PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL SISWA KELAS X IIS SMAN 1 BATULAYAR TAHUN AJARAN 2016/2017
ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika
OLEH MIRA BERLIANA NIM E1R 112 043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI .......................... ii DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii ABSTRAK ................................................................................................................ iv ABSTRACT ............................................................................................................... v A. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 B. METODE PENELITIAN ................................................................................. 2 C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 4 D. KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 11
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINIER TIGA VARIABEL SISWA KELAS X IIS SMAN 1 BATULAYAR TAHUN AJARAN 2016/2017 OLEH: Mira Berliana, Muh.Turmuzi, Syahrul Azmi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email :
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IIS SMAN 1 BATULAYAR tahun ajaran 2016/2017 pada materi Sistem Persamaan Linier Tiga Variabe dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari lima tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Instrumen dalam penelitian ini yaitu lembar aktivitas siswa dan guru. Di mana dalam lembar observasi terdiri dari enam indikator dan setiap indikator terdiri dari tiga deskriptor serta hasil belajar siswa yang dilihat dari hasil evaluasi setiap akhir siklus. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah aktivitas belajar siswa minimal berkategori aktif dan hasil belajar rata-rata nilai siswa minimal 70 dengan ketuntasan klasikal lebih dari atau sama dengan 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan ke 1 adalah 8,00 dan pertemuan ke 2 adalah 8,34 dengan kategori cukup aktif. Pada siklus II terjadi peningkatan skor aktivitas belajar siswa yaitu pada pertemuan ke 1 adalah 11,01 dan pertemuan ke 2 adalah 13,00 dengan kategori aktif sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siklus I dan siklus II masing-masing yakni 67,45 dan 73,45 dengan ketuntasan klasikal berturut-turut yakni 55% dan 85%. Sehingga terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II dan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada materi sistem persamaan linier tiga variabel dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IIS SMAN 1 BATULAYAR tahun ajaran 2016/2017. Kata kunci : Model Discovery Learning, aktivitas belajar, hasil belajar, Sistem Persamaan Linier Tiga Variabel.
THE IMPLEMENTATION OF DISCOVERY LEARNING METHOD TO IMPROVE ACTIVITY AND OUTCOME OF LEARNING MATHEMATICS IN LINEAR EQUATION SYSTEM OF THREE VARIABLES MATERIAL AT THE TENTH GRADER OF SOCIAL STUDENT OF SMAN 1 BATULAYAR IN ACADEMIC YEAR 2016/2017
By: Mira Berliana, Muh.Turmuzi, Syahrul Azmi Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan IPA, FKIP Universitas Mataram Email :
[email protected]
ABSTRACT This research is aimed to improve learning outcome of tenth grader of social student of SMAN 1 Batulayar in academic year 2016/2017 in linear equation system of three variables material by applying Discovery Learning method. This research used classroom action research conducted in two cycles where each cycle consists of 5 stages, namely planning, action, observation, evaluation and reflection. Instrument in this research is observation sheet of student and teacher. In the observation sheet, there are six indicators and each of it consists of 3 descriptors and also learning outcome of student was seen from the results of the evaluation of each end of the cycle. Indicators of success of this research was the students' learning activities categorized minimum active and the average of learning outcomes of student value at least 70 students with classical completeness was more than or equal to 85%. The result showed that learning activity of student in the first cycle meeting I was 8.00 and meeting II was 8.34 categorized as active enough. In the second cycle occurred the enhancing of learning activity score of the student, those are in the meeting I 11.01 and meeting II 13.00 with active category whereas the average of learning outcome value in the cycle I and II was 67.45 and 73.45 respectively with classical completeness was 55% and 85% in a row. Thus, there is improvement of student study result from cycle 1 to cycle 2 and it can be concluded that the implementation of Discovery Learning method in linear equation system of three variables material can improve student learning activity and outcome of social student in the tenth grader of SMAN 1 Batulayar in academic year 2016/2017. Key words : Discovery learning, students' learning activities, average of learning outcomes of student, System of Three Variables.
A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia untuk menggunakan fikiran atau rasional mereka sebagai jawaban dalam menghadapi berbagai masalah yang timbul di masa yang akan datang. Pendidikan juga merupakan usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu tujuan pendidikan yaitu untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Melalui pendidikan yang baik, kita akan mudah mengikuti perkembangan zaman yang akan datang, khususnya perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) (Bambang, 2014:165-174). Salah satu ilmu yang telah banyak berkembang yaitu matematika. Matematika merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu – ilmu yang lain. Matematika menjadi ratunya ilmu sekaligus pelayan ilmu. Ratunya ilmu maksudnya matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peran penting bagi perkembangan ilmu – ilmu yang lain, matematika menjadi alat untuk mengembangkan kemajuan ilmu – ilmu yang lain. (Kusumaningrum dan Saefudin, 2012:571). Matematika merupakan ilmu yang memiliki peran penting bagi kemajuan peradapan manusia.Pentingnya belajar matematika tidak terlepas dari perannya dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, dengan mempelajari matematika seseorang terbiasa berpikir secara sistematis, ilmiah, menggunakan logika, kritis,serta dapat meningkatkan daya kreativitasnya. Fathani (dalam Sulton, 2013:1) menyatakan bahwa matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai pembentuk sikap maupun sebagai pembimbing pola pikir. Mengingat pentingnya matematika dalam kehidupan sehari – hari, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh semua lapisan masyarakat tak terkecuali siswa sekolah sebagai generasi penerus. Namun kenyataan di lapangan, siswa sebagai generasi penerus belum bisa meningkatkan hasil belajar terutama pada mata pelajaran matematika. Berdasarkan hasil observasi peneliti saat melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL), diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa masih
rendah di mana siswa tidak masuk kelas tepat waktu saat pelajaran dimulai sebanyak 30%, siswa kurang memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung sebanyak 60%, siswa tidak mampu menemukan konsep dari apa yang disampaikan guru sebanyak 20%, dan siswa tidak bertanya kepada guru tentang materi yang tidak dimengerti sebanyak 30%. Selain itu kemampuan awal yang dimiliki siswa masih rendah, di mana siswa sering melupakan materi yang telah diajarkan karena siswa tidak mengulang kembali materi di rumahnya, ketika siswa diberikan soal latihan atau ulangan siswa masih kesulitan untuk menjawab padahal materi tersebut sudah diajarkan sebelumnya. Hal ini disebabkan guru hanya memberikan siswa Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada siswatanpa memberikan arahan dalam menyelesaikan LKS, guru sering kali memberi tugas atau PR kepada siswa sehingga siswa bosan, selain itu guru hanya menggunakan model pembelajaran yang sama pada setiap materi yaitu model pembelajaran konvensional (ceramah) dalam pembelajaran. Oleh karena itu dibutuhkan suatu model pembelajaran yang dapat membuat siswa masuk kelas tepat waktu, yang menyenangkan sehingga siswa antusias bertanya, meperhatikan penjelasan guru dan siswa mampu menemukan konsep dari apa yang disampaikan guru ketika guru menggunakan model pembelajaran yang berbeda dari biasanya.Adapun model pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan di atas yaitu model pembelajaran Discovery Learning. B. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2016 dengan subyek penelitian adalah siswa kelas X IIS SMAN 1 BATULAYAR dengan siswa sebanyak 20 orang yang terdiri dari 18 orang siswa laki – laki dan 2 orang siswa perempuan. Penelitian yang di maksud dilaksanakan dalam dua siklus dan setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan satu kali evaluasi. Secara garis besar ada empat tahapan yang dilalui
dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Arikunto, 2010:6). Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tahap pada model pembelajaran Discovery Learning, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Lembar Latihan Siswa (LLS), menyiapkan lembar observasi, menyusun soal tes evaluasi serta pedoman penskoran. Pada tahap pelaksanaan tindakan rancangan dan skenario penerapan pembelajaran harus disesuaikan dengan RPP yang telah disusun sebelumnya. Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dimana pada tahap ini dilakukan secara berkala setiap berlangsungnya pelaksanaan tindakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Sedangkan tahap evaluasi dilakukan pada akhir setiap siklusnya dengan cara memberikan tes
berupa soal uraian yang dikerjakan secara
individual. Selanjutnya tahapan yang terakhir yaitu refleksi, dimana tahap ini dilakukan pada tahap akhir setiap siklusnya. Pada tahap ini, peneliti mengkaji pelaksanaan serta hasil yang diperoleh dari pemberian tindakan setiap siklusnya. Sebagai acuannya adalah hasil observasi dan evaluasi. Hasil ini digunakan selanjutnya untuk memperbaiki siklus berikutnya. Adapun jenis data yang diperoleh berasal dari data hasil belajar siswa, data hasil observasi aktivitas siswa, dan data hasil observasi aktivitas guru. Analisis data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut: 1. Data Aktivitas Belajar Siswa Penilaian aktivitas belajar siswa dilakukan melalui observasi langsung oleh observer dikelas, sedangkan data mengenai aktivitas belajar siswa diambil dengan chek list. Aktivitas belajar siswa terdiri dari 6 indikator, setiap indikator terdiri dari 3 deskriptor dengan skor antara 0 sampai 3.
2. Data Aktivitas Guru Penilaian kegiatan guru dilakukan melalui observasi langsung dimana guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh observer dan observer bersama guru dikelas, sedangkan data mengenai kegiatan guru diambil dengan chek list. Kegiatan guru diamati terdiri dari 6 indikator, setiap indikator terdiri dari 3 deskriptor.. 3. Data Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes belajar dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan rata-rata nilai hasil tes. Analisis untuk mengetahui hasil tes belajar, dirumuskan sebagai berikut:
x n
x =
i 1
i
n
Keterangan: x = rata-rata nilai hasil tes
x = nilai yang diperoleh masing-masing siswa n = banyak siswa yang mengikuti tes Penentuan nilai 70 dan ketuntasan secara klasikal 85 % ini berdasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan ketuntasan secara klasikal yang ditetapkan sekolah yang bersangkutan. Adapun indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah: Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila rata – rata nilai hasil evaluasi yang diperoleh siswa minimal 70 dengan ketuntasan klasikal minimal 85 % serta Aktivitas belajar siswa dikatakan meningkat apabila rata – rata skor aktivitas belajar siswa minimal berkategori aktif dan aktivitas guru minimal berkategori baik. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model Discovery Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X IIS SMAN 1
BATULAYAR pada materi sistem persamaan linier tiga variabel.
Penelitian ini berlangsung dalam 2 siklus, dimana masing-masing siklus terdiri dari 5 tahap yang mencakup perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi dan refleksi. Kedua siklus tesebut terdiri dari 6 kali pertemuan dimana 4 pertemuan untuk membahas materi sistem persamaan linier tiga variabel dan 2 pertemuan untuk evaluasi. Berikut ini adalah rincian dari hasil penelitian berdasarkan tahapan – tahapan yang dilalului dalam Penelitian Tidakan Kelas (PTK). Tahap pertama yaitu tahap perencanaan tindakan, dimana pada tahap ini guru menyusun perangkat pembelajaran berupa RPP, LKS dan LLS, Lembar observasi aktivas belajar siswa dan guru, serta soal evaluasi dan pedoman penskorannya. Selanjutnya tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan tindakan, dimana pada tahap ini terdiri dari tiga kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru masuk kelas dan memberi salam serta menyapa siswa sebelum pembelajaran di mulai kemudian guru mengecek kehadiran siswa dan menjelaskan kegiatan pembelajaran secara garis besar. Sedangkan pada kegiatan inti guru membentuk siswa ke dalam beberapa kelompok secara heterogen dan memulai pembelajaran berdarkan langkah – langkah pada model Discovery Learning. Berikut penjelasan masing – masing setiap langkahnya. Tahap pertama yaitu tahap stimulasi, pada tahap ini guru memberikan stimulus kepada siswa berupa Lembar Kerja Siswa (LKS), tahap kedua yaitu tahap menyatakan masalah, pada tahap ini guru meminta siswa untuk memeberikan suatu hipotesis berdasarkan pernyataan yang terdapat pada LKS, tahap ketiga yaitu pengumpulan data, dimana pada tahap ini siswa ditugaskan untuk mencari informasi yang relevan untuk membuktikan hipotesis yang diajukannya, tahap keempat yaitu pengolahan data, pada tahap ini siswa mengolah data yang telah diperoleh pada tahap sebelumnya, terakhir yaitu tahap pembuktian, pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang diajukan sebelumnya.
Sedangkan pada tahap ketiga yaitu tahap observasi. Berikut ringkasan hasil observasi aktivitas belajar siswa dan hasil observasi aktivitas guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.3 Ringkasan hasil observasi aktivitas belajar siswa
No.
Indikator
SIKLUS I
SIKLUS II
(Skor rata – rata pertemuan ke)
(Skor rata – rata pertemuan ke)
I
II
I
II
1
Kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaaran
1,33
1,67
1,67
2
2
Interaksi guru
dan
1,67
1,67
2,33
2
3
Aktivitas siswa dalam diskusi kelompok
1,33
1,67
2
2
4
Aktivitas siswa dalam presentasi hasil diskusi kelompok Interaksi siswa dengan siswa dalam kelompok
1
0
1,67
2
1,67
2
1,67
2,67
1
1,33
1,67
2,33
8,00
8,34
11,01
13,00
Cukup aktif
Cukup aktif
Aktif
Aktif
5 6
siswa
Partisipasi siswa dalam menutup kegiatan pembelajaran Skor rata – rata Kategori
Dari tabel 1.3 menunjukkan bahwa kriteria aktivitas belajar siswa pada siklus I meningkat pada siklus II dengan skor rata – rata 8,17 dengan kategori cukup aktif meningkat menjadi 12.00 dengan kategori aktif.
Tabel 1.4 Ringkasan hasil observasi aktivitas guru
No.
Indikator
SIKLUS I
SIKLUS I
(Skor rata – rata pertemuan ke-)
(Skor rata – rata pertemuan ke-)
I
II
I
II
1
Perencanaan dan persiapan penyelenggaraan pembelajaran
3
3
3
3
2
Penyampaian konsep materi pelajaran Menciptakan suasana kondusif selama pembelajaran Membimbing siswa dalam proses diskusi menggunakan model Discovery Learning Kegiatan presentasi
1
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
Menutup pembelajaran
3
2
3
3
Total skor rata – rata
15
16
18
18
Kategori
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
Sangat baik
3
4
5 6
Dari tabel 1.4 menunjukkan bahwa kriteria aktivitas guru dalam pembelajaran matematika pada semua siklus berkategori sangat baik dengan rata – rata 15, 5 pada siklus I dan meningkat menjadi 18 pada siklus II.
Selanjutnya tahap keempat yaitu evaluasi. Berikut ringkasan hasil evaluasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.5 Ringkasan hasil evaluasi Kategori
SIKLUS I
SIKLUS II
Nilai
Nilai
Nilai tertinggi
82
90
Nilai terendah
50
55
67,45
73,45
Banyak siswa yang mengikuti tes
20 orang
20 orang
Banyak siswa yang tuntas
11 orang
17 orang
Banyak siswa yang tidak tuntas
9 orang
3 orang
Rata-rata nilai siswa
Ketuntasan belajar klasikal
55 %
85 %
Dari tabel 1.5 dapat dilihat bahwa hasil evaluasi pada siklus I meningkat pada siklus II dengan rata – rata nilai siswa 67,45 dengan ketuntasan klasikal belajar siswa 55 % meningkat menjadi rata – rata nilai siswa 73,45 dengan ketuntasan klasikal belajar siswa 85 %. Tahap yang kelima yaitu refleksi, pada tahap ini peneliti mengkaji pelaksanaan serta hasil yang diperoleh dari pemberian tindakan setiap siklusnya. Sebagai acuannya adalah hasil observasi dan evaluasi. Hasil ini digunakan selanjutnya untuk memperbaiki siklus berikutnya. 2. Pembahasan Dari data aktivitas belajar siswa siklus I pertemuan I adalah 8,00 dengan kategori cukup aktif, pertemuan II adalah 8,34 dengan kategori cukup aktif serta hasil belajar siswa dengan rata – rata nilai 67,45 dan ketuntasan klasikal 55 %. Pada siklus ini masih berkategori cukup aktif karena pada pertemuan I siswa masih belum siap dalam mengikuti pembelajaran
disebapkan
siswa
belum
terbiasa
dengan
suasana
pembelajaran pada jam terakhir karena sebelumnya pembelajaran dilaksanakan pada jam pertama dan ke tiga.
Selain itu siswa juga belum terbiasa belajar menggunakan model pembelajaran Discovery Learning, karena biasanya siswa hanya belajar menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). Bukan hanya siswa yang belum terbiasa, guru juga belum optimal dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning. Ada beberapa kegiatan pembelajaran yang tidak dilaksanakan pada siklus I pertemuan I, seperti guru kurang mengorganisasikan siswa untuk siap belajar, kurang memotivasi siswa serta memberikan apersepsi pada awal pembelajaran dan penyampaian tujuan dari pembelajaran. Selain itu pada pertemuan II guru kurang memperhatikan alokasi waktu saat diskusi karena materi yang diberikan pada pertemuan ini sangat banyak sehingg siswa tidak bisa mempersentasikan hasil diskusi mereka dan guru tidak bisa memberikan tugas individu karena waktu yang terbatas sehingga tugas diberikan pada pertemuan selanjunya. Akibatnya pertemuan pada siklus I masih kurang optimal. Namun kekurangan yang dialami pada siklus I tersebut kemudian diperbaiki pada siklus II, berdasarkan kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I tersebut, akhirnya pada tahap refleksi, guru melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan skor aktivitas belajar yaitu pada pertemuan I adalah 11,01 meningkat menjadi 13,00 pada pertemuan II berkategori aktif dengan rata – rata nilai 73,45 dan ketuntasan klasikal 85 %. Hal ini disebabkan siswa sudah mulai terbiasa dengan suasana dan model pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut pada pertemuan IV dan V siswa sudah siap untuk mulai pembelajaran, guru lebih baik untuk memotivasi siswa dalam belajar, memberikan apersepsi pada awal pembelajaran dan penyampaian tujuan dari pembelajaran serta guru sudah lebih baik dalam memanfaatkan alokasi waktu. Selain itu proses diskusi pada siklus ini berjalan dengan baik, di mana siswa bekerja sama dengan kelompoknya serta lebih berani dalam menanggapi dan mengajukan pertanyaan selama diskusi.
Sehingga guru bisa memberikan latihan kepada siswa setelah diskusi berakhir karena siswa sudah memahami materi pembelajaran dengan baik. Pada siklus ini pembelajaran sudah berjalan optimal. Pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat dari siklus I hingga siklus II disebabkan oleh model pembelajaran Discovery Learning berdampak positif pada kegiatan pembelajaran. Berdasakan terpenuhinya indikator yang telah ditentukan, dimana hasil belajar siswa ditinjau dari aspek afektif dan psikomotorik berupa aktivitas belajar siswa telah berkategori sangat aktif dan mengalami peningkatan skor ditiap siklus dan hasil belajar siswa ditinjau dari aspek kognitif berupa rata-rata nilai hasil evaluasi yang telah melebihi nilai 70 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85 % maka penelitian ini berhasil. Dengan demikian, penerapan model Discovery Learningini pada pembelajaran sistem persamaan linier tiga variabel dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IIS SMAN 1 Batulayar Tahun Pelajaran 2016/2017. D. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada pokok bahasan sistem persamaan linier tiga variabel dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X IIS SMAN 1 Batulayar tahun ajaran 2016/2017. b. Saran 1. Bagi guru matematika kelas X IIS SMAN 1 Batulayar diharapkan dapat menerapkan pembelajaran model Discovery Learning sebagai pembelajaran alternatif pada materi sistem persamaan linier tiga variabel dalam kelas sehingga dapat menambah pengalaman baru bagi guru dalam mengenal variasi pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Bagi sekolah dapat meningkatkan kualitas pendidikan kedepannya.
3. Bagi mahasiswa atau pihak – pihak lainya yang ingin meneliti lebih lanjut tentang penerapan model Discovery Learning pada materi sistem persamaan linier tiga variabel agar lebih memperhatikan hal – hal berikut ini selama meneliti : a. Materi yang di sajikan pada lembar kerja tidak boleh banyak apabila waktu pembelajaran pada jam terakhir. b. Pengelolahan kelas harus dilakukan sebaik mungkin. c. Alokasi waktu diatur sebaik mungkin sehingga semua langkah – langkah model pembelajaran Discovery Learning berjalan secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Kusumaningrum, dkk. 2012. Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Matematika . Seminar Nasional Matematikan dan Pendidikan Matematika dengan Tema ”Kontribusi Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter Guru dan Siswa”. FMIPA UNY . ISBN : 978979-16353-8-7. Nurkancana dan Sunartana. 1990 Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sulton, Ady. 2013. Jurnal ”Penerapan Strategi React untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematika Siswa SMP”. UPI. Suprianto, Bambang. 2014. Jurnal ”Penerapan Discovery Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI B Mata Pelajaran Matematika Pokok Bahasan Keliling dan Luas Lingkaran di SDN Tanggul Wetan 02 Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, Vol 3. Hal 165 – 174”