III. A.
METODOLOGI PENELITIAN
WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, dan kegiatan wawancara dengan pakar di Laboratorium Klinik Tanaman, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, IPB Dramaga Bogor. Lama penelitian terhitung dari bulan Februari-November 2012 sekitar 10 bulan.
B.
ALAT DAN BAHAN
1.
2.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Alat a. Seperangkat personal computer dengan spesifikasi sebagai berikut : 1) Prosessor dengan kecepatan minimal 2.20 Ghz, 2) RAM 2 GB 3) Sistem Operasi Windows 7 4) Harddisk 250 GB b. Software untuk pembangunan knowledge base 1) PostgreSQL 9.0, phppgAdmin 2) Ms. Word 2007, Ms. Excel 2007, Ms. Visio 2010 c. Software untuk pembangunan aplikasi berbasis web 1) Adobe Dreamweaver CS 5.0 2) Notepad ++ 3) PostgreSQL PHP Generator 4) Mozila Firefox, Google Chrome, Internet Explorer 5) BITNAMI Wappstack 6) PHP (Hypertext Preprocessor) Bahan Bahan yang digunakan adalah data-data sekunder bersumber dari pustaka berupa buku, tulisan populer, jurnal ilmiah, dan literatur, dan hasil konsultasi dengan pakar Dr. Ir. Widodo, MS, selaku dosen sekaligus praktisi yang ahli mengenai budidaya cabai merah.
19
C.
METODE PENELITIAN Adapun metode penelitian untuk pengembangan basis pengetahuan (knowledge base) terdapat pada Gambar 8.
Gambar 8. Tahapan penelitian
20
Penelitian ini mempunyai beberapa tahapan, antara lain identifikasi masalah, akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, validasi pengetahuan, kodifikasi, pengujian/implementasi, dan pemeliharaan. Uraian singkat mengenai setiap tahapan adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi Masalah Pada tahap ini penentuan permasalahan dan studi kelayakan sistem yang akan dibangun. Identifikasi masalah yang dihadapi oleh petani cabai merah pada khususnya dan serta identifikasi kebutuhan informasi dan pengetahuan yang mendukung kegiatan manajemen nutrisi yang baik pada budidaya cabai merah berbasis pertanian teliti (precision farming). Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan informasi yang diperlukan untuk pengembangan knowledge base berdasarkan kebutuhan pengguna (users) dan kebutuhan fungsional (functional requirement) kemudian menganalisisnya. Pengguna dari sistem ini adalah semua orang yang membutuhkan pengetahuan tentang manajemen nutrisi cabai merah pada khususnya petani cabai merah, akademisi, pakar, Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), dan pengguna lain yang membutuhkan informasi dan pengetahuan. 2. Akuisisi Pengetahuan (knowledge aquisition) Akuisisi pengetahuan merupakan penyerapan pengetahuan dan informasi dari pakar dan dari studi pustaka yang terkait. Penyerapan ini selanjutnya akan diisikan ke basis pengetahuan (knowledge base). Hasil dari akuisisi pengetahuan diperoleh pengetahuan tentang parameterparameter penting dari manajemen nutrisi cabai merah yang selanjutnya dari pengetahuan ini akan digali lebih dalam dan dianalisis lebih lanjut untuk pembangunan basis pengetahuan (knowledge base). Di tahap ini juga dilakukan perhitungan, dan pengkajian mendalam agar diperoleh pengetahuan yang sesuai untuk pembanguan knowledge base manajemen nutrisi cabai merah. Terdapat tiga cara akuisisi pengetahuan yaitu manual, semi otomatis, dan otomatis. Pada penelitian ini digunakan cara akuisisi pengetahuan yang manual. Dengan cara manual lebih mudah mengakomodir pengetahuan-pengetahuan dari para pakar dengan melakukan wawancara, analisis, dan observasi. 3. Representasi Pengetahuan (knowledge representation) Merupakan kegiatan mengkonfigurasi pengetahuan yang diperoleh dari pakar dan hasil penelusuran pustaka. Pada tahap ini akan dilakukan pemetaan pengetahuan yang dilakukan untuk penentuan teknik penyimpanan dalam basis pengetahuan sehingga pengetahuan bisa dimengerti oleh manusia dan bisa dimasukan ke dalam perangkat lunak komputer. Teknikteknik representasi pengetahuan yang digunakan dalam penelitian sesuai dengan jenis-jenis pengetahuanya yang akan direpresentasikan, karena satu jenis pengetahuan, cara perepresentasiannya belum tentu sama dengan jenis pengetahuan yang lain. Teknik representasi pengetahuan yang digunakan pohon keputusan (decision tree), tabel keputusan (decision table), dan bentuk model data relasi. Dari metode pohon keputusan kemudian dipetakan ke tabel keputusan alasannya karena menggunakan DBMS bentuk data relasional dalam hal ini adalah PostgreSQL. Bentuk tabel keputusan sudah sesuai dengan DBMS yang digunakan.
21
4. Validasi Pengetahuan (Knowledge Validation) Validasi pengetahuan dilakukan oleh pakar dan berkolaborasi dengan knowledge engineer, yang bertujuan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan dari pengetahuan yang di representasikan oleh knowledge engineer. Bentuk validasi bisa seperti tes keadaan, studi kasus, dsb. Validasi lebih mengarah pada konten/isi yang menjadi titik berat, benar atau tidaknya pengetahuan yang dibangun. 5. Kodifikasi Merupakan proses mentranfer dari perancangan logis yang biasanya berupa ERD (Entity Relationship Diagram) ke dalam DBMS. Kodifikasi bicara mengenai bagaimana sebuah knowledge base akan dimasukkan ke PostreSQL yang disini berperan sebagai DBMS. Sebelum masuk inti dari kodifikasi ada beberapa tahapan awal yang perlu dilakukan yaitu perancangan basis data (database), antara lain: a) Analisis kebutuhan Menganalisis berbagai kebutuhan, mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan pengembangan basis data, melakukan pengumpulan data, informasi, dan pengetahuan, dst. b) Perancangan Konseptual (conseptual design) Pada tahapan ini data yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem data dikelompokkan menurut kriteria tertentu. Kemudian dilengkapi dengan hubungan antara grup data (entitas) dengan grup data yang lain (entitas). Hubungan antar entitas dijabarkan dengan menggunakan diagram E-R (Entity Relationship) yang menunjukkan hubungan antar entitas. c) Perancangan Logikal (logical design) Merupakan tahapan yang digunakan untuk menentukan hasil dari perancangan konseptual ke dalam bentuk yang nantinya akan diimplementasikan ke DBMS. Pemetaan pada perancangan logis berdasarkan perancangan konseptual. d) Perancangan Fisik (physical design) Langkah terakhir dalam perancangan basis data adalah perancangan fisik. Perancangan ini sangat spesifik terhadap DBMS yang digunakan yaitu PostgreSQL 9.0. Tipe data untuk masing-masing kolom dalam setiap kolom disesuikan dengan DBMS yang digunakan. e) Kegiatan inti kodifikasi Lebih menekankan pembangunan basis data dengan menggunakan PostgreSQL. Melakukan strukturisasi, berhubungan dengan bentuk tabel disertai atribut, tipe data dan relasinya dengan tabel lain melalui constraint, penentuan kunci primer, kunci asing, dan pembuatan fungsi tersimpan (stored function) untuk menyimpan rumus perhitungan dosis pupuk. 6. Pengujian/implementasi Sebelum sistem ini dirilis dilakukan perancangan prototipe (contoh aplikasi) yang berguna untuk mendukung interaksi antara pengguna (user) dan aplikasi sistem. Karena sebuah aplikasi sistem tidak ada gunanya apabila tidak bisa digunakan oleh user oleh karena itu perlu dibuat prototipe agar bisa berkomunikasi dengan user dengan efisien serta mudah dimengerti. Pengujian dilakukan baik secara fungsional. Selanjutnya setelah diuji sistem bisa diluncurkan dan dapat dievaluasi kembali serta dilakukan perbaikan sistem nantinya.
22
7. Perawatan Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting agar sistem tetap dapat berjalan dengan baik. Pemeliharaan sistem berupa auditing sistem dan fasilitas updating data untuk merawat keakuratan dan keterbaruan data yang dihasilkan. Pemantauan, evaluasi sistem, serta memformulasikan rencana modifikasi perbaikan/pengembangan sistem. Pada tahapan ini ditindaklanjuti nanti apabila sistem yang nantinya dikembangkan dengan knowledge base ini benar-benar diaplikasikan secara nyata.
23