METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Mandailing Natal dan Wilayah Tertentu KPHP Mandailing Natal yang tertera pada Gambar 5, Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli 2014. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner untuk mengumpulkan data primer, kacang-kacangan sebagai bahan utama dalam Pebble Distribution Method, peta KPH, dan dokumen lain yang berkaitan dengan lokasi studi, laporan-laporan hasil penelitian (individu dan lembaga) terdahulu dan berbagai pustaka penunjang sebagai sumber data sekunder untuk melengkapi pengamatan langsung di lapangan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System(GPS) untuk menetukan koordinat batas batas wilayah kerja, perangkat komputer yaitu Microsoft Word 2007untuik penyusunan pelaporan,Statistical Product and Service Solutions(SPSS)untuk mengolah data kuisioner, kamera digital untuk dokumentasi dan visualisasi obyek kegiatan guna kelengkapan pelaporan, kompas, parang, dan alat-alat tulis. Metode Penelitian 1. Metode Distribusi Kerikil (Pebble Distribution Method) Untuk mengetahui
persepsi masyarakat terhadap keberadaan zona
Wilayah Tertentu KPHP Mandailing Natal digunakan Pebble Distribution Method
Universitas Sumatera Utara
(PDM) atau Metode Distribusi Kerikil. Melalui penggunaan PDM masyarakat diminta untuk menentukan fungsi Wilayah Tertentu KPHP Mandailing Natal Sumatera Utara, kemudian akan disimpulkan jenis hutan apa yang cocok, apakah Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi (HP) ataupun Hutan Konservasi (HK). Pemberian skor dengan Metode Distribusi Kerikil atau PDM menunjukkan bagaimana masyarakat lokal memberikan skor untuk mengetahui seberapa penting hutan dibandingkan dengan jenis lahan yang lain baik secara umum maupun untuk nilai-nilai dan kepentingan khusus. Kegiatan pemberian skor ini ditujukan pada laki laki dan perempuan. Pemilihan jenis kelamin ini didasarkan pada perbedaan kepentingan dan kegunaan mereka masing masing. Sehingga mereka memberi nilai skor yang berbeda untuk tipe tipe lahan dan kegunaan yang ada. Pada setiap pemberian skor atau rata-rata skor dijumlahkan menjadi 100 (seratus) sehingga bisa dipandang sebagai persentase relatif dari seluruh kepentingan yang meliputi berbagai hal. Untuk memudahkannya maka skor disebut sebagai “ tingkat kepentingan”. Langkah- langkah yang digunakan dalam Metode Distribusi Kerikil adalah: 1. Dikumpulkan responden kunci yang terdiri dari kepala kampung, kepala suku, tokoh agama dan aparat kampung (masing-masing 1 orang), yang dibagi atas kelompok laki-laki dan perempuan. 2. Fasilitator memperkenalkan setiap kartu berlabel dan bergambar yang mewakili tipe-tipe lahan, dan ditaruh dilantai sehingga dapat dilihat dan dijangkau oleh semua informan.
Universitas Sumatera Utara
3. Setelah diberikan penjelasan dan contoh, para informan kemudian diminta untuk menyebarkan seratus alat penghitung (kacang tanah) diatas kartu-kartu menurut kepentingan masyarakat. 4. Secara berkelompok para informan kemudian diminta untuk menyebarkan seratus kacang di antara kartu-kartu yang sudah ada namanya sesuai dengan nilai kepentingan mereka. 5. Fasilitator tidak campur tangan dalam diskusi tersebut, kecuali jika judul kartu atau arti pemberian skor perlu dijelaskan lagi. Fasilitator akan terlibat untuk menanyakan dan memperoleh tanggapan-tanggapan dari peserta kegiatan PDM tentang alasan yang bisa disampaikan mengenai besar kecilnya skor yang diberikan. Objek pada metode ini adalah pihak yang terkait dengan pengelolaan KPHP seperti tokoh masyarakat, dan masyarakat lokal yang bertempat tinggal di sekitar wilayah KPH. Sampel dalam metode ini dipilih secara Purposive Sampling yaitu masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan wilayah tertentu KPHP Mandailing Natal. Dikumpulkan 5 responden kunci laki laki dan perempuan yang terdiri dari kepala kampung, kepala suku, tokoh agama dan aparat kampung (masing-masing 1 orang) yang dapat mewakili seluruh penduduk desa. Teknik Purposive Sampling ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006). Pengumpulan data dalam metode ini dilakukan dengan wawancara langsung dengan 5 responden kunci yang terbagi atas kelompok laki-laki dan
Universitas Sumatera Utara
perempuan dari masing masing desa untuk membandingkan pendapat dari lakilaki dan perempuan. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk mengetahui peran masing-masing jenis kelamin terhadap pemanfaatan lahan. Analisis data PDM dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu penelitian yang mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, termasuk
tentang hubungan,
kegiatan, sikap, pandangan, serta proses yang sedanng berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Untuk melengkapi data PDM dilakukan juga wawancara kuisioner. Responden contoh kuisioner ditentukan secara acak sederhana sebanyak 30 KK dari jumlah warga untuk wawancara semi struktural yang berpedoman pada daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan kepada responden. Sampel dalam penelitian ini dipilih secara Purposive Sampling. Teknik ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006). Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara bebas dilakukan dengan menggunakan draft isian/pertanyaan dengan masyarakat desa. Analisis data kuisioner dilakukan dengan menggunakan software SPSS, dengan menginput data masing-masing pertanyaan sehingga menghasilkan data berbentuk persentase dari masing-masing pertanyaan tersebut. 2. Metode Ground Check Untuk mengetahui potensi zona wilayah tertentu di KPHP Mandailing Natal maka dilakukan metode Ground Checkatau survei langsung.
Universitas Sumatera Utara
Metode Ground Check adalah metode yang dilakukan untuk memastikan obyek atau data yangperlu dibuktikan kebenarannya dengan mengamati dan mengetahui keadaan atau kebenaran sebenarnya di lapangan sehingga sering disebut dengan ground truth.Pengamatan lapang menggunakan metode ground check dimana hanya lokasi sampel saja yang harus diamati. Langkah- langkah yang digunakan dalam pengamatan ground check adalah sebagai berikut : 1. Penyiapan wilayah kerja (area of interest), yaitu dengan menggunakan peta dasar KPHP Mandailing Natal. 2. Penentuan kriteria unit contoh (sample), ditentukan wilayah kerja yang akan dilakukan survey. 3. Pembuatan jalur jelajah ground check, menentukan dan menandai plot-plot yang dijadikan sebagai petak contoh penelitian. 4. Pengambilan data lapang, menandai titik awal pemetaan, mencatat koordinat. Data koordinat yang tampak pada GPS tersebut kemudian diterapkan pada peta kerja untuk menentukan posisi pada peta. dicatat potensi sumber daya alam yang dominan, jenis spesies, jumlah, dan ketinggian yang ada di kawasan tersebut . Objek penelitian pada metode ini adalah wilayah hutan yang menjadi wilayah tertentu Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Mandailing Natal sebagai lokasi pengamatan. Sampel dalam metode ini dipilih secara Purposive Samplingyaitu pengambilan sampel berdasarkan tujuan sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Pengamatan ground check menggunakan unit contoh (sample) sebagai
Universitas Sumatera Utara
unit pengamatan yang dipilih dari peta primer KPHP Mandailing Natal, dalam penelitian ini adalah blok wilayah tertentu berdasarkan peta primer KPHP Mandailing Natal. Teknik Purposive Sampling ini dilakukan karena beberapa pertimbangan, misalnya keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang besar dan jauh (Arikunto, 2006). Data
hasil
kegiatan
survey
lapangan/ground
check
yang
telah
dikumpulkan, dihitung Frekuensi (F), frekuensi relatif (FR), kerapatan (K) dan kerapatan relatif (KR) untuk mengetahui jenis tanaman yang paling dominan dengan rumus:
∑ Individu
1. Kerapatan (K)
=
2. Kerapatan Relatif (KR)
=
K suatu jenis × 100% K total seluruh jenis
3. Frekuensi (F)
=
∑ sub petak ditemukan suatu spesies ∑ seluruh sub petak contoh
4. Frekuensi Relatif (FR)
=
F suatu jenis × 100% F total seluruh jenis
Luas petak contoh
Selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel, dan disimpulkan untuk mendapatkan jawaban fungsi hutan serta izin usaha yang cocok dengan kawasan tertentu tersebut dengan menilai seluruh aspek dan potensi sumber daya alam yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Matriks metodologi yang digunakan dalam penelitian No Tujuan Penelitian Metode diharapkan 1
2
3
Data Kunci
Menganalisis Observasi langzona wilayah sung dengan mengtertentu KPHP gunakan metode grMandailing Natal ound check (survey berdasarkan rencana lapangan), dengan pengelolaan hutan. menilai seluruh potensi SDA yang ada. Mengetahui Persepsi Manfaat ekonomi masyarakat mengenai dan sosial yang Wilayah Tertentu diperoleh dengan KPHP dan manfaatnya adanya KPHP, perbagi masyarakat sepsi untuk kawa san, pengelolaan dan staf Mengetahui tingkat Masyarakat lakikepentingan penggulaki dan perempunaan lahan an
Sumber dan
Hasil yang
- Observasi Diperoleh jenis - Survey hutan yang sesuai lapangan untuk zona wilayah tertentu KPHP Mand ailing Natal
-Wawancara Diperoleh infor-Diskusi masi mengenai per -Dokumentasi sepsi masyarakat -Kuisioner terhadap KPHP dan manfaatnya bagi masyarakat -Wawancara -Diskusi -Dokumentasi
Diperoleh skoring tipe lahan berdasar penggunaanya berdasarkan kelompok laki-laki dan perempuan
Universitas Sumatera Utara