Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA Febri Bernadus Santosa1 dan Najid2 1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email:
[email protected] 2 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta 11440 Email:
[email protected] ABSTRAK Tingginya kemacetan lalu lintas di kota Jakarta terutama disebabkan oleh tingginya penggunaan kendaraan pribadi. Salah satu kendaraan pribadi yang banyak digunakan adalah sepeda motor. Kelebihan dengan menggunakan sepeda motor seperti lebih cepat, pelayanan langsung dari asal ke tempat tujuan, dan hemat bahan bakar, akan tetapi sepeda motor hanya dapat mengangkut dua penumpang saja. Untuk mengendalikan tingginya penggunaan kendaraan pribadi maka pemerintah provinsi DKI Jakarta menyelenggarakan pelayanan LRT di Jakarta. Dengan rencana diselenggarakannya LRT tersebut maka perlu dilakukan analisis sejauh mana LRT itu diminati oleh pengguna jalan dibandingkan dengan sepeda motor. Untuk mengetahui itu maka dilakukan analisis choice model dengan menggunakan tiga variabel yaitu biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu. Analisis dilakukan dengan data stated preference dan menggunakan regresi linier dengan bantuan SPSS versi 23. Mengingat variasi dari data stated preference tersebut maka sangat sulit mendapatkan model dengan koefisien determinasi yang tinggi. Hasil analisis adalah model terbaik dengan koefisien determinasi sebesar 57,4%. Kata kunci : LRT, Pemilihan moda, Sepeda Motor, Macet, Lalu lintas.
1. PENDAHULUAN Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan jumlah aktifitas di kota Jakarta dan kotakota disekitarnya di wilayah Bodetabek menyebabkan kebutuhan transportasi juga turut meningkat. Peningkatan kebutuhan transportasi tersebut diiringi juga oleh meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi. Salah satu moda kendaraan pribadi yang banyak digunakan oleh penduduk di Jakarta adalah sepeda motor. Tingginya penggunaan sepeda motor disebabkan oleh karena kendaraan ini jauh lebih cepat dan mudah melewati jalan-jalan yang sempit, walaupun penggunaan sepeda motor memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap kecelakaan dibandingkan moda transportasi lainnya seperti mobil pribadi dan kendaraan umum. Tingginya penggunaan kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor menyebabkan tingkat kepadatan lalu lintas yang sangat tinggi pada hampir setiap jalan di kota Jakarta terutama pada jam sibuk pagi dan sore hari. Untuk dapat mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas tersebut, Pemerintah telah menerapkan BRT (Bus Rapid Transit) yang saat ini sudah beroperasi 12 koridor. Dalam beberapa tahun kedepan direncanakan beroperasinya MRT (Mass Rapid Transit) dan LRT (Light Rail Transit). Transportasi umum tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat di kota Jakarta dan dapat mengefisiensikan pergerakan sehingga dapat mengurangi kepadatan lalu
TS-19
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 lintas di jalan. Direncanakan kedua jenis moda transportasi umum ini dapat mengangkut penumpang dalam jumlah yang besar dan relatif lebih cepat. Dari kedua jenis angkutan umum tersebut maka LRT adalah jenis moda angkutan umum yang terbaru yang akan diterapkan di kota Jakarta. Atas dasar inilah tulisan ini dibuat untuk mencari tahu apakah penerapan LRT di Jakarta nantinya akan efektif yang maksudnya akan diminati oleh pengguna jalan di kota Jakarta atau sejauh mana pengoperasian LRT itu dapat diterima masyarakat terutama bagi pengguna sepeda motor. Penelitian ini membahas sejauh mana persaingan penggunaan LRT terhadap penggunaan sepeda motor oleh pengguna jalan di kota Jakarta dan bagaimana kondisi persaingan moda antara LRT dan sepeda motor dilihat dari biaya dan pelayanannya? Penelitian ini hanya akan dilakukan di kota Jakarta dan analisis didasarkan data sekunder dan survei dengan menggunakan kuesioner kepada pengguna jalan terutama pengguna sepeda motor Tujuan Tujuan dari tulisan ini adalah: - Menunjukkan Potensi demand dari LRT . - Menunjukkan karakteristik pelayanan sepeda motor. - Menunjukkan karakteristik pelayanan LRT. - Menunjukkan model pemilihan moda antara LRT dan Sepeda Motor.
2. DASAR TEORI Umum Pada kota besar seperti di Jakarta banyak terdapat berbagai jenis angkutan umum, diantaranya angkutan umum berbasis BRT seperti busway maupun angkutan umum lainnya seperti taksi, metromini, ojek, dan lain-lain. Walaupun dengan adanya angkutan umum seperti di atas, kemacetan di kota Jakarta ini tidak dapat dihindarkan. Hal ini disebabkan oleh banyak terjadi kerusakan infrastruktur pada jalan raya, padatnya lalu lintas di Jakarta, dan peran masing-masing moda transportasi belum proporsional (peran KA masih sangat kecil). Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan (trip) antara asal (origin) dan tujuan (destination). Di dalam transportasi, terdapat unsur-unsur yang terkait erat dalam berjalannya konsep transportasi itu sendiri (Tamin, 2000). Sepeda Motor Sepeda motor adalah kendaraan beroda dua yang digerakkan oleh sebuah mesin. Letak kedua roda sebaris lurus dan pada kecepatan tinggi sepeda motor tetap stabil disebabkan oleh gaya giroskopik. Sedangkan pada kecepatan rendah, kestabilan atau keseimbangan sepeda motor bergantung kepada pengaturan setang oleh pengendara. Light Rail Transit (LRT) LRT adalah angkutan umum yang beroperasi pada jalur khusus. Biasanya LRT memiliki tiga kereta yang didesain untuk mengangkut banyak penumpang serta lebih cepat daripada bus. TS-20
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Kelebihan dan Kekurangan LRT LRT jika dibuat tidak sebidang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan moda transportasi darat yang lainnya (Nursalam, 2015), adapun kelebihan tersebut adalah: 1. Waktu pembangunan lebih cepat dibandingkan HRT/MRT 2. Biaya relatif murah dibandingkan HRT/MRT 3. Tidak perlu pembebasan lahan yang banyak 4. Gradient lebih besar 5. Radius tikungan lebih kecil 6. Teknologi tinggi 7. Kecepatan relatif tinggi 8. Ramah lingkungan 9. Sudah banyak dibuat di tempat lain Kelebihan-kelebihan lain dari LRT (Septian, 2014) adalah: 1. Lebih aman daripada perjalanan mobil. 2. Tidak ada emisi di jalan. 3. Dapat mengatasi gradien curam dan tikungan tajam. 4. Memuat kapasitas cukup tinggi. 5. Dapat berbaur dengan lalu lintas kota. 6. Tidak ada gerakan vertikal, lateral, atau belakang / ke depan. 7. Menghindari kemacetan lalu lintas melalui segregasi dan prioritas. 8. Dapat berjalan pada kecepatan tinggi. 9. Tingkat penawaran boarding dengan akses mudah untuk semua orang, termasuk pengguna kursi roda. 10. Dapat naik hingga grade 12%. LRT juga memiliki beberapa kekurangan seperti: 1. Pelayanan tidak langsung sampai ke tempat tujuan 2. Biaya lebih mahal dibandingkan BRT 3. Waktu perjalanan lebih lama dibandingkan MRT 4. Biaya perawatan dan operasional lebih tinggi dibandingkan sepeda motor 3. METODOLOGI PENELITIAN Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah : 1. Metode pengumpulan data sekunder (literatur dan data instasional) dan analisis data sekunder 2. Metode wawancara dengan para pengguna jalan terutama pengguna sepeda motor dan pengguna angkutan umum. 3. Menganalisis data yang diperoleh dari wawancara dan data sekunder dengan menggunakan model pemilihan moda (biner selisih). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode Pengumpulan Data (Stated Preference Method) Metode survei dengan menggunakan kuesioner bertujuan untuk memperoleh perbandingan kualitas pelayanan LRT dan kualitas pelayanan sepeda motor yang digambarkan oleh model pemilihan moda antara kedua moda tersebut.
TS-21
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 Dalam tulisan ini, metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode Stated Preference. Peneliti memberikan pilihan pernyataan yang telah ditetapkan kepada responden. Variabel yang digunakan dalam pernyataan itu adalah biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu. Metode ini digunakan karena LRT di Jakarta belum beroperasi dan sedang dalam tahap pembangunan. Dalam tulisan ini pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden. Jumlah responden diambil sebanyak 50 orang yang tersebar di Jakarta. Metode analisis data Metode analisis data yang digunakan dalam tulisan ini yaitu dengan menggunakan metode pemilihan moda dengan jenis model biner selisih. Model selisih ini menggambarkan persaingan moda berdasarkan selisih dari atribut yang dimiliki oleh kedua model tersebut. Dasar dari model Biner Selisih adalah selisih utilitas dari kedua moda yang bersaing. Utilitas dari moda didasarkan dari pelayanan masing-masing moda tersebut yang diperlihat oleh atribut pelayanannya seperti waktu tempuh, waktu tunggu dan tarif atau biaya yang dikeluarkan pengguna moda. Pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS versi 23 dengan menggunakan metode regresi linier enter method. Adapun rumus umum persamaan regresi linier dapat dituliskan sebagai berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + …. + bn Xn
(1)
Keterangan: Y = Variabel response atau variabel akibat (dependent) X = Variabel predictor atau variabel faktor penyebab (independent) a = Konstanta b = Koefisien regresi Hasil Analisis Pada tulisan ini, analisis data menggunakan analisis secara regresi linier dengan program SPSS. Tujuan dari analisis ini yaitu dengan mendapatkan nilai R2 untuk mengetahui model mana yang terbaik diantara berbagai model analisis yang dilakukan. Hasil analisis regresi dengan menggunakan SPSS yang merupakan model terbaik berdasarkan koefisien determinasi tertinggi, disampaikan berikut ini: Y = -14.678 + 0.156 Tunggu + 0.084 Tempuh + 1.923 Ln biaya
(2)
Keterangan: X1 = Selisih waktu tunggu X2 = Selisih waktu tempuh X3 = Ln selisih biaya Y = Keinginan beralih menggunakan LRT Model terbaik tersebut didapat dengan proses terlebih dahulu mencoba berbagai bentuk variabel bebas untuk mendapatkan nilai koefisien determinasi tertinggi dari fungsi persamaan linier hasil TS-22
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 analisis regresi. Hasil analisis regresi dari berbagai variasi bentuk variabel bebas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Model Summary
Tabel Anova
Tabel Coefficients
Berdasarkan hasil analisis regresi linier model diperoleh R2 = 57.4% yang berarti bahwa kemampuan variabel bebas dalam memprediksi nilai variabel terikat sebesar 57.4%. Nilai signifikan F adalah 0.000 lebih kecil dari pada 0.05 yang menunjukan bahwa nilai variabel bebas cukup berarti atau cukup signifikan atau variabel biaya, waktu tempuh, dan waktu tunggu mempengaruhi secara signifikan dan serempak terhadap keinginan masyarakat untuk menggunakan LRT. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan data sampel yang diambil didapat bahwa 72% responden mengetahui rencana pembangunan LRT di Jakarta. 2. Berdasarkan data sampel yang diambil didapat bahwa mayoritas pendapatan responden berkisar antara >3-5 juta. 3. Berdasarkan data sampel yang diambil didapat bahwa 80% responden telah memiliki kendaraan pribadi.
TS-23
Seminar Nasional Teknologi dan Sains (SNTS) II 2016 Peran Perguruan Tinggi dalam Pembangunan Berkelanjutan Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jakarta, 23-24 Agustus 2016 4.
5.
6. 7.
Berdasarkan data hasil survei didapat mayoritas responden mungkin memilih LRT sebesar 43% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna mobil pribadi, 32% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna angkutan umum, dan 35% untuk pengguna sepeda motor yang selalu menggunakan sepeda motor. Berdasarkan data hasil survei didapat mayoritas responden pasti memilih LRT sebesar 13% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna mobil pribadi, 15% untuk pengguna sepeda motor dan juga pengguna angkutan umum, dan 15% untuk pengguna sepeda motor yang selalu menggunakan sepeda motor. Nilai R2 sebesar 57.4% sudah mencukupi meskipun masih di bawah 60% mengingat sulitnya mendapatkan nilai koefisien determinasi yang tinggi untuk jenis analisis seperti ini. Berdasarkan hasil data sampel didapat bahwa masyarakat lebih memilih tarif LRT untuk rute Kebayoran Lama – Kelapa Gading sebesar 15000 dengan waktu tempuh 40 menit dan waktu tunggu di stasiun 5 menit.
DAFTAR PUSTAKA Nursalam Edi. (2015). Semangat Untuk LRT / KRL (Kereta Layang Ringan) Paparan Dialog Publik DTKJ. Septian, A.S. (2014). Light Rail Transit. https://www.academia.edu/9293554/TUGAS paper tentang light rail transit mata kuliah undang-undang perkeretaapian. Tamin, O.Z (2000), Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi, ITB Press.
TS-24