MIGRASI Oleh : CHOTIB Donovan Bustami
1. Konsep dan Definisi Migrasi Migrasi merupakan salah satu dari tiga komponen dasar dalam demografi. Komponen ini bersama dengan dua komponen lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu wilayah seperti pertumbuhan, jumlah, komposisi dan distribusi keruangan. Tinjauan migrasi secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi penduduk yang tidak merata, adanya faktor-faktor pendorong dan faktor penarik bagi penduduk untuk melakukan migrasi, kelancaran sarana transportasi antarwilayah dan pembangunan wilayah dalam kaitannya dengan desentralisasi pembangunan. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu. 2. Jenis-jenis Migrasi Ditinjau dari dimensi ruang/daerah, secara garis besar migrasi dibedakan atas perpindahan antarnegara, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain yang disebut sebagai migrasi internasional; dan perpindahan yang terjadi dalam satu negara, misalnya antarpropinsi, antarkota/kabupaten, migrasi perdesaan ke perkotaan atau satuan administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten, seperti kecamatan, kelurahan dan seterusnya. Jenis migrasi yang terjadi antar unit administratif selama masih dalam satu negara dikenal sebagai migrasi internal. Untuk dimensi waktu, ukuran yang pasti tidak ada karena menentukan berapa lama seseorang pindah tempat tinggal untuk dapat dianggap sebagai seorang migran, cukup sulit. Tetapi biasanya digunakan batasan waktu untuk migran adalah 6 bulan. Artinya seseorang
1
dikatakan migran, jika dia tinggal di tempat yang baru atau berniat tinggal di tempat yang baru itu paling sedikit 6 bulan lamanya. Dalam kenyataan sehari-hari kita mengenal jenis perpindahan atau mobilitas penduduk yang tidak bersifat menetap. Jenis mobilitas tersebut umumnya berkaitan dengan pekerjaan seseorang, yaitu: a. Migrasi sirkuler atau migrasi musiman, yakni migrasi yang terjadi jika seseorang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap di tempat tujuan, apalagi biasanya orang tersebut masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asal. Misalnya, tukang becak, kuli bangunan, pengusaha warung tegal dan sebagainya yang sehariharinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya di kota lain setiap bulan atau beberapa bulan sekali. b. Migrasi ulang-alik (commuter) yakni orang yang setiap hari meninggalkan tempat tinggalnya pergi ke kota lain untuk bekerja atau berdagang dan sebagainya tetapi pulang pada sore harinya. Migrasi ulang-alik ini dapat menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan bekerja bertambah pada siang hari. Pada malam harinya mereka pulang untuk istirahat di tempat asalnya. Perhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria. Pertama, life time migration (migrasi seumur hidup) yang mentakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempa tinggal waktu lahir. Kedua, recent migration yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal lima tahun sebelum survei. Ketiga, total migration (migrasi total), yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan sebagai migran bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan tempat tinggal waktu survei. Kriteria migrasi yang digunakan dalam modul ini adala angka migasi risen (recent migration), karena lebih mencerminkan dinamika spasial penduduk antaradaerah daripada migrasi seumur hidup (life time migration), yang relatif statis. Sedangkan migrasi total tidak dibahas karena definisinya tidak memasukkan batasan waktu antara tempat tinggal sekarang (waktu pencacahan) dan tempat tinggal terakhir sebelum tempat tinggal sekarang. Untuk perhitungan angka migrasi, populasi yang dihitung adalah penduduk usia 5 tahun ke atas. Karena itu, dalam perhitungan angka migrasi menurut kelompok umur, penduduk usia 0-4
2
tahun datanya tidak tersedia.
Untuk mengatasi hal ini, khusus kelompok umur 0-4 tahun,
digunakan data migrasi seumur hidup untuk penduduk berusia 0-4 tahun. Istilah lain yang berkaitan dengan konsep migrasi adalah: 1. Urbanisasi (Urbanization), yaitu bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah perkotaan yang disebabkan oleh pertambahan penduduk alami, perpindahan penduduk ke perkotaan dan/atau akibat dari perluasan daerah perkotaan. 2. Transmigrasi (Transmigration) adalah salah satu bagian dari migrasi yang direncanakan oleh pemerintah maupun oleh sekelompok penduduk yang berangkat bermigrasi bersama-sama. Istilah ini memiliki arti yang sama dengan pemukiman kembali (resettlement) dalam literatur. Transmigrasi adalah pemindahan dan/kepindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik Indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Transmigrasi di Indonesia diatur dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 1972. 3. Sumber Data Sumber data untuk migrasi perdesaan ke perkotaan adalah SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) 1995. Tabel 1. DAFTAR NAMA VARIABEL DARI DATA SP 2000 (Modul Kependudukan) /SUPAS 1995
No
Kriteria Migrasi
1.
Life Time Migration
Variabel Jenis Kelamin (03)
(Migrasi Seumur Hidup) Berapa Umur sekarang ? (05b)
Propinsi/Kabupaten tempat tinggal sekarang (Prop Code & Kab/Kod Code) Propinsi dan Kabupaten tempat lahir (04. Di Kabupaten/Kotamadya dan propinsi mana dilahirkan ?)
3
P510
Data SUPAS 95 2.
Jenis Kelamin (03)
Recent Migration (Migrasi Risen)
Bulan dan tahun kelahiran (05) Propinsi/Kabupaten tempat tinggal sekarang (Prop Code & Kab/Kod Code) Prop & Kab/Kod tempat tinggal lima tahun yang lalu (09) P514
Untuk data SUPAS 95 3.
Modul SP 2000 :
Total Migration (Migrasi Total)
Jenis Kelamin (403) Umur (503) Propinsi dan Kabupaten tempat tinggal sekarang (101 & 102) Propinsi dan Kabupaten tempat tinggal terakhir sebelum tinggal di tempat di tempat tinggal sekarang (508prop dan 506kab) P509 Data SUPAS 95
4
4
Migrasi Desa-Kota
Karakteristik tempat tinggal pada saat pencacahan: P101 (1=kota; 2=desa)
Karakteristik tempat tinggal lima tahun yang lalu: P514desa (1=kota; 2=kota)
4. Ukuran-Ukuran Migrasi Untuk memudahkan studi dan analisis tentang migrasi maka digunakan beberapa pengertian tentang ukuran-ukuran yang digunakan dalam perhitungan migrasi antarkabupaten/kota. Ukuranukuran tersebut adalah: a. Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan dalam satu tahun. b. Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk di kabupaten/kota asal dalam satu tahun. c. Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu kabupaten/kota per 1000 penduduk dalam satu tahun. 5. Kecenderungan dan Pola Pada bagian ini disajikan pembahasan migrasi risen lima tahun antar propinsi berdasrkan SP 1980, 1990, dan 2000 serta SUPAS 1995 (Tabel 2). Gambaran pola mobilitas antarpropinsi memperlihatkan bahwa pangsa terbesar arus migrasi di Indonesia utamanya didominasi oleh propinsi-propinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Lampung. Sejak awal Jawa Tengah dan Jawa Timur selalu memperlihatkan pola yang konsisten, yaitu sebagai daerah pengirim migran yang penting di Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan persentase migran risen keluar yang paling tinggi untuk Jawa Tengah (25,5%) dan kedua tertinggi untuk Jawa Timur (16%) pada periode 1975-1980. Sementara itu, meskipun pada periode 19751980 Jawa Barat merupakan daerah penerima migran tertinggi kedua, namun pada periode 19851995 propinsi ini mengalami perkembangan yang sangat signifikan, dimana lebih dari seperempat migran risen masuk menuju ke propinsi ini. Fenomena ini tidak lepas dari perkembangan daerah
5
metropolitan Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) yang menjadikan Jawa Barat sebagai daerah yang terkena dampak tumpahan (spill-over effect) penduduk dari DKI Jakarta. Pada awalnya Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan sumber penduduk transmigran ke daerah-daeah lain seperti Sumatera dan Kalimantan. Namun perkembangan dua dasawarsa terakhir menunjukkan bahwa Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan
Tabel 2. Distribusi Persentase Migrasi Risen Masuk dan Keluar Antarpropinsi di Indonesia: SP 1980, SP 1990, SUPAS 1995, dan SP 2000. Propinsi
SP 1980 SP 1990 SUPAS 1995 Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Nanggroe Aceh Darussalam 1,37 0,79 1,07 0,96 0,67 1,16 Sumatera Utara 2,57 4,98 2,05 5,38 2,42 4,77 Sumatera Barat 2,50 4,30 2,46 3,35 3,25 3,47 Riau 2,65 1,51 4,67 1,80 3,46 3,03 Jambi 2,88 1,02 2,60 1,24 1,34 1,26 Sumatera Selatan 5,94 3,71 4,04 3,85 3,00 4,49 Bengkulu 1,80 0,45 1,58 0,55 1,55 0,86 Lampung 13,63 1,28 4,04 2,63 2,68 3,98 Kepulauan Bangka Belitung ------DKI Jakarta 20,58 10,73 15,86 19,24 13,95 19,75 Jawa Barat 14,82 13,15 25,72 9,60 26,23 10,77 Jawa Tengah 4,93 25,50 7,33 22,46 8,26 17,57 DI Yogyakarta 2,65 2,05 3,08 2,34 3,88 2,66 Jawa Timur 5,46 16,02 6,26 12,54 10,29 9,85 Banten ------Bali 1,00 1,47 1,26 1,09 1,37 1,09 Nusa Tenggara Barat 0,70 1,09 0,71 0,71 1,08 0,84 Nusa Tenggara Timur 0,70 0,97 0,52 0,88 0,77 1,04 Timor Timur 0,00 0,11 0,50 0,26 0,50 0,30 Kalimantan Barat 1,06 0,80 0,83 0,87 1,05 0,82 Kalimantan Tengah 1,33 0,45 1,50 0,72 0,86 1,03 Kalimantan Selatan 1,66 1,29 1,87 1,48 1,62 1,35 Kalimantan Timur 3,02 0,57 3,70 1,32 3,25 1,82 Sulawesi Utara 1,22 1,07 0,66 0,99 0,51 1,16 Sulawesi Tengah 2,24 0,49 1,33 0,54 1,66 0,67 Sulawesi Selatan 1,75 4,15 2,27 3,12 3,22 3,58 Sulawesi Tenggara 1,37 0,83 1,35 0,71 1,34 0,93 Gorontalo ------Maluku 1,26 0,76 1,31 0,75 0,54 1,10 Maluku Utara ------Papua 0,26 0,45 1,40 0,61 1,25 0,64 Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Keterangan : -- Propinsi baru dan * sudah bukan merupakan bagian dari Republik Indonesia.
6
SP 2000 Masuk Keluar 0,19 1,96 1,69 4,35 1,29 2,84 6,34 1,11 1,32 1,01 1,98 1,84 0,83 0,43 1,81 35,82 34,46 0,41 8,40 10,31 13,28 7,66 4,24 12,34 2,36 1,57 2,16 6,42 7,52 2,52 1,03 0,57 0,68 0,62 0,33 0,67 * * 0,59 0,55 1,51 0,30 1,07 0,76 1,86 0,52 0,65 0,47 0,91 0,37 0,92 2,06 1,30 0,27 0,11 0,41 0,22 1,13 0,18 0,35 0,77 0,37 100,00 100,00
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Migrasi Pada dasarnya ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (full factor). Faktor pendorong (push factor) antara lain disebabkan oleh: a. Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan seperti menurunnya daya dukung lingkungan, menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti hasil tambang, kayu atau bahan dari pertanian. b. Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal (misalnya tanah untuk pertanian di perdesaan yang makin menyempit). c. Adanya tekanan-tekanan politik, agama, suku sehingga mengganggu hak azasi penduduk di daerah asal. d. Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan. e. Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya wabah penyakit. Faktor-faktor penarik (pull factor) antara lain: a. Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaikan taraf hidup. b. Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. c. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas-fasilitas publik lainnya. d. Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim di kota besar tersebut. Sementara itu Lee (1966) mengajukan empat faktor yang menyebabkan orang mengambil keputusan untuk melakukan migrasi yaitu: a. Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal b. Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan c. Rintangan-rintangan yang menghambat d. Faktor-faktor pribadi
7
GA M BA R 1 FA K TOR T EM PA T A SA L, E MPA T TU JU A N S ER TA FA K T OR P E NG HA MBA T D A LA M P RO SE S MI GRA SI
+-0+ 0+-0+0 +-0+0-+0 0+-0+0-+ -+ 0 - + 0 0-+-
Penghalang antara
Tempat asal
+-0+0 0 + - 0 +- 0 +-0+0-+0 0+-0+0-+ +0-+0+0-+0 Tempat tujuan
Keterangan: + : faktor penarik - : faktor pendorong 0 : faktor yang netral
Sumber: Lee (1966) 7. Metode Perhitungan a. Migrasi Masuk (Mi):
Mi =
InMig xk 5* P
Dimana : Mi
=
Angka migrasi masuk
InMig
=
Jumlah penduduk yang masuk ke suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
P
=
Jumlah penduduk tengah periode (selama kurun waktu 1995-2000)
K
=
Konstanta biasanya = 1000
b. Migrasi Keluar (Mo):
Mo =
OutMig xk 5* P
Dimana :
8
Mo
=
Angka migrasi keluar
OutMig
=
Jumlah penduduk yang keluar dari suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
P
=
Jumlah penduduk tengah periode (selama kurun waktu 1995-2000)
k
=
Konstanta biasanya = 1000
c. Migrasi Neto (Mn):
Mn =
InMig − OutMig xk 5* P
Dimana : Mn
=
Angka migrasi neto
InMig
=
Jumlah penduduk yang masuk ke suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
OutMig
=
Jumlah penduduk yang kelaur dari suatu kabupaten/kota selama 5 tahun
P
=
Jumlah penduduk tengah periode (selama kurun waktu 1995-2000)
k
=
Konstanta biasanya = 1000
Catatan : Untuk mencari penduduk tengah periode selama kurun waktu 1995-2000 digunakan perhitungan seperti mencari rata-rata jumlah penduduk selama dua tahun. Rata-rata jumlah penduduk ini dihitung dengan menjumlahkan penduduk tahun 1995 dan penduduk tahun 2000 kemudian dibagi 2. 8. Contoh Perhitungan Tabel 1. Contoh Perhitungan Angka Migrasi menurut Kelompok Umur
9
Kabupaten Lombok Tengah, 1995-2000
Kel.
Migrasi
Migrasi
Migrasi
Jumlah
Jumlah
Penduduk
Umur
Masuk
Keluar
Neto
Penduduk
Penduduk
tengah
1995
2000
periode
ASNMR
0-41
1280
2459
-1179
92700
80829
86764.5
-2.7177
5-9
1256
1711
-455
101227
85523
93375
-0.97456
10-14
1481
2142
-661
97680
91879
94779.5
-1.39482
15-19
1720
3646
-1926
69250
77682
73466
-5.24324
20-24
1490
3661
-2171
61748
62999
62373.5
-6.96129
25-29
1466
2532
-1066
55820
64984
60402
-3.52968
30-34
1257
1777
-520
47595
56312
51953.5
-2.00179
35-39
973
1392
-419
45152
52862
49007
-1.70996
40-44
723
928
-205
32447
44421
38434
-1.06676
45-49
552
671
-119
38380
35532
36956
-0.64401
50-54
428
454
-26
23071
29,919
26495
-0.19626
55-59
262
251
11
19539
19909
19724
0.111539
60-64
266
235
31
18143
18737
18440
0.336226
65-69
132
125
7
7475
10788
9131.5
0.153315
70-74
106
100
6
3089
7529
5309
0.226031
65
94
-29
2193
5673
3933
-1.4747
13457
22178
-8721
715509
745578
730543.5
-2.38754
75+ Total 1
Khusus kelompok umur 0-4 tahun digunakan Migrasi Seumur Hidup
9. Interpretasi Tabel yang diberikan dalam contoh memperlihatkan jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar baik menurut kelompok umur maupun total ke dan dari Kabupaten Lombok Tengah, Propinsi Nusa Tenggara Barat. Terlihat pada tabel, migrasi neto di kabupaten ini secara total bernilai negatif, yaitu -2,39 yang artinya selisih antara migran masuk dan migran keluar sebesar 2,39 orang di antara 1000 penduduk di Kabupaten Lombok Tengah. Nilai negatif berarti lebih banyak migran yang keluar daripada yang masuk. Nilai yang sama juga terlihat pada hampir semua kelompok umur. Ini artinya lebih banyak penduduk yang keluar dari Lombok Tengah ke daerah-daerah lain di Indonesia (migrasi internal) atau mungkin keluar negeri (migrasi internasional), dibanding penduduk yang masuk ke wilayah kabupaten ini.
10
Jumlah migrasi keluar yang lebih banyak ini terutama terjadi pada kelompok umur muda (anak-anak dan usia angkatan kerja). Untuk usia angkatan kerja, biasanya mereka pergi ke luar negeri. Untuk kelompok yang lebih tua (usia pensiun), tampaknya lebih banyak yang masuk ke Lombok Tengah dibandingkan mereka yang keluar. Tidak menutup kemungkinan dari penduduk usia tua ini merupakan para migran kembali (return migrants) dari daerah lain. Sehingga dapat dikatakan kalau kabupaten ini tidak terlalu menarik minat bagi para penduduk usia produktif. Mereka lebih banyak yang keluar ke daerah-daerah lain atau luar negeri mencari kehidupan yang lebih baik. Karenanya tidak mengherankan jika kabupaten ini dikenal sebagai salah satu daerah pengirim TKI (Tenaga Kerja Indonesia) ke luar negeri. Jumlah migrasi yang disajikan pada tabel di atas merupakan peristiwa migrasi selama kurun waktu tahun 1995 hingga 2000. Karena itu dinamakan migrasi risen 5 tahunan. Untuk menghasilkan angka migrasi (migration rate), maka jumlah migran tersebut dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan periode selama 1995-2000. Penduduk tengah periode diperoleh dengan menjumlah penduduk tahun 1995 dan penduduk tahun 2000, kemudian dibagi 2. Angka migrasi yang diperoleh ini adalah dengan membagi jumlah migran dibagi dengan jumlah penduduk pada kelompok umur yang bersangkutan, kemudian dikalikan 1000. Pada kelompok umur 30-34 misalnya, memiliki angka migrasi -2,00179. Ini artinya, di antara 1000 orang penduduk Lombok Tengah berusia 30-34, terdapat 2 orang berusia 30-34 yang keluar dari kabupaten ini. 10. Latihan Soal Teknik Perhitungan Di bawah ini disajikan tabel jumlah penduduk dan jumlah migran risen untuk periode 1995-2000 menurut provinsi dan kelompok umur dari SP 2000. Soal: 1. Hitunglah angka migrasi masuk, angka migrasi keluar dan angka migrasi neto menurut provinsi. 2. Berikan interpretasi dari hasil perhitungan tersebut.
Tabel : Jumlah Penduduk & Jumlah Migran menurut Provinsi di Indonesia, 2000
Provinsi 11. NAD 12. Sumut
Migrasi masuk 15,369 139,887
Migrasi keluar
Penduduk 95
161,581 358,521
3,847,583 11,114,667
11
Penduduk 2000 1,734,722 11,506,808
13. Sumbar 14. Riau 15. Jambi 16. Sumsel 17. Bengkulu 18. Lampung 19. Babel 31. DKI 32. Jabar 33. Jateng 34. DIY 35. Jatim 36. Banten 51. Bali 52. NTB 53. NTT 61. Kalbar 62. Kalteng 63. Kalsel 64. Kaltim 71. Sulut 72. Sulteng 73. Sulsel 74. Sultra 75. Gorontalo 81. Maluku 82. Malut 94. Papua
109,016 526,711 109,534 163,250 68,832 149,013 36,536 702,202 1,097,021 354,204 196,586 185,966 620,299 87,225 59,964 69,910 49,202 124,387 89,320 155,498 54,504 75,328 79,757 110,289 9,257 18,657 14,764 63,829
233,945 91,280 83,346 151,956 35,831 149,258 33,773 850,343 631,753 823,062 129,530 529,037 207,358 47,353 50,714 54,989 45,682 24,903 62,612 42,817 38,830 30,555 169,663 22,251 33,448 92,781 28,480 30,155
4,323,170 3,900,534 2,369,959 7,207,545 1,409,117 6,657,759 -9,112,652 39,206,787 29,653,266 2,916,779 33,844,002 -2,895,649 3,645,713 3,577,472 3,635,730 1,627,453 2,893,477 2,314,183 2,649,093 1,938,071 7,558,368 1,586,917 -2,086,516 -1,942,627
12
4,241,605 4,755,176 2,407,166 6,857,376 1,562,085 6,649,181 899,095 8,347,083 35,723,473 30,924,164 3,120,478 34,765,998 8,096,809 3,146,999 3,830,597 3,808,477 3,732,950 1,801,006 2,975,714 2,443,334 1,973,440 2,012,393 7,801,678 1,776,292 830,184 1,149,899 669,833 1,697,984