METODOLOGI
Tempat dan Waktu Kegiatan penelitian dilakukan di sepanjang jalur jalan Raya Padjajaran, Kota Bogor dengan segmen Warung Jambu hingga Ekalokasari (Gambar 14). Pada lokasi penelitian memiliki pola jalan berbentuk linear sepanjang 7,1 km dan memiliki jalur hijau jalan dengan dominasi pohon pada kanan, kiri, serta median jalan. Waktu pelaksanakan penelitian dimulai pada bulan Januari 2010 hingga Januari 2011.
Warung Jambu
Ekalokasari
Gambar 14. Peta Lokasi Penelitian Alat dan Bahan Alat yang digunakan, terdiri dari: 1. Software ArcView 3.2 2. Ekstensi CITYgreen 5.4, Xtool, Image Analyst, Spatial Analyst 3. GPS, Meteran ukur, Busur 4. Kamera digital
35
Sedangkan bahan yang diperlukan, yaitu peta kawasan (Citra Satelit Quick Bird Kota Bogor tahun 2006), data lapang jenis spesies individu pohon jalan Raya Padjajaran, data sekunder kualitas udara, jenis-jenis kondisi umum pohon, dan data umum kota Bogor.
Metode dan Tahap Penelitian Metode yang digunakan berdasarkan American Forest (2002) dalam analisis CITYgreen terbagi dalam beberapa tahapan, yaitu: Persiapan studi, Pengumpulan data, Digitasi, Pengamatan lapang, Input atribut data, dan Analisis CITYgreen. Selain itu, terdapat model pertumbuhan dan perbandingan analisis dengan kadar polutan saat ini dan perbandingan hasil model pertumbuhan kanopi pohon pada masa yang akan datang. 1. Persiapan studi Tahap persiapan merupakan tahap awal dari penelitian. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari penentuan lokasi penelitian, penelusuran dan studi pustaka, konsultasi, penulisan usulan penelitian dan perbaikan, pengurusan izin penelitian, serta pelatihan program ekstensi CITYgreen 5.4. 2. Pengumpulan data Kegiatan ini meliputi pengumpulan data-data sekunder atau informasi dasar tentang Jalan Raya Padjajaran dan Kota Bogor. Informasi yang didapat berupa data atribut dan data spasial, baik diperoleh dari pustaka, berbagai pihak terkait, maupun survey. Data yang berkaitan dengan kondisi umum wilayah penelitian diperoleh dari dinas-dinas, seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Bogor, Dinas Perhubungan dan Komunikasi Kota Bogor (Dishubkom), Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor (DLHK), dan berbagai literatur lainnya. Data berupa Citra Satelit Quick Bird tahun 2006 pada lokasi sepanjang Jalan Raya Padjajaran, Kota Bogor diperoleh dari Laboratorium Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap, Institut Pertanian Bogor. 3. Digitasi Mendigitasi peta pada lokasi penelitian dengan membedakan themes menjadi Canopy dan Non-canopy. Pada Canopy theme berfungsi untuk
36
mengelompokan digitasi data pohon, sedangkan Non-canopy theme berguna untuk mengelompokkan digitasi selain pohon. Tabel 3. Jenis, Sumber, dan Fungsi data. No.
Jenis Data
1
Citra Satelit Quick Bird 2006
2
Data Kendaraan
3
4
Data Kualitas Udara Data Vegetasi - Jenis spesies - DBH - Tinggi - Kesehatan - Kondisi pertumbuhan - Karakteristik spesies pohon
Sumber Data Lab. Tanaman dan Tata Hijau Depatemen Arsitektur Lanskap, IPB yang berasal dari Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal) Dinas Perhubungan dan Komunikasi, Kota Bogor Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Kota Bogor
Fungsi Data Data Spasial
Data Atribut Data Atribut
Data Atribut Survey Lapang dan Data Sekunder dan Data Penunjang
4. Pengamatan lapang Memeriksa atau cek lapang hasil digitasi dengan kondisi lapang tapak dan melengkapi data-data atribut lapang yang dibutuhkan untuk analisis. Dalam analisis manfaat kanopi pohon dalam mereduksi polutan, hanya berdasarkan luasan kanopi pada digitasi peta. Sedangkan pada Modeling Growth yang menggunakan CITYgreen 5.4, dibutuhkan data spesifik pohon, berupa data spesies pohon, tinggi rata-rata individu pohon, diameter batang pohon, kondisi kesehatan, dan kondisi pertumbuhan pohon. 5. Input atribut data Memasukkan dan melengkapi data atribut atau data yang diperoleh saat pengamatan lapang ke dalam tabel atribut, untuk dapat dianalisis. 6. Analisis kualitas udara menggunakan CITYgreen 5.4 Setelah digitasi pada Citra Satelit dan data atribut telah dilengkapi, analisis dengan menggunakan CITYgreen dapat dilakukan. Hasil yang diperoleh laporan yang terdiri dari statistika tapak berupa persentase luasan penutupan
37
lahan dan jumlah polutan yang dapat direduksi atau diserap oleh kanopi pohon dalam satu tahun, dengan satuan Pounds (satuan ukur massa dengan simbol lbs, 1 lbs = 0,45359 kg) dan U.S Dollar (satuan mata uang dengan simbol $) yang akan dikonversi ke dalam Kilogram dan Rupiah. Hasil analisis yang didapat akan dilakukan perbandingan antara nilai hasil analisis menggunakan CITYgreen dengan kualitas udara berdasarkan udara ambien yang berada di beberapa titik Jalan Raya Padjajaran, sehingga dapat diketahui kemampuan kanopi pohon dalam mereduksi polutan yang ada. 7. Model pertumbuhan Merupakan salah satu kelengkapan dari ekstensi CITYgreen dalam menganalisis kanopi pohon. Pemodelan pada CITYgreen menggunakan skenario kanopi dan bentuk berdasarkan jenis spesies pohon, tinggi pohon, diameter batang pohon, kondisi kesehatan, dan kondisi pertumbuhan pohon. Growth Modeling dapat memodelkan pertumbuhan pohon dan keuntungannya untuk masa yang akan datang. Dengan melengkapi data atribut yang dibutuhkan, pemodelan dapat dilakukan hingga 50 tahun yang akan datang. Pada penelitian ini hanya akan melakukan model pertumbuhan pohon untuk 10, 20, dan 30 tahun ke depan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan usia pohon yang relatif tua pada lokasi penelitian. 8. Analisis CITYgreen 5.4 pada hasil model pertumbuhan Hasil pemodelan dari Growth Modeling, yaitu berupa skenario pertumbuhan kanopi pohon pada 10, 20, dan 30 tahun kedepan, akan dianalisis kembali menggunakan CITYgreen 5.4 untuk mengetahui kemampuan dalam menyerap dan menjerap polutan. Analisis ini menghasilkan laporan persentase luasan penutupan lahan dan jumlah polutan yang dapat direduksi atau diserap oleh kanopi pohon dalam satu tahun. 9. Perbandingan analisis Dari hasil analisis kanopi pohon dalam mereduksi polutan saat ini dan model pertumbuhan hingga 30 tahun yang akan datang. Selanjutnya akan dibandingkan dan diterjemahkan kedalam diagram-diagram untuk melihat perubahan yang terjadi.
38
Metode Geographic Information System (GIS) Perangkat lunak GIS yang biasa digunakan antara lain ArcView, ArcGis, MapInfo, ERDAS. Pada penelitian ini perangkat lunak GIS yang digunakan adalah ArcView 3.2 karena kemampuannya dalam menganalisis lebih baik dan mudah dengan tersedianya banyak ekstensi yang beredar dipasaran. ArcView 3.2 adalah software yang biasa digunakan untuk menganalisis data spasial maupun nonspasial dan pemetaan. Pada dasarnya, ekstensi CITYgreen 5.4 berfungsi untuk mempermudah dalam menganalisis manfaat ekologi yang terdiri dari: •
Kualitas udara (berdasarkan daya serap terhadap polutan di udara)
•
Penyimpanan karbon dan daya serap karbon
•
Mereduksi aliran air/banjir
•
Konservasi energi dan mengurangi emisi karbon
•
Model pertumbuhan Pada penelitian secara khusus membahas kualitas udara dengan
menganalisis kemampuan pohon dalam membersihkan polutan di udara dan melakukan model pertumbuhan untuk beberapa tahun yang akan datang. Hasil analisis CITYgreen berupa nilai ekologi dan ekonomi, sedangkan model pertumbuhan akan menghasilkan skenario pertumbuhan kanopi pohon untuk tahun yang diinginkan. Penelitian ini menggunakan data spasial yang berasal dari Citra Satelit Quick Bird tahun 2006. Data atribut yang digunakan, berupa data sekunder dan primer, yaitu jenis dan spesies pohon, spesifikasi individu pohon pada lokasi penelitian, dan sebagainya. Klasifikasi penutupan lahan terdiri dari (berdasarkan user manual CITYgreen 5.4), yaitu kanopi pohon, jalan, permukaan yang tertutup oleh rumput, dan semak. Analisis CITYgreen 5.4 banyak dilakukan bukan hanya untuk latihan teoritis semata, tetapi membantu dalam mempengaruhi keputusan kebijakan riil, dimana dapat memberikan pertimbangan keuntungan yang paling penting untuk kota dan masyarakat (American Forest, 2002). Model ini sudah cukup valid karena terdapat metode teknis perhitungan penangkapan partikel polutan berdasarkan dari luasan kanopi pohon dan daya penangkapan berdasarkan flux harian yang dihitung. Pada model pertumbuhan, dari data jenis pohon yang diinput dilihat karakter fisiknya dan digunakan sebagai pembanding pertumbuhan.
39
1. Kualitas Udara Model analisis kualitas udara pada CITYgreen dikembangkan oleh Forest Service dari Amerika Serikat berdasarkan dari penelitian yang dipimpin oleh David Nowak, Ph.D, dari USDA Forest Service. Dinilai bahwa kapasitas pembersihan polusi udara oleh hutan kota,j tanggap terhadap polutan seperti pada polutan nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), ozon (O3), karbon monoksida (CO), dan partikel-partikel yang kurang dari 10 mikron (PM10). Dengan menyerap dan menyaring polutan tersebut melalui daun, pohon melakukan jasa pembersihan udara yang sangat penting, secara langsung dan memberikan efek yang baik (kesehatan, kenyamanan, udara bersih, mengurangi kerusakan bangunan) untuk masyarakat sekitar dan mereduksi gas rumah kaca yang dapat menambah global warming. Hasil analisis CITYgreen berupa analysis report yang menampilkan jumlah dari kelima polutan yang dapat dihilangkan/dibersihkan oleh kanopi pohon. Satuan Pounds, menunjukkan jumlah polutan yang dapat dihilangkan oleh kanopi pohon dalam satu tahun, dan satuan U.S Dollar, merupakan nilai yang berasal dari biaya externality yang secara tidak langsung dikeluarkan oleh masyarakat dan pemerintah akibat adanya polusi udara. Biaya eksternal seperti biaya kesehatan, biaya kenyamanan, biaya kerusakan pada bangunan pada waktu tertentu, dan sebagainya. Dengan adanya kemajuan teknologi, CITYgreen memberikan kemudahan secara cepat menghitung kemampuan pohon dalam mereduksi polutan di udara. Kegiatan analisis tidak memerlukan studi khusus dan penelitian laboratorium. Hasil analisis yang didapat akan mendekati hasil nyata dan kesalahan yang terjadi oleh adanya human eror. Perhitungan kualitas udara pada CITYgreen 5.4 menggunakan rumus sebagai berikut: F (g/cm2/sec) = Vd (cm/sec) x C (g/cm3) Ket: F = Laju penyerapan polutan (Flux) Vd = Kecepatan pengendapan polutan (Velocity deposition) C = Konsentrasi polutan (Concentration) Sebagai pembanding, salah satu rumus manual yang digunakan dalam penelitian laboratorium untuk menghitung kapasitas tanaman mereduksi jenis
40
polutan partikel, adalah luas tajuk pohon dikalikan dengan rata-rata debu yang mengendap pada daun. Luas tajuk dianggap berbentuk bola, 4/3 π r2 (cm2), dengan π = 3,14 dan r = jari-jari tajuk. Rata-rata partikel yang mengendap didapatkan dari massa debu yang menempel pada daun (mg/cm2). Sehingga dapat diketahui jumlah partikel yang dapat dijerap oleh pohon dalam satuan mg/pohon per hari.
Gambar 15. Data yang Diperlukan dalam Analisis CITYgreen 5.4 (Sumber: American Forest, 2002)
Data yang diperlukan oleh CITYgreen dalam menganalisis kualitas udara adalah luas kanopi pohon dan kualitas udara kota (Gambar 15). Pada perhitungan manual, digunakan luasan tajuk pohon untuk mengetahui besar kemampuan pohon dalam menyerap polutan. Hal tersebut menyatakan bahwa luas kanopi pohon ternyata memiliki peran penting dalam menganalisis potensi pohon mereduksi polusi udara. Selain itu, untuk menjalankan CITYgreen berdasarkan metode penelitian, diperlukan peta dasar berupa gambar dua dimensi yang menampilkan tajuk pohon terlihat secara horizontal (tampak atas). Sehingga analisis yang dilakukan oleh CITYgreen 5.4 untuk kualitas udara berdasarkan pendekatan luas kanopi pohon. Untuk nilai kualitas udara kota, bisa didapatkan dari data analisis dalam CITYgreen atau dapat diuraikan dari area analisis. CITYgreen memberikan 10 kota referensi kualitas udara, yaitu Atlanta, Georgia; Austin, Texas; Baltimore, Maryland; Boston, Massachusetts; Denver, Colorado; Milwaukee, Wisconsin;
41
New York, New York; Philadelphia, Pennsylvania; St. Louis, Missouri; dan Seattle, Washington. Bila data spesifikasi kualitas udara tidak didapatkan, maka CITYgreen akan menghitung dan melihat data yang mendekati kondisi area analisis. Dengan perhitungan tertentu, CITYgreen mampu mengolah dan memberikan angka besaran pohon dalam membersihkan polutan di udara. Pada penelitian ini digunakan area analisis negara Boston. Pemilihan tersebut didapat berdasarkan analisis dari CITYgreen 5.4. 2.
Model Pertumbuhan Pohon CITYgreen’s Tree Growth Model dikembangkan oleh American Forest.
Program ini ‘menumbuhkan’ diameter at breast height (DBH), tinggi pohon, dan kanopi pohon, sesuai dengan spesies dan tahun pertumbuhan yang dipilih. Kelengkapan tabel data atribut pada area penelitian digunakan CITYgreen untuk memperkirakan pertumbuhan pohon di masa yang akan datang. Dengan melihat ukuran pohon, tinggi, diameter, dan spesies rata-rata pertumbuhan, CITYgreen menghasilkan sebuah theme baru yang mengilustrasikan pohon tersebut seperti 1 sampai 50 tahun yang akan datang. American forest (2002), menyatakan bahwa program ini menggunakan metode untuk memperkirakan pertumbuhan pohon, yaitu: Tree Growth Rate Slow-Growing Trees Medium-Growing Trees Fast-Growing Trees
Trunk Diameter (Inches/Year) 0.1 0.25 0.5
Height (Inches/Year) 1.0 1.5 3.0
Perubahan tinggi pohon ditentukan oleh perkalian angka pertumbuhan setiap tahun dengan kecepatan tinggi tumbuh. Sedangkan perubahan diameter merupakan perhitungan dari penambahan diameter eksisting (inch) dengan angka pertumbuhan setiap tahun yang dikalikan dengan kecepatan diameter tumbuh. Kanopi pohon yang didapat dari American Forest, mengkombinasikan lebih dari 13.000 pohon sebagai data-base spesies pohon. Dengan melihat besarnya spesimen inventori dari setiap spesies, potensi maksimum pertumbuhan telah ditentukan menjadi 264 spesies pohon yang berada dalam data spesies pohon CITYgreen. Faktor pertumbuhan kanopi ialah berdasarkan regresi linear radius kanopi dibagi dengan diameter.
42
Berikut merupakan data lapang untuk setiap individu pohon yang harus dilengkapi pada tabel data atribut, dalam menjalankan Tree Growth Modeling pada lokasi penelitian: a. Data spesies pohon Merupakan data spesies jenis individu pohon. CITYgreen menyediakan 320 jenis pohon. Bila jenis pohon yang terdapat pada area analisis tidak terdapat pada daftar pohon, CITYgreen menyediakan Add spesies yang berguna untuk menambahkan spesies yang dibutuhkan. Selain itu, perlu diketahui penutupan lahan pada permukaan tumbuh pohon, berdasarkan: 1 = Forest Litter Understory atau permukaan dengan sampah/kotoran organik (dedaunan, ranting, bunga, buah, dan jejatuhan alami lainnya dari pohon) 2 = Grass/Turf Understory atau permukaan dengan rumput/tanah (termasuk tanaman penutup tanah lainnya) 3 = Impervious Surfaces atau permukaan tahan/kedap air (termasuk semua permukaan paved dan unpaved (beton, aspal, tanah kosong, dan bebatuan yang tersusun) dan drainase terbuka atau tertutup) b. Diameter at Breast Height (DBH) Mengukuran diameter batang pohon menggunakan meteran ukur pada ketinggian 4,5 feet atau 140 – 145 cm dari permukaan tanah.
Gambar 16. Cara Mengukur DBH Pohon Bila pohon berada pada lokasi yang menanjak, ukur 4,5 feet dari bagian yang menanjak. Bila terdapat banyak batang, maka ukur bagian terbesar batang. Ubah ukuran keliling lingkaran yang didapat menggunakan rumus: Diameter (inches) = Keliling lingkaran batang, dengan π = 3,14 π
43
c. Tinggi pohon Dalam mengukur tinggi pohon, dapat digunakan alat ukur seperti klinometer. Dengan mengarahkan alat pada paling atas pohon melalui penglihatan mata. Cara pengukuran dapat dilihat pada Gambar 17 (b).
a
b
Gambar 17. Mengukur Tinggi Pohon (a) Alat Klinometer (b) Cara Pengukuran Tinggi pohon (feet) didapat dari penjumlahan jarak ukur dari pohon (D) dengan tinggi permukaan hingga setingkat mata (H). Pada CITYgreen dibagi mejadi beberapa kelas, yaitu: 1 = <25 feet 2 = 25 - 45 feet 3 = >45 feet d. Kesehatan pohon Menilai keseluruhan kesehatan pohon yang diperiksa dari kondisi tajuk, batang, dan akar, seperti yang terlihat dari akar yang muncul, kulit kayu yang terlepas, pembusukan, ranting/percabangan yang mati, dan sebagainya. Gunakan kertas kerja untuk mengevaluasi kondisi yang ditemukan pada pohon. Kertas kerja ‘tree inventory data sheet’ dapat dilihat pada Bab Lampiran. Berikut adalah standar evaluasi yang digunakan oleh CITYgreen untuk membedakan tingkat kesehatan pohon, yaitu: 5 = Baik 4 = Cukup Baik 3 = Tidak Baik 2 = Sangat Tidak Baik 1 = Mati
44
Tajuk
Batang Akar
Gambar 18. Bagian Penilaian Kesehatan Pohon e. Kondisi pertumbuhan pohon Pada kondisi pertumbuhan pohon pada umumnya menghubungkan antara kemampuan sebuah pohon untuk tumbuh dengan ukuran yang alami terhadap karakteristik tapak yang ditumbuhi, membantu CITYgreen untuk memprediksi ukuran dan kelangsungan hidup keseluruhan pada masa yang akan datang. Menilai kodisi pertumbuhan pohon dengan membuat faktor-faktor kondisi pertumbuhan berdasarkan pengetahuan akan karakteristik tapak dan individual pohon. Penilaian ini dapat dipermudah dengan adanya Tree Inventory Data Sheet yang terdapat pada Bab Lampiran. Kondisi pertumbuhan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 3 = Baik 2 = Cukup Baik 1 = Tidak Baik Data atribut yang didapat dari hasil survey, kemudian dimasukkan ke dalam tabel data atribut melalui Add/Update data (Gambar 19). Sehingga kanopi yang berada dalam Canopy theme mempunyai keterangan data pada setiap individunya. Pada pengisian spesies tanaman, terdapat 320 jenis spesies pohon yang telah disediakan oleh CITYgreen. Untuk jenis pohon yang tidak tersedia, maka sebelumnya dapat memasukkan jenis spesies tersebut dalam CITYgreen melalui Add spesies (Gambar 20). Kondisi jenis tanaman secara umum harus diketahui dengan melihat kerapatan daun, kecepatan tinggi pertumbuhan, kecepatan diameter pertumbuhan, bentuk kanopi, sifat pengguguran daun, dan tinggi maksimum pertumbuhan.
45
Gambar 19. Form Menambah atau Memperbaharui Data Untuk
melakukan
model
pertumbuhan,
CITYgreen
juga
telah
mempertimbangkan negara yang menjadi area projek berada. Hal ini diketahui bahwa kecepatan tumbuh suatu tanaman berbeda-beda untuk suatu wilayah. Katagori negara yang dapat dipilih pada CITYgreen, yaitu Northeast, MidAtlantic, Southeast, Midwest, Southwest, Mountain and Pacific Northwest, dan Mainland US. Melihat dari letak lokasi penelitian, maka model pertumbuhan akan menggunakan wilayah Southeast (Gambar 21). Setelah melakukan Model tree growth, maka akan didapatkan skenario gambar pertumbuhan kanopi pohon sesuai dengan tahun yang diinginkan, dengan maksimal periode pertumbuhan hingga 50 tahun yang akan datang. Pada penelitian akan dilakukan pemodelan pada 10, 20, dan 30 tahun mendatang.
46
Gambar 20. Form Menambah Spesies Baru
Gambar 21. Form Model Pertumbuhan Pohon
47
Persiapan Studi
Perizinan Pelatihan CITYgreen Citra Satelit Quick Bird tahun 2006
Pengumpulan Data
Pemotongan dan Registrasi Citra Data-data sekunder dan Data penunjang Canopy Theme
Digitasi Non-Canopy Theme
Pengamatan Lapang
Cek lapang Data atribut lapang
Input Data Atribut
Melengkapi tabel data atribut pada hasil digitasi Analisis luasan kanopi pohon saat ini menggunakan CITYgreen 5.4
Analisis CITYgreen 5.4
Hasil analisis manfaat kanopi pohon Membandingakan kemampuan hasil analisis dengan kualitas udara yang ada Melengkapi tabel data atribut: nama spesies, DBH, tinggi, kesehatan, dan kondisi pertumbuhan pohon
Model Pertumbuhan Pemodelan pertumbuhan kanopi pohon dengan memanfaatkan Growth Modeling pada CITYgreen untuk 10, 20, dan 30 tahun yang akan datang
Analisis CITYgreen 5.4 pada 10, 20, dan 30 tahun yang akan datang Perbandingan hasil analisis saat ini dengan 30 tahun yang akan datang
Analisis luasan kanopi pohon pada 10, 20, 30 tahun yang akan datang menggunakan CITYgreen 5.4 Hasil analisis manfaat kanopi pohon Perbandingan analisis manfaat kanopi pohon pada saat ini hingga 30 tahun yang datang Diagram kemampuan kanopi pohon dalam meyerap polutan
Gambar 22. Tahapan Pelaksanaan Penelitian
48
Batasan Penelitian Batasan penelitian dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan menjadi lebih terarah dan fokus sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Adapun batasan-batasan penelitian tersebut, antara lain: •
Wilayah penelitian adalah sepanjang jalur Jalan Raya Padjajaran berdasarkan dari Citra Satelit Quick Bird pada tahun 2006 yang diperoleh dari Laboratorium Tanaman dan Tata Hijau Departemen Arsitektur Lanskap, dengan piksel 3 x 3 meter, yang kemudian dilakukan pengoreksian atau registrasi atas letak koordinatnya.
•
Batas wilayah penelitian hingga daerah Rumija (Ruang Milik Jalan) di sepanjang jalan Raya Padjajaran, meliputi pepohonan yang berada pada median jalan dan kedua ruas tepi jalan.
•
Dalam
analisis,
hanya
berdasarkan
luasan
kanopi
pohon
yang
menggunakan dua klasifikasi, yaitu Canopy dan Non-Canopy. Canopy theme merupakan data digitasi dan atribut kanopi pohon yang memiliki diameter tajuk lebih dari 4 meter. Selain pohon, digitasi dikatagorikan sebagai Non-canopy theme, seperti jalan, permukaan tertutup rumput, dan semak. •
Hasil penelitian ini dibatasi hanya sampai tahap analisis dari manfaat kanopi pohon saat ini dengan 30 tahun yang akan datang menggunakan CITYgreen 5.4 dan perbandingan daya serapnya melalui diagram.