Workshop MODEL PENCEGAHAN TRAFFICKING MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA MISKIN DI DAERAH ASAL TENAGA KERJA WANITA (TKW) BERBASIS POTENSI LOKAL Peneliti: Dra. Ikawati Dra. C. Elly Kumari Tjahja Putri, M.Pd Dra. Tateki Yoga Tursilarini Drs. R. Tri Gutomo Drs. Murdiyanto Kementerian Sosial RI Badan Pendidikan dan Penelitian Kesejahteraan Sosial BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL Yogyakarta 2012
LATAR BELAKANG
Kondisi yang menjadi latar belakang kegiatan litbangyasa 1. Kemiskinan 2. Peningkatan jumlah angkatan kerja 3. Tingkat pendidikan rendah dan tidak memiliki keterampilan kerja Kebutuhan Pengembangan Ilmu Pengetahuan yang perlu dipenuhi: 1. Pemberian penyuluhan dan bimbingan sosial dan keterampilan 2. Peningkatan pengetahuan melalui pemberdayaan keluarga miskin Kebutuhan metode‐peralatan teknologi yang perlu dipenuhi: 1. Diperlukan adanya jejaring (kerjasama) dengan instansi terkait 2. Diperlukan teknologi tepat guna untuk peningkatan hasil produksi pertanian
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
1
PERMASALAHAN
• Apakah model pencegahan trafficking melalui pemberdayaan keluarga miskin di daerah asal TKW berbasis potensi lokal yang bersifat akseptabel, aplikabel, dan efektif? • Apa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan model pencegahan trafficking melalui pemberdayaan keluarga miskin di daerah asal TKW berbasis potensi lokal?
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
2
METODOLOGI
Ruang Lingkup Kegiatan: Pemberdayaan keluarga miskin melalui pendampingan forum di kantong‐kantong daerah asal TKW Fokus Kegiatan: 1. Ditemukan model pencegahan trafficking 2. Ditemukan faktor pendukung dan penghambat Desain Penelitian: 1. Tipe Penelitian (action research) 2. Lokasi Penelitian (Desa Jululate’ne Kec. Bontolempangan Kab. Gowa) 3. Sasaran Penelitian (Keluarga miskin dan forum) dan Objek Penelitian pengetahuan dan kemampuan pokja dalam PRA 4. Teknik Pengumpulan Data 5. Langkah‐langkah Pelaksanaan pemberdayaan Tahapan‐Metode Pelaksanaan Kegiatan: 1. Tahap Persiapan 2. Tahap Pelaksanaan 3. Tahap Pelaporan Perkembangan dan Hasil Kegiatan: 1. Pokja melakukan identifikasi permasalahan keluarga miskin 2. Pokja melakukan pendampingan sosial terhadap keluarga miskin 3. Pokja mampu memotivasi pada keluarga miskin 4. Pokja melakukan jejaring dengan berbagai instansi 5. Keluarga miskin dapat hidup secara mandiri dan tercegahnya trafficking
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
3
SINERGI KOORDINASI
Lingkup dan bentuk koordinasi yang dilakukan: Kerjasama dengan pemerindah daerah tingkat Kabupaten Gowa Sulsel Nama lembaga yang diajak koordinasi: 1. Dinsonakertrans 2. Bappeda 3. Diperindag 4. Pemberdayaan perempuan dan anak 5. Dinas pertanian 6. Kecamatan dan desa Strategi pelaksanaan koordinasi 1. Melakukan penyamaan persepsi tentang penelitian yang dilakukan 2. Melakukan pendampingan terhadap kelompok kerja dan keluarga miskin Siginifikansi capaian koordinasi yang dilakukan: 1. Terjadinya jejaring dengan berbagai instansi terkait
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
4
PEMANFAATAN HASIL KEGIATAN
Kerangka dan strategi pemanfaatan hasil kegiatan: 1. Menciptakan perubahan paradigma masyarakat 2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat Wujud‐bentuk pemanfaatan hasil kegiatan: 1. Keluarga miskin memiliki kemampuan berwirausaha dan hidup mandiri 2. Meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi terhadap potensi lokal yang ada Data (jumlah dan demografi) pihak yang memanfaatkan hasil kegiatan: 1. 30 KK Keluarga miskin di Desa Julumate’ne 2. Pendapatan keluarga miningkat Signifikansi pemanfaatan yang dirasakan pihak penerima manfaat hasil kegiatan: 1. Mempunyai kemampuan kemandirian berusaha 2. Memiliki pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan potensi lokal (jagung) untuk membuat susu bubuk jagung.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
5
POTENSI PENGEMBANGAN KE DEPAN
Rancangan Pengembangan ke depan: Pengembangan produk pasca panen berbasis lokal (jagung) untuk dikembang‐kan dalam produk lain seperti susu bubuk jagung Strategi Pengembangan ke depan: 1. Kerjasama pokja dengan berbagai instansi terkait 2. Pembinaan usaha dari Diperindag dan dunia usaha 3. Pembinaan sumber daya manusia dengan Disnakertrans 4. Pembinaan produktivitas potensi lokal dengan Dinas Pertanian 5. Pembinaan mental sosial dengan Dinas Sosial Tahap Pengembangan ke depan: 1. Pokja melakukan pendampingan terhadap keluarga miskin 2. Pendampingan dari berbagai instansi terkait khususnya dalam bidang infrastruktur, SDM dan peningkatan akses di daerah tersebut.
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
6
FOTO KEGIATAN
•Foto Koordinasi dengan pihak terkait
•Foto Pelaksanaan dan Hasil kegiatan
•Foto Pemanfaatan Hasil Kegiatan – Sosialisasi – Pelatihan
Tim Pelaksana Insentif Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa 2012
7
TERIMA KASIH Dra. Ikawati Dra. C. Elly Kumari Tjahja Putri, M.Pd Dra. Tateki Yoga Tursilarini Drs. R. Tri Gutomo Drs. Murdiyanto