PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENDENGARKAN CERITA ANAK UNTUK SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI Oleh: Encil Puspitoningrum
[email protected] Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Abstract : teaching materials listen to stories of children in primary school is only fitting must be adapted to the characteristics of the students and also originated from the contextual issues. This research aims to produce teaching materials in the form of an ideal textbook contains material, training, evaluation, and reflection that include interactive multimedia and aims to describe the feasibility of the level of validity, practicality, the attractiveness and effectiveness of teaching materials products. The study design is used to adapt the development of research procedures Research and Development (R & D) Borg and Gall. Results of the research is the development of teaching materials in the form of the contents in accordance with the basic competence intended. Systematic teaching material is presented in three activities, namely the initial activity, core activities, and activities end. Variety of language presented in theory, texts, exercises, and reflection that uses logical and simple language. In terms of appearance, the letters in the title of each class using four combinations of fonts. In the interactive multimedia type and size of letters using three combinations are combined in the title. The conclusion of this study is developed teaching materials that can be used as a guide for teachers in learning to listen to stories of children in the classroom.
Keyword : teaching materials, listening , children's story. Abstrak : bahan ajar mendengarkan cerita anak di sekolah dasar sudah selayaknya harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan juga berawal dari masalah-masalah kontekstual. Penelitian ini bertujuan menghasilkan produk bahan ajar yang ideal berupa buku ajar yang berisi materi, latihan, evaluasi, dan refleksi yang dilengkapi multimedia interaktif serta bertujuan mendeskripsikan kelayakan berupa tingkat validitas, kepraktisan, kemenarikan, dan efektivitas produk bahan ajar. Rancangan penelitian pengembangan yang digunakan mengadaptasi dari prosedur penelitian Research and Development (R&D) Borg and Gall. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa isi bahan ajar sesuai dengan kompentensi dasar yang dituju. Sistematika bahan ajar ini disajikan dalam tiga kegiatan yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Ragam bahasa disajikan dalam teori, teks, latihan, dan refleksi yang menggunakan bahasa logis serta sederhana. Dari segi tampilan, huruf pada judul tiap kelas menggunakan empat kombinasi jenis huruf. Pada multimedia interaktif jenis dan ukuran huruf menggunakan tiga kombinasi yang dikombinasikan dalam judul. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahan ajar yang dikembangkan dapat digunakan sebagai panduan bagi guru dalam melakukan pembelajaran mendengarkan cerita anak di kelas.
Kata Kunci : bahan ajar, mendengarkan, cerita anak. PENDAHULUAN
Mendengarkan
cerita
anak
tentunya menjadi salah satu kegiatan
yang menyenangkan bagi anak. Selain
pemahaman tentang orang lain yang
dapat menjadi sebuah hiburan, kegiatan
berbeda
mendengarkan cerita anak memberi
mempelajari hakikat bahasa. Sastra
kesempatan anak untuk berimajinasi
anak merupakan wadah atau media
dan mengembangkan kemampuan daya
untuk
khayalnya.
berpikir, bersikap, bertingkah laku, dan
cerita
Melalui
anak,
anak
mendengarkan juga
mendapat
dari
diri
kita,
perkembangan
berbahasa.
dan
anak
Nurgiyantoro
(7)
dalam
(2010:217)
manfaat berupa pesan atau amanat yang
menyatakan bahwa tingkah laku tokoh
terkandung dalam cerita anak tersebut.
cerita anak haruslah dapat dijadikan
Selain itu, anak juga dapat belajar
teladan bagi pembaca anak-anak untuk
tentang
bersikap,
nilai-nilai
kehidupan
yang
bertingkah
laku,
dan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
berinteraksi sosial dengan sesama dan
hari. Dengan demikian anak dapat
lingkungan.
digiring
agar
mampu
menemukan
Anak Sekolah Dasar kelas tinggi
realitas kehidupan anak dari cerita anak
merupakan
yang diperdengarkan. Seharusnya masih
usianya kira-kira 9 atau 10 hingga
banyak orang tua yang bercerita dan
kisaran 12 atau 13 tahun. Pada masa ini,
mendongeng pada anaknya sebagai
anak
pengantar tidur di rumah. Selain itu, di
penting, yaitu berubahnya kehidupan
sekolah dasar dan menengah pertama,
fantasi yang subjektif menuju realisme
siswa masih harus diajarkan dengan
objektif. Lambat laun, sikap subjektif
media pengajaran karya sastra, misalnya
yang
berupa cerita pendek dan dongeng.
kehidupan
Stewig
masa
mengalami
diperoleh nyata
anak-anak
fase
akhir,
perubahan
pada semakin
gambaran objektif.
(1980:18-20)
Dapat dikatakan pada masa ini anak
menyatakan alasan utama mengapa
mengalami peralihan atau berada di
anak perlu diberi bacaan sastra yaitu (1)
antara fase operasional konkrit menuju
untuk kesenangan, (2) untuk mengalami
fase
petualangan, (3) untuk dapat melarikan
menyatakan bahwa periode operasi
diri sejenak dari situasi atau masalah
tingkat berpikir konkrit dimulai dari
yang
menstimulasi
usia 7-11 tahun, dan menuju peralihan
imajinasi, (5) memahami diri-sendiri
tingkat berpikir formal dimulai dari usia
dan
10-12 tahun (dalam Tarigan 2011:46).
dihadapi,
orang
lain,
(4)
(6)
mendapatkan
operasional
formal.
Piaget
Apabila dikaitkan dengan sastra,
SD Laboratorium (Lab) Universitas
pada periode ini anak sekolah dasar
Negeri Malang (UM) pada tanggal 10
kelas tinggi cenderung menyukai fiksi
Mei
dan realita. Melalui realitas kehidupan
pembelajaran mendengarkan cerita anak
anak
yang
di kelas dilakukan dengan metode
diperdengarkan, anak diharapkan siswa
mendengarkan cerita anak dari teks
dapat memperoleh gambaran kehidupan
yang dibacakan oleh teman. Bahan
dari cerita anak. Di dalam karya sastra
simakan dan latihan yang digunakan
fiksi itu sendiri terdapat isi, yakni nilai-
adalah dari buku teks dan modul
nilai
individual
dari
cerita
kehidupan.
anak
Melalui
nilai-nilai
2012,
menunjukkan
yang
bahwa
tidakmenyajikan
kehidupan, siswa diharapkan dapat
masalah-masalah yang kontekstual dan
mengeksplorasi isi cerita anak tersebut
belum menyajikan tentang penanaman
sesuai
perkembangan
nilai-nilai pendidikan karakter. Hal
Siswa
dapat
tersebut menyebabkan konsep siswa
melalui
terhadap pembelajaran mendengarkan
pemecahan permasalahan dan masalah
cerita anak untuk dapat diterapkan di
pribadinya.
dunia nyata masih kurang optimal.
dengan
pengalaman
personal.
memperkaya
kehidupanya
Proses
pembelajaran
dalam
Berdasarkan hasil wawancara
kerangka kompetensi abad 21 yaitu dari
dengan beberapa siswa kelas V dan VI,
21st
mereka
Century
Skills,
Education,
menginginkan
pembelajaran
Competitiveness, Partnertship for 21
mendengarkan cerita anak memiliki
Century 2008 dinyatakan bahwa tidak
kriteria yang menarik, yaitu (1) guru
cukup
benar-benar bercerita kepada mereka,
hanya
pengetahuan
saja,
meningkatkan tetapi
harus
(2)
guru
mengurangi
metode
dilengkapi dengan kemampuan kreatif,
ceramahdan (3) menggunakan media
kritis, berkarakter, kuat. Selain itu,
agar
proses pembelajaran didukung dengan
wawancara dengan dua guru bahasa
kemampuan memanfaatkan informasi
Indonesia (partner teaching) di kelas V
dan
dan VI SD Lab UM pada tanggal 10
berkomunikasi
(Kemdikbud,
2013:51). Berdasarkan
April observasi
yang
dilakukan pada siswa kelas V dan VI
tidak
bosan.Berdasarkan
2012,
pembelajaran
hasil
yang
dilakukan mengacu pada buku teks dan untuk
kegiatan
lanjutan
adalah
menggunakan modul sebagai metode
dari masalah-masalah kontekstual di
pembelajaran individual yang menjadi
lingkungan siswa agar siswa dapat
sistem
untuk
mengkonstruk pemahamannya dalam
pembelajaran di kelas tinggi. Namun,
mengaitkan cerita anak dengan dunia
bahan ajar yang digunakan lebih banyak
nyata.Pemilihan
mengacu pada modul tersebut.
karakter
yang
materi
bahan
penilaian
individu
Berdasarkan peneliti,
modul
pengamatan individual
yang
nilai
pendidikan
ditanamkan
dengankebutuhan
melalui
ajar,
disesuaikan
dan
karakteristik
digunakan oleh siswa adalah lembar
siswa. Dengan demikianbahan ajaryang
kerja siswa (LKS) dan dirancang oleh
disajikan mampu memecahkan masalah
pihak sekolah. Sehingga pembelajaran
yaitu mengurangi tingkat keabstrakan
mendengarkan cerita anak selama ini
materi yang dan pembelajaran menjadi
guru tidak berani terbuka menggunakan
lebih bermakna bagi siswa.
bahan ajar lain untuk menyampaikan materi
khususnya pada pembelajaran
Dengan memperhatikan temuan di lapangan dan mempertimbangkan
mendengarkan cerita anak pada kelas V
alternatif
dan VI. Padahal sekolah tersebut sudah
dikembangkan
memiliki
multimedia
disesuaikan dengan karakteristik siswa
komputer yang dapat dimanfaatkan
di kelas. Bahan ajar yang dikembangkan
untuk menggunakan alternatif bahan
haruslah dapat memecahkan masalah
ajar
yaitu
lain
perangkat
di
kelas.
Guru
dapat
solusi,
sudah bahan
mengurangi
ajar
tingkat
belum pernah menggunakan bahan ajar
permasalahan
mendengarkan
Menurut Amri (2010:161) bahan ajar
dengan
memanfaatkan multimedia komputer.
temuan
yang
kesulitan
materi
anak
metode
yang
mengoperasikan komputer tetapi masih
cerita
dan
selayaknya
di
menjadi lapangan.
dapat berupa empat bentuk yaitu, (1)
Dari hasil temuan permasalahan
bahan ajar pandang, (2) bahan ajar
di atas, perlu dilakukan upaya untuk
dengar, (3) bahan ajar pandang dengar,
memecahkan
dan
masalah.Sudah
(4)
bahan
ajar
pembelajaran
selayaknya bahan ajar mendengarkan
multimedia interaktif, dan (5) bahan ajar
cerita anak di sekolah dasar disesuaikan
berbasis web (web based learning
dengan karakteristik siswa. Bahan ajar
materials).
yang dikembangkan haruslah berawal
Pengembangan
ajar
pembelajaran kontekstual Contextual
dalam
Teaching and Learning (CTL). Melalui
penelitian ini menyajikan materi dalam
penambahan muatan nilai pendidikan
bentuk bahan ajar pandang dan dengar.
karakter serta menggunakan pendekatan
Bahan ajar berupa buku ajar yang
pembelajaran kontekstual yang nyata
dilengkapi dengan multimedia interaktif
diharapkan
sebagai
dalam
menghadapi tantangan masa depan yang
yang
tidak hanya mempunyai kemampuan
mendengarkan
media
pembelajaran. disajikanberisi
cerita
bahan anak
pendamping Buku
ajar
instruksi
kegiatan
siswa
pengetahuan
Indonesia
secara
dapat
kognitif,
pembelajaran mendengarkan dan latihan
mempunyai keterampilan bekerja, tetapi
agar siswa dapat belajar secara mandiri
juga memiliki pembentukan karakter
maupun kelompok secara praktis di
dari nilai inti untuk sekolah dasar yang
kelas. Sedangkan multimedia interaktif
telah disiapkan.
disajikan sebagai media pendamping
Bertolak dari latar belakang,
dari buku ajar agar siswa belajar
peneliti
secaramenyenangkan.
melakukan penelitian dengan judul
Pengembangan
memiliki
bahan ajar yang disajikan berupa buku
Pengembangan
ajar yang dilengkapi dengan multimedia
Mendengarkan
interaktif
dipilih
menciptakan
inspirasi
Bahan Cerita
untuk
Ajar
Anak
untuk
karena
dapat
Sekolah Dasar Kelas Tinggi. Penelitian
pembelajaran
yang
ini
menyajikan
bahan
ajar
menarik dan interaktif. Aplikasi bahan
mendengarkan cerita anak berupa buku
ajar ini juga sesuai dengan kebutuhan
ajar
siswa di kelas, sehingga guru dapat
interaktif. Bahan ajar berisiteori cerita
memodifikasi
langkah-langkah
anak, materi berupateks dan audio cerita
pembelajaran agar tercipta pembelajaran
anak, latihan, evaluasi, dan refleksi
mendengarkan cerita anak yang tidak
pembelajaran. Seluruh rangkaian bahan
monoton dan membosankan.
ajar
Pengembangan mendengarkan
cerita
bahan anak
ajar dalam
penelitian ini mengintegrasikan bahan ajar dalam nilai pendidikan karakter serta
menggunakan
pendekatan
dilengkapi
tersebut
dengan
multimedia
diharapkan
mampu
membangkitkan minat siswa dalam belajar
khususnya
mendengarkan cerita anak.
pembelajaran
SD Laboratorium Universitas Negeri
METODE Pendekatan dalam
penelitian
yang ini
digunakan
Malang.
megadaptasi
Reasearch and Developement (R&D) teori pengembangan dari Borg dan Gall (1983). Prosedur pengembangan yang
Tabel 1. Aspek yang dinilai, Instrumen,
ditempuh terdiri dari lima langkah, yaitu
Data yang diamati, dan Responden
(1) penelitian & pengumpulan data (Reasearch & Information Collector) , (2)
perencanaan
pengembangan (Develope
draf
(Planning), produk
Premliminary
Form
(3)
Aspek yang dinilai
Instrumen
a. Angket
Kevalidan bahan ajar
Kepraktis an produk
a. Pedoman wawancara b. Angket
Kemenari kan produk
a. Pedoman wawancara b. Angket
Keefektif an produk
Lembar tes
Kemudahan guru dalam menggunak an bahan ajar Ketertarikan siswa dalam belajar menggunak an bahan ajar Ketercapaia n tujuan pembelajara n Nilai uji kompetensi mendengark an cerita anak ≥75 (KKM)
revisi produk utama (Main Product Revision). Subjek coba (validasi) produk ini terdiri atas tiga kelompok. Pertama, kelompok ahli yang terdiri dari dua orang ahli sastra anak, dan dua orang uji ahli pembelajaran sastra. Kelompok ini dilibatkan untuk mengetahui tingkat produk
a. Ahli sastra anak b. Ahli pembela jaran sastra Guru bahasa Indonesia
Validitas produk
of
awal (Preminary Field Testing), (5)
kedua
Responden
awal
Product), (4) uji coba lapangan tahap
validasi
Data yang diamati
yang
Siswa
Siswa
dikembangkan yaitu buku ajar dan CD Penelitian
multimedia interaktif. Kedua, uji coba lapangan
awal,
yaitu
penilaian
teknik
kualitatif
ini dan
menggunakan kuantitatif
kepraktisan bahan ajar yang dilakukan
sederhana. Data kualitatif yang berupa
terhadap dua guru di SD Laboratorium
data verbal. Langkah-langkah untuk
UM di kota Malang. Ketiga, uji coba
menganalisis data verbal ini, yaitu (1)
dilaksanakan dengan melibatkan siswa
mengumpulkan data verbal tertulis dan
kelas tinggi yang berasal dari sekolah
lisan pada produk bahan ajar, (2) mentranskrip data verbal tertulis dan
lisan, (3) menghimpun, menyeleksi, mengklasifikasikan data verbal tulis dan hasil transkrip verbal lisan berdasarkan
∑x : jumlah keseluruhan responden dalam seluruhan item ∑xi : jumlah keseluruhan skor ideal dalam satu item 100% : konstanta.
kelompok uji, dan (4) menganalisis data dan merumuskan simpulan hasil analisis
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai dasar untuk melakukan tindakan
Deskripsi Produk
terhadap produk bahan ajar. Teknik
kuantitatif
Terdapat empat aspek utama digunakan
yang terdapat dalam bahan ajar ini yaitu
untuk menganalisis data kuantitatif yang
(1) aspek isi, (2) aspek sistematika, (3)
diperoleh dari angket penilaian produk
aspek bahasa, dan (4) aspek tampilan.
bahan ajar. Data yang diperoleh dari
Deskripsi isi bahan ajar mendengarkan
kuesioner tentang kelayakan bahan ajar
cerita anak yaitu (1) materi, (2) teks, (3)
yang
validitas,
latihan, dan (4) refleksi. Teks cerita
dan
anak yang digunakan dalam bahan ajar
efektivitas produk bahan ajar dianalisis
diambil dari cerita kehidupan sehari-
dengan teknik kuantitatif sederhana
hari siswa. Hal ini bertujuan agar siswa
dengan menghitung presentasi jawaban
semakin
tiap item pertanyaan. Pengolahan data
sehari-hari yang mereka temui. Latihan,
angket yang diperoleh dari penyebaran
tugas,
angket ahli, angket guru, dan angket
disajikan
siswa yang sudah divalidasi, dianalisis
mendengarkan cerita anak dikemas
dengan menggunakan rumus sebagai
dalam dua bentuk yaitu (1) kegiatan
berikut.
individu, dan (2) kegiatan kelompok.
Rumus untuk mengolah data per item
Refleksi disajikan pada akhir kegiatan.
meliputi
kepraktisan,
Keterangan: P X satu item Xi 100%
tingkat kemenarikan,
=
× 100%
: presentase : jawaban responden dalam : nilai ideal dalam satu item : konstanta.
Rumus untuk mengolah data secara ∑ keseluruhan item = ∑ × 100% Keterangan:
peka
dan
Refleksi
terhadap
uji dalam
disajikan
fenomena
kompetensi bahan
melalui
yang ajar
empat
bentuk, yaitu (1) renungan untuk siswa, (2) menilai karakter diri-sendiri, (3) rubrik penilaian uji kompetensi, dan (4) catatan evaluasi dari guru. Sistematika produk bahan ajar mendengarkan cerita anak untuk siswa kelas tinggi, disajikan secara berurutan.
Tujuannya adalah untuk menggiring
subbab juga didominasi oleh kalimat
siswa memahami cerita anak. Terdapat
tanya dan kalimat perintah.
tiga kegiatan utama yang diberikan pada
Tampilan disajikan dalam dua
bahan ajar mendengarkan cerita anak.
bentuk yaitu berupa buku ajar dan
Kegiatan
ajar
dilengkapi (CD) multimedia interaktif
mendengarkan cerita anak kelas V
sebagai media pembelajaran. Tampilan
diacukan pada lima subbab, yaitu: (1)
bahan ajar dilihat dari berbagai segi,
subbab permainan tebak karakter, (2)
mulai dari warna, jenis huruf, hingga
subbab materi cerita anak, (3) subbab
pemilihan gambar. Warna bahan ajar
berlatih mendengarkan cerita anak, (4)
untuk kelas V SD didominasi oleh
subbab berlatih mandiri, dan subbab
warna biru, warna bahan ajar untuk
berlatih
inti.
kelas VI SD didominasi oleh warna
Kegiatan inti berisi tiga subbab yaitu (1)
oranye. Kedua warna tersebut dipilih
subbab mendengarkan cerita anak dan,
berdasarkan permintaan siswa, ketika
(2) subbab tugas individu, (3) subbab
peneliti melakukan studi pendahuluan.
tes uji kompetensi. Kegiatan akhir
Huruf yang dipilih dalam bahan ajar
bahan ajar mendengarkan cerita anak
adalah Cambria 12. Jenis huruf tersebut
berisi empat menu utama yaitu (1)
dipilih karena sesuai dengan tingkat
subbab renungan untuk siswa, (2)
keterbacaan siswa. Pemilihan gambar
subbab rubrik penilaian, (3) subbab
pada bahan ajar mendengarkan cerita
penilaian diri-sendiri dan (4) subbab
anak
catatan evaluasi dari guru.
disampaikan.
awal
bahan
kelompok.
Kegiatan
mengilustrasikan
materi
yang
Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar mendengarkan cerita anak untuk SD kelas tinggi adalah bahasa
Hasil Uji Coba Komponen deskripsi isi dari ahli
yang komunikatif dan mudah dipahami.
pembelajaran
Keinteraktifan bahasa yang disajikan
mendapatkan skor rata-rata 86%, secara
dalam buku ajar dapat dilihat dari
keseluruhan aspek produk ini dapat
penyajian permainan, teks, tabel latihan,
dikualifikasikan
tugas,
Setiap
diimplementasikan dan dapat digunakan
instruksi yang disajikan dalam setiap
dalam pembelajaran. Setelah dilakukan
dan
uji
kompetensi.
sastra
I
sangat
dan
II
layak
revisi deskripsi isi dari validasi uji ahli
dengan ahli sastra anak dan ahli
diimplementasikan dan dapat digunakan
pembelajaran sastra, dilakukan uji coba
dalam pembelajaran. Setelah dilakukan
pada guru bahasa Indonesia kelas V &
revisi komponen sistematika penyajian
VI SD. Komponen deskripsi isi dari
dari uji ahli dengan ahli sastra anak dan
guru kelas V dan kelas VI mendapatkan
ahli pembelajaran sastra, dilakukan uji
skor
secara
coba pada guru bahasa Indonesia kelas
dapat
V & VI SD. Komponen sistematika
layak
penyajian dari guru kelas V dan VI
rata-rata
keseluruhan
93,75%,
aspek
dikualifikasikan
produk sangat
diimplementasikan dan dapat digunakan
mendapatkan
dalam pembelajaran. Setelah dilakukan
secara keseluruhan aspek produk bahan
revisi deskripsi dari dari guru kelas V &
ajar dapat dikualifikasikan sangat layak
VI SD. Dilakukan uji coba komponen
diimplementasikan dan dapat digunakan
deskripsi isi dengan siswa kelas V dan
dalam pembelajaran. Setelah dilakukan
VI SD Lab UM. Komponen deskripsi
revisi sistematika penyajian dari guru
isi
VI
kelas V & VI SD. Dilakukan uji coba
100%,
komponen deskripsi sistematika dengan
secara keseluruhan aspek produk dapat
siswa kelas V dan VI SD Lab UM.
dikualifikasikan
layak
Komponen sistematika penyajian dari
diimplementasikan dan dapat digunakan
siswa kelas V dan VI mendapatkan skor
dalam pembelajaran.
rata-rata 100%, secara keseluruhan
dari
siswa
mendapatkan
kelas
skor
V
dan
rata-rata
sangat
Komponen
sistematika
aspek
skor
produk
rata-rata
bahan
ajar
dapat
penyajian dari ahli sastra anak I & II
dikualifikasikan
mendapatkan skor rata-rata 93,75%,
diimplementasikan dan dapat digunakan
secara keseluruhan aspek produk dapat
dalam pembelajaran.
dikualifikasikan
sangat
sangat
100%,
layak
layak
Komponen ragam bahasa dari
diimplementasikan dan dapat digunakan
ahli sastra anak I & II mendapatkan
dalam
Komponen
skor rata-rata 75%, pada aspek ini
dari
ahli
secara keseluruhan produk bahan ajar
pembelajaran sastra I & II mendapatkan
dapat dikualifikasikan cukup layak dan
skor rata-rata 81,5%, secara keseluruhan
revisi sehingga belum dapat digunakan
aspek
dapat
dalam pembelajaran. Komponen ragam
layak
bahasa dari ahli pembelajaran sastra I &
pembelajaran.
sistematika
penyajian
produk
dikualifikasikan
bahan
ajar
II mendapatkan skor rata-rata 75%,
dikualifikasikan
pada aspek ini secara keseluruhan
diimplementasikan dan dapat digunakan
produk
dalam
bahan
ajar
dapat
sangat
pembelajaran.
layak
Komponen
dikualifikasikan cukup layak dan revisi
tampilan dari ahli pembelajaran sastra I
sehingga belum dapat digunakan dalam
dan II mendapatkan skor rata-rata
pembelajaran. Setelah dilakukan revisi
81,94%,
ragam bahasa dari uji ahli dengan ahli
produk
sastra anak dan ahli pembelajaran
dikualifikasikan
sastra, dilakukan uji coba pada guru
diimplementasikan dan dapat digunakan
bahasa Indonesia kelas V & VI SD.
dalam pembelajaran. Setelah dilakukan
Komponen ragam bahasa dari guru
revisi komponen tampilan dari validasi
kelas V dan VI mendapat skor rata-rata
uji ahli dengan ahli sastra anak dan ahli
91,6%, sehingga secara keseluruhan
pembelajaran sastra, dilakukan uji coba
pada aspek produk bahan ajar dapat
pada guru bahasa Indonesia kelas V &
dikualifikasikan
layak
VI SD. Dilakukan uji coba komponen
diimplementasikan dan dapat digunakan
tampilan dengan guru kelas V dan VI
dalam pembelajaran. Setelah dilakukan
SD Lab UM. Komponen tampilan dari
revisi komponen ragam bahasa dari
guru kelas V & VI SD mendapatkan
guru kelas V & VI SD. Dilakukan uji
skor
coba komponen ragam bahasa dengan
keseluruhan aspek produk bahan ajar
siswa kelas V dan VI SD Lab UM.
dapat dikualifikasikan sangat layak
Komponen ragam bahasa dari siswa
diimplementasikan dan dapat digunakan
kelas V dan VI mendapatkan skor rata-
dalam pembelajaran. Setelah dilakukan
rata 100%. Sehingga, pada aspek ini
revisi komponen tampilan dari guru
secara keseluruhan produk bahan ajar
kelas V & VI SD. Dilakukan uji coba
dapat dikualifikasikan sangat layak
komponen tampilan dengan siswa kelas
diimplementasikan dan dapat digunakan
V dan VI SD Lab UM. Komponen
dalam pembelajaran.
tampilan dari siswa kelas V & VI SD
sangat
secara bahan
rata-rata
keseluruhan ajar
aspek dapat layak
95,31%,
secara
Komponen tampilan dari ahli
mendapatkan skor rata-rata 85,41%,
sastra anak I dan II mendapatkan skor
secara keseluruhan aspek produk bahan
rata-rata 86,11%, secara keseluruhan
ajar
aspek
produk
bahan
ajar
dapat
dapat
dikualifikasikan
layak
diimplementasikan dan dapat digunakan
anak. teks cerita anak memuat tema ten-
dalam pembelajaran.
tang salah satu nilai pendidikan karakter. Penyajian teks cerita anak untuk
PEMBAHASAN
kelas V berisi tentang nilai karakter rea-
Buku Ajar
ligi dengan judul Mimpi Buruk dan nilai
Lindsay dan Knight (2006:49-
karakter mandiri dengan judul Jin San-
54) membagi tahapan kegiatan pembe-
dal. Sedangkan penyajian teks cerita
lajaran mendengarkan di dalam kelas
anak untuk kelas VI berisi tentang nilai
menjadi tiga tahap yaitu tahap (1) pra-
karakter disiplin dengan judul Kota
mendengarkan, (2) mendengarkan, dan
Mayat Hidup dan nila karakter bekerja
(3) setelah mendengarkan.
keras dengan judul Petani yang Bekerja
Deskripsi isi pada tahap pramendengarkan disajikan materi dawali
Keras. Ketiga,
yakni
tahap
setelah
dengan memberikan permodelan De-
mendengarkan hal pertama yang perlu
skripsi isi pada dasarnya meliputi empat
dilakukan setelah siswa melakukan ke-
hal utama. Pertama, menu materi. Mate-
giatan mendengarkan adalah memeriksa
ri dawali dengan memberikan permode-
jawaban. Siswa dapat membandingkan
lan dalam bentuk permainan tebak ka-
jawaban mereka satu sama lain. Kemu-
rakter dari tokoh-tokoh film kartun Do-
dian guru mengecek jawaban bersama-
raemon untuk kelas V dan berupa per-
sama semua siswa. Uji kompetensi di-
mainan bisik berantai untuk kelas VI.
buat bertujuan untuk mengetahui hasil
Kedua bentuk permodelan ini bertujuan
tes mendengarkan siswa selama pembe-
untuk mengkonstruk pemahaman siswa
lajaran. Latihan, tugas, dan tes uji kom-
dalam menghubungkan teoridan di-
petensi disajikan dalam bentuk perta-
kaitkan dengan kehidupan sehari-hari
nyaan representasi respon (aestetik dan
siswa.
efferent) dan representasi visual. Hal ini Kedua, tahap mendengarkan yai-
bertujuan memudahkan siswa dalam
tu pada tahap ini siswa menemukan ja-
mengerjakan
sekaligus
waban-jawaban dari apa yang didengar-
dengan menyenangkan.
mengerjakan
kan atau melakukan kegiatan lainnya
Panen (2001:2) mengungkapkan
selama kegiatan mendengarkan berlang-
komponen utama dalam sistematika pe-
sung. Pada disajikan dua teks cerita
nyajian meliputi (1) tinjauan kompeten-
si, (2) pendahuluan, (3) bagian inti, (4)
yang komunikatif, dan (3) keruntutan
penutup, (5) daftar pustaka, dan (6)
dan keterpaduan alur pikir. Pemakaian
lampiran. Berdasarkan kriteria tersebut,
bahasa dalam bahan ajar mendengarkan
bahan ajar mendengarkan cerita anak
cerita anak untuk siswa sekolah dasar
tergolong sudah memenuhi semua aspek
kelas tinggi sesuai dengan perkemban-
dalam sistematika penyajian. Berikut
gan intelektual dan emosional siswa.
dipaparkan sistematika penyajian bahan
Pengguna bahan ajar adalah siswa seko-
ajar mendengarkan cerita anak untuk
lah dasar kelas V dan VI yang berada
kelas tinggi. Sistematika buku ajar seca-
pada kisaran usia 10-12 tahun.
ra keseluruhan disajikan berturut-turut
Dalam bahan ajar mendengarkan
dan terperinci berupa (1) halaman de-
cerita anak anak siswa dilatih menghu-
pan, (2) halaman sampul, (3) kata pen-
bungkan kata dengan makna tertentu.
gantar, (4) kompetensi yang harus dica-
Hal ini diwujudkan melalui variasi lati-
pai, (5) daftar isi, (6) kegiatan awal
han-latihan, tugas, dan uji kompetensi.
(permainan tebak karakter/ permainan
Variasi latihan misal dalam mengung-
bisik berantai, materi cerita anak, teks
kapkan
untuk
mengungkapkan
latihan
mendengarkan
cerita
perasaan,
pengalaman, sebab
akibat,
dan dan
anak, latihan mandiri, dan latihan ke-
mengisi kalimat rumpang, memilih kata
lompok), (7) kegiatan inti (teks untuk
yang sesuai dengan isi, mencocokkan
mendengarkan cerita anak, tugas indivi-
gambar dengan isi, membuat dialog
du, dan tes uji kompetensi), (8) kegiatan
mini yang ingin disampaikan oleh siswa
akhir (refleksi, menilai karakter diri-
setelah kegiatan mendengarkan.
sendiri, rubrik penilaian uji kompetensi,
Muslich (2010:312) memapar-
catatan evaluasi guru), dan (9) daftar
kan kriteria kelayakan tampilan perlu
pustaka, (10) butir-butir mutiara, dan
mempertimbangkan (1) jenis dan uku-
(11) biodata penulis.
ran huruf, (2) penataan halaman dan
Muslich (2010:303-305) mema-
sistem penomeran, (3) penggunaan ilu-
parkan beberapa kriteria kelayakan ba-
strasi dan warna bahan ajar, dan (4) de-
hasa yang baik, diantaranya (1) kese-
sain sampul bahan ajar. Bahan ajar ini
suaian pemakaian bahasa dengan per-
sudah memenuhi semua kriteria kelaya-
kembangan intelektual, sosial, dan emo-
kan tersebut. Berikut dipaparkan ragam
sional siswa, (2) pemakaian bahasa
tampilan dalam bahan ajar. Pada buku
ajar, jenis dan ukuran huruf. Huruf pada
mendukung. Terdapat tiga ilustrasi pada
judul tiap kelas dalam bahan ajar meng-
sampul bahan ajar. Ilustrasi pertama
gunakan empat kombinasi jenis huruf,
adalah gambar seorang guru dan papan
yaitu (1) broadway, (2) kristen ITC, (3)
tulis,terletak disebelah pojok kiri atas.
calibri, dan (4) castelar. Keempat jenis
Gambar
tersebut dikombinasikan dalam judul,
kegiatan pembelajaran. Ilustrasi kedua
agar menarik perhatian siswa untuk
adalah gambar guru dikelilingi oleh mu-
membacanya. Berikut contohnya.
rid-muridnya, terletak di sebelah pojok
tersebut
memvisualisasikan
Penataan halaman dan sistem
kiri atas. Ilustrasi tersebut memvisuali-
penomeran pada bahan ajar. Bidang ce-
sasikan suasana pembelajaran yang me-
tak
A5
nyenangkan. Ilustrasi ketiga adalah
(14,8x21cm) 80 gram. Proporsi margin
gambar siswa menggunakan seragam
bahan ajar adalah margin to (atas) beru-
merah-putih, terletak di pojok kanan
kuran 3 cm, margin left (kiri) berukuran
bawah.
buku
ajar
adalah
kertas
4 cm, margin right (kanan) berukuran 3 cm, dan margin bottom (bawah) beruku-
Penyajian Berupa Multimedia Inte-
ran 3 cm. Bahan ajar menggunakan sis-
raktif
tem penomeran di sebelah tengah ba-
Isi pada multimedia interaktif
wah. Ketiga, penggunaan ilustasi dan
sebagai media pelengkap buku ajar
warna bahan ajar. Bahan ajar yang di-
mendengarkan cerita anak pada dasar-
kembangkan menggunakan komposisi
nya sama dengan deskripsi isi pada bu-
warna yang berbeda-beda tiap bab. Ba-
ku ajar yaitu meliputi petunjuk penggu-
han ajar kelas V didominasi oleh warna
naan, skenario pembelajaran, materi,
biru, sedangkan untuk kelas VI didomi-
audio mendengarkan cerita anak, evalu-
nasi oleh warna oranye. Hal ini dis-
asi, dan refleksi. Sistematika multime-
ebabkan bahan ajar didominasi warna-
dia interaktif terdapat pada pilihan tom-
warna cerah yang menarik untuk siswa
bol menu yang disajikan secara bertu-
sekolah dasar. Berikut contohnya.
rut-turut yaitu (1) halaman depan, (2)
Keempat, desain sampul bahan
pengantar dan petunjuk penggunaan, (3)
ajar. Sampul bahan ajar memuat (1) ju-
abstraksi skenario pembelajaran, (4)
dul bahan ajar, (2) alokasi waktu, (3)
materi, (5)audio cerita anak, (6) latihan,
sasaran produk, dan (4) ilustrasi yang
(7) evaluasi, (8) refleksi, dan (9) biodata
pengembang. Bahasa yang digunakan
PENUTUP
dalam multimedia interaktif menyesuai-
Simpulan
kan pada buku ajar mendengarkan cerita
Bahan ajar mendengarkan cerita
anak. sedangkan untuk tampilan multi-
anakini
memiliki
kelemahan
media yang disajikan akan dipaparkan
keunggulan
berikut ini.
adalah kajian tentang keunggulan dan
pada
produk.
dan
Berikut
Pada multimedia interaktif jenis
kelemahan produk. Keunggulan produk
dan ukuran huruf pada kelas V dan VI
ini secara isi mampu menggiring siswa
dalam bahan ajar menggunakan tiga
mencapai
kombinasi jenis huruf, yaitu (1) Arial
mendengarkan cerita anak, hal ini dapat
Black, (2) Arial, dan (3) Cambria. Ke-
terlihat dari hasil skor yang diperoleh
tiga jenis tersebut dikombinasikan da-
siswa setelah menggunakan bahan ajar
lam judul, agar menarik perhatian siswa
ini adalah di atas SKM. Sedangkan
untuk membacanya. Penataan halaman
secara
dan sistem menu multimedia. Ukuran
menyesuaikan perkembangan siswa dan
halaman
juga
multimedia
adalah
hasil
lebih
tampilan
baik
dalam
produk
menyesuaikan
ini
perkembangan
700x500mm. Halaman diurutkan sesuai
teknologi pada saat ini, yang telah
dengan skenario pembelajaran yang te-
menggunakan
lah dirancang. Sistem menu yang disaji-
pemanfaatan multimedia, produk ini
kan semua terhubung dengan tombol
dapat saling melengkapi atau bisa
link
bahan
dipakai salah satu dimanapun dan
dan
kapanpun. Di samping keunggulan,
penggunaan sistem menu yang disaji-
produk ini masih memiliki kelemahan.
kan seperti pada gambar berikut ini.
Kelemahan
Penggunaan ilustasi, warna, dan sampul
pemakaian multimedia interaktif, secara
multimedia interaktif
teknis
pada
setiap
ajar.Tampilanpenataan
halaman halaman
menggunakan
multimedia.
terutama
produk
Dengan
terletak
ini
pada
memanfaatkan
komposisi warna yang berbeda pada
komputer
sebagai
media
tiap jenjang. Bahan ajar kelas V dido-
pengaksesannya.
Tanpa
komputerini
minasi oleh warna biru, sedangkan un-
tidak dapat diakses. Sehingga jalan
tuk kelas VI didominasi oleh warna
keluarnya adalah cukup memanfaatkan
oranye.
buku ajar. Secara tampilan agar menarik siswa buku ajar maupun program
multimedia interaktif cukup sulit dalam
DAFTAR RUJUKAN
segi perancangannya, dibutuhkan ahli di
Amri, S & Lif, K. 2010. Konstruksi Pengembangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.
bidang ini. Saran Bahan ajar mendengarkan cerita anak untuk sekolah dasar kelas tinggi dapat dijadikan alternatif bagi guru kelas V dan VI untuk mengajarkan kompetensi dalam
cerita
mengidentifikasi (tokoh,
tema,
unsur latar,
amanat). Guru dapat mengoptimalkan penggunaan bahan ajar dengan terus mendorong siswa dan menumbuhkan kepekaan ketika mendengarkan cerita anak. Bahan ajar mendengarkan cerita anak untuk sekolah dasar kelas tinggi juga dapat digunakan sebagai alternatif untuk belajar di rumah, khususnya dalam hal mendengarkan cerita anak. Hal tersebut karena bahan ajar yang meyajikan tentang cerita anak, jarang ditemui oleh siswa. Tahapan-tahapan pembelajaran di dalam bahan ajar ini mudah diikuti oleh siswa, sehingga mereka dapat menggunakanya secara mandiri.
Borg, W.R., & Gall, M.D. 1983. Educational Reasearch an Introduction. New York: Longman Inc. Kemdikbud. 2013. Pengembangan Kurikulum2013. Pdf disajikan dalam Sosialisasi Kurikulum 2013 di hadapan insan pendidikan se-Kota Malang Raya, Graha Cakrawala UM, Malang, 19 Januari 2013. Stewig, John Warren.1980. Children and Literature. Chicago: Rand Mcnally College Publishing Company. Lindsay, C. & Knight, P. 2006. Learningand Teaching English: A Cours For Teachers. New York: Oxford University Press. Muslich, M. 2010. Text Book Writing: Dasar-Dasar Pemahaman Pemakaian BukuTeks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Nurgiyantoro, B. 2010. Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pannen, P., & Purwanto. 2001. Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka.