perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dibahas mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian beserta penjabaran singkat mengenai tahapan tahapan yang dilakukan. Berikut ini flowchart tahapan penelitian yang dilakukan. 3.1
Tahapan Penelitian Secara garis besar, tahapan penelitian dibagi menjadi 4 yaitu tahap
identifikasi masalah, Pengumpulan dan Pengolahan Data,
Tahap Analisis, dan
yang terakhir adalah Kesimpulan. Alur penelitian di sajikan pada Gambar 3.1. Mulai
Studi Lapangan Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Identifikasi Masalah
Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penetapan Batasan Masalah Dalam Penelitian
A
commit to user
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian
III-1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
A
Penentuan Asumsi Yang Digunakan
Evaluasi Terhadap Alat yang Sudah Ada
Perencanaan
Pengembangan Konsep Prototipe Sebagai Alternatif Solusi Permasalahan Pengumpulan dan Pengolahan Data
Perancangan Tingkat Sistem
Perancangan Tingkat Detail
Pembuatan Prototipe
Pengujian Konsep
Analisis
Analisis dan Interpretasi Hasil
Kesimpulan dan Saran
Tahap Kesimpulan
Selesai
Gambar 3.1. Tahapan Penelitian (lanjutan)
commit to user
III-2
perpustakaan.uns.ac.id
3.2
digilib.uns.ac.id
Penjelasan Flowchart Subbab ini menjelaskan mengenai urutan metodologi pada flowchart
penelitian
3.2.1. Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahapan pengumpulan dan pengolahan data pada penelitian ini merupakan tahapan
perancangan
pengembangan
rancangan
alat
sebelumnya
sehingga
kemudian di peroleh rancangan alat yang dapat mengatasi permasalahan yang ada pada rancangan alat sebelumnya. Tahap pengembangan produk mengacu pada Ulrich dan eppinger (2001). A.
Evaluasi Alat Pengering yang Sudah Ada Tahap
perancangan
pengembangan
produk
diawali
dengan
melakukan evaluasi alat pengering simplisia. Evaluasi dilakukan dengan melihat performa dari rancangan yang sudah ada yaitu rancangan milik Susilo, dkk. (2014), Agassi, dkk. (2014), dan Muttaqin, dkk. (2015). Evaluasi tersebut difokuskan pada kotak pengumpul panas. Evaluasi dalam hal ini mencakup pemenuhan kebutuhan pengguna dan performa kotak pengumpul panas apakah sudah optimal atau belum memenuhi tujuan yang diinginkan baik performa alat maupun ketahanannya. Evaluasi dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu mereview hasil evaluasi dari Susilo, dkk. (2014),
Sakinah, dkk. (2014), Agassi, dkk. (2014), dan Muttaqin,
dkk.(2015), wawancara dengan pengguna, serta observasi lapangan dengan melihat kinerja dari alat dilapangan. Setelah
dilakukan
evaluasi,
kemudian
dilakukan
identifikasi
mengenai kekurangan apa saja yang ada pada rancangan alat sebelumnya sehingga kemudian dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut guna meningkatkan performa rancangan alat untuk memenuhi kebutuhan suplai panas
dengan
berfungsi
untuk
penambahan memilah
kapasitas milah
pengeringan.
kekurangan
apa
Tahap saja
identifikasi
yang
dapat
dikembangkan dan dicari solusinya yang mempengaruhi performa alat secara signifikan. commit to user
III-3
perpustakaan.uns.ac.id
B.
digilib.uns.ac.id
Perencanaan Perencanaan
merupakan
“zerofase”
dalam
tahap
perancangan
produk. Output dari fase perencanaan adalah pernyataan misi proyek, yang merupakan input yang dibutuhkan untuk memulai tahap pengembangan konsep dan menjadi petunjuk pengembangan produk lebih lanjut. C.
Pengembangan Konsep Prototipe
Sebagai Alternatif Solusi
Permasalahan Tahapan pengembangan konsep merupakan suatu tahapan yang dilakukan untuk menggali alternatif alternatif konsep yang ada kemudian dilakukan pengembangan sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada pada produk. Alternatif konsep didapatkan dari proses identifikasi kebutuhan
konsumen
akan
rancangan
dan
studi
literatur
mengenai
permasalahan yang muncul. Setelah mendapatkan kebutuhan konsumen, kemudian dilakukan pencarian literatur yang sesuai untuk permasalahan sebagai alternatif solusi dari penyelesaian kebutuhan konsumen tersebut berupa penerapan konsep reflektor dan lapisan kaca ganda pada kotak pengumpul panas. Dalam penelitian ini, konsep yang terpilih adalah konsep reflektor dan lapisan kaca ganda berdasar pada studi literatur sehingga tidak ada alternatif pengembangan konsep. Alternatif yang ada pada penelitian ini menyangkut pada detail rancangan seperti posisi reflektor dan material penyusun lapisan kaca ganda. D.
Perancangan Tingkat Sistem Pada tahapan perancangan Tingkat Sistem, dilakukan perancangan
yang
mencakup
gambaran
umum desain produk
untuk
memperjelas
fungsional produk sesuai dengan konsep yang telah dikembangkan. Dalam perancangan
tingkat
sistem,
akan terlihat gambaran umum mengenai
mekanisme kerja konsep rancangan alat yang biasanya mempunyai output mencakup tata letak, bentuk produk, spesifikasi secara fungsional dari produk. E.
Perancangan Tingkat Detail Pada fase perancangan detail, mencakup mengenai spesifikasi
produk secara lengkap dari bentuk, material, dan toleransi toleransi dari commit to user
III-4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
seluruh komponen pada produk. Pada perancangan tingkat detail, terdapat beberapa alternatif yaitu mengenai posisi reflektor dan alternatif pemilihan material penyusun alat. Output dari fase ini adalah berupa gambaran rincian yang dapat berupa file komputer dari software CAD. F.
Pembuatan Prototipe Tahap
pembuatan prototipe
merupakan tahapan dilakukannya
pembuatan rancangan produk yang telah dikembangkan dari segi konsep hingga sistemnya. Dalam penelitian ini, prototipe dibuat dengan ukuran dan fungsionalitas yang sama dengan alat yang akan dihasilkan dengan tujuan dapat dilakukan tahapan selanjutnya berupa pengujian dan perbaikan. G.
Pengujian Konsep Fase pengujian prototipe dilakukan untuk mengetahu performa dari
rancangan
yang
telah
dikembangkan.
Pengujian
rancangan
kotak
pengumpul panas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar temperatur udara panas yang dihasilkan oleh alat
serta besarnya energi kalor yang
dihasilkan rancangan. Rancangan alat kotak pengumpul panas memerlukan waktu untuk setting alat, sehingga dalam pengamatan tidak dilakukan randomisasi dengan adanya asumsi bahwa temperatur awal kotak pengering sama dengan temperatur luar dan kondisi cuaca selama pengamatan dianggap seragam Tabel 3.1 Teknis Pengamatan Variabel dependen
Variabel Independen Level Covarian Penggunaan reflektor Menggunakan Temperatur luar Temperatur aliran udara Penggunaan double glazing Tidak menggunakan Temperatur kaca Randomisasi Perlakuan Hari Single Glazing 1 Single Glazing 2 Single Glazing 3 Single Glazing with Reflector 4 Single Glazing with Reflector 5 Single Glazing with Reflector 6 Double Glazing 7 Double Glazing 8 Double Glazing 9 Double Glazing with Reflector 10 Double Glazing with Reflector 11 commit to user Double Glazing with Reflector 12
III-5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 3.2 Desain Eksperimen Perlakuan Single Glazing Double Glazing Single Glazing Double Glazing With Reflector with Reflector
Perulangan Temperatur I Temperatur II Temperatur III
Pengukuran temperatur udara hasil pemanasan dilakukan pada bagian
connector
kotak
pengumpul
panas.
Pengujian
dilakukan
menggunakan uji eksperimen dengan beberapa perlakuan yaitu diawali pengujian mengenai performa konsep dasar single glazing,
penerapan
konsep reflektor dan double glazing, dan kombinasi dari kedua konsep tersebut. Variabel respon / dependen dari pengujian ini adalah besarnya temperatur aliran udara yang dihasilkan kotak pengumpul panas. Variabel independen dari pengujian adalah penggunaan reflektor, dan penggunaan lapisan kaca ganda. Sedangkan level dari pengujian ini ditentukan yaitu menggunakan dan tidak menggunakan dengan covarian
temperatur udara
luar dan temperatur kaca. Pengamatan dilakukan selama 12 hari mulai dari tanggal 7 maret 2016 sampai dengan 18 maret 2016. Dengan pengujian itu, kemudian akan diketahui peningkatan performa setelah pengaplikasian konsep yang kemudian dilakukan uji ANOVA untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari penerapan konsep yang telah dipilih. 3.2.2 Analisis dan Interpretasi Hasil Setelah didapatkan data dari pengolahan yang telah dilakukan, kemudian dilakukan analisis dan interpretasi hasil dari perancangan alat pengering tersebut. Analisis dilakukan dengan melihat performansi alat apakah sudah sesuai dengan tujuan awal dan memenuhi kebutuhan dari pengguna yaitu petani biofarmaka di Karanganyar. 3.2.3 Kesimpulan dan Saran Penarikan
kesimpulan
dilakukan
dengan
menghasilkan
rancangan
pengembangan alat pengering simplisia menggunakan energi panas paparan sinar matahari
serta hasil analisis dari pengujian prototipe. Kemudian saran diberikan
untuk memberikan pandangan kepada penelitian selanjutnya dan aplikasi dari commit to user rancangan alat yang akan digunakan oleh pengguna yaitu para petani biofarmaka.
III-6