Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA Yuti Rahinawati Guru SMA Negeri 6 Surabaya ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan perangkat pembelajaran kimia SMA, untuk mengetahui kelayakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan menggunakan model siklus belajar dengan strategi PBMP untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pengembangan Dick & Carey. Perangkat yang dikembangkan meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Buku Ajar Siswa (BAS), dan Tes Hasil Belajar (THB). Subyek penelitian adalah perangkat pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP yang diuji cobakan pada siswa SMA Negeri 6 Surabaya Kelas X. Hasil uji coba menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada pembelajaran baik, artinya pembelajaran berpusat pada siswa. Minat dan motivasi siswa meningkat. Hasil belajar siswa 100% tuntas, keterampilan berpikir siswa meningkat pada pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP, ketuntasan indicator pembelajaran 100%. Kata kunci: Pengembangan perangkat pembelajaran, model siklus belajar, Strategi PBMP, keterampilan berpikir, hasil belajar. penumbuhan dan pengembangan sikap, wawasan dan nilai. Berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran kimia di SMA Negeri 6 Surabaya tahun pelajaran 2010-2011 ditemukan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran kimia antara lain: 1. Hasil ulangan harian pada setiap kompetensi dasar rata-rata hanya 40 % yang tuntas. 2. Pemahaman konsep-konsep yang sudah dipelajari masih kurang 3. Siswa kurang berminat terhadap pelajaran kimia Berdasarkan gambaran tersebut, guru diharapkan mampu mengembangkan perangkat pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dengan mengembangkan proses berpikir tingkat tinggi siswa. Pengajaran yang diberikan merupakan pengajaran keterampilan berpikir yang dimasukkan dalam pelajaran sehari-hari dan pengalaman-pengalaman kelas, untuk
PENDAHULUAN Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006, pengembangan kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Ilmu kimia dibangun melalui pengembangan keterampilan proses sains, salah satunya adalah keterampilan berfikir siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keterampilan berfikir harus ditumbuhkan di dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangan pemikirannya. Keterampilan-keterampilan ini akan menjadi roda penggerak penemuan, pengembangan fakta konsep serta B - 196
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
menciptakan suatu “ budaya berpikir” (Perkins, Jay, & Tishman, 1993 dalam Nur M,2008). Salah satu metode pembelajaran yang berorientasi pada siswa dan melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah pembelajaran model siklus belajar dengan strategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP). Pengembangan perangkat pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP terdiri atas: RPP, LKS PBMP, BAS dan THB. RPP disusun sesuai fase-fase model siklus belajar, LKS terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur menjadi sediakan, lakukan, renungkan, pikirkan, penilaian, dan arahan Menurut Corebima (2000a), Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) atau TEQ (Thinking Empowerment by Questioning) merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif; seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam lembarlembar PBMP. Menurut Lawson (1989) dalam Bybee & Trowbridge (1996:205) siklus belajar adalah satu cara berpikir dan bertindak yang cocok untuk siswa belajar.siklus belajar membimbing siswa melalui tahapan-tahapan pembelajarannya sehingga siswa dapat memberi perhatian pada konsep yang akan dipelajari, melakukan penyelidikan, memberikan penjelasan tentang penyelidikan yang dilakukan, mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari ke situasi yang baru, dan melakukan evaluasi. Trowbridge (1996) membagi fase siklus belajar dalam 5 fase yang dikenal dengan 5E yaitu: (a) Engagement (Menarik perhatian / minat), (b) Exploration (Penyelidikan), (c) Explanation (Penjelasan / pengenalan), (d) Elaboration (Elaborasi / perluasan) dan (e) Evaluation (Evaluasi).
Pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP yang dikembangkan pada penelitian ini perupakan pengembangan perangkat pembelajaran yang menggunakan fase-fase siklus belajar dengan langkah-langkah menurut struktur yang ada pada lembar PBMP. Setiap fase diikuti kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan masingmasing struktur pada lembar PBMP. METODE PENELITIAN Desain dalam uji coba penelitian pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan pola dasar “One Group Pretest and Postest Design” yang dikembangkan oleh Campbell & Stanley (dalam Arikunto, 1998: 84), dengan bagan sebagai berikut: O1
X
O2
Keterangan : O1 : Pretes, bertujuan mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran dan keterampilan berpikir sebelum diberikan perlakuan. O2 : Postes, bertujuan mengetahui hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran dan keterampilan berpikir setelah diberikan perlakuan. X : Tindakan KBM menggunakan strategi PBMP dengan model siklus belajar. Subjek Penelitian Perangkat pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP dan siswa SMA Negeri 6 Surabaya. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Lembar validasi RPP, LKS PBMP, BAS, dan THB 2. THB produk dan THB Keterampilan berpikir 3. Lembar keterlaksanaan RPP 4. Lembar Aktivitas Siswa B - 197
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
5. Lembar Minat dan Motivasi Siswa
pengamatan aktivitas siswa. Pada pertemuan 1 aktivitas siswa tertinggi menjawab pertanyaan dalam LKS 11,6%, membaca BAS, LKS 10,6%, mengemukakan pendapat 9,6%, melakukan diskusi kelompok 9,0%. Pertemuan 2 aktivitas tertinggi menjawab pertanyaan 14,0%, membuat srutktur senyawa 9,9%, mengerjakan perluasan konsep 9,7%. Pertemuan 3 tertinggi menjawab pertanyaan 12,7%, mengerjakan soal perluasan konsep 9,6%, melakukan diskusi kelompok 8,6%. Pertemuan 4 tertinggi menjawab pertanyaan 13,0%, membuat struktur senyawa 11,0%, melakukan diskusi kelompok 10,5%. Berdasarkan analisis data diketahui dari keempat pertemuan presentase aktivitas tertinggi adalah menjawab pertanyaan, hal ini akan berpengaruh terhadap pola berpikir dan cara belajar siswa karena pertanyaan yang diajukan didalam kelas akan membantu mengontrol siswa dan menarik perhatian siswa kepada pelajaran yang sedang berlangsung (Piaget dalam Dahar, 1996). Pertanyaanpertanyaan yang dikelola dengan baik, dengan teknik bertanya yang benar, dapat meningkatkan penalaran siswa sehingga akan meningkatkan keterampilan berpikir siswa (Zubaidah, 2000) 3. Minat dan Motivasi Siswa Angket minat siswa digunakan untuk pengambilan data minat belajar siswa, sedangkan angket motivasi terhadap pembelajaran digunakan untuk pengambilan data motivasi belajar siswa. Angket motivasi dan minat siswa yang digunakan adalah model ARCS. Hasil angket motivasi yang telah diisi siswa untuk keempat komponen berkategori baik. Hasil angket minat yang telah diisi siswa untuk keempat komponen berkategori baik. Siswa yang memiliki motivasi dapat terlihat dari perilakunya dalam kegiatan belajar. Perilaku yang
Teknik Pengumpulan Data 1. Penilaian yang diberikan validator untuk mengukur validitas perangkat pembelajaran 2. Siswa melaksanakan tes pada THB produk dan keterampilan berpikir 3. Observasi dari pengamat 4. Angket siswa Teknik Analisis Data Teknik analisis data pengamatan adalah deskriptif kualitatif HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Keterlaksanaan Pembelajaran Aspek yang diamati dalam keterlaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir terutama pada fase engagement, exploration, explanation, elaboration dan evaluation dengan cara memberikan tanda cek list pada setiap aspek yang diamati. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan diolah dengan cara menghitung persentase dari jumlah aspek yang terlaksana dibagi dengan keseluruhan aspek yang diamati dikalikan 100%. Rata-rata persentase keterlaksanaan pembelajaran pada tiap pertemuan, merupakan rata-rata dari kedua pengamat, pertemuan 1 sebesar 96%, pada pertemuan 2 sebesar100%, pada pertemuan 3 sebesar 100% dan pertemuan 4 sebesar 92%. Rerata keterlaksanaan pembelajaran sebesar 97% termasuk dalam kategori sangat baik. Pada kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir rata-rata berkategori baik, pada pengamatan suasana kelas berkategori baik. Sehingga disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran berkategori baik. 2. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar diamati oleh dua orang pengamat menggunakan lembar B - 198
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
ditunjukkan adalah memperlihatkan minat dan perhatian yang serius terhadap apa yang dipelajari. Perhatian, minat, dan motivasi saling berkaitan erat. Dari perhatian dapat menimbulkan minat. Sebaliknya karena memiliki minat terhadap suatu hal, orang akan memberikan perhatian besar terhadap hal tersebut. Minat dan perhatian dapat menjadi sumber motivasi, sebaliknya motivasi dapat menimbulkan minat dan perhatian (Ratumanan,2004:12) 4. Keterampilan Berpikir Sebelum dan sesudah pembelajaran siswa diberi tes pretes dan postes untuk mengetahui keterampilan berpikir siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes hasil belajar digunakan adalah THB Keterampilan Berpikir. THB Keterampilan Berpikir meliputi menggolongkan, menerapkan konsep, membandingkan, menganalisis data. Hasil pretes menunjukkan bahwa skor yang diperoleh siswa rata-rata dibawah 75, sehingga secara individual belum ada yang tuntas. Setelah dilaksanakan pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP hasil postes menunjukkan bahwa ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal sebesar 100% artinya semua siswa tuntas dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis ketuntasan individual dan klasikal, dapat diketahui bahwa keterampilan berpikir siswa secara individual diawal pembelajaran lebih rendah dibandingkan keterampilan berpikir siswa setelah pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan keterampilan berpikir siswa diawal pembelajaran sangat rendah. Setelah mengikuti pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP yang dikembangkan dapat meningkatkan ketuntasan individual dan klasikal Keterampilan berpikir siswa meningkat setelah mengikuti pembelajaran model siklus belajar
dengan strategi PBMP. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman yang diperoleh siswa melalui tahap-tahap dalam siklus belajar dapat meningkatkan kemampuan siswa menggolongkan/ membedakan, menganalisis data dan memberi kesimpulan (Piaget). 5. Hasil Belajar Tes hasil belajar yang dikembangkan terdiri dari THB produk sebanyak 15 soal dan THB Keterampilan berpikir sebanyak 6 soal. THB produk dan keterampilan berpikir mencakup ranah kognitif C2 sampai C4. a. Sensitivitas Butir Soal Hasil rekapitulasi sensitivitas butir soal diketahui bahwa semua butir soal memiliki sensitivitas > 0,30, menurut Aiken butir soal yang mampu mengukur efek pembelajaran adalah butir soal yang memiliki sensitivitas > 0,30, hal ini menunjukkan semua butir soal mampu mengukur efek pembelajaran. b. Ketuntasan Indikator Hasil analisis indikator butir soal diketahui bahwa semua indikator soal tuntas, karena proporsi indikator bernilai lebih dari 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa melalui tahapantahapan pembelajaran pada siklus belajar akan memotivasi siswa untuk memberi perhatian pada konsep yang akan dipelajari. Kegiatan yang dilakukan siswa secara berurutan dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman tentang konsep yang dipelajari. (Lawson, 1989), dalam Bybee & Trowbridge (1996:205). Menurut Vygotsky seseorang yang belajar secara tahap demi tahap memperoleh keahlian dalam interaksinya dengan teman sebaya yang telah menguasai permasalahannya. Pada pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan pada lembar PBMP untuk meningkatkan B - 199
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
keterampilan berpikir siswa, karena pertanyaan merupakan elemen penting yang dapat merangsang keterampilan berpikir siswa, sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan penalaran siswa. Keterampilan berpikir dan penalaran ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Melalui pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP siswa memperoleh pengalaman konkrit yang akan meningkatkan keterampilan berpikir (Piaget). c. Ketuntasan Hasil Belajar Produk Diketahui bahwa pada saat pretes tidak ada siswa yang tuntas. Nilai terendah adalah 8 dan nilai tertinggi 48. Pada saat postes semua siswa tuntas dalam pembelajaran, nilai terendah 76 dan nilai tertinggi 100 artinya secara individual maupun klasikal siswa sudah mencapai ketuntasan. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model siklus belajar dengan strategi PBMP dapat meningkatkan hasil belajar siswa Hal ini menunjukkan bahwa dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang terstruktur pada LKS PBMP siswa termotivasi untuk berkomunikasi dan terlibat dalam pembelajaran, hal ini akan membantu siswa memperoleh pengalaman, dengan pengalaman tersebut perilaku, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan siswa menjadi baik (Piaget).
strukturnya dan hubunganya dengan sifat senyawa. Keterampilan berpikir siswa meningkatkan ketuntasan indikator siswa pada pembelajaran alkana, alkena dan alkuna sehingga hasil belajar siswa mencapai ketuntasan 100%. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, disarankan: 1. Guru diharapkan senantiasa memantau setiap tahapan kegiatan pembelajaran, mulai dari kegiatan pendahuluan, inti, maupun penutup sehingga setiap tahapan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. 2. Sebelum siswa mengerjakan LKS PBMP sebaiknya guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran dengan strategi PBMP yang tidak bersifat informatif, artinya siswa memperoleh pengetahuan dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan terstruktur yang sudah dipersiapkan oleh guru. 3. Dalam membimbing siswa mengerjakan LKS perlu penekanan tentang tujuan masing-masing srtuktur dalam LKS PBMP. DAFTAR PUSTAKA Aiken, L. R. 1997. Psychological Testing and Assesment. New York: Mc Graw- Hill Companies. Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) cetakan 5. Jakarta: Bumi Aksara. Atmah. 2004. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Sains untuk SMP dan MTs menerapkan Pola Pemberdayaan berpikir Melalui Pertanyaan pada Sistem Ekskresi pada Manusia.Tesis. Surabaya: Pasca Sarjana Unesa. Corebima, A.D. 2001 “Pola Pengembangan lembar PBMP (TEC) dalam Pembelajaran IPABiologi” Makalah disajikan pada Pelatihan dan Lokakarya PBMP di
PENUTUP SIMPULAN Berdasarkan hasil temuan pelaksanaan pembelajaran model siklus belajar dengan strategi PBMP dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir siswa dalam menggolongkan senyawa hidrokarbon berdasarkan B - 200
Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 2012 – ISBN : 978-979-028-550-7 Surabaya, 25 Pebruari 2012
Universitas Negeri Malang, Malang. Corebima, A. D. 2010. Berdayakan keterampilan berfikir selama pembelajaran Sains demi masa depan kita. Makalah Seminar Nasional Sains 2010. Crown, L.W 1989. The Nature of Critical Thinking. Journal of College Science Teaching, Nopember: 114116 Dahar, R.W. 1988. Teori-teori belajar, Jakarta: Proyek Pengembangan LPTK Dasna, I. W. 2005. Model siklus belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis dan Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia. Dalam I wayan Dasna dan Sutrisno (Eds.), Model-model Pembelajaran Konstruktivistik dalam Pengajaran Sains/Kimia (hlm. 65-85). Malang: Jurusan Kimia UM
Depdiknas. 2008. Sistem Penilaian KTSP. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2007. Silabus Mata Pelajaran Kimia. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2007d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional. Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, Departemen Pendidikan Nasional.
B - 201