BABm
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Spektronik Genesis II (Milton Roy Company, USA nomor katalog 4001/4), sentrifuga SED 5 (United Kingdom), blender (Nasional) dan alat-alat lain di Laboratorium Biokimia sesuai prosedur kerja. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bangun-bangun, mahkota dewa, rempah-rempah, EM4, gula merah, aquadestilat, asam linoleat, etanol absolut, FeCb, KSCN, larutan amilimi, larutan yodium, asam galat, NaNOa, A I C I 3 , NaOH, ree^en folin, sodium karbonat, sekam padi, serbuk gergaji, kotoran temak, bahan bakar handtraktor, dan aluminium foil. 3.2. Metode Penelitian Bangun-bangun ditanam menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan perawatan tanaman. Setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Lima perlakuan penyiraman tanaman itu adalah (1) ekstrak tanaman terfermentasi (ETT) mahkota dewa, (2) ekstrak tanaman terfermentasi (ETT) rempah-rempah, (3) efektif mikroorganisme 5 (EMS), (4) kontrol dengan bokashi tanpa ETT (K-1, (5) kontrol tanpa bokashi dan ETT (K2), serta sampel konvensional dari kebun sawit Rumbai sebagai pembanding. Penelitian ini terdiri dari 3 tahap. Tahap I adalah pembuatan dua ETT dan EMS. Tahap II adalah perlakuan perawatan terhadap tanaman bangun-bangun dengan 5 perlakuan. Penyiraman dengan perlakuan pada tanaman bangun-bangun dilakukan seminggu 3x. Unit percobaan terdiri dari 15 plot. Pada masing-masing plot terdapat 9 lubang tanaman. Sampel diambil secara acak sebanyak 4 tanaman dari setiap plot. Tah^ III adalah analisis kimia dari sampel untuk menentukan aktivitas antioksidan, kandimgan total fenol, kandungan total flavonoid, dan kandungan vitamin C, analisis kimia juga dilakukan pada sampel dari kebun sawit Rumbai. Tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 10. 20
Tahapan Penelitian Tahap I
Pembuatan ETT
' r
BMD
—•
Dihaluskan
Tahap II
Pembuatan EMS
1
IRR R-OH Dicampur Dalam botol p astik Gula merah dan air EM4 Fermentasi Selama IS hari
Perlakuan perawatan bangun-bangun di lahan EMS
RR
MD
K-1
K-2
K-3
Sampel bangunbangun j;ahap III
Analisis Kimia Bangun-bangun 1
Flavonoid
Total Fenol
Ket:
BMD= Buah mahkota dewa IRR= Irisan rempah-rempah AC= Asam cuka R-OH= Alkohol RR=Ekstrak rempah terfermentasi
1
Antioksidan
1
VitC
M£>=Ekstrak mahkota dewa terfermentasi EM5= Turunan EM4 K-l= Kontrol (air) dengan bokashi K-2= Kontrol (air) tanpa bokashi K-3= Sampel konvensional
Gambar 10. Rancangan Tahap Penelitian
21
1r
AC
3.3. Prosedur Penelitian 33.1. Pembuatan ekstrak tanaman terfermentasi (ETT) dan EMS Untuk membuat 1 L ETT mahkota dewa digunakan 250 g kulit buah mahkota dewa. Bahan tersebut diblender halus, kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik dan ditambahkan 1000 ml air, 50 ml larutan gula merah dan 50 ml EM4 lalu dikocok. Botol plastik ditutup rapat dan disimpan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari. ETT rempah dibuat dengan cara yang sama dengan cara pembuatan ETT mahkota dewa. Komposisi dari rempah-rempah segar masingmasing adalah sebanyak 62.5 gram (serai = 62.5 gram, lengkuas = 62.5 gram, bawang putih = 62.5 gram, kunyit = 62.5 gram). Pembuatan EM5 sedikit berbeda dengan ETT. Sebanyak 600 ml air, 100 ml gula merah, 100 ml asam cuka, 100 ml alkohol 30-40 % dimasukkan dalam botol plastik, kemudian ditambahkan 100 ml EM4 sehingga volxmie campuran menjadi 1000 ml lalu dikocok. Botol plastik ditutup rapat dan disimpan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari. Gas yang dihasilkan selama fermentasi dari ETT mahkota dewa, ETT rempah-rempah dan EM5 hams dikeluarkan agar botol plastik tidak menggelembmg. ETT dan EM5 dapat digunakan apabila tidak mengeluarkan gas lagi atau dibiarkan selama 15 hari. 3.3.2. Pembuatan pupuk bokashi Pembuatan bokashi dilakukan di saung kebun KOMPPOS UNRI menggunakan pupuk kandang, sekam padi, serbuk gergaji dan difermentasi dengan larutan EM4 1%. EM4 1% dibuat dengan cara mencampurkan 200 ml EM5 dan 200 ml larutan gula merah ke dalam jerigen lalu ditambah air hingga 20 liter dan kemudian difermentasi selama 2 hari. Bokashi dibuat melalui pencampuran bahan organik (serbuk gergaji, sekam padi, dan pupuk kandang) dengan perbandingan 1:1:2. Setelah semua bahan dicampur, lalu larutan EM4 aktif 1% dituangkan secara berangsur-angsur ke dalam campuran bahan organik, kemudian diaduk rata dan perhatikan kandungan aimya agar berkisar antara 30-40% atau campiiran tersebut
22
menggumpal bila digenggam dan remah kembali bila disentuh. Setelah itu dedak padi ditambahkan secukupnya sebagai sumber makanan mikroba. Campuran ditempatkan diatas terpal dan ditutup rapat supaya tidak terkena cahaya matahari secara langsung dan difermentasi selama 3-4 hari. 3.33. Persiapan lahan Lahan penelitian dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang mengganggu, kemudian lahan ditraktor dan digemburkan. Selanjutnya lahan dibentuk menjadi 3 bedengan dengan ukuran 5x1 m dan setiap bedengan dibagi lagi menjadi 5 plot kecil dengan ukuran masing-masing 1x1 m, sehingga beijumlah 15 plot. Lahan yang telah diplot dibuat lubang sebanyak 9 lubang kemudian diberi bokashi sebanyak 100 gram untuk setiap lubang dan siap imtuk ditanam. 3.3.4. Penanaman Tanaman bangun-bangun diperbanyak dengan cara stek, kemudian ditanam pada setiap plot. Setiap plot akan terisi 9 lobang tanam dan perlubang diisi satu tangkai stek tanaman bangun-bangun, setelah selesai lubang ditutup. Jarak tanam sekitar 30x30 cm. 3.3.5. Perlakuan Perlakuan dilakukan dengan penyiraman Ekstrak Tanaman Terfermentasi (ETT) terhadap tanaman bangun-bangun. Perlakuan mulai dilakukan 4 hari setelah ditanam sesuai dengan perlakuan masing-masing plot. Perlakuan penyiraman dengan ETT dilakukan seminggu 3x dengan perbandingan ETT dan air yaitu 1:400, sedangkan pada hari lain penyiraman dilakukan dengan air. Pada kontrol dilakukan penyiraman dengan air setiap hari. Penyiraman dengan perlakuan ETT dan air dilakukan pada sore hari antara pukul 16.00-17.00 WIB.
23
33.6. Pengambilan dan persiapan sampel Sebanyak 4 sampel tanaman bangun-bangun diambil secara acak dengan menggunakan undian dari setiap plot, kemudian tanaman bangun-bangun dibersihkan, lalu dianalisis sesuai dei^an parameter. Analisis kimia juga dilakukan pada sampel konvensional dari kebun sawit Rumbai. 3.3.7. Analisis kimia 33.7.1. Analisis total aktivitas antioksidan Metode yang digunakan adalah metode Lindsey dkk (2002). Sampel sebanyak 5 gram digerus, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 10 ml dan ditambahkan akuades sampai tanda batas. Ekstrak sayuran disentrifuse selama 10 menit. Asam linoleat (50 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml etanol absolut. Supematan (50 ^1) ditambahkan ke dalam larutan, lalu divortex. Larutan didiamkan di tempat gelap pada suhu 25^C selama 24 jam. FeCb 0.014 M sebanyak 20 ^l dan KSCN 30% sebanyak 20 [il ditambahkan kedalam tabung reaksi. Pengulangan dilakukan 3x. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 500 nm. Absorbansi blanko diukur pada waktu 0 dan setelah 24 jam. Blanko ekstrak tanaman adalah ekstrak tanaman itu sendiri ditambahkan FeC^ dan KSCN. Blanko adalah campuran dari etanol absolut, asam linoleat, FeCh dan KSCN. % hambatan =
1 - (AbsSampel j.^ - AbsBlankoE kstrak 1-24) - AbsSampel
AbsBlanko j.^ - AbsBlanko
X
100%
3.3.7.2. Analisis kadar total fenolik Total fenol diukur dengan menggunakan metode Folin-Ciocalteau dari Chang & Xu (2007) yang menggunakan asam galat sebagai standar. Serapan diukur pada panjang gelombang 765 nm. Tanaman bangun-bangun sebanyak 100 gram dihomogenisasi dalam 300 ml akuades selama 20 menit. Ektrak Bangunbangun lalu disentrifus selama 10 menit. Kedalam masing-masing tabung ditambahkan supematan (0,5 ml) dan asam galat standar (0, 40, 80, 120, 160 dan 24
200 ppm), kemudian ditambahkan 0,5 ml reagen Folin-Cioucalteau dan 7,5 ml akuades. Campuran diaduk pada temperatur kamar selama 10 menit sebelum penambahan 1,5 ml larutan sodium karbonat 20%. Campuran dipanaskan dengan menggunakan waterbath pada suhu 40°C selama 20 menit, kemudian didinginkan. Kadar total fenol dapat ditentukan berdasarkan persamaan regresi linier dari larutan standar asam galat. Y = ax + b Y: absorban dari sampel tanaman bangun-bangun X : konsentrasi total fenol (ppm) 3.3.7.3. Analisis kadar total flavonoid Total flavonoid diukur menggunakan metode kalorimetrik (Chang & Xu, 2007). Sebanyak 0,5 gram sampel diekstraksi dengan menggunakan pelarut aseton/air/asam asetat (70:29.5:0.5,v/v/v) sebanyak 5 ml. Sebanyak 0,25 ml ekstrak tanaman bangun-bangun dicampurkan dengan 1,25 ml air suling, larutan 75 nl dari N a N 0 2 5%, setelah 6 menit, sebanyak 150 ^1 larutan A I C I 3 6 H 2 O 10 % ditambahkan dan dibiarkan selama 5 menit sebelum ditambahkan 0,5 ml NaOH 1 M. Air suling ditambahkan sehingga volume larutan menjadi 2,5 ml. Absorben segera diukur menggunakan blanko air pada A, 510 imi menggunakan UV-vis spektrofotometer. 3.3.7.4. Analisis kandungan Vitamin C Penentuan kandungan vitamin C dilakukan dengan metode Soedarmadji dkk (1997). Sebanyak 20g davm tanaman bangun-bangun dipotong-potong lalu diblender hingga membentuk homogenat. Homogenat dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml, kemudian ditambah akuades hingga tanda batas, lalu disentrifus selama 10 menit pada 4000 rpm. Sebanyak 20 ml larutan yang telah disentrifus ditambah 2 ml larutan amilum 1% dan 20 ml akuades, lalu dititrasi dengan 0,01 N standar Yodium. 1 ml Yodium 0,01 N ~ 0,88 mg vitamin C
25
3.4. Analisis data Data yang diperoleh dari penelitian dianalisis secara statistik dengan menggunakan ANOVA, jika hasilnya signifikan maka dilanjutkan dengan uji lanjut Dimcan pada taraf 5% (menggunakan SPSS for windows versi 15).
26