METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti serta menjelaskan hubungan antar peubah. Peubah penelitian yang diamati terdiri dari peubah bebas media cetak leaflet, media gelar teknologi dan media interpersonal penyuluh. Sedangkan peubah terikat yang diukur adalah keberdayaan dan partisipasi petani dengan indikator tingkat partisipasi (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi) serta indikator
kemandirian yaitu
kemandirian intelektual, manajemen dan kemandirian material. Selanjutnya analisis dilakukan dengan menggunakan model korelasi guna melihat efektifitas media-media yang digunakan dalam Primatani terhadap keberdayaan dan partisipasi petani. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada lokasi program Primatani di Desa Citarik Kecamatan Tirtamulya Kabupaten Karawang. Penentuan lokasi menggunakan metode purposive sampling. Pemilihan lokasi penelitian ditetapkan berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu: (1) Primatani merupakan program pemberdayaan petani. (2) Desa Citarik merupakan salah satu lokasi program Primatani yang pertama kali dilaksanakan di Jawa Barat dan masih berjalan (3) secara metodologis, seluruh tahapan penelitian terpenuhi dan dapat dilakukan di Desa tersebut dan (4) secara geografis dan ekonomis, lokasi penelitian tergolong efisien, mudah dijangkau oleh peneliti. Pengumpulan data primer dan pengamatan lapang dilaksanakan selama dua bulan mulai bulan Mei-Juni 2009. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian adalah petani peserta program Primatani yang mendapatkan terpaan media leaflet dan gelar teknologi serta mendapat pembinaan dari para penyuluh Kecamatan Tirtamulya sebanyak 27 orang petani, terdiri atas 7 orang dari Kelompok Tani Sri Subur, 7 orang dari Kelompok Tani Srimaju Satu, 8 orang dari Kelompok Tani Srimaju Dua dan 5 orang dari Kelompok Tani Sri 32
Mulya Ssejati . Sejalan dengan apa yang dikemukakan Gaspertz (1991) apabila penelitian diketahui tentang besarnya populasi, lalu keseluruhannya dijadikan subjek penelitian dikatakan bahwa penelitian tersebut menggunakan metode sensus. Data dan Instrumentasi Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petani dan para penyuluh yang dipandu dengan kuesioner yang teruji. Daftar pertanyaan yang dituangkan ke dalam kuesioner disusun berdasarkan peubah-peubah yang diteliti. Data primer tersebut dikelompokkan ke dalam lima kelompok pertanyaan meliputi: (1) Persepsi petani terhadap media leaflet dan media gelar teknologi dalam Primatani, (2) pemanfaatan media leaflet dan gelar teknologi dalam Primatani (3), persepsi petani terhadap kredibilitas penyuluh, 4) data tentang pemberdayaan petani model Primatani, 5) efektivitas media komunikasi terhadap pemberdayaan petani. Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumentasi yang berupa laporan-laporan yang ada pada instansi terkait dengan penelitian yang akan dilakukan seperti BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Jawa Barat, Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Programa Penyuluhan UPTD wilayah Kecamatan Tirtamulya, Monografi Kecamatan Tirtamulya dan data Potensi Desa Citarik yang ditujukan guna melengkapi dan memperoleh gambaran pelaksanaan Program Primatani di Kabupaten Karawang. Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan penelitian dalam mengukur suatu peubah atau memanipulasinya (Kerlinger 2004). Menurut Kerlinger, definisi operasional meletakkan arti dalam suatu konstruk atau peubah dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk mengukur konstruk atau peubah itu. Menurut Sumardjo (1999) pengukuran peubah sangat penting dilakukan untuk memberikan kesempatan pada peneliti menggunakan gejala sosial yang diteliti dalam penyusunan hipotesis, sehingga dapat menentukan tingkat hubungannya dengan peubah-peubah lain. 33
Beberapa variabel yang digunakan dalam penelitian dibatasi dengan menggunakan definisi istilah serta operasionalisasi variabel untuk mempermudah pengukuran. Variabel-variabel yang diukur terdiri atas variabel bebas yang terdiri dari media leaflet, media gelar teknologi dan media penyuluh. Variabel terikat yaitu pemberdayaan petani. Variabel penelitian dapat diuraikan sebagai berikut: Media Leaflet Media leaflet adalah media dalam bentuk tercetak yang digunakan dalam penyebaran informasi pada Program Primatani yang memuat materi teknis pengelolaan tanaman terpadu padi sawah (PTT-Padi). Untuk kepentingan penelitian maka ditetapkan sebanyak tiga indikator persepsi terhadap media leaflet yang diukur dengan skala ordinal meliputi: bahasa, format penyajian dan kesesuaian isi pesan. 1. Bahasa diartikan sebagai persepsi petani terhadap penggunaan gaya bahasa, kata-kata atau istilah, kalimat yang digunakan dalam leaflet. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) Tidak mudah dipahami, (2) Cukup mudah, (3) Kurang dan (4) sangat mudah dipahami. 2. Format penyajian diartikan sebagai persepsi petani terhadap penggunaan ilustrasi photo/gambar, kertas yang baik, komposisi gambar dan tulisan yang terlihat pada leaflet. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) Tidak menarik, (2) Cukup menarik, (3) Kurang menarik dan (4) sangat menarik. 3. Kesesuaian isi pesan media leaflet diartikan sebagai persepsi petani terhadap kecocokan informasi yang dimuat dalam media leaflet dengan kebutuhan informasi/permasalahan yang ada pada petani. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) Tidak sesuai, (2) Cukup sesuai, (3) Kurang sesuai dan (4) sangat sesuai. Media Gelar Teknologi SL-PTT Media gelar teknologi dengan pendekatan SL-PTT adalah suatu metode penyampaian informasi teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi (PTT-Padi) yang disampaikan melalui peragaan uji terap pada lahan petani di lokasi Primatani. Persepsi petani terhadap media gelar teknologi dilihat dengan indikator sifat inovasi media gelar teknologi meliputi; keuntungan relatif pelaksanaan gelar 34
teknologi, tingkat kesesuaian penggunaan media gelar teknologi, tingkat kerumitan, kemudahan diamati dan diuji coba penggunaan media. 1. Keuntungan relatif, yaitu persepsi petani terhadap keuntungan atau kerugian pelaksanaan media gelar teknologi yang dirasakan oleh petani. dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju. 2. Kesesuaian, yaitu persepsi petani terhadap kesesuaian media gelar teknologi yang dilaksanakan terhadap kondisi biofisik, sosial ekonomi dan budaya petani setempat. dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju. 3. Kerumitan, yaitu persepsi petani terhadap tingkat kemudahan dalam tahapan pelaksanaan peragaan gelar teknologi. dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (4) tidak setuju, (3) kurang setuju, (2) cukup setuju dan (1) setuju. 4. Kemampuan untuk diuji coba, yaitu persepsi petani terhadap kemudahan media gelar teknologi untuk di uji coba di lokasi lain. dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju. 5. Kemampuan untuk diamati, yaitu persepsi petani terhadap penampilan media gelar teknologi dilihat secara visual dengan jelas oleh petani. dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju. Media Penyuluh Penyuluh adalah aparatur pertanian yang terlibat langsung dan bertugas di lokasi Primatani dan memiliki peran sebagai penghubung informasi, pendidik, katalisator dan dinamisator, penasehat dan pelatih keterampilan. Persepsi petani terhadap penyuluh dilihat dengan indikator kredibilitas penyuluh (tingkat sampai sejauhmana penyuluh dapat dipercaya oleh petani) yang meliputi; penguasaan informasi materi PTT Padi, kepercayaan diri, keaktifan dan konsistensi. 1.
Penguasaan informasi adalah persepsi petani tentang penyuluh menyangkut wawasan pengetahuan tentang materi PTT Padi. dikategorikan
menjadi
35
empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju. 2.
Kepercayaan diri diartikan sebagai persepsi petani terhadap ekspresi PPL dalam penyampaian materi atas informasi pengetahuan yang dimiliki. dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju.
3.
Keaktifan diartikan sebagai frequensi interaksi penyuluh dengan petani dalam pertemuan berkala dan kunjungan. dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju.
4.
Konsistensi diartikan persepsi petani terhadap ucapan dan tindakan penyuluh yang tetap sesuai dengan arahan program dan keputusan disepakati. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) tidak setuju, (2) kurang setuju, (3) cukup setuju dan (4) setuju.
Pemberdayaan dan Keberdayaan Petani Pemberdayaan petani adalah upaya untuk membangun daya yang dimiliki petani, dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilikinya serta berupaya untuk mengembangkannya. Keberdayaan petani menunjukkan kondisi tingkat keberdayaan petani peserta Primatani dibatasi pada tingkat kemandirian. Kemandirian petani merupakan suatu kondisi yang dialami oleh petani dengan indikator; 1) kemandirian material, 2) kemandirian intelektual dan 3) kemandirian manajemen. 1.
Kemandirian intelektual adalah kondisi pengetahuan individu petani untuk memilih dan memutuskan alternatif teknologi pengelolaan usahatani yang terbaik tanpa terintervensi/paksaan dari pihak luar. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang dan (4) tinggi.
2.
Kemandirian material adalah kondisi petani untuk memenuhi kebutuhan dasar sandang pokok, mampu mencadangkan kebutuhan dasar sebagai akibat penerapan teknologi PTT Padi. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang dan (4) tinggi.
3.
Kemandirian manajemen adalah kemampuan petani dalam mengelola usahatani dengan menggunakan model PTT ke arah yang lebih baik dari 36
kebiasaan semula (sebelum Primatani). Dikategorikan
menjadi
empat
kategori yaitu (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang dan (4) tinggi. Partisipasi Petani Partisipasi petani adalah keterlibatan petani peserta primatani dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penerapan PTT padi pada program Primatani. 1. Partisipasi perencanaan adalah keikutsertaan petani dalam perencanaan pengembangan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu padi. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang dan (4) tinggi. 2. Partisipasi pelaksanaan adalah keikutsertaan petani dalam penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu padi. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang dan (4) tinggi. 3. Partisipasi perencanaan adalah keikutsertaan petani dalam mengamati penerapan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu padi. Dikategorikan menjadi empat kategori yaitu (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang dan (4) tinggi. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen (kuesioner) kepada responden yang memiliki ciri-ciri relatif sama dengan ciri-ciri objek pada penelitian. Uji coba dilakukan terhadap 10 orang petani peserta Primatani di Desa Sindanglaya Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang yang diterpa media leaflet, gelar teknologi dan penyuluh. Pengujian validitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Uji validitas instrumen yang dilakukan adalah bangun pengertian construct validity yang berkenaan dengan kesanggupan alat ukur untuk mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang diukur (Sudjana 1989). Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu telah mengukur apa yang akan diukur. Titik berat dari uji validitas adalah validitas isi (Kerlinger 2004), yang dapat dilihat dari: 1) Apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur apa yang telah diukur tersebut. 37
2) Apakah informasi yang dikumpulkan telah sesuai dengan konsep yang telah digunakan. Agar kuesioner memiliki uji validitas tinggi, maka daftar pertanyaan disusun dengan cara (: (1) mendefinisikan secara operasional berbagai konsep yang diukur yang telah ditulis para ahli dalam literatur, (2) melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden, (3) menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment Pearson (Singarimbun dan Effendy 2006). Kesimpulan yang akan didapat dari uji product moment Pearson; Apabila nilai r XY hitung > r tabel (N-2; 5 %), maka hasil pengukuran tersebut valid atau bila r XY hitung > 0,3 maka item tersebut dinyatakan cukup valid, uji validitas diperoleh melalui tingkat signifikansi. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Singarimbun dan Effendi 2006). Makin kecil kesalahan pengukuran, makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran, makin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Besar kecilnya kesalahan pengukuran dapat diketahui dari indeks korelasi antara hasil pengukuran pertama dan kedua. Menurut Arikunto (1998) reliabilitas instrumen menunjukkan tingkat keterpercayaan suatu alat mengumpulkan data karena instrumen tersebut sudah baik. Lebih lanjut dikatakan suatu instrumen dikatakan baik bila instrumen tersebut tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Untuk mencapai reliabilitas alat ukur yang maksimal dilakukan penyempurnaan instrumen melalui pengujian terhadap responden dengan menggunakan rumus split-half reliability test atau uji reliabilitas teknik belah dua (Ridwan 2004) yang dilakukan pada petani Primatani di Kabupaten Subang, yakni dengan membagi butir pertanyaan-pertanyaan yang valid tersebut menjadi dua belahan. Ditujukan pada pengukuran instrumen pemanfaatan media komunikasi dan pemberdayaan petani model Primatani. Kesimpulan yang didapat dari pengukuran ini adalah apabila r tot hitung > r tabel (n – 2; 5 %) maka variabel 38
tersebut reliabel. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: r.tot = Angka koefisien reliabilitas keseluruhan item r.tt = Angka korelasi belahan pertama dan belahan kedua
rtot = 2(r.tt) 1 + r.tt
Hasil uji reliabilitas diperoleh nilai karakterisitik leaflet PTT Padi 0.714, karaketristik gelar teknologi 0.8594, kredibilitas penyuluh 0.907 dan intrumen kemandirian 0.820 serta partisipasi 0.736. Dibandingkan dengan nilai r-tabel (α = 0,05) = 0.564 maka kuesioner dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas secara lebih rinci per indikator terdapat pada Lampiran 2. Analisis Data Data yang diambil dianalisis dengan prosedur statistik yang ada. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1
Analisis statistik deskriptif. Analisis statistik deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan data secara umum dengan menggunakan frekuensi, persentil, persentase, rataan, rataan skor dan total rataan skor.
2
Analisis statistik inferensial. Analisis statistik yang digunakan untuk melihat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan analisis statistik inferensial dengan uji rank Spearman (Siegel 1997). Pengujian hipotesis menggunakan tingkat signifikansi pada taraf kepercayaan α = 5% dan α = 1% dan data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 13.0. secara lengkapnya rumus korelasi rank Spearman dapat disajikan sebagai berikut: 6 ∑ di2 i=1
rs
=
Keterangan : = rs = di2 = N2 N =
1 -N
N(N2 – 1)
Nilai korelasi Selisih antara peringkat Banyaknya pasangan data Jumlah data
39