Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN YANG MENGAJARKAN KETERAMPILAN BERPIKIR ANALISIS SISWA SMP
Septi Budi Sartika Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Jalan Mojopahit 666 B Sidoarjo 61215
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan perangkat pembelajaran IPA yang mengajarkan keterampilan berpikir analisis siswa SMP; 2) mendeskripsikan implementasi model pembelajaran yang mengajarkan keterampilan berpikir analisis siswa SMP. Desain penelitian menggunakan penelitian pengembangan dengan model 4-D, yang terdiri atas define, design, develop, dan disseminate. Subjek penelitian adalah perangkat pembelajaran sedangkan subjek uji coba perangkat pembelajaran adalah siswa kelas VII SMP. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian sebagai berikut: 1) validitas perangkat dan instrumen pembelajaran yang dikembangkan valid dan layak digunakan sebagai perangkat pembelajaran IPA SMP dalam mengajarkan keterampilan berpikir analisis; 2) hasil implementasi perangkat dan instrumen pembelajaran yang meliputi: a) keterlaksanaan pembelajaran terlaksana dengan kategori baik, b) aktivitas siswa yang teramati sesuai dengan langkah-langkah berpikir analisis, dan c) keterampilan berpikir analisis siswa mengalami peningkatan sebesar 13%. Kata kunci: perangkat pembelajaran, model, keterampilan berpikir analisis, pembelajaran IPA, SMP
PENDAHULUAN
mengajar di kelas. Oleh karena itu
Latar Belakang
yang
Tersedianya
sangat
penting
dilakukan
perangkat
sekarang ini adalah mengembangkan
berkualitas
perangkat pembelajaran, sekaligus
merupakan salah satu faktor yang
melatihkan kepada guru suatu model
dapat
pembelajaran yang berbasis aktivitas
pembelajaran
yang
menunjang
proses
pembelajaran berjalan dengan baik dan
dapat
meningkatkan
mutu
siswa. Menurut Arends (1991), model
pendidikan. Menurut Nur (dalam
pembelajaran
Yusuf, 2008: 5), bahwa perangkat
pendekatan pembelajaran yang akan
pembelajaran
digunakan, termasuk di dalamnya
memberikan
mengacu
kemudahan dan dapat membantu
tujuan-tujuan
guru
tahap dalam kegiatan pembelajaran,
dalam mempersiapkan dan
melaksanakan
kegiatan
belajar
lingkungan
pengajaran,
pada
pembelajaran,
tahap-
dan
Page | 319
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
pengelolaan kelas. Model pengajaran
yang mampu diselesaikan hanya 4
adalah alat untuk membantu guru,
dari 10 soal, hal tersebut senada
baik mengajar lebih efektif serta
dalam menyelesaikan soal pilihan
membuat pengajaran lebih sistematis,
ganda yang masih rendah pada aspek
namun tidak mengganti keterampilan
mengatribusikan yaitu 4-26 % dari
mengajar
jumlah
(Eggen
dan
Kauchak,
siswa
yang
mampu
1979). Suatu model pembelajaran
menyelesaikan soal dengan benar
dalam prakteknya didukung oleh
sedangkan
perangkat pembelajaran. Perangkat
mengorganisasikan dan membedakan
pembelajaran
bagian
berturut-turut 30-48 % dan 52-74 %
penting dari implementasi model
dari jumlah siswa yang mampu
pembelajaran,
menyelesaikan soal dengan benar
merupakan
sehingga
pada
pengembangan model pembelajaran membutuhkan
perangkat
pembelajaran.
pada
aspek
(Sartika, 2015). Pembelajaran IPA di SMP sebaiknya: 1) dapat menumbuhkan
Keterampilan berpikir analisis
kepercayaan
diri
siswa
bahwa
siswa kelas VII di salah satu SMP
”mampu” dalam IPA dan bahwa IPA
Negeri di Sidoarjo masih rendah dan
bukanlah
guru Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
ditakuti; 2) membelajarkan IPA tidak
belum
hanya
melatihkan
keterampilan
pelajaran
yang
membelajarkan
harus
konsep-
berpikir analisis secara khusus dalam
konsepnya saja, namun juga disertai
mengajarkan IPA. Berdasarkan hasil
dengan pengembangan sikap dan
analisis data awal diperoleh bahwa
keterampilan
keterampilan berpikir analisis yang
pengetahuan dan proses kognitif); 3)
diukur berdasarkan 3 indikator yaitu
pembelajaran
membedakan, mengorganisasi, dan
pengalaman
mengatribusi dalam menyelesaikan
mengembangkan
soal IPA, dari 27 siswa tergolong
bernalar,
merencanakan
masih rendah dalam menyelesaikan
melakukan
penyelidikan
soal essay yaitu hanya 7-26 % dari
menggunakan
jumlah siswa mampu menyelesaikan
sudah dipelajari untuk memahami
soal essay dengan benar dan soal
gejala
ilmiah
IPA
(domain
memberikan
belajar
alam
yaitu
kemampuan dan ilmiah,
pengetahuan
yang
terjadi
yang
di
Page | 320
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
sekitarnya; dan 4) merevitalisasi
Pembelajaran
(RPP),
Lembar
keterampilan proses IPA bagi siswa,
Kerja Siswa (LKS), dan Bahan
guru, dan calon guru sebagai misi
Ajar Siswa (BAS).
utama proses belajar mengajar IPA di sekolah untuk mengembangkan kemampuan
1.2 Model Pembelajaran
observasi,
merencanakan
Model
pembelajaran
penyelidikan,
sebagai suatu rencana atau pola
menafsirkan (interpretasi) data dan
yang dapat digunakan untuk
informasi (narasi, gambar, bagan,
membentuk kurikulum, untuk
tabel) serta menarik
kesimpulan
merancang bahan ajar dan untuk
Menteri
memandu instruksi dalam kelas
Kebudayaan
dan pengaturan lainnya (Joyce
Republik Indonesia No. 68 Tahun
dan Weil, 1972: 1). Model
2013).
pembelajaran yang sebenarnya,
(Lampiran
Peraturan
Pendidikan
dan
Harapan
peneliti,
adanya
antara lain membantu siswa
perangkat pembelajaran yang valid
memperoleh keterampilan, ide,
yang
mengajarkan
informasi, nilai, cara berpikir,
keterampilan berpikir analisis siswa
dan cara mengekspresikan diri,
SMP.
juga
mampu
mengajarkan
memperolehnya. TINJAUAN PUSTAKA
Kauchack
1.1 Perangkat Pembelajaran
menyatakan
Menurut Nur (dalam Yusuf,
2008:
perangkat memberikan
5),
bahwa
pembelajaran kemudahan
cara
Eggen
(1979: model
dan 27)
sebagai
strategi perspektif pengajaran yang dirancang untuk mencapai tujuan
instruksional
tertentu.
dan
Model berbeda dengan strategi
dapat membantu guru dalam
pengajaran umum. Pendekatan
mempersiapkan
dan
umum untuk mengajar dianggap
melaksanakan kegiatan belajar
berlaku untuk semua situasi
mengajar di kelas. Perangkat
mengajar. Model mengajar tidak
pembelajaran meliputi silabus,
mengatasi semua atau berlaku
Rencana
untuk semua situasi mengajar,
Pelaksanaan
Page | 321
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
artinya
sebuah
model
pembelajaran
harus
dan psikologis terhadap proses belajar
mengajar.
Masing-
memperhatikan strategi khusus
masing struktur memiliki dasar
untuk
tujuan
teoritis yang koheren (Joyce dan
instruksional tertentu, dan situasi
Weil, 1972: 3). Letak perbedaan
yang relevan dengan
antara model pembelajaran dan
membelajarkan,
tujuan
instruksional.
teori pengajaran yaitu model
Arends
(1997:
3)
tidak memiliki kekakuan dalam
menyatakan model pembelajaran
pengujian teori. Beberapa model
mengacu
yang berguna pada akhirnya
pada
pembelajaran digunakan,
pendekatan yang
akan
dapat memberikan cara untuk
di
menguji teori secara empiris.
tujuan-tujuan
Model pengajaran adalah alat
termasuk
dalamnya
pengajaran, tahap-tahap dalam
untuk membantu
kegiatan
pembelajaran,
mengajar
lingkungan pembelajaran, dan
membuat
pengajaran
lebih
pengelolaan
Model
sistematis,
namun
tidak
pengajaran dapat didefinisikan
mengganti
sebagai skema yang dirancang
mengajar (Eggen dan Kauchak,
sebelumnya untuk menyediakan
1979:
struktur
pembelajaran
dan
kelas.
arah
yang
lebih
29).
guru, baik efektif
serta
keterampilan
Suatu
model dicirikan
diperlukan untuk guru dalam
mempunyai
empat
aspek
mewujudkan tujuan yang telah
struktur umum, yaitu sintaks
ditetapkan (Pateliya, 2013: 126).
atau tahap-tahap pembelajaran,
Model yang dikembangkan oleh
sistem sosial atau lingkungan
Joyce dan Weil (1980: 42)
pembelajaran, prinsip reaksi atau
memiliki empat aspek struktur
teori-teori
umum ini adalah: sintaks, sistem
mendukung, dan efek dari model
sosial, prinsip reaksi, dan efek
atau
tujuan
yang
jelas
dari model. Model pengajaran
dikembangkan
dalam
model
itu beragam, namun tidak semua
pembelajaran.
berdasarkan orientasi filosofis
pembelajaran mempunyai empat
belajar
yang
Model-model
Page | 322
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
ciri aspek, yaitu mempunyai
kelompok);
dasar teori yang mendukung,
perilaku personal, menetapkan
tujuan model, tahapan-tahapan
tujuan personal, dan melakukan
untuk
penyelidikan mandiri (latihan
membelajarkan,
serta
lingkungan belajar. Joyce menyatakan
8)
menganalisis
mengajar tidak langsung); 9) (1985:
berbagai
6)
macam
menganalisis situasi sosial dan mengembangkan
keterampilan
pemikiran yang dikembangkan
sosial yang fleksibel (bermain
untuk
model-model
peran,
pembelajaran.
Model-model
simulasi, investigasi kelompok,
dirancang untuk mengajarkan
pengajaran tidak langsung); dan
siswa meliputi: 1) beradu dengan
10)
masalah induktif (model formasi
umum. Meskipun semua model
konsep); 2) menguasai konsep
ini memberikan kontribusi besar
dan
untuk
menganalisis
strategi
pelatihan
kompleksitas
kemampuan
konsep); 3) menganalisis isu-isu
umum,
sosial
perkembangan
masalah
(model
intelektual
menumbuhkan
pemikiran (model penguasaan
dan
ketegasan,
berpikir namun
secara model
kognitif
hukuman dan bermain peran); 4)
konseptual
berpikir
dirancang untuk pertumbuhan
secara
(investigasi
menyeluruh
kelompok
dan
dan
menguji
Model dirancang teori,
dan penyelidikan ilmiah); 6)
lingkungan
sebab
pembelajaran
penyelidikan, ilmiah, kelompok,
(latihan penyelidikan
sintesis,
investigasi
simulasi);
pembelajaran
dengan
hipotesis (investigasi kelompok
akibat
khusus
kognitif.
sintesis); 5) bekerja sama untuk menyimpulkan
secara
dan
tujuan,
dukungan
sintaks,
belajar,
dan model yang
dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan
keterampilan
7)
berpikir analisis siswa SMP pada
menguasai sistem kompleks atau
mata pelajaran IPA. Berdasakan
model informasi (model memori,
dasar pemikiran terhadap model-
penemuan
model
ilmiah,
investigasi
pembelajaran,
model
Page | 323
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
pembelajaran
yang
dikembangkan model
merupakan
yang
membutuhkan
berperan sebagai penyebab atau hasil,
(2)
berarti
analisis
hubungan
menemukan
sub-
kompleksitas intelektual umum,
hubungan cerita atau bukti dan
yang
bagaimana hal tersebut saling
memberikan
secara
kontribusi
besar
menumbuhkan
dalam
berhubungan,
kemampuan
bertentangan,
konsisten (3)
atau
analisis
berpikir khususnya keterampilan
prinsip-prinsip organisasi berarti
berpikir
yang
mencari struktur sistem atau soal
keterampilan
cerita dan tindakan yang berbeda
analisis
merupakan
kognitif ranah analisis (C4).
untuk mengetahui suatusistem berhubungan
1.3 Kemampuan Berpikir Analitik Menurut
(Bloom,
1956;
Montaku, 2012).Berpikir analitis
Montaku
dikembangkan oleh strategi yang
(2011), berpikir analitis berarti
membutuhkan formalisasi dan
berpikir dari peristiwa yang
optimasi penyelesaian masalah
berurutan menjadi bagian-bagian
(Levin, 2010). Masalah yang
masalah yang disajikan dengan
akan diselesaikan ada masalah
alasan,
yang
prinsip,
fungsi,
kemampuan
untuk
membuat
hubungan
antar
isu-isu,
kemampuan
untuk
menjawab
masing-masing melihat
masalah
kembali
dan
bersifat
masalah
autentik
yang
dengan
bertalian
persitiwa
yaitu erat dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut
Anderson
masalah
(2001: 79), analisa dilatihkan
sebelumnya. Berpikir mekanistis
kepada siswa untuk mempunyai
yang
tujuan
kemampuan: (1) membedakan
Kurikulum 2013. Analisis dapat
fakta dari opini (realita dari
diklasifikasikan
imajinasi);
sesuai
dengan
menjadi
3
(2)
membuat
bagian kecil: (1) analisis elemen
kesimpulan dengan dukungan
yang
pernyataan;
dimaksudkan
untuk
(3)
membedakan
mengklasifikasikan hal penting
materi yang relevan dan tidak;
atau
(4) menentukan ide-ide yang
diperlukan
atau
paling
Page | 324
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
terkait
(5)
mengetahui,
memastikan asumsi yang tidak
menerapkan.
tertulis
satu
sama
yang
lain;
turut
menjadi
memahami,
dan
Menurut Sinan (2012:
penyebab; (6) membedakan ide
284),
dominan dari ide-ide pelengkap;
pendidikan
dan (7) menemukan bukti untuk
mengajarkan
mendukung tujuan penulisan.
yang
Langkah-langkah
analisis
keterampilan
spesifik
mengungkap
Pendidikan IPA mencakup pada
sebuah
penekanan hipotesis, manipulasi
permasalahan dalam bentuk soal
lingkungan, dan data berbasis
cerita sehingga membutuhkan
penalaran. Tujuan pendidikan
tingkat kejelian yang tinggi.
IPA bergeser dari waktu ke
Menurut Amer et al (2005: 1),
waktu, setelah perkembangan
berpikir
kurikulum
dalam
fakta
dalam
analitis
pemikiran
yang
memahami situasi,
adalah kuat
ini
alat untuk
salah
satu
tujuan
IPA
adalah
berpikir
efektif
didefinisikan
oleh
proses
dan
sains.
instruksional
IPA.
bagian-bagian yang
didefinisikan
1.4 Pembelajaran IPA di SMP
sebagai: (1) kemampuan untuk
Berdasarkan
Lampiran
meneliti dan mengurai fakta-
Permendikbud No. 68 Tahun
fakta dan pemikiran menjadi
2013, tujuan pendidikan IPA
kekuatan dan kelemahan; (2)
menekankan pada pemahaman
mengembangkan kapasitas untuk
tentang lingkungan dan alam
berpikir
sekitar beserta kekayaan yang
bijaksana,
cerdas,
menyelesaikan
masalah,
dimilikinya
yang
perlu
menganalisis data, mengingat
dilestarikan dan dijaga dalam
dan
informasi.
perspektif biologi, fisika, dan
menggunakan
Kemampuan
analisis
sebagai
kimia. Integrasi berbagai konsep
kemampuan
kognitif
tingkat
dalam
matapelajaran
IPA
tinggi akan dimiliki oleh siswa
menggunakan pendekatan trans-
apabila
siswa
disciplinarity di mana batas-
kemampuan
batas disiplin ilmu tidak lagi
sebelumnya
mempunyai
Page | 325
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
tampak secara tegas dan jelas,
2.
Membelajarkan IPA tidak
karena konsep-konsep disiplin
hanya
ilmu berbaur dan/atau terkait
konsep-konsepnya
dengan
permasalahan
namun juga disertai dengan
permasalahan yang dijumpai di
pengembangan sikap dan
sekitarnya. Pembelajaran IPA
keterampilan
diintegrasikan melalui konten
(domain pengetahuan dan
biologi,
proses kognitif);
fisika,
dan
kimia.
membelajarkan saja,
ilmiah
Pengintegrasian dapat dilakukan dengan cara connected, yakni pembelajaran
dilakukan
3.
pada
Pembelajaran memberikan
IPA pengalaman
konten bidang tertentu (misalnya
belajar
fisika), kemudian konten bidang
mengembangkan
lain yang relevan ikut dibahas.
kemampuan
Misalnya saat mempelajari suhu
merencanakan
(konten fisika), pembahasannya
melakukan
dikaitkan dengan upaya makhluk
ilmiah,
menggunakan
hidup
panas
pengetahuan
yang
tubuh
dipelajari untuk memahami
(konten biologi), serta senyawa
gejala alam yang terjadi di
yang digunakan di dalam sistem
sekitarnya.
berdarah
mempertahankan
AC
suhu
(konten
Pembelajaran
IPA
dan penyelidikan
sudah
di
SMP
4.
Merevitalisasi keterampilan proses IPA bagi siswa, guru,
Dapat
menumbuhkan
kepercayaan bahwa
bernalar,
kimia).
sebaiknya: 1.
yang
diri
mereka
siswa
”mampu”
dan calon guru sebagai misi utama
proses
mengajar IPA di sekolah
dalam IPA dan bahwa IPA
untuk
bukanlah
kemampuan
pelajaran
harus ditakuti;
yang
belajar
mengembangkan observasi,
merencanakan penyelidikan, menafsirkan
(interpretasi)
data dan informasi (narasi,
Page | 326
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
gambar, bagan, tabel) serta
dan
menarik kesimpulan.
percobaan.
Berdasarkan
4.
melaporkan
Menunjukkan
hasil
perilaku
Permendikbud No. 68 Tahun
bijaksana
2013, mata pelajaran IPA SMP
bertanggungjawab
bertujuan untuk:
aktivitas sehari-hari sebagai
1.
Mengagumi keteraturan dan
wujud implementasi sikap
kompleksitas ciptaan Tuhan
dalam memilih penggunaan
tentang
alat
2.
fisik
dan
dan
dalam
bahan
untuk
kimiawi, kehidupan dalam
menjaga kesehatan diri dan
ekosistem,
lingkungan; memilih
dan
peranan
manusia dalam lingkungan
makanan
serta mewujudkannya dalam
yang menyehatkan dan tidak
pengamalan ajaran agama
merusak
yang dianutnya.
menggunakan energi secara
Menunjukkan
perilaku
tahu; objektif; jujur; teliti;
sekitarnya.
hati-hati;
minuman
serta
hemat dan aman serta tidak merusak
tekun;
dan
tubuh;
ilmiah (memiliki rasa ingin
cermat;
3.
aspek
dan
5.
lingkungan
Menunjukkan penghargaan
bertanggung jawab; terbuka;
kepada orang lain dalam
kritis; kreatif; inovatif dan
aktivitas sehari-hari sebagai
peduli lingkungan) dalam
wujud
aktivitas sehari-hari sebagai
perilaku menjaga kebersihan
wujud implementasi sikap
dan
dalam
lingkungan; memberi
melakukan
implementasi
kelestarian
pengamatan, percobaan, dan
apresiasi pada orang yang
berdiskusi.
menjual
Menghargai kerja individu
tanpa campuran zat aditif
dan
yang
kelompok
dalam
makanan
berbahaya;
sehat
serta
aktivitas sehari-hari sebagai
memberikan
wujud
kepada orang yang menjaga
melaksanakan
implementasi percobaan
dukungan
kelestarian lingkungan.
Page | 327
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
Berdasarkan
bahan, bahan kimia, atom,
Permendikbud No. 68 Tahun 2013,
ruang
pelajaran
lingkup
IPA
ion,dan molekul.
mata
di
3.
SMP
Energi dan Perubahannya: meliputi
energi
dalam
menekankan pada pengamatan
kehidupan, suhu, pemuaian,
fenomena
dan kalor, gerak lurus, gaya
alam
dan
penerapannya dalam kehidupan
dan
sehari-hari,
fenomena
pesawat sederhana, tekanan
alam terkait dengan kompetensi
zat cair, getaran, gelombang
produktif
dan bunyi, cahaya dan alat
pada
isu-isu
dengan
konsep
meliputi
perluasan
abstrak
aspek-aspek
yang
optik,
sebagai
listrik
statis
dan
induksi elektromagnetik.
Makhluk Hidup dan Proses
4.
Bumi dan Alam Semesta:
Kehidupan: meliputi objek
meliputi struktur bumi, tata
IPA,
surya, gerak edar bumi dan
klasifikasi
makhluk
hidup, organisasi kehidupan, energi
dalam
interaksi
hidup
Tujuan Penelitian
lingkungannya,
pencemaran
lingkungan,
pemanasan global, sistem gerak
bulan.
kehidupan,
makhluk
dengan
pada
Tujuan
penelitian
sebagai
berikut: 1.
manusia,
Mendeskripsikan perangkat
validitas
pembelajaran
IPA
struktur tumbuhan, sistem
berorientasi model pembelajaran
pencernaan, sistem ekskresi,
yang mengajarkan keterampilan
sistem reproduksi, hereditas,
berpikir analisis siswa SMP.
dan
perkembangan
penduduk. 2.
Newton,
dinamis, kemagnetan dan
berikut: 1.
Hukum
2.
Benda/zat/Bahan Sifatnya: karakteristik
dan meliputi
zat,
sifat
Mendeskripsikan
implementasi
pembelajaran IPA berorientasi model
pembelajaran
mengajarkan
yang
keterampilan
berpikir analisis siswa SMP.
Page | 328
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
METODE PENELITIAN
instrumen
Jenis Penelitian
validitas dilakukan oleh validator
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian
deskriptif
yaitu
pembelajaran.
teman
sejawat
Pendidikan
Analisis
di
IPA.
prodi Analisis
kuantitatif jenis eksperimen dengan
implementasi
meliputi:
1)
one group pretest and posttest group
keterlaksanaan
pembelajaran;
2)
design:
aktivitas siswa; dan 3) keterampilan
O1 X O2 (Fraenkel et al, 2011)
berpikir analisis.
Sampel atau Subjek Penelitian
HASIL PENELITIAN
Sampel atau subjek dalam
Berdasarkan tahapan model 4-
penelitian adalah kelas VII E di SMP
D, maka dapat dijabarkan hasil
Negeri Sidoarjo.
penelitian sebagai berikut: 1. Tahap Define Pada tahapan define akan
Teknik Pengumpulan Data Teknik
pengumpulan
data
dijabarkan tentang analisis ujung
menggunakan teknik observasi, tes,
depan sebagai berikut:
dan
a. Analisis Materi
dokumentasi.
keterlaksanaan
Observasi
pembelajaran
dan
Materi IPA yang diajarkan
aktivitas siswa, tes keterampilan
adalah
berpikir analisis, dan dokumentasi
Semester 1 yaitu Klasifikasi
meliputi dokumen foto dan hasil
Materi
observasi
Adapun
keterlaksanaan
pembelajaran dan aktivitas siswa, hasil
tes
keterampilan
materi
dan
kelas
Perubahannya.
kompetensi
dasar
sebagai berikut:
berpikir
analisis.
Kompetensi Dasar: 1.3 Memahami
meliputi:
konsep
campuran dan zat tunggal
Teknik Analisis Data Analisis
VII
analisis
(unsur dan senyawa), sifat
validitas perangkat dan instrumen
fisika
pembelajaran
perubahan fisika dan kimia
implementasi
dan perangkat
analisis
dan
kimia,
dan
Page | 329
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
dalam kehidupan sehari-
gabungan dari beberapa zat
hari.
dengan
4.3 Menyajikan
hasil
perbandingan
tetap. Campuran terbagi atas
penyelidikan atau karya
campuran
tentang
campuran heterogen.
sifat
larutan,
perubahan
fisika
dan
perubahan
kimia,
atau
pemisahan campuran.
tidak
homogen
Setelah
dan
konsep
disampaikan,
materi
selanjutnya
diberikan cara mengklasifikasi materi,
cara
memisahkan
Konsep
IPA
yang
ditanamkan
dalam
materi
mengidentifikasi benda-benda
tersebut diantaranya: 1) Cara
yang mengalami perubahan,
mengklasifikasi
apakah
Materi,
2)
campuran,
dan
masuk
ke
dalam
fisika
atau
Cara memisahkan campuran,
perubahan
dan 3) benda-benda yang dapat
perubahan kimia.
mengalami perubahan. Materi
b. Analisis
Kegiatan
adalah segala sesuatu yang
Laboratorium
menempati ruang dan memiliki
Kegiatan
praktikum
massa. Materi terdiri atas zat
biasanya dilakukan di kelas,
tunggal dan campuran. Zat
karena laboratorium terbatas
tunggal terbagi atas unsur dan
baik ruang maupun alat dan
senyawa. Unsur adalah zat
bahan. Untuk mengantisipasi
yang
hal
tidak
dapat
tersebut,
disederhanakan melalui reaksi
praktikum
kimia biasa. Unsur terbagi
dengan
menjadi unsur logam, unsur
yang ada di sekitar siswa, yaitu
non logam, dan unsur semi
alat dan bahan yang mudah
logam.
diperoleh.
Senyawa
adalah
gabungan dari beberapa unsur.
tetap
kegiatan berjalan
memanfaatkan
Daftar
praktikum
apa
pada
Senyawa terbagi atas senyawa
topik klasifikasi materi dan
organik
perubahannya sebagai berikut:
dan
senyawa
anorganik. Campuran adalah
1)
Analisis terbentuk zat baru
Page | 330
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
2)
Analisis perubahan zat
3)
Analisis
4)
5)
6)
d. Analisis Model Pembelajaran
pemisahan
Model pembelajaran yang
campuran: penyaringan
ditekankan melalui Kurikulum-
Analisis
2013
pemisahan
adalah
model
campuran: destilasi
pembelajaran
Analisis
pada teori belajar konstruktivis.
pemisahan
yang
berbasis
campuran: kromatografi
Model-model
Analisis
yang dianjurkan diantaranya
pemisahan
campuran: sentrifugasi
model pembelajaran berbasis
c. Analisis Keterampilan Berpikir Analisis Siswa
masalah, model pembelajaran inkuiri,
Beradsarkan
hasil
penelitian Sartika (2016) di
bahwa keterampilan berpikir
berpikir
analisis
pendekatan
Keterampilan
model
Model pembelajaran yang mengajarkan
melalui
dan
pembelajaran berbasis proyek.
SMP yang sama diperoleh
meningkat
pembelajaran
keterampilan analisis
juga
merupakan
model
yang
berbasis
pada
teori
Proses Sains (KPS). Langkah-
konstruktivis, beracuan pada
langkah
IPA
indikator keterampilan berpikir
langkah-langkah
analisis menurut Bloom dan
pembelajaran
mengikuti KPS,
yaitu
mengamati,
langkah-langkah
berpikir
bertanya,
merumuskan
analisis oleh Montaku (2011)
hipotesis,
memprediksi,
dan Anwar & Mumthas (2014).
merencanakan dan melakukan
Langkah-langkah
model
investigasi, mengintepretasikan
yang
data, dan mengkomunikasikan.
keterampilan berpikir analisis
Selanjutnya
sekaligus
untuk
menutupi
KPS akan dikhususkan dengan
kelemahan
model
Montaku
model
(2011) dan Anwar & Mumthas
langkah-langkah
pembelajaran
mengajarkan berpikir analisis.
yang
keterampilan
(2014)
mengajarkan
meliputi:
1)
mengidentifikasi masalah; 2) merumuskan
hipotesis;
3)
Page | 331
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
mengelompokkan informasi; 4)
Perangkat dan instrumen
melakukan investigasi; dan 5)
pembelajaran
menyimpulkan.
digunakan teman
2. Tahap Design
sebelum divalidasi
sejawat
oleh
di
prodi
pendidikan IPA. Hasil saran
Pada
tahap
meliputi
design,
perancangan
perangkat
dan
instrumen
pembelajaran.
dan kritik akan berguna untuk perbaikan
perangkat
dan
instrumen pembelajaran.
Perangkat
pembelajaran
terdiri
atas
3. Tahap Develop
silabus, RPP, bahan ajar, dan
Pada
tahap
develop,
LKS. Instrumen pembelajaran
meliputi tahap implementasi
terdiri atas lembar observasi
pembelajaran
keterlaksanaan RPP, lembar
menerapkan
model
observasi aktivitas siswa, dan
pembelajaran
yang
tes
mengajarkan
keterampilan
keterampilan
berpikir
analisis.
berpikir
Silabus, RPP, Bahan Ajar, dan
LKS
yang
dirancang
IPA
dengan
analisis.
penelitian
Desain
eksperimen
menggunakan
one
group
dengan topik Klasifikasi Materi
pretest and posttest design,
dan Perubahannya, terdiri atas
menggunakan 1 kelas ujicoba
3 kali pertemuan dengan 6
yaitu kelas VII E.
Lembar Kerja Siswa. Lembar
observasi
O1 X O2
keterlaksanaan RPP dan lembar observasi aktivitas siswa terdiri
Keterangan:
atas
O1: pemberian pretest
3
pengamatan.
Tes
keterampilan berpikir analisis
O2: pemberian posttest
terdiri
X
atas
20
mengukur
soal
yang
keterampilan
berpikir analisis siswa dengan
:
perlakuan
dengan
menerapkan
model
pembelajaran
yang
tipe soal uraian.
Page | 332
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
mengajarkan keterampilan berpikir analisis.
Pada tahap ini, diberikan
pretest
kelas
Langk ah Langk Aspek yang ah/ diamati Sintak s Pendahuluan (± 5 menit)
terlebih
dahulu selanjutnya diberikan perlakuan pembelajaran IPA dengan
menerapkan
model
pembelajaran
yang
mengajarkan
keterampilan
berpikir
analisis
siswa
sebanyak 3 kali pertemuan dengan topik klasifikasi materi dan perubahannya, selanjutnya kelas
diberikan
posttest.
Pretest dan posttest merupakan tes
yang
mengukur
keterampilan berpikir analisis siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dilakukan. Berikut akan dipaparkan hasil
implementasi
model
pembelajaran
yang
mengajarkan
keterampilan
berpikir analisis: a.
Keterlaksanaan Pembelajaran Berikut dipaparkan
akan hasil
keterlaksanaan pembelajaran:
Mengi dentifi kasi masala h Merum uskan hipotes is
1. Membuka pelajaran. 2. Memotivasi siswa dengan menunjukkan fenomena. 3. Memberikan sebuah permasalaha n autentik.
4. Meminta siswa merumuskan hipotesis 5. Menyampika n tujuan pembelajaran . Kegiatan Inti (± 70 menit) Mengel ompok kan inform asi
6. Membagi siswa ke dalam kelompok. 7. Meminta siswa membuka bahan ajar dan mengarahkan siswa pada permasalaha n autentik. 8. Meminta siswa untuk mengelompo kkan informasi relevan dan tidak relevan dari bacaan. 9. Membimbing siswa untuk mengidentifi kasi dan mengeksplor asi hubungan antar informasi dengan permasalaha n. 10. Membimbi ng siswa untuk menemuka n ide-ide yang turut mendukun g dalam menjawab permasalah an.
Pert ke(skor)
Re rat a Pe rt
1
2
3
3
4
4
3,7
4
3
4
3,7
3
4
4
3,7
3
3
3
3,0
4
4
4
4,0
4
4
4
4,0
4
4
4
4,0
4
4
4
4,0
3
3
4
3,3
3
3
4
3,3
Re rat a As pe k
Ka teg ori As pe k
3,6
Ba ik
3,7
Ba ik
Tabel 5.1 Keterlaksanaan Pembelajaran
Page | 333
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
Langk ah Langk ah/ Sintak s
Melaku kan investi gasi
Pert ke(skor) Aspek yang diamati 1 11. Meminta siswa untuk menulis ide-ide lain yang turut mendukun g. 12. Mengajak siswa untuk melakukan percobaan dalam rangka membuktik an hipotesis. 13. Membimbi ng siswa dalam kelompok saat melakukan percobaan.
2
3
Re rat a Pe rt
Re rat a As pe k
Ka teg ori As pe k
memperoleh dengan Aspek
4
4
b.
4
4
penutup skor
3,7
dipaparkan
hasil aktivitas siswa dalam
4,0
pembelajaran: Tabel 5.2 Aktivitas Siswa
3
3
4
LangkahLangkah/ Sintaks
3,3
Aspek yang diamati
Teramati (Y / T) Pert ke1
2
3
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Pendahuluan (± 5 menit) 1. Menjawab salam.
14. Bersama siswa membuat kesimpula n terhadap solusi permasalah an. 15. Menutup pelajaran dengan mereview apa yang telah dipelajari.
baik.
Aktivitas Siswa Berikut
4
3,7
dengan kategori baik.
3,7
Penutup (± 5 menit) Mneyi mpulka n
kategori
memperoleh 3
skor
3
3
4
3,3
3,7
4
4
4
4,0
Ba ik
2. Mengamati fenomena yang disampaikan guru. Mengidentifikas 3. Mengidentifikasi i permasalahan yang masalah diberikan guru. Merumuskan 4. Membuat hipotesis hipotesis yang ditulis di bahan ajarnya. 5. Menyimak tujuan pembelajaran. Kegiatan Inti (± 70 menit) Mengelompokk an informasi
Berdasarkan tabel 5.1, pembelajaran terdiri atas 3 pertemuan,
di
mana
masing-masing pertemuan meliputi
pendahuluan,
kegiatan inti, dan penutup. Aspek
pendahuluan
memperoleh
skor
3,6
dengan
kategori
baik.
Aspek
kegiatan
inti
6. Membentuk kelompok sesuai dengan arahan guru. 7. Membuka bahan ajar dan mencermati permasalahn yang diberikan. 8. Mengelompokkan informasi rrelevan dan tidak relevan berdasarkan bacaan. 9. Melakukan identifikasi dan eksplorasi terhadap informasi. 10. Berusaha untuk menemukan ideide yang turut mendukung dalam menjawab.
Page | 334
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
10
EE
55
80
11
EW
60
65*
12
GA
60
75
13
GH
70
80
14
IM
45
80
15
IS
40
75
16
JS
50
85
17
JW
65
80
18
KL
60
90
19
KM
55
70
20
KS
50
70
Penutup (± 5 menit)
21
MM
50
75
Mneyimpulkan
22
MS
55
75
23
MZ
45
80
24
NE
40
75
25
NN
35
85
26
NS
30
70
27
NX
50
80
28
PS
55
75
29
QQ
65
85
30
RA
60
85
31
ST
65
90
32
UW
60
75
33
WW
55
70
52,3
76,1
LangkahLangkah/ Sintaks
Aspek yang diamati
Teramati (Y / T) Pert ke1
11. Menulis ide-ide lain yang turut mendukung. 12. Melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis. 13. Melakukan percobaan dan berdiskusi dengan teman dalam kelompoknya.
Melakukan investigasi
14. Bersama guru membuat kesimpulan terhadap solusi permasalahan dengan presentasi. 15. Menyimak hasil review dari guru.
2
3
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Keterangan: Y = Ya; T = Tidak Berdasarkan paparan pada tabel 5.2, diperoleh
Rata-rata
bahwa seluruh aktivitas
Keterangan:
*)
belum
siswa dalam pembelajaran
tuntas, nilai KKM = 70 Berdasarkan tabel 5.3
teramati oleh observer.
diperoleh bahwa ada 3 c.
Keterampilan
Berpikir
nilai
Analisis Tabel 5.3 Hasil Tes Keterampilan Berpikir Analisis Siswa No
siswa yang memperoleh
Nilai
ID Siswa Pretest
Posttest
berpikir
analisis
belum tuntas atau belum memenuhi
KKM,
bisa
dikatakan bahwa 90,1%
1
AD
50
75
2
AS
55
75
siswa telah memenuhi nilai
3
AM
65
65*
KKM,
artinya
nilai
4
BAS
60
70
5
BN
50
75
berpikir
analisis
siswa
6
CC
40
70
tuntas
7
CD
45
70
8
DD
50
75
9
EA
35
65*
Rata-rata
secara
klasikal.
nilai
pretest
Page | 335
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
adalah
52,3
dan
nilai
postest 76,1.
perangkat
dan
instrumen
pembelajaran yang dinilai oleh
Berdasarkan
hasil
perhitungan
dengan
menggunakan
di
prodi
Pendidikan
IPA,
gain
diperoleh bahwa perangkat dan
13,00,
instrumen pembelajaran yang
artinya terjadi peningkatan
dikemabangkan valid dan layak
sebesar 13% dari nilai
digunakan
pretest.
mengajarkan
score
uji
pakar/ ahli yaitu teman sejawat
diperoleh
dalam
keterampilan
berpikir 4. Tahap Disseminate Pada
tahap
peneliti
analisis
siswa.
Perangkat pembelajaran yang disseminate,
menyebarluaskan
perngkat
rangka
dan
instrumen
divalidasi
meliputi:
Silabus,
RPP, bahan Ajar, dan LKS, sedangkan
instrumen
pembelajaran kepada guru kelas.
pembelajaran meliputi: lembar
Penyebaran
observasi
dilakukan,
namun
keterlaksanaan
belum digunakan karena topik
pembelajaran, lembar aktivitas
materi
siswa,
yang
dikembangkan
merupakan topik materi yang ada di Semester 1.
dan
tes
keterampilan
berpikir analisis. Menurut Nur (dalam Yusuf, 2008:
5),
bahwa
pembelajaran
PEMBAHASAN Berdasarkan
perangkat memberikan
model
kemudahan dan dapat membantu
pengembagan 4D yang diterapkan
guru dalam mempersiapkan dan
dalam pembelajaran IPA dengan
melaksanakan kegiatan belajar
menggunakan model pembelajaran
mengajar
yang
dengan
mengajarkan
keterampilan
berpikir analisis diperoleh bahwa: 1.
Validitas
Perangkat
(2011) dan
Instrumen Pembelajaran Berdasarkan diperoleh
kelas.
penelitian bahwa
Sejalan Prasetyo perangkat
pembelajaran yang valid akan mampu mengukur apa yang
hasil
tentang
di
yang
seharusnya diukur.
validitas
Page | 336
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
2.
Implementasi
Perangkat
dan
Instrumen Pembelajaran Implementasi perangkat dan
berpikir
analisis
teramati
sesuai
dapat dengan
langkah-langkah
berpikir
instrumen pembelajaran yang
analisis
dilakukan sebagai berikut:
mengidentifikasi
a.
Keterlaksanaan
2) merumuskan hipotesis; 3)
Pembelajaran
mengelompokkan
Pembelajaran
IPA
informasi;
4)
investigasi;
pembelajaran
yang
menyimpulkan.
mengajarkan
keterampilan
Hal
5)
Mulyasa
(2006)
dengan kategori baik, yang
bahwa
meliputi 3 pertemuan di
dikatakan
mana
berkualitas
atas
dan
senada
dengan
terdiri
masalah;
tersebut
berpikir analisis terlaksana
masing-masing
1)
melakukan
dengan menerapkan model
pertemuan
pembelajaran berhasil
dan apabila
seluruhnya
atau
setidak-
pendahuluan, kegiatan inti,
tidaknya
dan penutup, yang mengacu
(75%) peserta didik terlibat
pada
secara
langkah-langkah
sebagian
aktif,
besar
baik
mental,
mengidentifikasi
dalam proses pembelajaran.
masalah;
mengelompokkan informasi;
4)
dan
Keterampilan
sosial
Berpikir
Analisis
melakukan
investigasi;
c.
maupun
fisik,
berpikir analisis yaitu: 1)
2) merumuskan hipotesis; 3)
b.
yaitu:
5)
Keterampilan
berpikir
analisis
siswa
meningkat
menyimpulkan.
sebesar
13%
dari
Aktivitas Siswa
pretest.
Hal
ini
Aktivitas siswa selama pembelajaran
dengan
menerapkan
model
pembelajaran
yang
mengajarkan
keterampilan
nilai dapat
diartikan terjadi peningkatan keterampilan
berpikir
analisis siswa dari nilai pretest ke nilai posttest.
Page | 337
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
c.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan pembahasan,
analisis
dapat
dan
disimpulkan
Keterampilan
berpikir
analisis
siswa
meningkat
sebesar
13%
dari
nilai
pretestnya.
sebagai berikut: 1.
Perangkat
dan
pembelajaran
2.
instrumen
dengan
Saran
model
Berdasarkan
kesimpulan,
pembelajaran yang mengajarkan
peneliti memberikan saran sebagai
keterampilan berpikir analisis
berikut:
siswa valid dan layak digunakan.
1.
Perlu dilakukan kajian secara
Hasil implementasi perangkat
teoritis dan empiris mengenai
dan instrumen pmebelajaran IPA
model
dengan
dikembangkan
model
pembelajaran
pembelajaran
dalam
yang mengajarkan keterampilan
mengajarkan
berpikir analisis meliputi:
berpikir analisis.
a.
Keterlaksanaan
2.
pembelajaran
keterampilan
yang
mengamati
dapat
kegiatan pembelajaran sebaiknya
terlaksana dengan kategori
mengamati sebanyak kelompok
baik
yang dibentuk.
dengan
langkah-
langkah
berpikir
yang
meliputi:
mengidentifikasi
analisis
3.
Peningkatan
berpikir analisis belum terlalu
masalah;
signifikan karena hanya sebesar 13%,
mengelompokkan
penyebab
informasi;
peningkatan.
4)
melakukan dan
siswa
perlu
kembali
rendahnya
skor
DAFTAR RUJUKAN dapat
Amer, Ayman, et al. 2005. Analytical
teramati dan sesuai dengan
Thinking.
langkah-langkah
Advancement
analisis.
dikaji
5)
menyimpulkan. Aktivitas
keterampilan
1)
2) merumuskan hipotesis; 3)
investigasi;
b.
Observer
yang
berpikir
Research
Cairo:
Center
Studies in
for and
Engineering
Page | 338
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
Science, Faculty of Engineering-
Curriculum Development. All
Cairo University.
rights reserved.
Anderson, Lorin W dan Krathwoll. et
Joyce dan Weil. 1980. Models of
al. 2001. A Revision Bloom’s
Teaching
Taxonomy
Educational
Association for Supervision and
Objectives. New York: Addison
Curriculum Development. All
Wesley Longman, Inc.
rights reserved.
of
Thinking.
By
Arends, Richard I. 1997. Classroom
Joyce, Bruce. 1985. Models of
Instruction Management. United
Teaching Thinking. Copyright ©
States
1985
of
America.
The
McGraw-Hill Companies, Inc.
by
Association
Supervision
and
Development. Arends, Richard I. 2012. Learning to
for
Curriculum All
rights
reserved.
Teach 9th. Singapore: Mc. GrawHill Companies, Inc.
Levin E. dan Ilja Lieberman. 2010. Developing
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Analytical
and
Syntetic Thinking in Technology
Penelitian Suatu Pendekatan
Education.
Praktik.
http://tau.ac.il/~ilia1/MY_PAPE
Jakarta:
Penerbit
Rineka Cipta.
RS-PDF/Procidings/ETELib.pdf
Eggen dan Kauchak. 1979. Strategies and
Models
for
Teacher:
Teaching Content and Thinking
Lampiran Permendikbud No. 68 Tahun 2013.
Skills 1st Edition. University of North Florida.
Montaku, Sudjit. 2011. Results of Analytical
Joyce dan Weil. 1972. Models of Teaching
Thinking.
Thinking
Training
Through Students in System
By
Analysis and Design Course.
Association for Supervision and
Proceeding of the IETEC’11
Page | 339
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “DESAIN PEMBELAJARAN DI ERA ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) UNTUK PENDIDIKAN INDONESIA BERKEMAJUAN” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. ISBN 978-602-70216-2-4
Conference,
Kuala
Lumpur,
Malaysia.
February 2013 (IJRE) ISSN: 2320-091X.
Online
International, Montaku, Sudjit. Et al. 2012. The
Reviewed
&
Indexed Monthly Journal RET
Model Of Analytical Thinking
Academy
for
Skill Training Process. Research
Journals
Journal of Applied Sciences 7
Research
(1) 17-20, 2012 ISSN: 1815-
www.raijmr.com
of
International
Multidisciplinary (RAIJMR).
932X. Medwell Journal. Yusuf, Sartika,
Septi
Budi.
2015.
Muhammad.
Implementasi
2008. Model
Keterampilan Berpikir Analitik
Pembelajaran Kooperatif tipe
Siswa
dalam
STAD pada Pelajaran Sains
IPA
Kajian Bumi dan Alam Semesta
2013.
kelas IV SD/MI. Tesis Magister
Surabaya: Proceeding Seminar
Pendidikan. Universitas Negeri
Nasional Pendidikan Sains 24
Surabaya.
SMP
menyelesaikan Berbasis
Masalah
Kurikulum
Januari 2015 di UNESA.
Sinan,
Ozgelen.
2012.
Students
Science Process Skills within a Cognitive Domain Framework. Turkey: Copyright
Mersin 2012
University. by
ESER,
Eurasian Society of Educational Research ISSN: 1305-8223.
Pateliya, Yogeshkumar P. 2013. An Introduction to Modern Models of
Teaching.
Journal
for
International Research
in
Education Vol. 2, Issue: 2,
Page | 340