METODOLOGI PENELITIAN
Disain Penelitian
Perilaku komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian Pertanian tahun 2010, merupakan tindakan yang dapat diamati secara obyektif. Tindakan tersebut dapat diamati melalui hasil produksi pesan-pesan komunikasi yang tertuang dalam risalah rapat. Risalah rapat Komisi IV dibuat oleh bagian sekretariat komisi dari hasil rekaman audio sebagaimana adanya. Risalah tersebut adalah dokumen resmi di DPR-RI. Sehubungan dengan itu, dalam mendeskripkan perilaku komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam RDP dengan Kementerian Pertanian digunakan paradigma positivistik. Perilaku komunikasi anggota DPR-RI komisi IV dalam RDP dengan Kementerian Pertanian tahun 2010 dalam penelitian ini adalah mengkaji pesan komunikasi yang dibuat oleh para anggota dewan. Anggota DPR-RI komisi IV dalam rapat pendapat dengan Kementerian Pertanian menyampaikan pesan-pesan komunikasi kepada pihak Kementerian Pertanian. Pesan-pesan komunikasi anggota DPR-RI komisi kepada pihak Kementerian Pertanian disampaikan dengan lisan. Penyampaian pesan komunikasi memerlukan strategi komunikasi, yaitu pemilihan isi pesan dan cara penyajian. Penelitian difokuskan pada isi pesan dan cara penyajian oleh masing-masing individu. Untuk dapat menjelaskan isi pesan dan cara penyajian, penelitian ini menggunakan metode analisis isi (content analysis) dengan pendekatan kuantitatif. Metode analisis isi sangat tepat untuk menggambarkan isi pesan komunikasi yang tersurat secara obyektif, sistematis dan kuantitatif (Rakhmat 1984; Emmert & Barker 1989; Kippendorf 1993; Wimmer & Dominick 2000; Stempel III et.al 2003). Penelitian untuk mengetahui perilaku komunikasi anggota kelompok kecil melalui pesan, pernah dilakukan oleh Burstein & Goodman (1988). Dalam penelitian tersebut Busrtein dan Goodman mendeskripsikan perilaku komunikasi anggota kelompok ditinjau dari pesan komunikasi yang termuat dalam hasil rekaman pembicaraan selama angota kelompok mengikuti training.
48
Pendapat senada dikemukakan oleh Jeong (2003) yang mengatakan, content analysis adalah metode analisis yang semakin banyak digunakan dalam diskusi untuk melihat kualitas pesan, performa dalam berpikir kritis serta melihat argumentasi yang digunakan. Dengan demikian penggunaan metode analisis isi layak diterapkan pada dokumen rapat antara anggota DPR-RI komisi IV dengan Kementerian Pertanian tahun 2010.
Bahan Penelitian dan Priode
Bahan penelitian ini adalah notulensi rapat dengar pendapat antara anggota DPR RI komisi IV dengan Kementerian Pertanian selama tahun 2010. Dokumen tersebut berisi catatan tentang pesan komunikasi selama rapat berlangsung antara anggota DPR-RI komisi IV dengan Kementerian Pertanian. Dokumen tersebut adalah dokumen resmi lembaga DPR-RI. Proses pembuatan dokumen tersebut pertama direkam melalui audio selanjutnya rekaman tersebut ditranskrip apa adanya oleh bagian sekretariat DPR-RI komisi IV. Selama tahun 2010 banyak rapat telah dilakukan antara komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian. Semua dokumen rapat yang berlangsung pada kurun waktu tahun 2010 dijadikan bahan penelitian. Dalam penelitian ini hanya mendeskripsikan pesan yang disampaikan oleh anggota komisi DPR-RI selama rapat dengar pendapat. Sedangkan pesan dari pihak Kementerian Pertanian tidak diteliti. Dari bahan tersebut akan dideskripsikan perilaku komunikasi. Perilaku komunikasi memiliki dua dimensi yaitu dimensi isi pesan dan dimensi cara penyajian. Masing-masing dimensi pesan
dioperasionalkan menjadi kategori-
kategori. Untuk dimensi Isi pesan dikembangkan lima kategori yaitu muatan kepentingan, kesesuaian tema, orientasi, jenis alasan dan bentuk bukti. Sedangkan untuk dimensi cara penyajian dikembangkan tiga kategori yaitu kejelasan kalimat, sikap kritis dan bentuk penyampaian. Masing-masing kategori akan ditinjau latarbelakang pelakunya. Karena itu, setiap pesan dikaitkan dengan karakateristik orang yang menyampaikannya. Dengan demikian variabel penelitian dapat dioperasionalkan sebagai berikut:
49
Definisi Kategori dan Operasionalisasi Variabel
Definisi Kategori
Dari berbagai faktor di atas, perilaku komunikasi meliputi isi pesan cara penyajiaannyaa. Isi pesan komunikasi adalah gambaran kandungan pesan yang disampaikan. Sedangkan cara penyajian merupakan teknik yang digunakan untuk menyampaikan pesan agar tujuan komunikasi dapat tercapai.
Isi Pesan
Isi pesan komunikasi adalah kandungan atau substansi permasalahan dari pesan tersebut yang akan disampaikan oleh pembicara. Dalam kandungan pesan terdapat kategori muatan kepentingan, kesesuaian tema, orientasi, jenis alasan dan bentuk bukti.
Muatan kepentingan
Isi atau muatan komunikasi menyangkut kandungan pesan yang menjadi bahan pembicaraan. Muatan komunikasi menggambarkan kepentingan pihak mana yang dikandung oleh pesan tersebut. Muatan kepentingan tersebut dalam konteks rapat dengar pendapat anggota DPR dapat dikelompokkan menjadi 3 sub kategori, yaitu kepentingan masyarakat, kepentingan pemerintah dan kepentingan para pribadi atau partai. a. Kepentingan masyarakat, yaitu pesan yang disampaikan dalam rapat mengandung kepentingan masyarakat umum atau konstituen yaitu yang ditujukan untuk menyesaikan masalah sarana produksi pertanian. Contoh kategori kepentingan masyarakat: Mungkin saya juga setuju sekali kalau ada operasi-opeasi lain atau ada upaya-upaya terobosan lain meningkatkan kemampuan masyarakat dalam meningkatkan produksi pangan diversifikasi pangan jua mendapat perhatian lebih besar. Kalau kita lihat Rp. 15,7 triliyun ini besar sekali untuk Raskin. Kalau ini diturunkan untuk meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat untuk berproduksi mungkin akan lebih banyak manfaatnya sehingga Negara ini tidak diberati terus menerus.
50
b. Kepentingan pemerintah, yaitu pesan yang disampaikan dalam rapat memaklumi, menyetujui atau mendukung kebijakan pemerintah dalam bidang sarana produksi pertanian. Contoh kategori kepentingan pemerintah: Hadirin sekalian, saya harus menghargai bahwa kebijakan Negara selama ini sudah tepat dalam masalah pangan ini. Membentuk Bulog suatu keputusan strategis dan benar. Negara-negara lain, FIlifina, Vietnam,Thailand, Malaysia, Cina membuat kebijakan yang sama membuat badan pangan. Dan Bulog perlu kita pertahankan, perlu kita perkuat bahkan perlu kita permodernisir.
c. Kepentingan politisi, yaitu pesan yang disampaikan dalam rapat mengindikasikan kepentingan partai atau pribadi.. Contoh kategori kepentingan partai atau pribadi: Pada kesempatan ini kami hanya ingin lebih banyak mendapatkan informasi, baik yang terkait dengarn regulasi dan kebijakan maupun hal- hal yang terkait dengan implementasi Raskin. Siklus atau simulasi dari pelaksanaan itu juga kami ingin dapatkan.
Kesesuaian tema
Kesesuaian tema terdiri dari 3 sub kategori, yaitu substantif, prosedural, dan gangguan. a. Tema substantif, yaitu pernyataan/pertanyaan yang disampaikan dalam rapat berusaha untuk mencari solusi atas persoalan yang sedang dibahas. Contoh kategori tema substantif: Arah strategi penggunaan pupuk majemuk, pupuk berimbang, spesifikasi lokasi justru malah tidak terlihat diuraian ini pak menteri.
b. Tema prosedural, yaitu pernyataan/pertanyaan yang disampaikan dalam rapat hanya membahas mekanisme rapat yaitu proses rapat dan cara rapat yang efektif, mengatur penggunaan waktu, tata cara tanya jawab. Contoh kategori tema prosedural: Pimpinan, sedikit barangkali ini kelihatannya dalam rapat kita pada hari ini, sudah jam ini jam setengah dua belas, saya yakin kalau semua kita akan bertanya nanti dan kita potong di jalan, saya kira sama saja nanti kalau kita buat sama pada saat kita rapat dengan Menteri Keluatan, setelah diberi pemaparan oleh saudara menteri, nanti kita bisa lanjut apakah malam supaya ini jelas dulu. Jangan sampai baru setengah bertanya udah jadi nggak nyambung itu lho istilahnya. Ini mohon pertimbangan
51
c. Tema gangguan, yaitu pernyataan/pertanyaan yang disampaikan di luar agenda rapat dan mengganggu mekanisme rapat. Contoh kategori gangguan: Pimpinan Interupsi. Ketua, Interupsi . Ada bahan tidak? Bila tidak, kita tunda rapat hingga bahan tersedia!
Interupsi pimpinan. Kita mengundang Kepala Badan Ketahanan Pangan, tetapi yang hadir adalah Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan apakah yang bersangkutan representative untuk kemudian pada kesempatan ini menyampaikan, begitu pimpinan.
Orientasi
Orientasi mengandung pengertian suatu motif berkomunikasi yang dimiliki aktor. Orientasi menyampaikan suatu pernyataan/pertanyaan dalam rapat terdiri dari 3 sub kategori, yaitu orientasi memecahkan masalah, eksistensi diri, dan menyudutkan pihak lain. a. Orientasi pemecahan masalah adalah pesan yang disampaikan dalam rapat mencerminkan usaha untuk mencari jalan keluar atas persoalan sesuai dengan agenda yang sepakati. Contoh kategori memecahkan masalah: Mungkin saya juga setuju sekali kalau ada operasi-opeasi lain atau ada upaya-upaya terobosan lain meningkatkan kemampuan masyarakat untuk meningkatkan produksi pangan diversifikasi pangan jua mendapat perhatian lebih besar. Kalau kita lihat Rp. 15,7 triliyun ini besar sekali untuk Raskin. Kalau ini diturunkan untuk meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat untuk berproduksi mungkin akan lebih banyak manfaatnya sehingga Negara ini tidak diberati terus menerus.
b. Orientasi eksistensi diri adalah pesan yang disampaikan dalam rapat hanya mengungkapkan wawasan atau pengalaman pribadi tanpa memberikan solusi atas masalah yang sedang dibahas. Contoh kategori menunjukkan eksisteksi diri: Saya dari Hanura Pak, baru 3 kali saya hadir di ruangan ini sebagai anggota. Terimakasih kesempatan ini diberikan kepada kami. Sebetulnya sudah banyk cakupan pemikiran-pemikiran kami itu sudah tersampaikan oleh pendahulu. Hanya melalui format, kami mencoba menegaskan beberapa hal yang sedikit mengarah pada kebijakan seperti pembicara terdahulu. Tadi membicarakan masalah kebijakan Raskin yang pada
52
awalnya itu bersifat emergency. Tetapi nampaknya sekarang itu sudah menjadi ideology arahnya karena nampaknya masalah Raskin itu menurut pandangan kami tidak layak dipertahankan untuk jangka panjang, tetapi untuk jangka menengah mungkin.
c. Orientasi menyudutkan pihak lain yaitu, pesan yang disampaikan dalam rapat sedekar menunjukkan kelemahan atau kesalahan pihak lain tanpa mencari solusi permasalahan yang sedang dibahas. Contoh kategori menyudutkan pihak lain: Kebijakan tentang masalah Raskin ini, kalau tadi dismapikan oleh Direktur Utama Perum Bulog bahwa ini adalah merupakan kebijakan pemerintah yang awalnya diawali daripada krismon yang terjadi pada tahun 1997. Tettapi fakta dan kenyataannya di lapangan sampai hari ini pemrintah sudah berganti ketika itu tahun 1997 sampai sekarang sudah berapa tahun. Keluarga miskin yang menerima beras ini tidak mengalami penurunan justeru selalu mengalami penambahan. Kalau kesimpulan kami artinya pemerintah ini sama sekali tidak berhasil di dalam program pengentasan kemiskinan. Kenapa saya singgung kesitu, karena Raskin ini juga tidak bisa dipisahkan dari program secara menyeluruh daripada program pembangunan nasional. Dimana salah satu tugas pemerintah adalah menurunkan angka kemiskinan.
Jenis alasan Jenis alasan adalah sesuatu yang digunakan oleh pembicara untuk mendukung pernyataan/pertanyaannya agar pesan lebih dipercaya. Alasan atau reasoning terdiri dari: sebab-akibat, gejala, kriteria, perbandingan, logika, dan tidak memiliki alasan. Suatu pernyataan/pertanyaan yang disampaikan mengandung alasan atau reasoning apabila mengandung salah atau beberapa bentuk berikut ini. a) Sebab akibat, yaitu pesan yang menggambarkan suatu persoalan dengan mengemukakan faktor-faktor penyebab suatu permasalahan. Contoh kategori Sebab akibat: Masalah Subsidi Pupuk yang menyimpang karena kurangnya control ari pemda. Pemda seolah lepas tangan.
b) Gejala, yaitu pesan
yang menggambarkan kesimpulan dengan
dukungan fakta-fakta peristiwa yang aktual terjadi di satu tempat dan tempat lain yang sejenis. Contoh kategori gejala:
53
Kualitas Raskin sangat buruk, tidak layak dikonsumsi. Temuan kami beberapa daerah kualitasnya sama.
c) Kriteria, yaitu pesan yang berisi penilaian dengan menggunakan acuan (patokan) yang meliputi, metode, cara, dan kualifikasi tertentu. Contoh kategori kriteria: Gundang penyimpangan Bulog harus lebih baik yang cuaca konstan, tidak masuk tikus, agar beras Bulog tidak cepat rusak.
d) Perbandingan, yaitu pesan yang berisi penilaian dengan menyandingkan beberapa data, hasil, atau metode yang digunakan pihak lain. Contoh kategori perbandingan: Bolug perlu dipertahankan, karena Negara lain seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Cina juga memiliki badan pangan.
e) Logika, yaitu suatu pernyataan yang menggunakan akal sehat sebagai pendukung argumentasinya Contoh kategori logika: Karena pergeseran musim taman pada petani, sebaiknya penyaluran subsidi pupuk disesuaikan dengan itu. Jangan menyalurkan subsidi pupuk sewaktu petani sudah panen. Pupuk tidak terpakai.
f) Tidak memiliki alasan apabila tidak memenuhi salah satu kategori bentuk alasan di atas.
Bentuk bukti
Bentuk bukti suatu pemberian data sebagai pendukung dalam pernyataan/pertanyaan agar lebih dipercaya. Bentuk data pendukung atau bukti terdiri dari: pengalaman, naratif, testimony, anekdot, demonstrasi, rasional, dan tidak memiliki bukti. a) Pengalaman langsung, yaitu suatu pernyataan yang menggunakan bukti pengalaman langsung sebagai pendukung argumentasinya. Contoh kategori pengalaman langsung: Temuan kami di lapangan, pembagian Raskin tidak tepat sasaran, beberapa daerah membagikan beras bantuan kepada semua penduduk untuk menghindari keributan.
54
b) Naratif, yaitu suatu pernyataan yang menggunakan penggambaran informasi secara lengkap sehingga terkesan dramatis sebagai pendukung argumentasinya. Contoh kategori dramatisasi naratif: Kelemahan dari sistem Impor daging kita berawal dari kebijakan yang kurang menjelaskan jenis daging yang boleh atau tidak boleh. Masa jeroan diimpor? Jeoran itu, adalah makanan yang berbahaya yang tidak dimakan orang di Eropa dan Amerika. Jeroan dibuang. Sewaktu saya di sana, saya lihat sendiri jeroan itu disingkirkan ditaro ke freezer. Lalu ada orang kita yang mengambil untuk dikirim ke Indonesia.
c) Testimony,
yaitu suatu pernyataan yang menggunakan cuplikan
pengalaman-pengalaman orang lain sehingga terkesan dramatis sebagai pendukung argumentasinya. Contoh kategori drmatisasi testimony: Sebagaimana dikemukakan oleh Pak Sis, kualitas Raskin sangat buruk, ada ulatnya, tidak layak untuk dimakan manusia. Cocoknya untuk makanan hewan
d) Anekdot, yaitu suatu pernyataan yang menggunakan lelucon sehingga terkesan dramatis sebagai pendukung argumentasinya. Contoh kategori drmatisasi anekdot: Kementerian Pertanian itu terdiri dari doktor-doktor ahli. Mengapa persoalan sayuran dan buah tidak bisa bersaing dengan Thailand? Setiap kita berpapasan dengan 5 orang di lift Deptan, satu di antaranya adalah bergelar doktor.
e) Demonstrasi, yaitu suatu pernyataan yang menggunakan peragaan sederhana seperti tangan dikepalkan atau kepala digelengkan-gelengkan agar orang lain berpartisipasi sehingga terkesan dramatis sebagai pendukung argumentasinya. Contoh kategori dramatisasi demonstrasi: Saya tidak habis pikir, (sambil menggelenkan-gelengkan kepala) sudah beberapa kali kita rapat untuk membahas impor jeroan agar tidak dilakukan, tetapi banyak terjadi sampai sekarang Sulit dideteksi melalui naskah tertulis
f) Rasional,
yaitu suatu pernyataan/pertanyaan yang menggunakan
kronologi peristiwa secara logis sebagai pendukung argumentasinya Contoh kategori rasional:
55
Jangan kita memberikan rakyat janji-janji. Mereka sudah tidak percaya dengan janji-janji. Rakyat perlu bukti bukan janji.
g) Tidak
memiliki bukti, yaitu suatu pernyataan/pertanyaan tidak
mengandung salah satu bentuk bukti di atas.
Cara Penyajian
Cara penyajian yang dimaksud adalah teknik yang dilakukan oleh pelaku agar lawan bicara bersedia menuruti apa yang dianjurkan. Deskripsi tentang cara penyajian pesan adalah bentuk-bentuk penyampaian yang digunakan oleh pelaku dalam berkomunikasi. Cara-cara tersebut meliputi kejelasan kalimat, sikap kritis, dan bentuk penyampaian.
Kejelasan kalimat
Kejelasan pesan dalam komunikasi adalah cara menyampaikan pesan supaya mudah dimengerti. Mudah dimengerti apabila pernyataan/pertanyaan yang diajukan menggunakan istilah sederhana, dan Bahasa Indonesia baku. a. Kalimat jelas apabila kalimat yang disampaikan menggunakan bahasa Indonesia baku dan istilah yang umum. Contoh kategori jelas: Kalau kita bicara pabrik, dalam pabrik itu ada yang namanya biaya tetap, biaya bahan baku, biaya proses, biaya manajemen dan lainnya.
b. Kalimat tidak jelas apabila menggunakan istilah bahasa asing dan daerah. Contoh kategori tidak jelas: Kalau kita bicara pabrik, dalam pabrik itu ada yang namanya fix cost, cost raw material, process cost, logistic cost, atau management cost dan lainnya.
Sikap kritis
Sikpa kritis yang yang dimaksud adalah tingkat kesediaan para anggota DPR-RI untuk menerima pendapat orang lain dalam rapat yang terungkap dalam kalimat yang disampaikan. a. Kritis adalah suatu kalimat yang disampaikan menunjukkan tidak langsung menerima pendapat pihak lain. Hal ini ditandai dengan mengulang
56
pernyataan atau meminta perjelasan lebih lanjut dari jawaban yang sudah disampaikan oleh lawan bicara. Contoh kategori kritis: Saya merarukan paparan pak Dirjen, kelihatannya hanya baik di atas kertas tetapi di lapangan berbeda. Apakah itu yang dilakukan. Misalnya soal aturan import sapi yang seharusnya anakan untuk di ternak, namun yang diimport adalah sapi yang siap potong.
b. Tidak kritis adalah langsung menerima penjelasan pihak lain tanpa bertanya lebih lanjut. Contoh kategori tidak kritis: Saya setuju dengan paparan Pak Dirjen tentang rencana swasembada daging 2014.
Bentuk penyampaian
Bentuk penyampaian pesan komunikasi dalam rapat dengat pendapat dikelompokkan menjadi, asertif, direktif, komisif, ekspresif dan deklaratif. a. Asertif, kalimat yang berisi ungkap penghormatan, penegaskan dan kesimpulan. Contoh kategori asertif: Ketua yang terhormati, terimakasih atas waktu yang telah diberikan kepada kami.
b. Direktif, kalimat yang berisi perintah, suruhan, harapan atau arahan. Contoh katefori direktif: Seharusnya Pak Dirjen menindak tegas pelaku import sapi yang menyimpang
c. Komisif, kalimat yang berisi penolakan atau persetujuan. Contoh kategori komisif: Saya sih setuju-setuju saja bapak mengajukan APBNP asalkan fungsional
d. Ekspresif, kalimat yang mengandung ungkapan rasa senang, gembira, bahagia, kekecewaan, dan marah. Contoh kategori ekspresif: Kami cukup terkejut menerima laporan konstuen kami di lapangan masih terdapat kualitas beras yang tidak layak konsumsi. (sulit terdeteksi pada naskah tulisan)
57 e. Deklaratif, kalimat yang mengandung penegasan apa yang akan
dilakukan selanjutnya. Contoh kategori deklaratif: Kami akan mengusulkan kepada pimpinan agar dibentuk panja daging
Operasionalisasi Variabel
Tabel 1. Operasionalisasi variabel karakteristik Karakteristik
Atribut
Skala
Jenis Kelamin
- Pria - Wanita dalam tahun
Nominal
Umur Tingkat Pendidikan Formal
- SLTA - S1 - S2 - S3 Agama - Islam - Kristen Protestan - Katholik - Hindu - Budha Fraksi - Demokrat - Golkar - PDI-P - PKS - PPP - PKB - Hanura - Gerindra Pekerjaan sebelum anggota - Pengusaha DPR-RI - Aktivis - Kader partai - PNS - dan lain-lain Masa Bakti - 1 priode - 2 priode - 3 priode - dan seterusnya
Rasio Ordinal
Nominal
Nominal
Nominal
Ordinal
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh dokumen acara Rapat Dengar Pendapat anggota komisi IV DPR-RI dengan Kementarian Pertanian tahun 2010. Penelitian ini menjadikan seluruh dokumen acara Rapat Dengar Pendapat anggota
58
komisi IV DPR-RI dengan Kementarian Pertanian tahun 2010. Penelitian ini tidak mengambil sampel dan dokumen rapat yang ada, Penelitian ini melakukan sensus terhadap semua bahan dokumen rapat dengar pendapat anggota komisi IV DPR dengan Kementerian Pertanian tahun 2010.
Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan terkecil suatu naskah yang dapat dijadikan acuan untuk melihat kategori variabel analisis isi (Emmert & Barker 1989; Rakhmat 1984; Wimmer & Dominick 2000; Kippendorf 1993; Stempel III, Weaver and Wilhoit 2003). Unit analisis penelitian dipilih dari nakah rekaman rapat acara dengar pendapat anggota DPR Komisi IV dengan Kementerian Pertanian selama tahun 2010. Unit analisis dapat berupa kata, prase, kalimat, paragraf, submasalah dan satuan naskah lengkap. Kata
: adalah gabungan dari beberapa huruf yang mengandung arti
Prase
: adalah gabungan dari beberapa kata yang mengandung arti tetapi tidak memenuhi unsur kalimat
Kalimat
: adalah kumpulan dari beberapa kata yang mengandung unsur subyek, predikat dan obyek dan keterangan.
Paragraf
: adalah kumpulan beberapa kalimat yang mengandung satu pokok pikiran.
Submasalah
: adalah kumpulan beberapa paragraf yang menggam- barkan satu persoalan.
Naskah
: adalah satu satuan naskah yang terdiri dari beberapa sub masalah atau paragraf yang menggambarkan satu persoalan.
Dalam naskah Rapat Dengar Pendapat Komisi IV dengan Kementerian Pertanian terdapat pernyataan-pernyataan yang telah didisusun menurut pelaku komunikasi. Pernyataan tersebut disampaikan secara lisan dan di-notulensi atau didokumentasikan oleh sekretariat.
59
Proses notulensi atau dokumentasi dengan menuliskan apa adanya kalimat atau pernyataan setiap anggota perserta rapat. Namun pembagian naskah ke dalam paragraf-paragraf dan submasalah adalah interpretasi dari penulis naskah atas pernyataan yang disampaikan lisan. Sehubungan dengan itu, satuan naskah yang yang dijadikan unit analisis disesuaikan dengan kategori penelitian. Unit analisis masing-masing kategori sebagai berikut: Muatan kepentingan
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Kesesuaian tema
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Orientasi
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Jenis alasan
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Bentuk bukti
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Kejelasan
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Sikap kritis
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Cara penyampaian
: Naskah dalam satu pernyataan individu
Setelah dilakukan ujicoba kategori, unit analisis tidak fungsional dalam menganalisis naskah. Misalnya dalam muatan kepentingan, kesesuaian tema, orientasi, jenis alasan, bentuk bukti, dapat termuat dalam setiap paragraph. Oleh karena itu unit analisis penelitian ini disesuaikan menjadi: Muatan kepentingan
: Paragraf dalam pernyataan individu
Kesesuaian tema
: Paragraf dalam pernyataan individu
Orientasi
: Paragraf dalam pernyataan individu
Jenis alasan
: Paragraf dalam pernyataan individu
Bentuk bukti
: Paragraf dalam pernyataan individu
Sikap kritis
: Paragraf dalam pernyataan individu
Kejelasan
: Kalimat dalam pernyataan individu
Bentuk penyampaian
: Kalimat dalam pernyataan individu
Validitas dan Reliabilitasi Kategori
Validitias Kategori
Kualitas penelitian ditentukan oleh kualitas instrument atau kategori yang digunakan. Definisi kategori analisis isi harus memenuhi validitas dan reliabilitas. Validitas adalah “ suatu alat ukur yang di anggap valid jika definisi operasional
60
benar-benar mengukur atau sesuai dengan definisi konseptual” (Ritonga 2004; Neumann 2000; Emmert & Barker 1989; Denzen 1994; Stempel III, Weaver and Wilhoit 2003). Validitas penelitian analisis isi terdapat pada rumusan kategori. Definisi kategori dikatakan valid bila dirumuskan dengan tahap penelurusan kosep melalui pustaka secara seksama, melakukan operasionalisasi, dan mendiskusikan dengan ahli. (Stempel III, Weaver and Wilhoit 2003) Sehubungan dengan itu, dalam memenuhi unsur validitas kategori, penelitian ini dilakukan penelusuran konsep dari literatur, kemudian mengoperasionalisasikan dan mendiskusikan dengan para ahli.
Reliabilitas Kategori
Menurut Singarimbun dan Efendi (2000) “reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat di percaya atau dapat di andalkan.” Reliabilitas menunjukan stabilitas, konsistensi dan dependabilitas alat ukur (Rubin, Palmgreen, Syper 2004; Emmert & Barker 1989 ). Uji reliabilitas kategori penelitian analisis isi dapat dilakukan dengan cara pengujian dengan menggunakan juri. Juri dalam penelitian analisis isi adalah ahli yang memiliki kompetensi dalam substansi permasalahan yang dikaji. (Rakhmat 1984; Wimmer & Dominick 2000; Kippendorf 1993; Stempel III, Weaver and Wilhoit 2003). Bulan April 2011 kepada para juri diberikan definisi yang sudah dirumuskan untuk ditinjau. Selanjutnya definisi tersebut coba diterapkan pada bahan komunikasi dalam jumlah terbatas. Penelitian ini menggunakan juri sebanyak 5 orang ahli komunikasi dan telah berpengalaman dalam melakukan penelitian analisis isi. Juri dalam penelitian ini adalah: 1. Juri pertama, sorang staf ahli anggota DPR-RI sejak tahun 2004 – sekarang yang memiliki latar belakang pendidikan magister komunikasi, penulis buku riset, kolumnis di berbagai media massa, dan konsultan komunikasi. 2. Juri kedua, seorang mantan Direktur Komunikasi Kelembagaan Pemerintah di Kementerian Komunikasi, memiliki latar belakang pendidikan magister komunikasi dan doktor bidang teknologi
61
komunikasi pendidikan, sekarang staf ahli salah satu Direktur Jenderal di Kementerian Komunikasi.. 3. Juri ketiga, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi di salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta yang memiliki latar belakang pendidikan magister komunikasi dan sering melakukan penelitian. 4. Juri keempat, wartawan senior berkedudukan sebagai produser eksekutif di salah satu televisu swasta di Jakarta sekaligus dosen, memiliki latar belakang pendidikan magister komunikasi dan penulis buku komunikasi jurnalistik televisi. 5. Juri kelima, wakil dekan bidang akademik fakultas ilmu komunikasi salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta yang memiliki latar belakang pendidikan magister komunikasi dan peneliti media. Hasil pengujian para juri selanjutnya akan dihitung koefisien reliabilitas
dengan menggunakan rumus Holsti :
. Koefisien reliabilitas yang
dapat diterima menurut Holsti r = > 0,7. (Rakhmat 1984; Emmert & Barker 1989; Wimmer & Dominick 2000; Kippendorf 1993; Stempel III et. al 2003). Tahap pertama pengujian kategori memperoleh hasil kurang memuaskan, yaitu berada di bawah pada 0,7. Kemudian dicoba dilihat kesesuaian antara 5 koder yang ada, hasilnya tetap kurang memuaskan, seperti: Muatan kepentingan
: r = 0,67
Kesesuaian tema
: r = 0,73
Orientasi
: r = 0,60
Jenis alasan
: r = 0,17
Bentuk bukti
: r = 0,53
Tingkat kritis
: r = 0,87
Kejelasan
: r = 0,87
Cara penyampaian
: r = 0,20
Hasil yang tidak reliabel ini mengharuskan definisi kategori direvisi kembali. Perbaikan definisi kategori secara menyeluruh dilakukan. Pada bulan Juni 2011 kembali melakukan uji kategori tahap kedua. Para juri atau coder diundang untuk mendiskusikan kategori yang telah dirumuskan. Sebanyak 3 coder menghadiri undangan, sementara dua coder lainnya
62
berhalangan karena pekerjaan. Jumlah juri 3 orang masih memenuhi syarat untuk meninjau dan melakukan pengujian kategori. Pada diskusi antara tiga coder yang hadir masih terdapat perbedaan pendapat tentang definisi kategori. Perbaikan dilakukan dan melalui diskusi yang cukup serius, akhirnya diperoleh kesepakatan tentang rumusan definisi kategori sebagaimana dijelaskan di atas. Selanjutnya dilakukan uji coba kategori oleh ketiga coder dan hasilnya adalah: Muatan kepentingan
: r = 0,87
Kesesuaian tema
: r = 1,00
Orientasi
: r = 0,87
Jenis alasan
: r = 0,80
Bentuk bukti
: r = 0,80
Tingkat kritis
: r = 1,00
Kejelasan
: r = 1,00
Cara penyampaian
: r = 1,00
Hasil di atas menunjukkan kategori reliabel, dengan demikian dapat digunakan dalam menganalisis isi pesan dalam dokumen rapat dengar pendapat antara Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian tahun 2010.
Pengolahan dan Analisis data
Data yang dikumpulkan diolah melalui langkah-langkah: a. Pertama dilakukan koding, yaitu memberi tanda pada masing-masing naskah sesuai katergori. b. Memasukkan data ke dalam tabel sehingga memudahkan diolah dengan menggunakan statistis melalui software komputer. c. Mengolah dengan statistik deskriptif untuk melihat kecenderungan data berdasarkan masing-masing kategori. d. Mengolah data dengan statistik korelasi non parametric untuk melihat keterkaitan antara variabel menggunakan rumus Kendall Thau. e. Menjawab masalah penelitian perilaku komunikasi anggota komisi IV DPR dalam rapat dengar pendapat dengan Kementerian Pertanian selama tahun 2010.