BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dalam tugas akhir ini secara umum adalah sebagai berikut
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
3.2 Bahan dan Peralatan Bahan yang digunakan dalam percobaan adalah : 1. Fe2O3 analytical grade 2. CaO 3. Al2O3 4. Etanol
Peralatan yang digunakan dalam percobaan adalah : 1. Gelas kimia
28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
2. Ultrasonic cleaner 3. Pengaduk 4. Neraca analitik 5. High Energy Milling 6. Mortar dan penumbuk 7. Jangka Sorong 8. Tungku 9. Dies 10. Alat Kompaksi Hidrolik 11. Permagraph Magnetometer
3.3 Perhitungan Komposisi Awal
Tabel 3.1 Berat Atom Unsur
No
Elemen
Berat Atom
1
O
15.9994
2
Ca
40.08
3
Al
26.9815
4
Fe
55.847
Tabel 3.2 Berat Molekul Oksida Sampel
No
Elemen
Berat Molekul
1
CaO
56.0794
2
Al2O3
101.9612
3
Fe2O3
159.6922
Perbandingan molar molekul oksida penyusun antara CaO:Al2O3:Fe2O3 adalah 1:2:4 Perbandingan tersebut didapatkan dari reaksi stoikiometri solid solution yang akan terjadi berikut ini:
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3CaO + 6 Al2O3 + 12 Fe2O3 Æ 2CaFe12O19 +CaAl12O19 CaO + 2 Al2O3 + 4 Fe2O3 Æ 2/3CaFe12O19 + 1/3 CaAl12O19 CaO + 2 Al2O3 + 4 Fe2O3 Æ CaAl4Fe8O19 Maka komposisi penyusunnya adalah:
misalkan didalam 100 gr campuran Dengan Mr CaAl4Fe8O19 = 898.7706 Mol CaAl4Fe8O19 = 100/898.7706 = 0.1113 Kadar mol pereaksi = Mol CaO =1/1 x 0.1113 = 0.1113 mol Mol Al2O3 = 2/1 x 0.1113 = 0.2226 mol Mol Fe2O3 = 4/1 x 0.1113 = 0.4452 mol
Berat masing masing pereaksi Berat CaO = 0.1113 x 56.0794
= 6.2416 gr
Berat Al2O3 = 0.2226 x 101.9612 = 22.6966 gr Berat Fe2O3 = 0.4452 x 159.6922 = 71.0950 gr Jumlah
=100.0332 gr
kemurnian masing – masing pereaksi : CaO = 97 % Al2O3 = 98 % Fe2O3 = 99 %
Berat masing – masing pereaksi disesuaikan dengan kemurnia masing – masing CaO = 6.2416 x 100/97
= 6.4346 gr
Al2O3 = 22.6966 x 100/98 = 23.1598 gr Fe2O3 = 71.0950 x 100/99 = 71.8131 gr Jumlah
= 101.4075 gr
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Persentase masing – masing pereaksi = CaO =
6.4346 × 100 o o 101.4075
= 6.34529%
Al2O3 =
23.1598 × 100 o o = 22.83835% 101.4075
Fe2O3 =
71.8131 × 100 o o = 70.81636% 101.4075
Formula takaran : CaO = 6.34529 % x Berat campuran Al2O3 = 22.83835% x Berat campuran Fe2O3 = 70.81636% x Berat campuran
31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.4 Prosedur Percobaan Secara umum prosedur pembuatan serbuk CaAl4Fe8O19 adalah sebagai berikut
Gambar 3.2 Skema Percobaan
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.4.1 Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku ini termasuk didalamnya adalah menakar masing – masing oksida sehingga sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Yaitu dengan perbandingan CaO:Al2O3:Fe2O3 = 1:2:4
3.4.2 milling
Setelah bahan baku disiapkan, maka seluruhnya dicampur dan diaduk hingga merata. Kemudian campuran oksida ini dimilling menggunakan high energy milling dengan medium etanol.
3.4.3 kalsinasi
Oksida yang telah dicampurkan diatas, dipanaskan pada proses kalsinasi awal di temperatur 1000 0C selama 100 jam untuk memicu reaksi penyeragaman fasa dan pembentukan fasa ferrite. Kemudian serbuk dipanaskan lagi pada temperatur 1200
0
C untuk
menyempurnakan proses kalsinasi awal. Proses kalsinasi lanjutan serbuk ini dibagi menjadi dua yaitu didalam vakum dan tanpa vakum. Untuk melihat pengaruh proses kalsinasi dengan kondisi vakum terhadap pembentukan fasa ferrite.
Gambar 3.3 Sampel yang di kalsinasi dengan atmosfir udara
33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Setiap selesai proses kalsinasi serbuk yang dihasilkan berbentuk gumpalan kasar dan harus di haluskan dengan mortar dengan medium alkohol untuk dapat mengkarakterisasi hasil penyeragaman fasa yang telah terjadi. T
1000 0C, 100 jam
1200 0C 1 Jam
T
t
t
Gambar 3.4 Kurva Proses Kalsinasi Serbuk
Gambar 3.5 Sampel yang di kalsinasi pada atmosfir vakum dan dialiri gas argon
Sampel yang akan dikalsinasi dengan kondisi vakum dimasukkan kedalam tabung yang terbuat dari gelas kuarsa (SiO2) yang kemudian divakum sambil dialirkan gas argon, kemudian ditutup menggunakan api dengan bahan bakar hidrogen. Berdasarkan proses kalsinasi sampel yang dikarakterisasi dibedakan menjadi tiga macam: Tabel 3.3 Sampel yang di Karakterisasi
No
Waktu
Temperatur Kalsinasi (0C)
Atmosfir kalsinasi
1
1000
udara
100
2
1200
vakum
1
3
1200
vakum
1
Sampel
(Jam)
34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.5 Pengujian Sifat magnet
Menggunakan Permagraph MPS EP2/100053.
3.5.1 Persiapan Sampel Berbentuk Ring
Oleh karena tidak adanya peralatan yang dapat mengukur hysteresis dari sampel berbentuk serbuk, serbuk CaAl4Fe8O19 dikompaksi terlebih dahulu menjadi sampel berbentuk ring dengan menggunakan mesin single action press, dan langsung dikarakterisasi menggunakan permagraph magnetometer.
a
e
b
c
d
f
g
h
Gambar 3.6 Tahapan pembuatan sampel ring (Telkoma LIPI Bandung) a. Persiapan dies b. Pengisian serbuk c. Dies penekan dipasang d. Proses Kompaksi e. Sample dikeluarkan g. Sampel hasil kompaksi h. Permagraph
Gambar 3.7 Serbuk hasil kompaksi
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.5.2 Pengujian Sifat Magnet
Sifat magnet diukur dengan menggunakan alat bernama Permagraph yang hasilnya berupa kurva hubungan antara induksi magnetik dan magnetisasi dengan medan magnet.
36