BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Potensi alam yang dimiliki Indonesia, seperti tanah, air hutan dan segala kekayaan alam yang ada di dalamnya, misalnya: di darat berupa pegunungan ataupun daratan. Sedangkan di air dapat berupa sungai, rawa, dan
W
laut. Semua dapat di kembangkan agar lebih terolah dengan baik. Namun potensi alam Indonesia yang terbesar adalah potensi sumber daya alam air.
KD
Menurut Happy Marpaung (2002), Pantai merupakan salah satu objek dan daya tarik wisata sangat diminati. Potensi pantai banyak tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, karena memiliki prospek yang bagus untuk
U
dikembangkan sebagai obyek wisata alam.
Sesuai dengan perundangan yang di tetapkan oleh Majelis
IK
Permusyawaratan Rakyat dengan ketetapan No. 11/ MPR /1993 mengenai Garis-Garis Besar Haluan Negara, dengan menggariskan bahwa pembangunan
M IL
kepariwisataan di arahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sektor andalan yang mampu menggalakan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sektor lain yang terkait, sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan negara, serta penerimaan devisa meningkat melalui
upaya
pengembangan
dan
pendayagunaan
berbagai
potensi
kepariwisataan nasional. Manifestasi dari kebijakan ini berarti, sektor pariwisata tidak hanya di harapkan dapat meningkatkan peningkatan daerah atau devisa negar. Pembangunan di sektor pariwisata, baik itu pembangunan di darat maupun di laut, sangat dipengaruhi oleh keadaan topografi dari masing-masing daerah. Berdasarkan SNI-1726 2002 Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa seperti ditunjukkan dalam gambar dibawah ini. Dimana wilayah
1
gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan yang paling rendah dan wilayah gempa 6 adalah wilayah dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa rencana dengan periode ulang 500 tahun, yang nilai rata-ratanya untuk setiap wilayah gempa ditetapkan dalam tabel dibawah ini. Wilayah Kota Manokwari merupakan wilayah yang rawan bencana. Pergerakan lempeng dan adanya patahan horisontal dan vertikal membuat
W
wilayah Kota Manokwari rawan terhadap terjadinya gempa bumi, kekuatan
M IL
IK
U
KD
gempa kira-kira 0.4 g (dapat dilihat pada peta gempa Indonesia).
Gambar 1.1: Pembagian wilayah gempa di Manokwari Sumber : www.image.google.co.id
Kabupaten Manokwari, memiliki beberapa tempat wisata yang sudah
di kenal, antara lain : wisata alam (Pantai Pasir Putih, Pantai Bakaro, Taman Nasional Laut, Teluk Cendrawasih, Pantai Kaironi, Kawasan Teluk Bintuni, Pulau Rumberpon, Pulau Roon, Pantai Masni, Nuni dan Maruni, Pantai Mubrani,dan lain-lain), wisata budaya, wisata sejarah (Pulau Mansinam). Sektor pariwisata ini memberi konstribusi pendapatan daerah bagi kegiatan ekonomi di Kabupaten Manokwari. Semua tempat wisata ini masing-masing memiliki potensi yang unik untuk di kembangkan.
2
Namun realitanya, tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Manokwari belum semuanya mencapai tujuan dan sasaran yang ingin di capai. Salah satunya yang terjadi pada Kawasan Wisata Pantai Pasir Putih. Permasalahan yang ada dari segi fisik, keadaan layout bangunan yang ada di tempat wisata ini kurang di perhatikan. Bangunan tidak tertata dengan baik dan kondisinya hampir sebagian sudah rusak konstruksi bangunannya, perzoningan, sirkulasi, dan tata massa bangunan. Selain itu, minimnya
W
fasilitas yang ada, seperti fasilitas akomodasi, fasilitas pendukung, dan fasilitas pengelola, hal ini membuat para pengunjung yang datang mengalami
KD
kebosanan. Fasilitas untuk utilitas tidak lengkap, kurangnya penanganan keamanan bila sewaktu-waktu terjadi bencana, adapun juga untuk limbah sampah di tempat wisata tidak di perhatikan, sehingga mempengaruhi
U
permasalahan lingkungan.
Terkait dengan hal diatas, maka di perlukan penataan ulang dengan
IK
penambahan fasilitas, dan penataan bangunan yang mendukung sarana dan prasarana untuk kepentingan sektor pariwisata, sekaligus memanfaatkan
M IL
sumber daya manusia dan alam yang ada di sekitar. Pada segi pembangunan nantinya, akan digunakan konsep pendekatan pada bangunan tahan bencana. Dari uraian di atas menunjukkan pentingnya menciptakan lingkungan
wisata menjadi suatu “ketertarikan” yang dapat dikunjung oleh banyak orang, dan yang dapat memberikan rasa aman bagi para pengunjung. Oleh karena itu penulis sekaligus perancang mengambil judul “PENATAAN ULANG WISATA
PANTAI
PASIR
PUTIH”
dengan
penekanan
melaui
“PENDEKATAN PADA BANGUNAN TAHAN GEMPA”.
1.2.
Rumusan Masalah Bagaimana menjadikan Wisata Pantai Pasir Putih di Manokwari Papua Barat, yang dapat menunjang kegiatan wisata pantai dengan perancangan fasilitas yang sesuai dengan bangunan tahan gempa. 3
1.3.
Tujuan Penataan ulang Wisata Pantai Pasir Putih di Manokwari Papua Barat, yang dapat menunjang kegiatan wisata pantai dengan penataan dan penambahan fasilitas sesuai dengan bangunan tahan gempa.
1.4.
Sasaran Melakukan studi tentang Wisata Pantai Pasir Putih
W
Melakukan studi tentang kegiatan pantai
Melakukan studi tentang jenis fasilitas wisata pantai
KD
Mendapatkan bentuk bangunan yang sesuai dengan karakteristik daerah perencanaan
Melakukan studi tentang Manokwari
U
Melakukan studi tentang bangunan tahan gempa
Lingkup
Wisata pantai dibatasi pada kegiatan rekreasi dan berwisata.
M IL
1.5.
IK
Melakukan studi tentang jenis bahan utama untuk bangunan tahan gempa.
Wisata pantai dibatasi pada kegiatan rekreasi, kegiatan untuk berkumpul, melakukan aktivitas olaraga pantai,berwisata, dll.
Kota Manokwari dibatasi pada hal yang berhubungan dengan pemilihan site Wisata Pantai Pasir Putih. Jenis fasilitas pantai dibatasi pada fasilitas kegiatan wisata, fasilitas pendukung, dan fasilitas pengelola.
Pembangunan di batasi pada pendekatan bangunan tahan gempa. Bangunan tahan gempa di batasi pada penggunaan bahan bangunan alamiah.
4
1.6.
Metode
1.6.1. Metode Mencari Data Wawancara Ditunjukan pada Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manokwari, Kepala BAPPEDA (Badan Pembangunan Pemerintahan Daerah) Manokwari,dan sebagainya. Observasi
W
Pengamatan langsung pada wisata Pantai Pasir Putih Manokwari. Studi pustaka/literature
KD
Mempelajari buku-buku tentang pariwisata, wisata pantai, fasilitas wisata pantai, rumah tahan gempa Melakukan studi banding
U
Melihat langsung bangunan sejenis yang ada di kota lain serta dari pustaka.
1.6.2. Metode Analisis Data
IK
Metode Kuantitatif
M IL
Temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka (numerik). Contoh : Tabel banyaknya jumlah penduduk, dan lain-lain.
Metode Kualitatif
Temuan-temuan dikomunikasikan secara naratif (menggunakan kata-kata). Contoh : Berdasarkan hasil survei pada pengunjung wisata wisata Pantai
Pasir Putih di kota Manokwari masih terdapat masalah tentang fasilitas pantai yang kurang memadai.
1.7.
Sistematika Penulisan BAB 1
PENDAHULUAN
5
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, tinjauan pustaka, metode dan sistematika penulisan.
BAB 2
TINJAUAN
WISATA
PANTAI
PASIR
PUTIH
DI
MANOKWARI Mengungkapkan potensi Wisata Pantai Pasir Putih di
TINJAUAN
TEORITIS
WISATA
PANTAI
DAN
KD
BAB 3
W
Manokwari beserta segala fasilitas yang ada.
BANGUNAN TAHAN GEMPA
Mengungkapkan tinjauan teori tentang wisata pantai beserta
U
fasilitas yang ada. Serta teori pada bangunan tahan gempa yang mendasari perancangan. Studi literature yang di pakai bisa
ANALISIS MENUJU KONSEP PENATAAN ULANG
M IL
BAB 4
IK
berasal dari berbagai sumber.
WISATA PANTAI PASIR PUTIH Mengungkapkan proses untuk menemukan ide-ide konsep penataan dan perancangan melalui metode-metode tertentu yang diaplikasikan pada lokasi atau site tertentu.
BAB 5
KONSEP PENATAAN ULANG WISATA PANTAI PASIR PUTIH Mengungkapkan konsep-konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural.
6