Model Pembelajaran Demokrasi Melalui Pengembangan Organisasi Kesiswaan Pada Siswa Endang Listiarini (09110049) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Permasalahan ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di SMP PGRI 5 Winong Pati, dimana siswa memiliki pemahaman tentang pembelajaran demokrasi yang masih rendah. Rendahnya pemahaman tentang pembelajaran demokrasi ini disebabkan karena siswa kurang berani dalam berpendapat, mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain, kurangnya berpikir kritis, kreatif dan inovatif serta kurangnya rasa tanggung jawab dalam diri siswa. Tujuan penelitian ini adalah Mendeskripsikan pembelajaran demokrasi siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran melalui pengembangan organisasi kesiswaan pada siswa kelas VII SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013. Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis: dari hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumber pengetahuan dan pemikiran khususnya dalam bidang pembelajaran PKn, menambah khasanah pustaka pendidikan serta sebagai sumber informasi atau masukan untuk penelitian sejenisnya. 2. Manfaat Praktis: a. Bagi peneliti: melalui penelitian ini dapat diperoleh pengalaman baru tentang pembelajaran demokrasi melalui pengembangan organisasi kesiswaan, sehingga dapat menjadi bekal bagi peneliti bagi peneliti sebagai tenaga pendidikan nantinya. b. Bagi sekolah: menciptakan lingkungan belajar yang demokratis dalam rangka mengembangkan daya pikir kreatif siswa, memberikan masukan untuk melakssiswaan pembelajaran melalui penerapan metode demokrasi untuk mengembangkan daya pikir kreatif siswa, sebagai bahan masukan bagi siswa akan pentingnya demokrasi dalam pembelajaran, sebagai pertimbangan dan masukan kepada orangtua agar dalam mendidik dan membimbing anaknya untuk mengembangkan sikap demokrasi. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran demokrasi dan organisasi kesiswaan. Hipotesis penelitian ini adalah melalui pengembangan organisasi kesiswaan dapat meningkatkan pembelajaran demokrasi siswa kelas VII SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013. Lokasi penelitian ini di SMP PGRI 5 Winong Pati mulai Januari sampai dengan akhir Juni 2013. Subjek penelitian berjumlah 21 siswa. Variabel penelitian: variabel X (oragnisasi kesiswaan) dan variabel Y (pembelajaran demokrasi). Metode pengumpulan data melalui lembar observasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Penelitian ini dengan pelaksanaan penelitian sebanyak 3 siklus, setiap siklus 2 kali pertemuan. Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal indikator 1 (suka berpendapat) dari 32,0 menjadi 73,1 poin. Indikator 2 (Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain) dari 33,8 menjadi 76,5 poin. Indikator 3 (Berfikir kritis, kreatif dan inovatif) dari 36,8 menjadi 77,0 poin. Dan pada indikator 4 (memiliki rasa tanggung jawab) dari 37,8 menjadi 78,0 poin. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasn maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan organisasi kesiswaan dapat meningkatkan pembelajaran demokrasi siswa. Saran yang diberikan (1) Guru mata pelajaran, khususnya guru PKn hendaknya menggunakan organisasi kesiswaan untuk meningkatkan pembelajaran siswa, (2) Guru mata PKn hendaknya melaksanakan pembelajaran dengan baik dan teratur. Kata Kunci : Pembelajaran Demokrasi, Organisasi Kesiswaan PENDAHULUAN Negara-negara modern dewasa ini menggolongkan diri mereka ke dalam demokrasi, yaitu negara yang pemerintahanya dijalankan “oleh rakyat dan untuk rakyat”,sekalipun dalam mekanisme pemerintahanya baik yang menyangkut infrastruktur politik maupun supra struktur politik, berbeda satu dengan yang lain. Inggris misalnya, suatu kerajaan dengan system pemerintahan parlementer dan
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
65
pengorganisasian kekuatan sosial politiknya yang sederhana tetapi mantap, yaitu terdiri dari dua partai besar yang secara menentukan jalanya pemerintahan, adalah negara demokrasi. Amerika suatu republik, dengan sistem pemerintahan presidensial, dimana kekuasaan pemerintah dibagi menjadi tiga dan diserahkan masing-masing kepada tiga lembaga tinggi konstitusional, legislatif kepada Congress, eksekutif kepada presiden, judikatif kepada supreme Court, dan pengorganisasian kekuatan sosial politik yang longgar kedalam dua partai besar, juga merupakan negara demokrasi. “Tidak ada demokrasi tanpa democrat”. Pengalaman pahit Jerman dimasa lalu telah membuktikan kebenaran itu: Demokrasi pertama jerman pada masa republic Weimar (1933:48) akhirnya runtuh dan berakhir dengan malapetaka terror kediktatoran rezim Nazi. Friedrich Ebert, presiden pertama Jerman yang terpilih secara demokratis berjuang dengan susah payah untuk membawa demokrasi kesetiap kehidupan masyarakat dimana ketika itu mayoritas penduduk tidak berpikiran demokratis. Negara Indonesia juga merupakan Negara demokrasi, seperti nampak pada Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang antara lain berbunyi “…dalam susunan Negara indonsia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia”. Bahwa Negara Indonesia adalah Negara demokrasi juga nampak dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi
“kedaulatan
adalah
ditangan
rakyat, dan
dilakukan
sepenuhnya
oleh
Majelis
Permusyawaratan Rakyat”…., tetapi bukan demokrasi liberal dan juga bukan demokrasi Rakyat, melainkan demokrasi Pancasila. Demokrasi adalah tugas yang tiada akhir. Oleh sebab itu gagasan ini harus ditanamkan kesetiap lapisan masyarakat dalam suatu Negara, melalui media, disekolah-sekolah dan universitas-universitas serta pusat-pusat kebudayaan. Demokrasi tidak hanya terjadi pada saat pemilu saja tetapi juga harus diterapkan pada hidup sehari-hari. Demokrasi yang hidup mengharuskan partisipasi aktif masyarakat dalam partai politik yang demokratis, kelompok masyarakat sipil dan masyarakat pada umumnya.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pembelajaran Demokrasi
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sedangkan pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologi) dan istilah (terminologi).
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
66
Dalam pembelajaran, siswa betul-betul sebagai subyek belajar, bukansebagi botol kosong yang pasrah untuk diisi dengan berbagai ilmu oleh guru. Saat sekarang rasanya pembelajaran yang demokratis cukup mendesak untuk diimplementasikan di dalam kelas, setidaknya berdasarkan tiga alasan, yaitu: a. Kenyataan bahwa guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Dalam era globalisasi informasi sekarang tidak bisa dipungkiri, akses terhadap berbagi sumber informasi menjadi begitu luas, televisi, radio, buku, koran, majalah dan internet. Saat berad di kelas, siswa telah memiliki seperangkat pengalaman, pengetahuan dan informasi. Semua ini sesuai dengan bahan pelajaran, tetapi bisa juga berseberangan. Pembelajaran yang demokratis memungkinkan terjadinya proses dialog yang berujung pada pencapaian tujuan instruksional yang ditetapkan. Tanpa demokrasi di kelas, guru akan menjadi penguasa tunggal yang tidak dapat diganggu gugat. Siswa terkekang dan akhirnya petensi kreativitasnya terbunuh. b. Kompleksnya kehidupan yang dihadapi siswa setelah lulus. Masa depan menuntut merekamampu menyesuaikan diri. Prinsip belajar yang relevan adalah belajar bagaimana belajar (learning how to learn), artinya di kelas target pembelajaran bukan sekedar penguasaan materi, melainkan siswa harus belajar juga bagaimana belajar (secara mandiri). Untuk hal-hal ini bisa terjadi apabila dalam kegiata pembelajaran siswa telah dibiasakan untuk berfikir sendiri, berani berpendapat dan berani bereksperiman. c. Dalam konteks pendidikan demokrasi masyarakat. Sebagai bagian dari anggota masyarakat, siswa hendaknya sejak dini telah dibiasakan bersikap demokratis bebas berpendapat, tetapi tetap dalam rule of game. Ini bisa dimulai di kelas dalam bentuk kegiatan pembelajaran yang menekankan adanya demokrasi. Pengertian Organisasi Kesiswaan Organisasi intra sekolah adalah merupakan wadah atau area tempat bagi siswa. Yaitu sebagai calon-calon anggota masyarakat maupun calon warga Negara. Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan). Upaya untuk mewujudkan Wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan kekeluargaan yang mantap.
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (class Room Action Research) yaitu bentuk penelitian praktis yang dilaksanakan oleh guru menentukan solusi dari permasalahan yang
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
67
timbul di kelasnya agar dapat meningkatkan proses dari hasil pembelajaran di kelas (Dasnas, 2007:2). Bisa juga dikatakan penelitian tindakan kelas merupakan suata pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penetapan jels pendekatan ini didasarkan pada tujuan bahwa peneliti ingin mendeskripsikan tentang upaya meningkatkan pembelajaran demokrasi siswa melalui organisasi kesiswaan pada siswa kelas VII SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian kegiatan ini yaitu di SMP PGRI 5 Winong tahun pelajaran 2012/2013. 2. Karakteristik Subyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah adalah siswa kelas VII SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 21 siswa. Pendekatan Penelitian Siklus I
Siklus II
1Rencana 1
Refleksi
Refleksi 1
Observasi 1
Rencana 2
Refleksi 2
Refleksi 2
Observasi 2
Prosedur Penelitian Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013 dengan dibantu kepala sekolah dan guru PKn. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dalam tiga siklus dan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. Untuk mengetahui kompetensi dan hasil dari metode penelitian tersebut dilakukan prosedur penelitian untuk mengamati kegiatan yang dilakukan yang hasilnya didiskusi dengan guru lain. Sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa selama kegiatan berlangsung dilakukan pengamatan yang dinilai melalui lembar observasi. Rencana tindakan kelas meliputi: 1. Pembuatan lembar observasi. 2. Menyiapkan media pembelajaran. 3. Menyiapkan materi pembelajaran. 4. Membuat evaluasi setiap tahap hasil penelitian agar mengetahui hasil dari penelitian tindakan kelas.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
68
Metode Pengumpulan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek darimana data diperoleh, yang dalam penelitian ini sumber datanya adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 5 Winong Pati tahun pelajaran 2012/2013. 2. Jenis Data Adapun jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif, yaitu hasil observasi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakn oleh peneliti sesuai dengan lembar pedoman observasi. 3. Cara Pengambilan Data Pengambilan data dilakukan melalui lembar observasi yang dilakukan oleh guru. Berikut indikator observasi yang digunakan: a) Suka berpendapat. b) Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. c) Berfikir kritis, kreatif dan inovatif. d) Memiliki rasa tanggung jawab. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: a) Observasi Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan juga mengamati kemampuan siswa. b) Dokumentasi Dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto-foto selama kegiatan berlangsung.
HASIL PENELITIAN Siklus I Siklus I dalam penelitian ini memberikan tindakan yaitu bimbingan belajar dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
a. Rencana Tindakan Siklus I Tabel 1. Rencana Tindakan Siklus I Aspek yang Tanggal
Materi Kegiatan
Isi Kegiatan
Diharapkan Meningkat
Senin,
Suka
4 Ferbruari 2013
berpendapat
Menjelaskan pengertian pendapat. Tata
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
Pemahaman
akan
pentingnya
cara berpendapat.
69
berpendapat. Pengertian
Percaya diri
percaya Pemahaman
pentingnya percaya
diri Manfaat percaya diri. Senin,
Berfikir
11 Februari 2013
kreatif
kritis, Menjelaskan dan
inovatif.
akan
diri. Pemahaman
akan
kritis, pentingnya berpikir
pengertian
kreatif dan inovatif.
kritis, kreatif dan inovatif.
rasa Menjelaskan
Memiliki
tanggung jawab.
pengertian tanggung jawab. Mengetahui pentingnya arti tanggung jawab.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan ke-1 Waktu
:
Senin, 4 Februari 2013
Tempat
:
Ruang Kelas VII
Jumlah Peserta
:
21 siswa
Topik
:
1.
Suka berpendapat
2.
Percaya diri.
Pertemuan ke-2 Waktu
:
Senin, 11 Februari 2013
Tempat
:
Ruang Kelas VII
Jumlah Peserta
:
21 siswa
Topik
:
1.
Berfikir kritis, kreatif dan inovatif.
2.
Memiliki rasa tanggung jawab.
c. Observasi Siklus I 1) Analisis Individu Pasca Siklus I Jumlah skor dari 4 indikator pembelajaran demokrasi dapat dilihat di bawah ini: Tabel 2 Lembar Observasi Siklus I Responden No 1
Indikator Suka berpendapat
7A1
7A2
7A3
7A4
7A5
7A6
7A7
30
33
30
32
30
33
37
47
39
35
53
49
48
50
Tidak mudah terpengaruh 2
oleh pendapat orang lain.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
70
berfikir kritis, kreatif dan 3
inovatif.
55
49
55
49
45
50
56
4
Memiliki rasa tanggung jawa.
49
54
56
49
56
58
67
45,3
43,8
44,0
45,8
45,0
47,3
52,5
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh data bahwa terjadi kenaikan perolehan skor pada tiap siswa, 2 siswa masuk dalam kategori tuntas (4,76%), sedangkan 20 siswa belum tuntas (95,24%). Garfik 1. Analisis Individu Pasca Siklus I
SIKLUS I 67.5 57.5 52.553.8 50.5 45.343.844.045.845.047.3
62.5 61.865.5 61.0 59.055.8 55.5 52.0 51.552.8
7A1 7A2 7A3 7A4 7A5 7A6 7A7 7A8 7A9 7A10 7A11 7A12 7A13 7A14 7A15 7A16 7A17 7A18 7A19 7A20 7A21
Nilai
100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
Responden 2) Analisis Per Indikator Pasca Siklus I Tabel 3 Analisis Per Indikator Pasca Siklus I No.
Indikator
1
Suka berpendapat
2
3 4
Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. Berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Memiliki rasa tanggung jawab.
Rata-rata
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
Pra Siklus
Siklus I
Kenaikan
31,95
44,52
12,57
33,76
53,24
19,48
36,76
57,43
20,67
37,81
60,05
22,24
35,07
53,81
18,74
71
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh data sebagai berikut: a) Indikator 1 (Suka berpendapat), kondisi pasca siklus I skornya dari 31,95 menjadi 44,52 poin (naik 12,57 poin) dari pra siklus. Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 1, walaupun belum tuntas. b) Indikator 2 (Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain), kondisi pasca siklus I skornya dari 33,76 menjadi 53,24 poin (naik 19,48 poin). Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 2, walaupun belum tuntas. c) Indikator 3 (Berpikir kritis, kreatif, dan inovatif), kondisi pasca siklus I skornya dari 36,76 menjadi 57,43 poin (naik 20,67 poin). Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 3, walaupun belum tuntas. d) Indikator 4 (Memiliki rasa tanggung jawab), kondisi pasca siklus I skornya dari 37,81 menjadi 60,06 poin (naik 22,24 poin). Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 4, walaupun belum tuntas. Grafik 2 Analisis Per Indikator Pasca Siklus I
Siklus I 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
44.52 31.95
Suka berpendapat
33.76
Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
Pra Siklus
60.05
57.43
53.24 36.76
Berfikir kritis, kreatif dan inovatif.
37.81
Memiliki rasa tanggung jawab.
Siklus I
Secara keseluruhan dari 4 indikator mengalami peningkatan rata-rata 18,74 poin.
d. Refleksi Siklus I Peneliti melakukan refleksi setelah melaksanakan tindakan siklus I, yaitu dengan melaporkan hasil evaluasi setelah siklus I berdasarkan lembar observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil dari siklus I kurang maksimal walaupun sudah ada peningkatan, hal ini disebabkan siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran, kondisi ruangan yang tidak tertata dengan rapi, selain itu juga guru kurang begitu akrab dengan siswanya. Untuk memperbaiki kelemahan pada siklus I maka akan dilanjutkan pada siklus II.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
72
Siklus II Siklus II dalam penelitian ini memberikan tindakan yaitu bimbingan belajar dengan metode ceramah, diskusi dan tanya jawab.
a. Rencana Tindakan Siklus II Tabel 4. Rencana Tindakan Siklus II Tanggal Senin, 4 Maret 2013
Materi Kegiatan Suka berpendapat
Percaya diri
Tanggal Senin, 11 Maret 2013
Materi Kegiatan Berfikir kreatif inovatif.
kritis, dan
Memiliki rasa tanggung jawab.
Senin, 11 Maret 2013
Berfikir kreatif inovatif.
Aspek yang Diharapkan Meningkat Pemahaman akan Menjelaskan pengertian pendapat. pentingnya Tata cara berpendapat. berpendapat. akan Pengertian percaya Pemahaman pentingnya percaya diri Manfaat percaya diri. diri. Aspek yang Isi Kegiatan Diharapkan Meningkat Pemahaman akan Menjelaskan pengertian kritis, pentingnya berpikir kritis, kreatif dan kreatif dan inovatif. inovatif. Menjelaskan pengertian tanggung jawab. Mengetahui pentingnya arti tanggung jawab. Pemahaman akan Menjelaskan pengertian kritis, pentingnya berpikir kritis, kreatif dan kreatif dan inovatif. inovatif. Menjelaskan pengertian tanggung jawab. Mengetahui pentingnya arti tanggung jawab. Isi Kegiatan
kritis, dan
Memiliki rasa tanggung jawab.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan ke-1 Waktu
:
Senin, 4 Maret 2013
Tempat
:
Ruang Kelas VII
Jumlah Peserta
:
21 siswa
Topik
:
1.
Suka berpendapat
2.
Percaya diri.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
73
Pertemuan ke-2 Waktu
:
Senin, 11 Maret 2013
Tempat
:
Ruang Kelas VII
Jumlah Peserta
:
21 siswa
Topik
:
1.
Berfikir kritis, kreatif dan inovatif.
2.
Memiliki rasa tanggung jawab.
c. Observasi Siklus II 1) Analisis Individu Pasca Siklus II Jumlah skor dari 4 indikator pembelajaran demokrasi dapat dilihat di bawah ini: Tabel 5. Observasi Siklus II Responden
No
Indikator
1
Suka berpendapat
7A1
7A2
7A3
7A4
7A5
7A6
7A7
56
60
59
47
55
60
56
65
63
56
69
70
65
67
Tidak mudah terpengaruh 2
oleh pendapat orang lain. berfikir kritis, kreatif dan
3
inovatif.
70
67
65
59
65
58
68
4
Memiliki rasa tanggung jawa.
60
65
67
65
70
68
79
62,8
63,8
61,8
60,0
65,0
62,8
67,5
Rata-rata
Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh data bahwa terjadi kenaikan perolehan skor pada tiap siswa, 14 siswa masuk dalam kategori tuntas (66,67%), sedangkan 7 siswa belum tuntas (33,33%). Garfik 3. Analisis Individu Pasca Siklus II
Siklus II 100 90
76.0 71.368.371.074.0 69.071.8 71.067.8 67.5 67.0 66.3 66.0 66.0 62.3 70 62.863.861.860.065.062.8
Nilai
80 60 50 40 30 20 10
7A1 7A2 7A3 7A4 7A5 7A6 7A7 7A8 7A9 7A10 7A11 7A12 7A13 7A14 7A15 7A16 7A17 7A18 7A19 7A20 7A21
0
Responden
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
74
2) Analisis Per Indikator Pasca Siklus I Tabel 6. Analisis Per Indikator Pasca Siklus II No.
Indikator
Siklus I
Siklus II
Kenaikan
1
Suka berpendapat
44,52
61,90
17,38
2
Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain.
53,24
68,71
15,48
3
Berfikir kritis, kreatif dan inovatif.
57,43
67,62
10,19
Memiliki rasa tanggung 4 jawab. 60,05 70,52 Rata-rata 53,81 67,19 Berdasarkan tabel di atas, dapat diperoleh data sebagai berikut:
10,48 13,38
a) Indikator 1 (Suka berpendapat), kondisi pasca siklus II skornya dari 44,52 menjadi 61,90 poin (naik 17,38 poin) dari siklus I. Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 1, walaupun belum tuntas. b) Indikator 2 (Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain), kondisi pasca siklus II skornya dari 53,24 menjadi 68,71 poin (naik 15,48 poin). Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 2 dan indikator 2 tuntas. c) Indikator 3 (Berpikir kritis, kreatif, dan inovatif), kondisi pasca siklus I skornya dari 57,43 menjadi 67,62 poin (naik 10,19 poin). Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 3, indikator 3 tuntas. d) Indikator 4 (Memiliki rasa tanggung jawab), kondisi pasca siklus II skornya dari 60,06 menjadi 70,52 poin (naik 10,48 poin). Hal ini dapat dikatakan ada peningkatan pada indikator 4, indikator 4 tuntas. Grafik 4. Analisis Per Indikator Pasca Siklus II
Siklus II 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
61.90 44.52
68.71 53.24
57.43
67.62
60.05
70.52
Tidak Sukamudah berpendapat terpengaruhBerfikir oleh pendapat kritis, kreatif orang Memiliki dan lain. inovatif. rasa tanggung jawab.
Siklus I
Siklus II
Secara keseluruhan dari 4 indikator mengalami peningkatan rata-rata 13,38 poin.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
75
d. Refleksi Siklus II Peneliti melakukan refleksi setelah melaksanakan tindakan siklus II, yaitu dengan melaporkan hasil evaluasi setelah siklus II berdasarkan lembar observasi yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil dari siklus II kurang maksimal walaupun sudah ada peningkatan, hal ini disebabkan siswa masih kurang aktif dalam pembelajaran. Siklus III
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengembangan organisasi kesiswaan dapat meningkatkan pembelajaran demokrasi siswa. Tindakan berupa pembelajaran demokrasi yang dilakukan melalui 3 siklus dengan 6 kali pertemuan (setiap siklus 2 kali pertemuan). Pada kondisi awal indikator 1 (suka berpendapat) dari 32,0 menjadi 73,1 poin. Indikator 2 (Tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain) dari 33,8 menjadi 76,5 poin. Indikator 3 (Berfikir kritis, kreatif dan inovatif) dari 36,8 menjadi 77,0 poin. Dan pada indikator 4 (memiliki rasa tanggung jawab) dari 37,8 menjadi 78,0 poin.
DAFTAR PUSTAKA
Azra Azyumardi, Pendidikan Kewargaan (civic education), Tim ICCE UIN, Jakarta, 2003. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rieneka Cipta, Jakarta, 2006. Dede Dr. Rosyada, MA Paradigma Pendidikan Demokratis. Jakarta: Kencana, 2004 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesian, Pusat Bahasa, http//Chimestry-Education-net.Blogspot.com/2008/II/PengertianPembelajaran.html) http//Pembelajaran Guru. Word Press. Com/2008/05/16 http//re-searchengines.com/rustanti 30708.html) http//www. Kompas. Com/kompas-cetak/0209/dikbud/dida09/htm. Kompas. Senin, 30 September 2002 http://www.sarjanaku.com/2012/04/metode-tanya-jawab.html http://www.smpit-abubakar.sch.id/2011/06/kegiatan-kokurikuler.html Marsudi, Saring. 2003. Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta Pamudji,S.1982. Demokrasi Pancasila Dan Ketahanan Nasional. Jakarta:PT BINA AKSARA. Prihatin, Eka. Manajemen Peserta Didik, Alfabeta-Bandung. Sugiono, Metode Penelitian Pendekataan, Kuantitatfi, Kualitatif, dan R&D, Alvabeta, Bandung, 2006.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
76