20
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi yang optimal akan sia-sia jika distribusi yang diterapkan suatu perusahaan tidak tepat dan efektif. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah yang serius dalam pendistribusian produk maupun biaya distribusi yang dikeluarkan perusahaan. PT. X merupakan perusahaan sayuran yang memenuhi permintaan pelanggan berdasarkan pesanan pelanggan. PT. X tidak memberikan batasan minimum dalam jumlah jenis dan kuantitas pemesanan. Sayuran merupakan produk yang tidak tahan lama sehingga distribusi sayuran PT. X ke pelanggan merupakan hal yang krusial untuk dikaji. Sistem distribusi sayuran yang digunakan oleh PT. X adalah distribusi langsung. Hal ini disebabkan karena sistem distribusi langsung merupakan sistem distribusi yang paling pendek dan sederhana. Melalui distribusi langsung, maka diharapkan sayuran yang dikirim ke pelanggan wilayah Jakarta dan Tangerang masih segar dan dikirim tepat waktu. Hal inilah yang membuat PT. X harus memilih dan menggunakan sistem distribusi yang tepat dan efektif dalam alokasi distribusi aktual agar biaya distribusi yang dikeluarkan optimal. Model transportasi merupakan model yang digunakan untuk memecahkan permasalahan minimalisasi biaya pengiriman produk dari sumber ke beberapa tujuan. Pemodelan transportasi mencari cara yang termurah untuk mengirimkan barang dari sumber ke beberapa tujuan. Masalah transportasi juga berhubungan dengan distribusi suatu produk tunggal dari sumber dengan penawaran terbatas menuju ke beberapa tujuan dengan permintaan tertentu pada biaya transportasi minimum. Dalam pembuatan model transportasi, input yang digunakan berupa biaya distribusi, jumlah penawaran, dan jumlah permintaan serta output yang diperoleh berupa minimalisasi biaya distribusi dan alokasi distribusi yang optimal.
21
Dengan sistem distribusi yang tepat dan efektif, PT. X dapat melakukan alokasi distribusi optimal dan meminimalisasi biaya distribusi. Selain itu, PT. X dapat meningkatkan kepercayaan dan loyalitas pelanggan dalam penggunaan produknya sehingga keuntungan PT. X mengalami peningkatan. Gambar 4 menyajikan bagan kerangka pemikiran dalam penelitian ini.
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Penelitian
22
3.2
Tahapan Penelitian Penelitian ini dimulai dari menganalisis sistem distribusi yang ada di PT. X sampai dengan hasil analisis yang diperoleh. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat direkomendasikan kepada PT. X khususnya yang terkait dengan distribusi sayuran ke Jakarta dan Tangerang. Tahapan penelitian disajikan pada Gambar 5.
Gambar 5. Tahapan Penelitian
23
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. X yang berlokasi di Jakarta Pusat dan memiliki kebun di daerah Cianjur, Jawa Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2010 hingga Juni 2010. 3.4 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi langsung di lapangan seperti sistem distribusi yang dilakukan oleh PT. X dan wawancara dengan pihak terkait seperti Direktur PT. X, Manajer Keuangan dan Administrasi, Staff Keuangan dan Administrasi, Kepala Kebun, dan Staff Pengiriman. Data sekunder diperoleh dari literatur yang relevan, data dan laporan PT. X dan hasil penelitian terdahulu. Metode pengumpulan data dapat dilakukan melalui beberapa teknik, diantaranya: 1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk mengetahui lebih jelas tentang kondisi PT. X dan untuk mengetahui saluran distribusi yang digunakan oleh PT. X. Wawancara dilakukan dengan pihak terkait seperti Direktur PT. X, Manajer Keuangan dan Administrasi, Staff Keuangan dan Administrasi, Kepala Kebun, dan Staff Pengiriman. Wawancara dilakukan beberapa kali baik dengan Direktur PT. X, Manajer Keuangan dan Administrasi, Staff Keuangan dan Administrasi, maupun dengan Staff Pengiriman. 2. Observasi Observasi dilakukan dengan pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi ini dilakukan secara langsung di lapangan yaitu kantor PT. X yang berada di Jakarta Pusat dan kebun PT. X yang berada di Cianjur, Jawa Barat. 3. Data dan Laporan PT. X Data dan laporan PT. X diperoleh dari arsip tahunan PT. X tahun 2009. Data yang diperoleh dari PT. X berupa buku besar, laporan keuangan,
24
jumlah mitra, jumlah pelanggan, jumlah permintaan sayuran dari pelanggan, dan jumlah distribusi aktual sayuran PT. X tahun 2009. 4. Studi Literatur Studi literatur diperoleh dari buku dan artikel dari internet yang berhubungan dengan objek penelitian. Jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data secara lengkap disajikan pada tabel 2. Tabel
2. Jenis data, sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data
Tujuan Penelitian
3.5
Jenis Data
Sumber Data
Menganalisis Primer sistem Sekunder distribusi yang dilakukan oleh PT. X Menganalisis Sekunder alokasi distribusi optimal sayuran pada PT. X
Divisi Keuangan dan Administrasi
Metode Pengumpulan Data Wawancara Mendalam Observasi Langsung Studi Literatur Data Permintaan dan Penawaran PT. X tahun 2009
Divisi Keuangan dan Administrasi
Metode Analisis Data Analisis Deskriptif
Analisis Kuantitatif (Model Transportasi)
Metode Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis terhadap sistem pendistribusian sayuran PT. X merupakan analisis deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui alokasi distribusi optimal dan
aktual
pada
sayuran.
Analisis
kuantitatif
dilakukan
dengan
menggunakan model transportasi. Data yang diperoleh ditabulasikan dan diolah secara sistematis, sehingga menghasilkan alokasi distribusi optimal sayuran yang dapat meminimumkan biaya distribusi. Pemodelan ini bertujuan untuk meminimumkan total biaya distribusi yang ada pada PT. X. Model transportasi pada penelitian ini yaitu:
25
Fungsi tujuan
Min. Z =
∑cij.Xij
Dengan pembatasan ∑Xij
≤
si
∑Xij
≤
di
(i = 1, 2,…m dan j = 1, 2,…n) Dimana: Z = Total biaya distribusi yang dikeluarkan PT. X ∑cij.Xij = Jumlah perkalian antara biaya distribusi per kilogram sayuran (dalam Rp) dengan jumlah alokasi distribusi aktual sayuran PT. X (dalam kg) ∑Xij
= Jumlah alokasi distribusi aktual sayuran tahun 2009 dari kebun ke kelompok pelanggan (dalam kg)
cij
= Biaya distribusi per kilogram sayuran dari kebun ke kelompok pelanggan (dalam Rp)
si
= Jumlah penawaran sayuran yang tersedia di kebun, dimana i = 1 (dalam kg)
dj
= Jumlah permintaan sayuran di kelompok pelanggan, dimana j = 1, 2, 3, ...6 (dalam kg)
m
= Jumlah daerah sumber
n
= Jumlah daerah tujuan (kelompok pelanggan)
Pada penelitian ini, daerah sumber hanya ada satu yaitu kebun PT. X, sedangkan daerah tujuan terdiri dari 6 (enam) kelompok pelanggan. Pembentukan kelompok tersebut berdasarkan kendaraan yang mengantarkan sayuran kepada pelanggan. Pelanggan-pelanggan yang didistribusikan oleh mobil 1 dinamakan kelompok 1. Artinya, kelompok 1 berisi pelangganpelanggan yang pesanannya diantarkan oleh mobil 1. Begitu juga dengan kelompok 2 hingga 5, sedangkan kelompok 6 berisi pelanggan-pelanggan yang pesanannya diantarkan oleh motor. Tabel 3 merinci daerah tujuan dan kendaraan yang digunakan dalam distribusi sayuran ke tiap kelompok pelanggan.
26
Tabel 3. Daerah tujuan dan Jenis kendaraan yang digunakan dalam pendistribusian sayuran. Kendaraan Kelompok Jumlah Pelanggan Pelanggan Tiap Kelompok Mobil 1
1
2
Mobil 2
2
11
Mobil 3
3
19
Mobil 4
4
12
Mobil 5
5
7
Motor
6
10
Daerah Tujuan
Kendaraan yang digunakan
Cengkareng
Mobil Box
Isuzu ELF Box
Mobil Box
Panther Box
Mobil Box
EsPass Box
Mobil Box
EsPass Box
Mobil Box
Isuzu ELF Box
Motor
Supra Fit
Jakarta Pusat dan Jakarta Utara Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan Jakarta Selatan dan Jakarta Barat Jakarta Selatan Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Utara
Jenis Kendaraan
Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa tiap kendaraan memiliki jumlah pelanggan yang berbeda-beda. Mobil 3 merupakan kendaraan yang memiliki jumlah pelanggan paling banyak yaitu 19 pelanggan, sedangkan mobil 1 merupakan kendaraan yang paling sedikit jumlah pelanggannya saat proses distribusi sayuran yaitu 2 pelanggan. Banyaknya pelanggan yang dilayani oleh tiap kendaraan ditentukan berdasarkan jalur yang dilalui oleh tiap kendaraan. Hal tersebut dilakukan PT. X agar biaya distribusi yang dikeluarkan PT. X dapat diperkecil. Dalam menyelesaikan persoalan transportasi, langkah pertama yang digunakan yaitu menentukan solusi layak dasar awal yang memenuhi semua kendala atau sistem transportasi yang diperlukan. Dari solusi layak dasar awal dapat dicari solusi layak optimal yaitu solusi yang meminimumkan biaya transportasi. Metode yang digunakan untuk mencari solusi layak dasar awal yaitu metode North-West Corner (Mulyono,1991).
27
Setelah solusi layak dasar awal diperoleh, dilakukan perbaikan untuk mencapai solusi optimum. Metode yang digunakan untuk mencari solusi optimum yaitu metode Stepping Stone. Metode ini merupakan proses evaluasi variabel non basis yang memungkinkan terjadinya perbaikan solusi dan kemudian mengalokasikannya. Pada metode ini, setiap kotak kosong menunjukkan suatu variabel non basis. Bagi variabel non basis yang akan memasuki solusi, ia harus memberi sumbangan dalam penurunan nilai fungsi tujuan. Pencarian solusi optimum pada metode Stepping Stone dikenal dengan proses jalur tertutup (Mulyono, 1991). Pada penelitian ini, proses perhitungan hanya sampai pada metode North-West Corner dan tidak dilanjutkan dengan proses perhitungan metode Stepping Stone. Hal ini dikarenakan dalam proses perhitungan metode Stepping Stone, sumber yang digunakan harus lebih dari satu. Namun, dalam penelitian ini hanya ada satu sumber yang tersedia, sehingga tidak memungkinkan untuk melanjutkan proses perhitungan dengan metode Stepping Stone. Dalam memperoleh solusi optimum, pengolahan data menggunakan software Linear Interactive and Discrete Optimizer (LINDO) dan dengan bantuan Microsoft Excel. Pengolahan data berdasarkan analisis primal, analisis dual, dan analisis sensitivitas.