Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
MODEL PEMBERIAN MODAL BERGULIR DALAM RANGKA KESINAMBUNGAN USAHA DAN PENINGKATAN EKONOMI PETANI JAMUR DI PENTINGSARI SLEMAN Eliya Isfaatun 1) Maria Magdalena 2) Abstrak Pentingsari is one area on the slopes of Mount Merapi. With high humidity areas Pentingsari very suitable for mushroom cultivation. So most of the people do mushroom cultivation. Lack of capital, good financial management and a lack of true cultivation resulted in the lack sinambungan in the cultivation. Research with a case study using the Design One Group Pretest-Posttest writer trying to get a solution that can back up mushroom cultivation, and sustainable economy so as to be penompang family and even the local region. With a revolving capital, education experts mushroom cultivation, improvement of financial management / business, good bookkeeping and distribution yields a 60% rolling stock, 30% for farmers, 10% for deposits with reserves. Keywords: Cultivation of mushrooms, revolving capital, financial management, Accounting. A. PENDAHULUAN
Meletusnya gunung merapi tahun 2010 menyebabkan beberapa wilayah desa yang berdekatan dengan gunung merapi rata dengan tanah. Demikian juga dengan wilayah Sleman yang bertempat tinggal 19 Km dari gunung Merapi juga terkena imbas bencana erupsi Merapi. Banyak penduduk yang kehilangan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan sawah sawah pertanian hancur terkena debu vulkanik dan lahar, demikian juga dengan petani jamur yang banyak terdapat di Dusun Pentingsari, Cangkringan, Umbulharjo, Sleman Yogyakarta. Lahan budidaya jamur kuping yang semula hasil panennya mampu menopang perekonomian, hancur terkena imbas bencana merapi. Dan sampai saat ini sebagian Petani jamur ada yang belum mulai melakukan pembudidayaan atau beralih dengan pekerjaan lain misalnya beternak. Kesulitan untuk membangun kembali pembudidayaan jamur kuping diantaranya dikarenakan factor modal yang belum dimiliki oleh petani . Sebelum adanya bencana merapi pendapatan petani jamur Dusun Pentingsari, Cangkringan, Umbulharjo, Sleman Yogyakarta mengandalkan penghasilan dari budidaya jamur. Dan dari delapan petani yang ada didesa tersebut hanya satu yang masih bisa melakukan pembudidayaan jamur kuping. Hal ini dikarenakan pembudidayaan yang dilakukan tidak disertai dengan adanya manajemen usaha dan Administrasi pembukuan yang baik. Petani hanya melakukan penanaman apabila ada modal dan setelah panen petani akan menggunakan sebagian besar uang hasil panen untuk memenuhi kebutuhan _______________________ Penulis 1) 2) adalah Dosen STIE Nusa Megarkencana Yogyakarta
ISSN-1411 – 3880
1
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
hidup ( misalnya seperti biaya sekolah, biaya kebutuhan keluarga dll) . Sehingga kontinyuitas kegiatan pembudidayaan tidak dilakukan. Budidaya jamur kuping dilihat dari proses perawatannya sangat mudah tidak memerlukan perlakuan khusus yang rumit sedangkan aspek pasarnya mempunyai prospek pasar yang menjanjikan saat ini dan yang akan datang ( baca: Surgakku.com, harianjoglosemar.com, bisnisUKM,com, anneahira.com dll ). Selain itu Jamur kuping mempunyai tingkat harga yang cukup tinggi dengan permintaan yang tidak pernah terpenuhi, sehingga komoditas ini menjadi lahan bisnis yang menjanjikan bagi masyarakat dusun Pentingsari, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman Yogyakarta. Dari uraian diatas maka dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah dengan dana modal bergulir petani jamur dapat kembali melakukan budidaya Jamur pasca erupsi merapi di Desa Pentingsari Cangkringan Sleman. 2. Bagaimana agar dalam budidaya jamur dapat berkesinambungan dan petani jamur mampu menjadi UKM. B. LANDASAN TEORI 1. Jamur Kuping Jamur kuping atau biasa disebut sebagai "lember" oleh orang dari Sunda dapat menjadi semacam jamur yang tumbuh di sisa sisa tumbuhan yang tersisa atau kayu lembab. Pengembangan budidaya jamur di Indonesia yang semakin pesat, budidaya jamur sehingga saat ini tersebar di beberapa daerah. ini {dapat} sebagai akibat dari jamur mungkin merupakan jamur kosmopolitan atau dapat hidup di mana saja, mulai dari kawasan hutan pantai sampai pegunungan tinggi dengan kebutuhan dari tempat yang cukup lembab. Jamur Kuping disebut sebagai sebagai tumbuhan berdaun yang lebar seperti telinga manusia (telinga), dan tambahan dikenal ada empat jenis, yaitu: a. Auricularia auricula – Judae (tubuh buah lebar dan tebal) b. Auricularia polytricha (tubuh buah kecil dan tebal) c. Auricularia cornea (seperti Auricularia auricula) d. Auricularia fuscosuccinea (seperti Auricularia polytricha) Beberapa nama setempat/lokal jamur kuping yang sering didengar: a. Indonesia : jamur kuping, supa lember (sunda), kuping lowo (Jawa), kuping tikus, dan lain-lain. b. Cina/Taiwan/Vietnam: mouleh, Yung-ngo, Muk-ngo, Mu-er , Mo–er c. Jepang: Kikurage, Mokurage, Senji, Arage. d. Hongkong/Singapura: Mouleh, Jew’s ear-fungi e. Amerika Serikat: Tree-ear, Jew’s ear-fungi, Gelatinous fungi. Warna tubuh buah pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna coklat tua. Yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi adalah warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil. Siklus hidup jamur kuping seperti halnya jamur tiram maupun shintake meliputi; tubuh buah sudah tua menghasilkan spora yang berbentuk kecil, ringan dan berjumlah banyak. Selanjutnya spora tersebut jatuh pada tempat yang sesuai ISSN-1411 – 3880
2
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
dengan persyaratan hisupnya seperti kayu mati atau bahan berselulosa dan dalam kondisi lembab, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk miselia dengan tingkatan: a. Miselai primer yang tumbuh terus membanyak dan meluas. b. Miselai sekunder yang membentuk primordial (penebalan miselia pada bagian permukaan miselia sekunder dengan diameter 0,1 cm). c. Dari primordial akan tumbuh dan berbentuk kuncup tubuh buahpada tingkat awal yang semakin lama semakin membesar (3-5 hari) d. Dari primordia tersebut akan tumbuh tubuh buah jamur berbentuk melebar, serta pada saat tua akan dipanen. Jamur kuping merupakan salah satu konsumsi jamur yang memiliki sifat saat dikeringkan lama, kemudian direndam dengan air dalam waktu relatif singkat akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya. Jamur kuping telah dijadikan sebagai bahan berbagai masakan seperti Sayur timlo, nasi goreng jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan rasa yang lezat dan tekstur lunak yang terasa segar dan kering. Agrobisnis jamur memiliki prospek cerah untuk dikembangkan ke skala agroindustri dikarenakan agroindustri ini tidak menggunakan lahan yang tidak terlalu luas, bahan baku untuk penanaman jamur dalam bentuk limbah seperti serbuk gergaji, bekatul, serpihan kayu, waktu tanam dari bibit hingga pemanenan sangat singkat, harga jual jamur tinggi, dan aspek nilia gizi tinggi untuk kesehatan dan pengobatan. Selain aman dikonsumsi, bersifat non kolesterol, dan berkhasiat sebagai obat dan penawar racun yang dihasilkan dari lendir jamur kuping. Budidaya Jamur Kuping Budi daya jamur meliputi tahap proses pembuatan bibit dan proses produksi jamur. Budi daya jamur kuping dapat dilakukan dibatang-batang kayu dengan perlakuan tertentu agar tumbuh dengan baik. Perkembangan teknik budi daya jamur kuping dengan menggunakan serbuk kayu atau serbuk gergajian. Cara ini menguntungkan karena petani dapat menambahkan nutrisi kedalam media tanam sehingga pertumbuhan jamur menujadi optimal Setelah menyeleksi jamur yang akan dibudidayakan, langkah budi daya dimulai dengan pembuatan bibit jamur pada media tanam. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan jamur selama proses budi daya, panen jamur, penanganan paska panen dan pemasaran. Agar hasilnya maksimal, setiap tahapan harus dilakukan dengan baik termasuk penyiapan media tanam . Untuk media tanam bisa digunakan batang atau serbuk kayu. Masa Panen Jamur Kuping Budidaya dengan log tanam asal serbuk gergajian kayu memerlukan waktu sekitar 3 bulan hingga panen, sementara dengan log tanam asal batang kayu dapat lebih dari 5 bulan, tetapi hasil dari log kayu cenderung digemari dengan harga lebih mahal. Masa panen untuk log tanam berbentuk ‘kantung plastik’ dapat mencapai 1 – 2 bulan terus menerus dengan interval waktu 1 – 2 minggu hingga semua bagian dari log tanam ditumbuhi jamur. Sementara masa panen untuk log kayu umumnya lebih dari 4 bulan baru akan nampak, serta pertumbuhan ini akan ISSN-1411 – 3880
3
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
terus menerus berlangsung sampai 3-4 bulan jika lingkungan log tanam dan tempatnya dipelihara diatur secara baik. Aspek Pemasaran Jamur Kuping Baik dalam keadaan segar (umumnya hasil panen dari alam) atau dalam keadaan kering (hasil budidaya) harga jamur kuping lebih mahal kalau dibandingkan dengan harga jamur lain seperti tiram maupun merang. Jenis jamur kuping yang paling banyak dijual dilingkungan toko obat cina atau shinshe yang memiliki bentuk kecil atau bertubuh buah tipis dalam keadaan kering, umumnya berasal dari Taiwan atau daratan Cina yang disebut Mouleh. Secara umum, pangsa pasar di dunia, jamur kuping menduduki tempat paling bawah disamping jamur kancing, jamur shintake, jamur merang dan sebagainya. Di Pangsa pasar Asia, terutama di kawasan Cina, Hongkong, Singapura, Malaysia dan sebagainya dimana penduduk etnis Cina banyak berdiam, pangsa pasar jamur kuping sangat tinggi terutama dalam bentuk kering. Bahkan di Indonesia, dengan penduduk asal Cina cukup banyak, kebutuhan jamur kuping masih harus didatangkan dari RRC, Thailand , Vietnam dan sebagainya dalam bentuk kering. Serta yang masih segar, pada umumnya masih merupakan hasil alam pada permulaan musim hujan atau menjelang musim kemarau, karena pada musim tersebut, jamur kuping banyak didapatkan tumbuh pada batang kayu kering di hutan. Manfaat & Kandungan Jamur Kuping Dari segi gastronomik ataupun organoleptik ( rasa, aroma dan penampilan), jamur kuping kurang menarik bila dihidangkan sebagai bahan makanan. Namun jamur kuping sudah dikenal dekat sebatai ahan makanan yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun. Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental. Lendir jamur kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Jamur kuping dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping ang mempunyai bentuk tubuh buah kecil (sering disebut jamur kuping tikus) digemari oleh konsumen karena waranya lebih muda, dan rasanya sesuai dengan selera. Jamur kuping yang tubuh buahnya melebar (jamur kuping gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena harus diiris kecil-kecil bila akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan makanan juga unuk pengobatan. Untuk mengurangi panas dalam, mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar. Kandungan nutrisi jamur kuping terdiri kadar air 89,1, protein 4,2, lemak 8,3, karbohidrat total 82,8, serat 19,8, abu 4,7 dan nilai energi 351. Jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang dihasilkan oleh masyarakat dan tabib pengobatan memiliki khasiat: Penangkar / penon-aktif racun baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, bakhan sampai ke racun berbentuk logam berat. Hampir semua ramuan masakan Cina, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun yang terbawa dalam makanan. Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping, efektif untuk menghambat pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 – 90%. Berfungsi juga untuk antikoagulan bahkan menghambat penggumpalan darah. ISSN-1411 – 3880
4
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
Lendir jamur kuping dapat meghambat dan mencegah penggumpalan darah.
Manfaat jamur kuping untuk pengobatan penyakit antara lain: • Darah tinggi/pembuluh darah mengeras akibat penggumpalan darah: 3 gram jamur kuping kering, rendam semalam dan buang airnya hingga tinggal jamur basah, tempatkan dalam rantang, tambahkan air bersih dikusus hingga lunak, tambahkan gula batu secukupnya dimakan secukupnya sehari sekali. • Kurang darah dengan memasak jamur kuping 30 gram, ditambah 30 gram buah kurma, ditambah air bersih 5 gelas diminum dimasak sampai airnya tersisa 1 gelas. Hal diatas juga dapat diterapkan untk mengobati sakit wasir/ ambeian. • Datang bulan tidak lancar dan memperlancar buang air besar. Jamur kuping dimasak bersama bahan-bahan lain seperti sayuran. 2.
Modal usaha Modal usaha merupakan hal yang sangat penting dalam kelancaran melakukan kegiatan usaha atau perusahaan. Dalam pengelolaan modal usaha adalah bagaimana mengelola keuangan usaha agar lancar serta mendatangkan manfaat jangka panjang. Pengaruh modal terhadap sebuah bisnis keberadaannya menjadi pondasi awal bisnis yang dibangun. Beberapa modal yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis, antara lain tekad, pengalaman, keberanian, pengetahuan, networking, serta modal uang atau aset. Namun dari beberapa modal yang dibutuhkan, kebanyakan orang terhambat memulai usaha karena mereka sulit untuk mendapatkan modal uang atau aset. Menurut Bambang Riyanto (2001:17) modal diartikan sebagai sesuatu yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Sedangkan menurut Prof.Bakker mengartikan mudal adalah berupa barang-barang kongkret yang masih ada dalam perusahaan yang digunakan sebagai operasi produksi. Sedangkan Swihieldland memberikan pengertian modal dalam artian yang luas dimana modal meliputi modal dalam bentuk uang maupun barang. Struktur Modal Menurut Brigham & Housten dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan kebijakan struktur modal melibatkan adanya suatu pertukaran antara resiko dan pengembalian. Penggunaan lebih banyak dengan hutang akan meningkatkan resiko yang ditanggung oleh pengelola usaha. Empat faktor utama yang mempengaruhi struktur modal adalah : 1. Resiko Bisnis, atau resiko inheren antara operasi resiko jika perusahaan tidak mempergunakan utang. Semakin tinggi risiko bisnis perusahaan, maka semakin rendah rasio utang optimalnya. 2. Posisi perpajakan perusahaan. Salah satu alasan utama menggunakan utang adalah bunganya yang dapat menjadi pengurang pajak, yang selanjutnya akan mengurangi biaya utang efektif. 3. Fleksibilitas keuangan, atau kemampuan untuk memperoleh modal dengan persyaratan yang wajar dalam kondisi yang buruk. 4. Konservatisme atau keagresifan manajemen. Beberapa manajer lebih
ISSN-1411 – 3880
5
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
agresif dari lainnya, sehingga beberapa perusahaan cenderung menggunakan utang sebagai usaha untuk mendorong keuntungan. Jenis-jenis Modal Menurut Bambang Riyanto modal dibedakan menjadi 2 jenis modal yaitu : a. Modal aktif adalah modal yang tertera di sebelah debit dari neraca, yang menggambarkan bentuk-bentuk dalam mana seluruh dana yang diperoleh perusahaan ditanamkan. b. Modal Pasif adalah modal yang tertera di sebelah kredit dari neraca yang menggambarkan sumber-sumber dari mana dana diperoleh. Sumber-sumber Modal Usaha Dalam memulai sebuah usaha memerlukan sumber modal sebagai pembiayaan usaha yang sedang dirintisnya. Beberapa sumber modal yang biasa digunakan, yaitu : • Modal Sendiri, yaitu modal yang berasal dari dana sendiri pelaku usaha. Modal sendiri bisa berasal dari tabungan atau mungkin modal yang dikumpulkan oleh pelaku usaha untuk menjalankan usahanya. • Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Modal usaha yang berasal dari lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya adalah sebagai pinjaman untuk memulai atau melanjutkan usaha. Saat ini banyak lembaga keuangan yang menawarkan pembiayaan untuk merintis usaha • Kemitraan Sumber modal usaha kemitraan bisa berasal dari investor dan dari pemasok. 3. Pembukuan (pengelolaan dan pencatatan keuangan) Aspek perencanaan keuangan dalam memulai suatu usaha sebaiknya meliputi seluruh aspek kegiatan manajerial dari usaha kecil yang meliputi, perencanaan aktiva, struktur modal, kegiatan berproduksi, aktivitas pemasaran dan personalia yang menyangkut kas dan aktiva, dan berbagai aktivitas langsung maupun tak langsung lainnya. Sesuai dengan prinsip akuntansi, bahwa sebuah usaha itu harus selalu berkelanjutan atau berkesinambungan (going concern), maka setiap kegiatan yang berhubungan dengan keuangan harus dilakukan pencatatan secara jelas. Keuangan unit usaha harus ada pemisahan dengan keuangan pribadi pemilik usaha. Tujuan pemisahan adalah agar usaha tersebut bisa berjalan dengan baik, dan dikemudian hari ada pengembangan usaha menjadi unit bisnis yang lebih besar lagi.Jika tidak ada perencanaan dan pencatatan keuangan yang baik maka pengusaha suatu hari akan mengalami kegagalan dalam bisnisnya. Hal ini bisa terjadi karena didalam menjalankan usaha tersebut pemilik usaha tidak memisahkan antara harta dan kewajiban, tidak melakukan pencatatan antara biaya dan pendapatan, dan pengelolan arus keluar masuk kas juga tidak jelas. Pola pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang diterapkan pada usaha kecil dapat berpedoman kepada pola umum yang sudah diperkenalkan oleh ISSN-1411 – 3880
6
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
akuntansi pada umumnya. Administrasi pembukuan untuk usaha kecil memerlukan pembukuan yang sederhana, minimal buku laporan keuangan harian dan buku laporan keuangan bulanan. Untuk penggunaan praktis, pencatatan transaksi harian yang meliputi kas, utang dan piutang dapat menggunakan formulir-formulir yang sederhana. Menurut Thomas W.Zimmerer dan Norman M. Scarborough dalam buku Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil bahwa sebelum mulai membuat proyeksi laporan keuangan, ada baiknya untuk melihat kembali laporan-laporan keuangan dasar yang mengukur posisi keuangan unit bisnis. Laporan keuangan bulanan memerlukan laporan posisi laporan laba rugi yang didalamnya memuat laporan pendapatan serta biaya serta laba atau rugi. Sementara untuk laporan posisi kekayaan atau aset usaha atau neraca terdiri dari harta, utang dan modal. ( Drs. Harimurti Subanar) Menurut Maryana pembukuan yang tertib dan disiplin, pemeriksaan keabsahan semua pembayaran, pemisahan uang pribadi dan uang perusahaan, dan pembuatan laporan keuangan secara berkala akan menjadi kunci sukses sebuah usaha. Apabila tidak ada pembukuan yang baik maka pertumbuhan usaha menjadi tidak maksimal, karena kita tidak memiliki data omset yang sebenarnya. Jumlah piutang dan utang juga tidak terdata dengan baik, hal ini menyebabkan pemilik usaha kesulitan untuk melakukan pelacakan, penagihan piutang serta pelunasan hutang. Bentuk – Bentuk Laporan Keuangan Wirausaha dalam menyusun lapuran keuangan biasanya masih menggunakan laporan keuangan yang sederhana. Laporan keuangan adalah laporan dari transaksi keuangan usaha selama satu tahun atau satu periode pembukuan. Menurut Hendra S.Raharja Putra bentuk-bentuk laporan keuangan adalah : a. Neraca Neraca adalah gambaran singkat mengenai posisi keuangan perusahaan, yang menunjukkan kepada pemilik nilai perusahaannya pada waktu tertentu.(Thomas W.Zimmerer – Norman M.Scarborough). Di dalam neraca akan disajikan tentang harta, utang dan modal sebuah unit bisnis. Kekayaan atau asset dan hutang dari sebuah usaha akan dapat kita ketahui, dan sumber dana yang digunakan sebagai modal usaha. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan laba rugi mengiktisarkan operasi perusahaan dan menggambarkan hasil yang diperoleh dari aktivitas barang atau produksi dan penjualannya. Manfaat laporan laba rugi adalah untuk memprediksi arus kas dan mengevaluasi kinerja manajemen. c. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Laporan keuangan yang mengiktisarkan tentang darimana sumber dana diperoleh dan dialokasikan untuk kegiatan operasional usaha. 4.
UKM/usaha mikro Usaha kecil atau mikro merupakan usaha yang integral dalam dunia usaha nasional yang memiliki kedudukan, potensi, dan peranan yang signifikan dalam
ISSN-1411 – 3880
7
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
mewujudkan tujuan pembangunan ekonomi pada khususnya. Selain itu, usaha kecil juga merupakan kegiatan usaha dalam memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas, agar dapat mempercepat pemerataan dan pendapatan ekonomi masyarakat. Kriteria usaha mikro : • Jenis barang / komoditi usahanya selalu tidak tetap sewaktu-waktu dapat berganti • Sumber daya manusianya belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai. • Tingkat pendidikan rata-rata masih rendah Contoh usaha mikro : • Usaha pertanian • Industri makanan dan minuman yang masih kecil • Industri pengolahan kayu • Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar. • Peternakan ayam, dan lain-lain Usaha kecil Menengah merupakan kegiatan ekonomi kerakyatan yang memenuhi criteria sebagai berikut ( UU No. 9/1995): 1. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau terafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah berskala besar. 2. Berbentuk usaha yang dimiliki oleh perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum seperti Koperasi. 3. Memiliki kekayaan paling banyak 200 juta rupiah tidak termasuk harga tanah dan bangunan tempat usaha. 4. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak 1 Milliard rupiah.
C. METODE PENELITIAN Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan. Metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang dikembangkan bersama sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel variabel yang dapat dimanipulasikan dan dapat segera digunakan utuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision maker bersama sama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program program tersebut. Ciri utama dari penelitian tindakan adalah bertujuan untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan rangka kerja penelitian empiris yang didasarkan pada observasi objektif pada masa sekarang untuk memecahkan masalah masalah baru serta praktis dan aktual dalam kegiatan kegiatan kerja. 1.Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara :
ISSN-1411 – 3880
8
Model Pemberian Modal Bergulir
• • •
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
Study Pustaka, membaca literatur yang berhubungan dengan tema penelitian, seperti bagaimana budidaya jamur, dan pustaka tentang manajemen usaha, pengelolaan keuangan, dan usaha kecil menengah. Observasi, melakukan peninjauan/pembimbingan/pendampingan ke wilayah petani jamur . Wawancara, melakukan wawancara kepada petani untuk mendapatkan informasi yang mendalam tentang kesulitan petani dalam budidaya jamur. Wawancara juga dilakukan kepada Team Ahli dari dinas Pertanian .
2.Desain Penelitian Desain penelitian/Percobaan tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan. Secara umum desain penelitian sering ditafsirkan sebagai suatu proses merencanakan percobaan, sehingga hasil yang diperoleh dari percobaan ini dapat memcahkan masalah secara baik. Desain penelitian juga digunakan sebagai proses perencanaan, mencakup langkah langkah yang berurutan, menyeluruh, komplit, sehingga data dapata diperoleh dan dianalisis secara obyektif dan dapat digunakan . Dalam penelitian ini digunakan desain percobaan Design One Group Pretest-Posttest , dimana perlakuan dikenakan dengan dua kali pengukuran. Pengukuran pertama dilakukan sebelum perlakuan diberikan dan pengukuran kedua dilakukan sesudah perlakuan dilaksanakan. Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ; Pengukuran (Pretest)
Perlakuan
To
Pengukuran (Posttest)
X1
T1
Dalam percobaan ini digunakan satu kelompok petani jamur sebagai uji coba. Yaitu dengan menerapkan beberapa metode untuk pendukung pelaksanaan budidaya, seperti pemberian modal, pemahaman budidaya jamur yang benar dengan penyuluhan dan pendampingan, pemahaman manajemen usaha dan pembukuan.
D. PEMBAHASAN Daerah Pentingsari adalah wilayah yang berada di lereng gunung merapi. Pada saat terjadi erupsi daerah Pentingsari termasuk yang terkena imbas abu vulkanik merapi. Dengan jumlah penduduk yang kurang lebih 367 orang, rata rata mata pencahariannya adalah sebagai petani dan 15 orang diantaranya adalah petani jamur . Namun setelah terjadi erupsi petani jamur yang masih bertahan hanya 5 orang petani. Data Petani jamur dapat dilihat pada table 1. Tabel 1. Kondisi Penduduk Wilayah Pentingsari Uraian
ISSN-1411 – 3880
Sebelum Erupsi
Setelah Erupsi
9
Model Pemberian Modal Bergulir
Jumlah penduduk desa Pentingsari Mata Pencaharian Jumlah petani jamur Rata rata jumlah log jamur yg dibudidaya Rata rata jenis jamur yang dibudidaya Rata rata luas kubung yang dimiliki Penyuluhan budidaya jamur Pengelolaah Manajemen usaha Penampung/pembeli hasil panen
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
335 orang petani 15 orang 5.000
367 orang petani 5 orang 7.000
Jamur kuping dan jamur tiram 60 m2 ada Tidak tahu ada
Jamur kuping dan jamur tiram 60m2 tidak Tidak tahu ada
Wilayah daerah Pentingsari yang cukup lembab sehingga sangat cocok untuk dijadikan budidaya jamur. Apalagi dengan tumbuhnya desa wisata yang mulai dikembangkan di daerah Pentingsari juga dapat dijadikan sebagai argowisata dan wisata pendidikan bagi wisatawan baik local mapun mancanegara. Masalah yang muncul adalah kurangnya modal, pengetahuan yang baik terhadap manajemen usaha/pembukuan sederhana, budidaya jamur yang benar. Dengan dana hibah DIKTI team pengabdian kepada Masyarakat mencoba untuk menggabungkan 3 masalah yaitu kurangnya modal, kurangnya pengetahuan yang baik terhadap manajemen usaha/pembukuan sederhana, tidak adanya penyuluhan budidaya jamur yang benar menjadi penyelesaian masalah yang diharapkan dapat meningkatkan kembali jumlah petani jamur yang mapan dan dapat menjadi usaha kecil yang kuat. Dan harapan yang lebih jangka panjang lagi adalah modal yang ada diharapkan dapat bergulir terus ke petani jamur yang lain. Sehingga budidaya jamur dapat dijadikan sebagai salah satu andalan pendapatan masyarakat bagi wilayah Pentingsari. 1. Modal Bergulir bagi Petani Jamur di Dusun Pentingsari, Umbul Harjo Sleman sebagai Modal Awal untuk Budidaya Jamur Modal menjadi faktor yang paling dominan dalam perputaran dunia usaha. Tanpa adanya sumber modal maka tidak dapat melakukan operasional usaha. Begitu pentingnya modal untuk memulai suatu usaha, demikian halnya dengan para petani jamur di sekitar lereng Merapi. Pasca bencana erupsi merapi 26 Oktober 2010 secara otomatis pertanian jamur hampir semua mengalami kebangkrutan karena semua ekosistem jamur yang ada musnah. Oleh karena itu untuk mengawali usaha budidaya jamur di daerah lereng merapi harus dimulai dari nol kembali. Petani jamur butuh suntikan dana atau modal agar bisa melakukan pengembangan budidaya jamur kembali. Dalam merintis usaha budidaya jamur ini kami mencoba menawarkan modal bergulir. Modal bergulir berupa pembelian bibit jamur untuk satu kelompok petani yang terdiri dari 2 orang dengan jumlah 5.000 polybag . Perhitungan anggaran biaya untuk budidaya jamur dengan kapasitas 5.000 polybag dapat diperkirakan sebesar Rp. 14.050.000. lebih jelas dapat dilihat pada table 2 di bawah ini. Tabel.2 Anggaran Biaya Budidaya Jamur Produksi 5.000 Polybag No
ISSN-1411 – 3880
Kebutuhan
Estimasi Biaya
Keteragan
10
Model Pemberian Modal Bergulir
1 2 3
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
Kubung Jamur (semi permanen usia 4 Tahun) 6 X 12 m2 5.000 Log Jamur Operasional/Pemeliharaan panen
sebelum
4 Tempat penampung air 5 Spriyer 6 Biaya lainya TOTAL MODAL YANG DIBUTUHKAN
Rp.5.000.000 Biaya untuk buat baru (4 tahun) Rp. 9.000.000 Harga standar per log Rp. 1.840 Rp. 400.000 Biaya pemeliharaan , bahan habis pakai, penggunaan listrik. Rp. 100.000 Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 14.800.000
Jumlah Modal awal dalam budidaya Jamur seperti diuraikan dalam tabel diatas adalah modal yang diperhitungkan secara keseluruhan dalam budidaya jamur. Modal jangka panjang adalah biaya pembuatan kubung dan peralatan pendukung. Sehingga modal jangka panjang dapat diperhitungkan sebagai biaya dalam 4 tahun. Dalam setahun modal tetap yang di serap adalah : biaya pembuatan kubung jamur Rp. 1.250.000, dan Peralatan pendukung Rp. 100.000. Percobaan penerapan budiaya yang menggunakan perhitungan pembagian hasil panen sebagai Modal usaha Kembali, pembagian Hasil, dan penghasilan ditahan pada kelompok 1& 2 dapat dilihat di tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 Estimasi Arus Kas Modal bergulir ARUS KAS Kelompok Petani Jamur 1 & 2 PENERIMAAN Penjualan Tanam 1 Penjualan Tanam 2 Total Penerimaan
PENGELUARAN Pembelian Bibit Penyiapan Gubug Jamur Upah Tenaga Biaya Pemeliharaan Biaya Transportasi Bahan Habis Pakai Biaya Listrik Pengeluran Operasional Total Pengeluaran Keuntungan 60% Modal Bergulir 30% Pembagian Hasil 10% Laba Ditahan
Januari
Februari
Maret
April Mei Juni Juli 7.200.000 5.850.000 4.500.000 2.800.000
Agustus
September
Oktober
November
7.200.000 5.850.000 4.500.000 2.800.000 ‐ ‐ ‐ 7.200.000 5.850.000 4.500.000 2.800.000 7.200.000 5.850.000 4.500.000 2.800.000 ‐ ‐ 9.000.000 1.250.000 100.000
1.350.000 ‐ 10.350.000 ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐
‐ ‐ ‐ ‐ ‐ 300.000 130.000 130.000 300.000 300.000 75.000 75.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 50.000 400.000 605.000 605.000 400.000 605.000 605.000 (400.000) 6.595.000 5.245.000 (240.000) 3.957.000 3.147.000 (120.000) 1.978.500 1.573.500 (24.000) 395.700 314.700
9.141.000 100.000 130.000 300.000 75.000 50.000 50.000 705.000 9.846.000 3.795.000 2.277.000 1.138.500 227.700
‐ ‐ 130.000 300.000 75.000 50.000 50.000 605.000 605.000 2.195.000 1.317.000 658.500 131.700
‐ ‐ 130.000 300.000 75.000 50.000 50.000 605.000 605.000 6.595.000 3.957.000 1.978.500 395.700
‐ ‐ 130.000 300.000 75.000 50.000 50.000 605.000 605.000 5.245.000 3.147.000 1.573.500 314.700
9.381.000 100.000 130.000 300.000 75.000 50.000 50.000 705.000 10.086.000 3.795.000 2.277.000 1.138.500 227.700
130.000 300.000 75.000 50.000 50.000 605.000 605.000 2.195.000 1.317.000 658.500 131.700
Dari table diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Dua bulan pertama digunakan sebagai persiapan budidaya yaitu dengan ISSN-1411 – 3880
11
Total 20.350.000 20.350.000 40.700.000 ‐ ‐ ‐ 27.522.000 1.450.000 1.340.000 2.500.000 600.000 450.000 450.000 6.790.000 34.312.000 35.260.000 21.156.000 10.578.000 2.115.600
Model Pemberian Modal Bergulir
2. 3.
4.
5.
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
pembuatan kubung jamur dengan waktu penyelesaian dalam waktu 2 bulan ( JanFeb). Pada bulan ke dua (Februari) mulai dilakukan pemesanan log jamur , hal ini dikarenakan rata rata pemesanan dibutuhkan waktu 1 bulan. Pada bulan ke tiga (Maret ) kubung siap dan log jamur siap dibudidaya sampai dengan mulai pemeliharaan. Pemeliharaan dilakukan selama kurang lebih 30 hari dan jamur siap untuk dipanen. Jarak masa panen pertama setelah 30 hari pemeliharaan, masa panen ke dua adalah 28 hari, masa panen ke tiga 24 hari, dan masa panen ke empat 20 hari setelah masa panen ke tiga. Jumlah masa panen sebenarnya dapat diperpanjang sampai dengan 6 kali tetapi hal ini dapat di perpendek menjadi 4 kali dengan system penyobekan pada log jamur yg lebih banyak. Hasil panen yang dimulai pada bulan pertama sampai dengan bulan ke empat tidak seluruhnya dipakai untuk Petani. Tetapi keuntungan tersebut dibagi 3 komponen yaitu: (1) 60% hasil keuntungan dipakai sebagai modal bergulir untuk pembibitan bulan berikutnya demikian dan seterusnya. (2) 30% hasil keuntungan dipakai untuk penghasilan tambahan petani jamur dan juga dapat digunakan untuk tambahan modal pembelian bibit apabila harga penjualan turun. (3) 10% hasil keuntungan dipakai untuk cadangan dana yang dapat digunakan untuk pengeluran lain atau dapat juga untuk tambahan modal pembelian bibit apabila harga penjualan turun. Cara ini dilakukan agar petani dapat terus berkesinambungan dalam budidaya jamur. Dengan demikian diharapkan metode ini dapat diterapkan semua petani jamur sehingga budidaya jamur bukan sebagai pekerjaan musiman ( apabila ada modal ) tetapi dapat menjadi alternative sebagai maca pencaharian yang mapan dan memperoleh pendapatan dari usaha budidaya tersebut.
2. Pelatihan & Workshop Manajemen Keuangan dan Pembukuan, untuk menunjang kegiatan usaha yang Berkesinambungan Dalam dunia Usaha umumnya Manager keuangan atau pemegang bidang keuangan memegang peranan yang sangat penting dalam dunia bisnis atau dunia usaha, baik usaha bersama atau usaha perorangan. Tugas manager keuangan tidak hanya sekedar membukukan atau hanya sekedar keuangan, mengelola uang kas masuk dan kas keluar, melaporkan kepada pimpinan tetapi juga harus mampu memanaj atau membelanjakan dana/modal yang ada untuk kelangsungan usaha. Penginvestasian dana merupakan tolok ukur besar kecilnya suatu perusahaan/usaha, baik dilihat dari aspek laba maupun aspek risiko usaha. Setiap organisasi atau dunia usaha selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasional dalam kegiatan sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap/peralatan usaha. Untuk memenuhi dana tersebut, dunia usaha harus mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah. Kedua hal tersebut harus bisa diupayakan oleh manajer keuangan atau orang yang memegang bidang keuangan. ISSN-1411 – 3880
12
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
Dalam prakteknya fungsi manajemen keuangan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi-fungsi perusahaan lainnya seperti pemasaran, produksi, maupun sumber daya manusia. Dalam kegiatannya manajer keuangan mengalami kegagalan dalam mendapatkan sumber dana, maka hal itu akan mengakibatkan terhambatnya proses produksi, menghambat program-program dalam pengembangan sumber daya manusia, sehingga dengan satu kegagalan ini akan membawa serentetan dampak yang negatif bagi perusahaan dan akhirnya mengakibatkan kerugian usaha. Dalam fungsinya manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh perusahaan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan pembagian keuntungan. Masing-masing keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan perusahaan. Kombinasi dari ketiga keputusan akan memaksimumkan nilai perusahaan. Ketiga keputusan ini diimplementasikan dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Dengan Model bergulir sebagai modal awal, tidak akan dapat terus bergulir tanpa adanya manajemen keuangan. Oleh karena itu Petani Jamur diberi bekal tentang manajemen usaha dan pembukuan sederhana agar petani mampu memisahkan mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan perusahaan . Mengelola keuangan secara baik dengan menyisihkan modal dan mengembangkan modal harus dipahami oleh petani. Dengan Pelatihan dan workshop yang dilakukan setiap bulan selama proses budidaya dengan modal bergulir diharapkan memberikan pemahaman yang baik dalam mengelola usaha budidaya jamur. 3. Penyuluhan oleh Ahli dan Pendampingan Mengundang Team Ahli dari Dinas Pertanian sebagai pendukung dalam keberhasilan budidaya Jamur. Dengan tujuan untuk memberikan (1) arahan tentang bagaimana cara budidaya yang baik dan benar sehingga dapat memungkinkan hasil panen yang maksimal. (2) memberikan solusi masalah masalah yang biasanya seringkali terjadi dalam pembibitan jamur. (3) memberikan masukan bagaimana kualitas jamur yang baik sehingga dapat memberikan harga jual yang tinggi. Untuk penyuluhan oleh Team Ahli dilakukan sebanyak empat kali yaitu pada saat akan melakukan pembibitan dan untuk Pendampingan minimal dalam sebulan dua kali melakukan peninjauan . 4. Menuju Usaha Kecil Menengah Kelompok Petani jamur . Setiap menjalani suatu usaha tentunya harapan kita adalah semakin menjadi maju dan besar. Petani jamur sekalipun apabila dikelola dengan baik , ada modal bergulir, perencanaan yang baik, pengelolaan keuangan , pengelolaan asset, ada penyuluhan dan pendampingan, tentunya sangat memungkinkan untuk kemudian usaha tersebut dapat dikategorikan menjadi Usaha Kecil Menengah.
E. KESIMPULAN Dari Pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan latar belakang wilayah Dusun Pentingsari yang memiliki kelembaban yang tinggi di tunjang dengan wilayah tersebut sedang dikembangkan sebagai desa wisata, maka berkurangnya masyarakat ISSN-1411 – 3880
13
Model Pemberian Modal Bergulir
Eliya Isfaatun,SE.,MMSI; Maria Magdalena PD.,SE.,MM
Dusun Pentingsari sebagai Petani Jamur setelah erupsi merapi dapat dipulihkan kembali dengan salah satunya adalah pemberian Modal Bergulir sebagai pancingan Petani Jamur. Dengan modal bergulir berupa pembelian Log jamur sebanyak 5.000 untuk 2 petani sebagai awal budidaya. Untuk menunjang keberhasilan dalam budidaya jamur diberikan pembekalan tentang manajemen usaha dan pembukuan serta pendampingan dan juga penyuluhan oleh Team Ahli . Pembukuan sederhana dibutuhkan untuk mencatat setiap pengeluaran dan penerimaan hasil panen. Hasil panen yang budidaya jamur yang dibuat dalam 4 kali panen harus di sisihkan dalam tiga komponen. Pembagian tiga komponen itu adalah 60% hasil keuntungan dipakai sebagai modal kembali (bergulir) untuk pembibitan bulan berikutnya dan seterusnya. 30% hasil keuntungan dipakai untuk penghasilan tambahan petani jamur dan juga dapat digunakan untuk tambahan modal pembelian bibit apabila harga penjualan turun. Dan 10% hasil keuntungan dipakai untuk cadangan dana yang dapat digunakan untuk pengeluran lain atau dapat juga untuk tambahan modal pembelian bibit apabila harga penjualan turun. Dari pelaksanaan ujicoba budidaya Jamur pada kelompok 1, modal pembelian log jamur dapat diperoleh kembali sampai dengan panen ke tiga . Untuk panen ke empat dapat disisihkan menjadi tambahan modal berikutnya. Sedangkan modal (hasil panen kelompok 1) baru dapat bergulir untuk kelompok 2 setelah kelompok 1 melakukan budidaya yang ke 3.
G. DAFTAR PUSTAKA 1. Bambang Riyanto, Manajemen Keuangan, BPFE , 2001 2. Hendra S. Raharjaputra, Buku Panduan Praktis Manajemen Keuangan dan Akuntansi, Salemba Empat, 2009 3. Harimurti Subanar, Akuntansi, 2009 4. Moh. Nazir, Ph.D , Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, 2003 5. Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil, Edisi 5 Buku 1 dan 2, Salemba Empat, 2008
ISSN-1411 – 3880
14