MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SURAT RESMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
MAKALAH
oleh ERNA MEILINA NPM. 10.21.0418
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS SURAT RESMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE STUDENT TEAM ACHIEVEMENTDIVISION PADA SISWA KELAS VII SMPN 1 SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012
oleh ERNA MEILINA NPM. 10.21.0418 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah penggunaan metode cooperative student team achievement division dapat meningkatkan kemampuan menulis surat resmi siswa di kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut ?, (2) apakah ada perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan siswa menulis surat resmi sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division di kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut ?. Bertitik tolak dari permasalahan, maka tujuan penelitian ini adalah: (1) ingin mengetahui tingkat kemampuan siswa menulis surat resmi dengan menggunakan metode cooperative student team achievement division di Kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut , (2) ingin mengetahui perbedaan tingkat kemampuan siswa menulis surat resmi dalam kegiatan pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division di Kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut . Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) penggunaan metode cooperative student team achievement division dapat meningkatkan kemampuan menulis surat resmi siswa di kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut . Hal ini dapat dilihat peningkatan dari pretes ke postes dengan hasil dari pretes ke postes rata-rata sebesar 12,97 artinya penelitian eksperimen ini mengalami peningkatan kemampuan siswa menulis surat resmi sebelum menggunakan metode cooperative student team achievement division dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division di kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut , (2) ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis surat resmi sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division di kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut . Hal ini dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji t hitung adalah 9,68 dan menggunakan taraf signifikan dengan taraf signifikan =1% atau taraf kepercayaan = 99% pada t tabel = 2,46 dan N - 1 yaitu 39 -1 = 38 artinya mempunyai derajat kebebasan (db) sebesar 38 artinya t hitung adalah 9,68 dan t tabel adalah 2,46 artinya bahwa 9,68 > 2,46 atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak atau hipotesis kerja diterima. Kata Kunci : Menulis Surat Resmi/ Cooperative Student Team Achievement Division
PENDAHULUAN Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan menulis. Dengan menguasai keterampilan menulis, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya
secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang menulis. Keterampilan menulis juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan menulis juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan
gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis. Bahkan, keterampilan menulis juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk mengungkapkan isi hati melalui tulisan. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa pengajaran bahasa Indonesia telah menyimpang jauh dari misi sebenarnya. Guru lebih banyak menulis tentang bahasa daripada melatih menggunakan bahasa. Dengan kata lain, yang ditekankan adalah penguasaan tentang bahasa. Guru bahasa Indonesia lebih banyak berkutat dengan pengajaran tata bahasa, dibandingkan mengajarkan kemampuan berbahasa Indonesia secara nyata (Nurhadi, 2000). Dalam konteks demikian, diperlukan metode pembelajaran keterampilan menulis yang inovatif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran bisa berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan. Siswa tidak hanya diajak untuk belajar tentang bahasa secara rasional dan kognitif, tetapi juga diajak untuk belajar dan berlatih dalam konteks dan situasi tutur yang sesungguhnya dalam suasana yang dialogis, interaktif, menarik, dan menyenangkan. Dengan cara demikian, siswa tidak akan terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku, monoton, dan membosankan. Pembelajaran keterampilan menulispun menjadi sajian materi yang selalu dirindukan dan dinantikan oleh siswa. Salah satu metode pembelajaran yang diduga mampu mewujudkan situasi pembelajaran yang kondusif; aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan adalah metode cooperative student team achievement division. Melalui metode cooperative student team achievement division, siswa diajak untuk menulis dalam konteks dan situasi tutur yang nyata dengan menerapkan prinsip pemakaian bahasa secara komprehensif. Dalam metode cooperative student team achievement division, guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa di dalam konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks komunikasi alamiah senyatanya. Prinsip-prinsip pemakaian bahasa yang diterapkan dalam metode cooperative student team achievement division, yaitu (1) penggunaan bahasa dengan memperhatikan aneka aspek situasi ujaran; (2) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsipprinsip kesantunan; (3) penggunaan bahasa dengan memperhatikan prinsip-prinsip kerja sama; dan (4) penggunaan bahasa dengan memperhatikan faktorfaktor penentu tindak komunikatif.
Melalui prinsip-prinsip pemakaian bahasa semacam itu, metode cooperative student team achievement division dalam pembelajaran keterampilan menulis diharapkan mampu membawa siswa ke dalam situasi dan konteks berbahasa yang sesungguhnya sehingga keterampilan menulis mampu melekat pada diri siswa sebagai sesuatu yang rasional, kognitif, emosional, dan afektif. Dari uraian di atas sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang metode cooperative student team achievement division dalam model pembelajaran menulis surat resmi pada siswa kelas VII di SMPN 1 Sukawening Garut, Adapun judulnya adalah: “Model Pembelajaran Menulis Surat Resmi Dengan Menggunakan Metode Cooperative student team achievement division Siswa Kelas VII Di SMPN 1 Sukawening Garut “ KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Model Pembelajaran Model adalah gambaran mental yang membantu kita memahami sesuatu yang tidak bisa dilihat atau dialami secara langsung. Model adalah representasi realitas yang disajikan dengan suatu derajat struktur dan urutan. Berkenaan dengan pengertian model tersebut sebagaimana pendapat Richey yang dikutip oleh Mustaji dan Sugiarso (2005:27) bahwa: Untuk menghubungkan teori dengan praktek digunakan apa yang disebut model. Model ini ada yang bersifat prosedural, mendeskripsikan bagaimana melakukan tugas-tugas, atau konseptual deskripsi verbal realitas dengan menyajikan komponen relevan dan definisi, tetapi dengan dukungan data yang terbatas. Dari pendapat di atas bahwa model adalah sangat penting untuk menghubungkan antara teori dan praktek, model ini ada yang bersifat prosedural, mendeskripsikan bagaimana melakukan tugas-tugas atau konseptual deskripsi verbal realitas denganmenyajikan komponen relevan dan definisi. Pembelajaran adalah lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memaharni konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Dari uraian di atas, pengertian model pembelajaran adalah merupakan pola suatu penyajian materi pembelajaran yang menggambarkan proses belajar dan pengalaman belajar siswa yang dirancang oleh guru, atau suatu penyajian pengajaran yang
digunakan dalam suatu proses belajar mengajar dan pengalaman yang dialami oleh siswa dalam proses menguasai pembelajaran. Pengertian Menulis Menulis merupakan proses penalaran. Proses penalaran merupakan kegiatan berpikir yang dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan dan bertujuan untuk sampai pada kesimpulan. Dalam menulis sebuah topik kita harus berpikir menghubungkan berbagai fakta, membandingkan dan sebagainya. Dari uraian di atas beberapa ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian menulis. Tarigan (1992:21) mengemukakan: Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut, kalu mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Widyatama (1991:19) menyatakan mengarang atau menulis adalah proses kegiatan berpikir manusia yang hendak mengungkapkan kandungan jiwanya kepada orang lain atau kepada diri sendiri. Pendapat lain mengatakan menulis adalah membuat huruf (angka, dan sebagainya) dengan pena, melahirkan pikiran dan perasaan.(seperti mengarang membuat surat) dengan tulisan mengarang di majalah, mengarang roman (cerita membuat surat). (KKBI, 1986:968). Menurut S. Takala dalam Ahmadi (1989:2) tentang pengertian menulis mengemukakan: Menulis atau mengarang adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tatanan ganda, bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konversional yang dapat dilihat (dibaca) Dari urain di atas tentang pengertian menulis dapat disimpulakan bahwa menulis adalah proses dan kegiatan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan untuk tujuan tertentu, melalui media yang bisa dibaca yang berupa tulisan. Pengertian Belajar Menurut Slameto (2003:3) “belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya”. Hal ini selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Hamalik (2001:36) bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Selain itu juga Chaplin (Muhibin, 2000:90) mengungkapkan hal yang senada bahwa belajar adalah perolehan
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Selanjutnya Djamarah (2004:127) mengemukakan, “belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:157) menyatakan: “Pembelajaran adalah proses yang diselanggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap”. Dari beberapa pendapat para ahli dapat diambil suatu kesimpulan bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku seseorang yang bersikap jasmaniah, intelektual, dan sikap sebagai hasil pengalaman yang dapat merubah tingkah laku melalui latihan yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian tentang pengetehuan, sikap, nilai dan keterampilan. Model Pembelajaran dengan Pendekatan Kontruktivistik Model pembelajaran yang dikembangkan dengan pendekatan konstruktivistik model pembelajaran berbasis masalah (problem based instructional learning) dan pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Model pembelajaran ini mencakup suatu pendekatan pembelajaran luas dan menyeluruh (Arends, 1999:7). Model problem based instruction meliputi kelompok-kelompok belajar pebelajaran bekerja sama memecahkan suatu masalah yang telah disepakati bersama. Pebelajar menggunakan bermacam-macam keterampilan dan prosedur pemecahan dan berpikir kritis. Dengan demikian model pembelajaran yang dikembangkan menggunakan sejumlah keterampilan metodologis dan prosedxiral seperti merumuskan masalah, mengemukakan pertanyaan, melakukan penelitian, berdiskusi dan memperdebatkan temuan, bekerja secara kolaborasi, menciptakan suatu karya dan melakukan presentasi. Beberapa alasan yang dijadikan pijakan dalam mengembangkan model pembelajaran ini, yakni: (1) Rasional teoritik yang logis yang disusun oleh para pengembang, (2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana pebelajar belajar, (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model ini dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan (4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Model Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif bertukar pikiran sesamanya dalam memahami suatu materi pelajaran, siswa belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang struktur heterogen (tinggi, sedang, dan rendah) bahkan bila memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, dan jenis kelamin yang berbeda-beda. Belajar kooperatif menekankan pada kerja sama, saling membantu dan berdiskusi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Sistem penghargaan dalam pembelajaran kooperatif lebih dititik beratkan pada kelompok daripada individu. Posamentie (1999:12) secara sederhana menyebutkan cooperative learning atau belajar secara kooperatif adalah penempatan beberapa siswa dalam kelompok kecil dan memberikan mereka sebuah atau beberapa tugas. Dengan demikian bukanlah suatu cooperative environment meskipun beberapa siswa duduk bersama namun bekerja secara individu dalam menyelesaikan tugas, atau seorang anggota kelompok menyelesaikan tugas kelompoknya. Cooperative learning lebih merupakan pemberdayaan teman sejawat., meningkatkan interaksi antar siswa, serta hubungan yang saling menguntungkan antar mereka. Siswa dalam kelompok akan belajar mendengarkan ide atau gagasan orang lain, berdiskusi setuju atau tidak setuju, menawarkan atau menerima kritikan yang membangun, dan siswa merasa tidak terbebani, ketika ternyata pekerjaanya salah. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatife sangat baik digunakan dalam mencapai tujuan belajar, baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Karena model pembelajaran kooperatif ini dapat menumbuhkan sikap tanggung jawab dari setiap individu dalam menyelesaikan permasalahan yang di hadapi. Pembelajaran dengan Metode STAD (Student Teams Achievement Division) Pembelajaran dengan metode STAD (student teams achievement Division) dimulai dengan pemberian materi oleh guru, kemudian siswa ditugaskan untuk melaksanakan diskusi kelompok tentang materi pelajaran yang diberikan sehingga siswa dituntut untuk memahami suatu konsep yang diberikan. Suherman dkk (2003:260) menyatakan “inti dari STAD ini adalah guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas 4-5 orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru, setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaanya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru”. Sedangkan menurut Slavin (dalam Yuhana, 2003:6 ) menyatakan bahwa “dalam STAD siswa ditempatkan dalam sistem belajar beranggotakan 4 orang yang hetorogen. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenakan kuis tentang materi yang dipelajari dan pada waktu kuis itu mereka tidak dapat saling membantu.” Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan metode STAD (student teams achievement Division) merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang tenaga pendidik untuk menciptakan pelajaran yang efektif karena dalam pembelajaran ini siswa terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, dan hal tersebut dapat memberikan motivasi untuk belajar menemukan sendiri dengan bantuan guru dan teman-teman satu kelompoknya. Pengertian Surat Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2007:339), bahwa dalam berkomunikasi, manusia saling memberikan informasi. Pemberian informasi oleh manusia dilakukan dengan dua cara, yaitu secara lisan maupun tulisan. Informasi secara lisan terjadi jika si pemberi infonnasi saling berhadapan baik langsung maupun tidak langsung. Proses komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan cara berbicara melalui telepon, radio, televisi, dan sebagainya. Namun jika tidak dapat berhadapan komunikasi dapat dilakukan melalui surat. Surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan informasi dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atauorganisasi). Metode penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penelitian eksperimen, sebab eksperimen pada umumnya dianggap sebagai metode penelitian yang paling canggih dan dilakukan untuk menguji hipotesis. Metode ini mengungkap hubungan antara dua variabel atau lebih mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya, (Nana Sudjana dan Ibrahim, 1989:19). Ada berbagai metode dalam penelitian, tetapi penulis lebih tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan metode eksperimen, jenis eksperimen yang dilakukan penulis yaitu eksperimen (eksperiment research) karena peneh'tian ini dilakukan dengan rancangan prates dan pascates pada kelompok tunggal yaitu terdiri satu kelas saja dengan memberikan perlakuan yang berbeda, pertama tidak menggunakan metode cooperative student team achievement division dan kedua dengan menggunakan metode cooperative student team achievement division. Menurut pendapat Arikunto (1993:73), bahwa pengaruh atau efek suatu treatment diputuskan berdasarkan perbedaan antara tes awal dan tes akhir.
Metode eksperimen dipilih karena peneliti ingin melihat pengaruh dari perlakuan yang diberikan terhadap variabel bebas dan hasilnya dilihat dari variabel terikat. Pada penelitian ini yaitu model pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan metode cooperative student team achievement division merupakan variabel bebas dan kemampuan belajar siswa dalam belajar bahasa Indonesia sebagai variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Hasil Penelitian Menurut Nana Sujana (1989:126), mengenai analisis mengemukakan bahwa data yang diperoleh melalui instrumen yang dipilih akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis. Oleh sebab itu data perlu diolah dan dianalisis agar mempunyai makna guna pemecahan masalali. Pada bab ini, penulis akan melaksanakan analisis terhadap data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian yang telah penulis lakukan. Adapun data yang telah diperoleh ialah nilai pretes dan postes menulis surat resmi. Maksudnya yaitu untuk membuktikan hipotesis yaitu dengan menggunakan metode cooperative student team achievement division dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa dalam menulis surat resmi di kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut , hal ini dibuktikan dengan hasil tes tingkat kemampuan belajar siswa dalam menulis surat resmi sebelum dan sesudah proses belajar mengajar dilakukan dengan menggunakan metode cooperative student team achievement division juga keefektifan penggunaan metode cooperative student team achievement division. Setelah data terkumpul, penulis melakukan pengkajian berdasarkan hasil penelitian. Hal ini ditinjau dari hasil tes kemampuan menulis surat resmi baik melalui pretes maupun postes yang diberikan pada siswa kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut . Pengolahan data terhadap hasil tes kemampuan menulis surat resmi baik melalui pretes maupun postes, ditinjau dari pencapaian nilai siswa yang didasarkan pada penilaian menulis surat resmi. Hasil pretes digunakan sebagai dasar untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini. Adapun perhitungan dalam pengolahan data dilaksanakan berdasarkan perhitungan memakai uji-t. Deskripsi Hasil Pengolahan Data Pretes dan Postes Kemampuan Menulis Surat Resmi Tujuan pengolahan data ini adalah untuk mencari bukti, apakah dalam penelitian ini hipotesis dapat diterima atau ditolak, sehingga nantinya dapat dijadikan titik pangkal perlu tidaknya suatu obyek penelitian dikembangkan lebih lanjut Berikut ini akan dijabarkan oleh penulis
mengenai deskripsi dan pengolahan data hasil tes kemampuan menulis surat resmi, adapun sampel penelitian, yaitu kelas VII A SMPN 1 Sukawening Garut tahun pelajaran 2011/2012, berjumlah 39 siswa. Hasil tes ini tersebut bertujuan ingin mengetahui perbedaan tingkat kemampuan siswa menulis surat resmi sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division. Dari 39 siswa, penulis hanya mendeskripsikan sebanyak 10 siswa. Untuk pengukuran skala penilaian, penghitungan nilai akhir berpatokan pada kriteria penilaian kemampuan menulis surat resmi yang ada di bab III pada sub bab 3.5.4. Adapun kriteria penilaian secara umiun yaitu: 1 = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = cukup, 4 = baik, 5 = sangat baik. Penghitungan nilai akhir dalam skala 0-100 adalah sebagai berikut: =
Pengujian Hipotesis Dari hasil penghitungan tes kemampuan menulis surat resmi, diketahui t hitung adalah 9,68 dan t tabei adalah 2,46 maka kedua harga t tersebut kemudian dibandingkan untuk menguji hipotesis dengan ketentuan sebagai berikut: Jika < , maka diterima atau hipotesis kerja ditolak. Jika > , maka ditolak atau hipotesis kerja diterima. Hal ini berarti bahwa 9,68 > 2,46 atau > , maka ditolak atau hipotesis kerja diterima. Jadi dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis kerja yang berbunyi model pembelajaran menulis surat resmi dengan menggunakan metode cooperative student team achievement division dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar di Kelas VII A SMPN 1 Sukawening dinyatakan diterima atau terbukti. Pembahasan Hasil Penelitian Setelah hasil pengolahan data dikumpulkan, penulis membahas hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Kelas VII A SMPN 1 Sukawening Garut, Setelah melalui analisis bahwa hipotesis yang diusulkan telah terbukti dan dapat diterima yaitu ada perbedaan yang signifikan tingkat kemampuan siswa menulis surat resmi sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division di Kelas VIIA SMPN 1 Sukawening Garut. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil pengolahan data menulis surat resmi dengan menggunakan metode cooperative student team achievement division. Skor yang diperoleh dari skor rata-rata pretes adalah 54,08 dan skor rata-rata postes 67,05, dengan perolehan hasil ini bahwa kemampuan
menulis surat resmi meningkat sebesar 12,97. Hasil perhitungan uji signifikan dengan taraf signifikan (a) = 0,01 diperoleh dengan adalah 9,68 dan adalah 2,46 artinya bahwa 9,68 > 2,46 atau > ,, maka ditolak atau hipotesis kerja diterima. Penggunaan metode cooperative student team achievement division pada pembelajaran menulis surat resmi sangat efektif untuk digunakan. Hasil ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan menulis surat resmi siswa dibandingkan dengan sebelum digunakannya metode cooperative student team achievement division. Di kelas eksperimen semua ini mengalami peningkatan dari pretes ke postes rata-rata sebesar 12,97 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, adapun hasil yang diperolehnya berupa angka-angka yang kemudian ditafsirkan dalam bentuk kata-kata. Adapun hasilnya diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Penggunaan metode cooperative student team achievement division dapat meningkatkan kemampuan menulis surat resmi siswa di kelas SMPN 1 Sukawening Garut. Hal ini dapat dilihat peningkatan dari pretes ke postes dengan hasil dari pretes ke postes rata-rata sebesar 12,97 artinya penelitian eksperimen ini mengalami peningkatan kemampuan siswa menulis surat resmi sebelum menggunakan metode cooperative student team achievement division dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division di kelas VII SMPN 1 Sukawening Garut. 2. Ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa dalam menulis surat resmi sebelum dan sesudah menggunakan metode cooperative student team achievement division di kelas VII SMP Negeri 1Banyuresmi Garut. Hal ini dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus uji adalah 9,68 dan menggunakan taraf signifikan dengan taraf signifikan = 1% atau taraf kepercayaan - 99% pada = 2,46 dan N - 1 yaitu 39 - 1 = 38 artinya mempunyai derajat kebebasan (db) sebesar 38 artinya adalah 9,68 dan adalah 2,46 artinya bahwa 9,68 > 2,46 atau > , maka ditolak atau hipotesis kerja diterima.
DAFTAR PUSTAKA Akhdiah, Sabarti at.all. (1992). Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Arend Richard I. (1999). Learning To Teach. Ftth Edition. New York : Me Graw-Hill. Arikunto, S. (1992), Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Bina Aksara. Arikunto, S. (2004), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bina Aksara. Depdiknas, (2002) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta : Direktorat Pendidikan Umum. Djamarah, Syaiful, Bahri, 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Dimyati, (1994). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta. Hamalik, O. (1990). Metode Belajar dan kesulitanKesulitan Belajar. Bandung : Tarsito. Joni, Raka. (1984). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Surabaya : Karya Anda. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996), Jakarta : Balai Pustaka. Mustaji, Sugiarso, Sen Pembelajaran II, (2005). Pembelajaran Berbasis Konstruktivistik : Penerapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah. Surabaya : Unesa University Press Anggota IKAPI. Nasution, S, (2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, M. (1983). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nurhadi. (2005). Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta : Erlangga. Poerwodarminto. WJS. (1985). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Sudjana, Nana, (1990). Penilaian Hasil Proses Belajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Takala S, (1989). Cara-Cara Efektif Mengasuh Anak dengan EQ. Bandung : Kaifa. Tarigan, HG, (1992). Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa