jika sangat lemah
Tabel 3. Penentuan rating faktor Internal. Faktor-faktor Internal
Rating 4
3
2
1
Struktur organisasi dan pembagian tugas yang jelas Hubungan baik antar ketua dan anggota Gapoktan Promosi dari internet dan brosur profil Gapoktan Kesuburan tanah Bibit dan pupuk produksi sendiri Program perencanaan Gapoktan tdak tertulis Jaringan pemasaran yang masih terbatas Pencatatan data dan keuangan masih sederhana Keterbatasan modal usaha anggota Peralatan pertanian masih sederhana Sistem pengairan tadah hujan
147
Lampiran 7. Dokumerntasi
148