Metodologi Penelitian Oleh: Zaenal Fanani
Email:
[email protected] yahoo!messenger, facebook, yahoo!messenger facebook friendster:
[email protected] HP: 08125296854
1
Metodologi Penelitian
Pendekatan Mainstream Versus Pendekatan Alternatif
2
1
THE MOST DIFFICULT THING IN SCIENCE, AS IN OTHER FIELDS, IS TO SHAKE SHAKE--OFF ACCEPTED VIEWS (SARTON, 1929/1959, 88)
3
Research z z z
“….is about discovery” (Ryan et al, 1995) “….is a systematic effort to answer problem statement (s)” “….is integrative and comprehensive actions in examining phenomenon” phenomenon
4
2
Mainstream versus Alternative z
z
Mainstream Approach atau Scientific method (Pendekatan Ilmiah) menggunakan sifat penelitian pada Ilmu-ilmu Fisik. Alternative Approaches atau Natural method ((Pendekatan Alamiah)) menggunakan sifat penelitian pada Ilmu-ilmu Sosial.
5
Ilmu Fisik z
z
z
Dibangun berdasar paradigma tunggal: “alam terdiri dari 3 dimensi: masa, ruang, dan waktu”. Ilmu Fisik diturunkan dari paradigma tunggal t di tadi. Fakta bersifat tunggal, riil, dan mudah diukur.
6
3
Sifat penelitian pada ilmu Fisik z z
z
z
Peneliti jauh atau di luar obyek penelitian. Fenomena Fisik dapat direduksi (diminiaturkan) dalam bentuk model. Mendasarkan diri pada faham positivisme yang mengeksplore konsep deductive-hypothetic. Bebas nilai (sesuai dengan obyeknya).
7
POSITIVISME (1) z
z z z
Positivisme suatu faham empiris yang hanya menerima pernyataan/keadaan sebagai hasil dari pengalaman sensori – sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, dirasakan, dicium, atau didengar (sesuatu yang dapat diobservasi). Inter-subjective: sesuatu yang dapat diobservasi oleh sesorang, maka akan mungkin diobservasi oleh orang lain. Positivisme berkaitan dengan reduksi, hubungan sebab-akibat, dan penyederhanaan. penyederhanaan Menggunakan silogisme sebagai dasar dari logika deduktif.
8
4
POSITIVISME (2) z z z
z z
Pernyataan ilmiah harus empiris. Observasi ilmiah harus dapat diulang (repeatable). Suatu metode ilmiah tunggal sudah cukup untuk meyakinkan universalitas pernyataan atau observasi. S l j t Selanjutnya tteorii bil bila secara empiris ii d dapatt diverifikasi, selanjutnya akan menjadi hukum ilmiah. Hukum ilmiah segera akan terintegrasi ke dalam sistem pengetahuan dan kebenaran tunggal.
9
SILOGISME (1) z
z z z z
Silogisme adalah sebentuk argumen di mana sebuah beberapa premis akan diikuti dengan kesimpulan. Premise I: Semua binatang berbulu dan berkaki empat adalah kucing Premise II:Tom berbulu dan berkaki empat empat. Kesimpulan: Tom adalah seekor kucing. Padahal, Tom mungkin seekor anjing, kelinci, atau lainnya.
10
5
SILOGISME (2) z
z z z
Silogisme lebih berbentuk sebuah argumen dari premis-premis yang kemudian diikuti dengan sebuah simpulan. Karenanya, argumen deduktif dinilai hanya berdasar pada validitasnya dari pada nilai kebenarannya. Agar menjadi argumen deduktif yang efektif premis h harus dib dibuat secara h hati-hati. ih i Silogisme merupakan alat analisis yang bermanfaat tetapi dalam mengkonstruksi pengetahuan atau teori harus digunakan secara hati-hati.
11
MAINSTREAM RESEARCH z
SEMUA KNOWLEDGE HARUS: – – – – – –
Empirical Objective – value free Scientific Verifiable ((confirmable)) Reducible to universals Mathematical expression (Gaffikin, 2005)
12
6
Central Plank
The Central Plank of Mainstream (Positivism)
6
-__“universal truth”__ __“objectivity”__“generalisation”__ __”patterns”__”testing theory”__”hypothesis”__ __”variable”__”operational definition”__”indicator”__ __”instrumentation”__”validity”__ ”reliability”__ __”accuracy”__”precision”__ ”scale”__ -__”close-ended questionaire”__ __”respondent”__“probing”__”coding”__ __”statistics”__”population”__ __”sample”__”random”__
13
15 December 2010
Ilmu-ilmu Sosial z z
z
Dibentuk berdasarkan paradigma ganda. Jumlah paradigma sebanyak jumlah filosof yang berbicara. Fakta bersifat jamak, salingtergantung, dan sering tidak mudah diukur. diukur
14
7
Sifat penelitian dalam ilmu Sosial z
z z
z
Peneliti merupakan bagian atau di dalam objek penelitian. Reduksi atau meminimalisir fenomena sosial ditolak. Karena manusia dianggap mempunyai potensi untuk mempengaruhi lingkungannya, maka Mustahil value-free.
15
Berapa suhu air di masing-masing gelas? 0C
20 C
Dingin
Sejuk
Panas
A
B
C
Dingin
Hangat
Panas
95 C
es
Dingin Gelas B itu Hangat apa Dingin? 16
8
3
Paradigma
[
Metoda Kualitatif=Percakapan Paradigma
Paradigma: “cara cara pandang” pandang tentang sesuatu yang di dalamnya mengandung sejumlah asumsi yang tertentu teori yang tertentu metode yang tertentu model yang tertentu solusi yang tertentu
asumsi mendiktekan yang lainnya; antara yang satu dan lainnya memiliki konsistensi internal 15 December 2010
17
Metode
4
Metoda Penelitian Kualitatif: Selected theses
bukan sekedar teknik dan prosedur, melainkan terutama perspektif, strategi, dan hasil; mengutamakan kedalaman (depth), kekayaan (richness), dan kompeksitas (complexity) data;
manusia dipahami sebagai individu yang unik, spesifik, dan partikular;
subjektivitas dan inter-subjektivitas inter subjektivitas adalah penentu penting dalam menghasilkan tindakan sosial;
individu dihadapkan secara terus menerus pada realitas sosial yang penuh paradoks, kontradiksi, dan dilema;
learning from the people, not learning about the people18
15 December 2010
9
Qualitative Methods: Some Implications
Qualitative Methods: Some Implications Tidak
tunggal tetapi jamak;
Bukan Teori
9
protokol tetapi pendekatan penuh asumsi;
dan metode tak dapat dipisahkan;
Rekonstruksi
teori yang relevan dengan data adalah tujuan penting;
Pemahaman
data menurut perspektif subjek/informan adalah esensi dalam pengumpulan dan analisis data;
15 December 2010
19
Quantitative—Qualitative:
Quantitative—Qualitative: competing discourses
5
competing discourses
main-stream discourse:
Quantitative Qualitative: It’s a continuity Quantitative—Qualitative:
disappearing discourse:
Qualitative: It’s a complementary/ supplementary to quantitative
alternative discourse:
Quantitative—Qualitative: It’s a belief!
15 December 2010
20
10
Language
The Language of Qualitative Methods
7
__“meanings”__“subjective interpretation” __“reality as social construction”__ __”multiplicity of truths”__ __”theory building”__”voices”__ __”reflexivity”__”subject/informan”__ __”representation”__”authenticity”__ __”narration”__”thick description”__ __”subject ” bj t as th the expert”__”good t” ” d rapport”__ t” __”getting-in, getting along, getting out”__ __”in-depth interview”__”oral history”__ 15 December 2010
21
Some Social Science Paradigms (1) z
z z
Macrotheory and Microtheory. Teori tentang large-scale and small-scale features of society Early Positivism. Kehidupan sosial dapat dibuktikan secara scientific. C fli t Paradigm. Conflict P di U h seseorang atau Usaha t kelompok utk menguasai lainnya, dan berusaha untuk tidak dikuasai orang atau kelompok lainnya.
22
11
Some Social Science Paradigms (2) z
z z z
Symbolic Interactionism. Makna dan pola sosial dibangun dalam suatu simbol sosial yang saling berinteraksi. Ethnomethodology. Structural Functionalism Functionalism. Feminist Paradigm.
23
ALTERNATIVE APPROACHES
z z z z z z z z z
Case study methodology Interpretive methodology Symbolic Interaction Grounded research Library research Historical approach Ethnographic C b ethnography Cyber th h Focus Group
24
12
PENGGUNAAN POSITIVISME DALAM PENELITIAN DI ILMU-ILMU SOCIAL z
z
z
Auguste Comte (1798-1857) percaya bahwa fenomena sosial dapat dimengerti dan dijelaskan dengan basis ilmiah yang sama melalui observasi dan pengalaman. Positivisme telah diterapkan untuk membangun dalam memahami fenomena sosial sejak abad ke 19. Sejak saat itulah penelitian dalam ilmu sosial mengadopsi positivisme.
25
FAKTA LAIN TENTANG PHYSICS AND SOCIAL SCIENCES z
“In physics, it takes three laws to explain 99% of the data; in finance, it takes more than 99 laws to explain about 3%” (Andrew Lo as cited by Emanuel Derman, Harvard Business Review, March, 2005, 16)
26
13
PENDEKATAN MANA YANG MENGHASILKAN KEBENARAN? z Apa
kebenaran
itu? z Banyak teori tentang kebenaran. 27
Teori Kebenaran Kecocokan “...proposisi (atau makna) itu benar bila cocok dengan fakta... Kebenaran adalah sesuatu yang cocok dengan fakta; yang dengan realita; situasi aktual” Baylis in Runes (1963, 321). “Bila sebuah pertimbangan cocok dengan faktanya, ia benar; jika tidak, ia salah” (Titus, 1959, 1964) 28
14
Teori Kebenaran Konsistensi z
z
“...kebenaran tidak berkenaan dengan hubungan antara judgment dan sesuatu seperti fakta atau realitas, tetapi dengan hubungan antara judgments itu sendiri” (Ewing, 1962, 61). Randall and Blucher: “Apabila kita menerima sesuatu yang baru sebagai kebenaran adalah atas dasar bahwa dia konsisten dan koheren dengan pengetahuan yang telah kita miliki sebelumnya” (1970, 135).
29
Teori Kebenaran Pragmatis z
z
Patrick (1958, 376): “.. theori atau hipotesis atau ide itu benar, bila ia memuaskan, bila praktis dapat dipakai, dan mempunyai nilai praktis. Kebenaran ditunjukkan dengan kegunaannya, manfaatnya, dan dengan konsekuensi praktikalnya praktikalnya...” “...sebuah proposisi itu benar bila dapat diterapkan, atau memuaskan.”. Baylis dalam Runes (1963, 322)
30
15
KEBENARAN vs “kebenaran” z
z
“Kebenaran” itu relatif, yang ada adalah kondisi “kebetulan benar” yang sangat temporer dan kondisional. KEBENARAN MUTLAK hanya milik ALLAH. “Al haqqu qq mir Rabbika,, fala takuu nanna minal mumtariin” (Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah kamu masuk golongan yang ragu) (Q.S.Al Baqarah:147).
31
JENIS MANUSIA Rasulullah Muhammad s.a.w membagi manusia menjadi: 1. Manusia yang tahu, dan dia tahu bahwa dirinya tahu. 2. Manusia yang tahu, dan dia tidak tahu bahwa dirinya tahu. 3. Manusia yang tidak tahu, dan dia tahu bahwa dirinya tidak tahu. 4. Manusia yang tidak tahu, dan dia tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu.
32
16
KESIMPULAN z z z z z
Kalau anda tidak bisa masuk ke jenis manusia #1 paling tidaklah masuklah ke kelompok #2. Amien. Tidak perlu mempertentangkan kedua metodologi tersebut. Jadilah ilmuwan bukan ilmuawan. Ci i ililmuwan adalah Ciri d l h rendah d h hati, h ti tid tidak k arrogant, t dan d tidak prejudice kepada sesama. Ilmuwan yang arrogant dan prejudice, hanya akan menciptakan suasana jahiliah ilmiah.
33
Metode penelitian z z z
Apa itu? Mengapa perlu belajar? Apa yang akan dipelajari? – – – –
Rumusan masalah Rancangan penelitian Metode pengumpulan data Teknik analisa dan interpretasi
17
Pendekatan penelitian z z
Kuantitatif Kualitatif
Kuantitatif VS kualitatif z z z z
Barang yg konkrit Sistematis & teratur Cara singkat hasil banyak, Lebih mengutamakan h il komputer hasil k t
z z z z
Ingin tahu secara mendalam Sangat tergantung RM, & tujuan Multi cara & harus saling terkait Diintepretasi secara holistik, berdasarkan macam2 alat
18
BONUS
www.ssrn.com (daftar dulu sebagai member gratis) www.proquest.com/pqdweb account: 33H6RDRTQD password: pqfeunair http://akuntansi.fe.unair.ac.id/penelitian /j /jurnal/ l/ http://garuda.dikti.go.id/
19
http://proquest.umi.com/pqdweb Id: 33H6RDRTQD password: pqfeunair
20
pqfeunai f i r
21
22
23
24