MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA Karnawan Joko Setyono Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang Abstract The objectives of this research are to calibrate a modal choice modal model. A modal choice model expected can explain probability of travellers in choosing between public transport(AU) and motor vehicle(SM) for work trips . The explanatory variables are walking time(Wkaki), headway(Wtunggu), travel time(Wjalan) and travel cost(Biaya). This research was carried out by using the stated preference method involving 78 respondents. A binomial logit model was using as the modal choice. The resulting models are PAU = (exp(UAU-USM))/(1+exp(UAU-USM)) dan PSM=1/(1+exp(UAU-USM)) dengan UAU – USM = 0,882 -0,025 (WkakiAU –WkakiSM) –0,063 (WtungguAU–WtungguSM) - 0,0029 (WjalanAU – WjalanSM) – 0,0001 (BiayaAU – BiayaSM) Key words :, correlation, calibration, modal choice model, validation
PENDAHULUAN Perjalanan kerja dan ke sekolah merupakan perjalanan utama yang harus rutin dilakukan setiap orang setiap hari. Perjalanan jenis ini akan menimbulkan peningkatan yang besar terhadap volume lalulintas karena dilakukan pada waktu jamjam sibuk, baik pagi maupun sore hari(Tamin,1997). Pada masa kini, perkembangan kepemilikan kendaraan pribadi yang pesat akibat meningkatnya kesejahteraan masyarakat, yang tidak mungkin diikuti terus menerus dengan pembangunan jaringan jalan, telah menimbulkan berbagai persoalan lalulintas. Persoalan itu, antara lain kemacetan dan tundaan pada ruas dan persimpangan jalan. Di samping itu, ketidakdisiplinan pengemudi kendaraan pribadi antara lain menyiap dari sebelah kiri, berhenti di persimpangan bersinyal melebihi lebar lajur yang tersedia dan memakai satu lajur sendirian dengan arah yang tidak teratur, berjalan di tengah lajur dengan kecepatan sangat renda (Setyono,2002).
66
Keberadaan angkutan umum mengandung arti pengurangan volume kendaraan pribadi. Hal itu dimungkinkan karena angkutan umum bersifat angkutan massal sehingga biaya angkut dapat dibebankan kepada lebih banyak penumpang. Banyaknya penumpang menyebabkan biaya per penumpang dapat ditekan serendah mungkin(Warpani,1990). Oleh karena itu, perlu didorong penggunaan angkutan umum bagi pemilik kendaraan pribadi. Pada penelitian ini dorongan penggunaan angkutan umum dilakukan untuk perjalanan kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model pemilihan moda. Model pemilihan moda tersebut diharapkan dapat menjelaskan probabilitas pelaku perjalanan dalam memilih moda antara angkutan umum dan sepeda motor untuk maksud kerja. Pendekatan model pemilihan moda yang dipergunakan untuk menentukan preferensi responden atas dua pilihan alternatif, yaitu model logit binomial (Tamin,1997). Pada penelitian ini, dengan dua alternatif antara angkutan umum(AU)
dan sepeda motor(SM), maka model logit binomial dapat dituliskan dengan rumus berikut. PAU = (exp(UAU-USM))/(1+exp(UAU-USM)) dan PSM=1/(1+exp(UAU-USM))
antara kedua alternatif pilihan. Dengan menganggap bahwa fungsi utilitas linier, maka perbedaan utilitas dapat diekspresikan dalam bentuk perbedaan empat atribut antara AU dan SM, yang dirumuskan sebagai berikut :
Probabilitas individu memilih melakukan pergerakan adalah fungsi perbedaan utilitas UAU –USM = a0 + a1 (WkakiAU – WkakiSM) + a2 (WtungguAU – WtungguSM ) + a3 (WjalanAU – WjalanSM) + a4 (BiayaAU – BiayaSM) atau ln
P
AU
1 − PAU
= a0 + a1 (WkakiAU – WkakiSM) + a2 (WtungguAU – WtungguSM )
+ a3 (WjalanAU – WjalanSM) + a4 (BiayaAU – BiayaSM) di mana UAU – USM = respon individu terhadap pernyataan pilihan PAU = probabilitas memilih angkutan umum a0 = konstanta = parameter atribut a1…an Data pada penelitian ini diperoleh dari wawancara terhadap 78 responden yang dipilih secara random. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 April – 10 Mei 2004. Responden adalah karyawan Politeknik Negeri Semarang yang bekerja secara rutin mempergunakan sepeda motor dari rumah ke tempat kerja dan secara berkala pernah mempergunakan angkutan umum.
dari rumah ke tempat kerja dan secara berkala pernah mempergunakan angkutan umum. Derajat preferensi responden dalam disain eksperimental diekspresikan mempergunakan teknik rating dengan 5 skala semantik, yaitu a) pasti pilih AU, b) mungkin pilih AU, c) imbang, d) mungkin pilih SM, dan e) pasti pilih SM. Atribut dan level atribut dalam disain eksperimental ditunjukkan dalam Tabel 1.
METODE PENELITIAN Tahapan untuk menentukan model pemilihan moda adalah dengan melakukan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Pengumpulan Data Data pada penelitian ini diperoleh dari wawancara terhadap 78 responden yang dipilih secara random. Wawancara dilakukan pada tanggal 20 April – 10 Mei 2004. Responden adalah karyawan Politeknik Negeri Semarang yang bekerja secara rutin mempergunakan sepeda motor
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM ……(Karnawan Joko Setyono )
67
Tabel 1. Atribut dan Level Atribut Disain Eksperimental. Atribut Level Atribut Kendaraan Pribadi Angkutan Umum Waktu berjalan kaki ke tempat +100,+50,0,-50,pemberhentian (Wkaki) [ % ] 100 +100,+50,0,-50,-100 Waktu tempuh perjalanan +25, +50, +75, +100 (Wjalan) [ % ] Biaya perjalanan(Biaya).[ % ] 0,+50, +100, +150
+100,+50,0,-50,100 0, -100, -200, -300 +100,+300,+500
Beberapa praktisi di lingkungan transportasi mempergunakan probabilitas pilihan 0,1; 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9 untuk 5 point rating(Ortuzar dan Garrido,1993).
Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan cara mengklasifikasi data menurut preferensi responden dan mentransformasi point rating menjadi skala semantik. Selanjutnya, skala semantik ditransformasikan dalam skala numerik.
Untuk memperoleh nilai-nilai skala numerik, maka nilai probabilitas dipakai sebagai konversi dari point rating, yaitu 0,9=pasti pilih AU, 0,7=mungkin pilih AU, 0,5=imbang, 0,3=mungkin pilih SM dan 0,1=pasti pilih SM. Nilai skala numerik seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Pada penelitian ini , point rating disajikan dalam skala semantik, yaitu 1=pasti pilih AU, 2=mungkin pilih AU, 3=imbang, 4=mungkin pilih SM dan 5=pasti pilih SM
Tabel 2. Nilai Skala Numerik Point Rating
Nilai Probabilitas
Pasti pilih AU Mungkin pilih AU Imbang Mungkin pilih SM Pasti pilih SM
0,9 0,7 0,5 0,3 0,1
Nilai Skala Numerik UauUKP=Ln[PAU/(1-PAU)] 2,197 0,847 0,000 -0,847 -2,197
Analisis Data Proses analisis model pemilihan moda, yaitu menentukan persamaan fungsi selisih utilitas. Parameter selisih atribut diperoleh dari proses analisis korelasi, kalibrasi dan validasi statistik (Sudjana,2005) dengan α=0,05.
68
Hasil
Hasil perhitungan koefisien korelasi yang ditunjukkan pada Tabel 3 dapat disimpulkan bahwa hubungan antara Ln[PAU/(1-PAU)] dan setiap selisih atribut
Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 13 No. 2 Agustus 2008: 66-72
lemah. Hal itu mencerminkan lemahnya setiap atribut dalam pemilihan moda. Hubungan antarselisih atribut sangat lemah sehingga masalah multikolinieritas dapat diatasi. Untuk hubungan antara selisih Wtunggu dan Wjalan bernilai negatif, sedangkan hubungan yang lainnya bernilai positif yang menunjukkan garis regresi miring ke atas kanan. Kalibrasi Proses kalibrasi pada intinya untuk mencari nilai konstanta dan parameter atribut dari persamaan. Proses kalibrasi persamaan fungsi selisih utilitas antara AU dan SM dilakukan terhadap alternatif persamaan yang memungkinkan dari empat selisih atribut yang ada. Hal itu diharapkan agar terpilih persamaan yang merupakan persamaan fungsi selisih utilitas terbaik. Adapun hasil kalibrasi ditunjukkan pada Tabel 4. Hasil kalibrasi persamaan yang ditampilkan pada Tabel 4 dapat diinterpretasikan semua konstanta bernilai kecil sehingga pengaruh karakteristik pilihan atau karakteristik individu yang tidak dipertimbangkan dalam fungsi utilitas bernilai kecil. Tiga nilai konstanta terkecil adalah alternatif-10(0,0111), alternatif4(0,0386) dan alternatif-6(0,1512). Sedangkan nilai koefisien merupakan kontribusi dari masing-masing atribut terhadap persamaan fungsi utilitas. Nilai koefisien setiap atribut pada seluruh alternarif persamaan menunjukkan nilai yang hampir sama sehingga kontribusi atribut hampir merata. Atribut Wtunggu mempunyai nilai koefisien terbesar dari pada atribut lain sehingga memberikan kontribusi terbesar pada persamaan. Atribut Wkaki bernilai negatif. Hal itu menunjukkan apabila selisih Wkaki meningkat(Wkaki AU lebih lambat) maka utilitas(AU-SM) berkurang, dan mengakibatkan probabilitas AU menurun dan probabilitas SM meningkat. Sebaliknya selisih Wkaki menurun(Wkaki WalkingTime AU lebih cepat) maka utilitas(AUSM) bertambah, dan mengakibatkan
probabilitas AU meningkat dan probabilitas SM menurun. Hal itu menunjukkan bahwa tanda negatif pada atribut Wkaki dalam persamaan adalah masuk akal. Atribut Wtunggu bernilai negatif. Hal itu menunjukkan bahwa selisih Wtunggu Headway meningkat(Wtunggu AU lebih lambat) maka utilitas(AU-SM) berkurang, dan mengakibatkan probabilitas AU menurun dan probabilitas SM meningkat. Sebaliknya selisih Wtunggu menurun(Wtunggu AU lebih cepat) maka utilitas(AU-SM) bertambah, dan mengakibatkan probabilitas AU meningkat dan probabilitas SM menurun. Hal itu menunjukkan bahwa tanda negatif pada atribut Wtunggu dalam persamaan adalah masuk akal. Sedangkan nilai negatif atribut Wjalan menunjukkan bahwa selisih Wjalan meningkat(Wjalan AU lebih lama atau Wjalan SM lebih cepat) maka utilitas(AUKP) berkurang, dan mengakibatkan probabilitas AU menurun dan probabilitas SM meningkat. Sebaliknya selisih Wjalan menurun(Wjalan AU lebih cepat atau Wjalan lebih lama) maka utilitas(AU-SM) bertambah, dan mengakibatkan probabilitas AU meningkat dan probabilitas SM menurun. Hal itu menunjukkan bahwa tanda negatif pada atribut Wjalan dalam persamaan adalah masuk akal. Pada atribut Biaya, nilai negatif menunjukkan bahwa selisih Biaya meningkat(Biaya AU naik atau Biaya SM turun) maka utilitas(AU-SM) berkurang, dan mengakibatkan probabilitas AU menurun dan probabilitas SM meningkat. Sebaliknya selisih Biaya menurun(BiayaAU turun atau Biaya turun) maka utilitas(AU-SM) bertambah, dan mengakibatkan probabilitas AU meningkat dan probabilitas SM menurun. Hal itu menunjukkan bahwa tanda negatif pada atribut Biaya dalam persamaan adalah masuk akal.
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM ……(Karnawan Joko Setyono )
69
Pada seluruh persamaan nilai tstat> tkritis. Hal itu menunjukkan bahwa seluruh selisih atribut secara individu signifikan terhadap utilitas pemilihan moda.Begitu pula untuk seluruh persamaan, nilai Fstat>Fkritis sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh selisih atribut secara serempak mempengaruhi utilitas pemilihan moda. Nilai koefisien determinasi (R2 ) terbesar adalah 0,3751 pada alternatif-15. Hal itu menunjukkan bahwa 37,51% pengaruh seluruh atribut terhadap perubahan utilitas pada model dan sisanya dipengaruhi oleh atribut lain yang tidak dipertimbangkan.
Validasi Setelah dilakukan proses kalibrasi terhadap seluruh alternatif yang ada, maka untuk menentukan persamaan terbaik perlu dilakukan pengujian tingkat kepercayaan secara statistik. Pengujian ini dimaksud untuk mengetahui kemampuan setiap alternatif persamaan dalam mengestimasi nilai utilitas pemilihan moda. Pengujian itu meliputi t-test, F-test dan R2. Hasil pengujian statistik ditunjukkan pada Tabel 4.
Tabel 3. Matriks Korelasi Ln[PAU/(1PAU)] Ln[PAU/(1PAU)] Selisih Wkaki Atribut Wtunggu (AU-SM) Wjalan Biaya
Selisih Atribut (AU-SM) Wkaki Wtunggu Wjalan Biaya 1
-0,1591 1 -0,2660 0,075 1 5 -0,1462 0,100 -0,0709 1 0 -0,2150 0,192 0,0841 0,0409 9
1
Tabel 4. Hasil Kalibrasi Alternatif Persamaan Variabel Parame Alt-1 Alt-2 Alt-3 Alt-4 Alt-5 Alt-6 Alt-7 Alt-8 ter Model Model 0,2061 0,4856 -0,2391 0,0386 0,8296 0,1512 0,3355 0,4916 Konstan a ta 0,8334 9,5851 2,1337 4,7102 7,2446 t-stat 2,9082 7,0526 -6,1756 -0,0379 -0,0396 -0,0331 Wkaki a1 0,0431 -6,4474 -6,5462 -5,4554 t-stat 7,1108 -0,0656 -0,0630 -0,0685 Wtungg a2 u -12,1789 -11,7831 -12,8727 t-stat -0,0028 -0,0026 -0,0032 Wjalan a2 -6,5212 -5,9034 -7,6865 t-stat -0,0001 -0,0001 Biaya a3 -9,7182 -8,5536 t-stat 0,1591 0,2660 0,1462 0,2150 0,3003 0,2060 0,2462 0,3132 R^2 50,563 148,325 42,5262 94,4440 96,4915 43,1460 62,8001 105,9147 F stat
70
Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 13 No. 2 Agustus 2008: 66-72
F kritis t-kritis
1 3,85
3 3,85
3,85
3,85
3,85
3
3
3
1,96 Tabel 4 Hasil Kalibrasi Alternatif Persamaan(lanjutan)
Variabel Parame Alt-9 Alt-10 Alt-11 Alt-12 Alt-13 Alt-14 Alt-15 ter Model Model 0,6732 0,0111 0,7953 0,9174 0,6717 0,2804 0,8820 Konstan a ta 9,6447 3,9345 10,3762 t-stat 9,5350 0,2408 9,2896 10,6812 -0,0335 -0,0291 -0,0298 -0,0250 Wkaki a1 -5,7403 -4,9325 -4,9302 -4,2772 t-stat -0,0660 -0,0600 -0,0645 -0,0630 Wtungg a2 0,0616 u -12,4553 -11,3731 -12,3045 -12,0390 t-stat 11,624 2 -0,0027 -0,0030 -0,0031 -0,0025 -0,0029 Wjalan a2 -6,2747 -7,0978 -7,4127 -5,8211 -6,9859 t-stat -0,0001 -0,0001 -0,0001 -0,0001 -0,0001 Biaya a3 0,0001 - -9,5489 -8,0000 -8,7986 -8,4948 -7,8998 t-stat 9,0336 0,3288 0,2552 0,3364 0,3452 0,3642 0,2769 0,3751 R^2 118,03 67,8383 82,7522 87,7427 99,1862 53,8691 79,6244 F stat 48 3 3 2,61 2,61 2,61 2,61 2,38 F kritis t-kritis 1,96
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kalibrasi dan validasi, maka ditetapkan alternatif-15 sebagai
persamaan fungsi selisih utilitas. Pertimbangan yang digunakan adalah nilai Fstat besar dan R2 terbesar walau nilai konstanta terbesar.
Persamaan fungsi selisih utilitas terpilih adalah UAU –USM = 0,882 -0,025 (WkakiAU –WkakiSM) –0,063 (WtungguAU–WtungguSM) - 0,0029 (WjalanAU – WjalanSM) – 0,0001 (BiayaAU – BiayaSM) SIMPULAN Model pemilihan moda antara angkutan umum dan sepeda motor adalah model logit binomial sebagai berikut : Di mana :
Probabilitas pemilihan angkutan umum : PAU = (exp(UAU-USM))/(1+exp(UAUUSM)) Probabilitas pemilihan sepeda motor : PSM=1/(1+exp(UAU-USM)) UAU –USM = 0,882 -0,025 (WkakiAU – WkakiSM) –0,063
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM ……(Karnawan Joko Setyono )
71
(WtungguAU– WtungguSM) - 0,0029 (WjalanAU – WjalanSM) – 0,0001 (BiayaAU – BiayaSM)
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis ucapkan kepada Direktur Politeknik Negeri yang telah memberi kesempatan untuk melakukan penelitian Madya tahun anggaran 2006.
DAFTAR PUSTAKA
Stated Preference Rating Experiments” Journal Transportation, Vol. 21, No.2,185201. Sujana,1995. Desain dan Analisis Eksperimen Bandung: Penerbit Tarsito. Setyono,K.J.,2002. “Sensitivitas Respon Individu dalam Memilih Moda antara Angkutan Umum dan Kendaraan Pribadi untuk Maksud Kerja”. Thesis Magister Sistem dan Teknik Jalan Raya-ITB, Bandung. Tamin, O.Z.,1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bndung: Penerbit ITB. Warpani, S., 199. Merencanakan Sistem Perangkutan. Bandung: Penerbit ITB.
Ortuzar, J.D. and Garrido, R.A., 1993. “On The Semantic Scale Problem in
72
Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 13 No. 2 Agustus 2008: 66-72