MODEL BAHAN AJAR ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM 2008
Model Bahan Anak Ajar Autis di SD
i
ABSTRAK Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar semua peserta didik (termasuk peserta didik berkebutuhan khusus) di sekolah secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tersebut seyogyanya diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Dalam Penjelasan UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 15 disebutkan bahwa pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Berdasarkan keadaan tersebut maka Pusat Kurikulum Balitbangdiknas berusaha mengembangan model bahan ajar untuk membantu guru dalam memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan keadaan, kemampuan, dan karakteristik peserta didiknya. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan model bahan ajar untuk pendidikan khusus, terutama untuk anak Autis di Sekolah Dasar. Melalui model bahan ajar ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengoptimalkan layanan pendidikan sesuai dengan karakteristik, potensi, kemampuan, situasi dan kondisi peserta didik. Pengembangan model bahan ajar ini dilakukan melalui beberapa strategi kerja dengan melibatkan para ahli, kepala sekolah, guru, pengawas, dinas pendidikan, dan pelaksana pendidikan lainnya, serta direktorat terkait melalui sejumlah langkah kegiatan, mulai dari kajian konsep dan kajian kebutuhan lapangan, penyusunan kerangka dan pengembangan model, penyempurnaan model, ujicoba model, presentasi dan perbaikan model, finalisasi model dan diakhiri dengan penyusunan laporan. Melalui kegiatan ini telah diperoleh hasil, antara lain dalam bentuk profil anak, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau Program Pembelajaran Individual (PPI) beserta contoh model bahan ajar untuk Anak Autis di Sekolah Dasar. Mengingat Pusat Kurikulum telah mengembangkan contoh model bahan ajar untuk pendidikan khusus, maka perlu ada tindak lanjut antara lain perlunya kerjasama dengan direktorat terkait untuk sosialisasi dan juga perlu dilaksanakan pelatihanpelatihan bagi guru berkaitan dengan pengembangan bahan ajar sebagai salah satu unsur perencanaan dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.
Model Bahan Anak Ajar Autis di SD
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-Khadirat Allah SWT., karena atas rakhmat dan karunia-Nya model bahan ajar untuk peserta didik autis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Model bahan ajar ini disusun dalam upaya untuk menambah wawasan atau pengetahuan bagi guru sekolah umum dalam menyusun bahan ajar bagi peserta didik autis. Tahapan penyusunan model bahan ajar untuk peserta didik autis di SD umum (SD yang menyelenggarakan pendidikan inklusif untuk peserta didik autis) sebagai berikut : (1) Pembuatan profil peserta didik autistik, (2) Penyusunan silabus, SK-KD, dan Indikator (PPI), (3) Penyusunan jaringan tema (tematik), (4) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Individual (RPPI), dan (5) Penyusunan bahan ajar untuk peserta didik autistik yang bersangkutan (Sesuai PPI). Harapan kami semoga model bahan ajar ini bermanfaat bagi para guru maupun pihak terkait lainnya, sehingga dengan adanya model bahan ajar ini para guru dapat mengembangkan/menyusun bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik atau sesuai dengan kebutuhan khusus setiap peserta didik autistik.
Tim Penyusun
Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
ii
DAFTAR ISI Hal ABSTRAK ...................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………........
ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................
iii
KONSEP PENGEMBANGAN MODEL ………………………………………………………………..........
1
A. Karakteristik Anak Autis …………………………………………………………………………………..
2
B. Tahapan, Rambu-Rambu Pengembangan, dan Komponen Model Bahan Ajar ….
3
LAMPIRAN-LAMPIRAN: 1. Instrumen dan Format Observasi (untuk memperoleh profil peserta didik) 2. Contoh Model Bahan Ajar untuk Anak Autis di Sekolah Dasar: a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III d. Kelas IV e. Kelas V f. Kelas VI
Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
iii
KONSEP PENGEMBANGAN MODEL BAHAN AJAR UNTUK ANAK AUTIS DI SEKOLAH DASAR Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar semua peserta didik (termasuk peserta didik berkebutuhan khusus) di sekolah secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan tersebut seyogyanya diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Untuk memenuhi harapan atau keingininan itu maka pada penjelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 15 menjelaskan sebagai berikut: Pendidikan khusus merupakan penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa yang diselenggarakan secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Lahirnya paradigma pendidikan inklusif sarat dengan muatan kemanusiaan dan penegakan hak-hak azazi manusia. Inti (core) dalam paradigma pendidikan inklusif yaitu sistem pemberian layanan pendidikan dalam keberagamaan, dan falsafahnya yaitu menghargai perbedaan semua peserta didik. Pendidikan inklusif adalah sistem pendidikan yang terbuka bagi semua peserta didik serta mengakomodasi semua kebutuhan sesuai dengan kondisi masing-masing peserta didik Untuk kepentingan itulah maka di sekolah umum dikenalkan dan diselenggarakan pendidikan inklusif. Tujuan diselenggarakannya pendidikan inklusif di sekolah umum antara lain: Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik (termasuk peserta didik berkebutuhan khusus autis) untuk memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan kondisi peserta didik, mempercepat penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar, meningkatkan mutu pendidikan dasar dan menengah dengan menekan angka tinggal kelas dan putus sekolah, menciptakan sistem pendidikan yang menghargai keanekaragaman, tidak diskriminatif, serta pembelajaran yang ramah terhadap semua peserta didik, dan dalam rangka menghilangkan hambatan belajar, partisipasi dan perkembangan. Prinsip pendidikan yang disesuaikan dalam seting pendidikan inkusif di sekolah umum menyebabkan adanya tuntutan yang besar terhadap guru sekolah umum. Tuntutan tersebut misalnya: (1) Merencanakan kegiatan pembelajaran yang sama untuk semua peserta didik menjadi merencanakan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didik, (2) Mengajarkan materi yang sama kepada peserta didik di kelas menjadi mengajar peserta didik yang disesuaikan dengan kebutuhan individualnya dalam seting kelas, dan (3) Menilai peserta didik di kelas dengan materi, cara dan waktu yang sama menjadi menilai peserta didik dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian materi, cara, dan waktu. Setiap guru harus mengetahui latar belakang dan kebutuhan masing-masing peserta didik agar dapat memberikan pelayanan dan bantuannya dengan tepat. Setiap peserta didik memiliki Model Bahan Anak Ajar Autis di SD
1
kebutuhan yang berbeda baik karena faktor yang bersifat permanen seperti hambatan penglihatan, hambatan pendengaran, hambatan fisik, autisme, ataupun yang tidak permanen seperti masalah sosial, bencana alam, dan lain-lain. Dengan diselenggarakannya pendidikan inklusif di sekolah umum akan memberi kesempatan kepada semua peserta didik berkebutuhan khusus untuk belajar belajar bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya. Begitu pula dengan peserta didik berkebutuhan khusus autistik (peserta didik autistik). Peserta didik autistik yang akhirakhir ini sangat pesat terjadi di seluruh dunia termasuk di Indonesia, hadir di sekolah (khususnya dalam kegiatan belajar) sebagai individu yang berkehidupan sosial membawa: (a) dirinya, jasmani dan rohani, lengkap dengan segala kekurangan dan kelebihannya menurut pertumbuhan dan perkembangannya; (b) potensi-potensi yang menggambarkan kemampuan-kemampuan, bersikap, berperilaku dan keterampilan sebagai perwujudan perkembangan minat, bakat, intelek, emosi dan sosial; dan (c) adat, kebiasaan dan peradaban sebagai pengaruh lingkungan budaya, agama dalam keluarga, dan masyarakat lingkungan tempat tinggalnya. Konsekuensi logis dengan adanya peserta didik autistik di sekolah umum adalah guru perlu memiliki pengetahuan dasar mengenai hakekat dan karakteristik peserta didik autistik. Dengan mengetahui hakekat dan karakteristik tersebut selanjutnya guru akan mengetahui kekuatan, kelemahan, kebutuhan belajarnya dan langkah-langkah bantuannya yang selanjutnya dituangkan dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Individual (RPPI). A. Karakteristik Anak Autis Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Hal ini mengakibatkan anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitif, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Powers (1989) karakteristik anak autistik adalah adanya enam (6) gejala/gangguan, yaitu dalam bidang: 1. Interaksi sosial: a. Tidak tertarik untuk bermain bersama teman atau lebih suka menyendiri b. Tidak ada atau sedikit kontak mata, atau menghindar untuk bertatapan c. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk melakukan apa yang ia inginkan, misalnya bila ingin meminta minum 2. Komunikasi (bicara, bahasa dan komunikasi): a. Perkembangan bahasa lambat atau sama sekali tidak ada. b. Senang meniru atau membeo (echolalia); Bila senang meniru, dapat hafal betul kata-kata atau nyanyian tersebut tanpa mengerti artinya c. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara tapi sirna d. Kadang kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya e. Mengoceh tanpa arti berulang-ulang, dengan bahasa yang tak dapat dimengerti orang lain; Bicara tidak dipakai untuk alat berkomunikasi f. Sebagian dari anak ini tidak berbicara (non verbal) atau sedikit berbicara (kurang verbal) sampai usia dewasa Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
2
3. Pola bermain: a. Tidak bermain seperti anak-anak pada umumnya b. Senang akan benda-benda yang berputar, seperti kipas angin, gasing c. Tidak bermain sesuai fungsi mainan, misalnya sepeda dibalik lalu rodanya di putar-putar; tidak kreatif, tidak imajinatif d. Dapat sangat lekat dengan benda-benda tertentu yang dipegang terus dan dibawa kemana-mana. 4. Gangguan sensoris: a. Bila mendengar suara keras langsung menutup telinga b. Sering menggunakan indera pencium dan perasanya, seperti senang mencium-cium, menjilat mainan atau benda-benda c. Dapat sangat sensistif terhadap sentuhan, seperti tidak suka dipeluk d. Tidak sensitif terhadap rasa sakit dan rasa takut. 5. Perkembangan terlambat atau tidak normal: a. Perkembangan tidak sesuai seperti pada anak normal, khususnya dalam ketrampilan sosial, komunikasi dan kognisi. b. Dapat mempunyai perkembangan yang normal pada awalnya, kemudian menurun atau bahkan sirna, misalnya pernah dapat bicara kemudian hilang. 6. Penampakan gejala: a. Gejala diatas dapat mulai tampak sejak lahir atau saat masih kecil. Biasanya sebelum usia 3 tahun gejala sudah ada b. Pada beberapa anak sekitar umur 5 – 6 tahun gejala tampak agak berkurang. Gejala lain yang juga sering tampak pada anak autistik adalah dalam bidang perilaku antara lain memperlihatkan perilaku stimulasi diri seperti bergoyanggoyang, mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar mendekatkan mata ke pesawat TV, lari/berjalan bolak balik, melakukan gerakan yang diulang-ulang, tidak suka pada perubahan, dan dapat pula duduk bengong dengan tatapan mata yang kosong. Gejala dalam bidang emosi yaitu sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, tertawa-tawa, menangis tanpa alasan, mengamuk tidak terkendali (temper tantrum) jika dilarang atau diberikan keinginannya; bahkan kadang suka menyerang dan merusak. Kadang-kadang anak berperilaku yang menyakiti dirinya sendiri dan tidak mempunyai empati dan tidak mengerti perasaan orang lain. Tidak semua gejala di atas ada pada anak autistik. Gejala dapat beraneka ragam sehingga tampak bahwa tidak ada anak autistik yang benar-benar sama dalam semua tingkah lakunya. Sedangkan perbandingan laki laki : perempuan adalah sekitar 4 : 1 dan terdapat pada semua lapisan masyarakat, etnik/ras, religi, tingkat sosio-ekonomi serta geografi (Holmes, 1998).
Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
3
B. Tahapan, Rambu-Rambu Pengembangan, dan Komponen Model Bahan Ajar Dalam upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan bagi peserta didik autistik di sekolah umum, guru dituntut untuk lebih terampil dalam merancang pembelajaran, mengembangkan bahan ajar dan alat bantu pembelajaran, menggunakan strategi pembelajaran yang berpusat atau berorientasi kepada peserta didik autistik dan merancang serta melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar dengan mengadakan penyesuaian-penyesuaian materi, cara dan waktu sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik autistik.. Masalah penting yang sering dihadapi guru sekolah umum dalam kegiatan pembelajaran bagi peserta didik autistik adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat atau sesuai dalam rangka membantu peserta didik autistik mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa peserta didik autistik mengalami gangguan perkembangan yang sangat kompleks mencakup bidang komunikasi, interaksi sosial dan perilakunya yang akan berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajarnya. Untuk mencermati lebih jauh tentang latar belakang, potensi, dan kondisi khusus pada peserta didik autistik, guru perlu mengadakan asesmen. Asesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan anak tersebut (Lerner). Tujuan utama asesmen adalah untuk memperoleh informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan program pembelajaran bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Peserta didik dapat belajar dengan baik jika mereka kreatif, aktif dan kegiatannya berdasarkan pada pengalaman peserta didik. Guru yang mengetahui dan memahami keadaan ini dapat dengan mudah memasukannya ke dalam perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Pada kelas inklusif perencanaan pembelajaran yang kreatif dan aktif berdasarkan pengalaman, kondisi dan kemampuan peserta didik bukanlah tambahan tetapi diperlukan oleh semua peserta didik termasuk peserta didik berkebutuhan khusus. Konsekuensi logis dengan adanya peserta didik autistik di sekolah umum adalah guru perlu memiliki pengetahuan dasar mengenai hakekat dan karakteristik peserta didik autistik. Dengan mengetahui hakekat dan karakteristik tersebut selanjutnya guru akan mengetahui kelemahan, kekuatan, dan kebutuhan belajarnya, serta langkah-langkah bantuannya yang selanjutnya dituangkan dalam Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Individual (RPPI). Untuk menambah wawasan atau pengetahuan bagi guru sekolah umum dalam menyusun bahan ajar bagi peserta didik autistik, Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas menyusun model bahan ajar. Tahapan penyusunan model bahan ajar untuk peserta didik autistik di SD umum (SD yang menyelenggarakan pendidikan inklusif untuk peserta didik autistik) sebagai berikut : 1. Pembuatan profil peserta didik autistik a. Identitas /data peserta didik 1) Riwayat keluarga 2) Riwayat kesehatan 3) Riwayat pendidikan Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
4
2. 3. 4. 5.
b. Gambaran kemampuan peserta didik 1) Kemampuaan mengikuti tugas 2) Kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif 3) Kemampuan motorik kasar dan halus 4) Kemampuan sosialisasi (interaksi sosial) 5) Kemampuan bina diri 6) Kondisi emosi dan perilaku c. Karakteristik peserta didik autistik 1) Kekuatan (strengths) 2) Kelemahan (weaknesses) 3) Perilaku (positif dan negatif) 4) Kebutuhan 5) Langkah-langkah bantuan 6) Catatan penting lainnya. Penyusunan silabus, SK-KD, dan Indikator (PPI) Penyusunan jaringan tema (tematik) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Individual (RPPI) Penyusunan bahan ajar untuk peserta didik autistik yang bersangkutan (Sesuai PPI).
Adapun komponen kelengkapan model bahan ajar untuk anak Autis di SD ini adalah: 1. 2. 3. 4.
Profil Anak Jaringan tema Silabus Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Individual (RPPI) 5. Model bahan ajar
LAMPIRAN 1. Instrumen dan Format observasi untuk mendapatkan profil peserta didik 2. Model Bahan Ajar untu Anak Autis di Sekolah Dasar, untuk: a. Kelas I b. Kelas II c. Kelas III d. Kelas IV e. Kelas V, dan f. Kelas VI
Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
5
DAFTAR PUSTAKA Baron-Cohen, S. & Bolton, P. (1996) Autism the facts. New York: Oxford University Press Dowty, Terri dan Cowlishaw, Kitt (2002). Home Educating Our Autistic Spectrum Children. London: Jessica Kingsley Publishers. Erba, Heather Whiteford (2000). Early Intervention Programs for Children with Autism: Conceptual Frame Work for implementation dalam American Journal of Orthopsychiatry, volume 70 (1) Fouse, Beth. (1999). Creating a Win Win IEP for Students with Autism. Arlington – TX: Future Horizons Harris, Sandra L.dan Weiss, Mary Jane. (1998). Right from the start: Behavioral Intervention for Young Children with Autism. Bethesda-MD: Woodbine House Holmes, David L. (1998). Autism through the Life Span: The Eden Model. BethesdaMD: Woodbine House Maurice, Chaterine. (1996). Behavioral Intervention for Young Children with Autism. Austin - TX : Pro-Ed. Powers, Michael D. (1989). Children with Autism: A Parent’s guide. Bethesda-MD: Woodbine House Myles, Brenda Smith dan Andreon, Diane. (2001-2002). Assessment for Effective Intervention dalam Official Journal of the Council for Educational Diagnostic Services, volume 27. Stainback, Susan dan Stainback, William. (1997). Inclusion, A Guide for Educators. Baltimore – MD: Paul Brookes Publishing Co. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2007 tentang Standar Isi dan Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
6
Lampiran 1: INSTRUMEN OBSERVASI UNTUK MENDAPATKAN PROFIL PESERTA DIDIK 1. IDENTITAS SISWA Tanggal Periksa : ...................................................................................... Nama Anak : ....................................................................................... Usia : ....................................................................................... Kelas : ....................................................................................... Nama Orang Tua : ........................................................................................ Riwayat Pendidikan : ....................................................................................... Riwayat Kesehatan : …………………................................................................... Catatan lain yang penting : ...................................................................................... 2. OBSERVASI 1. Kemampuan peserta didik mengikuti tugas: Apakah peserta didik dapat duduk mandiri dengan tenang atau jalan-jalan di dalam kelas ? Apakah ada kontak mata ? jika ya, berapa lama (1 detik, 3 detik, 5 detik , atau lebih lama) Bagaimana rentang perhatian peserta didik panjang atau pendek, sebutkan lama dan kualitasnya ! Bagaimana pemahaman peserta didik terhadap instruksi yang diberikan? Bagaimana daya tangkap peserta didik teradap materi yang diberikan? (langsung mengerti, harus diulang-ulang, tidak mengerti dan harus diarahkan dll.) Bagaimana pelaksanaan tugas peserta didik ? (mandiri dengan cepat, mandiri tapi lama, dibantu penuh, dibantu sedikit) Bagaimana kepatuhan peserta didik ? (patuh, menolak tugas, ngeyel atau sama sekali tidak patuh) 2. Kemampuan motorik kasar dan halus Apakah peserta didik dapat melakukan gerakan motorik kasar seperti :berjalan, berlari, berdiri satu kaki, jongkok , senam dll.? Apakah cara peserta didik memegang pensil sudah benar? Bagaimana kemampuan motorik halus peserta didik seperti: menulis, mewarnai, menggambar, menggunting, melipat dsb. 3. Kemampuan bahasa Reseptif dan Ekpresif Apakah peserta didik memahami instruksi 1 tahap, 2 tahap atau 3 tahap ? Apakah peserta didik memahami konsep sama/matching, identifikasi dan klasifikasi? Apakah peserta didik dapat berbicara dan berkomunikasi dua arah? Apakah artikulasi peserta didik jelas? Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
7
Apakah peserta didik dapat mengemukakan keinginannya? Apakah peserta didik dapat menyampaikan pesan dengan tepat? Apakah peserta didik dapat bertanya dan menjawab pertanyaan? 4. Kemampuan Akademik Apakah peserta didik dapat mengenal warna, bentuk, huruf, angka dan benda sekitar? Apakah peserta didik dapat memahami konsep warna, bentuk, huruf, angka dan benda? Apakah peserta didik dapat mengenal dan mengidentifikasi anggota tubuh dan mengetahui fungsinya? Apakah peserta didik dapat membaca dan memahami bacaan yang dibacanya? Apakah peserta didik dapat berhitung? Apakah peserta didik dapat menyelesaikan soal penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian dan soal bentuk cerita dsb. Apakah peserta didik dapat berceritera? Apakah peserta didik dapat menceritakan gambar? 5. Kemampuan emosi dan sosialisasi Apakah peserta didik suka menganggu teman, kegiatan pembelajaran? Bagaimana sikap/perilaku peserta didik jika keinginan tidak dikabulkan? Apakah peserta didik sering marah, berteriak atau mengamuk? Apakah peserta didik melakukan tindakan destruktif (memukul, menendang, mencakar, menggigit dll) Apakah peserta didik mudah menyesuaikan diri dengan orang atau tempat yang baru baginya? Apakah peserta didik menangis atau menolak bertemu dengan orang yang baru dikenalnya? Apakah peserta didik dapat menjawab pertanyaan sosial seperti : “siapa namamu, di mana rumahmu” dll? Apakah peserta didik mempunyai minat bermain dan dapat bermain dengan teman sebayanya? 6. Kemampuan Bina Diri Apakah peserta didik dapat melakukan kegiatan seperti makan-minum, membuka-memakai baju/sepatu, toilet training secara mandiri? Apakah peserta didik dapat membersihkan dirinya tanpa bantuan? Apakah peserta didik dapat merapikan alat tulis, mainan atau perlengkapan lain setelah menggunakannya?
Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
8
FORMAT : HASIL OBSERVASI (KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK) NO
1 2 3 4 5
6
KEMAMPUAN
KEKUATAN
KELEMAHAN
KEBUTUHAN
LANGKAHLANGKAH BANTUAN
Kemampuan mengikuti tugas Kemampuan motorik Kemampuan bahasa Kemampuan akademik Kemampuan emosi dan sosialisasi Kemampuan bina diri
Model Bahan Ajar Autis di SD-2008
9