THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
MOBILITAS PEKERJA KE MALAYSIA: (STRATEGI MASYARAKAT DESA JAWA TENGAH MENGATASI KEMISKINAN DAN BIAYA PENDIDIKAN) Tjipto Subadi1), Sofyan Anif2) Prodi Pendidikan Geografi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta1)
[email protected] Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta2)
[email protected]
Abstrak Tujuan penelitian ini mengkaji; 1) Strategi pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan. 2) Langkah-langkah yang ditempuh pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengatsi permasalahan pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah.. Pendekatan yang digunakan dalam penelian ini adalah kualitatif fenomenologi, paradigmanya definisi sosial yang bergerak pada kajian mikro. Subjek penelitiannya pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah terutama yang mempunyai masalah. Pengumpulan data dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara, dalam wawancara menggunakan teori first order understanding dan second order understanding, Sedangkan teknik analisis datanya menggunakan sistem tiga alur yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah 1) Strategi pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan adalah dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan manajemen tertib keuangan, Pendekatan santun terhadap majikan dan pendekatan relegiusitas. 2)Langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengatsi permasalah pekerja di Malaysia adalah (a) Melarang kepada majikan yang bermasalah menggunakan jasa pekerja dari Jawa Tengah (b) Semua permasalahan pekerja diselesaikan oleh badan bersama penyelesaian masalahIndonesia-Malaysia (c) Pemerintah Jawa Tengah melaporkan kepada KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Malaysia. Kata Kunci: strategi, pekerja,mengatasi, kemiskinan, pendidikan
PENDAHULUAN Mobiltas pekerja dalam penelitian ini identik dengan mobiitas orang (penduduk) dalam konteks di Indonesia dikenal dengan nama migrasi, migrasi ini telah dimulai sejak manusia ada, tetapi secara formal mobilitas tersebut dimulai sejak tahun 1905 dengan tujuan memenuhi permintaan kebutuhan pekerjaan perkebunan, dan pemerintah Belanda waktu itu telah memindahkan 155 Kepala Keluarga dari Jawa ke Gedong Tataan Sumatra Selatan (Subadi T., dalam Jurnal 2010)[1] Mobilitas orang yang dikenal dengan istilah migrasi juga telah terjadi di setiap desa di Jawa Tengah, dalam Journal International Research on Humanities and
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Social Sciences, dijelaskan; Nevertheless, the number of transmigration in Central Java decreased from 2003 to 2007. “In2003, a transmigration target was 1,249 heads of households and only 1,087 heads of households did migrate (3,989 people). In 2007, a transmigration target was 856 heads of households but only 581 heads of household had migrated (2,158 people)”.(Subadi., T, Rahmah I., 2013)[2] Jumlah migrasi di Jawa Tengah “pada tahun 2003 dari target 1.249 KK dapat terealisir 1.087 KK dengan jumlah jiwa 3.989 orang, sedang pada tahun 2007 dari target 856 KK dapat terealisir 581 KK dengan jumlah jiwa 2.158 orang.
177
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
Data yang dikumpulkan dalam penelitian Subadi tahun 2015 diperoleh keterangan bahwa angkatan kerja di Jawa Tengah pada tahun 2013 sebanyak 17.524.022 orang, jumlah yang bekerja 16.469.960 orang, dengan tingkat pengangguran sebanyak 1.054.062 orang. Sedangkan Angkatan kerja Tahun 2014 sebanyak 17.547.026 orang, jumlah yang bekerja 16.550.682 orang, dengan tingkat pengangguran SD 339.713 orang (34,11); SMP 262.746 orang (26.38); SMA 354.999 orang (35,63); D1-D3 14.660 orang (1,48); S1 26.226 orang (2,64).[3] Sedangkan jumlah Tenaga Kerja Indonesia Jawa Tengah ke luar negeri pada tahun 2014 sebanyak 41.445 orang pekerja informal; dan 51.160 orang pekerja formal, sedangkan pada tahun 2015 (Januari-Mei) sebanyak 12.258 orang pekerja informal; dan 13.018 orang pekerja formal. Khusus tenaga kerja asal Jawa Tengah ke Malaysia pada tahun 2013 sebanyak 4.750 orang pekerja informal; dan 21.619 orang pekerja formal. Pada tahun 2014 sebanyak 3.898 orang pekerja informal; dan 17.300 orang pekerja formal. Pada tahun 2015 (JanuariJuni) sebanyak 1.024 orang pekerja informal; dan 4.996 orang pekerja formal. (Sumber data: Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kepenudukan, dikutip 23 April, 2016). Banyaknya pekerja asal Jawa Tengah ke luar negeri itu menunjukkan tingginya angka pengangguran dan terbatasnya lapangan kerja, meskipun telah diupayakan melalui pemberian pelatihan, pembinaan usaha mandiri, pembinaan sektor informal, peningkatan usaha ekonomi produktif dan perluasan kesempatan kerja ke luar negeri. Mohamed (2007), menjelaskan bahwa Malaysia merupakan salah satu negara pengimport buruh asing terbesar di Asia. Lebih kurang 20 % dari tenaga kerjanya terdiri dari pada warga asing, yang sebahagian besarnya ditempatkan di dalam bidang pembinaan, ladang kelapa sawit dan perkhidmatan domestik. Hampir setengah juta warga asing haram, kebanyakannya warga Indonesia telah meninggalkan Malaysia semasa program pengampunan yang berakhir 28 Februari 2004. Keadaan ini telah menyebabkan
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
kekurangan tenaga kerja yang banyak di Malaysia dan menyebabkan kerugian berjuta-juta ringgit terhadap industri terbabit (Utusan Malaysia, 2007, April 11).[4] Indonesia menjadi salah satu sumber tenaga kerja terbesar di Malaysia. Salah satu penyumbang pekerja cukup besar adalah Propinsi Jawa Tengah, khususnya melalui kota Semarang. Bagi pemerintah Indonesia, arus mobilitas ke Malaysia adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran serta memberikan konstribusi bagi pemasukan devisa negara, tetapi bagi masyarakat pedesaan Jawa tengah sebagai peluang untuk mengatsi kemiskinan dan biaya pendidikan, seperti kisahnya manta pekerja wanita di Malaysia (Rokhimah sukses mempunyai indistri sapu yang omsetnya ratusan juta rupiah, dan Sarmini sukses melanjutkan kuliah di Malaysia dan lulus sebagai Sarjana S1 dari Universitas Terbukan Malaysia dengan predikat Kumpaut). Pengiriman tenaga kerja ke luar negeri pada satu sisi memang dibutuhkan pemerintah untuk mengatasi pengangguran, tetapi pada sisi yang lain muncul banyak masalah yang dihadapi pekerja tersebut di negara tujuan, seperti permasalahan pekerja tidak menerima gaji beberapa bulan, dan yang paling menyedihkan permasalaha pekerja disiksa oleh majikan di Malaysia yang menimpa Pujianti, Siti Hajar, Modesta, Sutilah, Siti Musriah dan Alm Agus Mugiyono, Alm. Kartini, Umdiyah, dan Siti Septini, sampai hari ini masih menyisakan kesedihan yang mendalam dan belum “terselesaikan”. Dari penjelasan tersebut muncul permasalahan dalam penelitian ini, yaitu; 1) Bagaimana strategi pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan? 2) Bagaimana langkah yang telah ditempuh oleh pemerintah Jawa Tengah untuk menyelesaikan masalah pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah? Tujuan penelitian ini akan mengkaji dan mengetahui; 1) Strategi pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah untuk mengatasi kemiskinan dan biaya
178
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
pendidikan. 2) Langkah yang telah ditempuh oleh pemerintah Jawa Tengah untuk menyelesaikan masalah pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah. Hasil yang diarapkan dari penelitian ini adalah 1) Deskripsi strategi pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan 2) Deskripsi langkah yang telah ditempuh oleh pemerintah Jawa Tengah untuk menyelesaikan masalah pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah KAJIAN LITERATUR 1. Teori Mobiltas Pekerja Teori yang cocok untuk memahami mobilitas pekerja seperti mobilitas tenaga kerja dari Jawa Tengah ke luar negeri atau Malaysia adalah teori dorong-tarik (pushpull theory) Lee.[5] Teori ini mengasumsikan bahwa setiap fenomena migrasi selalu berkaitan dengan daerah asal, daerah tujuan, dan bermacam-macam rintangan yang menghambat. Menurut Lee, ada empat faktor yang berpengaruh sesorang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi, yaitu (1) Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, (2) faktorfaktor di daerah tujuan, (3) faktor rintangan, dan (4) faktor pribadi. Faktor-faktor di daerah asal dan daerah tujuan dapat bersifat positif, negatif atau bersifat netral. Faktor-faktor di daerah asal dikatakan positif kalau sifatnya mendorong migran, negatif kalau menghambat migran, dan netral kalau tidak berpengaruh terhadap migran. Sedangkan faktor-faktor di daerah tujuan dikatakan positif jika menarik calon migran, negatif kalau menghambat masuknya calon migran, dan netral kalau tidak berpengaruh terhadap migrant. Kesimpulan yang diambil dari penelitian migrasi Lee ini adalah: (1) Migrasi berkait erat dengan jarak, (2) Migrasi bertahap, (3) Migrasi arus dan migrasi arus balik. (4) Terdapat perbedaan antara desa dan kota mengenai kecendungan melakukan migrasi. (5) Wanita lebih suka bermigrasi ke daerahdaerah yang dekat. (6) Mengikat teknologi dengan migrasi. (7) Motif ekonomi
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
merupakan dorongan utama orang bermigrasi. 2. Kemiskinan di Jawa Tengah Kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi saat seseorang atau sekelompok orang tak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan hidup dan kehidupan yang bermartabat (Susanto, 2011).[6] Dari definisi itu terlihat bahwa kemiskinan merupakan masalah multidemensi dan sulit kita mengukurnya sehingga perlu kesepakatan pendekatan pengukuran yang dipakai. Salah satu pendekatan perhitungan kemiskinan yang diterapkan di banyak Negara, termasuk Indonesia, adalah konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar.Dengan pendekatan ini berarti ada penyempitan makna karena kemiskinan hanya dipandang sebagai ketidak-mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan. Tingkat kemiskinan di Indonesia yang masih tinggi menuntut masyarakatnya untuk berpikir keras memperbaiki perekonomiannya. Bahkan, tidak jarang di antara mereka yang memilih menjadi pekerja di luar negeri. Kemiskinan di Jawa Tengah mencapai 4,733 juta jiwa. Heri Harsono,[7] dalam Sindonews.com. mencatat angka kemiskin- an dan pengangguran di Jawa Tengah, masih cukup tinggi. Dari sekitar 32 juta penduduk yang tercatat, sampai Maret 2013, jumlah angka kemiskinan di kawasan ini mencapai sekitar 14,56 persen, atau 4,733 juta jiwa. Angka ini, mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012, tetapi masih tetap memprihatinkan, dan mem- butuhkan berbagai upaya untuk terus mengatasinya. 3. Perlindungan Pekerja Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. Pasal 77 (1) Setiap calon TKI/TKI mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan mulai dari pra penempatan, masa penempatan, sampai
179
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
dengan purna penempatan. Pasal 78 (1) Perwakilan RI memberikan perlindungan terhadap TKI di luar negeri sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta hukum dan kebiasaan internasional (2) Dalam rangka perlindungan TKI di luar negeri, Pemerintah dapat menetapkan jabatan Atase Ketenagakerjaan pada Perwakilan RI tertentu (3) Penugasan Atase Ketenagakerjaan sebagaimanan dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 79 Dalam rangka pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri, Perwakilan Republik Indonesia melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap perwakilan pelaksanaan penempatan TKI swasta dan TKI yang ditempatkan di luar negeri. Pasal 80 (1) Perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri dilaksanakan antara lain : (a) Pemberian bantuan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di negara tujuan serta hukum dan kebiasaan internasional. (b) Pembelaan atas pemenuhan hak-hak sesuai dengan perjanjian kerja dan /atau peraturan perundang-undangan di negara TKI ditempatkan. (2) Ketentuan mengenai pemberian perlindungan selama masa penempatan TKI di luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Pasal 81 (1) Dengan pertimbangan untuk melindungi calon TKI/TK pemerataan kesempatan kerja dan/atau untuk kepentingan ketersediaan tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan nasional, Pemerintah dapat menghentikan dan/atau melarang penempatan TKI di luar negeri untuk negara tertentu atau penempatan TKI pada jabatan-jabatan tertentu di luar negeri. (2) Dalam menghentikan dan/atau melarang penempatan TKI sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah memperhatikan saran dan pertimbangan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI. (3) Ketentuan mengenai penghentian dan pelanggaran penempatan TKI sebagaimanan dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.[8]
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
Perlindungan TKW oleh Pemerintah Malaysia bahwa pemerintah Malaysia telah mengeluarkan Garis Panduan dan Syarat-syarat Pengambilan Pembantu Rumah Asing (PRA). Bahagian Pekerja Asing, Jabatan Imigresen Malaysia (2006) telah menggariskan keluar 30 garis panduan dan syarat-syarat pengambilan pembantu rumah asing kepada semua majikan atau agensi pembantu rumah. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologi dengan paradigma definisi sosial yang bergerak pada kajian mikro. Subjek penelitian adalah pekerja Malaysia berasal dari Jawa Tengah yang bermasalah dengan majikannya. Subjek penelitian ini sekaligus menjadi informan, informan ini dipilih atas dasar pertimbangan kualitas informan sebagai sumber yang sungguh informatif. Untuk memperlancar peneliti dalam pengambilan data, penelitian ini membutuhkan informan lain, yaitu; tetangga pekerja tersebut, keluarganya, BP3TKI, Kepala Dinas Propinsi/Kasi Penempatan tenaga kerja ke Luar Negeri. Metode Pengumpulan Data dengan observasi, dokumentasi dan wawancara mendalam. Metode wawancara dalam penelitian ini menggunakan teori first order understanding dan second order understanding. (Subadi, dalam Jurnal Internasional, 2016).[9]. Sedang-kan teknik analisis data yang peneliti pilih adalah dengan tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu; reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/ verifikasi Produk yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah berupa rumusan keilmuan tentang: 1) Strategi pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan. 2) Langkah yang telah ditempuh oleh pemerintah Jawa Tengah untuk menyelesaikan masalah pekerja di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah.
180
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Strategi pekerja di Malaysia Mengatasi Kemiskinan dan Biaya Pendidikan. Dibalik kisah pekerja yang bermasalah dengan majikan di Malysia (disiksa oleh majikan), ada pekerja yang sukses dalam meraih cita-citanya yakni sukses pendidikan dan sukses menjadi pengusaha sapu, mereka adalah; a) Sarmini pembantu rumah tangga di Malaysia yang lulus sebagai Sarjana S1 dari Universitas Terbuka Malysia. b) Rohimah pembantu rumah tangga di Malaysia yang sukses mempunyai industri sapu. Strategi Sarmini dan Rohimah dalam mengelola gaji dengan baik menghasilkan kesuksesan , yakni Sarmini mampu membiayai kuliahnya, sedangkan Rohimah bisa menabung untuk mendirikan industri sapunya. Hasil wawancara peneliti dengan Sarmini dan Rohimah padat dilaporkan bahwa manajeman keuang mereka menggunakan pendekatan; 1) Tertip administrasi pengeluaran harian dengan cara mencatannya, 2) Tertip menabung dengan cara minta tolong kepada majikan agar sebagaian gajinya dimasukkan ke rekening tabungannya, 3) Mempunyai prinsip hidup tidak konsumtif. 4) Sikap santun kepada majikan, 5) Pendekatan relegiusitas dengan cara berdoa kepaga Allah dan minta doa restu orang tua dan suami. Strategi tersebut di atas sejalan dengan Samino dkk (2015),[11] berkesimpulan bahwa Straegi TKW untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan dengan menggunakan pendekatan Strategi TKI di Malaysia yang berasal dari Jawa Tengah untuk mengatasi kemiskinan dan biaya pendidikan. Dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu; Pendekatan ramah/santun; religious, dan manajemen keuangan “gemi, setiti, ngati-ati”. 2. Langkah yang Ditempuh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Langkah yang ditempuh pemerintah Provinsi Jawa Tengah terhadap masalah pekerja di Malaysia yang berasal Jawa Tengah adalah: (a) Melarang kepada majikan yang bermasalah menggunakan
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
jasa pekerja dari Jawa Tengah (b) Semua permasalahan pekerja diselesaikan oleh badan bersama Indonesia-Malaysia (c) Pemerintah Jawa Tengah melaporkan kepada KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Malaysia agar permasalahan pekerja dengan majikan malaysia diselesaikan dengan jalur hukum. Hal itu sesuai dengan penelitian Sofyan Anif dkk, (2016)[10] bahwa; langkah yang ditempuh oleh pemerintah IndonesiaMalaysia terhadap kasus penyiksaan TKW oleh majikan di Malaysia bersifat preventif dan represif. Langkah Preventif. Langkah untuk mencegah agar tidak terjadi penyiksaan terhadap pekerja rumah oleh majikan, dengan cara a) Melarang pengusaha bermasalah di Malaysia menggunakan pekerja rumah asal Jawa Tengah. b) Memberikan jaminan kepada majikan yang tidak bermasalah menggunakan pekerja rumah asal Jawa Tengah c) Membentuk Badan Bersama Penyelasaian kasus majikan yang bermasalah. d) mengusulkan kepada pemerintah Indonesia-Malaysia untuk merevisi Memorandum of Understanding (MoU) Ketenagakerjaan, yang meliputi; upah yang lebih tinggi, cuti satu hari tidak bekerja, hak pekerja rumah untuk memegang paspor mereka, pembentukan satgas Kerjasama IndonesiaMalaysia, prioritas nilai-nilai kemanusiaan dan anti-perbudakan. Langkah Represif. Langkah untuk menyelesaikan kasus masalah pekerja dengan majikan di Malaysia ke ranah hukum, yaitu: 1) Melapor kepada polisi di Malaysia terhadap kasus penyikasaan pekerja rumah oleh majikan di Malaysia. 2) Menyampaikan tuntutan kepada pengadilan Malaysia agar kasus penyiksaan pekerja rumah diselesaikan melalui jalur hukum di Malaysia. 3) Memberikan santunan biaya pengobatan sebagai rasa tanggung jawab penyalur tenaga keja luar negeri terhadap pekerja rumah itu.
181
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
KESIMPULAN 1. Strategi pekerja di Malaysia dalam mengatasi kemiskinan dan biaya Pendidikan adalah dengan pendekatan manajeman keuang, pendekatan santun dan pendekatan relegiusitas, yakni; a) Tertib administrasi pengeluaran harian dengan cara mencatannya; Tertip menabung dengan cara minta tolong kepada majikan agar sebagaian gajinya dimasukkan ke rekening tabungannya; Tertib hidup tidak konsumtif, dan b) Sikap santun kepada majikan, dan c) Berdoa kepaga Allah dan meminta doa restu orang tua dan atau suami. 2. Langkah yang ditempuh oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mengatsi permasalah pekerja di Malaysia adalah (a) Melarang kepada majikan yang bermasalah menggunakan jasa pekerja dari Jawa Tengah (b) Semua permasalahan pekerja diselesaikan oleh badan bersama penyelesaian masalahIndonesia-Malaysia (c) Pemerintah Jawa Tengah melaporkan kepada KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) di Malaysia agar permasalahan pekerja dengan majikan tersebut diselesaikan dengan jalur hukum. REFERENSI [1] Subadi, T 2010, Tenaga Kerja Indonesia di Malaysia (Studi Kasus TKI Asal Jawa Tengah dengan Pendeklatan Fenomenologi. Jurnal terakreditasi. Forum Geografi. Vol. 24 No. 2 Desember 2010. ISSN: 0852-2682, 18 halaman.Penerbit: FKIP- UMS. [2] Subadi, T., Ismail, R, 2013, Indonesian Female Migrants And Employers’ Mistreatment In Malaysia: A Case Of Domestic Servants From Central Java Jurnal Internasional (Research Humanities and social science Internasional, ISSN : 222-1719 (paper) 2222-2863 (online) ,Vol.3.No.6, Mei 2013).
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
[3] Subadi T., Samino, 2015, Pengiriman TKI Ke Malaysia Strategi Mengatasi Kemiskinan Dan Biaya Pendidikan (Studi Kasus Tki Asal Jawa Tengah Dengan Pendekatan Fenomenologi) Tahun 1, Laporan Peneltian 2015 Stranas, Ristek Dikti, LPPM –UMS. [4] Muhamed, A K., 2007 dalam Chin Peklian, 2007, Pengaruh Aspek Kebijakan Keatas Prestasi Kerja Pembantu Rumah Warga Indonesia dalam Pontian Johor, Malaysia, Fakulti Pendidikan Universiti Teknologi Malaysia. [5] Lee, E. S., 1966, A Theory of Migration, Demography 3 (1) 47-57. Alexandria: Population Association of America. [6] Susanto, H., Orang Miskin di Jawa Tengah Mencapai 4.773 Juta Jiwa, http://daerah.sindonews.com/read/20 13/10/30/22/800181/orang-miskindi-jawa-tengah-capai-4-733-juta-jiwa [7] Heri Harsono, dalam Sindonews.com http://daerah.sindonews.com/read/20 13/ 10/30/22/ 800181/orang-miskindi-jawa-tengah-capai-4-733-juta-jiwa [8] Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 2004. Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. [9] Subadi T., 2016. A Development Model of Lesson Study-Based Social Science Teachers at Muhammadiyah Schools in Sukoharjo Regency, Central Java, Indonesia. Journal International the Social Sciences, Year 2016, Voume 11 page No. 59195927 [10] Sofyan Anif dkk, 2016. Pengiriman TKI Ke Malaysia Strategi Mengatasi Kemiskinan Dan Biaya Pendidikan (Studi Kasus Tki Asal Jawa Tengah Dengan Pendekatan Fenomenologi) Tahun 2, Laporan Peneltian 2016 Stranas, Ristek Dikti, LPPM –UMS.
182
ISBN 978-979-3812-42-7
THE 5TH URECOL PROCEEDING
18 February 2017
UAD, Yogyakarta
[11] Samino, dkk, Pengiriman TKI Ke Malaysia Strategi Mengatasi Kemiskinan Dan Biaya Pendidikan (Studi Kasus Tki Asal Jawa Tengah Dengan Pendekatan Fenomenologi) Tahun 1, Laporan Peneltian 2015 Stranas, Ristek Dikti, LPPM –UMS.
THE 5TH URECOL PROCEEDING
183
ISBN 978-979-3812-42-7